SUMMARY Analysis of Quality Assurance Examination and Health Development Hajj of High Risk Pilgrimage (Study in Bojonegoro District)

  SUMMARY Analysis of Quality Assurance Examination and Health Development Hajj of High Risk Pilgrimage (Study in Bojonegoro District)

  Indonesia is the country with the largest number of pilgrims in the world with the number of pilgrims in 2017 of 221,000 pilgrims. The departure of Indonesian pilgrims was conducted in 13 embarkations that accommodated 34 provinces. Health condition of pilgrims who will depart were classified into two categories: healthy without disease and healthy with health risk factors. A healthy congregation group with these health risk factors was called the congregation of high risk. The percentage of Indonesian pilgrims with high risk every year has increased. Indonesian high risk pilgrims in 2012 by 46.6% and in 2016 has increased to 66.6%. From 2015 to 2017 the number of high risk pilgrims in Embarkation of Surabaya has reached to 62%. Bojonegoro is one of 38 sub- districts cities in East Java Province with the number of high risk more than 45% and the death of high risk pilgrims exceeded the indicator standard in 2015 until 2017. The proportion of high risk pilgrims death in Bojonegoro District in 2015 to 2017 were higher than the general indicator of Technical Guidelines of Health Minister’s Regulation No. 442 of 2009 which is an proportion average of 7‰. So it is necessary to conduct research on quality assurance of inspection and health development to reduce the proportion of death with a reference Technical

Guidelines of Health Minister’s Regulation No. 15 of 2016 on Health Istithaah

  The purpose of this study is to analyze the management of pilgrims risti in Primary Health Care Centre of Bojonegoro District. The specific objectives are, 1) to identify demographic data, medical history, beliefs and behavior / behavior of haj pilgrims, 2) to identify policies and standards of Hajj service; 3) to analyze quality problems in hajj pilgrim health examination 4) analyzing the health development of Hajj pilgrims, 5) analyzing the implementation of health development of pilgrims, 6) analyze the results of the reassessment of the examination and development of the health of pilgrims, 7) analyzing the act of determining the flying feasibility of the Hajj and, 8) propose recommendations for quality assurance of health development of hajj pilgrims at Primary Health Care in Bojonegoro District.

  This a descriptive observational study conducted cross sectionally. Population in this study were 36 Puskesmas and Hajj pilgrims in 2016 and 2017 in Bojonegoro District. Sample Primary Health Cares Centre were counted and determine by purposive sampling technique. Hajj pilgrims sample determine by convenience sampling of 72 pilgrims. Respondents in this study were doctors who conduct medical examinations and health development pilgrims who were members of the Hajj Medical Examination Team and pilgrims in 2016 and 2017.

The results showed that the age of pilgrims risti <6 0 years and ≥ 60 years

  were equal, male and female gender were also equal, the highest level of education was elementary, the status of hajj pilgrims mostly yellow (age &lt;60 ix years + ill), and status most of the health problems were qualified with the assistance, there were one belief barrier and five obstacles in behavior, 2) policies and service standards for the implementation of Hajj in Bojonegoro District were carried out according to the central government policy, 3) quality problems faced mostly occurred in second phase examination, 4) planning of health development of pilgrims who still problematic is related to method and time of implementation, 5) health development of pilgrims who have not done well was on the development of the waiting period, 6) The results of the reappraisal of pilgrims in Bojonegoro District in 2016 to 2017 illustrate that every year there were always pilgrims who experience delays leaving due to not optimal health conditions, 7) found 1 (one) pilgrims not eligible to fly in 2016.

  The conclusion of the study is health examination and development are not run optimally in Primary Health Care Centre Bojonegoro District. The policy of organizing the Hajj is not synchronized with Health Minister’s Regulation No. 15 of 2016. Recommendations for quality assurance examination and health development on pilgrims are to improve istithaah of health socialization to pilgrims, prepare resources for health services for pilgrims, develop an integrated information system to facilitate and facilitate services to pilgrims, develop applications for information media to pilgrims, and improve cross-sector coordination at the central and regional levels. x

  RINGKASAN Analisis Penjaminan Mutu Pemeriksaan dan Pembinaan Kesehatan Jemaah Haji Risiko Tinggi (Studi di Kabupaten Bojonegoro)

  Indonesia merupakan negara dengan jumlah jemaah haji terbesar di dunia, jumlah jemaah haji Indonesia pada tahun 2017 adalah sebesar 221.000. Pemberangkatan jemaah haji Indonesia dilakukan di 13 embarkasi yang mengakomodir 34 provinsi. Kondisi kesehatan jemaah haji yang akan berangkat tersebut digolongkan dalam dua kategori yaitu sehat tanpa penyakit dan sehat dengan faktor risiko kesehatan. Kelompok jemaah yang sehat dengan faktor risiko kesehatan ini disebut dengan jemaah risiko tinggi (risti). Persentase jemaah haji Indonesia dengan risti setiap tahun mengalami peningkatan. Jemaah haji Indonesia risti pada tahun 2012 sebesar 46,6% dan pada tahun 2016 meningkat menjadi 66,6%. Pada tahun 2015 sampai dengan 2017 jumlah jemaah risti di Embarkasi Surabaya mencapai 62%. Bojonegoro adalah satu dari 38 kapubaten/kota di Provinsi Jawa Timur dengan jumlah jemaah risti lebih dari 45%, proporsi kematian jemaah risti berada diatas standar indikator umum (2

