NILAI-NILAI PENDIDIKAN YANG TERKANDUNG DALAM AYAT-AYAT AL-QUR’AN TENTANG PROSES PENCIPTAAN ALAM SEMESTA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana S1 dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
NILAI-NILAI PENDIDIKAN YANG TERKANDUNG DALAM AYAT-AYAT
AL- QUR’AN TENTANG PROSES PENCIPTAAN ALAM SEMESTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna
Mendapatkan Gelar Sarjana S1 dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Oleh :
Mulyati
NPM. 1311090006
Jurusan : Pendidikan Fisika
Pembimbing I : Dr. Syamsuri Ali, M.Ag
Pembimbing II : Dr. Yuberti, M.Pd
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN
LAMPUNG
1438 H/2017 M
ABSTRAK
NILAI-NILAI PENDIDIKAN YANG TERKANDUNG DALAM AYAT-AYAT
AL- QUR’AN TENTANG PROSES PENCIPTAAN ALAM SEMESTAOleh:
Mulyati
Pada hakikatnya pendidikan merupakan kegiatan yang berakibat pada perubahan diri seseorang, ciri dari pendidikan adalah adanya nilai. Dalam proses penciptaan alam semesta yang dikaitkan dengan ayat-ayat al-
Qur‟an terdapat nilai keilmuan dan nilai spiritual. Alam semesta merupakan sumber ilmu pengetahuan yang berharga, hampir segala ilmu pengetahuan bermula dari alam semesta dan al-
Qur‟an mengajak memperdalam sains yang memuat bermacam-macam pemikiran tentang fenomena alam. Dalam skripsi ini fokus pembahasan terkait bagaimanakah proses penciptaan alam semesta dalam ayat-ayat al-
Qur‟an serta nilai pendidikan yang terkandung didalamnya. Jenis penelitian yang dilakukan yaitu pustaka (library research), penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data yang bersifat kepustakaan dengan jenis penelitian kualitatif. Metode yang digunakan untuk menganalisis data pada penelitian ini yaitu content analysis dan interpretasi.
Bahwa dalam proses penciptaan alam semesta terdapat nilai spiritual terkait ke ketetapan Allah dalam menciptakan alam semesta dibuktikan dengan kebenaran ayat- ayat al-
Qur‟an yang wajib diyakini oleh setiap manusia yang beriman dan nilai keilmuan terkait kemajuan ilmu pengetahuan dalam bidang sains yang tidak juga bisa lepas dari kebenaran ayat al-
Qur‟an. Teori tentang proses penciptaan alam semesta diantaranya adalah teori big bang. Kebenaran akan adanya penciptaan alam semesta dibuktikan surat al-Anbiya ayat 30 yang menjelaskan keadaan alam semesta yang dahulu adalah suatu yang padu hingga dipisahkan antara langit dan bumi, hal ini merupakan salah satu bukti yang ditunjukkan alam semesta yang bermula dari ketiadaan, fenomena alam yang terjadi dalam proses penciptaan alam semesta merupakan ketetapan Allah SWT, dalam dibuktikan oleh Qur‟an surat al Anbiya ayat 30 yang dipertegas pada Qur‟an surat al-Fushilat ayat 9, 10 dan 12 yang menjelaskan tentang penciptaan alam semesta diciptakan dalam 6 fase akibat adanya pemisahan antara langit dan bumi atau dalam sains yang disebut dengan teori big bang.
Nilai Pendidikan, Al-
Keyword: Qur‟an, Alam Semesta.
MOTTO
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha
pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya”.(QS. Al- Alaq:1-5).
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk: Bapak dan Ibu tercinta Madari dan Ibu Tewi yang sangat saya cintai dan ta‟dzimi. Kedelapan saudara kandungku (kakak tercinta Sari Efendi, Slamet Riyadi,
Tri Indah Lestari, Sunensi, Toni, Idip Winarko dan adik terkasih Wiratmoko) yang selalu memberikan do‟a dan semangat, yang sangat kusayangi dan kubanggakan, yang tak pernah henti lisannya berucap do‟a dan tak pernah bosan untuk mengarahkanku untuk menuju gerbang kesuksesan.
RIWAYAT HIDUP
Peneliti bernama Mulyati dilahirkan di Desa Margodadi pada tanggal 31 Maret 1995. Anak kedelapan dari sembilan bersaudara. Pendidikan formal yang pernah ditempuh adalah Sekolah Dasar Negeri 2 Margodadi Ambarawa masuk pada tahun 2001, selesai dan berijazah ada tahun 2007. Pendidikan lanjutan di selesaikan di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pringsewu (MTs N 1 Pringsewu) masuk pada tahun 2007 dan selesai pada tahun 2009. Setelah itu berlanjut di Madrasah Aliyah Negeri 1 Pringsewu (MAN 1 Pringsewu), selesai dan menerima ijazah pada tahun 2012. Pada saat dibangku sekolah menengah atas penulis aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler diantaranya Organisasi Intara Sekolah (OSIS) dan menjabat sebagai seksi bidang Humas pada periode 2012/2013, Pramuka menjabat sebagai ketua ambalan putri periode 2012/2013, aktif dalam kegiatan Saka Bhakti Husada Kwaran Pringsewu pada tahun 2012/2013 dan sempat menjabat sebagai sekretaris pada tahun 2013, peneliti merupakan tim paduan suara Madrasah Aliyah Negeri Pringsewu.
