PERANAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI MTS AL HIKMAH PASIR MIJEN DEMAK TAHUN AJARAN 2015/2016 - STAIN Kudus Repository
BAB III METODE PENELITIAN Metode berasal dari dua suku kata, yaitu Meta
yang berarti “jalan” dan
hodos
yang berarti “melalui”. Jadi metode berarti jalan yang harus dilalui untuk
1
mencapai suatu tujuan. Sedangkan penelitian menurut Woody sebagaimana dikutip Moh. Nazir adalah sebuah metode untuk menemukan kebenaran yang juga
2
merupakan sebuah pemikiran kritis. Menurut Sugiono metode penelitian secara umum diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatk an data dengan tujuan dan
3
kegunaan tertentu
Munculnya masalah yang ditemukan dalam dunia pendidikan menjadikan
seseorang untuk mencoba mencari penyelesaiannya. Maka dari itu diperlukan sebuah
metode penelitian yang dikhususkan pada permasalahan pendidikan. Metode
penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data
yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu
pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,
4 memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.
1 Ahmad Falah, Materi dan Pembelajaran Fiqh MTs-MA, Jurusan Tarbiyah Prodi PAI STAIN Kudus, 2009, hlm. 9. 2 3 Moh. Nazir, Metode Penelitian, Cet 3, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1988, hlm 14.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D, cet 10, Alfabet, Bandung, 2010, hlm. 3
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah field research. Field research yaitu suatu penelitian dimana peneliti langsung terjun ke kancah untuk mencari bahan-
5 bahan yang mendekati kebenaran.
Untuk mengetahui peranan kepala sekolah sebagi supervisor dalam meningkatkan kompetensi profesional guru di MTs Al-Hikmah sesuai dengan unsur-unsur pokok yang harus ditemukan sesuai dengan butir-butir rumusan masalah, tujuan penelitian, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif.
Metode penelitian Kualitatif muncul karena terjadi perubahan paradigma dalam memandang suatu realitas/fenomena/gejala. Dalam paradigama ini realitas sosial dipandang sebagai suatu yang holistik/utuh, kompleks, dinamis, dan penuh makna. Paradigma yang demikian disebut paradigma postpositivisme. Paradigma sebelumnya disebut paradigma positivisme, di mana dalam memandang gejala, lebih bersifat tunggal, statis dan konkrit. metode penelitan kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitan kualitatif lebih menekankan makna dari
6 pada generalisasi. 5 Lexy J. Moloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, Remaja Rosda Karya, Bandung, 1991, hlm. 26. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul
7 berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka.
Menurut Saifuddin Azwar , Penelitian dengan pendekatan kualitatif lebih menekankan pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antar fenomena yang diamati, dengan
8
menggunakan logika ilmiah. Dengan kata lain pendekatan kualitatif ini memusatkan perhatian pada prinsip-prinsip umum yang mendasarkan pada perwujudan satuan-satuan.
Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini adalah pendekatan fenomenologi yaitu berusaha memahami makna dari suatu
9 peristiwa dan saling berpengaruh dengan manusia dalam situasi tertentu.
Fenomenologi ini menuntut bersatunya peneliti dengan subyek pendukung dari obyek penelitian. Keterlibatan peneliti terjun di lapangan, menjadi salah
10 satu ciri utama pendekatan fenomenologi.
B. Sumber Data
Data kualitatif diperoleh dari hasil pengumpulan data dan informasi dengan menggunakan berbagai metode pengumpulan data, seperti pengamatan,
7 8 Ibid, hlm. 22. 9 Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, cet 3, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2001, hlm. 5 Noeng Muhadjir, Filsafat Ilmu (Postpositivisme dan Postmodernisasi), Rake Sarasin, Yogyakarta, 2001, hlm. 92. 10 Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Telaah Positivistik, Rasionalistik,
11
wawancara, menggambar, diskusi kelompok terfokus, dan lain-lain. Sumber data dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua yaitu :
1 Sumber data primer Sumber data primer atau data tangan pertama adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan mengenakan alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang
12
dicari. Ini berarti sumber data itu diperoleh secara langsung dari informan di lapangan yaitu melalui wawancara mendalam. Sumber primer penelitian diperoleh dalam bentuk verbal atau ucapan lisan dan perilaku dari subyek (informan) yang berkaitan dengan Peranan kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan kompetensi profesional guru di MTs Al- Hikmah. Yang menjadi informan adalah kepala sekolah, WAKA kurikulum, dan beberapa guru mata.
2 Sumber data sekunder Sumber data sekunder atau data tangan kedua adalah data yang diperoleh dari fihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek
13
penelitiannya. Data sekunder ini peneliti peroleh dari dokumen-dokumen MTs Al Hikmah seperti sejarah berdirinya MTs Al Hikmah, struktur lembaga, keadaan guru dan karyawan, dan lain sebagainya yang berupa data dari dokumen di MTs Al Hikmah.
11 12 Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif, CV Alfabeta, Bandung, 2005, hlm 88 Saifuddin Azwar, Op.Cit, hlm. 91.
C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini mengambil lokasi di MTs Al-Hikmah, sekolah ini terletak di desa Pasir Kecamatan Mijen Kabupaten Demak, alasan peneliti memilih lokasi tersebut karena di madrasah tersebut kepala sekolah telah menjalankan program supervisi, akan tetapi belum maksimal dengan bukti ada beberapa guru yang tidak pernah disupervisi oleh kepala sekolah.
