Prakt 2016 REK LALU LINTAS Form Laporan.
LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA LALULINTAS
RUAS JL.WENDIT BARAT
PAKIS KAB. MALANG
Disusun Oleh
KELOMPOK 11
Pupud Ambar Rukmana
Hendar Purbaya
Sari Putri Amanda
Andika Dwi Permana
Ganang Sandy Nugroho
Hamdan Farouk
Inggied Victoriza P
Isti Asprilia Afhami
Eka Sadria Dwi Zulhaj
Anggi Prana Dhianti
Khoirin Nissa
Yudhistira Ramadhan
201410340311006
201410340311038
201410340311042
201410340311067
201410340311143
201410340311144
201410340311172
201410340311175
201410340311190
201410340311192
201410340311236
201410340311245
LABORATORIUM TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
SEMESTER GENAP 2015/2016
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA LALULINTAS
RUAS JL. WENDIT BARAT – PAKIS KAB. MALANG
Disusun oleh: Kelompok 11
Pupud Ambar Rukmana
Hendar Purbaya
Sari Putri Amanda
Andika Dwi Permana
Ganang Sandy Nugroho
Hamdan Farouk
Inggied Victoriza P
Isti Asprilia Afhami
Eka Sadria Dwi Zulhaj
Anggi Prana Dhianti
Khoirin Nissa
Yudhistira Ramadhan
201410340311006
201410340311038
201410340311042
201410340311067
201410340311143
201410340311144
201410340311172
201410340311175
201410340311190
201410340311192
201410340311236
201410340311245
Laporan ini telah disusun sebagai salah satu syarat untuk kegiatan Praktek Kerja
Nyata (PKN) di Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Malang
Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh
Pada ………………………………………..
Mengetahui/mengesahkan,
Kepala Laboratorium,
Dosen Pembimbing,
2
Ir. Khoirul Abadi, MT.
Ir. Andi S.A, MT.
RUAS JALAN PERKOTAAN (URBAN ROAD)
A. HASIL PENGUKURAN
1. Nama Ruas Jalan
: Jl. Wendit Barat - Pakis Kab. Malang
2. Tipe ruas jalan*
: (a) Tak terbagi
(Dikarenakan tidak ada pembatas jalan)
3. Kondisi Lingkungan
: (a) Permukiman
4. Titik A (awal studi): STA A 0 + 000
5. Titik F (akhir studi)
: STA F + 600 m
6. Panjang ruas jalan (yang ditinjau) : 600 Meter
(Gambar 1 Lay Out Ruas Jl. Wendit Barat – Pakis Kab.Malang)
7. Lebar ruas jalan ()
STA C 0 + 200.00 : Lebar perkerasan 7.30 meter, lebar bahu/trotoar
kiri 2.17 meter, lebar bahu/trotoar kanan 5.10 meter, Lebar jalur lalu
lintas 7.30 meter. (Gambar 2.1 Penampan Melintang Jalan Wendhit
Barat STA C 0+200)
STA D 0 + 300.00 : Lebar perkerasan 7.70 meter, lebar bahu/trotoar
kiri 1.8 meter, lebar bahu/trotoar kanan 3.30 meter, Lebar jalur lalu
lintas 7.70 meter. (Gambar 2.2 Penampan Melintang Jalan Wendhit
Barat STA D 0+ 300)
STA F 0 + 600.00 : Lebar perkerasan 7.25 meter, lebar bahu/trotoar
kiri 2.80 meter, lebar bahu/trotoar kanan 2.38 meter, Lebar jalur lalu
lintas 7.25 meter. (Gambar 2.3 Penampan Melintang Jalan Wendhit
Barat STA F 0+600)
8. Arus lalulintas*
: Dua arah
9. Volume arus lalu lintas
Lokasi pengukuran volume arus lalu lintas di titik F pada STA 0 + 600.00
Volume arus lalu lintas yang diukur dibedakan menurut jenis kendaraan, yaitu
kendaraan ringan (LV – Light Vehicle), kendaraan berat (HV – Heavy Vehicle)
dan sepeda motor (MC – Motor cycle). Pengukuran volume arus lalu lintas
dilakukan dengan periode 15 menitan pada hari Sabtu tanggal 14 Mei 2016
3
pukul 11.00-12.00 WIB. Hasil pengukuran volume arus lalu lintas disajikan
pada tabel 1.
Tabel 1 Volume Arus Lalu Lintas (kendaraan/15 menit)
Arah A – F
Arah F – A
Kend.
Jam
Kend. Kend. Sepeda
tak
ringan Berat motor bermot
Jumlah
Kend. Kend.
ringan berat
or
Seped
a
motor
Kend.
tak
bermot
Total
Jumlah (kend.)
or
11.00 – 11.15
103
14
373
490
244
8
383
635
1125
11.15 – 11.30
115
8
392
515
181
7
304
492
1007
11.30 – 11.45
105
11
433
549
158
10
325
493
1042
11.45 – 12.00
121
9
485
615
100
7
371
478
1093
12.00 – 12.15
103
21
398
522
122
5
368
495
1017
12.15 – 12.30
95
13
350
458
146
8
369
523
981
12.30 – 12.45
103
11
380
494
180
14
336
530
1024
12.45 – 13.00
104
10
432
546
166
14
383
563
1109
13.00 – 13.15
107
8
386
501
165
8
343
516
1017
13.15 – 13.30
111
9
341
461
169
11
329
509
970
13.30 – 13.45
86
7
391
484
113
9
360
482
966
13.45 – 14.00
105
10
345
460
124
11
357
492
952
10. Aktifias Samping
Pengukuran kejadian-kejadian yang berkait dengan hambatan samping,
diambil di sepanjang ruas jalan ± 200 meter (STA. D + 400.00 s.d. STA. F +
600.00) pada waktu yang bersamaan dengan pengukuran volume arus lalu
lintas (hari Sabtu tanggal 14 Mei 2016 pukul 11.00-14.00). Hasil pengukuran
tersebut disajikan pada tabel 2.
4
Tabel 2 Frekuensi Kejadian Komponen Hambatan Samping
Total
Arah A – F
Arah F – A
(kejadia
n)
Jam
Pejalan
kaki
Kend. Kend. Kend. Jumlah
Ber
Lam keluar- (kejadi
Henti
bat
masuk
an)
Pejalan
kaki
Jumla
Kend. Kend. Kend.
Ber
Lam keluar-
henti
bat
masuk
h
(kejadi
an)
11.00 – 11.15
3
4
2
11
20
8
3
1
12
24
44
11.15 – 11.30
5
5
4
10
24
6
1
1
3
11
35
11.30 – 11.45
3
8
3
10
24
9
3
6
18
42
11.45 – 12.00
1
5
3
9
18
6
4
10
20
38
12.00 – 12.15
4
2
5
8
19
8
3
5
13
29
48
12.15 – 12.30
1
8
1
6
16
3
1
1
10
15
31
12.30 – 12.45
2
3
1
9
15
2
2
3
6
13
28
12.45 – 13.00
1
4
2
6
13
2
1
2
8
13
26
13.00 – 13.15
1
3
1
5
10
5
3
3
7
18
28
13.15 – 13.30
3
5
3
6
17
3
3
5
11
28
13.30 – 13.45
2
3
2
7
14
4
4
4
14
28
13.45 – 14.00
3
4
1
5
13
5
3
6
14
27
2
11. Pergerakan kendaraan
Kecepatan sesaat (spot speed)
Jarak yang ditinjau = 50 Meter (STA 0 + 575.00 s.d. STA 0 + 625.00)
Hasil pengukuran waktu pergerakan kendaraan disajikan pada tabel 3.
Kecepatan berjalan (running speed)
Jarak yang ditinjau = 400 Meter (STA 0 + 000 s.d. STA 0 + 400.00)
Hasil pengukuran waktu pergerakan kendaraan disajikan pada tabel 3
Kecepatan tempuh (journey speed)
Jarak yang ditinjau = 600 Meter (STA 0 + 000 s.d. STA 0 + 600.00)
(> 500 meter)
5
Hasil pengukuran waktu pergerakan kendaraan disajikan pada tabel 3.
Tabel 3 Waktu (durasi) Pergerakan Kendaraan Berdasar Sesuai Jarak Tempuh
Kend.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
B. ANALISA
Spot-Speed
Running-Speed
Journey-Speed
Jarak 50 meter
Jarak 400 meter
Jarak 600 meter
Waktu Pergerakan
Waktu Pergerakan
Waktu Pergerakan
(detik)
(detik)
(detik)
Arah A – F Arah F – A Arah A - F Arah F - A Arah A – F Arah F - A
04.75
3.25
45.4
42.10
67.06
65.4
5.08
5.69
52.04
24.06
52.3
54.3
7.74
4.75
33.03
37.07
53.3
58.4
04.09
4.70
46.05
32.04
67.7
60.5
05.16
5.35
43.01
32.0
123
48.2
08.30
6.00
48.09
40.06
67.5
56.2
05.81
4.92
48.03
37.05
78.0
75.8
05.84
5.62
40.07
50.02
75.06
64.7
05.12
5.67
45.06
34.07
68.2
75.1
05.20
5.18
44.01
50.01
64.6
90
05.51
4.18
45.01
74.0
64.9
75.1
05.59
5.36
43.0
54.08
62.6
68.9
04.46
5.61
41.07
48.01
64.1
61.1
05.39
5.65
40.04
100.03
71.1
122.3
05.49
7.11
44.03
43.03
64.6
69.7
06.19
5.07
39.04
58.0
63.3
60
03.39
4.75
49.04
41.03
59.4
63
04.65
4.57
49.02
40.0
58.6
62.4
05.87
6.31
55.05
64
86.7
90
06.71
4.65
50.04
49.07
71.4
82.6
1. Menentukan Arus Lalu Lintas Maksimum – Jam Puncak
Untuk mendapatkan volume arus lalu lintas maksimum/jam puncak, terlebih
dahulu sistem satuan volume arus lalu lintas diseragamkan/dikonversikan.
