ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PERPUTARAN KREDIT DENGAN RENTABILITAS DAN MODAL KERJA KOPERASI SIMPAN PINJAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PERPUTARAN
KREDIT DENGAN RENTABILITAS DAN MODAL
KERJA KOPERASI SIMPAN PINJAM
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun Oleh:
NAMA : AG.GUNAWAN ARIE WIBOWONIM : 991334016
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
PE RSE M BAH AN Karya kecil ini kupersembahkan untuk :
Bapa di surga yang telah memberikan berkat serta rahmat-N ya yang melimpah
kepadaku.Kedua Almarhum orang tuaku As. Subarji Budhi Prasetya dan Almarhumah Th.
Sumarsih atas doa yang selalu menyertaiku dalam setiap langkahku.- Adikku tercinta Paramytha N irmala Santi yang telah memberikan dorongan, semangat dan setia mendengarkan keluh kesahku.
- Belahan jiwaku E rika N urhandayani yang selalu setia menemaniku baik dalam suka dan duka, serta selalu mengisi hari-hari indahku dengan cinta dan sayangnya.
MOTTO
Firman-M u itu pelita bagi kakiku
dan terang bagi jalanku
( M Azmur 119 : 105 )
Kegagalan adalah sukses yang belum sempat diraih
D an itu menjadi pendorong untuk bertindak yang lebih baik lagi
Tanpa harus mengulangi kesalahan yang sama
( Gunawan )
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 13 Februari 2007 Penulis
Ag. Gunawan Arie Wibowo
Kata Pengantar
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kasih di surga atas Karunia -Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Penulisan skripsi ini tidak lepas dari campur tangan pihak lain yang dengan tulus hati dan ikhlas telah membantu penulisan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar- besarnya kepada :
1. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D, selaku Dekan FKIP, terima kasih atas kerjasamanya.
2. Drs. Sutarjo Adisusilo J.R, selaku Ketua Jurusan PIPS, terima kasih atas kerjasamanya.
3. S. Widanarto P. S.Pd., M.Si, selaku Ketua Program Studi PAK yang telah memberikan semangat dan dorongan dalam menempuh studi.
4. Drs. FX. Muhadi, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan masukan, saran, ide, gagasan dan juga motivasi dalam penyusunan skripsi ini sehingga dapat terselesaikan.
5. Drs. Bambang Purnomo, SE., M.Si, selaku dosen tamu yang telah memberikan masukan dan saran dalam ujian pendadaran.
6. Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA, selaku dosen tamu yang telah memberikan masukan dan saran dalam ujian pendadaran.
7. Seluruh dose n PAK yang telah berbagi ilmu pengetahuan dan
8. Sekretariat PAK, terima kasih atas pelayanan untuk mahasiswa.
9. Bapak Sudirdjo selaku Sekretaris Koperasi PWRI Ranting Nanggulan, Kulon Progo, terima kasih karena peneliti sudah diijinkan melakukan penelitian.
10. Kedua Almarhum orang tuaku As.Subarji Budhi Prasetya dan Almarhumah Th.Sumarsih atas doa dan restu yang selalu menyertai penulis sehingga bisa sampai sekarang ini.
11. Bulik Hanik sekeluarga, terima kasih atas dukungan, nasehat dan bantuannya yang begitu besar.
12. Bulik Eny Pudjiastuti S.Pd, terima kasih atas bantuannya dalam bentuk apapun selama menempuh studi dan proses penyusunan skripsi.
13. Semua saudara baik dari Almarhum Ayah atau Almarhumah Ibu saya yang telah membantu baik dari segi materiil maupun yang lainnya.
14. Romo Tarno S.Y yang telah memberiku kesejukan iman dan pendalaman iman.
15. Ibu Pinarni sekeluarga yang telah membantu dalam penyusunan skripsi.
16. Paling spesial untuk belahan jiwaku, Erika Nurhandayani yang telah sabar dalam menemani tiap waktu dan selalu memberi semangat.
17. Adikku tercinta Paramytha Nirmala Santi yang selalu sabar dan mendoakanku sehingga bisa sampai sekarang ini.
18. Teman seperjuanganku, Heri Sukamto, Philipus Ary Pramana, Mulat
19. Sahabat terbaikku saat apapun, Ignasius Suharno S.Pd dan Andrie Suryanto S.Pd, semoga persahabatan kita tidak lekang oleh waktu.
20. Seluruh teman-teman PAK angkatan 1999 yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang tanpa lelah belajar sampai kita lulus.
21. Teman-teman kos jalan tutul 7, Anggun Mugiadi SE, Tofantoro Datu Wicaksono SE, Antonius Bali SE, Ferry dan Febry, Suprih, Sunu, Sean, Bahtiar, Yanto, Fredrick, Bona Medan dan Kalimantan, Niko, Nanang, Fery wonosobo, Wiyono, Aji, semoga kita selalu kompak.
22. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari skripsi ini masih ada kekurangannya. Walaupun demikian, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Atas perhatiannya, penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
ABSTRAK
Ag. Gunawan Arie Wibowo. 2007. Analisis Hubungan Antara Perputaran
Kredit Dengan Rentabilitas Dan Modal Kerja Koperasi Simpan Pinjam. Skripsi,
Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) apakah ada hubungan antara tingkat perputaran Kredit dengan tingkat Rentabilitas Ekonomis di Koperasi PWRI Ranting Nanggulan, Kulon Progo Yogyakarta dari tahun 2001 sampai 2005 dan (2) apakah ada hubungan antara tingkat perputaran Kredit dengan perputaran Modal Kerja di Koperasi PWRI Ranting Nanggulan, Kulon Progo Yogyakarta dari tahun 2001 sampai 2005.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus pada Koperasi PWRI Ranting Nanggulan, Kulon Progo Yogyakarta. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan dokumentasi.
