PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK Hakikat M

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan pada setiap individu berlangsung terus menerus dan tidak dapat
diulang kembali. Setiap individu pasti mengalami suatu tahapan pertumbuhan (masa)
dalam hidupnya, salah satunya adalah masa remaja. Masa remaja merupakan masa yang
dapat dikatakan masa yang paling indah, karena pada masa ini remaja mulai merasakan
hal baru pada dirinya, berkaitan dengan fisik maupun psikisnya. Namun, masa remaja
juga merupakan masa yang rentan terhadap perbuatan-perbuatan yang kurang baik. Hal
ini dapat diakibatkan karena mereka suka mencoba hal-hal baru yang belum tentu semua
itu baik untuk mereka.
Pada masa remaja terjadi perubahan-perubahan fisik, baik yang bersifat
struktural maupun fungsinya yang berbeda antara remaja laki-laki dan remaja
perempuan. Gejala-gejala perubahan fisik remaja muncul ketika anak mulai memasuki
masa awal remaja, dimana perubahan tersebut hampir selalu disertai dengan perubahan
sikap dan perilaku. Perubahan tersebut merupakan salah satu dampak dari pengalaman
yang belum pernah dirasakannya. Hal ini menyebabkan sering terjadinya permasalahan
ataupun ketidakseimbangan pada diri remaja. Ketidakseimbangan inilah yang dapat
memengaruhi pendidikan. Oleh sebab itu makalah ini disusun untuk mengetahui dampak
dari pertumbuhan fisik remaja dan implikasinya terhadap pendidikan.


B. Rumusan Masalah
1. Apa yang disebut dengan pertumbuhan fisik remaja?
2. Apa saja bentuk-bentuk perubahan fisik remaja?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik remaja?
4. Apa pengaruh pertumbuhan fisik terhadap tingkah laku remaja?
5. Apa saja upaya pertumbuhan fisik remaja dan implikasinya terhadap pendidikan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pertumbuhan fisik remaja.

1

2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk perubahan fisik remaja.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik remaja.
4. Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan fisik terhadap tingkah laku remaja.
5. Untuk mengetahui upaya pertumbuhan fisik remaja dan implikasinya terhadap
pendidikan.

2

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Pertumbuhan Fisik Remaja
Pertumbuhan diartikan sebagai suatu penambahan dalam ukuran bentuk, berat
atau ukuran dimensif tubuh serta bagian-bagiannya” (Mappiare, 1982:43). Pertumbuhan
fisik remaja merupakan pertumbuhan yang paling pesat. Remaja tidak hanya tumbuh dari
segi ukuran (semakin tinggi atau semakin besar), tetapi juga mengalami kemajuan secara
fungsional, terutama organ seksual atau “pubertas”. Hal ini ditandai dengan datangnya
mensturasi pada perempuan dan mimpi basah pada laki-laki.
Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan fisik secara kuantitatif yang
menyangkut peningkatan ukuran dan struktur biologis. Pertumbuhan adalah perubahan
secara fisiologis sebagai hasil proses pematangan fungsi dalam perjalanan waktu tertentu
(Fatimah, 2010:41). Pertumbuhan ini meliputi perubahan yang bersifat internal maupun
eksternal.

Pertumbuhan

internal

meliputi


perubahan

ukuran

alat

pencernaan,

bertambahnya ukuran besar dan berat jantung dan paru-paru, bertambah sempurna sistim
kelenjar kelamin, dan berbagai jaringan tubuh. Adapun perubahan eksternal meliputi
bertambahnya tinggi badan, bertambahnya lingkar tubuh, perbandingan ukuran panjang
dan lebar tubuh, ukuran besarnya organ seks, dan munculnya atau tumbuhnya tandatanda kelamin sekunder. Remaja putri bertumbuh demikian cepat meninggalkan
pertumbuhan remaja pria.
B. Bentuk-bentuk Perubahan Fisik Remaja
Adapun perubahan-perubahan fisik yang penting dan terjadi pada masa remaja
adalah:
1. Perubahan ukuran tubuh
Irama pertumbuhan fisik berubah menjadi cepat sekitar dua tahun sebelum anak
mencapai taraf kematangan alat kelaminnya. Setahun sebelum pematangan ini, anak
akan bertambah :

a. Tinggi badan tumbuh cepat tinggi 10 samapai 15 cm.
b. Berat badan bertambah berat 5 sampai 10 kg.
c. Anak laki-laki akan mencapai bentuk tubuh orang dewasa pada usia 19 sampai 20
tahun, sedangkan anak perempuan pada usia 18 tahun.
2. Perubahan proporsi tubuh
3

