DOCRPIJM 54821678d2 BAB IBab I Pendahuluan Ok

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

  Salah satu tujuan adanya pemekaran wilayah adalah untuk meningkatkan daya guna dan daya hasil guna, penyelenggaraan pemerintahan yang baik, pelaksanaan pembangunan dan aktifitas kemasyarakatan ( Memperpendek jalur birokrasi ) . Selain itu juga diharapkan untuk pemerataan pelaksanaan pembangunan di segala bidang untuk kesejahteraan masyarakat dengan memanfaatkan segala sumber daya yang tersedia. Kabupaten Malinau sebagai daerah hasil pemekaran dari Kabupaten Bulungan yang terletak diwilayah Perbatasan dengan luas

  2

  39.799.90 Km , sampai tahun 2012 ,jumlah kecamatan di Kabupaten Malinau berjumlah 15 ( Lima Belas ) Kecamatan dan 109 ( Seratus Sembilan ) Desa Konsekwensi sebagai daerah yang baru terbentuk, pemerintah kabupaten Malinau masih dihadapkan pada persoalan rendahnya kapasitas SDM dan tingkat pendidikan tenaga kerja lokal.

  Kondisi ini sebagai dampak dari belum terpenuhinya fasilitas pendidikan, baik secara kualitas maupun kuantitas dan merata dengan skala pelayanannya. Persoalan lain yang masih menjadi kendala adalah terkait pembangunan sarana dan prasarana kabupaten. Secara umum permasalahan pembangunan sarana dan prasarana Kabupaten Malinau adalah :

  1. Kebutuhan belum diimbangi dengan penyediaan baik secara kualitas maupun kuantitas.

  2. Distribusi fasilitas/sarana belum merata baik jenis maupun skala pelayanannya.

  3. Kebutuhan ruang untuk mengakomodasikan penyediaan sarana tidak dapat dipenuhi.

  4. Tingkat pelayanan prasarana yang belum memadai. Sumberdaya lahan yang terbatas merupakan permasalahan internal Kabupaten Malinau. Kota Malinau yang memiliki luas wilayah 39.799.90 Km², dimana 16.37 % (641.467,86 Ha) adalah wilayah kawasan hutan lindung, 26.18 % ( 1.025.879,61 Ha) Hutan Suaka, 11,25 % ( 440.715,711 ) Hutan Produksi Tetap, 39,31 % ( 1.540.197,74 Ha ) dan 6.90 % ( 270.263,20 Ha ) Hutan Konversi Lainnya /KBNK . Kondisi wilayah yang sebagian besar merupakan kawasan berhutan dengan tingkat kerentanan lingkungan yang tinggi apabila dieksploitasi dan dengan

  I - 1 R E N C A N A P R O G R A M I N V E S T A S I J A N G K A keterbatasan biofisik yang menjadi kendala dalam pengembangan wilayah maka Kabupaten Malinau tergolong ke dalam Kriteria Land Lock. Oleh karena itu, untuk membangun Malinau dibutuhkan suatu model pembangunan yang menjamin kelestarian sumberdaya hutan yang ada namun disisi lain pembangunan tersebut juga mampu untuk meningkatkan taraf hidup bagi masyarakat dan memberikan kontribusi pendapatan kepada pemerintah Kabupaten.

  Sebagai pemerintahan yang masih baru maka Pemerintah Kabupaten Malinau menghadapi berbagai permasalahan yang bisa diuraikan sebagai berikut :

  1. Keterbatasan sumberdaya manusia daerah dan aparatur pemerintah sesuai dengan tuntutan kebutuhan baik dari segi kualitas dan kuantitas dalam rangka pemberian pelayanan sesuai dengan tuntutan dan aspirasi masyarakat.

  2. Masih kurangnya sarana prasana yang ada untuk pelaksanaan pemerintahan umum dan pembangunan serta pelayanan kepada masyarakat.

  3. Belum optimalnya pemanfaatan sumber-sumber keuangan daerah yang potensial.

  4. Terbatasnya kemampuan keuangan daerah untuk membiayai pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah daerah.