Penelitian ini dilaksanakan pada kalender tahun ajaran 2015/2016 D.
Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala
14 sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu.
Jadi dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara. Peneliti akan terjun ke lapangan
14 S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif, Tarsito, Bandung, cet 3, 2003,
sendiri, baik pada grand tour question, tahap focused and selection, melakukan
15 pengumpulan data, analisis dan membuat kesimpulan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.
Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data maka peneliti tidak akan
16 mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural
setting (kondisi yang alamiah), dan teknik pengumpulan data lebih banyak
pada observasi berperan serta (participant observation ), wawancara mendalam
17
(in depth interview) dan dokumentasi.Seorang peneliti harus dapat memilih dan menentukan metode yang tepat dan mungkin dilaksanakan (feasible) guna mencapai tujuan penilaiannya. Karena itu, 18 seorang peneliti perlu mengenal berbagai metode ilmiah dan karakteristiknya.
Maka metode pengumpulan data yang peneliti pakai adalah sebagai berikut : 1.
Metode Observasi Metode ini biasannya diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan
19
dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki. Sedangkan 15 observasi yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data adalah 16 Sugiyono, Op.Cit, hlm. 307. 17 Ibid, hlm. 308. 18 Ibid , hlm,. 309. 19 Saifuddin Azwar, Op.Cit ,hlm 19.
Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid II, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, observasi partisipasi pasif (Passive Participant) dengan melakukan pengamatan secara tidak langsung atau tidak terlibat di dalamnya. Alasan peneliti menggunakan observasi sebagai salah satu teknik pengumpulan data adalah dengan pengamatan peneliti dapat mengetahui peranan kepala sekola sebagai supervisor dalam meningkatkan kompetensi profesional guru di MTs Al-Hikmah secara langsung dan nyata. Dengan metode ini peneliti mengamati dan mencatat peran kepala sekolah dalam melaksnakan tugasnya sebagai supervisor terhadap guru di MTs Al-Hikmah Pasir, disamping itu peneliti juga mengamati guru dalam kegiatan pembelajaran guna mengetahui kompetensi profesional guru dari hasil supervisi yang diberikan oleh kepala sekolah kepada guru. Hasil dari observasi ini akan dicatat oleh peneliti karena seorang pengamat harus mencatat segala sesuatu yang dianggap penting agar kemudian dapat membuat laporan mengenai hasil
20 pengamatannya.
2. Metode Wawancara (Interview)
Metode wawancara (Interview) yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden, dengan menggunakan alat yang
21 dinamakan interview guide (panduan wawancara).
Menurut Esterberg sebagaimana dikutip Sugiyono mengemukakan 20 beberapa macam wawancara yaitu wawancara terstruktur, semi terstruktur
Koentjoningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, PT.Gramedia, Jakarta, 1991, hlm. 114.
22
dan tidak terstruktur. Sedangkan metode wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur dan wawancara tidak terstruktur. Wawancara semi terstruktur ini mempunyai tujuan menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak
23
wawancara dimintai pendapat, dan ide-idenya , metode wawancara semi terstruktur ini peneliti gunakan untuk mewawancarai kepala madrasah, WAKA kurikulum, dan beberapa guru. Alasan peneliti memilih informan tersebut adalah, 1). peneliti memilih informan kepala sekolah karena kepala sekolah merupakan orang yang mempunyai tugas melaksanakan supervisi di sekolah; 2). Peneliti memilih WAKA kurikulum sebagai informan karena WAKA kurikulum merupakan orang yang mempunyai tanggung jawab yang berkaitan dengan kurikulum sekolah seperti menyusun pembagian tugas, mengkoordinasikan dan mengarahkan penyusunan satuan pelajaran, menyediakan buku kemajuan kelas, dan ini semua sangat terkait erat dengan guru terutama berkenaan dengan kompetensi guru dalam hal ini kompetensi profesional guru; 3). Peneliti memilih guru sebagai informan karena salah satu tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui peningkatan kompentensi profesional guru yang terkait dengan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah. Sedangkan wawancara tak berstruktur yang merupakan wawancara yang bebas di mana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. 22 Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar Sugiyono, Opcit,hlm.319.
24
permasalahan yang akan ditanyakan. Peneliti menggunakan metode wawancara tak berstruktur untuk melakukan penelitian pendahuluan yang bertujuan untuk menadapatkan informasi awal mengenai peranaan kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan kompetensi profesional guru di MTs Al-Hikmah Pasir Mijen Demak, sedangkan informan yang peneliti wawancarai dengan metode wawancara tak berstruktur adalah guru MTs Al-Hikmah Pasir Mijen Demak.
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi dapat diartikan sebagai kumpulan data verbal
25
yang berbentuk tulisan. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, dokumen ini bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya
26 monumental dari seseorang.
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang bersifat dokumentasi di MTs Al-Hikmah. Misalnya tinjauan historis, letak geografis, struktur organisasi, jumlah siswa, keadaan guru dan staf serta jumlah sarana yang lain. Sedangkan jenis datanya dibagi ke dalam kata-kata dan tindakan, sumber data tertulis, foto dan statistik.