Ciri tubuh yang kurang proporsional pada masa remaja ini tidak sama untuk seluruh
tubuh. Ada pula bagian tubuh yang semakin proporsional. Proporsi yang tidak
seimbang ini akan berlangsung terus sampai seluruh masa puber dilalui sepenuhnya,
sehingga proporsi tubuhnya mulai tampak seimbang menjadi proporsi orng dewasa .
Perubahan ini terjadi, baik di dalam maupun bagian luar tubuh anak.
3.

Ciri kelamin yang utama (seks primer)
Ciri-ciri yang berhubungan langsung dengan reproduksi. Pada masa kanak-kanak,
alat kelamin yang utama belum berkembang secara sempurna. Memasuki masa
remaja, alat kelamin mulai berfungsi, yaitu pada saat ia berumur 14 tahun ketika
pertama kali anak laki-laki mengalami “mimpi basah”. Pada anak perempuan,
indung telurnya mulai berfungsi pada usia 13 tahun, yaitu pada saat pertama kali

mengalami menstrurasi atau haid. Bagian lain dari alat perkembangbiakan pada anak
perempuan saat ini masih belum mampu untuk mampu untuk mengandung. Masa
interval ini disebut sebagai “saat steril” masa remaja.

4.

Ciri kelamin kedua (seks skunder)
Ciri kelamin kedua tidak berhubungan langsung dengan reproduksi. Pada anak
perempuan adalah membesarnya buah dada dan mencuatnya puting susu, pinggul
lebih lebar dar ipada lebar bahu, tumbuh rambut disekitar alat kelamin, tumbuh
rambut di ketiak, dan suara bertambah nyaring. Ciri kelamin kedua pada anak lakilaki adalah tumbuh kumis dan jenggot, nada suara membesar, bahu melebar lebih
besar daripada pinggul, timbul bulu dada dan bulu di sekitar alat kelamin, serta
perubahan jaringan kulit menjadi lebih lebih kasar dan pori-pori membesar. Ciri-ciri
kelamin kedua inilah yang membedakan bentuk fisik anak laki-laki dan perempuan.
Ciri ini pula yang sering menjadi daya tarik antar jenis kelamin. Pertumbuhan
tersebut berjalan seiring dengan perkembangan ciri kelamin yang utama dan
keduanya akan mencapai taraf kematangan pada tahun pertama atau tahun kedua
masa remaja.

C. Faktor-faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Fisik Remaja.

Adapun faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan fisik remaja adalah:
1.

Pengaruh keluarga
Pengaruh keluarga meliputi faktor keturunan maupun faktor lingkungan. Karena
faktor keturunan, seorang anak dapat lebih tinggi atau panjang daripada anak
lainnya, jika ayah dan ibu atau kakeknya tinggi dan panjang.
4

2. Pengaruh gizi
Anak-anak yang memperoleh gizi yang cukup biasanya akan lebih tinggi tubuhnya
dan sedikit lebih cepat mencapai masa remaja dibanding dengan mereka yang
memperoleh gizi buruk.
3. Gangguan emosional
Anak yang sering mengalami gangguan emosional akan mengalami terbentuknya
steroid adrenal yang berlebihan, dan ini akan membawa akibat berkurangnya
pembentukan hormon pertumbuhan di kelenjar pituitari. Bila terjadi hal demikian,
pertumbuhan awal remajanya akan terhambat dan tidak tercapai berat tubuh yang
seharusnya.
4. Jenis kelamin

Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat daripada anak perempuan,
kecuali pada usia antara 12 dan 15 tahun. Anak perempuan biasanya akan sedikit
lebih tinggi dan lebih berat daripada anak laki-laki. Terjadi perbedaan berat dan
tinggi tubuh ini karena bentuk tulang dan otot pada anak laki-laki memang berbeda
dari anak perempuan.
5. Status sosial ekonomi
Anak-anak yang berasal dari keluarga dengan status ekonomi rendah, cenderung
lebih kecil daripada anak yang berasal dari keluarga yang status sosial ekonominya
tinggi. Keluarga yang kaya akan dapat memenuhi kebutuhan primer anak-anaknya.
Begitu juga sebaliknya.
6. Kesehatan
Kurangnya perawatan kesehatan akan menyebabkan anak mudah terserang penyakit.
Cara makan yang salah dalam arti makan tanpa memerhatikan keseimbangan gizi
dan vitamin juga dapat menyebabkan tubuh menjadi sakit.
7. Pengaruh bentuk tubuh
Anak yang bentuk tubuhnya mesomorf akan lebih besar daripada yang endomorf
atau eksomorf, karena memang mereka lebih gemuk dan berat.
D. Pengaruh Perubahan Fisik
Anak-anak remaja itu perlu mengadakan penyesuaian tingkah laku dan
dukungan dari pihak lain dan orang tua. Perubahan fisik selalu disertai oleh perubahan

sikap dan perilaku. Masa ini sering dinamakan sebagai masa negatif atau masa
5

pancaroba. Pada saat irama pertumbuhan sedikit lambat dan perubahan tubuhnya telah
sempurna maka akan terjadi keseimbangan kembali. Meskipun pengaruh pubertas
terhadap remaja berbeda-beda, cara mereka melampiaskan gangguan ketidakseimbangan
itu hampir sama. Beberapa bentuk pelampiasan yang dapat terlihat adalah ia menjadi
mudah tersinggung, sangat pemalu, ada kecenderungan menarik diri dari keluarga atau
teman, lebih senang menyendiri, menentang otorita orang tua dan guru, mendambakan
kemandirian, sangat kritis terhadap orang lain, tidak suka melakukan tugas di rumah
ataupun di sekolah, dan sangat tampak bahwa dirinya tertekan dan tidak bahagia.
Karena sedang terjadi perubahan beberapa kelenjar pertumbuhan yang
menyebabkan terjadinya perubahan dalam bentuk ukuran tubuhnya, anak-anak remaja ini
secara fisik sering merasa sangat tidak nyaman, sering mengeluh, gelisah, nafsu makan
berkurang, mengalami gangguan pencernaan, sakit kepala, sakit punggung, dan
sebagainya karena tubuhnya bertambah besar dan panjang. Gangguan ini lebih banyak
menghinggapi anak perempuan daripada anak laki-laki. Pengaruh ketidaknyamanan pada
masa remaja yang paling menetap adalah dalam hal penyimpangan kematangan
kelaminnya. Perkembangan kehidupan kelamin yang tidak wajar ini akan menimbulkan
pengaruh pada anak laki-laki dan juga pada anak perempuan, bahkan pengaruh itu tidak

hanya terjadi di masa remaja, tetapi dapat berlanjut lebih lama lagi. Bagi anak laki-laki
yang mengalami perkembangan kelamin lebih awal, secara sosial lebih menguntungkan,
sedangkan bagi anak perempuan tidak sedemikian halnya tinggi, berat, dan kekuatan
tubuh yang jauh melebihi teman sebayanya bagi anak laki-laki akan dapat meningkatkan
citra dirinya di depan teman sebayanya dari kedua jenis kelamin. Sebaliknya, bila
kematangan kelamin ini terlalu cepat terjadi pada anak gadis, ia akan memperoleh
sebutan atau label yang tidak menyenangkan. Keadaan ini sering menimbulkan pengaruh
buruk pada anak perempuan yang termasuk lambat dalam kematangan kelaminnya, ia
akan kehilangan kesempatan untuk menaikkan citra dirinya, merasa kurang dihargai, dan
sering diabaikan. Perubahan yang terjadi, yaitu:
1. Ingin menyendiri
Hal ini timbul pada usia 12 sampai 13 tahun. Dia ingin mengasingkan dirinya dengan
yang lain, salah satunya mengalami pertengkaran dengan temannya.
2. Bosan
Anak dalam masa pubertas merasa bosan dengan apa yang dulu disenangi. Misalnya:
permainan, pekerjaan, bahkan ia akan menolak mengerjakan apa yang dulu disenangi
dengan senang hati.
6

