PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODEAUDIO VISUAL TERHADAP CARA MENGGOSOK GIGI YANG BAIK PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK ABA MLANGI GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODEAUDIO VISUAL TERHADAP CARA M
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODEAUDIO VISUAL TERHADAP CARA MENGGOSOK GIGI YANG BAIK PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI TK ABA MLANGI GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: ANITA TABAIKA 201210201005 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA 2017
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN
METODE AUDIO VISUAL TERHADAP CARA
MENGGOSOK GIGIYANG BAIK PADA
ANAK USIA PRA SEKOLAHDI TK
ABA MLANGI GAMPING SLEMAN
YOGYAKARTA
2
3 Anita Tabaika , Kustiningsih
INTISARI
Latar Belakang: Menggosok gigi merupakan salah satu cara untuk menjaga
Kesehatan gigi dan mulut. Dengan menggosok gigi, kebersihan gigi dan mulut akan terjaga, selain menghindari terbentuknya karies gigi dan penyakit gigi. Jika gigi tidak mendapatkan perawatan akan mengalami kerusakan gigi karena gigi merupakan jaringan tubuh yang mudah mengalami kerusakan. Maka dilakukan pendidikan kesehatan dengan media audio visual cara menggosok gigi dalam format animasi dapat menimbulkan rasa keingintahuan anak sehingga anak dapat berkonsentrasi dan belajar bagai mana cara menggosok gigi yang baik dan benar.
Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan
Metode Audio visual Terhadap Cara Menggosok Gigi Yang Baik pada Anak Prasekolah di TK ABA Mlangi Gamping Sleman Yogyakarta.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode penelitian pre-eskperimen
dan rancangan one group pretest posttest. Sampel dalam penelitian ini adalah anak TK ABA Mlangi Gamping Sleman Yogyakarta yang berjumlah 28 responden. Instrumen penelitian menggunakan lembar observasi, analisis data menggunakan teknik Wilcoxon Signed Rank..
Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh pendidikan kesehatan
dengan metode audio visual terhadap cara menggosok gigi yang baik pada anak usia prasekolah di TK ABA Mlangi Gamping Sleman Yogyakarta nilai p-value yang didapat sebesar 0,046<0,05.
Kesimpulan: ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode audio visual
terhadap cara menggosok gigi yang baik pada anak usia prasekolah di TK ABA Mlangi Gamping Sleman Yogyakarta.
Saran: Kepala Sekolah dan guru diharapkan mengajarkan cara menggosok gigi yang
baik pada anak Prasekolah.Kata Kunci : Pendidikan Kesehatan,. Cara Menggosok gigi. Keperpustakaan :24 Buku (2005-2016), 4 Jurnal, 4 Skripsi, 9 Internet. 1 Jumlah Halaman : xi, 63 Halaman, 7 Tabel, 2 Gambar, 12 Lampiran. 2 Judul Skripsi
Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas „Aisyiyah
3 Yogyakarta..
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas „Aisyiyah Yogyakarta
THE EFFECT OF HEALTH EDUCATION USING AUDIO
IN PRE SCHOOL CHILDREN AT ABA
KINDERGARTEN OF MLANGI
GAMPING SLEMAN
YOGYAKARTA
2
3 Anita Tabaika , Kustiningsih
ABSTRACT
Background: Toothbrushing is one of the methods of keeping dental hygiene. By
brushing teeth, dental hygiene will be maintained as well as avoiding dental caries and other diseases. Dental decay will emerge if teeth hygiene is neglected because teeth is body tissue which easily experiences decay. Thus, health education using animated audio visual media on correct tootbrushing will emerge children‟s curiosity so that they can be more concentrated and learn how to brush teeth correctly.
Objective: The study is to investigate the effect of health education using audio
visual method on correct toothbrushing in pre school children at ABA kindergarten of Mlangi Gamping Sleman Yogyakarta.
Method: The study employed pre-experiment method and one group pretest and
posttest design. The samples of the study were 28 pre school children at ABA kindergarten of Mlangi Gamping Sleman Yogyakarta. The instrument of the study employed observation form and data analysis used Wilcoxon signed rank.