Satuan volume arus lalu lintas kendaraan persatuan waktu dikonversi menjadi
satuan mobil penumpang (smp) persatuan waktu. Konversi dilakukan dengan
cara mengalikan volume arus lalu lintas (kendaraan persatuan waktu) – tabel 1
dengan nilai ekivalen mobil penumpang (emp) - tabel 4.
Tipe ruas Jl. Wendhit Barat dengan Lebar jalur Lalu lintas rata-rata 7.25 m,
serta volume arus lalu lintas kedua arah kendaraan/jam (tabel 1) kurang dari
6
1800 yaitu maka emp untuk kendaraan berat (HV) adalah 1.3 sedangkan emp
untuk sepeda motor (MC) adalah 0.4
Tabel 4 Nilai Ekivalen Mobil Penumpang (emp)
Arus lalu
lintas
Tipe Jalan
LV
HV
MC
0
1
1,3
0,40
> 1050
1
1,2
0,25
0
1
1,3
0,40
> 1100
1
1,2
0,25
0
1
1,3
0,40
≥ 3700
1
1,2
0,25
0
1
1,3
0,50 1)
0,40 2)
≥ 1800
1
1,2
0,35 1)
0,25 2)
(Kend/jam)
Dua Lajur satu arah (2/1) atau
Empat lajur terbagi (4/2D) *)
Tiga lajur satu arah (3/1) atau
Enam lajur terbagi (6/2 D) *)
Empat lajur tak terbagi (4/2 UD)
**)
Dua lajur tak terbagi (2/2 UD)
**)
Keterangan: *) Arus lalu lintas per jalur
1)
Lebar jalur Lalu lintas Wc ≤ 6 m.
2)
Emp
**)
Arus lalu lintas total dua arah
Lebar jalur Lalu lintas Wc > 6 m.
Sumber : Direktorat Jenderal Bina Marga (1997)
7
Hasil konversi sistem satuan volume arus lalu lintas menjadi smp persatuan
waktu dikemukakan pada tabel 5.
Tabel 5 Volume Arus Lalu Lintas (smp/satuan waktu)
Arah A – F
Jam
Kend. Kend. Sepeda
ringan berat
motor
Arah F – A
Jumlah
(smp/ 15
menit)
Kend. Kend. Sepeda
Ringan Berat motor
Total
Total
(smp/
(smp/
15menit)
jam)
Jumlah
(smp/ 15
menit)
11.00 – 11.15
103
16.8
93.25
213.05
244
9.6
95.75
349.35
562.4
11.15 – 11.30
115
9.6
98
222.6
181
8.4
76
265.4
488
11.30 – 11.45
105
13.2
108.25
226.45
158
12
81.25
251.25
477.7
11.45 – 12.00
121
10.8
121.25
253.05
100
8.4
92.75
201.15
454.2
1982.3
12.00 – 12.15
103
25.2
99.5
227.7
122
6
92
220
447.7
1867.6
12.15 – 12.30
95
15.6
87.5
198.1
146
9.6
92.25
247.85
445.95
1825.55
12.30 – 12.45
103
13.2
95
211.2
180
16.8
84
280.8
492
1839.85
12.45 – 13.00
104
12
108
224
166
16.8
95.75
278.55
502.55
1888.2
13.00 – 13.15
107
9.6
96.5
213.1
165
9.6
85.75
260.35
473.45
1913.95
13.15 – 13.30
111
10.8
85.25
207.05
169
13.2
82.25
264.45
471.5
1939.5
13.30 – 13.45
86
8.4
97.75
192.15
113
10.8
90
213.8
405.95
1853.45
13.45 – 14.00
105
12
86.25
203.25
124
13.2
89.25
226.45
429.7
1780.6
Berdasar rincian tabel 5, diketahui volume arus lalulintas maksimum kedua
arah 1982.3 smp/jam, terjadi pada pukul 11.45 – 12.00
Dengan demikian jam puncak arus lalulintas adalah pukul 11.45 – 12.00
8
2. Menentukan Kelas Hambatan Samping Pada Arus Lalu Lintas Maksimum
– Jam Puncak
Untuk menentukan kelas hambatan samping suatu segmen/ruas jalan, terlebih
dahulu frekuensi kejadian komponen hambatan samping (tabel 2) diberi
pembobotan sebagaimana tabel 6. Frekuensi kejadian yang dikalikan dengan
faktor bobot adalah frekuensi kejadian selama 1 jam pada saat arus lalu lintas
maksimum/jam puncak. Frekuensi Berbobot Kejadian Hambatan Samping
disajikan pada tabel 7.
Tabel 6 Faktor Bobot Kejadian Hambatan Samping
Tipe Kejadian Hambatan Samping
Simbol
Faktor Bobot
Pejalan kaki
PED
0,5
Kendaraan berhenti
PCV
1,0
Kendaraan keluar + masuk
EEV
0,7
Kendaraan lambat
SMV
0,4
Sumber : Direktorat Jenderal Bina Marga (1997)
Tabel 7 Frekuensi Berbobot Kejadian Hambatan Samping
Tipe Kejadian
Simbol
Faktor
Frekwensi
Frekwensi
Bobot
kejadian
Pejalan kaki
PED
0,5
41
Berbobot kejadian
20.5
Kendaraan parkir
PSV
1,0
33
33
Kend keluar masuk
EEV
0,7
71
49.7
Kendaraan lambat
SMV
0,4
14
5.6
Total
108.8
9
Tabel 8 Kelas Hambatan Samping Untuk Jalan Perkotaan
Kelas Hambatan
Samping (SFC)
Jumlah bobot
Kode
kejadian per 200 m
Kondisi Khusus
per jam
Sangat Rendah
VL
< 100
Rendah
L
100 – 299
Sedang
M
300 – 499
Tinggi
H
500 – 899
Sangat tinggi
VH
>900
Daerah Pemukiman Dengan
jalan samping
Daerah pemukiman
beberapa kendaraan umum
dsb.
Daerah komersial beberapa
toko disisi jalan
Daerah komersil aktivitas sisi
jalan tinggi
Daerah komersial dengan
aktifitas pasar disamping jalan
Sumber: Direktorat Jenderal Bina Marga (1997)
Berdasar Frekuensi Berbobot Kejadian Hambatan Samping (tabel 7), total
108.8 kejadian dan Kelas Hambatan Samping Jalan Perkotaan (tabel 8), maka
ruas Jl. Wendhit Barat masuk dalam kelas hambatan samping (SFC) Rendah
2. Kecepatan Rata-Rata Arus Lalu Lintas
a. Kecepatan sesaat (spot speed)
Berdasar waktu (durasi) pergerakan kendaraan ringan (Tabel 3) dengan
panjang/jarak (yang ditinjau) 50 m, maka kecepatan pergerakan (setiap)
kendaraan (kecepatan sesaat - spot speed) dihitung dengan membagi
panjang/jarak (yang ditinjau) dengan waktu (durasi) pergerakan dalam satuan
Km/jam, disajikan pada tabel 9 kolom 3 dan kolom 7.
10
Tabel 9 Kecepatan Sesaat Kendaraan Ringan Pada Ruas Jl. Wendhit Barat
Arah A – F
Kend.
Waktu
Pergerakan
(detik)
Arah F – A
Kecepatan
Kend. Waktu Pergerakan
(Km/jam)
Kecepatan
(detik)
(Km/jam)
1
04.75
37.89
1
3.25
55.38
2
5.08
35.43
2
5.69
31.63
3
7.74
23.26
3
4.75
37.89
4
04.09
44.01
4
4.70
38.30
5
05.16
34.88
5
5.35
33.64
6
08.30
21.69
6
6.00
30.00
7
05.81
30.98
7
4.92
36.59
8
05.84
30.82
8
5.62
32.03
9
05.12
35.16
9
5.67
31.75
10
05.20
34.62
10
5.18
34.75
11
05.51
32.67
11
4.18
43.06
12
05.59
32.20
12
5.36
33.58
13
04.46
40.36
13
5.61
32.09
14
05.39
33.40
14
5.65
31.86
15
05.49
32.79
15
7.11
25.32
16
06.19
29.08
16
5.07
35.50
17
03.39
53.10
17
4.75
37.89
18
04.65
38.71
18
4.57
39.39
19
05.87
30.66
19
6.31
28.53
20
06.71
26.83
20
4.65
38.71
Kecepatan rata-rata
33.93
Kecepatan rata-rata (kedua arah)
Kecepatan rata-rata
35.39
34.66 Km/jam
11
Dengan demikian diketahui, kecepatan sesaat (spot speed) rata-rata arus lalu
lintas arah A - F: 33.93 Km/jam, sedangkan arah F - A: 35.39 Km/jam. Adapun
kecepatan sesaat (spot speed) rata-rata arus lalu lintas kedua arah adalah
34.66 Km/jam.
b. Kecepatan berjalan (running speed)
Berdasar waktu (durasi) pergerakan kendaraan ringan (Tabel 3) dengan
panjang/jarak (yang ditinjau) 400 m, maka kecepatan pergerakan (setiap)
kendaraan (kecepatan berjalan - running speed) dihitung dengan membagi
panjang/jarak (yang ditinjau) dengan waktu (durasi) pergerakan dalam satuan
Km/jam, disajikan pada tabel 10 kolom 3 dan kolom 7.