  5. Terbatasnya ketersediaan infrastruktur yang diperlukan untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif.

  6. Kurangnya produk-produk hukum secara lengkap sebagai dasar penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

  Secara geografis Kabupaten Malinau merupakan daerah perhuluan sungai-sungai besar yang mengalir di wilayah Propinsi Kalimantan Timur. Disamping itu terdapat 6 buah sungai besar yang berhulu di Wilayah Kabupaten Malinau yaitu Sungai Mahakam, Sungai Kli Marau, Sungai Sesayap, Sungai kayan, Sungai Sembakung dan Sungai Simanggeris. Sebagaian daerah hulu maka Kabupaten Malinau merupakan daerah yang harus di konservasi, mengingat fungsi sebagai penjaga keseimbangan ekosistem alam bagi daerah bawahan (hilir). Dari segi akses,Kabupaten Malinau tidak memiliki akses langsang dengan dunia luar kecuali melalui udara, sungai dan jalan yang sangat terbatas (land- lock). Sebagai langkah ke depan guna mengimbangi perkembangan Kabupaten Malinau yang dinamis maka perlu diupayakan penyediaan prasarana dan sarana serta infrastruktur yang memadai, hal ini tentunya guna mewujudkan visi dan misi pengembangan di Kabupaten Malinau. Visi Kabupaten Malinau adalah :

  I - 2 R E N C A N A P R O G R A M I N V E S T A S I J A N G K A

  R E N C A N A P R O G R A M I N V E S T A S I J A N G K A I - 3

  Menurut Agamanya Masing – masing dengan Senantiasa Mengembangkan Sikap Toleransi.

  Untuk 5 tahun kedepan maka perlu ditingkatkan investasi di bidang Cipta Karya , dan perlu merinci pendanaan yang dibutuhkan pada setiap kegiatannya yang dituangkan dalam rencana program investasi jangka menengah (RPIJM) yang mempunyai jangka waktu pelaksanaan selama 5 tahun.

  Dalam rangka peningkatan Standar Pelayanan Minimum bidang PU khususnya Cipta Karya, Pemerintah Kabupaten Malinau perlu mengupayakan pembangunan sarana dan prasarana infrastruktur untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan. Adapun pembangunan sarana dan prasarana infrastruktur meliputi sub bidang air minum, sub bidang persampahan, sub bidang air limbah, sub bidang drainase, tata bangunan dan lingkungan, dan sub bidang permukiman.

  serta Efisien Guna Mendukung Terciptanya Tata Kelola Pemerintahan yang bebas Korupsi , Kolusi dan Nepotisme ( KKN ) 9. Meningkatkan Peran Pemuda dan Perempuan dalam Pembangunan Daerah .

  8. Mewujudkan Supermasi Hukum dan Menciptakan Pemerintahan Yang Bersih , Efektifitas ,

  7. Meningkatkan Kualitas Lingkungan Hidup serta Mewujudkan Efektifikas dan Efesiensi Penggunaan Sumber Daya Alam Dalam Dimensi Kabupaten Konservasi.

  6. Mewujudkan Kesamaan Hak Kepada Seluruh Pemeluk Agama untuk dapat Beribadah

  “Terwujudnya Kabupaten Malinau yang Aman, Nyaman dan Damai Melalui Gerakan Desa Membangun ”.

  5. Meningkatkan Peran Pertanian ( Tanaman Pangan, Perkebunan, Peternakan dan Perikanan ) dalam Perekonomian Daerah.

  4. Meningkatkan Perekonomian Daerah dan Pemerataannya yang Bertumpu pada Ekonomi Kerakyatan.

  3. Meningkatkan Kualitas dan Kuantitas Pembangunan Infrastruktur Daerah Baik di Perkotaan,

  2. Meningkatkan Peran Serta / Pemberdayaan masyarakat dalam Pelaksanaan Pembangunan Daerah..

  1. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia melalui berbagai aspek baik formal maupun informal.

