BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Supervisi Kepala Madrasah 1. Pengertian Supervisi Kepala Madrasah - PENGARUH SUPERVISI KEPALA MADRASAH DAN PENGAWAS TERHADAP KINERJA GURU DALAM ASPEK PERENCANAAN PEMBELAJARAN DI MTs SE KABUPATEN PATI TAHUN

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Supervisi Kepala Madrasah

1. Pengertian Supervisi Kepala Madrasah

  Istilah supervisi berasal dari bahasa Inggris yang terdiri dari dua akar kata, yaitu: super yang artinya “di atas” dan vision mempunyai arti “melihat” maka secara keseluruhan supervisi diartikan sebagai “melihat dari atas”. Dengan pengertian itulah maka supervisi diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh pengawas dan kepala sekolah, karena sebagai pejabat yang berkedudukan di atas atau yang lebih 10 tinggi dari guru.

  Dan yang termasuk kategori supervisor dalam pendidikan, menurut struktur organisasi P&K, yang berlaku sekarang ini adalah kepala sekolah, penilik sekolah, dan para pengurus tingkat kabupaten atau kota madya, serta staf kantor bidang yang ada di setiap provinsi.

  Dalam bukunya: Basic Principle of Supervision, Adams dan Dickey mendefinisikan supervisi adalah program yang berencana untuk memperbaiki pengajaran, program itu pada hakikatnya adalah perbaikan hal

  11 belajar dan mengajar.

  10 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Supervisi, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004) hal.4

  11 Piet A. Sahertian, Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000) hal.17

  Para ahli pendidikan juga tampaknya masih banyak keragaman penafsiran 12 maupun tanggapan dalam istilah supervisi, diantaranya adalah:

  a. Menurut Burton dan Brueckner (1955) supervisi adalah suatu teknik pelayanan

  yang tujuan utamanya mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama faktor- faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.

  b. Menurut Neagley (1980) supervisi adalah setiap layanan kepada guru-

  guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan instruksional, layanan belajar, dan pengembangan kurikulum.

  c. Kimball Wiles (1956) mengemukakan bahwa “Supervision is an

  assistance in the development of a better teaching-learning situation” yaitu suatu bantuan dalam pengembangan dan peningkatan situasi pembelajaran (belajar mengajar) yang lebih baik. Hal ini sejalan dengan pendapat N.A.

  Amatembun (1981) yang memfokuskan perbaikan ini pada kinerja pembelajaran, sehingga guru secara profesional memberikan bantuan dan layanan belajar.

  Jadi pada hakikatnya, supervisi adalah sebagai bantuan dan bimbingan atau tuntunan profesional bagi guru dalam melaksanakan tugas instruksional guna memperbaiki hal belajar dan mengajar dengan melakukan stimulasi, koordinasi, dan bimbingan secara kontinu sebagai bagian dari peningkatan mutu pembelajaran.

  Kepala Madrasah sebagai supervisor harus betul-betul mengerti bantuan apa yang dibutuhkan oleh guru dalam melaksanakan dan meningkatkan kualitas profesionalnya. Meningkatkan mutu pembelajaran menjadi landasan profesionalisme supervisi pendidikan, karenanya diperlukan perubahan dan pengembangan visi berorientasi pada mutu, kecerdasan siswa, dan paradigm baru pendidikan.

  Dalam kaitannya dengan peran kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja tenaga kependidikan, perlu dipahami bahwa setiap kepala sekolah bertanggung jawab mengarahkan apa yang baik bagi tenaga kependidikan dan dia sendiri harus berbuat baik. Kepala sekolah juga harus menjadi contoh, sabar dan pengertian.

  Hal ini berdasarkan pada firman Allah SWT surat Ali Imran ayat 104, sebagai berikut: Artinya: ”Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang

  menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung”. (QS. Ali

  Imron: ayat 104) Kaitannya ayat tersebut dengan peran kepala madrasah sebagai pendidik nampak dari pola hidup keseharian yang senantiasa dijadikan cerminan oleh semua siswa, guru, dan karyawan yang berada di bawah pimpinanya. Konsep ini dipertegas dengan beberapa ayat Al-Qur’an dan Hadits tentang pentingnya uswah hasanah dari seorang pemimpin.

2. Tujuan Supervisi Kepala Madrasah

  Merumuskan tujuan-tujuan supervisi pendidikan menurut khusus, yaitu memperhatikan dengan sungguh-sungguh kegiatan yang betul-betul dapat membantu meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan tugas mengajar sebagai tugas utamanya.

  Kegiatan supervisi yang lebih efektif dilakukan apabila supervisor mempersiapkan segala sesuatunya dengan cermat, persiapan yang cermat itulah yang dapat membantu guru mencari dan memecahkan masalah belajar peserta didik. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa tujuan supervisi adalah untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik dan berkualitas khususnya yang dilakukan oleh guru.