Peneliti menempuh pendidikan di perguruan tinggi di UIN Raden Intan Lampung pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Fisika dari tahu 2013 hingga 2017. Selama menjadi mahasiswa penulis aktif dalam Himpunan Mahasiswa Fisika (HIMAFI). Selain itu pengur us juga menjadi pengurus di Ma‟had al- Jami‟ah, dari tahun 2015 hingga sekarang.
KATA PENGANTAR
puji syukur kehadirat Allah yang telah mecurahkan rahman
Alhamdulillah,
dan rahimnya sehingga skripsi dengan judul NILAI-NILAI PENDIDIKAN YANG
TERKANDUNG DALAM AYAT-AYAT AL- QUR’AN TENTANG PROSES
PENCIPTAAN ALAM SEMESTA dapat terselesaikan dan terwujud dengan segala
keterbatasan dan kekurangan. Shalawat teriring salam kita haturkan kepada Nabi Agung Muhammad, sebagai Nabi akhiruz zaman yang membawa cahaya yang sangat terang yakni agama Islam.
Karya skripsi ini di buat sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi Strata Satu (SI) jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Peneliti penyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini, peneliti mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti ucapkan terimakasih kepada : 1.
Bapak Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung; 2. Ibu Dr. Yuberti, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Fisika sekaligus
Pembimbing II dan Ibu Sri Latifah, M.Sc selaku sekretaris jurusan Pendidikan
Fisika yang telah memberikan motivasi dan kesedian waktu dalam penyelesaian skripsi ini;
3. Bapak Dr. Syamsuri Ali, M.Ag selaku pembimbing I, terimakasih atas bimbingan, kesabaran dan pengorbanan waktu, pikiran,arahan dan tenaganya dalam penyusunan hingga skripsi ini selesai; 4. Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung yang telah memberikan ilmu dan wawasannya kepada peneliti selama belajar di kampus ini, terkhusus dosen Pendidikan Fisika; 5. Para Karyawan dan tenaga administrasi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Raden Intan Lampung; 6. Pimpinan dan pegawai perpustakaan, baik perpustakaan pusat maupun fakultas;
7. Keluarga besar HIMAFI UIN Raden Intan Lampung, termakasih atas semua dukungan, do‟a dan bantuannya. Semoga Allah memberikan nilai-nilai ibadah dalam setiap perbuatan; 8. Keluarga besar Ma‟had Al-Jami‟ah UIN Raden Intan Lampung, mudir (Ust.
Kamran As‟at Isyadi, Lc., M.S.I), para Asatidz wa Asatidzah, murobbi dan murobbiyah (Ukhty Ida Munfarida, S. Fil.I dan Ukhty Intan Muflihah, M. Pd), rekan- rekan pengurus musrif dan musrifah, mudabbir dan mudabbirah dan seluruh mahasantri Ma‟had Al-Jami‟ah;
9. Sahabat-sahabatku, Tatik Maisaroh, Nadzratul Uyun, Eka Apriyani, Ridho
Ahmad, Muhammad Akhiruddin, Samsul Arifin, Muhammad Abid Shidiq, dan Surono. Semoga Allah selalu meridhoi kita dalam menjalin ukhwah dalam bingkai persaudaraan;
10. Sahabat-sahabat keluarga besar Pendidikan Fisika keseluruhan, khusunya sahabat seperjuangan peneliti dalam satu angkatan 2013 yang tidak bisa peneliti sebutkan namanya satu-per satu, semoga Allah selalu memudahkan dalam urusan mereka dan mewujudkan setiap cita-cita mulia mereka, Amin;
11. Sahabatku tercinta memberikan inspirasi dalam penyusunan skripsi ini,
Widayanti, Erlia Dwi Pratiwi, Annisa Yuningtiyas, Reny Septiani, Hesti Roudhah Ningrum, Wulan Diah Puspitasari, Asep Dwi Purwoto, semoga Allah membalas semua kebaikan kalian; 12. Almamaterku tercinta UIN Raden Intan Lampung, tempatku menempuh studi dan menimba ilmu pengetahuan.
Demikian yang dapat peneliti sampaikan, mudah-mudahan skripsi ini dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dapat menambah wawasan bagi yang membacanya.
