SANKSI PIDANA BAGI PELAKU KEJAHATAN SEKSUAL TERHADAP ANAK (PEDOFELIA) (Tinjauan Perspektif Hukum Positif Indonesia, Hukum Islam, Dan HAM Internasional)

Eli Suryani

Fakultas Syari’ah IAIN Bukittinggi, elisuryani_123@yahoo.com

Diterima: 9 September 2016

Direvisi : 5 November 2016

Diterbitkan: 26 Desember 2016

Abstract

Child is a surrogate of Allah, bud, potential, and the young generation, the successor of future goals of national struggle, has a strategic role, characteristics and special natures, so it must be protected from all forms of inhuman treatment. Among the forms of inhumane treatment is the sexual crimes, which resulted in violations of children's rights. In this case, for the perpetrators of sexual crimes on children, legal practitioners in Indonesia plan on giving emasculated punishment (as an additional punishment), in addition to the jail punishment. Observing the discourse (emasculated punishment), appears various respons, there are pros and cons. So that, before the law was enacted, the depth research would need to do, ensuring the pedofillia can be called a crime. What proposition is used. If no clear proposition found, what beneficiaries consideration is being used. If he devastating,what human element was ruined. If it is certain he is devastating and belived to be malicious it also necessary to know in which category of crime. After that, a suitable sanctions to the crime is set. To set it, a carefully, decompose and measurable data is a necessity Keywords: Pedofilia, Islamic Law

Abstrak

Anak merupakan merupakan titipan Allah SWT, tunas, potensi, dan generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa, memiliki peran strategis, ciri, dan sifat khusus, sehingga wajib dilindungi dari segala bentuk perlakuan tidak manusiawi. Di antara bentuk perlakuan tidak manusiawi tersebut adalah perlakuan kejahatan seksual, yang mengakibatkan pelanggaran hak asasi anak. Dalam hal ini,terhadap pelaku kejahatan seksual pada anak, praktisi hukum di Indonesia berwacana memberikan hukuman kebiri ( sebagai hukuman tambahan), disamping hukuman panjara. Mencermati wacana (hukuman kebiri),muncul respon yang sangat variatif, ada yang pro dan kontra. Untuk itu, sebelum hukum itu diberlakukan, kiranya perlu melakukan penelitian yang mendalam, memastikan pedofillia itu dapat disebut sebagai kejahatan. Dalil apa yang digunakan. Kalau tidak ditemukan dalil yang jelas untuk itu, pertimbangan maslahat apa yang digunakan. Kalau ia merusak, unsur asasi apa yang dirusaknya. Kalau dapat dipastikan ia merusak dan diyakini jahat perlu diketahui pula masuk dalam dalam kategori pidana yang mana. Setelah itu baru menetapkan bentuk sanksi yang pas untuk kejahatan tersebut. Untuk menetapkan hal itu diperlukan data yang cermat, terurai dan terukur. Kata Kunci : Pedofilia, Hukum Islam

PENDAHULUAN

umur. Orang dengan pedofilia umurnya Kejahatan seksual terhadap anak berusia di atas 16 tahun, sedangkan anak-anak disebut dengan istilah Pedofilia 1 merupakan yang menjadi korban berumur 13 tahun atau

kelainan seksual berupa hasrat ataupun fantasi lebih muda (anak pre-pubertas). Dikatakan impuls seksual yang melibatkan anak di bawah pedofilia

jika

seseorang memiliki

1 Merupakan perilaku sosial, perilaku seks kecenderungan impuls seks terhadap anak dan menyimpang yang dilakukan terhadaap anaak-aanak di

fantasi

maupun kelainan seks yang

bawah umur. Perilaku seks ini terjadi lebih dikarenakan

mengganggu terhadap si anak. Di antara kasus

oleh faktor psikologis orang dewasa.

kekerasan yang menimpa ana-anak, pedofilia Undang-Undang No. 23 tahun 2002 tentang ini termasuk salah satu kasus yang lebih sering Perlindungan Anak, hukuman maksimal bagi terjadi dibandingkan dengan kasus kekerasan pelaku pelecehan seksual terhadap anak di yang lainnya. Adanya prostitusi terhadap anak- bawah umur adalah 15 tahun penjara dan anak di beberapa negara dan maraknya denda sekitar Rp 60.000.000 - Rp. penjualan materi-materi pornografi tentang 300.000.000. anak-anak, menunjukkan bahwa tingkat

Memperhatikan pro dan kontra di atas, ketertarikan seksual terhadap anak tidak jarang. bagaimanakah penerapan sanksi pidana bagi Meskipun demikian, pedofilia sebagai salahsatu pelaku pidefolia dalm perspektif hukum yang bentuk perilaku seksual diperkirakan tidak hidup di Indonesia, yaitu Hukum Positif secara umum terjadi.

Indonesia, Hukum Islam dan HAM Di Indonesia dalam menyikapi kasus Internasional. pedofilia

ini, pemerintah

berencana

memberikan hukuman tanmbahan (di samping SEKILAS SEJARAH PEDOFILIA

sanksi pidana) berupa hukuman kebiri 2 . Sikap Mencuatnya kasus pelecehan seksual pemerintah ini pertama kali diungkapkan oleh terhadap anak-anak di bawah umur yang Menteri

Indar dilakukan orang dewasa di sebuah sekolah Parawansa.”Terhadap munculnya kekerasan telah menjadi isu dan menyita perhatian publik seksual terhadap anak, beliau (PresidenJoko dewasa ini. Umpamanya di sekolah JIS. Setelah "Jokowi" Widodo) setuju jika kebiri kasus tersebut mencuat di media massa dan diberlakukan

Sosial

Khofifah

Termasuk di dalamnya kemudian menjadi sorotan berbagai pihak pengebirian saraf libido," kata Khofifah, membuat orang tua terutama yang memiliki Selasa, 20 Oktober. 3 Kasus pedofilia terakhir anak-anak usia sekolah menjadi lebih waspada melibatkan seorang anak perempuan berusia 9 terhadap kemungkinan terjadinya pedofilia di tahun yang ditemukan sudah meninggal di lingkungan mereka. Banyak pihak kemudian dalam kardus. Dari laporan kepolisian memperkirakan kasus pedofilia tidak hanya ditemukan bukti-bukti pemerkosaan sebelum terjadi di sebuah sekolah, dan terbukti terjadi pembunuhan.Pernyataan Khofifah kemudian beberapa kasus pedofilia di langsung ditanggapi beragam oleh berbagai beberapa

daerah juga terpublikasikan. kalangan, mulai dari Komisi Nasional Fenomena pedofilia, perlu kita ketahui Perempuan hingga Gubernur DKI Jakarta bukanlah sebuah fenomena yang baru terjadi. Ahok (Basuki Tjahja Purnama). Masruchah, Apabila kita mencermati beberapa kasus anggota Komnas Perempuan menolak pedofilia yang telah terjadi di masa lalu hukuman kebiri untuk pedofilia. 4 . Di dalam menunjukkan

pedofilia sebagai suatu fenomena yang telah terjadi dari masa ke masa.