Tabel 10 Kecepatan Berjalan Kendaraan Ringan Pada Ruas Jl. Wendhit Barat
Arah A – F
Arah F – A
Kend. Waktu Pergerakan Kecepatan
(detik)
(Km/jam)
1
45.4
31.72
2
52.04
3
Kend. Waktu Pergerakan Kecepatan
(detik)
(Km/jam)
1
42.1
34.20
27.67
2
24.06
59.85
33.03
43.60
3
37.07
38.85
4
46.05
31.27
4
32.04
44.94
5
43.01
33.48
5
32
45.00
6
48.09
29.94
6
40.06
35.95
7
48.03
29.98
7
37.05
38.87
8
40.07
35.94
8
50.02
28.79
9
45.06
31.96
9
34.07
42.27
10
44.01
32.72
10
50.01
28.79
11
45.01
31.99
11
74
19.46
12
43
33.49
12
54.08
26.63
13
41.07
35.06
13
48.01
29.99
12
14
40.04
35.96
14
100.03
14.40
15
44.03
32.70
15
43.03
33.47
16
39.04
36.89
16
58
24.83
17
49.04
29.36
17
41.03
35.10
18
49.02
29.38
18
40
36.00
19
55.05
26.16
19
64
22.50
20
50.04
28.78
20
49.07
29.35
Kecepatan rata-rata
32.4
Kecepatan rata-rata
Kecepatan rata-rata (kedua arah)
33.46
32.93 Km/jam
Dengan demikian diketahui, Kecepatan berjalan (running speed) rata-rata arus
lalu lintas arah A – F: 32.4 Km/jam, sedangkan arah F - A: 33.46 Km/jam.
Adapun Kecepatan berjalan (running speed) rata-rata arus lalu lintas kedua
arah adalah 32.93 Km/jam.
c. Kecepatan tempuh (journey speed)
Berdasar waktu (durasi) pergerakan kendaraan ringan (Tabel 3) dengan
panjang/jarak (yang ditinjau) 600 m, maka kecepatan pergerakan (setiap)
kendaraan (kecepatan tempuh - journey speed) dihitung dengan membagi
panjang/jarak (yang ditinjau) dengan waktu (durasi) pergerakan dalam satuan
Km/jam, disajikan pada tabel 11 kolom 3 dan kolom 7.
13
Tabel 11 Kecepatan Tempuh Kendaraan Ringan Pada Ruas Jl. Wendhit Barat
Kend.
Arah A – F
Waktu
Kecepatan
Pergerakan
(Km/jam)
(detik)
Kend.
Arah F – A
Waktu
Kecepatan
Pergerakan
(Km/jam)
(detik)
1
67.06
32.21
1
65.4
33.03
2
52.3
41.30
2
54.3
39.78
3
53.3
40.53
3
58.4
36.99
4
67.7
31.91
4
60.5
35.70
5
123
17.56
5
48.2
44.81
6
67.5
32.00
6
56.2
38.43
7
78
27.69
7
75.8
28.50
8
75.06
28.78
8
64.7
33.38
9
68.2
31.67
9
75.1
28.76
10
64.6
33.44
10
90
24.00
11
64.9
33.28
11
75.1
28.76
12
62.6
34.50
12
68.9
31.35
13
64.1
33.70
13
61.1
35.35
14
71.1
30.38
14
122.3
17.66
15
64.6
33.44
15
69.7
30.99
16
63.3
34.12
16
60
36.00
17
59.4
36.36
17
63
34.29
18
58.6
36.86
18
62.4
34.62
19
86.7
24.91
19
90
24.00
20
71.4
30.25
20
82.6
26.15
Kecepatan rata-rata
32.24
Kecepatan rata-rata (kedua arah)
Kecepatan rata-rata
32.13
32.19 Km/jam
Dengan demikian diketahui, kecepatan tempuh (journey speed) rata-rata arus lalu
lintas arah A - F: 32.24 Km/jam, sedangkan arah F - A: 32.13 Km/jam. Adapun
14
kecepatan tempuh (journey speed) rata-rata arus lalu lintas kedua arah adalah
32.19 Km/jam.
3. Kinerja Ruas Jalan
a. Kecepatan arus bebas
Kecepatan arus bebas kendaraan dihitung dengan persamaan,
FV = (FV0 + FVW) × FFVSF × FFVCS
Tipe ruas Jl. Wendhit Barat adalah dua-lajur tak-terbagi (2/2 UD), dan
mengacu jenis kendaraan ringan, serta berdasar tabel 12 maka kecepatan arus
bebas dasar (FV0) adalah 44 km/jam
Tabel 12 Kecepatan Arus Bebas Dasar Untuk Jalan Perkotaan (FVo)
Kendaraan
Tipe Jalan
Ringan
Kecepatan Arus
Kendaraan
Sepeda
Berat (HV)
(LV)
Motor
Semua Kendaraan
(Rata – rata)
(MC)
Empat Lajur Terbagi
(4/2 D) atau Dua Lajur
Satu Arah (2/1 D)
Empat Lajur Tak
Terbagi (4/2 UD)
Enam-lajur terbagi
(6/2D) atau Tiga-lajur
57
50
47
55
53
46
43
51
61
52
48
57
40
42
satu-arah(3/1)
Dua-lajur tak-terbagi
44
40
(2/2 UD)
Sumber : Direktorat Jenderal Bina Marga : 1997
Tipe ruas Jl. Wendhit Barat adalah dua-lajur tak-terbagi (2/2 UD), dan
mengacu lebar jalur lalu lintas efektif 7.25 m, serta berdasar tabel 13 maka
penyesuaian kecepatan arus bebas untuk lebar jalur lalu lintas (FVw) adalah 0.
Tabel 13 Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Untuk Lebar Jalur Lalu Lintas (FVw).
Tipe Jalan
Lebar jalur lalu lintas efektif
(Wc) - (meter)
FVw (km/jam)
15
Per lajur
3,00
-4
Empat lajur terbagi atau
3,25
-2
Jalan satu arah
3,50
0
3,75
2
4,00
4
3,00
-4
3,25
-2
3,50
0
3,75
2
4,00
4
5
-9,5
6
-3
7
0
8
3
9
4
10
6
Per lajur
Empat lajur tak terbagi
Total
Dua-lajur tak-terbagi
11
Sumber : Direktorat Jenderal Bina Marga : 1997
7
Tipe ruas Jl.Wendhit Barat. adalah dua-lajur tak-terbagi (2/2 UD) dengan kelas
hambatan samping yang termasuh Rendah, dan lebar bahu efektif rata-rata
2.59 m, mengacu berdasar tabel 14, maka Faktor penyesuaian kecepatan arus
bebas untuk hambatan samping (FFVSF) adalah 1
Tabel 14 Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Untuk Hambatan
Samping (FFVSF) Jalan Dengan Bahu (Kerb)
Kelas
Tipe Jalan
hambatan
samping
Faktor penyesuaian untuk hambatan
samping dan lebar bahu
Lebar bahu efektif rata rata Ws (m)
0.5 m
1.0 m
1.5 m
2m
16
Sangat Rendah
1,02
1,03
1,03
1,04
Rendah
0,98
1,00
1,02
1,03
Sedang
0,94
0,97
1,00
1,02
Tinggi
0,89
0,93
0,96
0,99
Sangat tinggi
0,84
0,88
0,92
0,96
Sangat Rendah
1,02
1,03
1,03
1,04
Rendah
0,98
1,00
1,02
1,03
Sedang
0,93
0,97
0,99
1,02
Tinggi
0,87
0,93
0,94
0,98
Sangat tinggi
0,80
0,88
0,90
0,95
Sangat Rendah
1,00
1,01
1,01
1,01
Dua-lajur tak-terbagi
Rendah
0,96
0,98
0,99
1,00
2/2 UD
Sedang
0,91
0,93
0,96
0,99
atau Jalan satu-arah
Tinggi
0,82
0,86
0,90
0,95
Sangat tinggi
0,73
Sumber : Direktorat Jenderal Bina Marga : 1997
0,79
0,85
0,91
Empat lajur terbagi 4/2
D
Empat lajur tak terbagi
4/2 UD
Diketahui bahwa penduduk Kota Malang pada tahun 2010 sampai dengan
2012 (sumber:BPS Kabupaten Malang) sebagai berikut:
Laju pertumbuh penduduk Kabupaten Malang adalah 0.055 dengan jumal
penduduk pada tahun 2012 adalah 2,473,612 jiwa. Sehingga, jumlah penduduk
Kabupaten Malang pada tahun 2016 adalah 2,479,060 jiwa. Mengacu tabel 15,
maka faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk ukuran kota (FFVcs)
adalah 1
Tabel 15 Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Untuk Ukuran Kota
(FFVcs)
Ukuran Kota (Juta Penduduk)
Faktor Penyesuaian Untuk Ukuran Kota
< 0,1
0,90
0,1 – 0,5
0,93
17
0,5 – 1,0
0,95
1,0 – 3,0
1,00
> 3,0
Sumber : Direktorat Jenderal Bina Marga : 1997
1,03
Dengan demikian kecepatan arus bebas (FV) adalah
FV = ( Fvo + FVw ) × FFVsf × FFVcs
FV = (44 +0 ) x 1 x 1 = 44
b. Kapasitas Jalan
Kapasitas ruas jalan dihitung dengan persamaan,
C = Co × FCw × FCsp x FCsf × FCcs
Tipe ruas Jl. Wendhit Barat adalah Dua-Lajur Tak-Terbagi, maka kapasitas
