Kisah Mutiara Hitam Di Kabut Labbo - Repositori UIN Alauddin Makassar

  

KISAH MUTIARA HITAM DI KABUT LABBO

Editor:

  Dr. Andi Maulana, M. Si

  

Kontributor :

  Andi Haerani Dzikrullah

  Ismail Saleh Sahrul Gunawan

  Agus Hidayatullah Ummi Kunlathifah

  Nurhaena Hasniar

  Johar Mirati Dwiyani Putri Lestari

  

Pusaka Almaida

2018

  KISAH MUTIARA HITAM DI KABUT LABBO /

  Dr. Andi Maulana, M. Si xii + 100 hlm. : 16 X 23 cm Cetakan I 2018

  ISBN : 978-602-5813-95-5 Penerbit Pusaka Almaida

  Jl. Tun Abdul Razak 1, Pao-Pao Permai, G5/18, Gowa

  Sanksi pelanggaran pasal 44 Undang-undang Nomor 12 Tahun 1987 tentang perubahan atas undang-undang No.6 Tahun 1982 tentang hak cipta sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1987.

  1. Barang siapa dengan sengaja dan tampa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) Tahun dan /atau denda paling banyak Rp.100.000.000,- (Seratus jutah rupiah).

  2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta sebagaimana di maksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan /atau denda paling banyak Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).

  Hak Cipta dilindungi Undang-undang. Dilarang menguti atau memperbanyak Sebagian atau seluruh isi buku ini dalam Bentuk apapun tampa seizin dari penulis

SAMBUTAN REKTOR

  Pelaksanaan KULIAH KERJA NYATA (KKN) merupakan agenda rutin dalam bidang pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa UIN Alauddin Makassar di bawah bimbingan Dosen Pembimbing KKN yang didampingi oleh Badan Pelaksana KKN. Pelaksanaannya melibatkan seluruh mahasiswa dari berbagai fakultas dan jurusan dengan asumsi bahwa pelaksanaan KKN ini dalam melakukan program-program kerjanya dilakukan dengan multi disipliner

  approach,

  sehingga program kerja KKN bisa dilaksanakan dalam berbagai pendekatan sesuai dengan disiplin ilmu mahasiswa yang ditempatkan di posko-posko KKN.

  KULIAH KERJA NYATA (KKN) tentu diharapkan mampu mendekatkan teori-teori ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah dengan berbagai problematika yang dihadapi oleh masyarakat. Dalam menjalankan tugas-tugas pengabdian ini, pihak universitas memberikan tugas pokok kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M), khususnya pada Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM). Dalam pelaksanaannya, Rektor UIN Alauddin Makassar berharap agar pelaksanaan KKN bisa berjalan dengan baik dan dilaksanakan sesuai dengan kaidah-kaidah keilmiahan dalam arti bahwa program yang dilakukan di lokasi KKN adalah program yang diangkat dari sebuah analisis ilmiah (hasil survey) dan dilaksanakan dengan langkah-langkah ilmiah serta dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

  Atas nama pimpinan UIN Alauddin Makassar, Rektor menghaturkan banyak terima kasih dan penghargaan kepada Ketua LP2M saudara Prof. Dr. Muhammad Saleh Tajuddin, M.A., Ph.D. terkhusus kepada Kepala PPM saudara Drs. H.M. Gazali Suyuti, M.HI atas inisiatifnya untuk mempublikasikan dan mengabadikan karya-karya KKN dalam bentuk sebuah buku, sehingga proses dan hasil pelaksanaan KKN akan menjadi refrensi pengabdian pada masa-masa yang akan datang.

  Makassar, 1 Agustus 2017 Rektor UIN Alauddin Makassar Prof. Dr. H. Musafir, M.Si.

  NIP. 19560717 198603 1 003

  

SAMBUTAN KETUA LEMBAGA PENELITIAN

DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LP2M) UIN

ALAUDDIN

  Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) memiliki tugas pokok untuk menyelenggarakan dan mengkoordinir pelaksanaan penelitian dan pengabdian masyarakat, baik yang dilakukan oleh dosen maupun mahasiswa. Dalam hal pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa, KKN merupakan wadah pengabdian yang diharapkan memberikan bekal dan peluang kepada mahasiswa untuk mengimplementasikan kajian-kajian ilmiah yang dilakukan di kampus.

  KULIAH KERJA NYATA (KKN) merupakan salah satu mata kuliah wajib bagi mahasiswa UIN Alauddin Makassar sebelum memperoleh gelar sarjana dalam bidang disiplin ilmu masing-masing. Pelaksanaan KKN ini tidak hanya sekedar datang dan mengabdi ke dearah-dearah lokasi pelaksanaan KKN, tetapi harus tetap diletakkan dalam bingkai sebagai sebuah kegiatan ilmiah. Dalam perspektif ini, maka KKN harus dirancang, dilaksanakan, dan terlaporkan secara ilmiah sehingga dapat terukur pencapaiannya. Pada kerangka ini, LP2M UIN Alauddin Makassar berupaya semaksimal mungkin untuk dapat mencapai tujuan pelaksanaan KKN ini.

  Olehnya itu, LP2M UIN Alauddin Makassar menginisiasi untuk mempublikasikan rancangan, pelaksanaan, dan pelaporan KKN dengan melakukan analisis ilmiah terhadap setiap program-program kerja KKN yang dilakukan selama ber-KKN. Hal ini dilakukan agar segala capaian pelaksanaan KKN dapat terlaporkan dengan baik dan dapat terukur pencapaiannya, sehingga KKN yang merupakan kegiatan rutin dan wajib bagi mahasiswa dapat dilakukan secara sistematis dari masa ke masa. Adanya upaya mengabadikan dalam bentuk publikasi hasil-hasil KKN ini tidak terlepas dari upaya maksimal yang dilakukan oleh segala pihak yang terlibat dalam pelaksanaan KKN ini, olehnya itu, Ketua LP2M menghaturkan penghargaan dan terima kasih kepada Kepala Pusat Pengabdian kepada Masyarakat (PPM), Drs. H.M. Gazali Suyuti, M.HI., yang telah mengawal upaya publikasi laporan pelaksanaan KKN, serta apresiasi tinggi atas upaya yang tak kenal lelah untuk melakukan inovasi di PPM, baik secara internal maupun terbangunnya jaringan antar PPM sesama PTKAIN

  Makassar, 1 Agustus 2017 Ketua LP2M UIN Alauddin Makassar Prof. Dr. Muhammad Saleh Tajuddin, M.A., Ph.D.