Bandar Lampung, 2017 Peneliti,
Mulyati NPM.1311090006
DAFTAR ISI COVER
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... ii
ABSTRAK ........................................................................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................. iv
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... v
MOTTO .............................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN ................................................................................................ vii
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................. viii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
PEDOMAN TANSLITERASI ........................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................................... 1 B. Penelitian Relavan ..................................................................................... 19 C. Identifikasi Masalah ................................................................................. 22 D. Pembatasan Masalah ................................................................................. 23 E. Rumusan Masalah ..................................................................................... 23 F. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 23 G. Manfaat Penelitian .................................................................................... 24 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Analisis ................................................................................... 25 B. Konsep Pendidikan Al-Qur‟an dan Ilmu Pengetahuan ............................. 26 C. Pengertian Alam Semesta ......................................................................... 30 D. Alam Semesta dalam Pandangan Klasik dan Modern .............................. 47 E. Teori Alam Semesta dalam Al-Qur‟an ..................................................... 52 F. Ayat-ayat tentang Penciptaan Alam Semesta ........................................... 59
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 63 B. Instrumen Penelitian.................................................................................. 64 C. Sumber Data .............................................................................................. 64 D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 65 E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ...................................................... 66 BAB IV PEMBAHASAN A. Keterkaitan Proses Penciptaan Alam Semesta dalam Ayat-ayat Al- Qur‟an ........................................................................................................ 70 B. Nilai-nilai Pendidikan yang Terkandung dalam Ayat-ayat Al-Qur‟an
tentang Proses Penciptaan Alam Semesta ................................................. 84
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ............................................................................................... 92 B. Saran ......................................................................................................... 93
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 95
LAMPIRAN-LAMPIRANPEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA
Mengenai transliterasi Arab-Latin ini digunakan sebagai pedoman Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 158 tahun 1987 dan Nomor 0543b/Tahun 1987, sebagai berikut: 1.
Konsonan
Arab Latin Arab Latin Arab Latin Arab Latin
A Dz Zh N B R W
„ T Z Gh H
Ts S F ‟
J Sy Q Y Ha Sh K Kh Dh L
D Th M 2.
Vokal
Vokal Vokal Contoh Vokal Panjang Contoh Pendek
Rangkap
Ai A Â
Au I Î
U Û 3.
Ta’ marbuthah
Ta’ marbuthah yang hidup atau mendapat harakat fathah, kashrah, dan dhammah , transliterasinya ada /t/. Sedangkan ta’ marbuthah yang mati
transliterasinya adalah /h/. Seperti kata: Thalhah, janatu al- Na’im.
4. Syaddah dan Kata Sandang.
Dalam transliterasi, tanda syaddah dilambangkan dengan huruf, yaitu huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Seperti kata: nazzala,
rabbana
. Sedangkan kata sandang “al” tetap ditulis “al”, baik pada kata yang
1
dimulai dengan huruf qamariyyah maupun syamsiyyah. Contoh : al- markaz, al Syamsu.
1 M. Sidi Ritaudin, Muhammad Iqbal, Sudarman, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa , (Bandar Lampung: IAIN Raden Intan, 2014), h. 20-21.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Alam semesta merupakan manisfestasi dari keberadaan Allah sebagai
penciptanya. Asal mula alam semesta tentunya telah didiskusikan sejak sekian lama. Menurut sejumlah kosmologi awal dalam tradisi Hebron, Kristen, Islam, alam semesta berawal pada saat yang terhingga, pada waktu yang tidak begitu lampau di masa lalu. Satu alasan atas permulaan seperti itu adalah perasaan bahwa untuk menjelaskan tentang eksistensi alam semesta diperlukan adanya penyebab
2 pertama.
Menurut para ilmuan, alam semesta mulai dari satu titik yang tidak tampak yang sangat kecil, sangat panas, sangat berat, dan sangat padat dengan kemampatan yang sangat tinggi dengan tekanan energi yang sangat tinggi yang ada di dalamnya. Kemudian titik yang tidak tampak tersebut meledak dengan dasyat yang kita kenal sebagai teori big bang yang terjadi pada sekitar 13,7 miliar tahun yang lalu.
Hanya dalam waktu sepersekian triliun detik, Alam semesta mengembang dari suatu yang tidak tampak menjadi sesuatu yang nyata di mana energi yang sangat
2 Stephen Hawking, Teori Segala Sesuatu Asal-usul dan Kepunahan Alam Semesta (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007),h. 13.
besar dilepaskan. Inilah awal terciptanya segala sesuatu, ruang, waktu, dan semua
3 yang ada di alam semesta.
Allah menciptakan langit, bumi dan isinya: gunung, laut, tumbuhan, hewan, dll. Bintang dan matahari sebagai sumber panas dan bulan sebagai penerang malam. Langit dan bumi diciptakan dalam waktu enam hari atau masa. Sedangkan satu hari atau satu masa di sisi Allah sama dengan satu millenium atau seribu tahun
4
menurut perhitungan manusia. Kekuasaan dan keagungan Allah dalam menciptakan alam semesta ini adalah bukti kebesaran-Nya sebagai pencipta alam raya.
Secara a priori mengasosiasikan Sains dan al- Qur‟an, adalah mengherankan, apalagi jika asosiasi tersebut berkenan dengan hubungan harmonis dan bukan perselisihan antara al-
Qur‟an dan sains. Al-Qur‟an mengajak memperdalam sains yang memuat bermacam-macam pemikiran tentang fenomena alam, dengan perinci yang menerangkan hal-hal yang pasti cocok dengan sains modern. Misalnya, mengenai penciptaan alam, astronomi, keterangan tentang bumi, hewan-
5 hewan, tumbuh-tumbuhan dan penciptaan manusia.