dasar (Co) ruas jalan tersebut berdasar tabel 16 adalah sebesar 2900
18
Tabel 16 Kapasitas Dasar (Co) Untuk Jalan Perkotaan
Tipe Jalan
Kapasitas
Catatan
Dasar
Empat lajur terbagi atau jalan satu arah
1650
Per lajur
Empat Lajur tak terbagi
1500
Per lajur
Dua-lajur tak-terbagi
Sumber : Direktorat Jendral Bina Marga (1997)
2900
Total dua arah
Tipe ruas Jl. Wendhit Barat adalah dua-lajur tak-terbagi (2/2 UD), sedangkan
lebar jalur lalu lintas efektif (Wc) 7.25 m berdasar tabel 17 maka Faktor
Penyesuaian Kapasitas Untuk Lebar Jalur Lalu – Lintas (FCw) adalah 1.00
Tabel 17 Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Lebar Jalur Lalu - Lintas( FCw)
Tipe Jalan
Lebar Jalur Lalu lintas
efektif (Wc) (m)
FCw
Per lajur
3,00
0,92
Empat lajur terbagi atau jalan
3,25
0,96
satu arah
3,50
1,00
3,75
1,04
4,00
1,08
3,00
0,91
3,25
0,95
3,50
1,00
3,75
1,05
4,00
1,09
Per lajur
Empat lajur tak terbagi
Dua-lajur tak-terbagi
Total dua arah
5
0,56
6
0,87
7
1,00
19
8
1,14
9
1,25
10
1,29
11
Sumber : Direktorat Jendral Bina Marga (1997)
1,34
Tipe ruas Jl. Wendhit Barat adalah dua-lajur tak-terbagi (2/2 UD), Berdasar tabel
5, volume arus lalulintas arah A – F : 915.15 kend/jam sedangkan arah F – A :
1067.15 kend/jam, maka perbandingan volume arus lalulintas kedua arah adalah
46% Dengan demikian berdasar tabel 18 faktor penyesuaian kapasitas untuk
pemisah arah (FCsp) adalah 0.97
Tabel 18 Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Pemisah Arah (FCsp)
Pemisah arah SP % - %
FCsp
Empat lajur 4/2
50 – 50
55 – 45
60 – 40
1.00
0.985
0.97
0.97
0.94
Dua lajur 2/2
1.00
Sumber : Direktorat Jendral Bina Marga (1997)
Berdasarkan table (5), didapatkan :
Q1 = 915.15 smp/j
Q2 = 1067.14 smp/j
Q = Q1+Q2 = 915.15+1067.14 = 1982.3 smp/j
Presentase FCsp = Q1/Q x 100% = 915.15/1982.3 x 100% = 46.16%
Maka, dipakai SP 45% - 55%
20
Tipe ruas Jl. Wendhit Barat adalah dua-lajur tak-terbagi (2/2 UD), dengan
kelas hambatan samping LOW serta lebar bahu efektif (Ws) 2.59 m (dianggap
2m), berdasar tabel 19 maka faktor penyesuaian kapasitas untuk hambatan
samping (FCsf) adalah 1
Tabel 19 Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Hambatan Samping (FCsf)
Jalan Dengan Bahu (Kerb)
Kelas
Tipe jalan
Faktor penyesuaian hambatan samping dan lebar
bahu FCsf
hambatan
samping
Lebar bahu efektif Ws
0,5
1,0
1,5
2,0
VL
0,96
0,98
1,01
1,03
L
0,94
0,97
1,00
1,02
M
0,92
0,95
0,98
1,00
H
0,88
0,92
0,95
0,98
VH
0,84
0,88
0,92
0,96
VL
0,96
0,99
1,01
1,03
L
0,94
0,97
1,00
1,02
M
0,92
0,95
0,98
1,00
H
0,87
0,91
0,94
0,98
VH
0,80
0,86
0,90
0,95
VL
1,00
1,01
1,01
1,01
L
0,96
0,98
0,99
1,00
M
0,91)
0,93
0,96
0,99
H
0,82
0,86
0,90
0,95
VH
0,73
0,79
Sumber : Direktorat Jendral Bina Marga (1997)
0,85
0,91
4/2 D
4/2 UD
2/2 UD
atau
Jalan satu
arah
Jumlah penduduk Kota Malang pada tahun 2015 adalah 3,092,714 jiwa.
Mengacu tabel 20, maka faktor penyesuaian kapasitas untuk ukuran kota
(FCcs) adalah 0.9
21
Tabel 20 Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Ukuran Kota (FCcs)
Ukuran Kota (Juta
Faktor Penyesuaian untuk ukuran kota
Penduduk)
FCcs
3,0
Sumber : Direktorat Jendral Bina Marga (1997)
1,04
Berdasar faktor-faktor yang telah ditetapkan, dengan demikian kapasitas ruas
jalan (C), adalah:
C = 2900 × 1 × 0.97 × 1 × 1 = 2813 smp/jam.
c. Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan dihitung dengan persamaan, DS = Q/C.
Dimana arus lalu lintas (Q) = 1982.3 smp/jam, sedangkan kapasitas didapat
(C) = 2813 smp/jam. Maka nilai DS = 0.705
22
d. Kecepatan sesungguhnya & waktu tempuh
Kecepatan rata-rata kendaraan ringan (sesungguhnya) didapat dari hubungan
antara nilai derajat kejenuhan (DS) dengan kecepatan arus bebas (FV),
sebagaimana gambar 5 (gambar 6) hubungan, yaitu 34 km/jam.
Gambar 5 Kecepatan Sebagai Fungsi Dari DS Untuk Jalan
2/2 UD
Sedangkan waktu tempuh dihitung dengan persamaan,TT = L/V.
Telah diketahui: kecepatan sesungguhnya (V) = 34 km/jam, panjang ruas jalan
(L) = 1200 m, maka waktu tempuh kendaraan ringan (TT) = 139.35 detik.
TT = L/V
TT = (1200/1000)/34 = 0.0353 jam = 127.06 detik
23
C. PEMBAHASAN
Dari surfei yang telah dilakukan, dapat digambarkan bahwa Jl. Wendhit Barat
merupakan tipe jalan Dua Lajur Tak Terbagi (2/2 UD) dan termasuk jalan
kolektor sekunder. Hal tersebut didukung dengan kondisi lingkungan disekitar
jalan yang berupa kawasan pelayanan umum dan pemukiman. Kondisi jalan
yang terlihat pada pukul 11.00-14.00 WIB hari Sabtu, 14 Mei 2016 sepanjang
1200 m adalah memiliki lebar perkerasan rata-rata 7.25 m dan lebar bahu jalan
2.59 m.
Dari analisa yang diperoleh untuk aktifitas samping yang terjadi termasuk
kedalam kategori kelas hambatan rendah (L=Low) dengan volume arus lalu
lintas maksimum 1982.3 kend/jam, kapasitas (C) = 2813 smp/jam, dan derajat
kejenuhan (Ds) = 0.705 dengan arus kecepatan bebas (FV) = 44 km/jam,
sehingga kecepatan sesungguhnya (V) = 34 km/jam yang diperoleh dari grafik
mengenai hubungan Ds dengan FV, dengan waktu tempuh kendaraan ringan
TT sebesar 127.06 detik
Berdasar surfei yang telah dilakukan, kecepatan setempat (spot speed) ratarata arus kedua lalu lintas adalah 34.66 km/jam, kecepatan berjalan (running
speed) = 32.93 km/jam, kecepatan tempuh (journey speed) = 32.19 km/jam.
Sehingga cenderung mendekati kecepatan sesungguhnya yakni 34 km/jam
D. KESIMPULAN & SARAN
1. Jam puncak (peak hour) arus lalu lintas Jl. Wendhit Barat pada pukul
11.45-12.00 WIB dengan volume arus lalu lintas sebesar 1982.3 kend/jam
dengan kelas hambatan samping Rendah (L) dan kapasitas ( C) adalah
2813 smp/jam dengan derajat kejenuhan (Ds) 0.705 serta kecepatan
sesungguhnya 34 km/jam.
2. Kecepatan sesungguhnya yakni 34 km/jam cenderung mendekati
kecepatan spot speed yaitu 34.66 km/jam.
LAMPIRAN
24
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Bina Marga, 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia.
Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum RI.
Hobbs, FD, 1979. Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas. Edisi Kedua. Terjemahan
Ir. Suprapto TM, Msc, dan Ir. Waldijono, 1995. Jogjakarta: Gadjah Mada
University Press.
Morlok, Edward K, 1978. Perencanaan Teknik dan Perencanaan Transportasi.
Terjemahan Ir. Johan Kelanaputra Hainim, 1984. Jakarta: Erlangga.