Untuk mengetahui hubungan antara tingkat perputaran Kredit dengan tingkat Rentabilitas Ekonomis menggunakan teknik korelasi Rank Spearman, koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0,8. Setelah itu dilakukan uji signifikansi dengan analisis t-test menunjukkan t-hitung sebesar 2,31 lebih kecil dari t-tabel (2,353) yang berarti tidak ada hubungan antara tingkat perputaran Kredit dengan tingkat Rentabilitas Ekonomis.
Untuk mengetahui hubungan antara tingkat perputaran Kredit dengan perputaran Modal Kerja menggunakan teknik korelasi Rank Spearman, koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0,7. Setelah itu dilakukan uji signifikansi dengan analisis t-test menunjukkan t-hitung sebesar 1,69 lebih kecil dari t-tabel (2,353) yang berarti tidak ada hubungan antara tingkat perputaran Kredit dengan perputaran Modal Kerja.
ABSTRACT
Ag. Gunawan Arie Wibowo. 2007. An Analysis On The Relationship Between
Credit Turnover And Rentability And Working Capital At Credit Union
Cooperation. Thesis, Study Programme of Accountancy Education, Sanata
Dharma University. This research is aimed to find out whether or not : 1) there is any relationship between the level of credit turnover with level of the Economical
Rentability at “PWRI” Credit Union Cooperation, Nanggulan , Kulon Progo, Yogyakarta from 2001 to 2005 2) there is any relationship between the level of credit turnover with the working capital turnover at “PWRI” Credit Union Cooperation, Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta from 2001 to 2005.
The research which is a case study conducted at “PWRI” Credit Union Cooperation, Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta. The techniques of data gathering are interview and documentation.
To find out the relationship between the level of credit turnover with the level of the Economical Rentability, the research use Rank Spearman Correlation Technique, with the achieved correlation coefficient 0,8. Then, the research conducts the test of significance with t-test analysis. The result show that t-count is 2,31 smaller than t-table (2,353), it means that there is no relationship between the level of credit turnover with the level of the Economical Rentability.
To find out the relationship between the level of credit turnover with the level of working capital turnover, the research uses Rank Spearman Correlation Technique, with the correlation coefficient 0,7. Then, the research conducts the test of significance with t-test analysis, the result shows that t-count is 1,69 smaller than t-table (2,353), it means that there is no relationship between the level of credit turnover with the level of the Economical Rentability.
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ...............................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................. iv
MOTTO.................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................vi
KATA PENGANTAR............................................................................. vii
ABSTRAK................................................................................................ x
ABSTRACT ............................................................................................. xi
DAFTAR ISI............................................................................................ xii
DAFTAR TABEL.................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................1 A. Latar Belakang Masalah...................................................
1 B. Batasan Masalah...............................................................
4 C. Rumusan Masalah............................................................
5 D. Tujuan Penelitian..............................................................
5 E. Manfaat Penelitian............................................................
5
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................
6. Macam dan Jenis Kredit…………………………… .. 23
35 A. Jenis Penelitian..................................................................
33 BAB III METODE PENELITIAN .....................................................
30 F. Hipotesis Penelitian...........................................................
29 D. Modal Kerja……………………………………………... 29 E. Kerangka Berpikir .............................................................
10. Rasio Kredit................................................................. 28 C. Rentabilitas........................................................................
9. Pengamanan Kredit………………………… ............. 26
8. Penilaian Kredit…………………………………....... 25
7. Kebijakan Perkreditan……………………………….. 24
22
7 A. Koperasi Simpan Pinjam...................................................
22 5. Fungsi Kredit ...............................................................
21 4. Tujuan Kredit ..............................................................
11 3. Uns ur-Unsur Kredit ....................................................
10 2. Klasifikasi Kredit ........................................................
10 1. Pengertian Kredit.........................................................
8 B. Kredit.................................................................................
7 2. Jenis-Jenis Koperasi....................................................
7 1. Pengertian Koperasi Simpan Pinjam...........................
35
C. Subjek dan Objek Penelitian .............................................
35 D. Data yang Dibutuhkan.......................................................
36 E. Teknik Pengumpulan Data................................................
36 F. Variabel Penelitian............................................................
36 G. Teknik Analisis Data .........................................................
37 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN..............................
44 A. Sejarah Berdirinya Koperasi ..............................................
44 B. Struktur Organisasi Koperasi..............................................
45 C. Pengurus dan Anggota........................................................
51 D. Gambaran Kredit ................................................................
52 E. Permodalan dan Keuangan .................................................
53 BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN......................................
54 A. Perhitungan Data dan Pembahasan....................................
54 1. Perputaran Kredit ..........................................................
54 2. Rentabilitas....................................................................
58 3. Modal Kerja ...................................................................
60 B. Hubungan Perputaran Kredit dengan Rentabilitas .............
62 C. Hubungan Perputaran Kredit dengan Modal Kerja ............
64 D. Pembahasan Hasil Penelitian..............................................
67
BAB VI PENUTUP .............................................................................
