BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - HARDIANTO BAB I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Strategi pembangunan yang diutamakan oleh pemerintahan saat ini

  adalah pengembangan sumber daya dan peningkatan efisiensi pertanian. Salah satu prioritas dalam mencapai tujuan pembangunan pertanian subsektor tanaman pangan dan holtikultura adalah pengembangan komoditas holtikultura. Indikator keberhasilan tersebut dicirikan adanya peningkatan kesejahteraan petani dan keluarga.

  Peluang untuk pengembangan holtikultura, terutama buah-buahan masih sangat terbuka lebar karena jutaan hektar lahan kering yang belum dimanfaatkan secara optimal. Selain itu, peningkatan tanaman buah, baik itu lokal maupun nasional masih sangat tinggi permintaannya.

  Kehidupan masyarakat pedesaan dengan pertanian tidak dapat dipisahkan sehingga pedesaan merupakan lumbung tani bagi konsumen hasil pertanian di perkotaan. Jenis pertanian suatu desa dipengaruhi oleh prefrensi masyarakat dan kondisi alam wilayah setempat yang berkaitan dengan sumber daya alam dan sumber daya manusia.

  Kehidupan masyarakat pedesaan dapat dipengaruhi oleh faktor perkembangan pola pikir masyarakat. Cara pandang masyarakat yang statis, berubah menjadi cara pandang yang dinamis. Saat ini terjadi perubahan pola bertani dari petani tradisional menjadi petani komersial, terutamapada petani Nanas Madu . jenis pertanian ini masih menjadi andalan dan merupakan sektor

  

1 yang paling menguntungkan dalam usaha petani di Kabupaten Pemalang. Kondisi ini akan berhubungan dengan otonomi daerah, dan pemberdayaan masyarakat.

  Sebagian orang mengartikan pertanian sebagai kegiatan manusia dalam membuka lahan dan menanaminya dengan berbagai jenis tanaman, baik tanaman semusim maupun tanaman tahunan, tanaman pangan maupun tanaman non pangan, serta digunakan untuk memelihara ternak maupun ikan, pengertian tersebut sangat sederhana karena tidak dilengkapi dengan berbagai tujuan dan alasan mengapa lahan di buka dan diusahakan oleh manusia. Bagi penduduk pedesaan bertani merupakan mata pencaharian utama, yang berfungsi untuk membantu pendepatan keluarga, selain sebagai petani ada juga yang berpotensi diluar bidang pertanian, akan tetapi banyak penduduk yang memilih menjadi petani. Masyarakat desa mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Dari dulu sampai sekarang kebiasaan bertani yang di lakukan adalah sebagai petani tradisional.

  Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan denga masyarakat Desa Belik yang sebagian besar menjadi petani tradisional dengan memiliki tanah yang senpit sekitar tempat tinggal, pengolahan yang apa adanya, serta sikap tertutup masyarakat terhadap pembaharuan, membuat petani sulit berkembang.pertanian yang semula diremehkan sekarang mulai diperhatikan untuk mengembangkan pertanian yang dapat menghasilkan perubahan, baik di bidang sosial maupun ekonomi. Petani denga kondisi seperti itu akan membawa perubahan pada bidang sosial ekonom ke arah yang lebih maju. Seiring denga perkembangan zaman an peningkatan kebutuhan hidup sebagai masyarakat Desa Belik berubah ke dalam pertanian baru yang lebih bernilai ekonomis tinggi yaitu sebagai petani Nanas Madu.

  Masyarakat Desa Belik awalnya adalah petani sawah danjuga lahan kering, akan tetapi dengan kemajuan teknologi mereka mulai berganti menanam jenis tanaman. Tanaman yanag memiliki nilai ekonomis yang kurang maka akan digantikan dengan tanaman yang memiliki nilai jual tinggi dengan adanya perkebunan nanas itu terlihat perubahan sosial ekonomi yang terjadi di desa Belik, Hal ini dapat dilihat dari pola kehidupanya seperti bentuk rumah, barang-barang yang dimiliki dan sebagainya, Hal ini mencerminkan keberhasilan usaha perkebunan Nanas madu.

  Tanaman Nanas Madu mulai dibudidayakan dan berhasil dicoba di Desa Belik, selain itu sebagai penghasil tanaman buah. Dengan demikian masyarakat sebagai subjek berpikir dengan kemampuannya mampu mengelola dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat dan dapat mencukupi kebutuhan sosial-ekonomi.