  Secara Nasional, tujuan konkrit dari supervisi pendidikan adalah: a. Membantu guru melihat dengan jelas tujuan pendidikan.

  b. Membantu guru membimbing pengalaman belajar murid.

  c. Membantu guru dalam menggunakan alat pelajaran modern, metode dan pengalaman belajar.

  d. Membantu dalam menilai kemajuan murid dan hasil pekerjaan guru itu

  13 sendiri.

  Jadi, tujuan supervisi pendidikan adalah untuk mengembangkan situasi pembelajaran yang lebih baik dan berkualitas khususnya yang dilakukan oleh guru.

  Dalam supervisi pendidikan, kepala sekolah selaku supervisor harus mampu merefleksikan semua tujuan di atas. Dengan melaksanakan semua tujuan-tujuan di atas diharapkan terjadi perubahan perilaku mengajar guru ke arah yang lebih baik yang pada akhirnya akan menunjang prestasi belajar siswa.

3. Fungsi Supervisi Kepala Madrasah

  Fungsi utama dari supervisi adalah pada perbaikan dan peningkatan kualitas pengajaran, hal ini sesuai dengan pernyataan dari Franseth Jane maupun Ayer (dalam Encyclopedia of Educational research): Chester Harris bahwa membina program pengajaran yang ada sebaik-baiknya sehingga ada usaha perbaikan merupakan fungsi utama supervisi.

  Sedangkan menurut Briggs bahwa fungsi utama supervisi bukan perbaikan pembelajaran saja, tapi untuk mengkoordinasi, menstimulasi, dan mendorong ke arah pertumbuhan profesi guru. Ada analisa yang lebih luas seperti yang dikemukakan oleh Swearingen dalam bukunya Supervision of Instruction – Fondation and Dimension (1961) yang menjelaskan delapan 14

  : fungsi supervise

  a. Mengkoordinasi semua usaha sekolah

  b. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah

  c. Memperluas pengalaman guru-guru

  d. Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif

  e. Memberi fasilitas dan penilaian yang terus menerus

  f. Menganalisis situasi belajar-mengajar g. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota staf.

  h. Memberi wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam

  merumuskan tujuan-tujuan pendidikan dan meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.

  Selain itu, fungsi-fungsi supervisi yang sangat penting diketahui oleh para pemimpin termasuk kepala sekolah, menurut Ngalim Purwanto adalah sebagai berikut:

  1)

  b) Menimbulkan dan memelihara sikap percaya antara sesama anggota maupun antara anggota dengan pemimpinya.

  gambaran tentang kemungkinan-kemungkinan mengadakan perbaikan-perbaikan.

  b) Menafsirkan dan menyimpulkan hasil-hasil penilaian yang mendapat

  a) Menguasai teknik pengumpulan data untuk memperoleh data yang lengkap, benar dan dapat diolah menurut norma - norma yang ada.

  5) Dalam Bidang Evaluasi:

  Mengusahakan susunan kerja yang menyenangkan dan meningkatkan daya kerja serta hasil maximal

  b)

  a) Menempatkan personal pada tempat dan tugas yang sesuai dengan kecakapan dan kemampuan masing-masing.

  d) Memperbesar rasa tanggung jawab para anggota. 4) Dalam Bidang Administrasi Personal:

  c) Memupuk sikap dan kesedihan tolong menolong.

  Mengenal masing- masing pribadi anggota kelompok baik kelemahan maupun kemampuannya.

  Dalam Bidang Kepemimpinan:

  a)

  c) Membantu mengatasi kekurangan ataupun kesulitan yang dihadapi anggota kelompok. 3) Dalam Pembinaan Proses Kelompok :

  b) Mengarahkan anggota kelompok pada sikap dan demokratis.

  a) Memanfaatkan kesalahan yang pernah dialaminya untuk dijadikan pelajaran demi perbaikan selanjutnya.

  2) Dalam Hubungan Kemanusiaan:

  Memberi bantuan kepada anggota kelompok dalam menghadapi dan memecahkan persoalan.

  c)

  Mengikut sertakan anggota kelompok (guru, murid dan karyawan) dalam berbagai kegiatan.

  b)

  a) Menyusun rencana dan policy bersama.

  15 Dari beberapa penjelasan fungsi di atas, maka menjadi jelas juga bahwa peran utama dari fungsi supervisi pendidikan adalah membantu meneliti, menilai, memperbaiki dan menumbuhkan suatu iklim perbaikan bagi proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru, agar mereka dapat mengajar lebih baik lagi dan profesional. Sehingga yang pada

akhirnya diharapkan tujuan pendidikan dapat tercapai dengan maksimal.

4. Teknik-Teknik Supervisi Kepala Madrasah

  Upaya untuk membantu meningkatkan dan mengembangkan potensi sumber daya guru dapat dilaksanakan dengan berbagai teknik supervisi. Menurut WJS Purwo Darminto bahwa teknik adalah cara yang dipakai dalam supervisi, teknik supervisi adalah metode-metode yang

  16 dipakai oleh supervisor dalam melaksanakan supervisi.

  Pada umumnya alat dan teknik supervisi dapat dibedakan dalam dua macam alat atau teknik (John Minor Gwyn, 2000: 326 327), yaitu: teknik individual dan teknik kelompok.