69 A. Kesimpulan.........................................................................
69 B. Keterbatasan Penelitian ......................................................
70 C. Saran...................................................................................
70 DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 72
LAMPIRAN............................................................................................. 78
BIODATA................................................................................................ 145
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel V.1 Perputaran Kredit Selama Tahun 2001-2005 …………………..55
V.2 Rentabilitas Selama Tahun 2001-2005 …………………………58
V.3 Perputaran Modal Kerja Selama Tahun 2001-2005 …………… 60
V.4 Hubungan Perputaran Kredit Dengan Rentabilitas ……………. 62
V.5 Hubungan Perputaran Kredit Dengan Modal Kerja …………… 64
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Neraca Koperasi PWRI Tahun 2000-2005.
2. Laporan Perhitungan Uang Masuk – Uang Keluar Koperasi PWRI Tahun 2001-2005.
3. Daftar Simpanan Anggota Koperasi PWRI Tahun 2001-2005.
4. Daftar Piutang Anggota Koperasi PWRI Tahun 2001-2005.
5. Daftar Angsuran Pokok Pinjaman Koperasi PWRI Tahun 2001-2005.
6. Daftar Pertanyaan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam UU. No 25 Tahun 1992, Koperasi adalah suatu lembaga
ekonomi rakyat yang menggerakkan perekonomian rakyat dalam memacu kesejahteraan sosial masyarakat. Oleh karena itu, pertumbuhan koperasi dari waktu ke waktu perlu ditingkatkan. Dengan semakin berkembangnya kegiatan koperasi (misalnya usaha simpan pinjam), tuntutan agar pengelolaan koperasi dilaksanakan secara profesional akan semakin besar baik dari segi struktural maupun elemen-elemen yang terlibat di dalamnya.
Pengelolaan yang profesional memerlukan adanya sistem pertanggungjawaban yang baik dan dapat diandalkan guna pengambilan keputusan, perencanaan maupun pengendalian koperasi. Betapapun besarnya usaha simpan pinjam dalam tindakan ekonomisnya, senantiasa harus terjalin sifat-sifat koperasi yang berasaskan gotong royong dan kekeluargaan sebagaimana tertuang dalam sendi-sendi dasarnya.
Berdasarkan Pasal 44 Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian dan penjelasannya telah diatur bahwa koperasi dapat menghimpun dana dan menyalurkannya melalui kegiatan usaha simpan pinjam dari dan untuk anggota koperasi yang bersangkutan, calon anggota yang memenuhi hukum yang kuat bagi koperasi untuk melaksanakan kegiatan usaha simpan pinjam, baik sebagai salah satu ataupun satu-satunya kegiatan usaha koperasi sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat walaupun dalam lingkup yang terbatas. Kegiatan usaha simpan pinjam ini banyak menanggung resiko, oleh karena itu pengelolaannya harus dilakukan secara profesional dengan prinsip pengelolaan yang sehat dan kehati-hatian.
Secara umum, akses terhadap sumber permodalan, struktur permodalan, dan kemampuan pemanfaatan modal oleh koperasi secara kelembagaan, maupun oleh anggota-anggotanya secara individu atau sebagai pengusaha kecil, relatif masih rendah. Untuk itu, sejak 1998, pemerintah secara intensif telah memberi fasilitas pendanaan melalui berbagai skema perkreditan, yang lebih dikenal dengan 17 skema perkreditan ( Tamba, 2001: 119).
Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membiayai operasinya sehari-hari, demikian juga koperasi membutuhkan modal kerja tersebut untuk membayar gaji pegawai, memberikan pinjaman (kredit) serta untuk mendanai operasi lainnya. Dana yang ditanamkan untuk membiayai operasi koperasi ini, diharapkan akan kembali masuk ke dalam koperasi dalam waktu yang relatif pendek atau cepat. Lama periode perputaran modal kerja tergantung pada berapa lama periode perputaran masing-masing komponen modal kerja tersebut (Riyanto, 1997:62). Komponen-komponen modal kerja tersebut antara lain kas, surat berharga jangka pendek dan kredit.
Perputaran kredit merupakan kecepatan penggunaan dana yang dialokasikan dalam kredit, dimulai dari pemberian kredit sampai pada tahap pelunasan kredit. Pertimbangan mengenai risiko yang dapat timbul merupakan hal yang tidak lepas dalam proses pemberian kredit, misalnya: keterlambatan pelunasan kredit atau tidak tertagihnya kredit. Dengan adanya resiko ini jika pemberian kredit tidak dikelola dengan baik dapat mengakibatkan tertumpuknya dana pada kredit yang kurang lancar pelunasannya atau lebih sering disebut dengan kredit macet, sehingga akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup koperasi baik dalam gerak operasional maupun dalam usaha pencapaia n tujuan koperasi.
Tingkat kesehatan suatu koperasi dapat diketahui dengan melakukan analisa dengan beberapa metode analisis seperti analisis tingkat likuidita s, solvabilitas, rentabilitas, tingkat perputaran piutang dan analisis penggunaan modal kerja. Penelitian ini menggunakan alat analisis yaitu analisis tingkat perputaran piutang serta analisis rentabilitas dan modal kerja. Ketiga alat analisis tersebut dijadikan sebagai pedoman untuk dapat mengetahui sejauh mana tingkat kesehatan koperasi yang dijadikan obyek penelitian. Analisis tingkat perputaran piutang dilakukan untuk mengetahui kelancaran perputaran kredit. Analisis tingkat rentabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kinerja koperasi dalam bagaimana kemampuan koperasi tersebut dalam mengelola modal kerjanya.
