Academic Procrastination Hamper the Increasing of Adolescent’s Academic Achievement in Rural Area Abstract - PROKRASTINASI AKADEMIK MENGHAMBAT PENINGKATAN PRESTASI AKADEMIK REMAJA DI WILAYAH PERDESAAN

Jur. Ilm. Kel. & Kons., September 2015, p : 163-172
ISSN : 1907 - 6037

Vol. 8, No. 3

PROKRASTINASI AKADEMIK MENGHAMBAT PENINGKATAN
PRESTASI AKADEMIK REMAJA DI WILAYAH PERDESAAN
Yuana Zahra1*), Neti Hernawati1
1

Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor,
Bogor 16680, Indonesia
*)

Email: yuana.zahra@gmail.com

Abstrak
Prestasi akademik merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan dalam
menempuh pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh karakteristik remaja, karakteristik
keluarga, perilaku teman sebaya, efikasi diri, dan prokrastinasi akademik terhadap prestasi akademik remaja.
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Jumlah contoh dalam penelitian ini sebanyak

150 siswa SMA yang dipilih secara proportional random sampling. Efikasi diri diukur menggunakan kuesioner
Indonesian Adaption of General Self Efficacy Scale. Prokrastinasi akademik diukur menggunakan Tuckman
Procrastination Scale. Data dikumpulkan melalui self report dan kemudian dianalisis secara deskriptif, uji korelasi,
dan uji regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peranan teman sebaya berhubungan
signifikan dengan efikasi diri dan efikasi diri berhubungan signifikan dengan prokrastinasi akademik. Prestasi
akademik remaja dipengaruhi secara positif oleh jenis kelamin remaja dan perilaku teman sebaya (peranan dan
tindakan anggota) dan secara negatif dipengaruhi oleh prokrastinasi akademik.
Kata kunci: efikasi diri, prestasi akademik, prokrastinasi akademik, remaja, teman sebaya

Academic Procrastination Hamper the Increasing of Adolescent’s Academic
Achievement in Rural Area
Abstract
Academic achievement is one of the indicators to determine the success of educational goals. This research
was to analyze the influence of adolescent characteristics, family characteristics, peer group behavior, selfefficacy, and academic procrastination on academic achievement of adolescent. This study was conducted in
Bogor regency, West Java Province. The number of samples in this study were 150 high school students that
were chosen by proportional random sampling. Self-efficacy was measured by Indonesian Adaption of General
Self Efficacy Scale’s instrument. Academic procrastination was measured by using Tuckman Procrastination
Scale. Data was collected by self report and was analyzed by descriptive analysis, correlation test, and multiple
linear regression test. The result showed that the role of peer correlated significantly with self efficacy and self
efficacy corellated significantly with academic procrastination. The academic achievement of adolescent was

influenced positively by sex and peers behavior (role and action of peers) and negatively was influenced by
academic procrastination.
Keywords: academic achievement, academic procrastination, adolescents, peers, self efficacy

PENDAHULUAN
Prestasi akademik didefinisikan oleh Rubin
(2011) sebagai status pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan subjek materi pada suatu
waktu. Prestasi akademik biasanya dinilai
dalam tiga cara yaitu nilai dari sekolah, nilai tes
standar, dan peringkat guru (Pinxten et al.,
2010). Laporan dari data Programme for
International Student Assessment (PISA) pada
tahun 2012 menunjukkan bahwa prestasi
belajar siswa Indonesia menduduki peringkat
ke 64 dari total 65 negara yang masuk pada
survei PISA (OECD, 2012). Hal ini berarti

bahwa prestasi belajar siswa Indonesia masih
tergolong rendah. Prestasi akademik dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dari luar
diri (eksternal) maupun dari dalam diri (internal)

remaja.
Salah satu faktor eksternal yang memengaruhi keberhasilan dalam hal pencapaian
prestasi remaja adalah perilaku teman sebaya.
Menurut Dumas, Wendy, dan David (2012),
kelompok teman sebaya memegang peranan
penting dalam kehidupan dan perkembangan
remaja. Masa remaja merupakan masa pencarian jati diri. Pada proses pencarian jati diri