  Adapun teknik-teknik supervisi yang dimaksud tersebut adalah:

  1) Teknik Individual

  Teknik individual adalah pelaksanaan supervisi pendidikan yang diberikan pada guru-guru tertentu yang mempunyai masalah dan bersifat perorangan. Bila masalah yang dihadapi adalah masalah yang bersifat pribadi, apalagi khusus atau secret, maka teknik yang digunakan sebaiknya adalah teknik individual/perorangan dengan pertemuan empat

  

17 mata dan dijamin kerahasiaannya, Teknik-teknik supervisi pendidikan yang bersifat individual antara

lain adalah seperti: kunjungan kelas, observasi kelas, dan saling

mengunjungi kelas.

  a. Kunjungan Kelas

  Kunjungan kelas adalah kunjungan sewaktu-waktu yang dilakukan oleh seorang supervisor untuk melihat atau mengamati seorang guru yang sedang mengajar yang berfungsi sebagai alat untuk mendorong guru agar meningkatkan cara mengajar guru dan cara belajar siswa dan bertujuan memperoleh data mengenai keadaan yang sebenarnya untuk melihat apa kelemahan yang sekiranya perlu diperbaiki.

  Dan memperoleh data yang diperlukan bagi tindakan-tindakan administratif dalam usaha menyediakan fasilitas dan sarana yang 18

diperlukan untuk membina situasi belajar mengajar yang lebih baik.

  b. Observasi Kelas

  Observasi adalah suatu cara untuk mengadakan evaluasi dengan jalan pengamatan dan pencatatan secara sistematis, logis,

  19 dan rasional mengenai fenomena- fenomena yang diselidiki. Kegiatan observasi kelas merupakan salah satu cara untuk menentukan data- data aktual dan kongkrit tentang masalah-masalah yang dihadapi guru di depan kelas.

  c. Saling Mengunjungi (Intervisition) Kelas

  Kunjungan antar kelas dapat pula digolongkan sebagai teknik layanan atau pembinaan profesional secara perseorangan, yang dimaksud dengan saling mengunjungi (intervisition) kelas ialah seorang guru mengunjungi guru lain yang sedang mengajar, ataupun mengadakan observasi.

  2) Teknik Kelompok

  Teknik yang bersifat kelompok adalah teknik-teknik yang digunakan itu dilaksanakan bersama-sama oleh supervisor dengan sejumlah guru dalam satu kelompok. Bila supervisor memperhitungkan bahwa masalah yang dihadapi bawahannya adalah sejenis, maka penyelesaiannya dapat

  

20

dilakukan dengan teknik kelompok.

B. Supervisi Pengawas

1. Pengertian Supervisi Pengawas

  Dalam proses pendidikan, pengawasan merupakan bagian yang integral dengan upaya peningkatan prestasi belajar dan mutu sekolah. Pengawasan pendidikan adalah usaha pelayanan kepada stakeholder pendidikan, terutama guru, baik secara individu maupun secara kelompok dalam upaya memperbaiki kualitas proses dan hasil pembelajaran.

  Menurut Murip Yahya dalam sistem pendidikan nasional supervisor adalah 21 pengawas sekolah atau madrasah dan penilik . Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 bahwa “Pengawas Sekolah adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan pengawasan akademik dan manajerial pada satuan pendidikan.” Pengertian lain berdasarkan Kepmen PAN Nomor 118/1996 yang menyatakan pengertian pengawas sekolah adalah “pegawai negeri sipil yang diberi tugas, tanggungjawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pengawasan pendidikan di sekolah dengan melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan administrasi 22 pada satuan pendidikan pra sekolah, sekolah dasar dan sekolah menengah.”

  Menurut Veithzal Rivai & Sylviana Murni pengertian pengawas adalah sebagai berikut: “Pengawas (supervisor) adalah salah satu tenaga kependidikan yang bertugas memberikan pengawasan agar tenaga kependidikan (guru, rektor, dekan, ketua progam, direktur kepala sekolah, personel lainnya disekolah) dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Pengawas diberi tugas, tanggungjawab dan wewenang penuh untuk melakukan pengawasan dengan memberikan penilaian 23 dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan administrasi satuan pendidikan”.

  Jadi dapat disimpulkan bahwa pengawas sekolah adalah pegawai negeri sipil yang diberi tugas, wewenang, dan tanggungjawab oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pengawasan akademik dan manajerial melalui penilaian dan pembinaan dari segi teknis dan administratif pada satuan pendidikan pra sekolah, sekolah dasar dan sekolah menengah.