Koperasi harus mampu menghasilkan rentabilitas yang tinggi agar koperasi tersebut dapat berkembang sesuai dengan tujuannya sendiri yaitu memperoleh laba yang semaksimal mungkin.
Oleh karena itu untuk menjamin tingkat rentabilitas perlu diadakan perbaikan-perbaikan terhadap kebijakan kredit seperti jangka waktu pemberian kredit, pengumpulan kredit dan agunan kredit, penentuan calon debitur serta penentuan syarat-syarat pembayaran dan penilaian kredit sehingga dapat dihindari terjadinya kredit yang terlambat pengembaliannya atau kredit macet. (Santoso, 1996:16)
Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan diatas maka penulis mengambil judul “Analisis Hubungan Antara Perputaran Kredit Denga n Rentabilitas Dan Modal Kerja Koperasi Simpan Pinjam”.
B. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, penulis membatasi permasalahan pada :
1. Hubungan antara perput aran kredit dengan rentabilitas koperasi simpan pinjam.
2. Hubungan antara perputaran kredit dengan perputaran modal kerja koperasi simpan pinjam.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan antara perputaran kredit dengan tingkat rentabilitas pada Koperasi PWRI Ranting Nanggulan, Kulon Progo Yogyakarta dari tahun 2001 sampai 2005 ?
2. Bagaimana hubungan antara tingkat perputaran kredit dengan perputaran modal kerja pada Koperasi PWRI Ranting Nanggulan, Kulon Progo Yogyakarta dari tahun 2001 sampai 2005 ?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui hubungan perputaran kredit dengan tingkat rentabilitas pada Koperasi PWRI Ranting Nanggulan, Kulon Progo Yogyakarta.
2. Untuk mengetahui hubungan tingkat perputaran kredit dengan perputaran modal kerja pada Koperasi PWRI Ranting Nanggulan, Kulon Progo Yogyakarta.
E. Manfaat Penelitian
1 Bagi Koperasi Pihak koperasi dapat mengetahui bagaimana kinerja keuangan koperasi yang terkait dengan pemberian kredit, dengan melihat hubungan antara perputaran kredit dengan rentabilitas dan modal kerja. Dengan demikian apabila kinerja koperasi tersebut kurang baik dapat segera dilakukan perbaikan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan pemberian kredit.
2 Bagi Universitas Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan bahan bacaan yang bermanfaat bagi pembaca yang berminat dalam manajemen perkoperasian khususnya tentang kredit.
3. Bagi Penulis Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku kuliah dengan situasi dan kondisi yang sebenarnya.
BAB II LANDASAN TEORI A. Koperasi Simpan Pinjam
1. Pengertian Koperasi Simpan Pinjam Pengertian koperasi simpan pinjam menurut Suwandi (1985:90) adalah sekumpulan orang dalam suatu ikatan pemersatu yang bersama-sama sepakat untuk menabung uang mereka sehingga menciptakan modal bersama, yang kemudian dapat dipinjamkan di antara sesama mereka dengan bunga ringan untuk tujuan produktif atau kesejahteraan.
Kegiatan usaha simpan pinjam ini pada hakekatnya merupakan suatu langkah guna mengatasi keperluan sejumlah modal untuk lapisan masyarakat golongan lemah secara langsung, yang kedudukannya tidak tersentuh oleh jasa -jasa yang disediakan oleh lembaga keuangan formal. Dengan demikian, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam berkoperasi pada koperasi simpan pinjam menurut Kartasapoetra et al. (1987:137-138) adalah sebagai berikut :
1) Para anggota hendaknya menghilangkan pengertian-pengertian yang salah, bahwa menjadi anggota koperasi semata-mata untuk memperoleh pinjaman. 2) Pemberian pinjaman kepada anggota hendaknya diatur bahwa anggota yang diperbolehkan meminjam sejumlah uang, yaitu : a. Anggota yang telah menunjukkan loyalitasnya pada koperasi, taat kepada peraturan dan kewajibannya.
b. Minimal 12 (dua belas) bulan sebagai anggota yang loyal merupakan waktu mulainya anggota tersebut berhak mengajukan pinjaman.
c. Pengurus harus dapat menguji tujuan pinjaman yang bermanfaat bagi anggota dan yang tidak bermanfaat yang akan merusakkan kesejahteraan anggota itu sendiri.
2. Jenis-jenis Koperasi Sesuai dengan Pasal 16 UU. No. 25 Tahun 1992, jenis-jenis koperasi yaitu : a. Koperasi Simpan Pinjam / Koperasi Kredit
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 pasal 1, bahwa koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang kegiatannya hanya usaha simpan pinjam. Keanggotaan koperasi simpan pinjam pada prinsipnya bebas bagi semua orang yang memenuhi untuk menjadi anggota koperasi dan orang-orang yang dimaksud mempunyai kegiatan usaha atau mempunyai kepentingan ekonomi yang sama.
b. Koperasi Konsumen Sebagai pemilik dan pengguna jasa koperasi, anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan koperasi. Di samping itu koperasi konsumen membeli barang-barang konsumen dalam jumlah yang besar sesuai dengan kebutuhan anggota.