Result: The result of the study shows that there is an effect of health education using
audio visual method on correct toothbrushing in pre school children at ABA kindergarten of Mlangi Gamping Sleman Yogyakarta with p value of 0,046<0,05.
Conclusion: There is an effect of health education using audio visual method on
correct toothbrushing in pre school children at ABA kindergarten of Mlangi Gamping Sleman Yogyakarta.
Suggestion: Headmasters and teachers should teach correct tootbrushing method to
pre school children.Keywords : Health Educaton, Tootbrushing Method Bibliography : 24 Books (2005-2016), 4 Journals, 4 Undergraduate theses, 9 Internet sites Pages number : xi, 63 pages, 7 tables, 2 figures, 12 appendices
1 2 Thesis title 3 School of Nursing Student, Faculty of Health Sciences, „Aisyiyah University of Yogyakarta School of Nursing Lecturer, Faculty of Health Sciences, „Aisyiyah University of Yogyakarta
PENDAHULUAN
Kesehatan gigi yang buruk pada anak usia usia prasekolah misalnya dapat menganggu tumbuh kembang anak usia prasekolah karena nyeri gigi berlubang dapat menganggu aktivitas bermainnya dan menganggu kualitas hidup anak usia prasekolah. Gigi dan mulut juga merupakan “pintu gerbang” masuknya kuman dan bakteri sehingga dapat mengganggu kesehatan organ tubuh lainnya. Gigi berlubang tidak hanya mempengaruhi kualitas hidup dengan adanya rasa nyeri, tetapi juga dapat menyebabkan komplikasi infeksi akut dan kronis yang menyebabkan kecacatan permanen maupun kematian (Kemenkes RI, 2014).
Cappelli dan Mobley (2008) mengemukakan bahwa infeksi gigi dapat menimbulkan 41 macam penyakit kronis seperti kerusakan ginjal, sinusitis maksilaris, meningitis, rhematod arthritis bahkan kematian. Mekanisme kerusakan menjalar akibat infeksi gigi disebut sebagai fokal infeksi. Infeksi kronis di gigi dapat menyebar ke anggota tubuh lain melalui jalur sirkulasi darah (hematogen) di mana material infektif menyebar melalui sirkulasi darah dan menginfeksi organ lain. Selain itu transmisi infeksi juga dapat terjadi melalui aliran limfatik dan limfogen. Material infektif menjalar ke limfa regional meuji oragn tubuh lainnya atau menjalar ke dalam tulang rahang dan jaringan penyambung kemudian terakumulasi jaringan. Transmisi juga dapat terjadi melalui saluran cerna dan pernafasan di mana material infektif tertelah dan menimbulkan tonsillitis, faringits dan berbagai kelainan lambung. Aspirasi material infektif kemudian menyebabkan laryngitis, trakeitis, bronchitis atau pneumonia.
Pada anak usia prasekolah, sistem imun tubuh belum terbentuk sesempurna pada orang dewasa. Sekali akibatnya akan sangat fatal. Selain itu pada anak usia prasekolah gigi yanga da merupakan gigi susu yang akan tanggal dan berganti dengan gigi dewasa seiring dengan peningkatan usia anak. Bentuk dan kesehatan gigi dewasa akan sangat bergantu pada kualitas kesehatan gigi susu karena gigi susu yang berlubang akan meninggalkan bakteri pada gusi dan menginfeksi akar calon gigi dewasa yang berikutnya sehingga terjadi infeksi gigi berulang (Herijualianti,
E., Indriani, E.S., Artini, S. 2010). Hasil riset kesehatan dasar
(riskesdas) pada tahun 2014 menemukan bahwa proporsi penduduk bermasalah gigi dan mulut pada anak usia 1 sampai 4 tahun adalah 10,4% dan hanya 25,3% saja dari populasi tersebut yang menerima perawatan gigi. Praktik gosok gigi yang benar pada anak berusia
1 hingga 10 tahun persentasenya bahkan hanya sebesar 1,7%. Yogyakarta merupakan salah satu provinsi dengan prevalensi penduduk dengan masalah gigi dan mulut di atas prevalensi nasional. Prevalensi penduduk dengan masalah gigi dan mulut di Yogyakarta adalah sebesar 32,1% atau di atas rata-rata nasional sebesar 25,9%. Persentase penduduk Yogyakarta berusia 1 sampai 4 tahun yang mengalami masalah gigi dan mulut adalah sebesar 18,4% dan hanya 29,9% saja yang menerima perawatan tenaga medis (Kemenkes RI, 2014).