  ‰), dan diatas proporsi kematian jemaah haji risti di Embarkasi Surabaya (5,5 ‰) pada tahun 2015 sampai dengan 2017. Proporsi kematian jemaah haji risti di Kabupaten

  Bojonegoro pada tahun 2015 hingga 2017 rata-rata sebesar 7 ‰. Sehingga perlu dilakukan penelitian untuk penjaminan mutu pemeriksaan dan pembinaan kesehatan jemaah haji risti untuk menurunkan proporsi kematian dengan beracuan pada Permenkes Nomor 15 Tahun 2016 tentang Istithaah Kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengelolaan jemaah haji risti di Puskesmas Kabupaten Bojonegoro. Tujuan khususnya adalah 1) mengidentifikasi data demografi, status kesehatan, kepercayaan (belief) dan perilaku (behavior) jemaah haji risti, 2) menganalisis kebijakan dan standar pelayanan ibadah haji, 3) menganalisis masalah kualitas yang dihadapi Puskesmas dalam pemeriksaan kesehatan, 4) menganalisis perencanaan pembinaan kesehatan jemaah haji, 5) menganalisis pelaksanaan pembinaan kesehatan jemaah haji, 6) menganalisis hasil penilaian kembali pemeriksaan dan pembinaan kesehatan jemaah haji, 7) menganalisis tindakan penetapan kelaikan terbang jemah haji, dan 8) menyusun rekomendasi upaya penjaminan mutu pemeriksaan dan pembinaan kesehatan jemaah haji di Puskesmas Kabupaten Bojonegoro.

  Penelitian dilakukan dengan pendekatan deskriptif observasional dengan rancangan penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah 36 Puskesmas dan jemaah haji risti tahun 2016 dan tahun 2017 di Kabupaten Bojonegoro. Sampel Puskesmas yang diambil dalam penelitian ini adalah

  purposive sampling sebanyak 17 Puskesmas. Sampel jemaah haji diambil secara convenience sampling sebanyak 72 jemaah haji. Responden dalam penelitian ini

  adalan dokter yang melakukan pemeriksaan dan pembinaan kesehatan jemaah haji yang merupakan anggota Tim Pemeriksa Kesehatan Haji (TPKH) dan/atau anggota TPKH yang lain serta jemaah haji pada tahun 2016 dan tahun 2017. xi

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) tidak ada perbedaan jumlah usia jemaah haji risti &lt; 60 tahun dan ≥ 60 tahun, tidak ada perbedaan jumlah jenis kelamin pria dan wanita, tingkat pendidikan terbanyak adalah SD, status risti jemaah haji sebagian besar adalah kuning (usia &lt;60 tahun+sakit), dan status

  istithaah kesehatan sebagian besar adalah memenuhi syarat istithaah kesehatan

  dengan pendampingan, terdapat 1 (satu) atribut kepercayaan (belief) bermasalah, dan 5 (lima) atribut perilaku (behavior) bermasalah, 2) kebijakan dan standar pelayanan penyelenggaraan ibadah haji di Kabupaten Bojonegoro dijalankan sesuai kebijakan pemerintah pusat, 3) masalah kualitas yang dihadapi sebagian besar terjadi pada pemeriksaan tahap kedua, 4) perencanaan pembinaan kesehatan jemaah haji yang masih bermasalah adalah terkait metode dan waktu pelaksanaannya, 5) pembinaan kesehatan jemaah haji yang belum terlaksana dengan baik adalah pada pembinaan masa tunggu, 6) hasil penilaian kembali jemaah haji di Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2016 dan 2017 menggambarkan setiap tahun selalu ada jemaah haji yang mengalami tunda berangkat karena kondisi kesehatan yang tidak optimal, 7) ditemukan 1 (satu) jemaah haji tidak laik terbang pada tahun 2016.

  Kesimpulan dari penelitian adalah belum maksimalnya kegiatan pemeriksaan dan pembinaan kesehatan di Puskesmas di Kabupaten Bojonegoro dan belum sinkronnya kebijakan penyelengaraan ibadah haji dengan Permenkes Nomor 15 Tahun 2016 tentang Istithaah Kesehatan. Rekomendasi penjaminan mutu pemeriksaan dan pembinaan kesehatan pada jemaah haji adalah meningkatkan sosialisasi istithaah kesehatan kepada jemaah haji, mempersiapkan petugas pelaksana pelayanan kesehatan jemaah haji, mengembangkan sistem informasi yang terintegrasi untuk memperlancar dan mempermudah pelayanan pada jemaah haji, mengembangkan aplikasi untuk media informasi kepada jemaah haji, dan meningkatkan koordinasi lintas sektor ditingkat pusat maupun daerah. xii

  ABSTRACT Analysis of Quality Assurance Examination and Health Development Hajj of High Risk Pilgrimage (Study in Bojonegoro District)