Koperasi konsumen menyalurkan barang-barang konsumsi kepada para anggota dengan harga layak, berusaha membuat sendiri barang-barang konsumsi untuk keperluan anggota dan di samping pelayanan untuk anggota , koperasi konsumsi juga boleh melayani umum.
c. Koperasi Produsen Koperasi produsen adalah koperasi yang anggotanya orang- orang yang mampu menghasilkan barang, misalnya :
- Koperasi kerajinan industri kecil, anggotanya para pengrajin.
- Koperasi perkebunan, anggotanya produsen perkebunan rakyat.
- Koperasi produksi peternakan, anggotanya para peternak.
d. Koperasi Pemasaran Koperasi pemasaran adalah koperasi yang beranggotakan orang-orang yang mempunyai kegiatan di bidang pemasaran barang- barang dagang, misal : - Koperasi pemasaran ternak sapi, anggotanya adalah pedagang sapi.
- Koperasi pemasaran elektronik, anggotanya adalah pedagang barang- barang elektronik.
- Koperasi pemasaran alat-alat tulis kantor, anggotanya adalah pedagang barang-barang alat tulis kantor.
- Koperasi angkutan memberikan jasa angkutan barang atau orang.
Koperasi angkutan didirikan oleh orang-orang yang mempunyai kegiatan di bidang jasa angkutan barang atau orang.
- Koperasi perumahan memberikan jasa penyewaan rumah sehat dengan sewa yang cukup murah atau menjual rumah dengan harga murah.
- Koperasi asuransi memberi jasa jaminan kepada para anggotanya seperti asuransi jiwa, asuransi pinjaman, asuransi kebakaran. Anggota koperasi asuransi adalah orang-orang yang bergerak di bidang jasa asuransi.
B. Kredit
1. Pengertian Kredit Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 tentang Perubahan
Undang-Undang No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan “ kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antar bank da n pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga” (Lukman
Dendawijaya, 2001:17). Istilah kredit sendiri berasal dari bahasa yunani “Credere” yang berarti kepercayaan.
Menurut T. Gilarso (1992:246) “Kredit berarti pemberian uang atau jasa kepada pihak lain tanpa menerima imbalan langsung atau bersamaan, tetapi dengan percaya bahwa pihak yang memerlukan uang atau barang atau jasa tersebut akan mengembalikan atau melunasi hutangnya sesudah jangka waktu tertentu. “
2. Klasifikasi Kredit Ditinjau dari aspek skema pendanaan, kredit dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu : a. Kredit Bersubsidi.
Kredit ini disediakan pemerintah dalam membiayai berbagai program di sektor ekonomi dengan bunga yang rendah dan persyaratan yang ringan. Karena itu, kredit bersubsidi juga sering disebut kredit program.
Ciri-ciri kredit ini adalah sebagai berikut : - Dananya berasal dari Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI).
- Persyaratannya ringan.
- Sasarannya adalah masyarakat banyak/massal, misalnya petani, anggota koperasi primer, usaha kecil, koperasi, kelompok tani, dan lain-lain.
- Jangka waktu kredit relatif singkat (kira-kira 1 tahun).
- Jaminan kredit pada umumnya adalah produk dari usaha yang dibiayai oleh kredit tersebut.
b. Kredit Komersial Kredit ini diberikan oleh perbankan dengan persyaratan- persyaratan yang berlaku umum atau yang berlaku di pasar.
Selanjutnya akan dikhususkan hanya mengenai kredit program dalam koperasi, yang berisi prosedur 17 macam kredit program yaitu : a. Kredit Usaha Tani 1. Petani mengajukan kredit melalui kelompok tani.
2. Kelompok tani akan mengadakan musyawarah, menyusun RDKK dengan bimbingan PPL, dan mengajukan kredit melalui Koperasi/LSM.
3. Koperasi/LSM akan menyeleksi para peserta dan memeriksa RDKK, merekap RDKK dari beberapa kelompok tani, termasuk rencana penarikan dan pelunasan kredit tersebut.
4. Bank akan menandatangani perjanjian kredit dengan Koperasi/LSM, serta menyalurkan dana kepada Koperasi/LSM.
5. Koperasi/LSM akan membuat perjanjian dengan kelompok tani.
6. Kelompok tani akan menarik kredit dari Koperasi/LSM, dan
7. Petani diwajibkan membayar kembali pinjamannya 2 minggu setelah panen atau paling lambat dua bulan setelah realisasi kredit.
8. Kelompok tani membayar kepada Koperasi/LSM, dalam bentuk tunai atau natura.
b. KKOP
1. Koperasi membuat rencana kebutuhan dan mengusulkan permohonan kredit kepada Bank.
- Menyerahkan jadwal penarikan dan angsuran.
- Menyerahkan jaminan, jika diperlukan.
- Menandatangani akad kredit dengan Bank - Pengajuan kredit dapat dikoordinasikan melalui koperasi sekunder.
- Koperasi sekunder meneruskan permohonan ke Bank dan dapat menandatangani akad kredit dengan Bank jika diberi kuasa oleh koperasi primer, atau mengetahui akad kredit antara koperasi primer dengan Bank.
2. Koperasi primer menarik dana sesuai jadwal.
3. Koperasi primer melunasi kredit : - Modal kerja, umumnya sekaligus.
- Investasi, sesuai jadwal.