3. Inkoordinasi

Pesatnya pertumbuhan dan ketidakseimbangan antara pertumbuhan fisik remaja
dengan perkembangan psikologis yamg akan mempengaruhi pola koordinasi gerak
sehingga selama beberapa waktu anak puber akan merasa janggal dan kaku,
koordinasi tersebut akan kembali membaik secara bertahap setelah masa puber
berakhir. Contohnya menstruasi pada perempuan.
4. Antagonis sosial
Anak puber mempunyai kebiasaan untuk menunjukkan sikap menentang kehendak
orang lain. Dia memberikan kesan, bahwa dia selalu ingin meniadakan kesenangan
orang lain.
5. Emosi yang meninggi
Remaja seringkali tidak bisa mengontrol emosinya. Mereka sering menganggap
dirinya yang paling benar. Hal ini lebih banyak dialami perempuan pada saat
mengalami menstruasi (datang bulan).
6. Hilangnya kepercayaan diri
Remaja selalu merasa tidak pasti mengenai apakah dia mampu ataukah tidak
mengerjakan suatu hal. Inilah yang memubuat remaja menolak jika disuruh
melakukan sesuatu.
7. Terlalu sederhana
Remaja selalu memperhatikan penampilannya. Mereka sering bercermin dan selalu
takut penampilannya terlalu berlebihan. Oleh karena itu mereka selalu ingin menjadi

sesederhana mungkin.
E. Upaya Pembimbing Mengatasi Masalah Pertumbuhan Fisik Yang Dialami Remaja
1. Menjaga kesehatan badan.
Kebiasaan hidup sehat, bersih, dan olahraga secara teratur akan dapat membantu
menjaga kesehatan pertumbuhan tubuh. Sebab kesehatan sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan fisik.
2. Memberi makanan yang baik.
Makanan yang baik ialah makanan yang banyak mengandung gizi, segar, sehat, dan
tidak tercemar oleh kotoran atau penyakit. Baik buruknya makanan akan menentukan
pula pertumbuhan anak.

7

Implikasinya bagi pendidikan adalah perlunya memperhatikan faktor berikut:
1. Menyediakan sarana dan prasarana
Faktor sarana dan prasarana ini jangan sampai menimbulkan gangguan kesehatan
pada anak. Misalnya ruangan kelas, tempat duduk dan meja, dan sebagainya.
2. Waktu istirahat
Istirahat sangat dibutuhkan untuk menghilangkan rasa lelah dan mengumpulkan
tenaga baru, istirahat yang cukup sangat diperlukan.
3. Diadakannya jam olahraga bagi siswa
Pelajaran olahraga sangat penting bagi pertumbuhan fisik anak karena dengan
olahraga yang dijadwalkan secara teratur oleh sekolah berarti pertumbuhan fisik anak
akan memperoleh stimulasi secara teratur pula.
Permasalahan dalam pertumbuhan fisik sering disebabkan karena perasaan dan
pikiran mengenai fisiknya. Remaja yang banyak perhatiannya terhadap kehidupan
kolektif, perilakunya akan banyak dipengaruhi oleh perilaku kelompoknya. Kelompok
remaja dapat terbentuk di sekolah seperti kelompok tim olahraga, tim kesenian, pramuka,
dan sebagainya. Kegiatan tersebut dapat memupuk pertumbuhan fisik remaja. Namun
kadang kala remaja juga dapat terjerumus dalam suatu kelompok yang membuat mereka
menjadi remaja yang tidak baik menurut pandangan keluarga maupun masyarakat,
biasanya kegiatan yang bernilai negatif tersebut seperti ngebut, begadang, miras, dan
semacamnya yang mengganggu kesehatannya. Oleh karena itu, pengembangan program
kelompok remaja ke arah kegiatan yang bernilai positif oleh para guru di sekolah
merupakan upaya positif untuk membantu para remaja dalam pertumbuhan fisik mereka.
Pengembangan kegiatan pramuka, penyelenggaraan senam kesegaran jasmani,
dan pembiasaan hidup bersih perlu diprogram sebagai kegiatan ko-kurikuler dan
ekstrakurikuler di sekolah menengah. Pembentukan kelompok atas bimbingan guru
merupakan kegiatan yang dapat membentuk mereka untuk belajar secara bertanggung
jawab. Maka pada saat pembentukan kelompok belajar atas bimbingan guru dan atau
orang tua, sesungguhnya mereka telah membentuk remaja untuk belajar teratur dan
bertanggung jawab. Di samping itu, baik guru maupun orang tua perlu membantu remaja
agar memahami keadaan fisik dan perubahan-perubahan yang dialami remaja.