  2. Tugas dan Tanggung Jawab Pokok Pengawas

  

22 Pupuh Fathurrohman & AA Suryana. 2011. Supervisi Pendidikan dalam Pengembangan Proses

Pengajaran . Bandung: Refika Aditama

  

23 Veithzal Rivai & Ella Jauvani Sagala. 2011.Manajemen Sumber Daya Manusia untuk

Perusahaan . Jakarta: PT RAJAGRAFINDO. hal.90

  Berdasarkan Surat Keputusan MENPAN Nomor 118 tahun 199 yang diperbaharui dengan SK Menpan Nomor 091/ KEP / MEN.PAN / 10 / 2001 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Seoh dan angka Kreditnya dinyatakan bahwa pngawas skolah adalah pegawai negri sipil yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwenang untu melakukan pengawasan pendddidikan pada satuan pendidika prasekolah, sekolah dasar, dan sekolah menengah (pasal 1 ayat 1). Pada pasal 3 ayat (1) dinyatakan bahwa pengawas sekolah adalah pejabat fungsional yang berkedudukan sebagai pelaksana teknis dalam melakukan pengawasan pendidikan terhadap sejumlah sekolah tertentu yang ditunjuk dan ditetapkan. Pasal 5 ayat (1) tanggung jawab pengawas sekolah adalah sebagai berikut :

  

a. Melaksanakan pengawasan terhadap penyelenggaraan pendidikan disekolah

  sesuai dengan penugasannya

  

b. Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar/bimbingan dan hasil prestasi

  belajar/ bimbingan siswa dalam rangka pencapaian tujuan penididikan Adapun tanggung jawab pengawas adalah mengindikasikan pentingnya supervisi manjerial dan supervisi akademik sebagaimana disebutkan dalam peraturann pemerintah Nomor 19 tahun 2005 pasal 57, bawa supervisi meliputi supervisi manajerial yang meliputi aspek pengelolaan dan administrasi satuan pedidikan yang dalam hal ini memiliki sasaran kepala sekolah serta staf sekolah lainnya dan akademik yang meliputi aspek pelaksanaan proses pmbelajaran ang bersasaran pada guru, hal ini dilakukan secara teratur dan berkesinambungan oleh pengawas atau pemiik satuan pendidikan.

  Berdasarkan pada uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa tugas dan tanggungjawab pengawas sebagai supervisor yang melakukan supervisi akademik dan supervisi manajerial yang meliputi monitoring/ pemantauan, supervisi, penilaian, pembinaan/pengembangan profesional, serta penjaminan mutu pendidikan. Kegiatan supervisi merupakan kegiatan pembinaan dari pengawas kepada guru-guru. Dengan demikian dalam kegiatan supervisi, pengawas memberikan bantuan berupa bimbingan profesional untuk meningkatkan profesionalisme guru di dalam bekerja. Dalam hal ini, supervisi merupakan kegiatan pemberian bantuan langsung kepada guru untuk meningkatkan instruksional. Selain itu, untuk meningkatkan pembelajaran supervisor memiliki tugas dan tanggungjawab untuk mengembangkan kelompok, mengembangkan profesionalisme guru, mengembangkan kurikulum, dan mengajak guru untuk melakukan penelitian tindakan.

3. Ruang Lingkup Supervisi Pengawas

  Berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 020/U/1998 tanggal Februari 1998, menurut Burhanudin (1990: 284), substansi pegawasa pendidikan adalah segenap upaya bantuan supervisor kepada stakeholder pendidikan terutama guru untuk mmperbaiki dan membina seluruh aspek pembelajaran. Bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan penelitian atau pengamatan yang cermat dan penilaian yang objektif serta mendalam dengan acuan perencanaan program pmbealajaran yang telah dibuat.

  Proses bantuan diorientasikan pada upaya peningkatan kualitas proses dan hasil belajar yang tepat sasaran. Sementara, aktivitas pengawasan sekolah diantaranya menilai dan membina penyelenggaraan pendidikan pada sejumlah satuan pendidikan tertentu yang menjadi tanggung jawabnnya. Penilaian itu dilakukan untuk penentuan derajat kualitas berdasarkan kriteria yng ditetapkan terhadap penyelenggaraan pendidikan disekolah.

C. Kinerja Guru dalam Aspek Perencanaan Pembelajaran

1. Pengertian Kinerja Guru

  Dalam perspektif Islam, mengemban amanat sebagai guru bukan terbatas pada pekerjaan atau jabatan seseorang, melainkan memiliki dimensi nilai yang lebih luas dan agung, yaitu tugas ketuhanan, kerasulan, dan kemanusiaan. Dikatakan sebagai tugas ketuhanan, karena mendidik merupakan sifat “fungsional” Allah (sifat rububiyah) sebagai “rabb”, yaitu sebagai “guru” bagi semua makhluk. Allah mengajar semua makhluknya lewat tanda-tanda (sign), dengan menurunkan wahyu, mengutus rasul-Nya, dan lewat hamba-hamba-Nya. Allah memanggil hamba-hamba-Nya yang beriman untuk mendidik Guru juga mengemban tugas kerasulan, yaitu menyampaikan pesa-pesan Tuhan kepada umat manusia.

