32  BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek dan Ruang Lingkup Penelitian

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN

  3.1 Objek dan Ruang Lingkup Penelitian

  Objek dalam penelitian “Pengaruh Akuntabilitas, Tekanan Anggaran Waktu dan Perilaku Disfungsional Terhadap Kualitas Audit ini adalah auditor yang bekerja pada kantor akuntan publik yang berada di Jakarta, khususnya di Jakarta Pusat.

  3.2 Metode Penelitian

  Penelitian kali ini adalah penelaahan pengaruh tiga variabel independen pada satu variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah akuntabilitas, tekanan anggaran waktu dan perilaku disfungsional. Sedangkan variabel dependennya adalah kualitas audit. Jenis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer menurut definisi dari Soeratno dan Arsyad (2003, p.76), adalah data yang berasal dari sumber yang asli dan dikumpulkan secara khusus untuk menjawab penelitian kita.

  Data primer diperoleh dengan memberikan butir-butir pertanyaan yang telah teruji dah terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi dari auditor yang bekerja pada KAP sebagai responden dalam penelitian ini. Sumber data dalam penelitian ini adalah penilaian skor pada masing-masing indikator variabel yang diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah diberikan kepada

3.3 Operasionalisasi Variabel Penelitian

  Untuk dapat memberikan pemahaman yang lebih spesifik terhadap variabel dalam penelitian ini, maka variabel-variabel tersebut akan didefinisikan secara operasional sebagai berikut: 3.3.1.

   Variabel Dependen

  Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitas audit.

3.3.1.1. Kualitas Audit 1.

  Definisi Konseptual Kualitas audit didapat dengan melihat seberapa besar kemampuan auditor menemukan adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi klien dan kemauan auditor untuk melaporkan atas pelanggaran yang telah ditemukan tersebut.

2. Definisi Operasional

  Variabel kualitas audit diukur dengan indikator, yaitu materialitas, kesesuaian dan kepatuhan terhadap aturan audit, pengendalian dan perhatian atasan. Instrumen yang digunakan berdasarkan instrumen oleh Lilis (2010) yang dikembangkan sesuai dengan penelitian ini.

  Variabel ini diukur dengan menggunakan skala Likert lima poin yaitu (1) sangat tidak setuju; (2) tidak setuju; (3) tidak tahu/netral; (4)

3.3.2. Variabel Independen

  Terdapat tiga variabel independen yang digunakan dalam penelitian kali ini, yaitu akuntabilitas, tekanan anggaran waktu dan perilaku disfungsional.

3.3.2.1. Akuntabilitas 1.

  Definisi Konseptual Akuntabilitas adalah rasa tanggungjawab atas semua tindakan dan keputusan yang telah diambil dan berani menanggung resiko yang mungkin timbul dari keputusan yang telah diambil tersebut.

2. Definisi Operasional

  Variabel akuntabilitas diukur dengan menggunakan instrumen yang didapat dari Kalbers dan Forgaty (1995) dalam Elisha dan Icuk (2010) yaitu motivasi, pengabdian pada profesi dan kewajiban sosial. Variabel akuntabilitas diukur dengan menggunakan skala Likert lima poin yaitu (1) sangat tidak setuju; (2) tidak setuju; (3) tidak tahu/netral; (4) setuju; dan (5) sangat setuju.

3.3.2.2. Tekanan Anggaran Waktu 1.

  Definisi Konseptual Bentuk tekanan yang muncul dari keterbatasan sumber daya yang dapat diberikan untuk melaksanakan tugas.

2. Definisi Operasional

  Variabel tekanan anggaran waktu diukur dengan menggunakan instrumen yang didapat dari Fitrini Mansyur, Susfa Yetti, dan Andi Mirdah (2010) yaitu keketatan anggaran dan ketercapaian anggaran. Variabel tekanan anggaran waktu diukur dengan menggunakan skala Likert lima poin yaitu (1) sangat tidak setuju; (2) tidak setuju; (3) tidak tahu/netral; (4) setuju; dan (5) sangat setuju.

3.3.2.3. Perilaku Disfungsional 1.

  Definisi Konseptual Perubahan perilaku yang dapat memberikan efek yang kurang menyenangkan pada suatu sistem.

2. Definisi Operasional

  Variabel perilaku disfungsional diukur dengan menggunakan instrumen yang didapat dari Fitrini Mansyur, Susfa Yetti, dan Andi Mirdah (2010) yaitu premature sign off dan under reporting of

  chargeable. Variabel perilaku disfungsional diukur dengan

  menggunakan skala Likert lima poin yaitu (1) sangat tidak setuju; (2) tidak setuju; (3) tidak tahu/netral; (4) setuju; dan (5) sangat setuju.