1. Calon pemilik rumah mengajukan kredit kepemilikan rumah melalui developer/pengembang.
2. Developer meneruskan permohonan ke bank penyalur KPR.
3. Bank membuat akad kredit dengan calon pemilik rumah.
4. Bank merealisasikan kredit kepada pemilik rumah, namun secara fisik, uang diberikan kepada developer sebagai realisasi pembayaran dari calon pemilik rumah kepada developer.
5. Pembayaran angsuran sesuai perjanjian.
d. KMK -BPR/PMK-BPRS 1. Pemohon mengajukan kredit ke BPR/BPRS.
2. Jika disetujui, akad kredit ditandatangani.
3. Pengembalian kredit dilakukan sesuai jadwal.
e. KKPA/KKPA-TR
1. Anggota koperasi menyusun kebutuhan kredit dan mengusulkan ke pengurus koperasi, dan kemudian pengurus koperasi menilai dan memusyawarahkan persyaratannya. Selanjutnya, pengurus mengajukan usulan ke bank dengan disertai jadwal penarikan dan pelunasannya, serta jaminan jika diperlukan.
2. Setelah permohonan disetujui, akad kredit ditandatangani oleh bank dengan diketahui oleh pengurus koperasi (koperasi sebagai channelling).
Koperasi mengadakan perjanjian dengan anggotanya (penarikan sesuai jadwal).
3. Pelunasan disesuaikan dengan jadwal modal kerja (umumnya sekaligus) dan juga jadwal investasi (sesuai dengan jadwal angsuran).
f. KKPA PIR-TRANS
1. Perusahaan inti mengajukan permohonan kredit sesuai kebutuhan proyek (termasuk kapitalisasi bunga pada masa tenggang).
2. Jika disetujui, akad kredit ditandatangani. Kredit ditarik sesuai dengan jadwal/kebutuhan.
3. Perusahaan inti mengajukan rencana pengalihan kebun plasma paling lambat 6 bulan sebelum masa tenggang berakhir.
4. Pengalihan kebun dan kredit kepada anggota koperasi primer paling lambat 6 bulan setelah masa tenggang berakhir.
5. Pembayaran angsuran dilakukan perusahaan inti melalui pemotongan penjualan hasil kebun plasma. Plasma adalah anggota koperasi primer. g. KKPA-TKI
1. Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) menyusun kebutuhan 1 tahun yang dirinci dalam Rancangan Kebutuhan Kredit (RKK). Jika perlu, RKK disahkan oleh Asosiasi. Usul kredit diajukan ke bank.
2. Jika usul kredit tersebut disetujui, Surat Penegasan Kredit (SPK) dikeluarkan oleh Bank. Kredit ditarik sesuai dengan jadwal. Dana kredit harus sudah digunakan dalam waktu 1 bulan.
3. Pengembalian kredit diangsur setiap bulan.
h. KKPA BAGI HASIL 1. Anggota koperasi / BMT mengajukan kebutuhan dana.
2. Koperasi/BMT akan menilai usulan, mengajukan usulan ke bank dengan menyampaikan jadwal penarikan/pelunasan dan jaminan (jika diperlukan).
3. Penandatanganan akad kredit antara Bank dengan anggota koperasi/BMT (channelling), atau dengan koperasi/BMT (executing). Penarikan dilakukan sesuai jadwal.
4. Koperasi/BMT membuat akad kredit dengan anggotanya. Penarikan dilakukan sesuai jadwal.
5. Pelunasan kredit dilakukan sesuai jadwal melalui koperasi/bank i. KKPM / PPKM
1. PKM mengajukan permohonan kredit langsung ke bank, atau melalui kelompok, atau melalui pengurus kelompok yang menilai kebutuhan kredit.
2. Jika disetujui, akad kredit ditandatangani oleh bank dengan PKM atau dengan kelompok. Selanjutnya dan dicairkan.
3. Pengembalian kredit dilakukan langsung kepada Bank atau melalui kelompok. j. Kredit KPTTG-Taskin 1. Anggota kelompok membuat usulan kebutuhan dana.
2. Kelompok Taskin mengkoordinasikan permohonan pinjaman anggota dan mengajukan proposal ke Tim Pokjanis.
3. Tim Pokjanis menganalisis dan memberi persetujuan atau penolakan atau usulan.
4. Kelompok Taskin mengajukan permohonan ke Bank Pelaksana.
5. Bank Pelaksana bersama kelompok Taskin menandatangani dan merealisasikan kredit kepada kelompok Taskin.
6. Kelom pok Taskin merealisasikannya kepada anggota kelompoknya.\
7. Anggota kelompok Taskin mengembalikan angsuran melalui kelompok Taskin. k. KKPA-Nelayan
1. Anggota koperasi menyusun kebutuhan kredit dan mengusulkannya kepada pengurus koperasi, pengurus koperasi menilai dan memusyawarahkan persyaratannya. Pengurus mengajukan usulan ke bank, disertai dengan jadwal penarikan/pelunasan dan jaminan, jika diperlukan.
2. Setelah permohonan disetujui, akad kredit ditandatangani oleh bank dan pengurus koperasi (executing), atau anggota koperasi primer dengan diketahui oleh pengurus koperasi (koperasi sebagai channelling), koperasi mengadakan perjanjian dengan anggotanya (penarikan dilakukan sesuai jadwal).