F. Uji Keabsahan Data
Dalam pengujian atau pemeriksaan keabsahan data, metode penelitian kualitatif memiliki beberapa istilah antara lain :
24 25 Sugiyono, Loc.Cit.
Koentjoningrat, Op.Cit, hlm. 46.
1. Uji kredibilitas (validitas internal) dalam penelitian dilakukan dengan teknik sebagai berikut : a.
Meningkatkan ketekunan, peneliti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan meningkatkan ketekunan itu, maka peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak. Demikian juga dengan meningkatkan ketekunan maka, peneliti dapat memberikan deskripsi
27
data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati. Peneliti mengadakan pengamatan yang cermat terhadap peranan kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan kompetensi profesional guru agar dapat memberikan data yang akurat dan sistematis tentang hal yang diamati tersebut.
b.
Triangulasi, adalah pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Triangulasi ini ada 3 ( tiga) yaitu triangulasi teknik, triangulasi sumber dan triangulasi waktu. Di sini peneliti menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi sumber.
Triangulasi sumber yaitu peneliti melakukan pengecekan data yang diperoleh melalui beberapa sumber. Pada penelitian ini pengumpulan dan pengujian data yang telah diperoleh dilakukan kepada kepala madrasah, wakil kelapa bidang kurikulum, dan beberapa guru.
Triangulasi teknik peneliti gunakan untuk menguji kredibilitas data dengan cara mengecek data yang diperoleh kepada sumber yang sama
28
dengan teknik yang berbeda. Data mengenai peranan kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan kompetensi profesional guru di MTs Al-Hikmah yang telah peneliti peroleh dari wawancara kemudian dicek dengan hasil observasi dan dokumentasi.
c.
Pemeriksaan sejawat melalui diskusi, yang dilakukan dengan tujuan agar peneliti tetap mempertahankan sikap obyektif dan terbuka serta menjajagi pemikiran peneliti.
d.
Menggunakan bahan referensi, yang dimaksud bahan referensi adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti, pada penelitian ini, peneliti menggunakan rekaman audio dan foto-foto sebagai pendukung agar data-data yang dikemukakan menjadi lebih bisa dipercaya.
e.
Member Check, yaitu proses pengecekan data yang diperoleh peneliti
29
kepada pemberi data. Peneliti melakukan ini untuk mengetahui apakah data mengenai peranan kepala sebagai supervisor dalam meningkatkan kompetensi profesional guru di MTs Al-Hikmah, yang telah diperoleh telah sesuai dengan yang dimaksudkan oleh pemberi data. Setelah disepakati sesuai, kemudian peneliti meminta tanda tangan kepada sumber data.
2. Keteralihan (transferability), uji transferability dilakukan untuk mengetahui validitas eksternal terhadap proses penelitian. Nilai teransfer 28 ini berkenaan dengan pertanyaan, hingga mana hasil penelitian dapat
Ibid, hlm. 372-373 diterapkan dalam situasi lain. Oleh karena itu untuk mengetahui hasil penelitian mengenai peranan kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan kompetensi profesional guru di MTs Al-Hikmah Pasir Mijen Demak dapat diterapkan di tempat lain atau tidak, maka peneliti dalam membuat laporan harus memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya.
3. Kebergantungan (dependibility), uji dependibility dilakukan dengan melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. caranya dilakukan oleh auditor yang independent atau pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktifitas peneliti dalam melakukan penelitian
4. Kepastian (confirmability), menguji confirmability dilakukan secara bersamaan dengan uji dependibility yang dilakukan dengan teknik
auditing , yaitu menguji hasil penelitian tentang peranan kepala sekolah
sebagai supervisor dalam meningkatkan kompetensi profesional guru di MTs Al-Hikmah Pasir Mijen Demak, dikaitkan dengan proses yang
30 dilakukan.
G. Analisis Data
Menurut Masri S dan Sofian E dalam Marzuki Analisis data merupakan proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan
31 diinterpretasikan.
30 Ibid , hlm. 376-378.
Analisis data dimulai dari pengumpulan data (Data collection), setelah data-data terkumpul, selanjutnya disusun secara sistematis dan dianalisa secara kualitatif dengan menggunakan dengan menggunakan beberapa metode, adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Data collection (pengumpulan data). Pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian
32
adalah mendapatkan data. Pada tahap ini peneliti mengumpulkan data yang berkaitan dengan peranan kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan kompetensi profesional guru di MTs Al-Hikmah Pasir Mijen Demak, data dikumpulkan dari berbagai sumber dan dengan menggunakan beberapa tekhnik.
2. Data reduction (reduksi data). Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya, membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya,
33
dan mencari bila diperlukan . Pada tahap ini peneliti memilih data yang telah dikumpulkan dari MTs Al Hikmah Pasir Mijen Demak, supaya memberikan gambaran yang lebih jelas tentang peranan kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan kompetensi profesional guru di MTs Al-Hikmah Pasir Mijen Demak.
32 Sugiono, Op. Cit, hlm. 308
3. Data display (penyajian data). Data yang telah direduksi, selanjutnya langkah yang dilakukan adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya dengan mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami
34
tersebut. Pada tahap ini peneliti mendisplaykan data tentang peranan kepala sekolah sebagai supervisor dalam meningkatkan kompetensi profesional guru di MTs Al-Hikmah Pasir Mijen Demak dari tahap reduksi dalam bentuk uraikan singkat, tabel dan bagan, sehingga lebih mudah dipahami.