25
RUAS JL.WENDIT BARAT
PAKIS KAB. MALANG
Disusun Oleh
KELOMPOK 11
Pupud Ambar Rukmana
Hendar Purbaya
Sari Putri Amanda
Andika Dwi Permana
Ganang Sandy Nugroho
Hamdan Farouk
Inggied Victoriza P
Isti Asprilia Afhami
Eka Sadria Dwi Zulhaj
Anggi Prana Dhianti
Khoirin Nissa
Yudhistira Ramadhan
201410340311006
201410340311038
201410340311042
201410340311067
201410340311143
201410340311144
201410340311172
201410340311175
201410340311190
201410340311192
201410340311236
201410340311245
LABORATORIUM TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
SEMESTER GENAP 2015/2016
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA LALULINTAS
RUAS JL. WENDIT BARAT – PAKIS KAB. MALANG
Disusun oleh: Kelompok 11
Pupud Ambar Rukmana
Hendar Purbaya
Sari Putri Amanda
Andika Dwi Permana
Ganang Sandy Nugroho
Hamdan Farouk
Inggied Victoriza P
Isti Asprilia Afhami
Eka Sadria Dwi Zulhaj
Anggi Prana Dhianti
Khoirin Nissa
Yudhistira Ramadhan
201410340311006
201410340311038
201410340311042
201410340311067
201410340311143
201410340311144
201410340311172
201410340311175
201410340311190
201410340311192
201410340311236
201410340311245
Laporan ini telah disusun sebagai salah satu syarat untuk kegiatan Praktek Kerja
Nyata (PKN) di Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Malang
Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh
Pada ………………………………………..
Mengetahui/mengesahkan,
Kepala Laboratorium,
Dosen Pembimbing,
2
Ir. Khoirul Abadi, MT.
Ir. Andi S.A, MT.
RUAS JALAN PERKOTAAN (URBAN ROAD)
A. HASIL PENGUKURAN
1. Nama Ruas Jalan
: Jl. Wendit Barat - Pakis Kab. Malang
2. Tipe ruas jalan*
: (a) Tak terbagi
(Dikarenakan tidak ada pembatas jalan)
3. Kondisi Lingkungan
: (a) Permukiman
4. Titik A (awal studi): STA A 0 + 000
5. Titik F (akhir studi)
: STA F + 600 m
6. Panjang ruas jalan (yang ditinjau) : 600 Meter
(Gambar 1 Lay Out Ruas Jl. Wendit Barat – Pakis Kab.Malang)
7. Lebar ruas jalan ()
STA C 0 + 200.00 : Lebar perkerasan 7.30 meter, lebar bahu/trotoar
kiri 2.17 meter, lebar bahu/trotoar kanan 5.10 meter, Lebar jalur lalu
lintas 7.30 meter. (Gambar 2.1 Penampan Melintang Jalan Wendhit
Barat STA C 0+200)
STA D 0 + 300.00 : Lebar perkerasan 7.70 meter, lebar bahu/trotoar
kiri 1.8 meter, lebar bahu/trotoar kanan 3.30 meter, Lebar jalur lalu
lintas 7.70 meter. (Gambar 2.2 Penampan Melintang Jalan Wendhit
Barat STA D 0+ 300)
STA F 0 + 600.00 : Lebar perkerasan 7.25 meter, lebar bahu/trotoar
kiri 2.80 meter, lebar bahu/trotoar kanan 2.38 meter, Lebar jalur lalu
lintas 7.25 meter. (Gambar 2.3 Penampan Melintang Jalan Wendhit
Barat STA F 0+600)
8. Arus lalulintas*
: Dua arah
9. Volume arus lalu lintas
Lokasi pengukuran volume arus lalu lintas di titik F pada STA 0 + 600.00
Volume arus lalu lintas yang diukur dibedakan menurut jenis kendaraan, yaitu
kendaraan ringan (LV – Light Vehicle), kendaraan berat (HV – Heavy Vehicle)
dan sepeda motor (MC – Motor cycle). Pengukuran volume arus lalu lintas
dilakukan dengan periode 15 menitan pada hari Sabtu tanggal 14 Mei 2016
3
pukul 11.00-12.00 WIB. Hasil pengukuran volume arus lalu lintas disajikan
pada tabel 1.
Tabel 1 Volume Arus Lalu Lintas (kendaraan/15 menit)
Arah A – F
Arah F – A
Kend.
Jam
Kend. Kend. Sepeda
tak
ringan Berat motor bermot
Jumlah
Kend. Kend.
ringan berat
or
Seped
a
motor
Kend.
tak
bermot
Total
Jumlah (kend.)
or
11.00 – 11.15
103
14
373
490
244
8
383
635
1125
11.15 – 11.30
115
8
392
515
181
7
304
492
1007
11.30 – 11.45
105
11
433
549
158
10
325
493
1042
11.45 – 12.00
121
9
485
615
100
7
371
478
1093
12.00 – 12.15
103
21
398
522
122
5
368
495
1017
12.15 – 12.30
95
13
350
458
146
8
369
523
981
12.30 – 12.45
103
11
380
494
180
14
336
530
1024
12.45 – 13.00
104
10
432
546
166
14
383
563
1109
13.00 – 13.15
107
8
386
501
165
8
343
516
1017
13.15 – 13.30
111
9
341
461
169
11
329
509
970
13.30 – 13.45
86
7
391
484
113
9
360
482
966
13.45 – 14.00
105
10
345
460
124
11
357
492
952
10. Aktifias Samping
Pengukuran kejadian-kejadian yang berkait dengan hambatan samping,
diambil di sepanjang ruas jalan ± 200 meter (STA. D + 400.00 s.d. STA. F +
600.00) pada waktu yang bersamaan dengan pengukuran volume arus lalu
lintas (hari Sabtu tanggal 14 Mei 2016 pukul 11.00-14.00). Hasil pengukuran
tersebut disajikan pada tabel 2.
4
Tabel 2 Frekuensi Kejadian Komponen Hambatan Samping
Total
Arah A – F
Arah F – A
(kejadia
n)
Jam
Pejalan
kaki
Kend. Kend. Kend. Jumlah
Ber
Lam keluar- (kejadi
Henti
bat
masuk
an)
Pejalan
kaki
Jumla
Kend. Kend. Kend.
Ber
Lam keluar-
henti
bat
masuk
h
(kejadi
an)
11.00 – 11.15
3
4
2
11
20
8
3
1
12
24
44
11.15 – 11.30
5
5
4
10
24
6
1
1
3
11
35
11.30 – 11.45
3
8
3
10
24
9
3
6
18
42
11.45 – 12.00
1
5
3
9
18
6
4
10
20
38
12.00 – 12.15
4
2
5
8
19
8
3
5
13
29
48
12.15 – 12.30
1
8
1
6
16
3
1
1
10
15
31
12.30 – 12.45
2
3
1
9
15
2
2
3
6
13
28
12.45 – 13.00
1
4
2
6
13
2
1
2
8
13
26
13.00 – 13.15
1
3
1
5
10
5
3
3
7
18
28
13.15 – 13.30
3
5
3
6
17
3
3
5
11
28
13.30 – 13.45
2
3
2
7
14
4
4
4
14
28
13.45 – 14.00
3
4
1
5
13
5
3
6
14
27
2
11. Pergerakan kendaraan
Kecepatan sesaat (spot speed)
Jarak yang ditinjau = 50 Meter (STA 0 + 575.00 s.d. STA 0 + 625.00)
Hasil pengukuran waktu pergerakan kendaraan disajikan pada tabel 3.
Kecepatan berjalan (running speed)
Jarak yang ditinjau = 400 Meter (STA 0 + 000 s.d. STA 0 + 400.00)
Hasil pengukuran waktu pergerakan kendaraan disajikan pada tabel 3
Kecepatan tempuh (journey speed)
Jarak yang ditinjau = 600 Meter (STA 0 + 000 s.d. STA 0 + 600.00)
(> 500 meter)
5
Hasil pengukuran waktu pergerakan kendaraan disajikan pada tabel 3.
Tabel 3 Waktu (durasi) Pergerakan Kendaraan Berdasar Sesuai Jarak Tempuh
Kend.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
B. ANALISA
Spot-Speed
Running-Speed
Journey-Speed
Jarak 50 meter
Jarak 400 meter
Jarak 600 meter
Waktu Pergerakan
Waktu Pergerakan
Waktu Pergerakan
(detik)
(detik)
(detik)
Arah A – F Arah F – A Arah A - F Arah F - A Arah A – F Arah F - A
04.75
3.25
45.4
42.10
67.06
65.4
5.08
5.69
52.04
24.06
52.3
54.3
7.74
4.75
33.03
37.07
53.3
58.4
04.09
4.70
46.05
32.04
67.7
60.5
05.16
5.35
43.01
32.0
123
48.2
08.30
6.00
48.09
40.06
67.5
56.2
05.81
4.92
48.03
37.05
78.0
75.8
05.84
5.62
40.07
50.02
75.06
64.7
05.12
5.67
45.06
34.07
68.2
75.1
05.20
5.18
44.01
50.01
64.6
90
05.51
4.18
45.01
74.0
64.9
75.1
05.59
5.36
43.0
54.08
62.6
68.9
04.46
5.61
41.07
48.01
64.1
61.1
05.39
5.65
40.04
100.03
71.1
122.3
05.49
7.11
44.03
43.03
64.6
69.7
06.19
5.07
39.04
58.0
63.3
60
03.39
4.75
49.04
41.03
59.4
63
04.65
4.57
49.02
40.0
58.6
62.4
05.87
6.31
55.05
64
86.7
90
06.71
4.65
50.04
49.07
71.4
82.6
1. Menentukan Arus Lalu Lintas Maksimum – Jam Puncak
Untuk mendapatkan volume arus lalu lintas maksimum/jam puncak, terlebih
dahulu sistem satuan volume arus lalu lintas diseragamkan/dikonversikan.