2 Detik.com.Selasa, 2015-12-18.

Secara harfiah pedofilia berasal dari

4 ”Kalau soal sanksi atau pidana dikebiri, ya bahasa Yunani, yaitu paidophilia, pais (anak- pasti kita enggak setuju, karena sebagian dari

3 Detik.com.Selasa, 2015-12-18.

anak) dan philia (cinta yang bersahabat atau

pelanggaran HAM," ujar anggota Komnas Perempuan

persahabatan), sehingga bila diterapkan dalam

Masruchah pada Rappler, Rabu, 21 Oktober.Ia

bentuk perilaku adalah menyayangi anak atau

menambahkan, jika efek jera yang dicari maka dapat dilakukan dengan memaksimalkan hukuman yang sudah 5 memiliki relasi mutualisme dengan anak-anak.

berlaku pada saat ini. Dalam Undang-Undang No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, hukuman maksimal bagi pelaku pelecehan seksual terhadap anak

5 Pedofilia dikenal sebagai bentuk gangguan di bawah umur adalah 15 tahun penjara dan denda

perilaku. Pelaku pedofilia tidak hanya berjenis kelamin sekitar Rp 60.000.000 - Rp. 300.000.000.

laki-laki, tetapi juga perempuan meskipun lebih banyak

Kemudian seiring dengan perkembangan masa kepada anak-anak di bawah umur daripada dan banyaknya kasus yang mengarah pada keuntungannya. Untuk itu, mengacu pada etika orientasi seksual orang dewasa kepada anak- relativisme

konsekuensialis dapat anak di bawah umur atau pra pubertas.

dikategorikan sebagai perilaku yang amoral. Pedofilia sebenarnya telah terjadi Masa sekarang, kita menilai perilaku pedofilia sebelum masa modern. Di Yunani, abad 6 sebagai bentuk perilaku yang tidak adaptif. Masehi, fenomena pedofilia (di awal-awal)

Adanya prostitusi terhadap anak-anak dikenal

penjantanan. dan maraknya penjualan materi-materi Penjantanan ini, dikaitkan dengan proses pornografi tentang anak-anak, menunjukkan spiritual kepercayaan masyarakat Yunani masa bahwa tingkat ketertarikan seksual terhadap itu, kemudian menjadi perdebatan antara anak. Pedofilia sebagai salah satu bentuk proses spiritual dan praktik erotisme. perilaku seksual diperkirakan tidak secara Fenomena yang hampir sama terjadi di budaya umum terjadi. Penyebab dari pedofilia ini kita. Sebagai contoh sebuah budaya di negara belum diketahui secara pasti. Namun pedofilia kita mengganggap wajar fenomena warok dan seringkali menandakan ketidakmampuan gemblak. Fenomena warok dan gemblak seseorang berhubungan dengan sesama dewasa menggambarkan tentang perilaku seksual atau adanya ketakutan untuk menjalin orang dewasa (warok) kepada anak-anak di hubungan dengan sesama dewasa. Jadi bisa bawah umur (gemblak). Perilaku orientasi dikatakan sebagai suatu kompensasi dari seksual warok kepada gemblak dianggap wajar penyaluran nafsu seksual yang tidak dapat oleh masyarakat yang memiliki belief adanya disalurkan pada orang dewasa. daya magis atau power dibalik perilaku

sebagai

bentuk

DSM-IV, seseorang tersebut. Praktek warok terhadap gemblak dikatakan sebagai penderita pedofilia bila; (a) disebut sebagai proses penjantanan, yaitu Selama waktu sekurangnya 6 bulan, terdapat hubungan erotis antara laki-laki dewasa dengan khayalan yang merangsang secara seksual, anak-anak laki-laki di luar keluarga dekat.

Berdasarkan

dorongan seksual, atau perilaku yang berulang Terlepas dari penilaian benar salahnya dan kuat berupa aktivitas seksual dengan anak perilaku tersebut, karena adanya relativisme pre-pubertas atau anak-anak (biasanya berusia moral pada suatu budaya dianggap wajar dan

13 tahun atau kurang), (b) Khayalan, dorongan di suatu budaya lain dianggap tidak wajar. seksual

perilaku menyebabkan Begitu juga pada suatu masa dianggap baik dan penderitaan yang bermakna secara klinis atau di masa yang berbeda dianggap kejahatan. Dua gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan atau contoh perjantanan tersebut menunjukkan fungsi penting lainnya.(c) Orang sekurangnya kesamaan yaitu praktik seksual yang dilakukan berusia 16 tahun dan sekurangnya berusia 5 orang dewasa kepada anak-anak di bawah tahun lebih tua dari anak-anak yang menjadi umur, dan adanya belief spiritualitas dalam korban. bentuk erotisme.

atau

ini KEJAHATAN SEKSUAL TER HADAP kemudian lebih dikenal dengan pedofilia, ANAK (PEDOFILIA) DALAM HUKUM memberikan lebih banyak dampak negatif POSITIF INDONESIA.

Praktek-praktek

penjantanan

Anak berdasarkan Pasal 1 angka

yang terpublikasi pelaku laki-laki. Perilaku ini dapat

(1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002

dilakukan pelaku dengan jenis kelamin laki-laki kepada anak-anak di bawah umum yang berjenis kelamin laki-

tentang Perlindungan Anak (selanjutnya

laki ataupun perempuan. Demikian juga yang dilakukan

disebut UU Perlindungan Anak) adalah

pelaku dengan jenis kelamin perempuan.

seseorang yang belum berusia 18 (delapan adalah hak untuk hidup, berpikir dan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam berekspresi sesuai dengan tingkat kecerdasan kandungan. Hal ini juga ditegaskan dalam dan usianya dalam bimbingan orang tua, agar Bagian I,Pasal 1 Konvensi Hak-Hak Anak tujuan perlindungan anak dapat tercapai, yaitu yang menyebutkan, For the purposes of the present menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar convention, a child means every human being below the dapat hidup, tumbuh, berkembang dan age of 18 years unles, under the law applicable to the berpartisipasi secara optimal demi terwujudnya child, majority is attained earlier . Anak adalah anak yang berkualitas, berakhlak mulia dan amanah dan karunia dari Allah SWT yang di sejahtera. dalam dirinya melekat harkat dan martabat

Negara berkewajiban melindungi anak- sebagai manusia seutuhnya. Anak merupakan anak dari eksploitasi seksual dengan tunas bangsa yang memiliki segudang potensi mengambil langkah-langkah yang layak baik dan akan merupakan generasi muda sebagai bilateral maupun multilateral untuk mencegah penerus cita-cita perjuangan bangsa. Ia dan menghapus kegiatan eksploitasi seksual mempunyai peran strategis dan ciri serta sifat anak untuk tujuan komersial maupun khusus yang nantinya akan menjamin eksploitasi anak dalam pertunjukan dan kelangsungan eksistensi bangsa dan negara di perbuatan yang bersifat pornografi dan masa depan. Berdasarkan pertimbangan di pornoaksi. Berbagai instrumen internasional atas, patut kiranya anak mendapatkan dalam memerangi dan menghapus eksploitasi perhatian khusus dengan upaya memberikan seksual komersial telah disetujui oleh perlindungan kepadanya. Perlindungan anak pemerintah dan dalam penyusunan rencana dalam Pasal 1 angka (2) UU Perlindungan aksi nasional merujuk kepada kesepakatan Anak adalah segala kegiatan untuk menjamin yang tertuang dalam instrumen internasional dan melindungi anak dan hak-haknya agar tersebut antara lain : dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan

1. Konvensi Hak-hak Anak telah diratifikasi berpartisipasi secara optimal sesuai dengan

oleh Indonesia melalui Keppres No. 36 harkat dan martabat kemanusiaan, serta

tahun 1990

mendapat perlindungan dari kekerasan dan

2. Deklarasi dan Agenda Aksi Stockholm diskriminasi. Di dalam Bagian I Pasal 2

tahun 1996

Konvensi Hak-Hak Anak menyebutkan, “States

3. Komitmen dan Rencana Aksi Regional parties shall respect and ensure the rights set forth in

Kawasan Asia Timur dan Pasifik melawan the present convention to each child within their

Eksploitasi Seksual Komersial Anak tahun juridiction without discrimination of any kind,

4. Komitmen Global Yokohama tahun 2001 guardian’s race, colour, sex, languange, religion,

irrespective of the child’s or his or her parent’s or legal

5. Konvensi ILO No. 182 telah diratifikasi political or other opinion, national, ethnic or social

oleh Undang-undang No. 1 Tahun 2000 origin, property, disability, birth or other status .”

tentang pengesahan Konvensi ILO No. Hak anak 6 adalah bagian dari hak asasi

182 tentang Pelarangan dan Tindakan manusia yang wajib dijamin, dilindungi dan

Segera Untuk Penghapusan Bentuk- dipenuhi oleh orang tua, keluarga, masyarakat,

bentuk Pekerjaan Terburuk Untuk Anak pemerintah dan negara. Salah satu hak anak

6. Optional Protocol to the CRC on the Sale of

Children, Child Prostitution and Child

UU Perlindungan Anak yang disahkan pada tanggal 22 Oktober 2002 dan diundangkan dalam

Phornography ditanda tangani pada tanggal

Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002

24 September 2001

Nomor 109.

7. Protocol to Prevent, Suppress and Punish tempat-tempat tersebut perempuan berusia 18 Trafficking in Persons, Especially Women and

tahun. 8

Children supplementing to the UN Convention

against Transnational Organized Crime KEJAHATAN SEKSUAL TER HADAP ditandatangani pada tanggal 12 Desember ANAK DALAM HUKUM PIDANA

ISLAM

8. Selain itu, berbagai instrumen hukum Secara sederhana hukum dapat nasional yang menjadi dasar penyusunan dipahami sebagai peraturan-peraturan atau yakni Undang-Undang Dasar 1945, norma-norma yang mengatur tingkah laku Undang-undang No. 39 tahun 1999 manusia dalam suatu asyarakat, baik peraturan

tentang HAM dan Undang-undang No. atau norma itu berupa kenyataan yang tumbuh

23 tahun 2002 tentang Perlindungan dan berkembang dalam masyarakat maupun Anak.

peraturan atau norma yang dibuat dengan cara Pemerintah, melalui Keppres No. 87 9 tertentu dan ditegakkan oleh penguasa . Kata

Tahun 2002 telah menetapkan Rencana Aksi yang kedua, yaitu ‘pidana’, berarti kejahatan, Nasional Penghapusan Eksploitasi Seksual (tentang pembunuhan, perampokan, korupsi,

Komersial Anak dan Gugus Tugas untuk 10 dan lain sebagainya); kriminal . Adapun kata memerangi dan menghapus eksploitasi seksual yang ketiga, yaitu ‘Islam’, oleh Mahmud Syaltut

komersial anak, yakni kejahatan yang didefinisikan sebagai agama Allah yang melanggar hak asasi anak, merendahkan harkat diamanatkan kepada Nabi Muhammad Saw. dan martabat kemanusian, serta merupakan untuk mengajarkan dasar-dasar dan syariatnya salah satu bentuk pekerjaan terburuk untuk dan juga mendakwahkannya kepada semua anak. Ada lima bidang yang akan digarap manusia serta mengajak mereka untuk

dalam memerangi dan menghapus eksploitasi 11 memeluknya . seksual komersial anak yaitu koordinasi dan

Dengan memahami arti dari ketiga kata kerjasama,

pencegahan, perlindungan, itu, dapatlah dipahami bahwa hukum pidana pemulihan dan reintegrasi serta partisipasi Islam merupakan seperangkat norma atau anak. Kondisi yang ingin dicapai, yakni peraturan yang bersumber dari Allah dan Nabi memberikan perlindungan kepada setiap anak Muhammad Saw. untuk mengatur kejahatan dari eksploitasi seksual komersial, mengurangi manusia di tengah-tengah masyarakatnya. jumlah anak yang rawan terhadap eksploitasi Dengan kalimat yang lebih singkat, hukum seksual komersial serta mengembangkan pidana Islam dapat diartikan sebagai hukum lingkungan, sikap dan praktek yang tanggap tentang kejahatan yang bersumber dari ajaran terhadap permasalahan eksploitasi seksual Islam. Hukum Pidana Islam (HPI) dalam

komersial anak. 7 khazanah literatur Islam biasa disebut al- ahkam

yang mengatur Permasalahan

pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh mencakup eksploitasi secara seksual terhadap

40 –70 ribu anak di bawah umur 18 tahun.

8 Laporan Situasi Anak dan Perempuan 2000).

Mereka sebagian juga diperdagangkan ke luar

9 Dalam ujudnya, hukum ada yang tertulis

negeri. Pada tahun 1997/1998, terdapat 75.106 dalam bentuk unda udang-undang seperti hukum tempat pekerja seks yang terselubung ataupun modern (hukum Barat) dan ada yang tidak tertulis

seperti hukum adat dan hukum Islam.

yang terdaftar. Kira-kira 30 persen penghuni

10 Tim Penyusun Kamus Besar Bahas

Indonesia, 1997, 871.

7 RAN-PESKA 2002, Indikator dan Profil 11 Muhammad Syaltut, Tarikk Tasyri’a al-Islamy, KPA 2002, Departemen Sosial 2000).