4. Menyimpulkan data dan verifikasi
Penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti- bukti yang kuat dan mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan
35
merupakan kesimpulan yang kredibel. Pada tahap ini peneliti membuktikan kesimpulan awal yang telah diambil dengan menggunakan data tentang peranan kepala sekolah sebagai supervisor dalam 34 meningkatkan kompetensi profesional guru di MTs Al-Hikmah Pasir Ibid, hlm. 341.
Mijen Demak yang ditelah dikumpulkan. Selanjutnya model interakatif
36 dalam analisis data ditunjukkan pada gambar sebagai berikut.
Gambar 3.2 Model Interakatif dalam Analisis DataData Data
collection display Conclusions
Data
Drawing/verifying reduction
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Tinjauan Historis MTs Al Hikmah Pasir Mijen Demak Yayasan Islam Al Hikmah Pasir bermula dari sebuah ide tulus sederhana dari 7 ulama’ desa Pasir, yaitu H. Fauzan, H. Thoha, K. Mashdar Umar Alie, K. Abdul Muid Siroj, Shohib Nor, H. Abdul Wahid Karim dan KH. Abdul Bashir. Ketujuh ulama’ tersebut membuat terobosan pertama denganmendirikan sebuah yayasan di desa Pasir karena situasi dan kondisi yang mengharuskan adanya sebuah yayasan. Ada beberapa hal yang menjadi alasan mengapa harus membentuk yayasan. Salah satunya karena adanya kebutuhan dana untuk pembangunan gedung dan pengembangan madrasah khususnya untuk pembuatan gedung MTs Al Hikmah yang pada masa itu masih bergabung dengan gedung MADIN Al Hikmah dan MI Al Hikmah.
Madrasah Diniyah (MADIN) dahulu bernama Nashrul Ulum yang didirikan oleh K. Khadziq dan dikembangkan oleh K. Masykuri pada tahun 1971. Kemudian berdirilah Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada tahun 1982 sebagai sekolah dasar formal pertama berbentuk madrasah dan Roudhotul Athfal (RA) sebagai sekolah formal taman kanak
- – kanak pada
1 tahun 1980 di Desa Pasir. Selanjutnya pada tahun 1985 muncullah keinginan untuk membuat Madrasah Tsanawiyah (MTs) sebagai sekolah lanjutan tingkat menengah pertama yang menyeimbangkan pengetahuan umum dan agama dalam bentuk madrasah di kecamatan mijen khususnya desa Pasir. Juga adanya keinginan untuk membantu anak-anak yang tidak mampu.
Seiring jalan perkembangan lembaga-lembaga pendidikan tersebut, kebutuhan penambahan gedungpun tak terelakkan. Karena kebutuhan tersebut, ada inisiatif untuk mencari dana bantuan. Kemudian para ulama tersebut mencari informasi, salah satunya dari Pondok Pesantren ALFATTAH Demak bahwasanya sebuah lembaga pendidikan swasta tidak bisa mendapatkan bantuan kalau tidak ada yayasan yang menaunginya.
Dari sinilah kemudian YAISMAH dibentuk dengan niat tulus untuk membantu pemerintah dalam mencerdaskan dan mengembangkan dunia pendidikan Islam di Indonesia.
Nama YAISMAH adalah kependekan dari Yayasan Islam Al Hikmah. Kata yang mendasari dipakainya nama YAISMAH adalah kata AL HIKMAH yang mengandung maksud “semoga mendapatkan hikmah dan
2 barokah”, sesuai dengan harapan para pendirinya.
Berdirinya dan peresmianYayasan Islam Al Hikmah Pasir tidak serta merta langsung mendapatkan ijin akte notaris. Dengan bantuan Zidni Ali, SH, YAISMAH mendapatkan akta notaris sementara pada tanggal 12 Mei 1982 dan kemudian mendapat akta notaris resmi nomer 7 tanggal 6 Juni
1990 M bertepatan tahun 1373 H yang diresmikan oleh Hj. DRA. Halimah.
Dengan resminya YAISMAH, kemudian lembaga
- – lembaga pendididkan MADIN, MI, MTs, RA AL HIKMAH resmi menjadi lembaga pendidikan dibawah naungan yayasan YAISMAH. Dan setelah itu dibuatlah TPQ ALHIKMAH yang merupakan madrasah pra madin pada tahun 1984.
Dalam perjalanannya setelah puluhan tahun, YAISMAH mengalami
kejumudan dalam artian ada secara fisik dan kepengurusan namun sudah tidak
punya fungsi secara organisatoris. Hal ini dikarenakan pengurusnya yang
- –
sudah semakin berumur dan mempunyai aktifitas yang lebih serta lembaga
lembaga pendidikan dibawahnya sudah dapat berjalan dan berkembang secara
mandiri. Hingga pada tahun 2008, terjadi reformasi yayasan dan lembaga
secara besar-besaran, yang menghasilkan AD/ART yayasan, kepengurusan
YAISMAH yang baru, dan pergantian estafet kepemimpinan kepala lembaga
– lembaga secara bersama – sama.