3. Anggota koperasi menjual produknya melalui koperasi, dan oleh koperasi, hasil penjualan tersebut diperhitungkan sebagai pelunasan kredit dari anggota, pelunasan oleh koperasi/anggota koperasi (jika koperasi bertindak sebagai channelling), disesuaikan denga n jadwal modal kerja dan investasi (sesuai jadwal angsuran). l. KKPA-Unggas
1. Anggota koperasi menyusun kebutuhan kredit dan mengusulkannya kepada pengurus koperasi, pengurus koperasi menilai dan memusyawarahkan persyaratannya. Pengurus mengajukan usulan ke bank, disertai dengan jadwal penarikan/ pelunasan dan jaminan, jika diperlukan, atas permohonan kredit tersebut, diproses jaminan kredit dari perusahaan inti sebagai analis.
2. Setelah permohonan disetujui, akad kredit ditandatangani oleh bank dan pengurus koperasi (executing), atau anggota koperasi primer dengan diketahui oleh pengurus koperasi (koperasi sebagai channelling), koperasi mengadakan perjanjian dengan anggotanya (penarikan dilakukan sesuai jadwal).
3. Penjualan hasil ternak dari peternak kepada inti, langsung atau melalui koperasi, diperhitungkan sebagai angsuran, yang diteruskan oleh perusahaan inti kepada bank pemberi kredit.
4. Perusahaan inti melunasi kredit sesuai jadwal. m. KMK-UKM
1. Anggota koperasi melalui koperasi mengajukan permohonan kebutuhan pembiayaan usahanya.
2. Koperasi, pengusaha kecil dan menengah (PKM) mengajukan permohonan kebutuhan dana kepada bank pelaksana.
3. Bank pelaksana menandatangani akad kredit kepada PKM atau koperasi.
4. Koperasi meneruskan dana tersebut kepada anggotanya.
5.Anggota koperasi melalui koperasi dan PKM mengembalikan kredit. n. KPT-PUD 1. Anggota koperasi mengajukan permohonan KPT-PUD ke koperasi.
2. Koperasi/PKM mengajukan permohonan kepada bank pelaksana.
3. Bank pelaksana menandatangani akad kredit dan mencairkan kredit kepada koperasi/PKM.
4. Koperasi menyalurkan KPT-PUD kepada anggota.
5. Anggota koperasi melalui koperasinya dan PKM mengembalikan kredit. o. Kredit Taskin Koppas
1. Koppas/koperasi yang mempunyai USP Swamitra maupun yang tidak, mengajukan permohonan kredit Bukopin (sebagai bank pelaksana).
2. Bukopin merealisasikan permohonan kredit kepada Koppas/koperasi.
3. Koppas/koperasi meneruskan dana kredit yang diterima kepada USP Swamitra. Koperasi yang tidak mempunyai USP Swamitra meneruskan dananya kepada lembaga keuangan (LK) lainnya yang ditunjuk Bukopin.
4. Anggota kelompok Taskin, mengajukan kredit ke USP Swamitra/LK yang ditunjuk.
5. USP Swamitra atau LK menyalurkan kepada anggota/kelompok Taskin.
6. Angsuran oleh anggota koperasi/kelompok Taskin melalui USP Swamitra atau LK yang ditunjuk.
3. Unsur -unsur Kredit Unsur- unsur yang terdapat dalam kredit (Ruddy Tri Santoso, 1994:111)
a. Kepercayaan Adalah keyakinan dari si pemberi kredit bahwa pres tasi yang diberikan baik dalam bentuk uang, barang atau jasa, akan benar-benar diterima kembali dalam jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang.
b. Waktu Adalah masa yang memisahkan antara pemberian kredit dengan pengembalian kredit yang akan diterimanya pada masa yang akan datang.
c. Degree of Risk (tingkat resiko) Adalah tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian kredit dengan pemberian kredit yang akan diterima dikemudian hari.
d. Keuntungan Laba yang akan diperoleh dari pemberian kredit kepada kreditur. Laba ini berupa bunga atas prestasi yang diberikan oleh kreditur kepada debitur.
4. Tujuan Kredit Tujuan untuk mendapatkan hasil yang tinggi dari pemberian kredit, akan menempati ur utan teratas dari pola kebijaksanaan kredit koperasi. Urutan kedua dari tujuan kredit dari tujuan kredit adalah keamanan koperasi yaitu keamanan untuk nasabah penyimpan, sehingga melalui akumulasi kredit, koperasi akan menambah dananya sendiri. Kredit yang aman akan memberikan dampak positif bagi koperasi sehingga kepercayaan masyarakat akan bertambah. Dengan demikian, tujuan yang bersifat profitability dan tujuan safety akan berjalan beriringan (Sinungan, 1990:162).
5. Fungsi Kredit Fungsi-fungsi kredit dalam kehidupan perekonomian, perdagangan dan keuangan secara garis besar (Sinungan, 1990:162) adalah: a. Kredit dapat meningkatkan daya guna (utility ) dari uang.
b. Kredit dapat meningkatkan daya guna (utility ) dari barang.
c. Kredit meningkatkan peredaran dan lalu -lintas uang.
d. Kredit adalah salah satu stabilitas ekonomi.
e. Kredit menimbulkan kegairahan berusaha rakyat.
f. Kredit adalah jembatan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.
g. Kredit adalah juga sebagai alat hubungan ekonomi internasional
6. Macam dan Jenis Kredit Pada prinsipnya, kredit hanya ada satu macam saja yaitu uang koperasi yang dipinjamkan kepada nasabah dan akan dikembalikan pada suatu waktu tertentu dimasa mendatang, disertai dengan suatu kontra prestasi berupa bunga. Tetapi berdasarkan keperluan usaha serta berbagai unsur ekonomi yang mempengaruhi bidang usaha nasabah, kredit dikelompokan berdasarkan: sifat penggunaan, keperluan, jangka waktu kredit yang diberikan koperasi (Sinungan, 1990:163):
a. Jenis kredit menurut sifat penggunaannya, yaitu: 1) Kredit konsumtif, kredit ini digunakan oleh peminjam untuk keperluan konsumsi.