  NIP. 19681110 1993031 006

  

KATA PENGANTAR

KEPALA PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

(PPM)

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

  Sebagai ujung tombak pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat, PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM) UIN Alauddin Makassar senantiasa berusaha melakukan terobosan dan langkah-langkah inovatif untuk mewujudkan kegiatan-kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang semakin baik dan inovatif. Upaya ini adalah wujud tanggung jawab pengabdian terhadap masyarakat dan UIN Alauddin Makassar, sehingga kegiatan pengabdian masyarakat bisa semakin mendekatkan pihak civitas akademika UIN Alauddin dengan masyarakat dan mewujudkan keterlibatan langsung dalam pembangunan masyarakat.

  Upaya membukukan dan publikasi laporan pelaksanaan KKN ini merupakan inovasi yang telah dilakukan oleh PPM UIN Alauddin sebagai upaya memudahkan kepada semua pihak untuk dapat mengakses hasil-hasil pengabdian yang telah dilakukan oleh mahasiswa KKN di bawah bimbingan dosen pembimbing. Dengan adanya publikasi ini, program-program KKN dapat diukur capaiannya dan jika suatu saat nanti lokasi yang yang ditempati ber-KKN itu kembali ditempati oleh mahasiswa angkatan berikutnya, maka akan mudah untuk menganalisis capaian yang telah ada untuk selanjutnya dibuatkan program-program yang berkesinambungan.

  Publikasi laporan KKN ini diinspirasi dari hasil ‘kunjungan pendalaman’ ke beberapa PTKIN (Jakarta, Bandung, dan Cirebon) serta bisa terlaksana dengan baik berkat dukungan dan bimbingan Bapak Rektor, Ketua dan Sekretaris LP2M, serta seluruh staf LP2M. Terkhusus kepada seluruh dosen pembimbing dan anggota Badan Pelaksana KKN UIN Alauddin Makassar saya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga, berkat ketekunan dan kerjasamanya sehingga program publikasi laporan KKN ini bisa terlaksana. Penghargaan dan ucapan terima kasih juga saya haturkan kepada seluruh mahasiswa KKN Angkatan ke-54 dan 55 atas segala upaya pengabdian yang dilakukan dan menjadi kontributor utama penulisan buku laporan ini.

  Makassar, 1 Agustus 2017 Kepala PPM UIN Alauddin Makassar Drs. H. M. Gazali Suyuti, M.HI.

  NIP. 19560603 198703 1 003

PENGANTAR PENULIS

  Puji syukur kehadirat Allah SWT atas kehendak dan ridha-Nya, semua aktivitas keseharian kita dapat berlangsung secara baik dan lancar termasuk dalam penyusunan buku “Kisah Mutiara Hitam Di Kabut Labbo

  Satu dari tiga tridharma perguruan tinggi ialah pengabdian kepada masyarakat. Mahasiswa sebagai agen of change ditengah-tengah masyarakat sudah selayaknya mempersiapkan diri dari sekarang untuk mengasah dan menempa dirinya menjadi pribadi-pribadi yang berkualitas. Sebab mereka adalah generasi-generasi yang kelak akan memimpin masyarakat sekaligus menjadi tulang punggung berdiri kokoh nya negeri ini.

  Melalui KKN seorang mahsiswa belajar untuk lebih peka terhadap kondisi sosial dimasyarakat. Diamana pun ia ditempatkan, posisinya adalah sebagai fasilitator sekaligus innovator melalui berbagai macam rumusan program sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

  Alhamdulillah kurang lebih 60 hari berada di lokasi KKN tepatnya di Desa Labbo kec.Tompobulu Kab. Bantaeng, telah banyak memberikan pembelajaran berharga bagi kami yang belum kami dapatkan di kota. Disini Belajar untuk berbaur dengan masyarakat, mengetahui kondisi dan terjung langsung untuk mengetahui seperti apa maasyarakat di pedesaan.

  Maka dari itu, penulis megucapkan banyak terima kasih kepada:

  1. Prof. Dr. H. Musafir, M.Si., selaku Rektor UIN Alauddin Makassar yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Labbo

  2. Prof. Dr. SalehTajuddin, M.Ag., selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) yang telah memberikan peluang untuk melaksanakan KKN di Desa Labbo 3. Drs. H. M. Gazali Suyuti, M.HI., selaku Ketua Lembaga

  Pengabdian kepada Masyarakat (P2M) yang telah memberikan pembekalan dan membantu dalam proses penyelesaian KKN di Desa Labbo

  4. Dr. Muhammad Shuhufi, M.Ag., selaku Badan Pelaksana (BP) KKN yang turut disibukkan untuk memfasilitasi kami dalam pelaporan akhir KKN

  5. Dr. Andi Mulana, M. Si selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing kami selama dilokasi KKN.

  6. Sirajudddin S.Ag selaku Kepala Desa Labbo yang banyak berpartisipasi demi kelancaran program kerja KKN di Labbo.

7. Pemenuhan dan pencapaian program kerja di Desa Labbo

  8. Seluruh masyarakat Desa Labbo yang telah berpartisipasi dalam pelaksanaan program KKN di Kelurahan Banyorang

  9. Kawan-kawan mahasiswa KKN UIN Alauddin Angkatan ke-54 yang mau berbagi dalam suka dan duka selama ber-KKN.

  Meski buku ini masih jauh dari kata sempurna, akan tetapi semoga bisa member manfaat kepada pembacanya khususnya bagi kampus kita, UIN Alauddin Makassar. Aamiin

  Gowa, 5 Juni 2017 Penyusun

  DAFTAR ISI

  22 A.

  B. Kerangka Pemecahan Masalah ................................................ 30 C.

  21 A. Struktur Organisasi .................................................................... 30

  BAB III SEPAK TERJANG MAHASISWA KKN ANGKATAN 54 .................................................................................................