  Misi Kabupaten Malinau adalah :

10. Mengembangkan Seni , Budaya dan Pariwisata Daerah.

1.2. Pengertian dan Kedudukan RPIJM

  Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang Cipta Karya atau disingkat sebagai RPIJM Cipta Karya dalam priode lima tahun, yang dilaksanakan secara terpadu oleh pemerintah Daerah, maupun oleh masyarakat/swasta, yang mengacu pada rencana tata ruang, untuk menjamin keberlangsungan kehidupan masyarakat yang berkualitas dan mewujudkan pembangunan infrastuktur Cipta Karya yang berkelanjutan.

  Dokumen ini disusun pada tingkat Kabupaten/Kota dan bersifat multi sektoral, multi stakeholder, dan multi pendanaan. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan multi sektor adalah RPIJM meliputi sektor-sektor di lingkungan Ditjen Cipta Karya yaitu pengembangan Air Minum, Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Pengembangan Permukiman, dan pemangkukepentingan yang terkait turut dilibatkan dalam proses penyusunan dan implementasi RPIJM sesuai kewenangan dan perannya masing-masing. Stakeholder yang terkait dalam RPIJM meliputi pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, masyarakat dan dunia usaha. Sedangkan maksud dari multi-pendanaan adalah sumber dari pembiayaan infrastruktur permukiman dalam RPIJM tidak hanya berasal dari pemerintah pusat, tapi juga pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, serta dunia usaha dan masyarakat.

  RPIJM disusun oleh Pemerintah Kabupaten/Kota dengan difasilitasi oleh Ditjen Cipta Karya dan Pemerintah Provinsi. Sebagai dokumen teknis, RPIJM sudah harus menampung aspirasi pemangku kepentingan lokal dan aspirasi masyarakat. Dalam penyusunannya, RPIJM harus diekankan pada proses partisipasi melalui dialog dengan seluruh pemangku kepentingan sehingga dapat diterima oleh semua pihak sebagai acuan pebangunan infrastuktur bersama. Dengan demikan, maka pembangunan infrastruktur permukiman bisa ditangani atau dibiayai secara bersama-sama oleh para pemangku kepentingan. RPIJM tidak dimaksudkan untuk menggantikan fungsi RPJM ataupun Renstra SKPD, namun RPIJM merupakan dokumen teknis operasional pembangunan bidang Cipta Karya yang berisikan rencana investasi sesuai kebutuhan dan kemampuan daerah. RPIJM disusun dengan mengacu pada kebijakan spasial dan sektoral, baik ditingkat nasional maupun daerah. Kebijakan spesial meliputi RTRWN, RTRW Provinsi, dan RTRW Kabuaten/kota. Disamping itu, RPIJM juga mengacu pada Kebijakan dan Strategi Perkotaan Nasional serta Kebijakan dan Strategi Perkotaan Daerah. Adapun, skema kedudukan RPIJM dalam sistem perencanaan pembangunan bidang Cipta Karya .

1.3. Tujuan da Sasaran

1.3.1 Tujuan

  Tujuan kegiatan ini adalah menyusun Rencana Program Investasi Jangka Menengah Pemerintah Kabupaten Malinau, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan dalam perencanaan program dan

  I - 4 R E N C A N A P R O G R A M I N V E S T A S I J A N G K A

1.3.2 Sasaran

  • – program pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat secara berkelanjutan dan mendorong pertumbuhan ekonomi,meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menyediakan sarana dan prasarana perkotaan yang memadai;

  6. Menyusun program reformasi yang mendorong peningkatan pelayanan publik yang lebih baik melalui peningkatan kapasitas pengelolaan pemerintahan.

  anggaran serta pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya yang berasal dari berbagai sumber pendanaan baik APBN, APBD Provinsi, dan APBD Kabupaten , maupun sumber pendanaan lainnya.