Satuan volume arus lalu lintas kendaraan persatuan waktu dikonversi menjadi
satuan mobil penumpang (smp) persatuan waktu. Konversi dilakukan dengan
cara mengalikan volume arus lalu lintas (kendaraan persatuan waktu) – tabel 1
dengan nilai ekivalen mobil penumpang (emp) - tabel 4.
Tipe ruas Jl. Wendhit Barat dengan Lebar jalur Lalu lintas rata-rata 7.25 m,
serta volume arus lalu lintas kedua arah kendaraan/jam (tabel 1) kurang dari
6
1800 yaitu maka emp untuk kendaraan berat (HV) adalah 1.3 sedangkan emp
untuk sepeda motor (MC) adalah 0.4
Tabel 4 Nilai Ekivalen Mobil Penumpang (emp)
Arus lalu
lintas
Tipe Jalan
LV
HV
MC
0
1
1,3
0,40
> 1050
1
1,2
0,25
0
1
1,3
0,40
> 1100
1
1,2
0,25
0
1
1,3
0,40
≥ 3700
1
1,2
0,25
0
1
1,3
0,50 1)
0,40 2)
≥ 1800
1
1,2
0,35 1)
0,25 2)
(Kend/jam)
Dua Lajur satu arah (2/1) atau
Empat lajur terbagi (4/2D) *)
Tiga lajur satu arah (3/1) atau
Enam lajur terbagi (6/2 D) *)
Empat lajur tak terbagi (4/2 UD)
**)
Dua lajur tak terbagi (2/2 UD)
**)
Keterangan: *) Arus lalu lintas per jalur
1)
Lebar jalur Lalu lintas Wc ≤ 6 m.
2)
Emp
**)
Arus lalu lintas total dua arah
Lebar jalur Lalu lintas Wc > 6 m.
Sumber : Direktorat Jenderal Bina Marga (1997)
7
Hasil konversi sistem satuan volume arus lalu lintas menjadi smp persatuan
waktu dikemukakan pada tabel 5.
Tabel 5 Volume Arus Lalu Lintas (smp/satuan waktu)
Arah A – F
Jam
Kend. Kend. Sepeda
ringan berat
motor
Arah F – A
Jumlah
(smp/ 15
menit)
Kend. Kend. Sepeda
Ringan Berat motor
Total
Total
(smp/
(smp/
15menit)
jam)
Jumlah
(smp/ 15
menit)
11.00 – 11.15
103
16.8
93.25
213.05
244
9.6
95.75
349.35
562.4
11.15 – 11.30
115
9.6
98
222.6
181
8.4
76
265.4
488
11.30 – 11.45
105
13.2
108.25
226.45
158
12
81.25
251.25
477.7
11.45 – 12.00
121
10.8
121.25
253.05
100
8.4
92.75
201.15
454.2
1982.3
12.00 – 12.15
103
25.2
99.5
227.7
122
6
92
220
447.7
1867.6
12.15 – 12.30
95
15.6
87.5
198.1
146
9.6
92.25
247.85
445.95
1825.55
12.30 – 12.45
103
13.2
95
211.2
180
16.8
84
280.8
492
1839.85
12.45 – 13.00
104
12
108
224
166
16.8
95.75
278.55
502.55
1888.2
13.00 – 13.15
107
9.6
96.5
213.1
165
9.6
85.75
260.35
473.45
1913.95
13.15 – 13.30
111
10.8
85.25
207.05
169
13.2
82.25
264.45
471.5
1939.5
13.30 – 13.45
86
8.4
97.75
192.15
113
10.8
90
213.8
405.95
1853.45
13.45 – 14.00
105
12
86.25
203.25
124
13.2
89.25
226.45
429.7
1780.6
Berdasar rincian tabel 5, diketahui volume arus lalulintas maksimum kedua
arah 1982.3 smp/jam, terjadi pada pukul 11.45 – 12.00
Dengan demikian jam puncak arus lalulintas adalah pukul 11.45 – 12.00
8
2. Menentukan Kelas Hambatan Samping Pada Arus Lalu Lintas Maksimum
– Jam Puncak
Untuk menentukan kelas hambatan samping suatu segmen/ruas jalan, terlebih
dahulu frekuensi kejadian komponen hambatan samping (tabel 2) diberi
pembobotan sebagaimana tabel 6. Frekuensi kejadian yang dikalikan dengan
faktor bobot adalah frekuensi kejadian selama 1 jam pada saat arus lalu lintas
maksimum/jam puncak. Frekuensi Berbobot Kejadian Hambatan Samping
disajikan pada tabel 7.
Tabel 6 Faktor Bobot Kejadian Hambatan Samping
Tipe Kejadian Hambatan Samping
Simbol
Faktor Bobot
Pejalan kaki
PED
0,5
Kendaraan berhenti
PCV
1,0
Kendaraan keluar + masuk
EEV
0,7
Kendaraan lambat
SMV
0,4
Sumber : Direktorat Jenderal Bina Marga (1997)
Tabel 7 Frekuensi Berbobot Kejadian Hambatan Samping
Tipe Kejadian
Simbol
Faktor
Frekwensi
Frekwensi
Bobot
kejadian
Pejalan kaki
PED
0,5
41
Berbobot kejadian
20.5
Kendaraan parkir
PSV
1,0
33
33
Kend keluar masuk
EEV
0,7
71
49.7
Kendaraan lambat
SMV
0,4
14
5.6
Total
108.8
9
Tabel 8 Kelas Hambatan Samping Untuk Jalan Perkotaan
Kelas Hambatan
Samping (SFC)
Jumlah bobot
Kode
kejadian per 200 m
Kondisi Khusus
per jam
Sangat Rendah
VL
< 100
Rendah
L
100 – 299
Sedang
M
300 – 499
Tinggi
H
500 – 899
Sangat tinggi
VH
>900
Daerah Pemukiman Dengan
jalan samping
Daerah pemukiman
beberapa kendaraan umum
dsb.
Daerah komersial beberapa
toko disisi jalan
Daerah komersil aktivitas sisi
jalan tinggi
Daerah komersial dengan
aktifitas pasar disamping jalan
Sumber: Direktorat Jenderal Bina Marga (1997)
Berdasar Frekuensi Berbobot Kejadian Hambatan Samping (tabel 7), total
108.8 kejadian dan Kelas Hambatan Samping Jalan Perkotaan (tabel 8), maka
ruas Jl. Wendhit Barat masuk dalam kelas hambatan samping (SFC) Rendah
2. Kecepatan Rata-Rata Arus Lalu Lintas
a. Kecepatan sesaat (spot speed)
Berdasar waktu (durasi) pergerakan kendaraan ringan (Tabel 3) dengan
panjang/jarak (yang ditinjau) 50 m, maka kecepatan pergerakan (setiap)
kendaraan (kecepatan sesaat - spot speed) dihitung dengan membagi
panjang/jarak (yang ditinjau) dengan waktu (durasi) pergerakan dalam satuan
Km/jam, disajikan pada tabel 9 kolom 3 dan kolom 7.
10
Tabel 9 Kecepatan Sesaat Kendaraan Ringan Pada Ruas Jl. Wendhit Barat
Arah A – F
Kend.
Waktu
Pergerakan
(detik)
Arah F – A
Kecepatan
Kend. Waktu Pergerakan
(Km/jam)
Kecepatan
(detik)
(Km/jam)
1
04.75
37.89
1
3.25
55.38
2
5.08
35.43
2
5.69
31.63
3
7.74
23.26
3
4.75
37.89
4
04.09
44.01
4
4.70
38.30
5
05.16
34.88
5
5.35
33.64
6
08.30
21.69
6
6.00
30.00
7
05.81
30.98
7
4.92
36.59
8
05.84
30.82
8
5.62
32.03
9
05.12
35.16
9
5.67
31.75
10
05.20
34.62
10
5.18
34.75
11
05.51
32.67
11
4.18
43.06
12
05.59
32.20
12
5.36
33.58
13
04.46
40.36
13
5.61
32.09
14
05.39
33.40
14
5.65
31.86
15
05.49
32.79
15
7.11
25.32
16
06.19
29.08
16
5.07
35.50
17
03.39
53.10
17
4.75
37.89
18
04.65
38.71
18
4.57
39.39
19
05.87
30.66
19
6.31
28.53
20
06.71
26.83
20
4.65
38.71
Kecepatan rata-rata
33.93
Kecepatan rata-rata (kedua arah)
Kecepatan rata-rata
35.39
34.66 Km/jam
11
Dengan demikian diketahui, kecepatan sesaat (spot speed) rata-rata arus lalu
lintas arah A - F: 33.93 Km/jam, sedangkan arah F - A: 35.39 Km/jam. Adapun
kecepatan sesaat (spot speed) rata-rata arus lalu lintas kedua arah adalah
34.66 Km/jam.
b. Kecepatan berjalan (running speed)
Berdasar waktu (durasi) pergerakan kendaraan ringan (Tabel 3) dengan
panjang/jarak (yang ditinjau) 400 m, maka kecepatan pergerakan (setiap)
kendaraan (kecepatan berjalan - running speed) dihitung dengan membagi
panjang/jarak (yang ditinjau) dengan waktu (durasi) pergerakan dalam satuan
Km/jam, disajikan pada tabel 10 kolom 3 dan kolom 7.