  D. Eksplorasi Potensi Alam dan Budaya ..................................... 26

  C. Topografi ..................................................................................... 25

  B. Demografis Desa ....................................................................... 23

  Napak Tilas Desa Pao ............................................................... 22

  H. Pendanaan dan Sumbangan ...................................................... 21 BAB II KONDISI DESA LABBO .............................................

  SAMBUTAN REKTOR …………………………… ............................ iii SAMBUTAN KETUA LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LP2M) UIN ALAUDDIN ……………………………………. .................................v KATA PENGANTAR KEPALA PUSAT PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PPM) UIN ALAUDDIN MAKA SSAR……… ...................................................................................... vii PENGANTAR PENULIS ………………………….............................ix DAFTAR ISI ………………………………………… ………..........xi BAB I PENDAHULUAN .........................................................

  G. Jadwal Pelaksanaan Program .................................................... 20

  Sasaran dan Target ..................................................................... 18

  E. Fokus atau Prioritas Program .................................................. 17 F.

  D. Kompetensi Mahasiswa KKN ................................................. 16

  C. Permasalahan .............................................................................. 15

  Gambaran Umum Desa Labbo ............................................... 2

  1 A. Dasar Pemikiran ......................................................................... 1 B.

  Metode Pelaksanaan Program .................................................. 34

  D. Pendekatan dalam Pemberdayaan Masyarakat ...................... 37

  E. Dokumentasi Kegiatan .............................................................. 38 BAB V PENUTUP .....................................................................

  57 A. Kesimpulan ................................................................................. 57

  B. Rekomendasi ............................................................................... 57

  TESTIMONI A.

  Testimoni Masyarakat Desa Labbo ......................................... 59

  B. Testimoni Mahasiswa KKN UIN Alauddin Makassar ........ 62 SEMUA TENTANG KAMI ......................................................

  87

  

Secangkir Kopi Labbo

  Siapa yang takkenal dengan minuman satu ini ? Minuman yang sangat diminati oleh banyak orang, khususnya kaum adam. Di Indonesia minuman kopi telah menjadi sebuah tradisi. Selain rasa pahitnya yang khas, kopi juga dikenal bisa meningkatkan stamina dan daya konsentrasi. Dulu, yang sering kita jumpai barang kalihanya kopi bubuk berwarna hitam pekat. Namun seiring dengan berkembangnya zaman, kopi kini telah menjelma dengan berbagai macam varian rasa.

  Dibalik tradisi meminum kopi yang kini semakin lekat dengan masyarakat Indonesia, perlu diketahui bahwa kebiasaan ini merupakan salah satu serpihan dari era kegemilangan Islam yang kala itu memainkan peran penting dalam mentransfer ide-ide baru kepada masyarakat Eropa. Dalam sejarahnya, kopi sebagai minuman berkhasiat dan berenergi tinggi pertama kali ditemukan oleh Bangsa Etiopia di benua Afrika sekitar 3000 tahun lalu atau sekitar 800 SM. Dia adalah seorang pengembala kambing mengamati kawanan kambing gembalaannya yang tetap terjaga bahkan setelah matahari terbenam setelah memakan sejenis beri-berian yang saat ini dikenal dengan kopi. Saat itu, bangsa Etiophia yang mengonsumsi biji kopi yang dicampurkan dengan lemak hewan dan anggur untuk memenuhi kebutuhan protein dan energi tubuh.

  Secara terminologi, kopi berasal dari bahasa Arab yaitu Qahwah yang berarti kekuatan. Karena pada awalnya, kopi digunakan sebagai makanan berenergitinggi. Kata qahwah kembali mengalami perubahan menjadi kahveh yang berasal dari bahasa Turki dan kemudian berubah lagi menjadi Koffie dalam bahasa Belanda. Pengunaan kata Koffie lalu diserap kedalam bahasa Indonesia menjadi kata Kopi yang dikenal saat ini

  Konon, di Indonesia kopi diperkenalkan pertama kali oleh kolonial Belanda dimana salah satu koman dan pasukan Belanda yang datang dari India membawa kopi ke Batavia atau yang sekarang bernama Jakarta padatahun 1696

  Nah, di Labbo, tempat saya dan teman-teman ber KKN, memiliki ciri khas yaitu kopinya. Barang kali, itulah mengapa lokasi dimana saya ditempatkan, disebut dengan jalan kopi. Saat berkeliling desa melakukan observasi bersama teman-teman KKN, hampir setiap rumah ataupun perkebunan, terdapat pohon kopi.

  Selain menjadi menjadi salah satu ciri khas desa ini, penghasilan masyarakat Labbo juga banyak bergantung dari tanaman kopi. Di desa ini hanya terdapat dua jenis kopi. Yaitu kopi Arabica dan Robusta. Sementara jenis kopi yang biasanya masyarakat setempat kelola menjadi kopi bubuk adalah kopi jenis arabika.

  Tahukah, Apa yang membuat secangkir kopi Labbo lebih special, unik dan Istimewa? Yup, tepat sekali. Rasanya. Jika pada umumnya kita menemukan kopi bubuk hitam diseduh dengan sesendok atau beberapa sendok gula, maka masyarakat setempat meminum kopi tanpa gula. Walhasill, kopi labbo sama saja dengan kopi tanpa gula.

  Selama dua bulan ber-KKN, beberapa diantara kami ada yang mulai senang dengan kopi khas Labbo, namun masih ada juga yang masih belum berani mencoba meneguk kopi tanpa campuran gula.