  Adapun sasaran dari kegiatan Penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya ini adalah:

  1. Menyiapkan program pembangunan yang menunjang kemandirian daerah, layak untuk didiami dan mampu mendanai pembangunan daerahnya sendiri;

  3. Menterjemahkan atau operasionalisasi dari dokumen legal seperti Propeda, Renstrada dan Renstra Dinas-dinas dalam kerangka tata ruang yang berlaku;

  4. Menyusun program investasi infrastruktur kota yang akan didanai dengan skema pendanaan melalui pinjaman, hibah/grant dan dana pendamping (equity);

  5. Menyusun program reformasi dasar perkotaan yaitu partisipasi dan transparansi, pengelolaan keuangan daerah dan reformasi pengadaan barang dan jasa yang mendukung program utama;

1.4. Acuan Peraturan dan Perundangan

  1. Undang

  • – Undang Nomor : 02 tahun 2011 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum;
  • – Undang Nomor : 32 tahun 2008 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
  • – Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;
  • – Undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
  • – Undang Nomor 7 tahun 2004 tentang Simber Daya Air; 7. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.

  2. Undang

  3. Undang

  4. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025

  5. Undang

  6. Undang

  8. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 9. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Daerah.

  R E N C A N A P R O G R A M I N V E S T A S I J A N G K A I - 5

  Dasar acuan penyusunan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya Kabupaten Malinau ini adalah sebagai berikut:

  10. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2005-2009

  11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.:03/PRT/M/2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.51/PRT/2005 tentang Rencana Strategis Departemen Pekerjaan Umum Tahun 2005-2009

  12. Edaran dari Departemen Pekerjaan Umum kepada Kepala Dinas PU/Cipta Karya/Permukiman Propinsi dan Bupati/Walikota seluruh Indonesia melalui Surat Edaran Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum No: Pr.02.03.Dc/496; 9 Desember 2005

  13. Edaran dari Departemen Pekerjaan Umum kepada Gubernur Propinsi diseluruh Indonesia Pr.02.03.Dc/459; 25 September 2007

  14. Edaran dari Departemen Pekerjaan Umum kepada Kepala Dinas PU/Cipta Karya/Permukiman Propinsi melalui Surat Edaran Dirjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum No: Pr.02.03.Dc/583; 31 Oktober 2007

  Prinsip dasar Penyusunan RPIJM secara sederhana adalah :

  

1. Multi Tahun, yang diwujudkan dalam kerangka waktu 5 (lima) tahun untuk rencana

investasi yang disusun.

  

2. Multi sektor, yaitu mencangkup sektor/bidang pengembangan kawasan

permukiman, pengembangan sistem penyediaan air minum, pengembangan sistem pelayanan persampahan, pengembangan sistem air limbah, pengembangan sistem pematusan kota/drainase, penigkatan kualitas kawasan kumuh dan peremajaan permukiman, penanganan kawasan kumuh, pengembangan kawasan kumuh, pengembangan kawasan dan ruang terbuka hijau, serta penaggulangan kebakaran dan penataan bagunan gedung.

  

3. Multi Sumber Pendanaan, yaitu memadukan sumber pendanaan pemerintah,

sumber pendanaan swasta, dan masyarakat. Sumber pendanaan pemerintah dapat terdiri dari APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, sedangkan dana swasta dapatberupa kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dan Coorporate Social Responsibility (CSR). Masyarakat pun dapat berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat , misalnya dalam bentuk barang dan jasa.

  

4. Multi Stakeholder, yaitu melibatkan masyarakat, pemerintah, dan swasta sebagai

pelaku pembangunan dalam proses penyusunan RPIJM maupun pada saat pelaksanaan program.

  

5. Partisipatif, yaitu memperhatikan kebutuhan dan kemampuan daerah

(kabupaten/kota dan provinsi) sesuai karakteristik setempat (bottom-up).

  I - 6 R E N C A N A P R O G R A M I N V E S T A S I J A N G K A Diharapkan dengan 5 prinsip dasar tersebut, dapat diwujudkan pembangunan yang efektif dan efisen, serta mendorong kemandirian daerah yang untuk menyusun program yang layak dan handal sehingga mampu meningkatkan kesejateraan masyarakat indonesia. RPIJM ini juga bersifat dinamis, dimana setip tahunnya diperlukan review terhadap progam-program pembangunan yang tercantum di dalam dokumen RPIJM, sehingga dihasilkan rencana pembangunan infrastrktur yang mutakhir sesuai perkembangan kebutuhan daerah.