  Peningkatan pendapatan kehidupan petani ini yang menjadi perhatian khusus oleh petani dimana penghasilan dari Nanas Madu sangatlah menjanjikan. Oleh karen itu, petani berganti menananm tanaman yang lebih menguntungkan, dimana dapat membiayai anak sekolah, kehidupan rumah tangga, sandang, pangan papan, dan juga yang lainnya.

  Adanya kebutuhan yang mendesak masyarakat tidak sulit dalam proses penjualan hasil panen, petani tinggal memanen, atau juga membawa ke tempat pedagang Nanas Madu atau dijajakkan di pinggir jalan yang terjangkau dengan kendaraan pedagang.

  Sesuai dengan latar belakang masalah diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Kehidupan Sosial-Ekonomi Petani Nanas Madu di Desa Belik, Kabupaten Pemalang tahun 2000-2016. Agar dapat kemudahan dan efektif dalam penelitian enulis menyederhanakan penelitiannya. Gottsclak menjelaskan bahwa suatu subjek dapat dikurangi ruang lingkupnya Jika bahan- bahannya terlalu banyak untuk bisa digunakan secara pantas dan layak. Hal itu dapat dilakukan denga mengurangi wilayah geografisnya, jumlah orang dan jenis kegiatan yang tersangkut. Bedasarkan hal tersebut penulis membatasi penulisan dalam masalah waktu yang akan diteliti pada tahun 2000-2016.

  Adanya alasan penetapan yang ditulis oleh penulis antara tahun 2000- 2016 adalah merupakan hal penting sebagai berikut.

  1. Pada tahun 2000 petani Nanas Madu di Desa Belik mengalami peningkatan dibanding tahu sebelumnya, yakni yang dulunya petani tidak memiliki tanaman Nanas Madu pada tahun 2000 hampir semua sudah memiliki, walaupun prosentasenya kecil.

  2. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis, pada tahun itu juga (2000-2016), petani Nanas Madu di desa Belik mengalami perubahan dalam bidang Sosial-Ekonomi yang disebabkan karena harga jual Nanas Madu laku di pasaran dan peminatnya juga meningkat.

  3. Pembatasan penulisan itu untuk memudahkan dalam penelitian dalam memperoleh data dan fakta-fakta oleh peneliti.

  B. Perumusan Masalah

  Bertolak dari latar belakang, permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:

  1. Bagaimana keadaaan wilayah Desa Belik, Kabupaten Pemalang ?

  2. Bagaimana perkembangan pertanian Nanas Madu di Desa Belik, Kabupaten Pemalang ?

  3. Bagaimana kehidupan Sosial-Ekonomi yang ada pada petani Nanas Madu di Desa Belik, Kabupaten Pemalang ? C. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan perumusan masalah diatas penelitian ini bertujuan untuk mengungkap:

  1. Kondisi wilayah Desa Belik, Kabupaten Pemalang.

  2. Perkembangan petani Nanas Madu di Desa Belik, Kabupaten Pemalang, dan

  3. Proses perubahan Sosial-Ekonomi yang terjadi pada petani Nanas Madu di Desa Belik, Kabupaten Pemalang.

  D. Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi sebagian besar pihak yang terkait, baik bagi peneliti, masyarakat Belik, pemerintahan desa, kalangan akademis maupun kalangan luas. Manfaat dari penelitian ini:

  1. Memberi masukan kepada petani tentang perlunya perkembangan produksi atau hasil dengan cara memahami peningkatan kualitas perawatan sehingga dapat bersaing dengan pertanian lain.

  2. Memberi masukan kepada petani tentang perlunya partisipasi petani dalam masyarakat denga cara meningkatkan kerjasama dengan petani lain maupaun dengan masyarakat.

  3. Memberi masukkan tentang perlunya kenaikan taraf hidup melalui pemenuhan fasilitas denga tetap mementingkan saling membatu dengan sesama petani.

  4. Memberi masukkan kepada pemerintah setempat, pihak-pihak terkait dan petani Nanas Madu untuk terus mengembangkan pertaniannya.

  5. Dapat menjadi refrensi atau acuan bagi peniliti yang akan datang dalam penulisan-penulisan agar lebih baik.

E. Tinjauan Pustaka

  Perubahan Sosial-Ekonomi dimulai dari perubahan ekonomi, dimana perubahan ekonomi mengalami perkembangan sangat pesat dibanding perubahan sosial. pertentangan sosial-ekonomi barat dan timur tentang sistem ekonomi itu bersifat abadi atau tidak berubah dalam waktu yang lama.