Dalam kenyataannya tidak hanya mengasosiasikan al- Qur‟an dan Sains saja yang mengherankan, tetapi bagaimana mengasosiasikan Sains, al-
Qur‟an dan Pendidikan, karena penting menerangkan bagaimana konsep pendidikan sains 3 Umar Juoro, Kebenaran al- Qur’an dalam Sains Persandingan Wahyu dan Teori Fisika tentang Alam Semesta ( Jakarta: Cidesindo,2011), h. 13. 4 5 Fazri Al Fezar,Op.Cit.h. 12.
Jurnal Lisan Al-Hal,Almannah Wassalwa, Parameter Kebenaran Ilmu Pengetahuan (Sains) dalam Al- Qur’an, (IAI Situbondo,Fkultas Tarbiyah,2015), h., 43. berbasis al- Qur‟an agar memahami terkait ilmu pengetahuan terutama sains, namun tetap berlandasan pada al-
Qur‟an.Tanpa disadari keterkaitan antara Sains dan al- Qur‟an dalam dunia pendidikan sangatlah penting dalam mempengaruhi pola pikir peserta didik. Paradigma baru antara sains dan al-
Qur‟an lebih dikenal dengan sebutan sains Islam. Terdapat sebuah kutipan menurut Glyn Ford: “Andaikan sains bukan bangunan intelektual yang unik, seperti yang diperankan dewasa ini, andaikan sejarah sains itu bukan sejarah gerakan-gerakan yang berulang-ulang menuju kebenaran mengenai alam semesta, tetapi lebih sebgai sejarah bangunan beraneka ragam realitas sosial yang disampaikan melalui sains, ilmuan dan masyarakat, maka muncul kemungkinan adanya sains Islam yang terdiri dari satu, atau mungkin lebih, rangkaian aspek-aspek alam semesta
6
yang multidimensi yang kesemuanya itu diilhami oleh esensi masyarakat Islam.” Kutipan tersebut menerangkan bahwa diantara sains dan Islam tidak ada dikotomi atau pertentangan, artinya dalam menjelaskan ilmu pengetahuan sains berbasis al- Qur‟an dalam dunia pendidikan saling berkaitan diantara keduanya. Ilmu pengetahuan sains tentang penciptaan alam semesta yang dirumuskan fisikawan terkenal Stephen Hawking, mengatakan dalam bukunya A Brief History
of Time bahwa alam semesta dibangun berdasarkan keseimbangan yang lebih
akurat dari yang bisa kita bayangkan. Dengan merujuk pada kecepatan mengembangnya alam semesta. Hawking berkata: ” Jika kecepatan pengembang
ini dalam satu detik setelah big bang berkurang meski hanya sebesar satu/seratus
ribu juta-juta, alam semesta ini akan telah runtuh sebelum pernah mencapai
7 ukurannya yang sekarang 6 ”. 7 Fazri Alfezar, Op.Cit.h. 3.
Ibid. Bagaimanakah konsepsi astro-fisika tentang penciptaan alam dan pemikiran apa yang melandasinya. Konsep itu berubah-ubah sepanjang sejarah, bergantung pada tingkat kecanggihan alat-alat dan sarana observasinya, dan bergantung pada
8 tingkat kemajuan fisika itu sendiri.
Alam semesta merupakan sebuah bukti dari keberadaan kebesaran Allah, karena penciptaan alam semesta dari ketiadaan memerlukan adanya Sang Pencipta Yang Maha Kuasa. Allah telah menciptakan alam semesta ini dengan segala isinya untuk manusia dan telah menyatakan tentang penciptaan alam semesta dalam ayat- ayat Nya. Penyesuaian ini terjadi bukan secara kebetulan tetapi menunjukkan adanya penciptaan yang rapih dan teratur yang didasarkan atas ilmu dan
9 kebijaksanaan sebagaimana yang ditunjukkan oleh ilmu pengetahuan modern.
Keberadaan alam semesta sesunguhnya menjadi tanggung jawab bersama dalam menjaga keutuhan ciptaan yang maha kuasa. Manusia sebagai makhluk yang paling sempurna diberikan kepercayaan lebih untuk menjaga dan melestarikan alam semesta ini. Ciri khas nyata dari ilmu pengetahuan (science) yang tidak dapat diingkari meskipun oleh para ilmuan adalah bahwa ia tidak mengenal kata kekal. Apa yang dianggap salah pada masa silam misalnya, dapat diakui keberadannya di abad modern. Teori bumi datar yang merupakan satu hukum aksioma di satu masa misalnya, dibatalkan oleh teori bumi bulat yang kemudian dibatalkan pula oleh teori lonjong seperti lonjongnya telur. Tidak sedikit 8 Achmad Baiquni, Al- Qur’an Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( Jakarta: Dana Bhakti Wakaf,1995), h. 10. 9 Ibid .
orang yang yakin bahwa pertimbangan-pertimbangan logika atau ilmiah terutama
10 menurut ilmu pasti adalah benar, sedangkan kenyataannya belum tentu demikian.