164

ZAHRA & HERNAWATI

tersebut, remaja cenderung mencari tokoh
identifikasi melalui lingkungan sosialnya terutama teman sebaya (Ernawati, Sadia, & Putu,
2014). Interaksi dengan teman sebaya menjadi
salah satu faktor eksternal yang dapat memengaruhi prestasi akademik remaja, memiliki
teman sebaya di dalam kelas yang mempunyai
kualitas yang lebih tinggi berpotensi untuk
dapat melakukan distribusi kemampuan
akademik (Burke, 2008).

Selain faktor eksternal, terdapat faktor
internal yang dapat memengaruhi pencapaian
prestasi akademik remaja, salah satunya
adalah efikasi diri. Efikasi diri didefinisikan
sebagai
keyakinan
seseorang
terhadap
kemampuannya untuk mengorganisasikan dan
melaksanakan serangkaian tindakan untuk
mencapai
tujuan
yang
dikehendakinya
(Bandura, 1997). Menurut Ahmad, Asshiq, dan
Muhammad (2011), efikasi diri menjadi
prediktor yang kuat dari prestasi akademik.
Caprara et al. (2010) mengungkapkan bahwa
efikasi diri dapat memberikan kontribusi
terhadap prestasi akademik pada siswa

Sekolah Menengah Atas (SMA). Siswa yang
memiliki efikasi diri tinggi akan menyelesaikan
tugas-tugas akademiknya serta tidak mudah
menyerah dalam mencapai target, sedangkan
siswa yang memiliki efikasi diri yang rendah
cenderung akan menghindari dan menundanunda tugas akademiknya (Ellis & Knaus,
2002). Menurut Schouwenburg (2004), istilah
menunda-nunda tugas ini biasa dikenal dengan
istilah prokrastinasi.
Prokrastinasi didefinisikan sebagai kegagalan dalam melakukan kegiatan akademik
dalam jangka waktu yang diinginkan atau
menunda untuk menyelesaikan tugas sampai
akhir kegiatan (Wolters, 2003). Beberapa
penelitian mengungkapkan bahwa prokrastinasi
akademik memiliki dampak negatif terhadap
prestasi akademik (Beck, Koons, & Milgram,
2000; Ellis & Knaus, 2002). Prokrastinasi
akademik juga menghasilkan hubungan negatif
yang signifikan dengan efikasi diri (Jackson,
2012). Siswa yang memiliki prokrastinasi

akademik yang lebih tinggi akan memiliki efikasi
diri yang rendah serta berakhir dengan memiliki
nilai yang rendah (Jackson, 2012).
Berdasarkan Undang Undang Dasar
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Pasal 4, “Pendidikan diselenggarakan secara
demokratis dan berkeadilan serta tidak
diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak
asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural,
dan kemajemukan bangsa”. Berdasarkan hal
tersebut, maka sebaiknya sistem pendidikan

Jur. Ilm. Kel. & Kons.

yang ada di Indonesia harus dijalankan merata
baik di daerah perkotaan maupun perdesaan
demi meningkatkan mutu kehidupan baik pada
tingkat Lokal maupun Nasional. Namun, pada
kenyataannya masih terlihat adanya kesenjangan pendidikan antara perdesaan dan perkotaan. Data yang diambil dari Badan Pusat
Statistik tahun 2013 menunjukkan adanya