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel Sumber Dimensi Indikator

  Kualitas Lilis (2010) a.

  a) Materialitas Deteksi salah saji

  Audit b.

  a) Kesesuaian dan Kesesuaian dengan kepatuhan z SPAP terhadap aturan

  b) Kepatuhan terhadap audit z SOP c.

  a) Pengendalian dan Supervisi dari perhatian atasan z manajer atau

  z partner

  b) kehati- Prinsip

  z hatian

  Akuntabilitas Elisha dan Icuk a.

  a) Motivasi Keinginan untuk

  (2010) menyelesaikan pekerjaan b.

  a) Pengabdian kepada Tanggung jawab profesi kepada klien b)

  Tanggung jawab rekan profesi c.

  a) Kewajiban sosial Kewajiban kepada masyarakat

  Tekanan Fitrini Mansyur, a.

  a) Keketatan Keadaan tingkat

  Anggaran Susfa Yetti, dan anggaran pengetatan time Waktu Andi Mirdah budget yang

  (2010) dirasakan auditor b.

  a) Ketercapaian Tingkat anggaran keberhasilan pencapaian time oleh auditor

  budget

  b) Tingkat pemenuhan pencapaian time budget jika tidak melakukan under

  reporting of chargeable time

  Perilaku Fitrini Mansyur, a.

  a) Premature Sign Aktual terjadinya

  Disfungsional Susfa Yetti, dan

  Off Premature Sign

  Andi Mirdah Off (2010)

  b) Area-area audit

  Premature Sign Off

  c) Penyebab terjadinya

  Premature Sign Off

  d) Perbedaan terjadinya

  Premature Sign Off pada tingkat

  personil audit b.

  a) Under reporting of Pengerjaan tugas

  Chargeable Time audit sebagai tugas

  pekerjaan rumah dan tidak melaporkan sebagai beban waktu

  b) Aktual terjadinya

  Under reporting of Chargeable Time tingkat level auditor Sumber: Data Diolah Penulis (2013)

3.4 Metode Penentuan Populasi dan Sampel 3.4.1. Populasi

  Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, Sugiyono (2001: 55). Sedangkan menurut Margono (2004:118) populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.

  Kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan tersebut adalah populasi merupakan suatu area dimana didalamnya terdapat objek/subjek yang telah memenuhi kriteria yang diharapkan dalam proses pengumpulan data. Data yang sudah didapat tersebut kemudian diolah sehingga kita memiliki hasil akhir berupa kesimpulan yang dijadikan sebagai acuan.

  Populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada KAP di Jakarta dengan mempersempit ruang lingkup yaitu auditor yang bekerja di KAP Jakarta Pusat.

3.4.2. Sampel

  Sampel adalah sebagian untuk diambil dari keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi, (Soekidjo. 2005: 79). Menurut Hasan (2002, p58), sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi.

  Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah keseluruhan yang dimiliki oleh suatu populasi yang dianggap mampu untuk mewakili secara keseluruhan populasi tersebut.

  Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive yaitu pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu (Suharyadi,

  sampling,

  2009). Krtiteria yang digunakan yaitu auditor yang bekerja di KAP yang berada di wilayah Jakarta Pusat dengan memilih responden yaitu auditor junior dan senior yang memiliki pengalaman dalam bidang audit lebih dari satu tahun.

3.5 Prosedur Pengumpulan Data

  Pengumpulan data primer ini dilakukan dengan memberikan daftar kuesioner kepada responden. Responden yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada KAP dengan harapan mereka dapat memberikan respon positif atas kuesioner tersebut. Pengumpulan kuesioner tersebut dilakukan dengan mengirimkan kuesioner ke beberapa KAP yang berada di wilayah Jakarta Pusat. Batar akhir tanggal pengembalian kuesioner adalah dua minggu (pekan) kuesioner tersebut, peneliti akan menghubungi kembali masing-masing KAP melalui telepon untuk memastikan apakah kuesioner yang sudah dibagikan kepada responden tersebut telah diisi secara lengkap dan dapat dikembalikan. Selain penggunaan data primer, peneliti juga menggunakan data sekunder dengan mengumpulkan berbagai informasi yang terkait dengan penelitian ini dari beberapa sumber studi kepustakaan seperti buku, jurnal, artikel, dll.

3.6 Metode Analisis

  Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif. Metode deskriptif ini digunakan untuk menganalisis keseluruhan variabel yang ada dengan menggunakan analisis deskriptif untuk melihat seberapa besar rentang nilai variabel yang didapat. Untuk keseluruhan variabel yang dianalisis, peneliti perlu mendapatkan data terlebih dahulu sebelum dapat memilah rentang variabel yang ada baik dependen maupun independen.

  Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini diantaranya pengujian instrument, uji asumsi klasik, serta pengujian hipotesis dilakukan dengan program SPSS 19. Pengujian instrumen yang dilakukan disini adalah uji validitas dan reliabilitas, sedangkan uji asumsi klasik yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heterokedatisitas.

  3.6.1. Statistik Deskriptif

  Statistik deskriptif adalah metode yang berhubungan dengan pengumpulan dan pengolahan data sehingga dapat memberikan informasi yang berguna berdasarkan keadaan yang umum. Statistik deskriptif juga memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2011:19).