1.5. Mekanisme Penyusunan RPIJM

  Mekanisme penyusunan Rencana Program Investasi Jangka Menengah Bidang PU/Cipta Karya ini adalah sebagai berikut ini:

  BAB 1. PENDAHULUAN Bab ini bersisikan penjelasan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan RPIJM, dasar hukum penyusunan RPIJM, dan mekanisme Penyusunan RPIJM. BAB 2. GAMBARAN UMUM DAN KONDISI WILAYAH KABUPATEN MALINAU Bab ini berisikan penjelasan profil umum Kabupaten Malinau seperti batas administrasi wilayah,

  demografi , geografi, topografi, geohidrologi, geologi, klimatologi, serta kondisi dan ekonomi wilayah.

  BAB 3.KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN MALINAU Bab ini berisi penjelasan mengenai kebijakan dan strategi dokumen rencana seperti Rencana Tata Ruang Wilayah ( RTRW ), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJMD ), Strategi Pengembangan Permukiman dan Inftrastruktur Perkotaan ( SPPIP ), Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan ( RTBL ) Rencana Induk Sistem PAM ( RISPAM ) , Startegi Sanitasi Kota ( SSK ) dan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas ( RPKPP )

  serta penjelasan mengenai keterpaduan Strategi dan Rencana Pembangunan pada Skala Kabupaten Malinau

  BAB 4. ASPEK TEKNIS PER SEKTOR Bab ini berisi uraian menganai rencana program investasi Bidang Cipta Karya meliputi: Rencana

  pengembangan permukiman; Rencana penataan bangunan dan lingkungan ( PBL ), Rencana pengembangan sistem air minum, rencana penyehatan lingkungan Permukiman ( PLP ) pada

  I - 7 R E N C A N A P R O G R A M I N V E S T A S I J A N G K A setiap sektor dijelaskan isu startegis, kondisi eksisting, permasalahan, dan tantangan daerah; analisis kebutuhan; serta usulan program dan pembiayaan masing

  • – masing sektor.

  BAB 5. ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL Bab ini berisi uraian mengenai gambaran umum dan kondisi eksisting lingkungan analisis

  safeguard lingkungan, dan sosial seperti Kajian Lingkungan Hidup Strategis ( KLHS ), AMDAL, UKL

  • – UPL, dan SPPLH serta perlindungan sosial pada tahap perencanaan, pelaksanaan,

  BAB 6. KEUANGAN DAN RENCANA PENINGKATAN PENDAPATAN Bab ini berisi uraian mengenai petunjuk umum dan penjelasan komponen penerimaan daerah

  serta komponen pembiayaan. Bab ini selanjutnya menjelaskan mengenai profil keuangan daerah. Bab ini menjelaskan pula mengenai analisis keuangan, analisisi tingkat ketersediaan dana, serta rencana pembiayaan program. Terakhir bab ini memberikan penjelasan mengani petunjuk umum rencana peningkatan pendanaan.

  BAB 7. KELEMBAGAAN DAERAH DAN RENCANA PENINGKATAN KAPASITAS KELEMBAGAAN Bab ini berisi uraian mengenai petunjuk umum, kondisi kelembagaan pengelola sarana dan

  prasarana keciptakaryaan di Kabupaten Malinau. Selanjutnya bab ini menguraikan analisis permasalahan kelembagaan dan rekomendasi rencana tindakan peningkatan kelembagaan.

  

BAB 8. RENCANA KESEPAKATAN (MEMORANDUM) RENCANA INVESTASI DAN

KAIDAH PELAKSANAAN Bab ini berisi ringkasan rencana pembangunan Kabupaten Malinau dan ringkasan program

  investasi infrastruktur dan menguraikan tentang pengaturan dan mekanisme pelaksanaan rencana kesepakatan (memorandum) rencana investasi dan kaidah pelaksanaan.

  I - 8 R E N C A N A P R O G R A M I N V E S T A S I J A N G K A