ketimpangan Angka Partisipasi Sekolah (APS)
pada kelompok umur 16 hingga 18 tahun,
dengan persentase di perkotaan sebesar 66,66
persen, sementara di perdesaan hanya 55,04
persen. Kesenjangan antarwilayah perdesaan
dan perkotaan semakin meningkat seiring
dengan adanya peningkatan pengeluaran.
Rendahnya partisipasi sekolah diakibatkan oleh
mahalnya biaya pendidikan sehingga banyak
anak yang memilih untuk putus sekolah.
Berdasarkan hal-hal tersebut maka penting
untuk meneliti faktor-faktor eksternal dan
internal siswa seperti hubungan teman sebaya,
efikasi diri dan prokrastinasi akademik dalam
hal pencapaian prestasi akademik di daerah
perdesaan. Mengingat pentingnya menangani
permasalahan
kondisi
akademik
siswa,

terutama siswa remaja yang berada di wilayah
perdesaan,
demi
terwujudnya
sistem
pendidikan yang merata untuk meningkatkan
kualitas hidup. Selain itu, belum ada penelitian
yang lebih dalam mengenai prokrastinasi
akademik di daerah perdesaan. Oleh karenanya, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
hubungan karakteristik remaja, karakteristik
keluarga, perilaku teman sebaya, efikasi diri,
prokrastinasi akademik, dan prestasi akademik
remaja di wilayah perdesaan. Selain itu,
penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh karakteristik remaja, karakteristik
keluarga, perilaku teman sebaya, efikasi diri,
dan prokrastinasi akademik terhadap prestasi
akademik remaja di wilayah perdesaan.
METODE
Penelitian ini menggunakan desain cross

sectional yang dilakukan di dua Sekolah
Menengah Atas Negeri (SMAN) yang berada di
Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara
purposive dengan pertimbangan dua SMA
negeri yang dipilih termasuk sepuluh sekolah
negeri dengan jumlah siswa terbanyak
berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas
Pendidikan Kabupaten Bogor tahun 2014.
Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan
yang dimulai pada bulan Maret sampai dengan
bulan Mei 2015.

Vol. 8, 2015

PROKRASTINASI MENGHAMBAT PRESTASI AKADEMIK REMAJA

Populasi penelitian ini adalah siswa SMAN
di seluruh wilayah Kabupaten Bogor. Contoh
dalam penelitian ini adalah Siswa kelas XI di

SMA X dan Y. Teknik penarikan contoh
dilakukan dengan menggunakan metode
proportional random sampling dari seluruh
siswa kelas XI IPA dan XI IPS pada masingmasing lokasi penelitian. Jumlah keseluruhan
contoh yang terpilih sebanyak 150 orang, yaitu
SMA X sebanyak 79 siswa (45 siswa jurusan
IPA dan 34 jurusan IPS) dan SMA Y sebanyak
71 siswa (38 siswa jurusan IPA dan 33 siswa
jurusan IPS). Setelah proses pengambilan data,
siswa yang hadir dan melengkapi data
sebanyak sebanyak 132 orang. Sehingga,
jumlah data yang dapat dianalisis lebih lanjut
sebanyak 132 orang.
Data primer diperoleh dari hasil self report
dengan alat bantu kuesioner yang telah diuji
reliabilitasnya. Data primer meliputi karakteristik
remaja (usia, jenis kelamin, dan jurusan),
karakteristik
keluarga
(besar