  3.6.2. Pengujian Kualitas Data

3.6.2.1 Uji Validitas

  Uji validitas dilakukan untuk memastikan bahwa masing-masing item dalam instrumen penelitian mampu mengukur variabel yang ditetapkan dalam penelitian ini. Sebuah instrumen dikatakan valid, jika mampu mengukur apa yang diinginkan dan mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat (Ghozali, 2001:45). Uji validitas dilakukan dengan analisis item, dimana setiap nilai yang diperoleh untuk setiap item dikorelasikan dengan nilai total seluruh item suatu variabel. Uji validitas yang sering digunakan adalah korelasi Bivariate

  

Pearson (Produk Moment Pearson). Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan

  taraf signifikansi 0,05. Kriteria pengujian sebagai berikut: 1.

  Jika r hitung > r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor atau nilai total (dinyatakan valid).

  2. Jika r hitung < r tabel (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor atau nilai total (dinyatakan tidak valid).

3.6.2.2 Uji Reliabilitas

  Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan

  

reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten

  atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali 2011: 47). Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik Cronbach’s Alpha, dimana suatu instrumen dapat dikatakan handal (reliable), bila memiliki Cronbach’s Alpha > 0.70 (Nunnally, 1994) di dalam (Ghozali, 2011: 48).

3.6.3. Pengujian Asumsi Klasik 3.6.3.1. Uji Normalitas

  Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang baik adalah data yang berdistribusi normal atau mendekati normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid atau jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik a.

  Analisis Grafik Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dan grafik dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusannya adalah : 1.

  Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

  2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

  b.

  Analisis Statistik Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan taraf signifikan 0,05. Dasar pengambilan keputusannya adalah:

  1. Jika nilai signifikansi > 0,05 atau 5%, maka data dinyatakan berdistribusi normal.

  2. Jika nilai signifikansi < 0,05 atau 5%, maka data dinyatakan tidak berdistribusi normal.

  3.6.3.2. Uji Multikolinearitas

  Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen), Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkolerasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal (nilai kolerasi tidak sama dengan nol) (Ghozali, 2011:105).

  Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance (tolerance value) dan nilai Variance

  

Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen

  manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai cutoff yang umum digunakan adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan VIF diatas 10.

  Apabila nilai tolerance lebih dari 0,10 atau nilai VIF kurang dari 10 maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi multikolinieritas antar variabel dalam model regresi.

  3.6.3.3. Uji Heterokedastisitas

  Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka terjadi homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

  Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas dan tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2011 : 139).

3.6.4. Analisis Regresi Linear Berganda

  Dari model regression analysis dapat dilakukan dengan bantuan

  2

  program komputer IBM SPSS versi 19. Model regresi akan menghasilkan R yang menyatakan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yang diuji. Pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan dengan analisis regresi linier berganda dengan model sebagai berikut :

  KA = α + β1 AK + β2 TAW + β3 PD + e

  Keterangan : Y : Kualitas Audit

  AK : Akuntabilitas

  : Tekanan Anggaran Waktu

  TAW PD : Perilaku Disfungsional

  Konstanta α :

  Koefisien Regresi β1-β3 :

  e : error

  Untuk menganalisis pengaruh variabel Akuntabilitas (X1), Tekanan Anggaran Waktu (X2) dan Perilaku Disfugsional (X3) terhadap Kualitas Audit (Y) digunakan metode statistik dengan tingkat taraf signifikan

  α = 0,05 artinya derajat kesalahan 5%.

3.6.5. Pengujian Hipotesis 3.6.5.1. Uji F

  Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terikat (Ghozali 2011 : 98). Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau:

  Ho : b1 = b2 = ………. = bk = 0 Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (HA) tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau :

  HA : b1 ≠ b2 ≠ ………. ≠ bk ≠ 0

  Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Menurut Ghozali (2011) Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :

  1. Quick lock : bila nilai F lebih besar daripada 4 maka Ho dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%, dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.

2. Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel. Bila F hitung lebih besar daripada F tabel, maka Ho ditolak dan menerima HA.

3.6.5.2. Uji t

  Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011 : 98). Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah suatu model parameter (bi) sama dengan nol, atau :

  Ho : bi = 0 Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (HA) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau :

  HA : bi ≠ 0

  Artinya. variabel tersebut merupakan penjelasan yang signifikan terhadap variabel dependen. Cara melakukan uji t adalah sebagai berikut:

  1. Quick look : bila jumlah degree of freedom (df) adalah 20 atau lebih, dan derajat kepercayaan sebesar 5%, maka Ho yang menyatakan bi = 0 dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 (dalam nilai absolut). Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.

  2. Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel. Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi dibandingkan nilai t tabel, kita menerima hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen.

  2 3.6.5.3. ) Koefisien Determinasi (R

2 Koefisien determinasi (R ) pada intinya mengukur seberapa jauh

  kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien

  2

  determinasi adalah antara nol (0) dan satu (1). Nilai R yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen (Ghozali, 2011: 97).