  Meski demikian, secangkir kopi dari Labbo telah banyak menemani hari-hari kami selama ber-KKN, menemani setiap tamu yang datang, menemani pagi teman posko, menemani moment briefing, bahkan secangkir kopi dari Labbo pula yang setia menemani penyusunan laporan ini. Untuk itu, saat anda sedang membaca buku ini, pun jangan lupa untuk menikmati lezatnya secangkir kopi Labbo. Terima kasih untuk secangkir kopi dari Labbo ^_^ Kisah Mutiara Hitam di Kabut Labbo

BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Pemikiran Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah bentuk kegiatan pengabdian

  kepadadengan pendekatan lintas keilmuan dan sektoral pada waktu dan daerah tertentu. Pelaksanaan kegiatan KKN biasanya berlangsung antara satu sampai dua bulan dan bertempat di daerah setingkat di untuk melaksanakan KKN sebagai kegiatan intrakurikuler yang memadukan tri dharma perguruan tinggi yakepada masyarakat.

  Kuliah kerja nyata dilaksanakan secara melembaga dan terstruktur sebagai bagian dari pelaksanaan kurikulum pendidikan tinggi, yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswa program studi ilmu hukum strata satu (S1) dengan status intrakurikuler wajib.

  Kuliah Kerja Nyata sesungguhnya adalah kuliah yang dilakukan dari ruang kelas ke ruang masyarakat. Ruang yang sangat luas dan heterogen dalam menguji teori-teori keilmuan yang telah didapatkan di bangku kuliah. Masyarakat adalah guru kehidupan yang ditemukannya di lokasi KKN.

  Teori-teori keilmuan yang didapatkan di bangku kuliah, kemudian diperhadapkan pada fakta-fakta lapangan sebagai salah satu alat menguji kebenaran teori tersebut. Di sinilah dibutuhkan kreatifitas mahasiswa sebagai bagian dari pengembangan diri dan uji nyali sebelum terjun ke masyarakat yang sesungguhnya.

  Melalui KKN mahasiswa mengenal persoalan masyarakat yang bersifat “cross sectoral” serta belajar memecahkan masalah dengan pendekatan ilmu (interdisipliner). Mahasiswa perlu menelaah dan merumuskan masalah yang dihadapi masyarakat serta memberikan alternatif pemecahannya (penelitian), kemudian membantu memecahkan dan menanggulangi masalah tersebut.

  Tujuan besar yang didapatkan oleh mahasiswa dari program Kuliah Kerja Nyata adalah untuk mengoptimalkan pencapaian maksud dan tujuan perguruan tinggi, yakni menghasilkan sarjana yang Kisah Mutiara Hitam di Kabut Labbo menghayati permasalahan masyarakat dan mampu memberi solusi permasalahan secara pragmatis, dan membentuk kepribadian mahasiswa sebagai kader pembangunan dengan wawasan berfikir yang komprehensif.

  Sedang, manfaat Kuliah Kerja Nyata yang diharapkan sebagai modal besar bagi mahasiswa dari program wajib ini antara lain agar mahasiswa mendapatkan pemaknaan dan penghayatan mengenai manfaat ilmu,teknologi, dan seni bagi pelaksanaan pembangunan, mahasiswa memiliki skill untuk merumuskan serta memecahkan persoalan yang bersifat “cross sectoral” secara pragmatis ilmiah dengan pendekatan interdisipliner, serta tumbuhnya kepedulian social dalam masyarakat.

  Bagi masyarakat dan Pemerintah, program Kuliah Kerja Nyata adalah bagian dari kerja kreatif mahasiswa dalam memberikan bantuan pemikiran dan tenaga dalam pemecahan masalah pembangunan daerah setempat, dalam memperbaiki pola pikir dalam merencanakan, merumuskan, melaksanakan berbagai program pembangunan, khususnya dipedesaan yang kemungkinan masih dianggap baru bagi masyarakat setempat, serta menumbuhkan potensi dan inovasi di kalangan anggota masyarakat setempat dalam upaya memenuhi kebutuhan lewat pemanfaatan ilmu dan teknologi.

  Kepentingan lain dari program kuliah kerja nyata ini dapat ditemukan antara lain : Melalui mahasiswa/dosen pembimbing, diperoleh umpan-balik sebagai pengayaan materi kuliah, penyempurnaan kurikulum, dan sumber inspirasi bagi suatu rancangan bentuk pengabdian kepada masyarakat yang lain atau penelitian. Demikian pula, diperolehnya bahan masukan bagi peningkatan atau perluasan kerjasama dengan pemerintahan setempat, termasuk dengan instansi vertikal yang terkait.

  B. Gambaran Umum Desa

  Secara administrasi Desa Labbo terletak di wilayah kacamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng dengan luas wilayah 12,81 Km, yang terdiri atas beberapa jenis lahan dan peruntukkannya.

  Desa Labbo secara geografis berada diketinggian antara 800- 1200 di atas permukaan air laut. Dengan keadaan curah hujan 2000 mm Kisah Mutiara Hitam di Kabut Labbo dengan jumlah curah hujan 6 bulan, serta suhu rata-rata harian adalah 27ºC, dengan bentang wilayah 11 Km. Adapun batas-batas wilayah Desa Labbo adalah :

  Sebelah Utara : Asayya Kab.Bulukumba Sebelah Timur : Desa Pattaneteang dan Kab.Bulukumba Sebelah Barat : Desa Balumbung dan Kel. Ereng-ereng Sebelah Selatan : Kelurahan Ereng-erengKab.Bulukumba

  1 .

  Pura -

  4 .

  1

  4. PKK

  Gereja -

  3 .

  3. KarangTaruna -

  2

  Mushola

  2 .

  1

  2. KantorBPD

  8

  Masjid

  1

  Dalam pembagian wilayah Desa Labbo terbagi atas beberapa wilayah Dusun antara lain :

  Desa Labbo ke Ibu Kota Propinsi 157 km.