keluarga,
pendidikan orang tua, dan pendapatan orang
tua), perilaku teman sebaya, efikasi diri,
prokrastinasi akademik, dan prestasi akademik.
Perilaku teman sebaya diukur dengan
menggunakan kuesioner yang dikembangkan
oleh Wulan
(2007)
berdasarkan
teori
Havighurts (1953). Perilaku teman sebaya
meliputi intensitas bergaul dengan teman
sebaya, peranan teman sebaya dalam
menumbuhkan kedisiplinan belajar, dan
peranan teman sebaya sebagai pengontrol
tingkah laku siswa. Instrumen ini terdiri atas 27
pertanyaan dengan pilihan jawaban A (skor 4),
B (skor 3), C (skor 2), dan D (skor 1). Instrumen
ini memiliki nilai Croanbach’s alpha sebesar
0,696.
Efikasi diri diukur menggunakan kuesioner
Indonesian Adaption of General Self Efficacy
Scale yang dikembangkan oleh Schwarzer.
Instrumen ini terdiri atas 10 pertanyaan dengan
empat pilihan jawaban, yaitu sangat setuju,
setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.
Instrumen ini memiliki nilai Cronbach’s alpha
sebesar 0,789.
Prokrastinasi akademik diukur menggunakan Tuckman Procrastination Scale yang
dikembangkan oleh Tuckman (1990). Instrumen
terdiri atas 35 pertanyaan dengan empat pilihan
jawaban, yaitu sangat setuju, setuju, tidak
setuju, dan sangat tidak setuju. Instrumen ini
memiliki nilai Cronbach’s alpha sebesar 0,764.
Prestasi akademik didefinisikan sebagai
nilai ketuntasan belajar yang dimiliki oleh
remaja dalam kurun waktu tertentu yang dilihat

165

dari nilai rapor. Prestasi akademik remaja
dikategorikan dalam empat kategori berdasarkan Permendikbud (2013) yaitu sangat
baik (3,50-4,00), baik (3,00-3,49), cukup baik
(2,50-2,99), dan kurang baik (≤2,49).
Proses pengolahan data meliputi editing,
coding, entrying, scoring, dan cleaning data.
Sistem skoring dibuat konsisten untuk variabel
teman sebaya, efikasi diri, dan prokrastinasi
akademik. Penentuannya didasarkan pada
jawaban dari masing-masing pertanyaan yang
kemudian masing-masing dijumlahkan dan
dihitung indeksnya. Untuk pengkategorian
variabel perilaku teman sebaya, efikasi diri dan
Prokrastinasi akademik menggunakan cut off
yang terdiri atas tiga kategori yaitu rendah (0,060,0), sedang (60,0-80,0), dan tinggi (80,0100,0).
Data yang diperoleh kemudian dianalisis
secara deskriptif dan inferensial. Analisis
deskriptif yang dilakukan adalah nilai minimal,
nilai maksimal, nilai rata-rata, standar deviasi,
serta frekuensi. Analisis inferensial yang
dilakukan adalah uji korelasi Pearson untuk
mengetahui hubungan antarvariabel yang
diteliti. Selain itu, uji regresi linear berganda
dilakukan untuk menganalisis pengaruh
karakteristik remaja, karakteristik keluarga,
efikasi diri, dan prokrastinasi akademik terhadap prestasi akademik remaja.
HASIL
Karakteristik Remaja
Karakteristik remaja terdiri atas jenis
kelamin, usia, dan jurusan. Remaja yang
terlibat dalam penelitian ini berjenis kelamin
perempuan (62,1%) dan laki-laki (37,9%).
Selanjutnya, lebih dari separuh remaja (51,5%)
memiliki usia pada interval 15-20 tahun atau
termasuk dalam kelompok usia remaja akhir.
Rata-rata usia remaja adalah 16,7 tahun.
Selanjutnya, sebanyak 56,8 persen remaja
berada di jurusan IPA (56,8%) dan sisanya
berada di jurusan IPS (43,2%).
Karakteristik Keluarga
Persentase tertinggi keluarga remaja
(47,7%) termasuk dalam kategori keluarga
madya dengan jumlah anggota keluarga
berjumlah 5-7 orang. Usia ayah (78,8%) dan
ibu (53,45) dari remaja yang terlibat dalam
penelitian ini berada pada interval 40-60 tahun
yang menurut Santrock (2007) termasuk dalam
kategori dewasa madya. Rata-rata usia ayah

166

ZAHRA & HERNAWATI

Jur. Ilm. Kel. & Kons.