Hal menarik mengapa peneliti meneliti terkait bagaimana penciptaan alam semesta adalah banyaknya perdebatan tentang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan alam semesta diantaranya seperti yang dituliskan dalam buku karangan Quraish Shihab edisi ke dua halaman 69:
“...Dahulu ada orang yang menguatkan pendapat yang menyatakan bahwa planet hanya tujuh (sebagaimana pendapat ahli-ahli falak ketika itu) dengan ayat- ayat yang menunjukkan bahwa ada tujuh langit. Teori tujuh planet tersebut ternyata salah. Karena planet-planet yang ditemukan oleh ilmu pengetahuan dalam tata surya berjumlah 10 planet, disamping jutaan bintang yang tampaknya memenuhi langit, kesepuluh planet itu hanyalah laksana setetes air dalam lautan bila dibandingkan dengan banyaknya bintang diseluruh angkasa raya. Pendapat mengenai terjadinya planet-planet tata surya yang berasal dari bola gas yang berotasi cepat, yang lama-kelamaan pecah dan terpisah-pisah menjadi planet- planet kecil akibat panas yang sangat keras. Ia dapat menyatakan bahwa terjadinya planet akibat tabrakan antara dua matahari, atau disebabkan pecahnya matahri itu
11 sendiri...”.
Benar adanya bahwa setiap orang bebas dan berhak untuk menyatakan apa yang dianggapnya benar, tetapi ia tidak berhak untuk menguatkan pendapatnya tanpa adanya dasar yang jelas dan pasti kebenarannya dan menyalahkan satu teori atas dasar yang lainnya. Perbedaan pendapat sedemikian inilah yang menjadikan peneliti tertarik untuk meneliti tentang penciptaan alam semesta agar tahu lebih mendalam kebenaran dari bagaimana alam semesta ini diciptakan.
Terlepas tentang bagaimana alam semesta ini diciptakan, hal penting yang mendasari dalam menjelaskan proses terbentuknya alam semesta, tidak bisa 10 M. Quraish Shihab,Membumikan al- 11 Qur’an (Bandung: PT Mizan Pustaka,2014),h. 65.
Ibid. terhindar dari cara menyampaikan kepada orang lain tentang konsep alam semesta ini terbentuk, lagi-lagi unsur pendidikan menjadi dasar dalam menyampaikan ilmu pengetahuan. Sebagai contoh ketika seorang pendidik menjelaskan kepada siswa sekolah dasar tentu bahasa yang digunakan berbeda pada saat pendidik menjelaskan pada mahasiswa di bangku perkuliahan.
Selain itu, pembelajaran dalam menyandingkan ilmu pengetahuan sains dengan al- Qur‟an khususnya terkait penciptaan alam semesta belum banyak dipraktikkan di pembelajaran sains sendiri, sedangkan sudah sering diperbincangkan, meskipun di lembaga pendidikan yang berbasis agama namun dalam kenyataannya belum
12
mengusai terkait ilmu pengetahuan yang dikaitkan dalam isyarat al- Qur‟an. Pendidikan adalah upaya pengembangan potensi seseorang, yang akhir dari proses pendidikan diharapkan dapat meningkatkan kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan, yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Akhir dari proses pendidikan diharapkan dapat berujung kepada pembentukan sikap, pengembangan kecerdasan
13 atau intelektual, serta pengembangan keterampilan sesuai dengan kebutuhan.
Pendidikan pada hakikatnya tidak hanya mengacu pada tingkat kecerdasan intelektual, karena seseorang dikatakan berpendidikan apabila telah seimbang antara kecerdasan intelektual dan spiritual sehingga akhir dari proses pendidikan benar-benar tercapai dengan sempurna. 12 13 Esti Yuli Widayanti,Op.Cit. h. 140.
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,(Jakarta: Kencana Prenada Media,2011), h., 3. Kekuatan spiritual dapat diperoleh dari kebiasaan baik dalam melaksanakan ibadah. Dengan adanya spiritual yang tinggi secara otomatis akan menghasilkan kepribadian yang baik, meningkatkan kecerdasan, baik kecerdasan spiritual ataupun intelekrual, sehingga akan menghasilkan akhlak yang baik yang berujung pada pengembangan sikap, pola pikir serta potensi yang dimiliki. Nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam proses pendidikanlah yang akan menjadi acuan berkembangnya kecerdasan, keterampilan, ataupun pola pikir sesuai dengan kebutuhan.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 terkait sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
14
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dengan kata lain pendidikan dapat diartikan sebagai sesuatu yang mengarah terhadap perkembangan. Segala hal yang mengantarkan pada perkembangan termasuk pola pikir dalam menelaah ilmu pengetahuan merupakan bagian dari proses pendidikan.