Pada tahun 2014 dengan pertimbangan di desa Pasir belum terdapat
Madrasah Aliyah, maka dengan kesepakatan seluruh anggota kepengurusan
YAISMAH, maka didirikanlah sebuah lembaga pendidikan Madrasah aliyah
yang diberi nama MA Unggulan Al Hikmah.Menilik dari sejarah tersebut inilah runtutan lembaga yang ada dibawah naungan YAISMAH:
1. MADIN Al Hikmah
3. MI Al Hikmah 4.
MTs Al Hikmah 5. TPQ Al Hikmah 6. MA Unggulan Al Hikmah
3 Berdirinya sebuah lembaga pendidikan tidaklah secara tiba-tiba ada, akan tetapi ada berbagai pertimbangan dan pemikiran yang melatar belakanginya.
Adapun sejarah latar belakang berdirinya MTs Al Hikmah adalah sebagai
berikut :a.
Pada tahun 1984 pengelola Lembaga Pendidikan Islam Al Hikmah Pasir
- – Pengurus beserta Kepala Madrasah Diniyah Ula Al Hikmah, Kepala Madrasah Diniyah Wustho Al Hikmah dan Kepala MI Al Hikmah pada waktu itu hanya dijabat oleh Mashdar Umar Alie. Sepakat dan kompak mendirikan Madrasah Tsanawiyah merupakan Sekolah Menengah Pertama di Desa Pasir.
b.
Di Desa Pasir dan sekitarnya belum ada sekolah tingkat menengah baik Sekolah Umum (SMP) maupun Agama (MTs). Yang ada baru satu buah SMP Bhakti Negara, satu buah SMP Islam dan satu buah MTs.
SULTAN FATTAH yang semuanya itu berada di Kota Kecamatan (Desa Mijen) jarak dari Desa Pasir kurang lebih 6 (enam) kilo meter.
c.
Di Desa Pasir sendiri ada 5 buah SD (I-V) dan satu buah MI. ini berarti di Desa Pasir banyak sekali anak lulusan sekolah dasar dan Madrasah
Ibtidaiyah menganggur, karena tidak mampu dan atau kurang berminat
4 melanjutkan Sekolah ke daerah/kota lain.
d.
Terdorong rasa tanggung jawab ikut mencerdaskan kehidupan bangsa, melestarikan kehidupan beragama Islam dan melestarikan pendidikan
5 Islam lewat pendidikan formal.
2. Geografis Letak
Madrasah Tsanawiyah Al Hikmah Pasir Mijen Demak terletak di Jalan Nakulo 30 RT. 06 RW. 03 desa Pasir Kecamatan Mijen Kabupaten
2 Demak, Madrasah ini menempati tanah seluas 519 m . Di sekitar MTs Al
Hikmah terdapat beberapa lembaga pendidikan sebagai berikut: a.
Timur, Kurang lebih 200 meter dari MTs terdapat SDN 1 Pasir b.
Barat, Kurang lebih 300 meter terdapat Pondok Pesantren Asyafa’ah c. Selatan, Kurang lebih 10 meter dari MTs Al Hikmah terdapat RA Al
Hikmah dan MA Unggulan Al Hikmah, dan Kurang lebih 300 meter dari MTs Al Hikmah terdapat Pondok Pesantren Nurul Musthofa d.
Utara, Kurang lebih 50 meter di sebelah Utara MTs Al Hikmah terdapat MI Al Hikmah, dan kurang lebih 700 meter dari MTs Al Hikmah
6
terdapat SDN 5 Pasir Hal ini sangat menguntungkan untuk menjalin kerjasama antar lembaga pendidikan.
4 5 Dokumentasi MTs Al Hikmah Pasir Mijen Demak, Dikutip Tanggal 10 November 2015 Dokumentasi MTs Al Hikmah Pasir Mijen Demak, Dikutip Tanggal 10 November 2015
Adapun lokasi MTs Al Hikmah berbatasan dengan daerah-daerah sebagai berikut: a.
Timur berbatasan dengan desa Ngelo b.
Barat berbatasan dengan desa Tempel c. Selatan berbatasan dengan desa Turi Rejo d.
Utara berbatasan dengan desa Ngegod Untuk lebih jelasnya mengenai lokasi MTs Al Hikmah Pasir Mijen
Demak dapat ditempuh dari Terminal Demak naik bus jurusan Jepara, kemudian turun di desa Mijen (perbatasan Demak dengan Jepara), kemudian naik ojek ke Barat kurang lebih 6 km akan sampai di jembatan desa Pasir, setelah menyebrang jembatan desa Pasir arah Barat dari jembatan Pasir ada gang Jl. Nakulo, masuk Jl. Nakulo kurang lebih 400
7 meter akan sampai di MTs Al Hikmah Pasir Mijen Demak.