  Demikan pula dengan perubahan sosial pada saat ini telah berubah dengan cepat tidak hanya di kota saja namun juag terjadi di Desa. Perubahan di Desa Belik yaitu peningkatan pendapatan petani Nanas Madu, dengan adanya peningkatan ini pendapatan petani yang semula sedikit kemudian menjadi lebih banyak, apalagi pada saat panen raya tiba (Salim, 2002 : 137-138).

  Perubahan yang lain terjadi pada hal sosial yaitu mengenai kegiatan gotong-royong mulai pudar. Hal ini dpat dilihat dari kehadiran warga dalam kerja bakti, mereka lebih suka membayar denga uang dari pada datang bersama warga lain untuk gotong-royong. Menurut Sayogyo (1995 : 27) menjelaskan sistem tolong menolong, merupakan tambahan tenaga bantuan dalam pekerjaan yang tidak disewa tetapi diminta dari sesama warga desa atau sering disebut gotong-royong. Akan tetapi warga Belik masih banyak yang mementingkan gotong-royong.

  Pada saat ini peniliti cenderung memusatkan kajiannya pada bidang sejarah Sosial-Ekonomi terutama pertanian. Tujuan utama adalah untuk mengungkapkan peranan peranan petani, potensi, golongan petani yang dianggap sangat banyak ambil bagian dlam bidang pertanian dan sektor agribisnis. Pelaku usaha merupakan suatu peningkatan sumber daya manusia dalam meningkatkan usaha yang sedang digelutinya. Memperluas pasar dengan berbagai pihak pelaku agribisnis ini adalah kerjasama yang akan membawa pemberdayaan petani.Penelitian kehidupan Sosial-Ekonomi pada petani Nanas Madu di Desa Belik, Kabupaten Pemalang, merupakan peneliti yang pertama di Desa tersebut. Akan tetapi penelitain sejenis di tempat lain yang berkaitan denga Sosial-Ekonomi petani sudah pernah dilakukan.

  Menurut Boeke yang di kutip dalam buku Sejarah Sosial-Ekonomi Indonesia Soegijanto Padmo (1948) mengatakan bahwa perkebunan sebagai suatu kompleks perusahaan unit teknis yang sering kali di lengkapi oleh petugas adminidtratif dan export. Boeke memberikan definisi perkebunan hanya dari segi teknsis dan efisiensi organisasi, tanpa menyebutkan tentang ketersediaan tenaga kerja atau kaitanya dengan masyarakat di sekitarnya. Dan melihat perkebunan sebagai lembaga yang tidak ada hubunganya dengan masyarakat sekitarnya.

  Penelitian Supriyadi (2004) yang berjudul Perubahan Sosial Pada

  

Pengrajin Sale Pisang di Desa Ciporos, Kecamatan Karangpucung,

Kabupaten Cilacap Tahun 1998-2004, bahwa peningkatan pendapatan

  membuat para pengrajin sale mampu mengubah gaya hidup yang lebih baik. Kepemilikkn barang mewah menyebabkan perubahan status dan kenaikan kedudukan sosial, dibidang pendidikan pengrajin sale pisang dapat menyekolahkan anaknay sampai menuju perguruan tinggi.

  Sujanto (2004) menurut dalam penelitiannya yang berjudul

  

Kehidupan Sosial-Ekonomi Pengrajin Gedeg di Desa Selakambang,

Kecamatan Kaligondang, Kabupaten Purbalingga Tahun 1999-2003,

  bahwwa dengan berbekal memiliki kemampuam membuat gedeg mesyarakat desa Selakambang menjadi lebih maju, dimana masyarakatnya selain bertani juga memiliki kesibukkan untuk mengembangkan kraetivitas industri kecil.

  Ketiga Penelitian tersebut menyimpulakan bahwa keadaan ekonomi keluarga sangat mempengahruhi kehidupan sebab pendapatan masyarakat meningkat dan kesejahteraan masyarakat juga mengikutinya dengan kebutuhan ekonomi tercukupi misalnya sandang, pangan, papan. Setelah ekonomi mapan juga akan berpengaruh pada perubahan lain, misalnya dapat menyekolahkan anak sampai tingkat yang lebih tinggi.