Para ulama menggunakan mengukuhkan ayat-ayat Makkiyah. Di antara istilah jinayah dalam dua arti, yakni arti luas ayat-ayat itu adalah yang berhubungan dengan dan arti sempit. Dalam arti luas, jinayah kewajiban shalat, larangan membunuh jiwa, merupkan perbuatan-perbuatan yang dilarang larangan meminum minuman keras, larangan oleh Syara’dan dapat mengakibatkan hukuman berzina, dan larangan memakan harta orang

had (hukuman yang ada ketentuan nash-nya lain dengan cara yang tidak benar. Dengan seperti hukuman bagi pencuri, pembunuh, dll), dasar ayat-ayat itulah, maka al-Syathibi pada atau Ta’zir (hukuman yang tidak ada ketentuan akhirnya berkesimpulan bahwa adanya lima nash -nya seperti pelanggaran lalu lintas, kebutuhan pokok bagi manusia tersebut percobaan melakukan tindak pidana, dll). menempati suatu yang qath’iy (niscaya) dalam Dalam arti sempit, jinayah merupakan arti dapat dipertanggungjawabkan dan oleh perbuatan-perbuatan yang 6 dilarang oleh karena itu dapat dijadikan sebagai dasar

Syara’ dan dapat menimbulkan hukuman had, 13 menetapkan hukum . bukan 12 Ta’zir .Istilah lain yang identik dengan

Dalam usaha mewujudkan dan jinayah adalah Jarimah.

memelihara lima unsur pokok itu al-Syathibi Tujuan hukum Islam sejalan dengan mengemukakan tiga peringkat maqashid al- tujuan hidup manusia serta potensi yang ada syari’ah (tujuan syariat), yaitu pertama adalah dalam dirinya dan potensi yang datang dari tujuan primer (maqashid al-daruriyyah), kedua luardirinya, yakni kebahagiaan hidup baik di adalah tujuan sekunder (maqashid al-hajjiyyah), dunia maupun di akhirat, atau dengan dan ketiga tujuan tertier (maqashid al- ungkapan yang singkat, untuk kemaslahatan tahsiniyyah). Atas dasar inilah maka hukum manusia. Tujuan ini dapat dicapai dengan cara Islam dikembangkan, baik hukum pidana, mengambil segala hal yang memiliki perdata, ketatanegaraan, politik hukum, kemaslahatan dan menolak segala hal yang 14 maupun yang lainnya .

merusak, dalam rangka menuju keridoan Allah Dengan mengacu kepada lima sesuai dengan prinsip tauhid. Menurut al- kebutuhan pokok manusia dan tiga peringkat Syathibi, (salah satu pendukung Mazhab tujuan syariat tersebut, dapatlah dipahami Maliki), kemaslahatan itu dapat terwujud bahwa tujuan utama pemberlakuan hukum apabila terwujud juga lima unsur pokok. pidana Islam adalah untuk kemaslahatan Kelima unsur pokok itu adalah agama, jiwa, manusia. Abdul Wahhab Khallaf memberikan keturunan, akal, dan harta.

sederhana mengenai Menurut al-Syathibi, penetapan pemberlakuan hukum pidana Islam yang kelima pokok kebutuhan manusia di atas

perincian

yang

dikaitkan dengan pemeliharaan lima kebutuhan didasarkan pada dalil-dalil Alquran dan Hadis. pokok manusia dalam bukunya ‘Ilmu Ushul al-

Dalil-dalil tersebut berfungsi sebagai al-qawaid 15 Fiqh al-kulliyyah (kaidah-kaidah umum) dalam

a. Memelihara agama (hifzh al-din) menetapkan al-kulliyyah al-khamsah (lima

Agama di sini maksudnya adalah kebutuhan pokok). Ayat-ayat Alquran yang

sekumpulan akidah, ibadah, hukum, dan dijadikan dasar pada umumnya adalah ayat-

ayat Makkiyah yang tidak dinasakh (dihapus

13 Abu Ishaq al-Syathibi, al-Muwafaqat fi shul al-yari,ah, (Mesir :Maktabah al-Tijariyah al-Kubra,t.th)

juz 2, 8

12 Lihat Wahbah az-Zuhaily,al-Fiqh al-Islamy

14 Ibid.

Wa allatuhu , Terj.Abdul Hayye al-Kattany,Dar al- 15 Abdu al- Wahab Khallaf, ,Ilmu Ushul al- Fikri,Jakarta, Gema Insani, 2011), 248-249.

Fiqh, Kuwait: Dar al-Qalam,1978, 200-204 Fiqh, Kuwait: Dar al-Qalam,1978, 200-204

larangan perzinaan ini dilanggar, maka dengan Tuhannya dan juga mengatur

Allah mengancam dengan hukuman rajam hubungan antar manusia. Untuk menjaga

atau hukuman cambuk seratus kali. dan memelihara kebutuhan agama ini dari

e. Memelihara harta (hifzh al-mal) ancaman

memelihara harta ini mensyariatkan hukum berjihad untuk

disyariatkanlah tata cara pemilikan harta, memerangi orang yang menghalangi

misalnya dengan muamalah, perdagangan, dakwah agama. Untuk menjaga agama ini

dan kerja sama. Di samping itu, Allah Allah juga mensyariatkan shalat dan

mengharamkan mencuri atau merampas melarang murtad dan syirik. Jika

hak milik orang lain dengan cara yang ketentuan ini diabaikan, maka akan

tidak benar. Jika larangan mencuri terancamlah eksistensi agama tersebut,

diabaikan, maka pelakunya akan diancam dan Allah menyuruh memerangi orang

dengan hukuman potong tangan. yang murtad dan musyrik.

b. Memelihara jiwa (hifzh al-nafs)

SANKSI PELANGGARAN (PIDANA) Untuk memelihara jiwa ini Allah DALAM ISLAM

mewajibkan berusaha untuk mendapatkan kebutuhan makanan, minuman, pakaian, Jarimah (tindak pidana) dalam Islam,

jika dilihat dari segi berat ringannya hukuman dan tempat tinggal. Tanpa kebutuhan tersebut maka akan terancamlah jiwa ada tiga jenis, yaitu hudud, qisas dan diyat, Ta’zir.

manusia. Allah juga akan mengancam Jarimah Hudud yaitu perbuatan melanggar

dengan hukuman qishash(hukum bunuh) hukum yang jenis dan ancaman hukumannya ditentukan oleh nas,

atau diyat(denda) bagi siapa saja yang yaitu hukuman had (hak Allah). Hukuman

menghilangkan jiwa. Begitu juga Allah had yang dimaksud tidak mempunyai batas

melarang menceburkan diri ke jurang kebinasaan (bunuh diri).

terendah dan tertinggi dan tidak bisa

c. Memelihara akal (hifzh al-‘aql) dihapuskan oleh perorangan (si korban atau walinya) atau masyarakat yang

Untuk menjaga dan memelihara akal ini Allah

mengharuskan

manusia

mewakili (ulil amri). Para ulama sepakat bahwa yang termasuk kategori dalam

mengkonsumsi makanan yang baik dan halal serta mempertinggi kualitas akal Jarimah hudud ada tujuh, yaitu : (a) zina,

(b) qazf (menuduh zina), (c) pencurian, dengan menuntut ilmu. Sebaliknya, Allah

mengharamkan minuman keras yang (d) perampokan atau penyamunan (hirabah), (e) pemberontakan (al-bagby),

memabukkan.