8 Gambar 4.3
Denah MTs Al Hikmah Pasir Mijen Demak
VII A
VII B
VIII B
R
.W
IX D
IX C
IX A
ak
a
k
esi
sw
aa
n
VI a
Kantor
IX al
II ep
B
TU
C K . R torium
I C u
VI
toilet
bora u P
Komputer Tam ntor g La erp wc wc wc
Gur an u
Ka sta
Ru k aa Dapur n
Tangga Tangga Toilet
VI II A
Keterangan : 8 Lantai dua
Dokumentasi MTs Al Hikmah Pasir Mijen Demak, dikutip pada tanggal 10 November
3. Identitas Madrasah Tsanawiyah Al Hikmah Pasir Mijen Demak
9 Nama Madrasah : MTs AL HIKMAH Nomor Statistik Madrasah : 121233210072 Akreditasi Madrasah : Terakreditasi A Alamat Lengkap Madrasah : Jalan Nakulo 30 RT. 06 RW. 03 Desa/ Kecamatan : Pasir/Mijen
Kabupaten : Demak Propinsi : Jawa Tengah Nomer Telepon : (0291)3320168 NPWP : 00.464.050.4-504.000
Nama Kepala : Karyono, S.Ag No. Telp/Hp : 085866283579 Nama Yayasan : Yayasan Islam Al Hikmah Pasir
Alamat Yayasan : Jalan Nakulo 30 RT. 06 RW. 03 Pasir
No. Telp. Yayasan : 085865987843 No. Akte Pendirian Yayasan : Nomor 17 Tahun 1990 Kepemilikan Tanah : Yayasan Status Tanah : Sertipikat No. 11.09.11.13.1.00136 Luas Tanah : 519 m² Status Bangunan : Yayasan Luas Bangunan : 264 m² Dari data di atas dapat dipahami bahwa MTs Al Hikmah Pasir Mijen Demak sudah terakreditasi A, MTs Al Hikmah Pasir Mijen Demak terletak di 9 Dokumentasi MTs Al Hikmah Pasir Mijen Demak, dikutip pada tanggal 10 NovemberJln Nakulo 30 RT. 06 RW. 03 dan merupakan sekolah sekolah swasta yang berada di bawah Yayasan Islam Al Hikmah Pasir. sekolah ini memiliki luas tanah 519 m
2 dengan luas bangunan 264 m
2 4.
Visi , Misi, dan Tujuan a. Visi Terwujudnya madrasah pelopor bidang keimanan, ketaqwaan, dan ilmu pengetahuan teknologi,unggul dalam prestasi dan teladan dalam pergaulan.
b. Misi Membina siswa
- – siswi soleh solehah yang cerdas dan terampil serta berwawasan global.
c. Tujuan
a) Terciptanya Warga Madrasah yang Disiplin dan Berdedikasi Dalam Suasana yang Harmonis Lagi Islami Ahlus Sunnah Wal Jama’ah Ala Ahadi Madzahibil Arba’ah.
b) Terciptanya Proses Belajar Mengajar yang Efektif dan Efisien Untuk Memacu Peningkatan Prestasi.
c) Terciptanya Tamatan yang Bisa Diterima di Lembaga Pendidikan Faforit dan Masyarakat Lingkungannya.
10 5.
Struktur Organisasi Sebagai sebuah lembaga pendidikan formal MTs Al Hikmah Pasir Mijen Demak memiliki Struktur organisasi yang baik, dengan sturktur organisasi 10 Dokumentasi MTs Al Hikmah Pasir Mijen Demak, dikutip pada tanggal 10 November
yang baik program yang telah direncanakan dalam lembaga dapat berjalan dengan baik. Masing-masing bagian dalam struktur memiliki tugas dan wewenang tersendiri, akan tetapi karena berada dalam sebuah sistem organisasi maka satu sama lain mempunyai hubungan yang tidak dapat terpisahkan.
Adapun Struktur Organisasi MTs Al Hikmah Pasir Mijen Demak tahun ajaran 2015-2016 adalah sebagai berikut :
Gambar 4.4
11 Struktur Organisasi MTs Al Hikmah Kementri
Yayasan
an
Islam Al
Agama
Kepala Madrasah
Waka Waka Waka Waka KA. Tata Kurikul Kesiswa Huma Sarpra
Usaha an s s um
Bendahara Staf TU Perpustakaan
Wali Wali Wali KA. Kelas Kelas Kelas
Laboratorium
VII
IX VIII Penjaga
GURU OSIS 11 SISWA
Dokumentasi MTs Al Hikmah Pasir Mijen Demak, dikutip pada tanggal 10 November
Untuk lebih jelas mengenai keterangan mengenai struktur organisasi di atas dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 4.1 Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah Al Hikmah Pasir12 Mijen Demak