  1. Dusun Pattiro

  2. Dusun Panjang Utara

  3. Dusun Panjang Selatan 4.

  Dusun Bawa

  5. Dusun Ganting

  6. Dusun Labbo Adapun orbitasi atau jarak Desa Labbo ke Ibu Kota Kacamatan adalah 7 Km, jarak Desa Labbo ke Ibu Kota Kabupaten 37 km dan jarak

  Sementara dari sisi sarana, Desa Labbo dibagi atas beberapa bagian diantaranya:

  1. KantorDesa

  1. sarana hunian, gambaran umum mengenai kondisi rumah warga

  (permanen, semi permanen, atau darurat); 2. sarana pemerintahan, meliputi kantor desa, balai pertemuan, pos hansip, puskesos, dan sarana pemerintahan lainnya;

Tabel 1.1 Fasiltas Pemerintahan

  No. JenisFasilitas Pemerintahan

  Jumlah No. JenisFasilitas Peribadatan

  Jumlah

  5. Lainnya - Kisah Mutiara Hitam di Kabut Labbo

  3. sarana pendidikan, meliputi jumlah sekolah STK, SD, SMP, dan SMAtermasuk taman bacaan dan TPA;

  6

  5. sarana peribadatan, meliputi jumlah mesjid dan langgar/musholla 6. sarana perdagangan dan niaga, meliputi jumlah warung, toko, pertokoan, alfamart dan sarana sejenis; 7. sarana kebudayaan dan rekreasi, meliputi jumlah gedung serbaguna, balai karang taruna, dll;

  1 4. sarana kesehatan, meliputi jumlah posyandu, balai pengobatan, puskesmas, puskesmas pembantu, klinik bersalin, tempat praktek dokter

  4. Gedung SLTA

  2

  3. Gedung SLTP

  7

  Posyandu

  2 .

  2. Gedung SD

Tabel 1.2 Fasiltas Pemerintahan

  1

  Pustu

  1 .

  2

  1. Gedung TK

  Jumlah

  JenisFasilitas Kesehatan

  Jumlah No .

  No. JenisFasilitas Pendidikan

  8. sarana ruang terbuka hijau, lapangan olah raga, dan pemakaman. Kisah Mutiara Hitam di Kabut Labbo

Gambar 1.1 Peta Wilayah Desa Labbo Kec. Tompobulu

  • Secara umum masyarakat Desa Labbo bermata pencaharian sebagai petani. Tanaman yang ditanam umumnya tanaman perkebunan seperti tanaman kopi dan cengkeh. Adapun sebagian kecil masyarakat sebagai wiraswasta. Saat ini Desa Labbo mengembangkan potensi hutan desa dan memiliki banyak potensi tanam baik kayu maupun non-kayu. Kawasan huatan desa dan memiliki banyak potensi tanaman baik kayu maupun non-kayu. Kawasan hutan desa yang terdapat di Desa Labbo sesuai badan planalogi kehutanan dan hasil peta paduserasi provinsi Sulawesi Selatan seluas 342 Hektar. Terkhusu ada hasil hutan non-kayu yang potensinya sangat besar dari area hutan desa yang ada di Desa Labbo berupa komoditi rotan, Banga Ponda (Berdaun besar dan tinggi), Banga Tambu (berdaun kecil dan banyak), anggrek tanah, bunga kembang doa, markisa, dan kopi. Untuk rotan terdapat tiga jenis rotan yaitu, uhe tambu, uhe taning, uhe thumani. Untuk jenis tanaman berupa rotan berada pada wilayah barat laut dan berat daya dari hutan desa dengan luasa 93,3822 Ha, untuk tanaman Banga memiliki luas 6,0719 Ha, untuk anggrek tanah dan kembang doa memiliki luas 0,089 Ha dan

  Kondisi Ekonomi Desa Kisah Mutiara Hitam di Kabut Labbo

  0,3477 Ha yang masing-masing tanaman tersebut berada pada wilayah perbatasan antara Desa Labbo dan Desa Pattaneteang.

  Hal ini mengidentifikasikan bahwa potensi hutan berupa non- kayu dari areal hutan desa yang ada di Desa Labbo sangat besar, mengingat dimana tanaman rotan dan Banga dapat dijakan pasokan untuk pembuatan bahan kerajianan dan sebagai bahan baku keperluan industri, sedangkan anggrek tanah, kembang doa dapat dimanfaatkan sebagai tanaman hias yang memiliki nilai jual cukup besar sehingga dapat dijadikan sebuah peluang untuk mendorong tumbuhnya pengembangan usaha-usaha dari tanaman tersebut dan secara tidak langsung akan mendorong terwujudnya pengelolaan hutan yang lestari serta peningkatan pendapatan masyarakat.

  Desa Labbo Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng merupakan salah satu wilayah pengembangan pasar produk hutan desa. Potensi hutan desa di desa Labbo Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng dapat dikembangkan seiring dengan meningkatnya permintaan pasar. Salah satu aspek yang perlu dikembangkan adalah aspek ekonomi dalam pengembangan pasar, di mana pengembangan pasar di desa ini kurang berkembang. Hal ini mungkin disebabkan karena kurangnya informasi pasar, untuk itu perlu adanya pengamatan lingkungan untuk melihat peluang baru bagi masyarakat di Desa Labbo. Peluang pemasaran adalah suatu kebutuhan masyarakat untuk meningkatkan pendapatan.

  Aspek ekonomi dalam pengembangan pasar adalah suatu analisa ekonomi yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya wujud dalam perekonomian yang akan menunjang pengembagan pasar dari tempat tertentu. Desa Labbo Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng, menunjukkan bahwa produk-produk dari petani pada areal Hutan Desa adalah Kopi Arabika (Coffea arabica), Kopi Robusta (Coffea robusta), Markisa Kuning (Passiflora edulis forma flavicarva), Markisa Edulis (Passiflora

  edulis forma edulis sims) dan Madu.

  • Dari luas wilayah Desa Labbo ,85% diantaranya adalah

  Kopi

  Tanaman Kopi sehingga hasil produksi kopi menjadi salah satu sumber pendapatan utama bagi masyarakat desa labbo, Tanaman kopi telah

  Kisah Mutiara Hitam di Kabut Labbo dibudidayakan sekitar tahun 1960an dan petani kopi memanen kopi tiap satu tahun satu kali dan akan berlanjut kembali satu tahun berikutnya.