Kalau larangan ini

diabaikan, maka akan terancam eksistensi (f) minum-minuman keras, dan (g) niddah (murtad).

akal. Di samping itu, ditetapkan adanya ancaman (hukuman dera 40 kali) bagi

2. Jarimah Qisas dan Diyat yakni perbuatan yang diancam dengan hukuman qisas dan

orang yang meminum minuman keras.

d. Memelihara keturunan (hifzh al-nasl) diyat. Baik hukuman gisas maupun diyat merupakan hukuman yang ditentukan

Untuk memelihara keturunan Allah mensyariatkan pernikahan dan sebaliknya

batasnya, tidak ada batas terendah dan tertinggi, tetapi menjadi hak perorangan

mengharamkan perzinaan. Orang yang (si korban dan walinya), ini berbeda

mengabaikan ketentuan ini, akan terancam mengabaikan ketentuan ini, akan terancam

ketentuan nash ”.

3. Jarimah Ta’zir, yaitu memberi pelajaran,

2. Unsur materiil (sifat melawan hukum). artinya suatu Jarimah yang diancam dengan

Artinya adanya tingkah laku seseorang hukum Ta’zir yaitu hukuman selain had

membentuk Jarimah , baik dan qisas dan diyat. 16 Pelaksanaan

yang

dengan sikap berbuat maupun sikap hukuman Ta’zir, baik yang jenis

tidak berbuat. Unsur ini dalam hukum larangannya ditentukan oleh nas atau

pidana Islam disebut dengan ar-rukn al- tidak, baik perbuatan itu menyangkut hak

madi.

Allah atau hak perorangan, hukumannya

3. Unsur moril (pelakunya mukalaf). Artinya diserahkan sepenuhnya kepada penguasa.

pelaku Jarimah adalah orang yang dapat Bahwa suatu perbuatan dianggap delik

pertanggungjawaban (Jarimah) bila terpenuhi unsur-unsur

dimintai

terhadap Jarimah yang perbuatan jarimah.

pidana

dilakukannya. Dalam syariat Islam unsur moril disebut dengan ar-rukn al-adabi.

Adapun unsur-unsur Jarimah dapat

dikategorikan menjadi 2 (dua): pertama, unsur PENERAPAN SANKSI PIDANA BAGI umum, artinya unsur-unsur yang harus PELAKU KEJAHATAN SEKSUAL

terpenuhi pada setiap Jarimah.

TER HADAP ANAK

Di dalam literatur fiqih, istilah pidefolia Kedua, unsur khusus, artinya unsur-unsur

merupakan istilah yang baru. Tidak ada yang harus terpenuhi pada jenis Jarimah

leteratur yang menjelaskan tentang itu, kecuali tertentu.

zina dan liwath (yang menimpa umat Nabi Yang termasuk unsur-unsur umum Jarimah

Luth). Zina adalah hubungan kelamin antara adalah sebagai berikut :

1. Unsur formil (adanya undang-undang atau ikatan perkawinan yang sah dan dilakukan

laki-laki dengan perempuan tanpa adanya

nas). Artinya setiap perbuatan tidak dengan sadar serta tanpa adanya unsur

dianggap melawan hukum dan pelakunya subhat. 17 Delik perzinaan ditegaskan dalam al-

tidak dapat dipidana kecuali adanya nas Qur’an dan sunnah. Hukuman bagi pelaku atau undang-undang yang mengaturnya. zina yang belum menikah (ghairu muhsan)

Dalam hukum

positif

masalah

didasarkan pada ayat al- Qur’an, yakni didera ini dikenal dengan istilah asas

seratus kali.Sementara bagi pezina muhsan legalitas, yaitu suatu perbuatan tidak dapat

dikenakan sanksi rajam.Rajam dari segi bahasa dianggap melawan hukum dan pelakunya

berarti melempari batu. Rajam adalah tidak dapat dikenai sanksi sebelum

melempari pezina muhsan sampai menemui adanya

peraturan

yang

ajalnya. Adapun dasar hukum dera atau mengundangkannya. Dalam syariat Islam

cambuk seratus kali adalah firman Allah dalam lebih dikenal dengan istilah ar- rukn

asy- syari’i. Kaidah yang mendukung unsur ini adalah “tidak ada perbuatan yang

surat an-Nur ayat 2:

dianggap melanggar hukum dan tidak ada hukuman yang dijatuhkan kecuali adanya ketentuan nash ”. Kaidah lain menyebutkan

“tiada

hukuman

17 Lihat K. Ali Yafi dkk, Ensiklopedi Hukum 16 Ibid.,

Pidana Islam . Jakarta, PT.Karisma Ilmu, Jld IV, 153.

ْمُكْذُخْأَت َلاَو ٍةَدْلَج َةَئاِم اَمُهْ نِم ٍدِحاَو َّلُك اْوُدِلْجاَف ِنِاَّزلاَو ُةَيِناَّزل akibat dari perbuatannya. Di samping itu ِرِخَلأا ِمْوَ يْلاَو ِللهاِب َنْوُ نِمْؤُ ت ْمُتْنُك ْنِا ِللها ِنْيِد ِفِ ٌةَفْأَر اَمِِبِ manusia yang melangggar larangan itu akan

mendapat pula kemarahan Allah atas dosa

َْيِنِمْؤُمْلا َنِم ٌةَفِئاَط اَمُهَ باَذَع ْدَه ْشَيْلَو yang diperbuatnya. Manusia yang melanggar

larangan Allah itu disebut pelaku ma’siat dan Pezina perempuan dan laki-laki hendaklah dicambuk perbuatan yang dilarang yang dilanggarnya itu seratus kali dan janganlah merasa belas kasihan disebut perbuatan ma’siat. Semua perbuatan kepada keduanya sehingga mencegah kamu yang dilarang adalah perbuaran buruk yang dalam menjalankan hukum Allah, hal ini jika

mengandung madharrat atau bahaya yang kamu beriman kepada Allah dan hari akhir. Dan

hendaklah dalam menjatuhkan sanksi (mencambuk) diancam Allah dengan dosa akhirat. Sebagian mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang dari perbuatan yang diancam dengan dosa beriman.

akhirat itu ada pula yang diancam Allah dan atau Rasul dengan ancaman dunia. Adanya

Sedangkan dasar penetapan hukum tambahan ancaman dunia ini, berarti rajam adalah hadis Nabi: 18 pelanggaran yang dilakukan lebih tinggi

kualitasnya. Pelanggaran dalam bentuk yang lebih tinggi kualitasnya itu disebut Jarimah atau

ُدْلَج ِرْكِبْلاِب ُرْكِبْلا ًلايِبَس َّنَُلَ ُللها َلَعَج ْدَق ينَِّع اوُذُخ ينَِّع اوُذُخ jinayah atau kejahatan. ُمْجَّرلاَو ٍةَئاِم ُدْلَج ِبييَّ ثلاِب ُبييَّ ثلاَو ٍةَنَس ُيْفَ نَو ٍةَئاِم

Di samping kejahatan tersebut, Terimalah dariku! Terimalah dariku! Sungguh Allah

telah menjadikan jalan kepada mereka. Bujangan terdapat pula beberapa bentuk perbuatan yang yang berzina dengan gadis dijilid seratus kali dan diyakini sebagai perbuatan yang mendatangkan diasingkan selama satu tahun.Dan orang yang telah mudharat atas umat, namun tidak terdapat kawin yang berzina didera seratus kali dan sanksinya dalam Alquran atau hadis Nabi, dirajam.(HR Muslim)

seperti perjudian dan penipuan. Ulama fiqh menetapkannya sebagai kejahatan yang bentuk

Di samping itu pelaku zina berarti sanksinya ditetapkan oleh hakim atau mengingkari nikmat Allah tentang kebolehan penguasa atau negara. Kelompok ini disebut dan anjuran Allah untuk menikah. Allah swt

Jarimah Ta’zir.

menetapkan hukum untuk kemaslahatan umat manusia dalam rangka rahmatan lil ‘alamin.