NO J A B A T A N N A M A
1 Kepala Madrasah Karyono, S.Ag
2 WAKA kurikulum Khafid, S.Ag
,
3 WAKA Kesiswaan Noor Anzis S.Ag., M.Pd.I
4 WAKA Sarpras Nur Turaekhan, S.Ag
5 WAKA Humas Nur Aziz, S.Ag
6 Kepala TU Ali Mahfud
7 Staf TU Maulana Idham Cholid
8 Bendahara N a’isah
9 Wali Kelas VII A Adi Winarto, ST
10 Wali Kelas VII B Ali Sodikin, S.Pd
11 Wali Kelas VII C Sulhan
12 Wali Kelas VIII A Min Asari, S.Pd
13 Wali Kelas VIII B Hajar Istifaizah, S.Pd
14 Wali Kelas VIII C Ali Mahfud
15 Wali Kelas IX A Neli Hikmatul Hasanah, S.Pd
16 Wali Kelas IX B Mismufarokhah, S.Ag., S.Pd
17 Wali Kelas IX C Abdul Mukti, S.Pd.I
18 Wali Kelas IX D Afifudin, S.Ag
24 Perpustakaan Siti Maulidah
25 Ka. Laboratorium Min Asari, S.Pd
26 12 Penjaga Sutamar
Dokumentasi MTs Al Hikmah Pasir Mijen Demak, dikutip pada tanggal 10 November
6. Keadaan Guru, Karyawan, dan Siswa
B. indo
10. Nur Turaekhan, S.Ag Waka Sarpras S.1 A.S SKI 13 Dokumentasi MTs Al Hikmah Pasir Mijen Demak, dikutip pada tanggal 10 November
IPA
Guru S.1 Biologi
9. Mismufarokhah, S.Ag, S.Pd
8. Abdul Mukti, S.Pd.I Guru S.1 PAI Matematika
B. Jawa
7. Malikhatun Guru PGA
6. Mastukan Guru MA PKn
Sebagian besar guru di MTs Al Hikmah berstatus swasta sehingga banyak guru yang merangkap mengajar di sekolah lain. Guru yang mengajar di MTs Al Hikmah ini harus berkompeten, memiliki kualifikasi, dan disesuaikan dengan sertifikat atau ijazahnya. Guru di MTs Al Hikmah juga harus mampu memberikan uswah hasanah kepada para siswa. Adapun keadaan guru dan staf yang ada di MTs Al Hikmah Pasir Mijen Demak dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.2
5. Suharso, S.Pd Guru S.1
IPA
4. Min Asari, S.Pd Guru S.1 Fisika
IPS
3. Ali Mahfud Guru PGA
Tadrisul kitab
K.H. Abdul Bashir Guru Ponpes Fikih,
1. Karyono, S.Ag Kepala Madrasah S.1 PAI SKI 2.
13 Data Guru dan Staf Madrasah Tsanawiyah Al Hikmah Pasir Mijen Demak No . Nama Jabatan Pendidikan Terakhir Mapel
B. Indonesia
1. Guru yang berstatus PNS berjumlah 4 orang dan yang lain berstatus Swasta
26. Sulhan Guru Paket C Fikih,
S.2 Aqidah Ahlak
23. Hajar Istifaizah, S.Pd Guru S.1
B. Indonesia
B. Indonesia
24. Ali Mahfudh Guru MA IPS TIK
25. M. Azyan Anas, S.Pd.I Guru S.1 B. Arab Ke-NU-an
Tadrisul Kitab
22. Noor Anzis, S.Ag., M.Pd.I
27. Siti Maulidah Pustakawan SMA IPA -
28. N a’isah Bendahara MA IPS -
29. Maulana Idham Cholid, S.Pd
Staf TU S.1
sastra Jepang
B. Arab
Jumlah dari seluruh guru dan staf di Madrasah Tsanawiyah Al Hikmah Pasir Mijen Demak adalah 30 orang dengan rincian sebagai berikut
WAKA Kesiswaaan
21. Imam Zakaria A, S.Pd.I Guru S.1 PAI Ketr Agama
No . Nama Jabatan Pendidikan Terakhir Mapel
B. Inggris
11. Nur Khamim, S.Ag Guru S.1 PAI PKn
12. Nur Aziz, S.Ag Waka Humas S.1 PAI
IPS, Fikih
13. Minhatus Saniyah, S.Pd.I Guru S.1 PAI Seni budaya 14.
Afifudin, S.Ag Guru
S.1 Hukum Islam Al qur’an Hadits Tadrisul Kitab
15. Biatus Sholihah, S.Pd Guru S.1 B.Inggris
16. Ali Shodikin, S.Pd Guru S.1 PJKR Penjaskes
20. Neli Hikmah H, S.Pd Guru S.1 B. Inggris B. Inggris
17. Khafid, S.Ag
WAKA Kurikulum
S.1 PAI Matematika, dan Aswaja
18. Usman, Amd Guru D3 Komputer TIK
19. Adi Winarno, ST Guru S.1
desain kayu
Seni Budaya
- 30 M. Saefudin Ramli, S.Pd.I Guru S.1 B. Arab
3. Guru yang sudah mengikuti BIMTEK K-13 adalah 23 orang
14 4.