Tabel 10 Kecepatan Berjalan Kendaraan Ringan Pada Ruas Jl. Wendhit Barat
Arah A – F
Arah F – A
Kend. Waktu Pergerakan Kecepatan
(detik)
(Km/jam)
1
45.4
31.72
2
52.04
3
Kend. Waktu Pergerakan Kecepatan
(detik)
(Km/jam)
1
42.1
34.20
27.67
2
24.06
59.85
33.03
43.60
3
37.07
38.85
4
46.05
31.27
4
32.04
44.94
5
43.01
33.48
5
32
45.00
6
48.09
29.94
6
40.06
35.95
7
48.03
29.98
7
37.05
38.87
8
40.07
35.94
8
50.02
28.79
9
45.06
31.96
9
34.07
42.27
10
44.01
32.72
10
50.01
28.79
11
45.01
31.99
11
74
19.46
12
43
33.49
12
54.08
26.63
13
41.07
35.06
13
48.01
29.99
12
14
40.04
35.96
14
100.03
14.40
15
44.03
32.70
15
43.03
33.47
16
39.04
36.89
16
58
24.83
17
49.04
29.36
17
41.03
35.10
18
49.02
29.38
18
40
36.00
19
55.05
26.16
19
64
22.50
20
50.04
28.78
20
49.07
29.35
Kecepatan rata-rata
32.4
Kecepatan rata-rata
Kecepatan rata-rata (kedua arah)
33.46
32.93 Km/jam
Dengan demikian diketahui, Kecepatan berjalan (running speed) rata-rata arus
lalu lintas arah A – F: 32.4 Km/jam, sedangkan arah F - A: 33.46 Km/jam.
Adapun Kecepatan berjalan (running speed) rata-rata arus lalu lintas kedua
arah adalah 32.93 Km/jam.
c. Kecepatan tempuh (journey speed)
Berdasar waktu (durasi) pergerakan kendaraan ringan (Tabel 3) dengan
panjang/jarak (yang ditinjau) 600 m, maka kecepatan pergerakan (setiap)
kendaraan (kecepatan tempuh - journey speed) dihitung dengan membagi
panjang/jarak (yang ditinjau) dengan waktu (durasi) pergerakan dalam satuan
Km/jam, disajikan pada tabel 11 kolom 3 dan kolom 7.
13
Tabel 11 Kecepatan Tempuh Kendaraan Ringan Pada Ruas Jl. Wendhit Barat
Kend.
Arah A – F
Waktu
Kecepatan
Pergerakan
(Km/jam)
(detik)
Kend.
Arah F – A
Waktu
Kecepatan
Pergerakan
(Km/jam)
(detik)
1
67.06
32.21
1
65.4
33.03
2
52.3
41.30
2
54.3
39.78
3
53.3
40.53
3
58.4
36.99
4
67.7
31.91
4
60.5
35.70
5
123
17.56
5
48.2
44.81
6
67.5
32.00
6
56.2
38.43
7
78
27.69
7
75.8
28.50
8
75.06
28.78
8
64.7
33.38
9
68.2
31.67
9
75.1
28.76
10
64.6
33.44
10
90
24.00
11
64.9
33.28
11
75.1
28.76
12
62.6
34.50
12
68.9
31.35
13
64.1
33.70
13
61.1
35.35
14
71.1
30.38
14
122.3
17.66
15
64.6
33.44
15
69.7
30.99
16
63.3
34.12
16
60
36.00
17
59.4
36.36
17
63
34.29
18
58.6
36.86
18
62.4
34.62
19
86.7
24.91
19
90
24.00
20
71.4
30.25
20
82.6
26.15
Kecepatan rata-rata
32.24
Kecepatan rata-rata (kedua arah)
Kecepatan rata-rata
32.13
32.19 Km/jam
Dengan demikian diketahui, kecepatan tempuh (journey speed) rata-rata arus lalu
lintas arah A - F: 32.24 Km/jam, sedangkan arah F - A: 32.13 Km/jam. Adapun
14
kecepatan tempuh (journey speed) rata-rata arus lalu lintas kedua arah adalah
32.19 Km/jam.
3. Kinerja Ruas Jalan
a. Kecepatan arus bebas
Kecepatan arus bebas kendaraan dihitung dengan persamaan,
FV = (FV0 + FVW) × FFVSF × FFVCS
Tipe ruas Jl. Wendhit Barat adalah dua-lajur tak-terbagi (2/2 UD), dan
mengacu jenis kendaraan ringan, serta berdasar tabel 12 maka kecepatan arus
bebas dasar (FV0) adalah 44 km/jam
Tabel 12 Kecepatan Arus Bebas Dasar Untuk Jalan Perkotaan (FVo)
Kendaraan
Tipe Jalan
Ringan
Kecepatan Arus
Kendaraan
Sepeda
Berat (HV)
(LV)
Motor
Semua Kendaraan
(Rata – rata)
(MC)
Empat Lajur Terbagi
(4/2 D) atau Dua Lajur
Satu Arah (2/1 D)
Empat Lajur Tak
Terbagi (4/2 UD)
Enam-lajur terbagi
(6/2D) atau Tiga-lajur
57
50
47
55
53
46
43
51
61
52
48
57
40
42
satu-arah(3/1)
Dua-lajur tak-terbagi
44
40
(2/2 UD)
Sumber : Direktorat Jenderal Bina Marga : 1997
Tipe ruas Jl. Wendhit Barat adalah dua-lajur tak-terbagi (2/2 UD), dan
mengacu lebar jalur lalu lintas efektif 7.25 m, serta berdasar tabel 13 maka
penyesuaian kecepatan arus bebas untuk lebar jalur lalu lintas (FVw) adalah 0.
Tabel 13 Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Untuk Lebar Jalur Lalu Lintas (FVw).
Tipe Jalan
Lebar jalur lalu lintas efektif
(Wc) - (meter)
FVw (km/jam)
15
Per lajur
3,00
-4
Empat lajur terbagi atau
3,25
-2
Jalan satu arah
3,50
0
3,75
2
4,00
4
3,00
-4
3,25
-2
3,50
0
3,75
2
4,00
4
5
-9,5
6
-3
7
0
8
3
9
4
10
6
Per lajur
Empat lajur tak terbagi
Total
Dua-lajur tak-terbagi
11
Sumber : Direktorat Jenderal Bina Marga : 1997
7
Tipe ruas Jl.Wendhit Barat. adalah dua-lajur tak-terbagi (2/2 UD) dengan kelas
hambatan samping yang termasuh Rendah, dan lebar bahu efektif rata-rata
2.59 m, mengacu berdasar tabel 14, maka Faktor penyesuaian kecepatan arus
bebas untuk hambatan samping (FFVSF) adalah 1
Tabel 14 Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Untuk Hambatan
Samping (FFVSF) Jalan Dengan Bahu (Kerb)
Kelas
Tipe Jalan
hambatan
samping
Faktor penyesuaian untuk hambatan
samping dan lebar bahu
Lebar bahu efektif rata rata Ws (m)
0.5 m
1.0 m
1.5 m
2m
16
Sangat Rendah
1,02
1,03
1,03
1,04
Rendah
0,98
1,00
1,02
1,03
Sedang
0,94
0,97
1,00
1,02
Tinggi
0,89
0,93
0,96
0,99
Sangat tinggi
0,84
0,88
0,92
0,96
Sangat Rendah
1,02
1,03
1,03
1,04
Rendah
0,98
1,00
1,02
1,03
Sedang
0,93
0,97
0,99
1,02
Tinggi
0,87
0,93
0,94
0,98
Sangat tinggi
0,80
0,88
0,90
0,95
Sangat Rendah
1,00
1,01
1,01
1,01
Dua-lajur tak-terbagi
Rendah
0,96
0,98
0,99
1,00
2/2 UD
Sedang
0,91
0,93
0,96
0,99
atau Jalan satu-arah
Tinggi
0,82
0,86
0,90
0,95
Sangat tinggi
0,73
Sumber : Direktorat Jenderal Bina Marga : 1997
0,79
0,85
0,91
Empat lajur terbagi 4/2
D
Empat lajur tak terbagi
4/2 UD
Diketahui bahwa penduduk Kota Malang pada tahun 2010 sampai dengan
2012 (sumber:BPS Kabupaten Malang) sebagai berikut:
Laju pertumbuh penduduk Kabupaten Malang adalah 0.055 dengan jumal
penduduk pada tahun 2012 adalah 2,473,612 jiwa. Sehingga, jumlah penduduk
Kabupaten Malang pada tahun 2016 adalah 2,479,060 jiwa. Mengacu tabel 15,
maka faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk ukuran kota (FFVcs)
adalah 1
Tabel 15 Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Untuk Ukuran Kota
(FFVcs)
Ukuran Kota (Juta Penduduk)
Faktor Penyesuaian Untuk Ukuran Kota
< 0,1
0,90
0,1 – 0,5
0,93
17
0,5 – 1,0
0,95
1,0 – 3,0
1,00
> 3,0
Sumber : Direktorat Jenderal Bina Marga : 1997
1,03
Dengan demikian kecepatan arus bebas (FV) adalah
FV = ( Fvo + FVw ) × FFVsf × FFVcs
FV = (44 +0 ) x 1 x 1 = 44
b. Kapasitas Jalan
Kapasitas ruas jalan dihitung dengan persamaan,
C = Co × FCw × FCsp x FCsf × FCcs
Tipe ruas Jl. Wendhit Barat adalah Dua-Lajur Tak-Terbagi, maka kapasitas