Terhdap perbuatan pedofillia adalah Suruhan-suruhan yang ditetapkan Allah “Kejahatan” merupakan sesuatu yang buruk

tujuannya adalah untuk kenikmatan, kebaikan dan tidak diterima oleh akal yang sehat.

dan kesenangan umat manusia. Manusia yang Sesuatu dapat diketahui dan dikatakan jahat

mematuhi suruhan Allah itu disamping akan atau kejahatan melalui dua cara. Pertama

merasakan sendiri kenikmatan, kebaikan dan melalui larangan Allah dalam Alquran dan atau

kesenangan itu dia juga akan mendapat pahala Nabi dalam hadisnya. Segala bentuk perbuatan

dari Allah di akhirat nanti. Disamping yang dilarang Allah dan Nabi di luar wilayah

suruhan-suruhan, Allah juga menetapkan ibadat adalah buruk, perbuatan dalam wilayah

larangan-larangan agar manusia terhindar dari ibadat tidak dapat dinilai buruk atau tidaknya.

segala keburukan, kemudaratan dan bahaya Hal ini dapat diketahui dari kenyataan bahwa

yang akan menimpa. Manusia yang melanggar semua perbuatan yang buruk dan jahat

larangan-larangan itu akan merasakan sendiri menurut akal sehat nyatanya dilarang Allah

atau Nabi. Kedua kalau tidak ditemukan dalam

18 Hadist Ubadah bin ash-Shamit

Alquran atau hadis Nabi, buruk atau jahat dalam KHA. Lebih spesifik sebagaimana tema perbuatan itu diketahui melalui penilaian akal diatas, seorang anak berhak memperoleh sehat yang disebut maslahat atau maqashid perlindungan dari segala bentuk salah syar’iyah.

perlakuan (abuse) yang dilakukan orang tua atau orang lain yang bertanggung jawab atas

PELAKU KEJAHATAN SEKSUAL

pengasuhan. Ini dapat dilihat dalam Pasal 19

TRER HADAP ANAK MENURUT

KHA.

HUKUM INTERNASIONAL DAN HAM

Hak terhadap perlindungan (protection Sebagai negara hukum yang mengakui rights ), yaitu perlindungan anak dari kekerasan, hak anak sebagai bagian integral dari HAM, masuk kategori perlindungan dari eksploitasi (6 sebagaimana didalam KHA yang telah hak), salah satunya meliputi perlindungan dari diratifikasi, sudah barang tentu, Indonesia upaya penganiayaan seksual, prostitusi dan berkewajiban

memberikan jaminan pornograpi. Sedangkan hak untuk tumbuh perlindungan hukum atas hak – hak anak. berkembang (development rights) meliputi bentuk Yang menjadi pertanyaannya adalah bagaimana pendidikan (formal maupun nonformal) dan perlindungan hukum bagi anak korban hak untuk mencapai standar hidup yang layak kekerasan seksual. Karena persoalannya adalah bagi perkembangan fisik, mental, spiritual dan kekerasan seksual itu sudah terjadi dan sosial anak (Pasal 28 KHA). Terkait hal ini, bentuknya pun beragam serta berdampak anak korban kekerasan seksual berhak buruk terhadap diri pribadi anak baik pisik memperoleh pengembangan kesehatan dan maupun fisik 19 .

fisik.Terakhir, hak berpartisipasi (participation Menurut Saeroni dalam tulisannya rights ) yaitu hak menyatakan pendapat dalam

“Mewaspadai Kekerasan Seksual Pada Anak segala hal yang mempengaruhi anak. Hal ini Perempuan,” kekerasan seksual merupakan meliputi 4 (empat) hak, salah satunya untuk kekerasan yang paling mengerikan karena jenis memperoleh informasi yang layak dan kekerasan ini biasanya diiringi oleh beberapa terlindung dari informasi yang tidak sehat. bentuk dan jenis kekerasan lainnya, seperti

Sementara itu, dalam Undang – undang kekerasan fisik, sosiologis maupun psikologis. Perlindungan Anak, perihal hak anak diatas Ironisnya lagi, pelakunya seringkali orang juga diatur dalam Pasal 4 yang menegaskan terdekat atau orang – orang yang telah kenal bahwa setiap anak berhak untuk dapat hidup, baik oleh korban, seperti tetangga, saudara, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara guru, bahkan juga orang tua korban.

wajar sesuai dengan harkat dan martabat Hak anak Korban Kekerasan Seksual.

kemanusiaan, serta mendapat perlindungan Hak anak secara umum terkait dengan dari kekerasan dan diskriminasi. Untuk itu, masalah diatas sebagaimana termaktub dalam ketentuan ini juga berlaku bagi anak korban

KHA, diantaranya hak terhadap kelangsungan kekerasan seksual, karena hak untuk mendapat hidup

(survival rights ), hak terhadap perlindungan dimaksud tetap melekat, hingga perlindungan (protection rights), hak untuk tidak terulang lagi kejadian serupa dimasa tumbuh berkembangan (development rights), dan mendatang kepada dirinya. hak untuk berpartisipasi (participation rights).

Anak korban kekerasan seksual juga Mengutip Rika Saraswati, hak terhadap berhak mendapatkan pelayanan kesehatan dan

kelangsungan hidup ada 8 hak yang termaktub jaminan sosial serta memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka mengembangkan

19 http://devianianggraeni90.wordpress.com/,

21 pribadi dan kecerdasannya sesuai dengan

Desember 2009.

minat dan bakatnya (Pasal 8, Pasal 9 ayat (1) dan eksploitasi. Pada eksploitasi termasuk dan (2)). Sebagaimana yang dikatakan Devi prostitusi dan pornograpi. Secara eksplisit, Anggraini dalam tulisannya “Pelecehan Seksual adapun efek kekerasan seksual terhadap anak Pada Anak,” bahwa, “Pelecehan seksual antara lain depresi, gangguan jiwa pasca berdampak besar terhadap psikologi anak, trauma, kecemasan, kencendrungan menjadi karena mengakibatkan emosi yang tidak stabil. korban lebih lanjut, dimasa dewasa dan cedera