adalah 47,6 tahun dan rata-rata usia ibu adalah
42,7 tahun. Selain itu, karakteristik keluarga
yang diukur adalah pendidikan orang tua. Ratarata lama ayah dan ibu remaja menempuh
pendidikan adalah 9,1 dan 8,4 tahun atau
setara dengan tingkat Sekolah Menengah
Pertama (SMP). Selanjutnya, karakteristik
keluarga yang diukur adalah pendapatan
keluarga per kapita per bulan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan
keluarga per kapita sebesar Rp548.206,00 per
bulan. Sebagian besar keluarga (62,9%)
termasuk dalam kategori keluarga tidak miskin
jika pendapatan keluarga per kapita per bulan
dibandingkan dengan garis kemiskinan Provinsi
Jawa Barat pada tahun 2014 yaitu sebesar
Rp285.076 per kapita per bulan.
Perilaku Teman Sebaya
Perilaku teman sebaya yang diukur dalam
penelitian ini terdiri atas tiga aspek, yaitu
interaksi yang terjadi pada hubungan teman
sebaya, peranan yang dapat memengaruhi
kepribadian dan perkembangan anggota teman
sebaya, serta tindakan anggota yang dilakukan
pada saat berinteraksi dengan sesama
anggota. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kedua perilaku teman sebaya yang dimiliki
remaja, yaitu interaksi teman sebaya (60,6%)
dan peranan teman sebaya (50,8%) tergolong
dalam kategori rendah, sedangkan tindakan
anggota kelompok (62,9%) tergolong dalam
kategori sedang. Secara keseluruhan, perilaku
teman sebaya termasuk dalam kategori sedang
(55,3%). Sebaran, nilai minimum, nilai,
maksimum, nilai rata-rata, dan standar deviasi
untuk perilaku teman sebaya disajikan pada
Tabel 1.
Tabel

1

Kategori
Rendah
(0,0-60,0)
Sedang
(60,0-80,0)
Tinggi
(80,0-100,0)
Total
MinimumMaksimum
Rata-rata±
Standar
Deviasi

Sebaran, nilai minimum, nilai,
maksimum, nilai rata-rata, dan
standar deviasi untuk perilaku
teman sebaya
Perilaku teman sebaya (%)
IntenPeran- TindakTotal
sitas
an
an
60,6
50,8
17,4
43,9
34,1

49,2

62,9

55,3

5,3

0,0

19,7

0,8

100,0
25,086,1
57,8±
11,7

100,0
44,477,8
60,9±
8,0

100,0
5,666,7
30,5±
12,5

100,0
28,476,5
52,7±
8,34

Efikasi Diri
Efikasi diri merupakan keyakinan akan
kemampuan dalam menyelesaikan tugastugasnya dan mampu menghadapi kesulitan
atau hambatan. Efikasi diri terbentuk melalui
serangkaian tindakan yang dibentuk dalam
pikiran manusia. Pemikiran ini kemudian
memberikan arahan mengenai konsep diri
mereka. Konsep diri akan mempengaruhi
seseorang
dalam
menafsirkan
situasi,
antisipasi, dan perencanaan. Jika seseorang
menilai diri sendiri mampu mengatasi situasi
dan melakukan perencanaan yang baik, maka
dapat dikatakan bahwa ia memiliki efikasi diri
yang baik (Bandura, 1997).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
persentase tertinggi remaja dalam penelitian ini
(59,1%) memiliki efikasi diri pada kategori
sedang (Tabel 2). Hal ini menunjukkan bahwa
remaja sudah yakin akan kemampuannya
dalam
memecahkan
soal
yang
sulit,
melaksanakan
niat
dan
tujuan,
serta
mengandalkan kemampuan mereka dalam
menghadapi masalah. Namun, remaja masih
belum yakin akan kemampuannya dalam
menghadapai situasi dan tantangan yang baru
serta menghadapi kejadian yang tidak terduga.
Prokrastinasi Akademik
Prokrastinasi adalah suatu kecenderungan
menunda untuk memulai maupun menyelesaikan tugas, sehingga tugas-tugas menjadi
terhambat dan tidak dapat diselesaikan tepat
waktu (Solomon & Rothblum, 1984). Tuckman
(1990) mengungkapkan bahwa prokrastinasi
akademik terdiri atas tiga aspek, yaitu
membuang waktu, menghindari tugas, dan
menyalahkan orang lain. Hasil penelitian
(Tabel 3) menunjukkan bahwa remaja termasuk
dalam kategori sedang untuk aspek membuang
waktu (85,6%) dan kategori rendah untuk aspek
menghindari tugas (97,0%) dan menyalahkan
orang lain (82,6%). Secara umum, prokrastinasi
akademik pada remaja termasuk dalam
kategori rendah (96,2%).
Tabel