Jumlah tenaga Kependidikan adalah 3 orang
Dalam dunia pendidikan, siswa merupakan faktor yang sangat penting, karena tanpa siswa proses kegiatan belajar tidak akan pernah berjalan. Adapun keadaan siswa Madrasah Tsanawiyah Al Hikmah Pasir Mijen Demak tahun pelajaran 2015-2016 dapat dilihat pada tabel berikut :
15 Tabel 4.3 Data Kelas dan Siswa Madrasah Tsanawiyah Al Hikmah Pasir Mijen Demak Tahun Pelajaran 2015-2016
Jumlah Rombongan Jumlah
No Kelas Siswa Pa Siswa Pi Ruang Belajar Siswa
Kelas
1 Kelas VII
3
70 50 120
3
2 Kelas VIII
3
72 69 141
3
3 Kelas IX
4
76 79 155
4
4 JUMLAH 10 218 198 416
10 Sedangkan jumlah siswa Madrasah Tsanawiyyah Al Hikmah mengalami pasang surut. Adapun asal dari siswa MTs Al Hikmah Pasir Mijen Demak sebagian besar berasal dari desa Pasir dan sebagian yang lain berasal dari beberapa desa sekitar pasir dan desa-desa lainnya. Untuk mengetahui pasang surut dari jumlah siswa MTs Al Hikmah Pasir Mijen Demak dapat dilihat pada rekap berikut :
14 Dokumentasi MTs Al Hikmah Pasir Mijen Demak, dikutip pada tanggal 10 November 2015 15 Dokumentasi MTs Al Hikmah Pasir Mijen Demak, dikutip pada tanggal 10 November
Tabel 4.4
16 Perkembangan Siswa 5 Tahun Terakhir
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX Jumlah Tahun
Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml Ajaran
Sisw Rombe Sisw Rombe Sisw Rombe Sisw Rombe a l a l a l a l 2011/201
113 3 123 3 129 4 365
10
2 2012/201
129 3 108 3 116 4 354
10
3 2013/201
157 3 124 3 104 4 385
10
4 2014/201
141 3 155 3 119 4 415
10
5 2015/201
120 3 141 3 155 4 416
10
6
7. , Sarana dan Prasarana Fasilitas Sarana prasarana merupakan persyaratan yang mutlak harus dimiliki
oleh suatu lembaga, direncanakan secara terprogram untuk mencapai hasil yang maksimal, baik berupa tempat (ruang), alat, maupun sarana pelengkap lainnya. Semakin lengkap sarana prasarana yang dimiliki dengan pemberdayaan yang maksimal akan membuka peluang untuk meningkatkan mutu pendidikan. Adapun sarana dan prasarana yang tersedia adalah :
16 Dokumentasi MTs Al Hikmah Pasir Mijen Demak, dikutip pada tanggal 10 November
Tabel 4.5 Sarana Prasarana Madrasah Tsanawiyah Al Hikmah Pasir Mijen Demak1 Baik
Kurikulum yang diberikan sesuai dengan rekomendasi dari MAPENDA Demak, bahwa semua madrasah di bawah DEPAG untuk pelajaran umum menggunakan kurikulum KTSP sedangkan untuk mata pelajaran Bahasa Arab dan mata pelajaran yang terhimpun dalam rumpun PAI (Al-
Kurikulum di Madrasah
3 Baik 8.
8 Ruang toilet siswa
2 Baik
7 Ruang toilet guru
1 Baik
6 Ruang perpustakaan
5 Laboratorium Computer
17 NO JENIS Jumlah Kondisi
1 Baik
4 Ruang tata usaha
1 Baik
3 Ruang guru
1 Baik
2 Ruang kepala madrasah
10 Baik
1 Ruang kelas
Qur’an Hadits, Aqidah Ahlak, Fikih, SKI,) menggunakan 17 Dokumentasi MTs Al Hikmah Pasir Mijen Demak, dikutip pada tanggal 10 November
kurikulum K-13. Jadi MTs Al Hikmah Pasir Mijen Demak menggunakan dua jenis kurikulum yaitu KTSP dan K-13.
18 B.
Data Penelitian 1. Pelaksanaan Supervisi oleh Kepala Sekolah kepada Guru di MTs Al Hikmah Pasir Mijen Demak Tahun Pelajaran 2015 / 2016 a.
Penyususnan Program Supervisi oleh Kepala Sekolah Selama ini kepala sekolah mengatur sendiri supervisi yang akan dijalankan tanpa meminta pertimbangan dari pihak lain bahkan waka kurikulum yang merupakan orang yang konsen memantau maju mundurnya prestasi siswa juga tidak dimintai pertimbangan mengenai supervisi, sebagaimana diungkapkan oleh waka kurikulum yang terangkum dalam sebuah wawancara.
19
“Selama ini saya belum pernah dimintai bantuan kepala sekolah terkait dengan program supervisi yang beliau jalankan, karena kepala sekolah telah mampu melakukan kegiatan supervisi sendiri tanpa meminta bantuan
” Terkait mengenai guru yang akan memperoleh pelayanan supervisi juga ditentukan oleh kepala sekolah. Hal ini sesuai yang terangkum dalam wawancara berikut ini.
20
“Saya telah membuat jadwal supervisi kunjungan kelas dan setiap guru telah diprogramkan kapan akan memperoleh layanan supervisi. Cara menyusun jadwal supervisi itu mengacu pada jadwal mata pelajaran yang sudah ada. Jadi dilihat gurunya ngajar 18 Khafid, Waka Kurikulum di MTs Al Hikmah Pasir Mijen Demak, wawancara pada
tanggal 25 November 2015 19 Khafid, Waka Kurikulum di MTs Al Hikmah Pasir Mijen Demak, wawancara pada tanggal 25 November 2015 20 Karyono, kepala MTs Al Hikmah Pasir Mijen Demak, wawancara pada tanggal 16
pada hari apa, kemudian disusun daftar semua guru dalam tabel jadwal supervisi untuk kunjungan kelas” Selanjutnya berkenaan dengan pelaksanaan supervisi mengenai pembagian layanan yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru telah ditentukan sebelumnya, yaitu setiap guru minimal mendapatkan supervisi dua kali dalam satu semester. Sebagaimana terangkum dalam
21 wawancara dengan kepala sekolah sebagai berikut.