F. Landasan Teori dan Pendekatan

  Untuk mengungkap secara tepat berbagai permasalahan sebagaimana sudah disebutkan diatas, maka perlu dilakukan kajian teori terhadap pokok masalah penelitian. Pada penelitian ini yang mengkaji pokok permasalahan adalah mengenai Perubahan Sosial Ekonomi Petani Nanas di Desa Belik Kecamatan Belik Kabupaten Pemalang, untuk itu perlu dilakukan pengkajian lebih dahulu mengenai sosial ekonomi, apakah dapat merubah dan apakah sosial ekonomi dapat berubah terhadap orangg lain.

  Menurut Khaldun (1993:43) bahwa manusia adalah makhluk sosial yang pada hakikatnya sifat sosial manusia itu berasal dari kenyataan bahwa menolong dirinya sendiri, yang diperlukan aktifitas dalam upaya mempertahankan hidupnya. Untuk itu mansia pada kelompok manapun pasti memiliki sosial ekonomi. Faktor yang mempengaruhi sosial ekonomi antara lain kondisi sosial ekonomi yang bersangkutan. Berdasarkan keterangan diatas maka dapatlah diambil suatu pengertian mengenai sosial ekonomi.. Karakteristik tersebut berkaitan dengan penggunaan waktu, uang dan obyek- obyek yang berkaitan dengan semuanya. Misalnya cara makan, berbicara, kebiasaan dirumah, kebiasaan dikantor, kebiasaan berbelanja dan pilihan teman.

  Manusia pada kelompok manapun pasti memiliki sosial ekonomi. Sosial ekonomi ini biasanya yang membedakan kehidupan suatu kelompok dengan kelompok lain. Sosial ekonomi biasanya dipengaruhi oleh berbagai factor antara lain kondisi sosial ekonomi masyarakat yang bersangkutan.

  Dalam ilmu sosial, pertanian, dan masalh pembangunan kehidupan petani, baik itu yang berkaitan dengan perekonomian maupun yanag lainnya merupakan penelitian yang mengkaji mengenai masyarakat.

  Pokok penelitian ini adalah mengenai kehidupan sosial-ekonomi petani Nanas Madu di Desa Belik, Kabupaten Pemalang, untuk mengungkap permasalahan yang ada, maka perlu diadakan kajian teori pada pokok permaslahan penelitian.

  Pertanian sebagai sumber kehidupan manusia merupakan lapangan kerja dari ilmu pertanian. Sudah selayaknya kalo lebih dahulu ingin mengetahui apa yang di maksud pertanian itu. Menurut Tohir (1983: 1) pertanian dalam arti sempit atau pertanian dalam arti sehari-hari yakni bercocok tanam sedangkan pertanian dalam arti yang luas atau pertanian dalam arti ilmiah.

  Pertanian Indonesia dalam pengelolaan usaha tani, dimana dan kapan saja, dalam hakikatnya akan dipengaruhi oleh perilaku petani yang mengusahakan. Perlakuan orang itu nyata tergantung dari banyak faktor, di antaranya dari watak petani itu sendiri, tingkat kebudayaan, dan kebijakan pemerintah. Auburn dan Nimkof mengatakan bahwa kehidupan perekonomian ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya:

  1. Lingkungan alam (invironment).

  2. Warisan sosial (heritage), pandangan hidup, dan adat istiadat.

  3. Keturunan (heridity).

  4. Hidup bermasyarakat (the group), bagaimana kedudukan dan pandangan mengenai ekonomi.

  Pada titik permulaan, cara-cara untuk memperbesar pendapatan nyata ini dapat diusahakan melalui perluasan lahan pertanian, memperbesar jumlah produksi, mengubah lingkungan sosial, dan kultural sehingga sumber-sumber produktif dapat ditambah. Mengingat hal tersebut perlu penegasan tentang rasionalisasi dan efisiensi dalam arti ekonomis. Ada dua jalan yang dapat ditempuh untuk mencapai tujuan yakni:

  1. Memperkecil biaya keseluruhannya dengan mempertahankan tinggi produksi yang telah tercapai.

  2. Memperbesar produksi tanpa menambah biaya seluruhnya.

  Hal tersebut juga bergantung pada kepemilikan tanah yang dimiliki masyarakat.

  Perkembangan petani merupakan suatu upaya yang sangat tepat karena selain dapat menyerap tenaga kerja, usaha pertanian juga dapat membantu meningkatkan pendapatan petani. Jadi, usaha pertanian secara langsung atau tidak langsung dapat meningkatkan keadaan ekonomi masyarakat. Sebagaimana masyarakat yang ada di Desa Belik yang menanam Nanas Madu sangat besar manfaatnya dalam meningkatkan ekonomi keluarga apalagi penduduk desa sangat tergantung pada pertanian.