  Secara lebih khusus, tugas Nabi dalam kaitannya dengan pendidikan, sebagaimana tercantum dalam Al-Jumu’ah ayat 2 : Artinya: ‘Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan hikmah (As Sunnah). dan

  Ayat diatas menggambarkan bahwa tugas Rasul adalah melakukan pencerahan, pemberdayaan, transformasi, dan mobilisasi potensi umat menuju kepada cahaya (nur) setelah sekian lama terbelenggu dalam kegelapan. Tugas kerasulan tidak berhenti dengan wafatnya nabi Muhammad saw., melainkan diteruskan oleh seluruh umatnya yang beriman dengan cara meneruskan risalahnya kepada seluruh umat manusia. Dalam kehidupan keluarga, orang tua adalah guru bagi anak-anaknya. Dan dalam kehidupan masyarakat yang telah mengenal pembagian kerja, lembaga persekolahan adalah salah satu upaya yang paling efektif dalam melanjutkan risalah Muhammad saw kepada generasi muda di mana guru merupakan actor utamanya. Sebagai tugas kemanusiaan, seorang guru harus terpanggil untuk membimbing, melayani, mengarahkan, menolong, memotivasi, dan memberdayakan sesama, khususnya anak didiknya, sebagai sebuah keterpanggilan kemanusiaan dan bukan semata-mata terkait dengan tugas formal atau pekerjaannya sebagai guru. Dari sini kemudian guru benar-benar mampu, ikhlas (sepenuh hati), dan penuh dedikasi dalam menjalankan tugas keguruannya.

  Kinerja artinya sama dengan prestasi kerja atau dalam Bahasa Inggrisnya

disebut performance. Secara etimologis kinerja (performance) berarti unjuk kerja.

  

Kinerja adalah suatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan atau kemampuan

kerja.

  Kinerja guru mempunyai spesifikasi tertentu. Kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi atau kriteria kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran. Berkenaan dengan standar kinerja guru Sahertian sebagaimana dikutip Kusmianto dalam buku 24 panduan penilaian kinerja guru oleh pengawas menjelaskan bahwa: “Standar kinerja guru itu berhubungan dengan kualitas guru dalam menjalankan tugasnya seperti: (1) bekerja dengan siswa secara individual, (2) persiapan dan perencanaan pembelajaran,(3) pendayagunaan media pembelajaran, (4) melibatkan siswa dalam berbagai pengalaman belajar, dan (5) kepemimpinan yang aktif dari guru”

  UU Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 39 ayat (2), menyatakan bahwa pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

  Keterangan lain menjelaskan dalam UU No. 14 Tahun 2005 Bab IV

  Pasal 20 (a) tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa standar prestasi kerja guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya, guru berkewajiban merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Tugas pokok guru tersebut yang diwujudkan dalam kegiatan belajar mengajar merupakan bentuk kinerja guru.

  Pendapat lain diutarakan Soedijarto menyatakan ada empat tugas gugusan kemampuan yang harus dikuasai oleh seorang guru.

  Kemampuan yang harus dikuasai oleh seorang guru, yaitu: (1) merencanakan

24 Kusmianto 1997, diakses dihttp://uharsaputra.wordpress.com/pendidikan/pengembangan- kinerja-guru.

  program belajar mengajar; (2) melaksanakan dan memimpin proses belajar mengajar; (3) menilai kemajuan proses belajar mengajar; (4) membina hubungan dengan peserta didik. Sedangkan berdasarkan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Menengah dijabarkan beban kerja guru mencakup kegiatan pokok: (1) merencanakan pembelajaran; (2) melaksanakan pembelajaran; (3) menilai hasil pembelajaran; (4) membimbing dan 25 melatih peserta didik; (5) melaksanakan tugas tambahan.

  Kinerja guru dapat dilihat saat dia melaksanakan interaksi belajar mengajar di kelas termasuk persiapannya baik dalam bentuk program semester maupun persiapan mengajar. Berkenaan dengan kepentingan penilaian terhadap kinerja guru. Georgia Departemen of Education telah mengembangkan

  

teacher performance assessment instrument yang kemudian dimodifikasi oleh

  Depdiknas menjadi Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG). Alat penilaian kemampuan guru, meliputi: (1) rencana pembelajaran (teaching plans and

  

materials ) atau disebut dengan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran); (2)

  prosedur pembelajaran (classroom procedure); dan (3) hubungan antar pribadi (interpersonal skill).

  Proses belajar mengajar tidak sesederhana seperti yang terlihat pada saat guru menyampaikan materi pelajaran di kelas, tetapi dalam melaksanakan pembelajaran yang baik seorang guru harus mengadakan persiapan yang baik agar pada saat melaksanakan pembelajaran dapat terarah sesuai tujuan pembelajaran yang terdapat pada indikator keberhasilan pembelajaran. Proses pembelajaran adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh seorang guru mulai dari persiapan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran sampai pada tahap akhir pembelajaran yaitu pelaksanaan evaluasi dan perbaikan untuk siswa yang belum berhasil pada saat dilakukan evaluasi.