2) Kredit produktif, kredit ini diperlukan untuk tujuan produksi dalam arti luas.
b. Jenis kredit menurut keperluannya , yaitu: 1) Kredit produksi/eksploitasi, kredit ini diperlukan koperasi guna meningkatkan produksi baik peningkatan kuantitatif maupun kualitatif. 2) Kredit perdagangan, kredit ini diperlukan untuk kegiatan perdagangan pada umumnya yang berarti peningkatan utility of
place dari suatu barang.
3) Kredit investasi, kredit ini diberikan oleh koperasi kepada para modal untuk keperluan perbaikan serta pertambahan barang modal.
c. Jenis kredit menurut jangka waktu 1) Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang berjangka waktu selama- lamanya adalah satu tahun. Jadi pemakaian kredit ini tidak melebihi satu tahun. 2) Kredit jangka menengah, adalah kredit yang jangka waktunya antara satu sampai dengan tiga tahun.
3) Kredit jangka panjang, adalah kredit yang jangka waktunya melebihi tiga tahun.
7. Kebijakan Perkreditan Sebagai lembaga kredit, koperasi harus dapat menentukan kebijaksanaan umum yang harus ditempuhnya. Pimpinan koperasi harus telah dapat menyelami dengan sungguh kondisi perekonomian koperasi itu sendiri serta kekuatan keuangan dan permodalan koperasi itu sendiri.
Setiap koperasi mempunyai faktor-faktor pertimbangan sendiri dalam penentuan kebijaksanaan perkreditannya. Pada umumnya dalam penentuan kebijakan kreditnya ada beberapa faktor penting yang harus diperhatikannya (Sinungan, 1990:176-177).
a. Bagaimana keadaan keuangan koperasi saat ini?
b. Pengalaman koperasi dalam beberapa tahun, harus dipelajari terutama yang berhubungan dengan dana dan perkreditan. c. Keadaan perekonomian d. Kemampuan dan pengalaman organisasi perkreditan koperasi.
e. Bagaimana hubungan yang dijalin dengan koperasi-koperasi lain yang sejenis.
8. Penilaian kredit Dalam menilai suatu permintaan kredit koperasi biasanya berpedoman kepada beberapa faktor antara lain watak, kemampuan, modal, jaminan dan kondisi-kondisi ekonomi (Suyatno, dkk (1988:44).
Untuk menentukan nilai kredit, ada beberapa formulasi yaitu 4P dan 5C (Sinungan, 1990:196).
Formulasi yang lazim digunakan adalah 4P yaitu:
a. Personality, koperasi mencari data tentang kepribadian si peminjam seperti riwayat hidupnya, hobby, keadaan keluarga, pergaulan dalam masyarakat dan hal-hal lain yang berkaitan dengan kepribadian si peminjam.
b. Purpose, koperasi mencari data tentang tujuan atau keperluan penggunaan kredit.
c. Prospect, yang dimaksud prospect adalah harapan masa depan dari bidang usaha atau kegiatan usaha si peminjam.
d. Payment, mengetahui bagaimana pembayaran kembali pinjaman yang akan diberikan. Hal ini dapat diperoleh dari perhitungan
prospect , kelancaran penjualan dan pendapatan sehingga dapat diperkirakan kemampuan pengembalian pinjaman ditinjau dari waktu serta jumlah pengembaliannya.
Formula yang lain yang lain yang dikenal adalah 5C adalah:
a. Character, hampir sama dengan penilaian personality. Formula ini merupakan ukuran tentang willingness to pay, kemampuan membayar.
b. Capacity, merupakan ukuran kemampuan membayar.
c. Capital, penyelidikan tentang capital dan permodalan si peminta kredit tidak hanya dilihat dari besar kecilnya modal tersebut, tetapi juga dari distribusi modal, kecukupan modal, pengaturan modal dan berapa besar modal kerjanya.
d. Collateral, Merupakan jaminan. Collateral merupakan hal yang diperhitungkan paling akhir, artinya bilamana masih ada suatu kesangsian dalam pertimbangan-pertimbangan yang lain maka si peminta kredit masih diberi kesempatan bila mana dapat memberikan jaminan.
e. Condition, nilai kredit tidak hanya ditentukan oleh ke 4C diatas, akan tetapi juga oleh kondisi ekonomi secara umum serta kondisi pada sektor usaha si peminta kredit perlu pula mendapat penelitian.
9. Pengamanan Kredit Pengamanan kredit merupakan suatu mata rantai kegiatan koperasi.
Langka h pengamanan ini dimulai sejak koperasi merencanakan untuk kegiatan yang dilakukan koperasi untuk mengamankan fasilitas yang diberikan, agar berjalan lancar sehingga rentabilitas yang diharapkan benar- benar menjadi suatu kenyataan.