Oleh karena itu, anak korban pelecehan 20 fisik. Jadi, dilihat dari segi bentuk, efek dan seksual harus dilindugi dan tidak dikembalikan dampak kekerasan seksual sebagaimana yang

pada situasi dimana tempat terjadinya dimaksud diatas, serta tujuan perlindungan pelecehan seksual tersebut dan pelaku anak sebagaimana yang tercantum dalam Pasal

pelecehan dijauhkan dari anak korban 3 UUPA, jelas menyebutkan bahwa pelecehan. Hal ini untuk memberi perlindungan anak bertujuan untuk menjamin perlindungan pada anak korban pelecehan terpenuhinya hak – hak anak agar dapat hidup, seksual. Anak – anak yang menjadi korban tumbuh, berkembang dab berpartisipasi secara pelecehan seksual akan mengalami sejumlah optimal, sesuai dengan harkat dan martabat masalah, seperti kehilangan semangat hidup, kemanusiaan, serta mendapat perlindungan membenci lawan jenis, dan upaya keinginan dari kekerasan dan diskriminasi demi untuk balas dendam, bila kondisi psikologisnya terwujudnya anak Indonesia yang berkualitas, tidak d itangani secara serius.”

berakhlak mulia dan sejahtera. Oleh sebab itu, Melihat dari bentuk kekerasan seksual, sudah sepatutnya negara tetap menjamin seperti yang diungkapkan Lukman Hakim terlindunginya hak anak korban kekerasan, Nainggolan, “Kekerasan seksual meliputi diantaranya (1) hak untuk dapat hidup, eksploitasi seksual komersial termasuk tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara penjualan anak (sale children) untuk tujuan wajar sesuai dengan harkat dan martabat prostitusi (child prostitution) dan pornograpi kemanusiaan, serta mendapat perlindungan (child phornografy). Kekerasan seksual terhadap dari kekerasan dan diskriminasi. (2) atau dengan sebutan lain bisa berupa Mendapatkan pelayanan kesehatan dan hubungan seks, baik melalui vagina, penis, jaminan sosial serta memperoleh pendidikan oral, dengan menggunakan alat, sampai dengan dan pengajaran agar anak kembali dalam memperlihatkan alat kelaminnya, pemaksaan kondisia ideal sedia kalanya. seksual, sodomi, oral seks, onani, pelecehan

seksual, bahkan perbuatan incest”. Bentuk UPAYA PERLINDUNGAN HAK DAN lainnya, menyentuh alat kelamin korban atau SANKSI TER HADAP PELAKU

memaksa korban untuk menyentuh alat KEKERASAN SEKSUAL kelaminnya, melibatkan anak – anak dalam

Sebagaimana tujuan perlindungan anak pornograpi, misalnya memperlihatkan gambar dalam Pasal 3 UUPA, dan kewajiban negara atau

dalam memberikan membangkitkan napsu birahi, termasuk juga perlindungan terhadap anak (Pasal 14 – 20), memperlihatkan kepada anak – anak seperti serta

tulisan erotis

dengan

tujuan dan

pemerintah

42 kondom, gambar orang tanpa busana dan KHA, menegaskan bahwa negara peserta akan sebagainya.

sesuai

dengan Pasal

melakukan daya upaya agar prinsip – prinsip Menurut Resna dan Darmawan, dan ketentuan – ketentuan KHA diketahui tindakan penganiayaan seksual dapat dibagi secara luas, baik orang dewasa maupun anak – atas tiga kategori, yaitu pemerkosaan, incest,

20 http://id.wikipedia.org/, 30 April 2011.

anak (didalam wilayah negara bersangkutan). perlindungan anak (Pasal 23 Ayat (1)) dan Ketentuan itu jelas mewajibakan negara mengawasinya (Pasal 23 Ayat (2)). Pemerintah peserta untuk menyebarluaskan prinsip dan dan lembaga negara lainnya, juga berkewajiban ketentuan KHA kepada publik dalam negeri memberikan perlindungan khusus bagi anak dengan tujuan dapat memahami dan korban kekerasan seksual sebagaimana yang memantau perkembangan perlindungan hak diatur dalam Pasal 59 UUPA. anak dimaksud.

Upaya perlindungan khusus ini, bagi Upaya perlindungan terhadap hak anak anak korban tindak pidana (Pasal 64) dan di dalam UUPA jelas menegaskan bahwa eksploitasi seksual (Pasal 66) antara lain : negara

dan pemerintah,

masyarakat

1. Upaya Perlindungan khusus bagi anak

berkewajiban melindungi melindungi hak anak,

yang ber hadapan dengan hukum

khususnya korban kekerasan seksual. Secara

menurut Pasal 64 Ayat (3) :

eksplisit diatur didalam UUPA, diantaranya,  Upaya rehabilitasi, perlindungan dari pada Pasal 13 Ayat (10) yang berbunyi “Setiap

pemberitaan identitas melalui media anak selama dalam pengasuhan orang tua, wali,

massa untuk menghindari labelisasi atau pihak lain mana pun yang bertanggung

 Pemberian jaminan keselamatan bagi jawab

saksi korban dan saksi ahli, baik fisik, mendapatkan perlindungan dari perlakuan

atas pengasuhannya,

berhak

mental maupun sosial diskriminasi, eksploitasi baik ekonomi maupun

aksesibilitas untuk seksual, penelantaran. Kemudian juga

 Pemberian

mendapatkan informasi mengenai kekejaman, kekerasan dan penganiayaan, dan

perkembangan perkara perlakuan salah lainnya. Pada Ayat (2) bila

orang tua, wali atau pengasuh anak melakukan

segala bentuk perlakuan sebagaimana Ayat (1),

2. Upaya perliundungan khusus menurut

maka pelaku diberi pemberatan hukuman.

Pasal 66 Ayat (2) :

Kemudian, Pasal 16 Ayat (1) setiap anak  Penyebarluasan dan / atau sosialisasi berhak memperoleh perlindungan dari sasaran ketentuan peraturan

perundang – penganiayaan, penyiksaan atau penjatuhan

undangan yang berkaitan dengan hukuman yang tidak manusiawi. Kemudian,

dengan perlindungan anak yang pada Pasal 17 Ayat (2), setiap anak yang dieksploitasi secara ekonomi dan / menjadi korban atau pelaku kekerasan seksual

atau seksual.

atau yang berhadapan dengan hukum berhak  Pemantauan, pelaporan dan pemberian dirahasiakan. Lalu dipertegas pula pada Pasal

sanksi.

18 yakni setiap anak yang menjadi korban atau pelaku tindak pidana berhak mendapatkan

berbagai instansi bantuan hukum dan bantuan lainnya. Sesuai

 Perlibatan

perusahaan, serikat semangat pada pasal 21 UUPA yang tegas

pemerintah,

pekerja, lembaga swadaya masyarakat, mengatakan bahwa negara dan pemerintah

dan masyarakat dalam penghapusan berkewajiban

eksploitasi terhadap anak secara menghormati dan menjamin hak asasi setiap

dan

bertanggung jawab

ekonomi dan / atau seksual. anak tanpa diskriminasi, maka negara dan

3. Upaya Perlindungan khusus bagi anak

pemerintah harus memberikan sarana dan

prasarana korban kekerasan sebagaimana Pasal dalam penyelenggaraan perlindungan anak (Pasal 22), menjamin

59 meliputi kekerasan fisik, psikis, dan

melakukan persetubuhan dengannya atau seksual menurut Pasal 69 Ayat (2) : orang lain.