  The proportion of high risk pilgrims death in Bojonegoro District in 2015 to 2017 were higher than the general indicator of Technical Guidelines of Health Minister’s Regulation No. 442 of 2009 which is an proportion average of 7‰. So it is necessary to conduct research on quality assurance of inspection and health development to reduce the proportion of death with a reference Technical

Guidelines of Health Minister’s Regulation No. 15 of 2016 on Health Istithaah

  The purpose of this study is to analyze the management of pilgrims risti in Primary Health Care Centre of Bojonegoro District. This a descriptive observational study conducted cross sectionally. Population in this study were 36 Puskesmas and Hajj pilgrims in 2016 and 2017 in Bojonegoro District. Sample Primary Health Cares Centre were counted and determine by purposive sampling technique. Hajj pilgrims sample determine by convenience sampling of 72 pilgrims.

The results showed that the age of pilgrims risti <60 years and ≥ 60 years were equal, male and female gender were also equal, the highest level of

  education was elementary, the status of hajj pilgrims mostly yellow (age &lt;60 years + ill), and status most of the health problems were qualified with the assistance, there were one belief barrier and five obstacles in behavior, 2) policies and service standards for the implementation of Hajj in Bojonegoro District were carried out according to the central government policy, 3) quality problems faced mostly occurred in second phase examination, 4) planning of health development of pilgrims who still problematic is related to method and time of implementation, 5) health development of pilgrims who have not done well was on the development of the waiting period, 6) The results of the reappraisal of pilgrims in Bojonegoro District in 2016 to 2017 illustrate that every year there were always pilgrims who experience delays leaving due to not optimal health conditions, 7) found 1 (one) pilgrims not eligible to fly in 2016, 6) need to be socialized istithaah of health to pilgrims, preparation of Haj pilgrim health service officers, the development of integrated information systems and improvement of cross-sector coordination at the central and regional levels.

  Keywords: examination of hajj health, development of hajj health, Istithaah of health xiii

  ABSTRAK Analisis Penjaminan Mutu Pemeriksaan dan Pembinaan Kesehatan Jemaah Haji Risiko Tinggi (Studi di Kabupaten Bojonegoro)

  Proporsi kematian jemaah haji risti di Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2015 hingga 2017 selalu di atas indikator umum pelayanan kesehatan haji berdasarkan Kepmenkes RI Nomor 442 tahun 2009 yaitu rata-rata sebesar 7 ‰. Perlu dilakukan penelitian untuk penjaminan mutu pemeriksaan dan pembinaan kesehatan untuk menurunkan proporsi kematian dengan beracuan pada Permenkes Nomor 15 Tahun 2016 tentang Istithaah Kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengelolaan jemaah haji risti di Puskesmas Kabupaten Bojonegoro. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif observasional dengan rancangan penelitian cross sectional. Sampel penelitian dipilih secara purposive sampling sebanyak 17 Puskesmas dan convenience sampling pada 72 jemaah haji. Responden dalam penelitian ini adalan anggota Tim Pemeriksa Kesehatan Haji (TPKH) dan jemaah haji pada tahun 2016 dan tahun 2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) tidak ada perbedaan jumlah usia jemaah haji risti &lt; 60 tahun dan ≥ 60 tahun, tidak ada perbedaan jumlah jenis kelamin pria dan wanita, tingkat pendidikan terbanyak adalah SD, status risti jemaah haji sebagian besar adalah kuning (usia &lt;60 tahun+sakit), dan status istithah kesehatan sebagian besar dalah memenuhi syarat istithaah kesehatan dengan pendampingan, terdapat dua kendala dalam kepercayaan (belief), dan 3 (tiga) kendala dalam perilaku (behavior), 2) kebijakan dan standar pelayanan penyelenggaraan ibadah haji di Kabupaten Bojonegoro dijalankan sesuai kebijakan pemerintah pusat, 3) masalah kualitas yang dihadapi sebagian besar terjadi pada pemeriksaan kesehatan tahap kedua, 4) perencanaan pembinaan kesehatan jemaah haji yang masih bermasalah adalah terkait metode dan waktu pelaksanaannya, 5) pembinaan kesehatan jemaah haji yang belum terlaksana dengan baik adalah pada pembinaan masa tunggu, 6) hasil penilaian kembali jemaah haji di Kabupaten Bojonegoro pada tahun 2016 dan 2017 menggambarkan setiap tahun selalu ada jemaah haji yang mengalami tunda berangkat karena kondisi kesehatan yang tidak optimal, 7) ditemukan 1 (satu) jemaah haji tidak laik terbang pada tahun 2016. Upaya penjaminan mutu pemeriksaan dan pembinaan kesehatan dapat dilakukan dengan melakukan sosialisasi istithaah kesehatan kepada jemaah haji, persiapan petugas pelaksana pelayanan kesehatan jemaah haji, pengembangan sistem informasi yang terintegrasi dan peningkatan koordinasi lintas sektor ditingkat pusat maupun daerah.

  Kata kunci : penjaminan mutu, kesehatan haji, Istithaah kesehatan xiv