8

BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pertumbuhan fisik remaja merupakan pertumbuhan yang paling pesat. Remaja
tidak hanya tumbuh dari segi ukuran (semakin tinggi atau semakin besar), tetapi juga
mengalami kemajuan secara fungsional, terutama organ seksual atau “pubertas”. Adapun
perubahan-perubahan fisik yang penting dan terjadi pada masa remaja meliputi;
perubahan ukuran tubuh, perubahan proporsi tubuh, ciri kelamin utama, ciri kelamin
kedua. Penyebab perubahan fisik pada remaja adalah adanya dua kelenjar yang menjadi
aktif bekerja dalam sistim endoktrin. Yaitu kelenjar pituitari yang terletak di dasar otak
mengeluarkan dua macam hormon yang erat hubungannya dengan perubahan masa
remaja. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik remaja adalah pengaruh keluarga,
pengaruh gizi, gangguan emosional, jenis kelamin, status sosial ekonomi, kesehatan,
pengaruh bentuk tubuh, dan lingkungan.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja sering memengaruhi sikap
dan perilaku remaja itu sendiri, seperti ingin menyendiri, bosan, inkoordinasi, antagonis
sosial, emosi yang meninggi, hilangnya kepercayaan diri, dan terlalu sederhana.Upaya
untuk pertumbuhan remaja meliputi memberi makanan yang baik dan menjaga kesehatan
badan. Kegiatan bernilai posotif seperti olah raga, pramuka, dan seni dapat memupuk
pertumbuhan fisik remaja, serta pembentukan kelompok belajar. Implikasinya bagi
pendidikan adalah perlunya menyediakan sarana dan prasarana, waktu istirahat, dan
diadakannya jam olahraga bagi siswa.
B. Saran
Dalam upaya untuk membantu percepatan pertumbuhan fisik remaja,
diharapkan adanya sarana dan prasarana yang mendukung, baik di sekolah maupun di
rumah. Selain itu adanya pengawasan orang tua dan pihak sekolah.

9

DAFTAR PUSTAKA
Fatimah, Enung. 2006. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik). Bandung:
C.V. Pustaka Setia.
Hurlock, E. B. 1990. Psikologi Perkembangan. Alih Bahasa Isawidayanti dan Soedjarwo.
Jakarta: Erlangga.
Mappiare , Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.
Susilowindradini. 1990. Psikologi Perkemangan Remaja.Surabaya: Usaha Nasional.
Fitri, Azalia. Pertumbuhan Fisik Remaja, (online),
http://www.scribd.com/doc/28552879/PERTUMBUHAN-FISIK-REMAJA,

10

Dokumen yang terkait

AN ALIS IS YU RID IS PUT USAN BE B AS DAL AM P E RKAR A TIND AK P IDA NA P E NY E RTA AN M E L AK U K A N P R AK T IK K E DO K T E RA N YA NG M E N G A K IB ATK AN M ATINYA P AS IE N ( PUT USA N N O MOR: 9 0/PID.B /2011/ PN.MD O)

0 82 16

Anal isi s L e ve l Pe r tanyaan p ad a S oal Ce r ita d alam B u k u T e k s M at e m at ik a Pe n u n jang S MK Pr ogr a m Keahl ian T e k n ologi , Kese h at an , d an Pe r tani an Kelas X T e r b itan E r lan gga B e r d asarkan T ak s on om i S OL O

2 99 16

GAMBARAN PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN STIMULASI PERKEMBANGAN : KEMANDIRIAN DAN SOSIALISASI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) Di Wilayah Kerja Puskesmas Pandanwangi Malang Tahun 2015

0 51 18

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

Memburu Noordin M Top, Polri Jangan Ego

0 31 2

ANALISIS PERKEMBANGAN USAHA ANGGOTA PENERIMA KREDIT PADA KOPERASI SERBA USAHA KARYA USAHA SEJAHTERA KECAMATAN SEMPU KABUPATEN BANYUWANGI

0 20 6

PERKEMBANGAN YAYASAN PERGURUAN ISLAM DARUL HIKMAH DI JATILUHUR BEKASI 1997.2010

0 50 151

Modul TK E 2016 150 hlm edit Tina M imas

2 44 165

LEGALITAS UNDIAN BERHADIAH DAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PESERTA UNDIAN SIGERMAS (Studi pada PT. Bank Lampung)

8 70 31

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING PADA PESERTA DIDIK KELAS IV SD NEGERI 3 NEGERI SAKTI KABUPATEN PESAWARAN T.P 2012-2013

2 28 44