  Dari berbagai pengertian di atas maka dapat disimpulkan definisi konsep kinerja guru merupakan hasil pekerjaan atau prestasi kerja yang dilakukan oleh seorang guru berdasarkan kemampuan mengelola kegiatan belajar mengajar, yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan membina hubungan antar pribadi (interpersonal) dengan siswanya.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru

  Menurut Mulyasa sedikitnya terdapat sepuluh faktor yang dapat

  26

  meningkatkan kinerja guru, baik faktor internal maupun eksternal: “Kesepuluh faktor tersebut adalah: (1) dorongan untuk bekerja, (2) tanggung jawab terhadap tugas, (3) minat terhadap tugas,

  (4)penghargaan terhadap tugas, (5) peluang untuk berkembang, (6)perhatian dari kepala sekolah, (7) hubungan interpersonal dengan sesama guru, (8) MGMP dan KKG, (9) kelompok diskusi terbimbing serta (10) layanan perpustakaan”.

  Selanjutnya pendapat lain juga dikemukakan oleh Surya tentang faktor yang mempengaruhi kinerja guru.

  “Faktor mendasar yang terkait erat dengan kinerja professional guru adalah kepuasan kerja yang berkaitan erat dengan kesejahteraan guru. Kepuasan ini dilaterbelakangi oleh faktor-faktor: (1) imbalan jasa, (2) rasa aman, (3) hubungan antar pribadi, (4) kondisi lingkungan kerja,

  27 (5) kesempatan untuk pengembangan dan peningkatan diri”.

  Berdasarkan penjelasan yang dikemukakan diatas, faktor-faktor yang menentukan tingkat kinerja guru dapat disimpulkan antara lain: (1) tingkat kesejahteraan (reward system); (2) lingkungan atau iklim kerja guru; (3) desain karir dan jabatan guru; (4) kesempatan untuk berkembang dan meningkatkan diri; (5) motivasi atau semangat kerja; (6) pengetahuan; (7) keterampilan dan; (8) karakter pribadi guru.

3. Aspek Penilaian Kinerja Guru dalam Aspek Perencanaan Pembelajaran

  Penilaian kinerja guru merupakan suatu proses yang bertujuan untuk mengetahui atau memahami tingkat kinerja guru satu dengan tingkat kinerja guru yang lainnya atau dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan. Hani Handoko (1994: 135) menjelaskan bahwa, “penilaian prestai kerja (performance

  

appraisal ) adalah proses melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau

28

  menilai prestasi kerja karyawan”. Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi.

  Terdapat berbagai model instrumen yang dapat dipakai dalam penilaian kinerja guru. Namun demikian, ada dua model yang paling sesuai dan dapat digunakan sebagai instrumen utama, yaitu skala penilaian dan lembar observasi atau penilaian. Skala penilaian mengukur penampilan atau perilaku orang lain melalui pernyataan perilaku dalam suatu kontinum atau kategori yang memiliki makna atau nilai. Observasi merupakan cara mengumpulkan data yang biasa digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi yang alami sebenarnya maupun situasi buatan.

  Tingkah laku guru dalam mengajar, merupakan hal yang paling cocok dinilai dengan observasi.

  Menilai kinerja guru adalah suatu proses menentukan tingkat keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas-tugas pokok mengajar dengan menggunakan patokan-patokan tertentu. Bagi para guru, penilaian kinerja berperan sebagai umpan balik tentang berbagai hal seperti kemampuan, kelebihan, kekurangan dan potensinya. Bagi sekolah hasil penilaian para guru sangat penting arti dan perannya dalam pengambilan keputusan.

  Indikator penilaian terhadap kinerja guru dilakukan terhadap tiga kegiatan pembelajaran dikelas yaitu: a. Perencanaan Program Kegiatan Pembelajaran

  Tahap perencanaan dalam kegiatan pembelajaran adalah tahap yang berhubungan dengan kemampuan guru menguasai bahan ajar. Kemampuan guru dapat dilihat dari cara atau proses penyusunan program kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, yaitu mengembangkan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran(RPP). Unsur/komponen yang ada dalam silabus terdiri dari: 1) Identitas Silabus 2) Stándar Kompetensi (SK) 3) Kompetensi Dasar (KD) 4) Materi Pembelajaran 5) Kegiatan Pembelajaran 6) Indikator 7) Alokasi waktu 8) Sumber pembelajaran

  Program pembelajaran jangka waktu singkat sering dikenal dengan sitilah RPP, yang merupakan penjabaran lebih rinci dan specifik dari silabus, ditandai oleh adnya komponen-komponen: 1) Identitas RPP 2) Stándar Kompetensi (SK) 3) Kompetensi dasar (KD) 4) Indikator 5) Tujuan pembelajaran 6) Materi pembelajaran 7) Metode pembelajaran 8) Langkah-langkah kegiatan 9) Sumber pembelajaran 10) Penilaian

  b. Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran di kelas adalah inti penyelenggaraan pendidikan yang ditandai oleh adanya kegiatan pengelolaan kelas, penggunaan media dan sumber belajar, dan penggunaan metode serta strategi pembejaran. Semua tugas tersebut merupakan tugas dan tanggung jawab guru yang secara optimal dalam pelaksanaanya menuntut kemampuan guru.

  c. Evaluasi/Penilaian Pembelajaran Penilaian hasil belajar adalah kegiatan atau cara yang ditujukan untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran dan juga proses pembelajaran yang telah dilakukan. Pada tahp ini seorang guru dituntut memiliki kemampuan dalam menentukan pendekatan dan cara-cara evaluasi, penyusunan alat-alat evaluasi, pengolahan, dan penggunaan hasil evaluasi.