Penyebarluasan dan sosialisasi ketentuan Ketentuan ayat (1), berlaku pula bagi peraturan perundang – undangan yang

setiap orang yang dengan sengaja melindungi anak korban tindak kekerasan,

melakukan tipu muslihat, serangkaian pemantauan, pelaporan dan pemberian

kebohongan, atau membujuk anak sanksi. Kemudian ditegaskan juga, sebagai

melakukan persetubuhan dengannya atau jaminan perlindungan hak anak, bahwa

dengan orang lain.

setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, melakukan, menyuruh

3. Pasal 82

melakukan, atau turut serta melakukan Dipidana maksimal 15 tahun minimal 3 eksploitasi terhadap anak sebagaimana

tahun dan denda maksimal Rp 300 juta yang dimaksud Pasal 69 Ayat (1)

minimal Rp 60 juta bagi setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau

Untuk meminimalisir atau tidak lagi ancaman kekerasan, memaksa, melakukan terjadi kekerasan seksual terhadap anak serta

tipu muslihat, serangkaian kebohongan, guna memberi efek jera kepada pelaku, maka

atau membujuk anak untuk melakukan diatur pula sanksi pidana yang disertai denda.

atau membiarkan dilakukan perbuatan Antara lain :

cabul.

1. Pasal 80.

Sementara itu, menurut Lukman Hakim Pidana Penjara paling lama 3 (tiga) tahun

Nainggolan, pemberian sanksi pidana bagi

6 (enam) bulan dan / atau denda pelaku kekerasan seksual terhadap anak maksimal Rp 72.000.000 (tujuh puluh dua

merupakan suatu kebijakan politik juta rupiah) bagi setiap orang yang

kriminal yang menurut pendapatnya melakukan kekejaman, kekerasan atau

masuk dalam upaya penal. Dimana Upaya ancamanan kekerasan, atau penganiayaan

penal dimaksud yaitu penanggulangan terhadap anak.

setelah terjadi kejahatan atau menjelang Jika mengakibatkan luka berat, maka

terjadinya kejahatan dengan tujuan agar pelaku dipidana maksumal 5 (lima) tahun

setiap orang tidak melakukan perbuatan dan / atau denda maksimal Rp

yang sama dan menjadi contoh bagi yang 100.000.000,- (seratus juta rupiah).

lain jika melakukannya maka dijatuhkan Jika mati, maka pelaku dipidana maksimal

sanksi keras yang sifatnya represif.

10 tahun dan / atau denda Rp Lebih lanjut, dia juga menyebutkan upaya 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah).

lainnya, yakni upaya nonpenal. Maksudnya Ditambah sepertiga, apabila yang

adalah usaha –usaha penanggulangan melakukan adalah orangtuanya.

dengan tidak menggunakan sanksi hukum, yang berarti bahwa penanggulangan ini

2. Pasal 81

adalah penanggulangan yang lebih bersifat Pidana penjara minimal 3 tahun maksimal

preventif. Misalnya berupa penyantunan

15 tahun dan denda minimal 60 juta dan pendidikan sosial dalam rangka maksimal Rp 300 juta, bagi setiap orang

mengembangkan tanggung jawab sosial yang sengaja melakukan kekerasan atau

warga masyarakat, penggarapan kesehatan ancamanan kekerasan memaksa anak

jiwa masyarakat melalui pendidikan moral, agama dan sebagainya, peningkatan usaha jiwa masyarakat melalui pendidikan moral, agama dan sebagainya, peningkatan usaha

Kebiri (disebut juga pengebirian atau

4. Kemudian upaya preventif

kastrasi) sebagai hukuman tambahan yang Yaitu upaya penanggulangan yang lebih

dirancang bagi pelaku kekerasanseksual dititik beratkan pada pencegahan

terhadap anak adalah tindakan bedah dan atau terjadinya tindak kejahatan kekerasan

menggunakan bahan kimia yang bertujuan seksual terhadap anak. Kejahatan dapat

untuk menghilangkan fungsi testis pada jantan dikurangi dengan meminimalisir faktor – atau fungsi ovarium pada betina. Lebih lanjut faktor penyebabnya. Misalnya, faktor

lagi, merujuk pada pendapat dari Mantan menyimpang dari diri pelaku, kondisi yang

Ketua Mahkamah Agung yaitu Bapak Wirjono mendukung, sosial budaya, keberadaan

Prodjodikoro, bahwa hukum pidana berfungsi korban dan banyak lagi. Terakhir adalah

untuk "mendidik atau memperbaiki orang- upaya reformatif, yaitu segala cara

orang yang sudah menandakan suka pembaharuan atau perbaikan kepada

melakukan kejahatan, agar menjadi orang yang semua orang yang telah melakukan

baik tabiatnya, sehingga bermanfaat bagi perbuatan jahat yang melanggar undang – masyarakat". Dengan melihat dari pendapat undang. Upaya ini bertujuan untuk

tersebut, dan juga arti dari kata "Kebiri" maka mengurangi jumlah resedivis atau

disinyalir, hukum kebiri tidak memberikan opsi kejahatan ulangan. Upaya ini dapat

bagi pelaku kejahatan seksual kepada anak dilakukan dengan berbagai cara yang

untuk menjadi lebih baik namun lebih kesemuanya adalah menuju

memperlihatkan bahwa "kejahatan seksual"

adalah suatu kutukan dimana pelaku tersebut

ANALISIS SANKSI PIDANA BAGI

harus diasingkan dari kehidupan manusia

PELAKU KEJAAHATAN SEKSUAL

normal pada umumnya dan pelaku tersebut

TER HADAP ANAK

sudah tidak diberikan kesempatan lagi untuk Peraturan perundang-undangan tentang

bisa hidup layaknya orang normal. anak di Indonesia sebenarnya telah banyak

Pemerintah sebagai wakil rakyat yang yang dibuat oleh pemerintah bersama legislatif.

ditunjuk oleh rakyat untuk menjaga Melalui ratifikasi Konvensi Hak-hak Anak

kepentingan umum sudah semestinya berpikir dengan Keppres No. 36 Tahun 1990,

ulang mengenai rencana penerapan hukum merupakan titik tolak pengakuan hak-hak anak

kebiri. Akan lebih baik jika pelaku kejahatan mengingat implikasi dari ratifikasi tersebut,

seksual dilakukan sama seperti pelaku maka Indonesia berkewajiban memenuhi

kejahatan yang mengalami gangguan jiwa. ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam

kejahatan tersebut Konvensi Hak-hak Anak tersebut, melalui

Dimana

pelaku

diperlakukan secara lebih manusiawi dengan berbagai kebijakan nasional dan peraturan

memberikan hukuman kurungan dan diberikan perundangan. Namun secara faktual berbagai

perawatan dan terapi kejiwaan sehingga pelaku peraturan perundangan tersebut belum