Kekuatan dalam menelaah ilmu pengetahuan sains misalnya, dunia sangat luas, bahkan menurut para pemikir Yunani sampai zaman Islam, alam raya ini
14 Ibid.
15
abadi dan tak terbatas. Asal mula revolusi ilmu pengetahuan tentang luar angkasa hanya terjadi sekitar lima ratus tahun yang lalu. Namun karena kesederhanaan berfikir dalam mengetahui alam semesta dan keterbatasan dalam menelaah ilmu pengetahuan masih begitu sederhana, luasnya ilmu pengetahuan terselimuti oleh keterbatasan pengetahuan. Ilmu pengetahuan sains menyatakan bahwa awal mulanya bumi hanyalah satu-satunya planet tempat tinggal ini, semua benda angkasa mengelilinginya. Matahari, bulan, bintang, semua berpusat dibumi (Geosentris). Namun setelah ditemukannya teleskop, Galileo Galilei (1564-1642) mengamati bahwa matahari yang menjadi pusat peredaran planet-planet (Heliosentris). Heliosentris juga telah diungkap oleh Nicolaus Copernicus (1473-
16 1543).
Secara tegas ia mengatakan bahwa bukan matahari yang bergerak mengelilingi bumi, seperti pandangan yang dianut Ptolemeus, tetapi justru sebaliknya. Bumi bersama benda-benda langit lainnya yang bergerak mengelilingi matahari. Teori ini dikenal sebagai teori Heliosentris. Nicolaus Copernicus (1473-1543) adalah seorang filosof berkebangsaan Polandia yang dengan berbekal fakta ilmiah berani memunculkan pandangan (teori) tentang tata surya, matahari kita yang sangat
17
kontroversial pada masanya yaitu teori Heliosentris. Bagaiman konsep teori Heliosentris yang sangat kontroversial ini mampu dijelaskan oleh al- 15 Qur‟an yang
Yuberti ,”Ketidakpastian Usia Dunia” .(Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika‟Al-BiRuNi‟ FTK IAIN Raden Intan Lampung 05 ( 1 ) ( 2016 ) 113-120 .h.114. 16 17 Ibid .
Slamet Hambali ,”Astronomi Islam dan Teori Heliosentris Nicolaus Copernicus” .(Jurnal
Ilmiah Pemikiran Hukum Islam IAIN Walisongo Semarang volume 23, nomor 2, Oktober 2013.h.225. sejatinya bukan kitab ensiklopedia datail sains dan teknologi yang memuat berbagai teori. Namun, al- Qur‟an mampu memberikan fenomena-fenomena (yang
18
pada hakikatnya adalah landasan teori) pada manusia. Munculnya argumen- argumen akan pengetahuan sains mulai membuka cakrawala ilmuan akan ilmu pengetahuan dan menyadarkan akan pentingnya ilmu pengetahuan, hingga pada akhirnya mengantarkan peneliti pada penelitian yang mengarah pada ilmu pengetahuan dalam bidang sains berbasis al-
Qur‟an. Allah SWT berfirman dalam qur‟an surat al-Alaq ayat 1 sampai 5 :
Artinya
:”1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,2.Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran 19
kalam[1589 ],5. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Ayat pertama yang diturunkan kepada Rasulullah yang berisi tentang perintah untuk membaca, pentingnya aktivitas membaca ditunjukkan oleh Malaikat Jibril dengan mengulang perintah Allah agar Rasulullah melakukan
iqra’ (membaca)
sampai tiga kali, walaupun Rasulullah mengatakan bahwa beliau tidak dapat membaca. Surat al- „Alaq menerangkan bahwa Allah mengajari manusia dengan
18 Jurnal Pemikiran Hukum Islam, Slamet Hambali,Astronomi Islam dan Teori Heliosentris Nicolaus Copernicus (Semarang: IAIN Walisongo,2013),h. 227.
19 [1589] Maksudnya: Allah mengajar manusia dengan perantaraan tulis baca. perantara kalam untuk mengetahui sesuatu yang belum diketahui. Kitab yang jelas
20
ditulis dengan perantara kalam dan merupakan firman Allah adalah al- Qur‟an.
Membaca dengan nama Allah akan mendekatkan diri kepada-Nya, baik membaca kitab maupun sunatullah yang terjadi di alam semesta ini. Keterangan terkait ilmu pengetahuan yang dinyatakan dalam al-
Qur‟an sulit dipahami karena kurangnya pengetahuan akan ilmu pengetahuan. Padahal al- Qur‟an sebagai sumber ilmu pengetahuan untuk mengembangkan pengetahuan manusia tentang alam semesta serta untuk meningkatkan keimanan kepada Allah yang menciptakan langit dan bumi.
Perkembangan ilmu pengetahuan telah mencapai kemajuan yang demikian pesat dalam menjelaskan asal mula penciptaan alam semesta dan bagaimana perkembangannya. Teori big bang yang menjelaskan alam semesta ini terbentuk dari suatu titik yang tidak tampak meledak atau mengembang dengan sangat cepat
21 telah diterima luas dan didukung dengan bukti-bukti empirikal yang sangat kuat.