4. Ma nfaat Penilaian Kinerja Guru

  Penilaian kinerja guru memiliki manfaat bagi sebuah sekolah karena dengan penilaian ini akan memberikan tingkat pencapaian dari standar, ukuran atau kriteria yang telah ditetapkan sekolah. Sehingga kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam seorang guru dapat diatasi serta akan memberikan umpan balik kepada guru tersebut. Menurut Mangkupawira (2001), manfaat dari penilaian kinerja guru adalah: (1) perbaikan kinerja; (2) penyesuaian kompensasi; (3) keputusan penetapan; (4) kebutuhan pelatihan dan pengembangan; (5) perencanaan dan pengembangan karir; (6) efisiensi proses penempatan staf; (7) ketidakakuratan informasi; (8) kesalahan rancangan pekerjaan; (9) kesempatan kerja yang sama; (10) tantangan tantangan eksternal; (11)

  29 umpan balik pada SDM.

  Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat bahwa penilaian kinerja penting dilakukan oleh suatu sekolah untuk perbaikan kinerja guru itu sendiri maupun untuk sekolah dalam hal menyusun kembali rencana atau strategi baru untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Penilaian yang dilakukan dapat menjadi masukan bagi guru dalam memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya. Selain itu penilaian kinerja guru membantu guru dalam mengenal tugas-tugasnya secara lebih baik sehingga guru dapat menjalankan pembelajaran seefektif mungkin untuk kemajuan peserta didik dan kemajuan guru sendiri menuju guru yang profesional.

D. Kerangka Berpikir

  1. Pengaruh Supervisi Kepala Madrasah Terhadap Kinerja Guru dalam Aspek Perencanaan Pembelajaran

  Kepala Madrasah mempunyai tugas sebagai supervisor berperan untuk meningkatkan pengawasan dan pengendalian terhadap guru-guru dan personel lain untuk meningkatkan kinerja mereka. Kepala Madrasah sebagai supervisor bertugas mengatur seluruh aspek kurikulum yang berlaku di sekolah agar dapat memberikan hasil yang sesuai dengan target yang telah ditentukan.

  Kegiatan supervisi yang lebih efektif dilakukan apabila supervisor mempersiapkan segala sesuatunya dengan cermat, persiapan yang cermat itulah yang dapat membantu guru mencari dan memecahkan masalah belajar peserta didik. Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa tujuan supervisi adalah untuk mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih baik dan berkualitas khususnya yang dilakukan oleh guru. Berkaitan dengan kinerja guru, wujud perilaku

  yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran. Dengan demikian diduga terdapat pengaruh supervisi kepala madrasah terhadap kinerja guru dalam aspek perencanaan pembelajaran.

  2. Pengaruh Supervisi Pengawas Terhadap Kinerja Guru dalam Aspek Perencanaan Pembelajaran

  Pengawas Madrasah adalah sebagai pembina, pengarah, pembimbing, dibanding dengan orang yang disupervisi. Tugas dan tanggungjawab pengawas sebagai supervisor yang melakukan supervisi akademik dan supervisi manajerial yang meliputi monitoring/ pemantauan, supervisi, penilaian, pembinaan/pengembangan profesional, serta penjaminan mutu pendidikan.

  Kegiatan supervisi merupakan kegiatan pembinaan dari pengawas kepada guru guru. Dengan demikian dalam kegiatan supervisi, pengawas memberikan bantuan berupa bimbingan profesional untuk meningkatkan profesionalisme guru di dalam bekerja. Dalam hal ini, supervisi merupakan kegiatan pemberian bantuan langsung kepada guru untuk meningkatkan instruksional. Selain itu, untuk meningkatkan pembelajaran supervisor memiliki tugas dan tanggungjawab untuk mengembangkan kelompok, mengembangkan profesionalisme guru, mengembangkan kurikulum, dan mengajak guru untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang lebih kreatif.

  Supervisi Pengawas juga berindikasi dapat mempengaruhi konsep kinerja guru yang hasil pekerjaan atau prestasi kerja yang dilakukan oleh seorang guru berdasarkan kemampuan mengelola kegiatan belajar mengajar, yang meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan membina hubungan antar pribadi (interpersonal) dengan siswanya.

  Dengan demikian diduga terdapat pengaruh supervisi pengawas madrasah terhadap kinerja guru dalam aspek perencanaan pembelajaran.