2

Sebaran, nilai minimum, nilai
maksimum, nilai rata-rata, dan
standar deviasi efikasi diri remaja

Kategori
Rendah (0,0-60,0)
Sedang (60,0-80,0)
Tinggi (80,0-100,0)
Total
Minimum-Maksimum
Rata-rata±Standar Deviasi

Jumlah
Persen
36
27,3
78
59,1
18
13,6
132
100,0
43,3-100,0
65,6±11,6

Vol. 8, 2015

Tabel

3

Kategori
Rendah
(80,0)
Total
MinimumMaksimum
Ratarata±Standar
Deviasi

PROKRASTINASI MENGHAMBAT PRESTASI AKADEMIK REMAJA

Sebaran, nilai minimum, nilai
maksimum, nilai rata-rata, dan
standar deviasi dari prokrastinasi
akademik remaja
Prokrastinasi akademik (%)
A
B
C
Total
14,4
97,0
82,6
96,2
85,6

3,0

17,4

3,8

0,0

0,0

0,0

0,0

100,0
16,766,7
44,5±
9,6

100,0
16,764,6
45,3±
7,9

100,0
20,0–
66,7
46,5±
10,4

100,0
21,962,9
45,9±
7,3

Keterangan:
A: membuang waktu
B: menghindari tugas
C: menyalahkan orang lain

Prestasi Akademik
Pinxten et al. (2010) mengungkapkan
bahwa prestasi akademik dinilai dengan tiga
cara yaitu nilai sekolah, nilai tes standar, dan
peringkat guru yang biasa disebut dengan
rapor. Dalam penelitian ini, prestasi akademik
dinilai dari nilai rapor. Rapor merupakan
perumusan terakhir yang diberikan guru
mengenai kemajuan atau hasil akademik siswa
selama masa tertentu. Prestasi akademik
dikategorikan dalam empat kategori berdasarkan Permendikbud (2013) yaitu sangat baik
(3,50-4,00), baik (3,00-3,49), cukup (2,50-2,99),
dan kurang (≤2,49).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
hampir seluruh remaja dalam penelitian ini
(92,4%) memiliki kategori prestasi akademik
baik (3,00-3,49) dan sisanya memiliki kategori
prestasi akademik cukup (7,6%). Sebaran, nilai
minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata, dan
standar deviasi untuk prestasi akademik
disajikan pada Tabel 4.
Tabel

4

Sebaran, nilai minimum, nilai
maksimum, nilai rata-rata, dan
standar deviasi dari prestasi
akademik remaja

Kategori
Kurang (≤2,49)
Cukup (2,50-2,99)
Baik ( 3,00-3,49)
Sangat Baik (3,50-4.00)
Total
Minimum-Maksimum
Rata-rata±Standar Deviasi

Jumlah
Persen
0
0,0
10
7,6
122
92,4
0
0,0
132
100,0
2,8-3,4
3,2±0,1

167

Hubungan antara Karakteristik Remaja,
Karakteristik Keluarga, Perilaku Teman
Sebaya, Efikasi Diri, dan Prokrastinasi
Akademik
Pendapatan
keluarga
berhubungan
signifikan positif dengan prokrastinasi akademik
(r=0,206, p