Kemajuan ilmu pengetahuan dalam dunia sains mengantarkan pada perdebatan masing-masing agrumen dengan dasar teori yang dianggap paling tepat oleh para ilmuan terkain proses penciptaan alam semesta.
Alam semesta merupakan sumber ilmu pengetahuan yang paling berharga, hampir segala ilmu pengetahuan bermula dari alam semesta. Melalui berbagai 20 21 Ridwan Abdullah Sani ,”Sains Berbasis Al-Qur’an”(Jakarta: Bumi Aksara,2015), h. 6.
Fazri Al Fezar, ”Proses Penciptaan Alam Semesta menurut Stephen Hawking dalam
Perspektif Isyarat Ilmiah al- Qur’an”( Lampung: IAIN Raden Intan Lampunng,2015),h.6, mengutip
Umar Juaro,Kebenaran Al- Qur’an dalam Sains,Persandingan Wahyu dan Teori Fisika tentang Alam Semesta, Pustaka Cidesindo, Jakarta, 2011.h.7. kajian dan penelitian maka mucul berbagai macam interprestasi yang kemudian menjadi teori-teori yang dibutuhkan dalam kehidupan. Penelitian terhadap alam semesta tidak pernah tuntas meskipun telah banyak yang melakukan penelitian dan menghasilkan berbagai teori, hal ini karena alam ini tidak henti-hentinya memberikan ilmu pengetahuan, sehingga bagi peneliti selalu mendapatkan ilmu baru dalam setiap melakukan penelitian. Seperti yang telah dinyatakan dalam al- Qur‟an surat al-Kahf ayat 109:
Artinya:
” Katakanlah: sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat- kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-
(QS.
kalimat Tuhanku, meskipun kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).
al-Kahf: 109).
Fenomena alam semesta merupakan bagian di antara bahan penelitian, telah banyak teori-teori dari fenomena alam ini, karena fenomena alam telah memberikan informasi dalam setiap saat. Alam semesta dapat didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dianggap “Ada” secara fisik, seluruh ruang dan waktu,
22
dan segala bentuk materi serta energi. Ajo Dian Yusandika, menjelasakan bahwa alam semesta adalah mencangkup ruang dan waktu yang terdiri dari berberapa
22 J. Sudarmita.,Filsafat Proses, Sebuah Pengantar Sistematik Filsafat Alfred North Whitehead
(Yogyakarta : Kanisius,1991), h. 51 ,dikutip oleh Fazri Al Fezar.”Proses Penciptaan Alam Semesta menurut Stephen Hawking dalam Perspektif Isyarat Ilmiah Al- Qur‟an”(Lampung: IAIN Raden Intan Lampung,2016), h. 2. komponen, berupa mikroskopik termasuk atom, proton, elektron, dll, komponen
23 makroskopik seperti matahari, bulan, bintang dan benda lain yang nampak.
Banyak pertanyaan bagaimana alam semesta ini terbentuk. Mengapa ada alam semesta dengan wujud seperti sekarang ini, serta partikel apasajakah yang ada didalam alam semesta ini? Begitu banyak jawaban atas pertanyan
- –pertanyaan tersebut baik dari segi agama maupun aspek pengetahuan. Permasalah yang muncul terkait konsep dunia, alam dan sekitarnya terus menjadi perbincangan. Perbedaan pendapat serta perdebatan yang terjadi karena perbedaan penafsiran terhadap fenomena nyata yang ada di bumi maupun jagad raya terus terjadi. Dengan adanya kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan yang demikian pesat dalam menjelaskan asal mula penciptaan alam semesta dan bagaimana perkembangannya. Seseorang yang belum paham terkait ilmu pengetahuan secara luas akan keliru dalam memahami bagaimana asal mula alam semesta ini terbentuk. Dalam al-
Qur‟an banyak terkandung ilmu sains, misalnya meliputi
24
bidang astronomi, fisika, geologi atau bumi, dan kedokteran. Dalam al- Qur‟an surat Yunus ayat 3 dijelaskan:
23 24 Ajo Dian Yusandika,hasil wawancara pada 16 Januari 2017,Jurusan Pendidikan Fisika.
Esti Yuli Widayanti, Analisis Materi Astronomi pada Pembelajaran Sains (Penyajian Sains
Modern dan Al- Qur’an),Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol 01 Nomor 01 Mei 2013, h., 141,
mengutip dari Zakir Na‟ik, The Qur’an and Modern Sains; Compatibel or Incompatible (Riyadh: Dar- US-Salaam,2007) Artinya: “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan
bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arsy untuk mengatur segala urusan. Tiada seorangpun yang akan memberi syafa’at kecuali sesudah ada keizinan-Nya. (Zat) yang demikian Itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran?”.(QS.Yunus: 3).