  Tanaman kopi jika dihitung permusim penghasilan per-ha mencapai 1000 kg jika pertumbuhannya berjalan normal. Akan tetapi, selama era 2000an ini penghasilan kopi menurun drastis disebabkan oleh penyakit dan hama,serta kesadaran masyarakat tani kopi dalam perawatan baik pasca dan prapanen masih lemah.

  Berdasarkan problem tersebut, dapat di analisa bahwa pola tanam masyarakat masih mengandalkan pola-pola nenek moyang atau masih bersifat tradisional, proses panen kopi dilakukan dalam dua kali tahapan, yaitu tahap pemeriksaan, sekaligus juga pemetikan, dan penghabisan ialah perawatan paska panen, proses selanjutnya adalah penggilingan yaitu peretakan kulit kopi kemudian pengeringan dengan sinar matahari.

  Panen dan pasca panen, peran serta laki-laki dan perempuan sangat besardan seimbang tidak memandang anak-anak dan orangtua, semuanya ikut terlibat dalam semua proses.

  Masyarakat tani kopi terdapat tiga tingkatan yang ikut andil dalam proses pengolahan kopi tersebut, yakni : 1) Petani pemilik, 2) petani penggarap, 3) dan buruh tani.

  Berdasarkan hal tersebut, maka pembagian hasil tanaman kopi pertahunnya disesuaikan dengan kesepakatan antara pemilik dengan penggarap serta buruh tani. Karena selama kurun waktu antara tahun 2000-2009, harga kopi menurun sangat tajam, dan sangat tidak sesuai dengan kebutuhan konsumsi masyarakat, maka petani berharap ditahun 2010 dan yang akan datang harga kopi menjadi lebihs tabil dan seimbang dengan harga-harga kebutuhan pokok, seperti kebutuhan sandang, pangan, dan papan serta kebutuhan pokok lainnya.. Kisah Mutiara Hitam di Kabut Labbo

  Gambar 1. Kopi Arabica Madu

  • Madu adalah senyawa kompleks dibuat ketika deposito nektar dan manis dari tanaman dan pohon yang dikumpulkan, diubah dan disimpan dalam sarang madu oleh lebah madu sebagai sumber makanan bagi koloni. Pemanenan madu di desa ini masih dilakukan secara alami dan belum dibudidayakan. Mengkonsumsi madu secara teratur dalam jumlah yang sesuai dengan kadarnya akan menyembuhkan berbagai penyakit di antaranya diabetes, asam urat, sakit kepala, kanker, dan berbagai jenis penyakit lainnya.

  Gambar 2. Madu Kisah Mutiara Hitam di Kabut Labbo

  • Sejak sekitar tahun 1960 tanaman Cengkeh sudah mulai dibudidayakan oleh masyarakat tani desa labbo, tapi pernah mengalami serangan hama sekitar tahun 1980-an sehinnga banyak yang menebang tanaman cengkehnya, serta harga yang tidak sesuai dengan kebutuhan ekonomi masyarakat saat itu, baru ditahun 2000-an petani banyak menanam kembali.

  Cengkeh

  Sampai sekarang tanaman cengkeh sudah mencapai 15% dari luas wilayah desa, hasilnya dirasakan cukup menunjang dalam hal pendapatan keluarga, Tanaman cengkeh dipanen setiap satu tahun sekali dan akan berlanjut ditahun berikutnya jika musim dan cuaca tidak berubah-ubah disebabkan tanaman cengkeh adalah jenis tanaman yang sangat sensitif terhadap perubahan iklim yang berpengaruh pada proses pembuahannya.

  Penghasilan petani cengkeh setiap tahunnya berkisar antara 500 sampai 1000 liter perhektarnya. Masyarakat tani cengkeh merawat tanamannya yakni melakukan penyemprotan hama, pemupukan, dan vaksin asi perpohon. Dan saat musim panen tiba cara pemanenan dilakukan dengan sangat tradisional yakni dengan menggunakan tanrang yang terbuat dari pohon bamboo dengan alat penyangga seadanya. Jika musim panen telah selesai maka petani bisa langsung menjual hasil panennya tanpa melalui pengeringan, akan tetapi lebih banyak yang menjual hasil panennya setelah dikeringkan kualitasnya lebih bagus. Petani cengkeh juga terbagi dalam tiga strata/tingkatanya itu, petani pemilik, penggarap, dan buruh tani yang sangat berperan penting dalam proses pengolahan dan pemanenan dengan pembagian hasil yang telah ditentukan oleh pemilik dengan penggarap/buruh tani.

  Dalam tahun 2010 ini petani cengkeh berharap penghasilannya semakin meningkat dan kesejahteraannya semakin baik. Kisah Mutiara Hitam di Kabut Labbo

  Gambar 3. Hutan Cengkeh Labbo Pisang

  • Potensi buah pisang di Desa Labbo, Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng cukup tinggi. Selain dimakan langsung, warga Desa Labbo juga mengolah buah pisang menjadi makanan olahan seperti, keripik pisang, dodol pisang, dan sebagainya. Makanan olahan ini menjadi sumber pendapatan tambahan warga Desa Labbo. Jenis pisang yang digunakan, antara lain pisang wajo, pisang panjang, pisang bulaeng jawa, pisang bogge, pisang mas, pisang camba.
Kisah Mutiara Hitam di Kabut Labbo

  Gambar 4. Kebun Pisang Tanaman Kakao.

  • Selain itu tanaman Kakao juga menjadi salah satu sumber pendapatan utama bagi masyarakat karena 40% dari keseluruhan luas wilayah Desa Labbo tanaman kakao, Kakao telah dibudidayakan sekitar tahun 1970an, panen kakao dua kali setahun dan akan berlanjut kembali di tahun berikutnya. Tanaman kakao jika dihitung permusim dapat menghasilkan sekitar 100kg perhektarnya,jika pertumbuhan tanaman kakao tersebut berjalan normal. Akan tetapi, selama tahun 2000-an penghasilan kakao menurun sangat drastis di sebabkan oleh banyaknya hama batang maupun buah, sehingga banyak petani yang menebang karna sudah tidak dapat berproduksi lagi dengan baik, serta kesadaran masyarakat tani kakao dalam hal perawatan yang efektif masih sangat rendah

  Berdasarkan problem tersebut, dapat di analisa bahwa petani terkendala oleh serangan hama dan cara penaggulangan serta perawatan yang belum maksimal, pemanenan kakao dilakukan dalam beberapa kali tahapan, yaitu tahap pemetikan (panen), dan perawatan (pasca panen). Setelah panen maka proses selanjutnya adalah pengeringan dengan sinar matahari. Kisah Mutiara Hitam di Kabut Labbo

  Dalam proses panen dan pasca panen, peran serta laki-laki dan perempuan sangat besar dan seimbang tidak memandang anak-anak dan orangtua semuanya ikut terlibat secara langsung.