dasar (Co) ruas jalan tersebut berdasar tabel 16 adalah sebesar 2900
18
Tabel 16 Kapasitas Dasar (Co) Untuk Jalan Perkotaan
Tipe Jalan
Kapasitas
Catatan
Dasar
Empat lajur terbagi atau jalan satu arah
1650
Per lajur
Empat Lajur tak terbagi
1500
Per lajur
Dua-lajur tak-terbagi
Sumber : Direktorat Jendral Bina Marga (1997)
2900
Total dua arah
Tipe ruas Jl. Wendhit Barat adalah dua-lajur tak-terbagi (2/2 UD), sedangkan
lebar jalur lalu lintas efektif (Wc) 7.25 m berdasar tabel 17 maka Faktor
Penyesuaian Kapasitas Untuk Lebar Jalur Lalu – Lintas (FCw) adalah 1.00
Tabel 17 Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Lebar Jalur Lalu - Lintas( FCw)
Tipe Jalan
Lebar Jalur Lalu lintas
efektif (Wc) (m)
FCw
Per lajur
3,00
0,92
Empat lajur terbagi atau jalan
3,25
0,96
satu arah
3,50
1,00
3,75
1,04
4,00
1,08
3,00
0,91
3,25
0,95
3,50
1,00
3,75
1,05
4,00
1,09
Per lajur
Empat lajur tak terbagi
Dua-lajur tak-terbagi
Total dua arah
5
0,56
6
0,87
7
1,00
19
8
1,14
9
1,25
10
1,29
11
Sumber : Direktorat Jendral Bina Marga (1997)
1,34
Tipe ruas Jl. Wendhit Barat adalah dua-lajur tak-terbagi (2/2 UD), Berdasar tabel
5, volume arus lalulintas arah A – F : 915.15 kend/jam sedangkan arah F – A :
1067.15 kend/jam, maka perbandingan volume arus lalulintas kedua arah adalah
46% Dengan demikian berdasar tabel 18 faktor penyesuaian kapasitas untuk
pemisah arah (FCsp) adalah 0.97
Tabel 18 Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Pemisah Arah (FCsp)
Pemisah arah SP % - %
FCsp
Empat lajur 4/2
50 – 50
55 – 45
60 – 40
1.00
0.985
0.97
0.97
0.94
Dua lajur 2/2
1.00
Sumber : Direktorat Jendral Bina Marga (1997)
Berdasarkan table (5), didapatkan :
Q1 = 915.15 smp/j
Q2 = 1067.14 smp/j
Q = Q1+Q2 = 915.15+1067.14 = 1982.3 smp/j
Presentase FCsp = Q1/Q x 100% = 915.15/1982.3 x 100% = 46.16%
Maka, dipakai SP 45% - 55%
20
Tipe ruas Jl. Wendhit Barat adalah dua-lajur tak-terbagi (2/2 UD), dengan
kelas hambatan samping LOW serta lebar bahu efektif (Ws) 2.59 m (dianggap
2m), berdasar tabel 19 maka faktor penyesuaian kapasitas untuk hambatan
samping (FCsf) adalah 1
Tabel 19 Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Hambatan Samping (FCsf)
Jalan Dengan Bahu (Kerb)
Kelas
Tipe jalan
Faktor penyesuaian hambatan samping dan lebar
bahu FCsf
hambatan
samping
Lebar bahu efektif Ws
0,5
1,0
1,5
2,0
VL
0,96
0,98
1,01
1,03
L
0,94
0,97
1,00
1,02
M
0,92
0,95
0,98
1,00
H
0,88
0,92
0,95
0,98
VH
0,84
0,88
0,92
0,96
VL
0,96
0,99
1,01
1,03
L
0,94
0,97
1,00
1,02
M
0,92
0,95
0,98
1,00
H
0,87
0,91
0,94
0,98
VH
0,80
0,86
0,90
0,95
VL
1,00
1,01
1,01
1,01
L
0,96
0,98
0,99
1,00
M
0,91)
0,93
0,96
0,99
H
0,82
0,86
0,90
0,95
VH
0,73
0,79
Sumber : Direktorat Jendral Bina Marga (1997)
0,85
0,91
4/2 D
4/2 UD
2/2 UD
atau
Jalan satu
arah
Jumlah penduduk Kota Malang pada tahun 2015 adalah 3,092,714 jiwa.
Mengacu tabel 20, maka faktor penyesuaian kapasitas untuk ukuran kota
(FCcs) adalah 0.9
21
Tabel 20 Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Ukuran Kota (FCcs)
Ukuran Kota (Juta
Faktor Penyesuaian untuk ukuran kota
Penduduk)
FCcs
3,0
Sumber : Direktorat Jendral Bina Marga (1997)
1,04
Berdasar faktor-faktor yang telah ditetapkan, dengan demikian kapasitas ruas
jalan (C), adalah:
C = 2900 × 1 × 0.97 × 1 × 1 = 2813 smp/jam.
c. Derajat Kejenuhan
Derajat kejenuhan dihitung dengan persamaan, DS = Q/C.
Dimana arus lalu lintas (Q) = 1982.3 smp/jam, sedangkan kapasitas didapat
(C) = 2813 smp/jam. Maka nilai DS = 0.705
22
d. Kecepatan sesungguhnya & waktu tempuh
Kecepatan rata-rata kendaraan ringan (sesungguhnya) didapat dari hubungan
antara nilai derajat kejenuhan (DS) dengan kecepatan arus bebas (FV),
sebagaimana gambar 5 (gambar 6) hubungan, yaitu 34 km/jam.
Gambar 5 Kecepatan Sebagai Fungsi Dari DS Untuk Jalan
2/2 UD
Sedangkan waktu tempuh dihitung dengan persamaan,TT = L/V.
Telah diketahui: kecepatan sesungguhnya (V) = 34 km/jam, panjang ruas jalan
(L) = 1200 m, maka waktu tempuh kendaraan ringan (TT) = 139.35 detik.
TT = L/V
TT = (1200/1000)/34 = 0.0353 jam = 127.06 detik
23
C. PEMBAHASAN
Dari surfei yang telah dilakukan, dapat digambarkan bahwa Jl. Wendhit Barat
merupakan tipe jalan Dua Lajur Tak Terbagi (2/2 UD) dan termasuk jalan
kolektor sekunder. Hal tersebut didukung dengan kondisi lingkungan disekitar
jalan yang berupa kawasan pelayanan umum dan pemukiman. Kondisi jalan
yang terlihat pada pukul 11.00-14.00 WIB hari Sabtu, 14 Mei 2016 sepanjang
1200 m adalah memiliki lebar perkerasan rata-rata 7.25 m dan lebar bahu jalan
2.59 m.
Dari analisa yang diperoleh untuk aktifitas samping yang terjadi termasuk
kedalam kategori kelas hambatan rendah (L=Low) dengan volume arus lalu
lintas maksimum 1982.3 kend/jam, kapasitas (C) = 2813 smp/jam, dan derajat
kejenuhan (Ds) = 0.705 dengan arus kecepatan bebas (FV) = 44 km/jam,
sehingga kecepatan sesungguhnya (V) = 34 km/jam yang diperoleh dari grafik
mengenai hubungan Ds dengan FV, dengan waktu tempuh kendaraan ringan
TT sebesar 127.06 detik
Berdasar surfei yang telah dilakukan, kecepatan setempat (spot speed) ratarata arus kedua lalu lintas adalah 34.66 km/jam, kecepatan berjalan (running
speed) = 32.93 km/jam, kecepatan tempuh (journey speed) = 32.19 km/jam.
Sehingga cenderung mendekati kecepatan sesungguhnya yakni 34 km/jam
D. KESIMPULAN & SARAN
1. Jam puncak (peak hour) arus lalu lintas Jl. Wendhit Barat pada pukul
11.45-12.00 WIB dengan volume arus lalu lintas sebesar 1982.3 kend/jam
dengan kelas hambatan samping Rendah (L) dan kapasitas ( C) adalah
2813 smp/jam dengan derajat kejenuhan (Ds) 0.705 serta kecepatan
sesungguhnya 34 km/jam.
2. Kecepatan sesungguhnya yakni 34 km/jam cenderung mendekati
kecepatan spot speed yaitu 34.66 km/jam.
LAMPIRAN
24
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Bina Marga, 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia.
Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum RI.
Hobbs, FD, 1979. Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas. Edisi Kedua. Terjemahan
Ir. Suprapto TM, Msc, dan Ir. Waldijono, 1995. Jogjakarta: Gadjah Mada
University Press.
Morlok, Edward K, 1978. Perencanaan Teknik dan Perencanaan Transportasi.
Terjemahan Ir. Johan Kelanaputra Hainim, 1984. Jakarta: Erlangga.
25