Adanya proses penciptaan alam semesta justru mengarahkan manusia agar mengambil ilmu dan pelajaran dari proses penciptaan alam semesta. Ilmu manusia terkondisikan oleh pemahaman segala sesuatu, dapat diwujudkan secara
25
berproses. Proses menelaah ilmu pengetahuan karena manusia sesungguhnya diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna dibandingkan makhluk Allah yang lainnya. Dengan akal pikiran, manusia dapat manentukan mana yang salah dan benar, termasuk mana yang baik dan buruk. Rasa syukur yang seharusnya terpupuk pada diri manusia karena dapat melihat tanda-tanda kebesaran Tuhan
26 yang tersebar diseluruh permukaan bumi.
Selaras dengan al-Q ur‟an surat al-Imran ayat 190-191:
Artinya:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya siang dan malam terdapat tanda-tanda bagi Ulil Albab. (Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan meraka memikirkan tantang pencip 25 taan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya 26 Deden Makbullah,Pendidikan Agama Islam(Jakarta: 2011),h.250.
Ramadhani dkk,Al- Qur,an VS Sains Modern menurut Dr. Zakir Naik (Yogyakarta: 2015),h.xxi.
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka”. (QS. Al-Imran: 190-191).Manusia sebagai seorang cendikiawan yang dituntut untuk memiliki ilmu pengetahun yang luas harus mampu menelaah secara mendalam terkait apapun yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan, termasuk adanya alam semesta yang menghasilkan berbagai ilmu, konsep atau teori yang menjadi acuan ataupun media dalam mempelajari ilmu pengetahuan secara mendalam. Seorang cendikiawan yang mampu menelaah ilmu pengetahuan juga harus mampu menyampaikan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar sehingga dapat mengembangkan potensi yang dimiliki, sehingga kemampuan berfikir dapat diasah dengan baik. Sehingg berdampak pada peningkatan karakter seseorang, artinya tidak hanya membutuhkan suatu nilai keilmuan namun juga nilai pendidikan yang lain seperti pendidikan yang bernilai spiritual misalnya.
Perlu ditegaskan sesaui dengan al- Qur‟an surat al-Alaq bahwa ilmu pengetahuan yang ada sekarang ini, dapat diperoleh dengan cara membaca yang diiringi dengan nama Allah karena pada dasarnya membaca merupakan kunci utama untuk memperoleh ilmu pengertahuan. Ilmu pengetahuan yang kian berkembang pada dasarnya tidak luput dari penjelasan al-
Qur‟an. Dalam surat al- Ankabut ayat 49 dijelaskan:
Artinya:. sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada 27
orang-orang yang diberi ilmu[1156]. dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat (QS. Al-Ankabut: 49). Kami kecuali orang-orang yang zalim.
Al- Qur‟an adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Setiap ilmu, konsep atau teori, pasti merupakan produk dari masyarakat, atau bangsa yang memiliki peradaban dan pandangan hidup (worldvie). Pandangan
28
hidup adalah cara pandang terhadap alam dan kehidupan. Pandangan hidup dalam Islam tidak hanya sebatas pandangan terhadap alam dan kehidupan nyata,tapi keseluruhan realitas wujud. Karena wujud Tuhan adalah wujud yang mutlak dan tertinggi sedangkan alam semesta seisinya adalah bagian dari wujud itu, maka konsep Allah sangat sentral dalam pandangan hidup Islam dan sudah tentu memiliki konsekuensi konseptualnya. Namun tidak semua masyarakat yang percaya pada Tuhan memiliki worldview yang sama. Sebab konsep dan pengertian
29 Tuhan berbeda antara satu agama dengan agama lain.
Pada dasarnya untuk percaya adanya Allah perlu adanya pendidikan yang mengarahkan pada kuasa-Nya dalam menciptakan alam semesta. Pendidikan yang seperti apakah yang akan menjadikan seseorang percaya akan adanya Allah? tentu tidak jauh dari pemahaman konsep tentang kekuasaan-Nya dalam menciptakan.
Pendidikan merupakan pilihan strategis untuk bangkit dari keterpurukan, bertujuan 27
[1156] Maksudnya: ayat-ayat Al Quran itu terpelihara dalam dada dengan dihapal oleh
banyak kaum muslimin turun temurun dan dipahami oleh mereka, sehingga tidak ada seorangpun yang
dapat mengubahnya. 28 Nidaa Ulkhusna,”Konsep Penciptaan Alam Semesta”(Jakarta: UIN SyarifHidayatullah,2013),h.16, mengutip Dr.Hamid Fahmi Zarkasyi. Membangun Peradaaban dengan
Ilmu (Jakarta: Kalam Indonesia,2010), h.142-144. 29 Ibid.
untuk membentuk manusia yang utuh dan lengkap meliputi berbagai aspek serta tidak hanya berorientasi pada aspek akademis. Pendidikan yang dikembangkan seharusnya seimbang antara kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual. Internalisasi nilai-nilai religius merupakan bagian penting yang perlu
30 dikembangkan agar lebih bermakna.
Nilai atau value adalah sesuatu yang menarik, sesuatu yang dicari, sesuatu yang menyenangkan, sesuatu yang disukai dan diinginkan. Pengertian yang singkat