  Dalam masyarakat tani kakao terdapat tiga tingkatan petani yang ikut andil dalam proses tersebut, yakni :

  1. Petani pemilik,

  2. Petani penggarap, 3. dan buruh tani. Berdasarkan hal tersebut, pembagian hasil tanaman kakao setiap kali panen disesuaikan dengan kesepakatan antara pemilik, dengan penggarap dan buruh tani. Karena selama kurun waktu antara tahun 2000-2009, harga kakao kurang efisien, dan sangat tidak sesuai dengan kebutuhan konsumsi masyarakat, petani berharap ditahun 2010 dan tahun yang akan datang harga kakao menjadi lebih stabil dan seimbang dengan harga-harga kebutuhan pokok lainnya seperti sandang, pangan, dan papan.

  • Sejak sekitar tahun 2009 tanaman markisa sudah mulai dikembangkan oleh masyarakat, dan untuk saat ini. Tanaman Markisa sudah mencapai 5% dari keseluruhan luas wilayah Desa Labbo. Hasilnya dirasakan cukup menunjang dalam menambah pendapatan keluarga, sejak tahun 1970-an tanaman markisa sudah mulai ditanam secara liar oleh masyarakat, dan untuk ini sudah mulai dibudidayakan secara luas, dengan dua model pengembangan yaitu penyambungan dan tanam langsung, Panen dan pasca panen belum bias dijelaskan karena tanaman tersebut masih dalam proses pengembangan dengan jangka waktu yang dibutuhkan sekitar satu tahun kedepan setelah hasilnya nampak dan bias ikut meramaikan pasar local dan nasional. Harapan petani kedepan tanaman markiksa bukan hanya menjadi tanaman penghias meja belaka tetapi bias menembus industri markisa yang lebih besar dan mengglobal.

  Tanaman Markisa

  • Pohon Kayu olahan selama ini bermanfaat sebagai pelindung dari tanaman produktif seperti Kopi, cengkeh, kakao, markisa dan

  Pohon Kayu Olahan (Surian, Ka`ne, Albesia) Kisah Mutiara Hitam di Kabut Labbo sebagainya, namun dengan banyaknya penebangan secara liar oleh masyarakat dari tahun ketahun sehingga pohon kayu olahan semakin berkurang dan salah satu faktor penyebabnya adalah Kurangnya sosialisasi tentang hutan lindung dan hutan rakyat.

  Dalam proses pengolahan kayu tersebut keterlibatan perempuan sangat minim. Biasanya hanya laki-laki saja yang melakukan pekerjaan ini, jika penghasilan masyarakat pengolah kayu dihitung dalam pertahunnya maka jumlahnya mencapai puluhan juta rupiah tergantung dari berapa banyak kayu yang dihasilkan selama proses pengolahan, juga pemerintah kurang sosialisasi

  Harapan masyarakat agar berbagai pihak dapat melakukan upaya- upaya sehingga masyarakat dapat menjadikan kayu olahan sebagai salah satu sumber pendapatan masyarakat namun disamping itu kelestarian kayu olahan tetap terjaga dengan baik.

  Adapun dari segi peternakan desa Labbo memiliki potensi ekonomi dari beberapa jenis peternakan yaitu: Sapi

  • Ternak sapi mulai dibudidayakan sejak lama namun hingga saat ini hanya sekitar 1% masyarakat yang memelihara sapi baik jantan maupun betina padahal pakan cukup tersedia, kurangnya keterampilan dan pendampingan pada kelompok menjadi salah satu faktor penyebab sehingga banyak masyarakat yang tidak siap dan merasa tidak mampu memelihara serta merawat ternak sapi tersebut.

  Pada tahun 2005 pemerintah memberikan bantuan ternak sapi kepada masyarakat Dusun Pattiro. Cara mendapatkan bantuan sapi yakni melalui permohonan masyarakat bersama pemerintah desa kepada dinas Peternakan atau instansi terkait keterlibatan perempuan dan kaum muda dalam pemeliharaan sapi masih sangat minim karena mebutuhkan tenaga yang kuat serta waktu yang cukup.

  Pemasaran sapi biasanya dilakukan dengan system barter ataupun pembeli langsung datang menawar ke peternak jika sudah ada kesepakatan harga, maka langsung dilakukan tranksaksi antar pemilik dan pembeli. Kisah Mutiara Hitam di Kabut Labbo

  Harapan masyarakat agar kedepan semua pihak-pihak terkait melakukan berbagai upaya yang dapat menunjang peningkatan pendapatan masyarakat dari hasil beternak sapi.

  • Pengembangan budi daya ternak kuda sangat cocok di Desa labbo karena ditunjang dengan ketersediaan pakan yang melimpah. Pola pemeliharaannya yakni dengan cara di kandangkan atau di ikat di lahan bebas namun ada juga beberapa orang yang memelihara ternak kuda secara liar (lambarang ) namun ternak yang dipelihara secara liar tersebut terkadang merusak lahan pertanian milik warga.

  Ternak Kuda

  Keterampilan masyarakat dalam memelihara kuda masih minim namun demikian masyarakat disemua dusun telah memelihara ternak kuda baik jantan maupun betina sejak beberapa puluh tahun yang lalu hingga sekarang.