3. Pengaruh Supervisi Kepala Madrasah dan Pengawas Terhadap Kinerja Guru dalam Aspek Perencanaan Pembelajaran

  Kinerja guru merupakan sesuatu yang sangat penting dalam pencapaian tujuan pada Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Pati. Oleh karena itu Madrasah Tsanawiyah perlu untuk mengarahkan dan membina gurunya agar mereka mempunyai kinerja yang baik dalam menjalankan tugas terutama dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagai guru.

  Peranan supervisi kepala madrasah dan pengawas yang baik akan berpengaruh terhadap kinerja guru yang dibinanya. Apabila pengawas sekolah sudah berperan optimal, kepala sekolah memiliki kompetensi manajerial yang baik dan guru memiliki kinerja yang baik, maka hal tersebut akan memudahkan dalam pencapaian perencanaan dalam aspek pembelajaran dengan optimal

  Berdasarkan landasan teori diatas dapat disusun suatu kerangka pemikiran sebagai berikut :

  Supervisi Kepala Madrasah

  Kinerja Guru Dalam Aspek (X 1 )

  Perencanaan Pembelajaran H2

  (Y)

  Supervisi Pengawas 2

  (X ) H1 H3

  Ket: Pengaruh parsial Pengaruh berganda

  Gb. 2.1 Kerangka Berpikir

E. Hipotesis

  Berdasarkan landasan teori atau telaah pustaka di atas beserta kerangka berpikir, maka peneliti dapat merumuskan dan mengajukan hipotesis sebagai berikut: H1: Diduga ada pengaruh positif dan signifikan antara supervisi kepala madrasah terhadap kinerja guru dalam aspek perencanaan pembelajaran di MTs Se Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2016/ 2017. H2: Diduga ada pengaruh positif dan signifikan antara supervisi pengawas terhadap kinerja guru dalam aspek perencanaan pembelajaran di MTs Se

  Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2016/ 2017. H3: Diduga ada pengaruh positif dan signifikan antara supervisi kepala madrasah dan pengawas terhadap kinerja guru dalam aspek perencanaan pembelajaran di MTs Se Kabupaten Pati Tahun Pelajaran 2016/ 2017.

Dokumen yang terkait

View of Pengaruh Supervisi Kepala Madrasah dalam Peningkatan Kinerja Guru

0 0 8

BAB II LANDASAN TEORI A. Kepemimpinan Instruksional Kepala Madrasah 1. Pengertian Kepemimpinan Instruksional Kepala Madrasah - PENGARUH KEPEMIMPINAN INSTRUKSIONAL KEPALA MADRASAH DAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS TERHADAP PROFESIONALITAS GURU PADA MAN REMBA

0 0 61

BAB II KAJIAN TEORI A. Supervisi pendidikan 1. Pengertian Supervisi pendidikan - Implementasi Supervisi Kepala Madrasah dalam meningkatkan kinerja guru di MTs Wali Songo Sukajadi Kec. Bumi Ratu Nuban Kab. Lampung Tengah - Raden Intan Repository

0 0 52

BAB II LANDASAN TEORI A. Kepala Madrasah 1. Pengertian Kepala Madrasah - Peran kepala sekolah madrasah dalam meningkatkan disiplin dan prestasi peserta didik di madrasah ibtidaiyah Negeri 3 Lampung Barat - Raden Intan Repository

0 1 52

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Kepemimpinan Kepala Madrasah 1. Pengertian Kepemimpinan Kepala Madrasah - PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH (Studi tentang Kedisiplinan Guru di MTs Negeri 1 Lampung Utara) - Raden Intan Repository

0 0 28

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Kepemimpinan Kepala Sekolah a. Pengertian Kepemimpinan - PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KINERJA GURU MTS NU MA’ARIF DI KECAMATAN DAWE KABUPATEN KUDUS - STAIN

0 0 44

BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Pustaka 1. Tinjauan Supervisi Akademik - PENGELOLAAN SUPERVISI AKADEMIK (STUDI ANALISIS IMPLEMENTASI PROGRAM SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM MENINGKATKAN KINERJA PROFESIONALISME GURU DI KECAMATAN WEDUNG KABUPATEN DEMAK

0 0 65

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Analisis Kebijakan Kepala Madrasah 1. Pengertian Kebijakan Kepala Madrasah - ANALISIS KEBIJAKAN KEPALA MADRASAH DALAM MENGEMBANGKAN KURIKULUM MATA PELAJARAN AQIDAH AKHLAQ DI MADRASAH ALIYAH DARUL ULUM (MADU) JAKEN PATITAHUN PELAJA

0 0 43

BAB II LANDASAN TEORI A. Kompetensi Kepala Madrasah 1. Pengertian Kompetensi Kepala Madrasah - Kompetensi supervisi kepala Madrasah dalam meningkatkan kinerja guru di MIN 2 Tanggamus Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus - Raden Intan Repository

0 0 76

BAB II LANDASAN TEORI A. Peran Supervisor Madrasah 1. Pengertian Supervisi Pendidikan - Peran Supervisor Madrasah dalam Meningkatkan Kinerja Kepala Madrasah dan Guru di MTs Satu Atap Baiturrahman Tangkit Serdang Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus - Rade

0 0 66