  Perkembang yang terjadi pada sektor ekonomi ternyata banyak berpengaruh pada perkembangan sektor lain dengan meningkatnya pertanian Nanas Madu ini maka akan berdampak pada meningkatnya pendapatan dan perkembangan sektor industri secara langsung menyebabkan meningkatnya kebutuhan hidup yang diikuti oleh meningkatnya biaya hidup.

  Menurut Soekanto menyatakan bahwa faktor-faktor yang mendorong jalannya perubahan, antara lain:

  1. Sistem pendidikan yang maju.

  2. Sikap menghargai hasil karya orang dan keinginan untuk maju.

  3. Toleransi tehadap perubahan-perubahan yang menyimpang.

  4. Sistem terbuka dalam masyarakat.

  5. Penduduk yang heterogen.

  6. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang tertentu.

  7. Disorganisasi dalam masyarakat.

  8. Sikap mudah menerima hal-hal baru.

  Menurut Soekanto (1982 : 231-232) ukuran atau kriteria yang biasa dipakai untuk menggolong-golongkan anggota-anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan. Lapisan-lapisan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Ukuran kekayaan.

  2. Ukuran kekuasaan.

  3. Ukuran kehormatan.

  4. Ukuran ilmu pengetahuan.

  Di dalam masyarakat dimana terjadi sesuatu proses perubahan yang dapat membawa jalannya perubahan kehidupan itu. Soekanto (1982 : 333-336) menyatakan bahwa faktor pendorong jalannya perubahan tersebut antara lain: 1. Kontak dengan kebudayaan lain.

  2. Sistem pendidikan formal yang maju.

  3. Sikap menghargai hasil karya orang dan keinginan untuk maju.

  4. Tolersansi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang, yang bukan merupakan delik.

  5. Sistem terbuka dalam lapisan-lapisan masyarakat. Dengan kelima fakor pendorong jalannya perubahan tentunya masih berkaitan dengan seiring waktu. Sangatlah penting dala sejarah ialah satuan waktu.

  Menurut Kutowijoyo (2004 : 99) sangatlah penting dalam sejarah ialah satuan waktu. Dalam sejarah ekonomi, maslah tahapan perkembangan selalu menjadi perhatian yang utama. Tidak saja dalam skala makro akan tetapi berbicara tentang sistem ekonomi atau cara produksi, tetapi juga dalam lingkup mikro. Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa perubahan dibidang ekonomi akan berdampak pada terjadinya perubahan di bidang yang lain, seperti terjadi pada perubahan sosial.

  Kenaikan jumlah penduduk, aneka warna suku bangsa Indonesia dan sikap mental penduduk merupakan salah satu faktor pendukung pembangunan. Masyarakat dan kebudayaan dimanapun selalu dalam keadaan berubah, sekalipun masyarakat dan kebudayaan primitif dan tradisional dari berbagai hubungan masyarakat yang lain. Tidak ada masyarakat yang statis, semua kebudayaan mempunyai dinamika dan gerak. Gerak budaya sebenarnya adalah gerakan manusia yang hidup dalam masyarakat yang menjadi wadah kebuduyaan tadi. Gerak manusia terjadi karena ia mengadakan hubungann dengan manusia lain atau kelompok manusia dalam kelompok. Perubahan ini selain karena jumlah penduduk dan komposisi, juga karena difusi kebudayaan, penemuan baru, masuknya teknologi, dan inovasi.

  Pendekatan yang digunakan dalm penelitian ini adalah sosiologi- ekonomi. Pendekatan ini penting adanya karena berkaitan dengan kehidupan sosial-ekonomi yang terjadi pada Petani Nanas Madu di Desa Belik Kabupaten Pemalang. Pendekatan ekonomi akan memilih penekanan perhatiannya pada bidang produksi, pemasaran, dan konsumsi. Sedangkan, pendekatan sosiologi pedesaan yang melihat masalah pembangunan pertanian sebagai masalah organisasi sosial petani, artinya sebagai insan sosial, petani berusaha memenuhi berbagai kebutuhan pribadi dan kebutuhan masyarakat melalui kerjasama dalam kelompok sosial.