  Ternakkuda makin bertambah dengan adanya pembagian dari pemerintah dan hingga saat ini sekitar 8% dari keseluruhan rumah tangga di Desa Labbo telah memelihara ternak kuda. Keterlibatan perempuan dalam pemeliharaan ternak kuda sangat minim karena dalam memelihara ternak tersebut membutuhkan tenaga yang kuat.

  Pemasaran kuda biasanya dilakukan dengan system barter ataupun pembelian langsung datang menawar ke peternak jika sudah ada kesepakatan harga, maka langsung dilakukan tranksaksi antar pemilik dan pembeli.

  Harapan masyarakat agar kedepan semua pihak-pihak terkait melakukan berbagai upaya yang dapat menunjang peningkatan pendapatan masyarakat dari hasil beternak kuda.

  • Kambing jantan maupun betina mulai dibudidayakan oleh masyarakat sejak adanya pembagian dari pemerintah pada tahun 1980- an dan Saat ini sekitar 15% masyarakat telah memelihara ternak tersebut.

  Kambing

  Cara mendapatkan bantuan kambing adalah melalui permohonan kepada dinas peternakan atau instansi terkait dengan melalui kelompok Tani/peternak yang siap memelihara pembagian tersebut. Keterlibatan Kisah Mutiara Hitam di Kabut Labbo perempuan dalam pemeliharaan kambing bisa dikatakan sampai 30% karena dianggap tidak terlalu berat, tetapi lebih banyak dari laki- laki, terkecuali kaum muda biasanya enggan melakukan pekerjaan ini karena dianggap tidak pantas, pekerjaan ini lebih banyak dilakukan oleh orang- orang tua atau orang- orang yang sudah berkeluarga.

  Budi daya ternak kambing di Desa Labbo ditunjang dengan pakan yang tersedia dan cukup memadai. Namun, keterampilan masyarakat dalam memelihara kambing masih minim.Pemasaran kambing dilakukan dengan biasa saja yakni pembeli datang ke perternak dan jika sudah ada kesepakatan harga biasanya langsung dilakukan transaksi.

  Harapan masyarakat agar pihak terkait dapat melakukan berbagai upaya untuk meningkatan penghasilan bagi peternak. Perikanan

  • Sumber air cukup menunjang untuk budi daya ikan air tawar.

  Namun, usaha ini belum menjadi usaha pokok bagi masyarakat sehingga air yang ada terbuang dengan percuma.Hal tersebut di sebabkan kurangnya keterampilan serta modal untuk membangun usaha tersebut. Masyarakat berharap ada pihak-pihak yang dapat memberi perhatian menyangkut pengembangan usaha tersebut agar kedepannya sektor perikanan dapat menjadi sebagai salah satu sumber penghasilan yang menunjang ekonomi rumah tangga.

C. Permasalahan

  Berdasarkan hasil survei yang dilakukan selama 4 hari, ditemukan beberapa masalah yang memungkinkan untuk diselesaikan selama masa Kuliah Kerja Nyata, di antaranya :

  1. Bidang Edukasi : Kurangnya kesadaran masyarakat dibeberapa dusun

   tentang pentingnya pendidikan

   Tenaga profesional guru dibidang pengetahuan umum yang masih kurang Kurangnya sarana dan prasarana yang menunjang minat

   baca seperti buku (bahan bacaan).

   membantu orangtua sebagai petani Kurangnya buku-buku pelajaran di sekolah-sekolah

  Fokus pendidikan anak terganggu karena ikut bekerja

   Kisah Mutiara Hitam di Kabut Labbo

   tinggi, belum mengetahui potensinya di bidang apa.

  Para pelajar khususnya yang akan memasuki perguruan

   dalam menginstal computer

  Kurangnya SDM dalam masalah pemrograman khususnya

  2. Bidang Pembangunan dan Sosial Sarana kesehatan yang masih kurang. Kalaupun ada, tidak

   semua warga masyarakat mudah menjangkaunya Jauhnya jarak sarana kesehatan dari rumah warga

   Belum adanya pemetaan wilayah

   Fasilitas perpustakaan masih kurang memadai

   3. Bidang Keagamaan Masih ada masyarakat yang melakukan khurafat

   Kurang aktifnya remaja mesjid karena minimnya pembinaan

   Beberapa dusun belum terbentuk remaja masjid sehingga

   para dan pemudanya tidak terwadahi dalam melakukan aktivitas keagamaan.

D. Kompetensi Mahasiswa KKN Angk. Ke-54

  Mahasiswa KKN Angkatan ke-54 berasal dari berbagai kompetensi keilmuan, yaitu :

  1. Dzkirullah, mahasiswa jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan.Ia ini memiliki kompetensi dibidang Biologi dan terampil dalam bercocok tanam serta hobi berpetualang.

  2. Andi Haerani merupakan mahasiswi jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Kompetensi keilmuan yang dimiliki ialah bidang matematika. Ia memiliki keterampilan di bidang memasak. Selain itu, ia juga hobi menulis.

3. Nurhaena, mahasiswi Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas

  Ekonomi dan Bisnis Islam. Kompetensi keilmuan yang dimiliki ialah di bidang keuangan. Ia juga memiliki hobi memasak dan berpetualang.

  4. Muhammad Ismail Saleh merupakan mahasiswa jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.

  Kompetensi keilmuan yang dimiliki ialah di bidang Kisah Mutiara Hitam di Kabut Labbo akuntansi. Ia memiliki keterampilan mengajar dan mumpuni dalam masalahprogram komputer.

  5. Dwiyani Putri Lestari, mahasiswi Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Kompetensi keilmuan yang dimiliki ialah di bidang keuangan. Ia juga pandai memasak.

  6. Agus Hidayatullah mahasiswa Jurusan Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi. Kompetensi Keilmuan yang ia miliki dibidang matematika. Ia memiliki keterampilan dibidang program komputer dan senang bermain sepakbola.

  7. Sahrul Gunawan merupakan mahasiswa jurusan Ilmu Hukum, Fakultas Syariah dan Hukum. Ia memiliki kompetensi di bidang Ilmu Hukum. Ia terampil dibidang olahraga seperti sepak bola, takraw, bulu tangkis dan tenis meja.