G. Metode Penelitian

  Peneliti ini termasuk kategori penelitian sejarah karena didalamnya terdapat unsur manusia, ruang, dan waktu. Jadi, penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah. Metode yang digunakan dlam penelitian skripsi yang berjudul Kehidupan Sosial-Ekonomi Petani Nanas Madu di Desa Belik, Kabupaten Pemalang tahun 2000-2016, ini adalah dengan menggunakan metode penelitian sejarah.

  Berdasarkan kesepakatan para ahli sejarah maka metode sejarah menggunakan empat langkah yaitu, heuristik, kritik (verifikasi), interpretasi atau penafisran, dan penulisan sejarah atau historiografi (Notosusanto, 1978 : 36-43).

  Akan dijelaskan secara ringkas mengenai masalah metode dalam sejarah yaitu:

  1. Heuristik pencarian sumber lisan, sumber sejarah lisan, dan fakta atau informasi lain, ini adalah metode dengan kegiatan menghimpun jejak-jejak masa lampau dengan melakukan observasi dan wawancara. Penulis mengadakan observasi dan ditindaklanjuti dengan melakukan wawancara.

  Penulis mengadakan wawancara secara langsung dengan para pelaku antara lain, Petani Nanas Madu, pedagang, warga buruh dan juga informan lain untik mendapatkan data tentang perkembangan perkebunan Petani Nanas Madu.

  2. Kritik (verifikasi) Berupa pengkajian sumber sejarah, di tempuh dengan cara mencari keontetikan dan kredibilitas sumber yang sesuai dengan materi penelitian. Kritik langkah metode ini mempunyai dua aspek, yaitu : a. Kritik eksteren yaitu mencari otwntitas atau keotentikan (keaslian), untuk membuktikan bahwa penjelasan yang di kemukakan oleh suatu sumber itu otentik atau asli.

  b. Kritik interen yaitu untuk menghasilkan kredibilitas isi sumber (keabsahan untuk dipercaya) penulis menggunakan kedua kritik tersebut setelah jejak sejarah di kumpulkan dari wawancara kemudian di nilai,serta di uji kebenaranya agar mendapat data yang vailid. Sumber lisan dengan cara mewawancarai Petani Nanas Madu, buruh tani dan masyarakat setempat

  3. Interpretasi (penafsiran) yaitu metode penelitian sejarah dengan penafsiran yang nyata menetapkan makna yang saling berhubungan dari fakta-fakta yang diperlukan. Penulisan Sejarah di perlukan, Penulisan sejarah di perlukan dua komponen, yaitu fakta sejarah dan interpretasi.

  Fakta yang tidak di interpretasikan bukanlah sejarah (Priyadi, 2013:121).

  Dalam langkah ini penulis menggunakanya untuk menghubungkan fakta-fakta yang satu dengan yang lainya agar keserasian dan kesesuaian yang di miliki nanti.

  4. Historigrafi langkah terakhir untuk puncak metode sejarah yaitu penulisan sejarah atau sering di sebut historiografi, artinya sejarah di pandang sebagai kisah, yaitu kisah yang di tulis oleh sejarahwan, maupun penulis sehingga karyanya itu di sebut sejarah sebagaimana di kisahkan (Priyadi,2013:122)..

H. Sistematika Penulisan Sistematika penyajian dalam sekripsi ini terbagi dalam lima bab.

  Antara bab satu antara bab yang lain merupakan satu kesatuan yang utuh dan saling berkaitan. Masing-masing bab terbagi dalam berbagai subbab. Untuk mempermudah pemahaman, Sistematika penulisan sekripsi ini adalah sebagai berikut :

  Bab satu berisi pendahuluan yang terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori dan pendekatan, metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab dua kondisi wilayah desa Belik, Kecamatan Belik, Kabupaten Pemalang yang terdiri dari letak geografis dan luas wilayah, keadaan penduduk, lahan, keadaan sosial ekonomi.

  Bab tiga menguas tentang Tingkat Kehidupan petani Nanas Maduyang terdiri dari karakter petani, Dampak petani terhadap Perubahan Sosial Ekonomi dan tingkat Kehidupan.

  Bab empat menjelaskan tentang Mengupas tentang Perkembangan kehidupan Sosial-Ekonomi di Desa Belik Kabupaten Pemalang terdiri dari Penghsilan Petani Nanas Madu, Keuntungan untuk saving Petani Nanas Madu, Interaksi Sosial Petani Nanas Madu, Aktifitas sosial, Pemenuhan kebutuhan Sosia.

  Bab lima berisi simpulan tentang hasil penelitian dan saran-saran yang direkomendasikan dalam obyek penelitian.