Tingginya persentase penduduk Yogyakarta dengan masalah gigi dan mulut yang berada di atas rata-rata nasional membuat Yogyakarta manjadi salah satu kota yang menjadi sasaran program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS). Hal ini dikarenakan persentase Effective Medical Demand (EMD) atau persentase penduduk yang bermasalah dengan gigi dan mulut di Yogyakarta mencapai 10,3% atau di mencapai 8,1%. Cakupan praktik gosok gigi yang benar di Yogyakarta juga hanya mencapai 1,8% atau di bawah rata-rata nasional sebesar 2,3%. (Kemenkes RI, 2014).
METODE PENELITIAN
Beberapa penelitian menemukan pendidikan kesehatan metode media Audio vidual dalam format animasi membuat anak dapat belajar dalam cara menyenangkan sebagaimana saat anak menonton video animasi di rumah. Format animasi juga membangkitkan dunia imajinasi anak dan menghilangkan kejenuhan karena anak dibuat berada pada posisi yang sama seperti menonton kartun. Pendidikan kesehatan dengan audio visual berfomat animasi karenanya dapat menawarkan pendidikan yang menarik, tidak monoton dan tidak formal sesuai dengan karakteristik cara belajar anak usia prasekolah (Davis, 2011).
Menggosok gigi adalah salah satu cara dalam menjaga oral hygiene. Oral
hygiene adalah kesehatan gigi dan
mulut sangatlah penting, beberapa masalah gigi dan mulut terjadi karena kita kurang menjaga kebersihan mulut dan gigi. Kesadaran menjaga Oral
hygiene sangat perlu dan merupakan
obat pencegah terjadinya masalah gigi dan mulut yang paling manjur, lebih baik mencegah dari pada mengobati (Kusumawardani, 2011).
Penelitian ini merupakan penelitian pre-eskperimen dengan rancangan one group pretest posttest. Penelitian pre-eksperimen adalah rancangan penelitian yang digunakan untuk mencari hubungan sebab-akibat dengan adanya keterlibatan penelitian dalam melakukan manipulasi terhadap variabel bebas (Nursalam, 2008). Manipulasi yang diberikan adalah intervensi pendidikan kesehatan menggosok gigi dengan metode audio visual yang diberikan pada anak TK ABA Mlangi Gamping Sleman Yogyakarta. Adapun rancangan one
group pretest posttest adalah rancangan
yang digunakan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subjek. Kelompok subjek diobservasi sebelum dan setelah dilakukan intervensi (Nursalam, 2008).
Penelitian ini dilaksanakan di TK ABA Mlangi Gamping Sleman Yogyakarta pada 28 anak. Penelitian ini menggunakan data primer yang di ambil dari lembar observasi. Pada penelitian ini teknik analisis data yang akan dugunakan adalah Wilcoxon Signed Rank.
HASIL
Pengambilan data penelitian ini dilakukan pada Pada tgl 3 juni 2017. Sebanyak 28 responden yang memenuhi kriteria penelitian. Responden dalam penelitian ini adalah anak TK ABA Mlangi Gamping sleman Yogyakarta kelas A B.
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin F %
Laki-laki 15 53,6 Perempuan 13 46,4 Total 28 100Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar jenis kelamin responden yaitu laki-laki sebanyak 15 anak (53,6%) sedangkan sebagian kecil jenis kelamin responden perempuan sebanyak 13 anak (46,4%). dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan UmurPendapatan Ibu f % Dibawah UMR (<Rp. 1.250.000) 12 42,9 Diatas UMR (>=Rp. 1.250.000) 16 57,1
Pendidikan Kesehatan Menggosok Gigi dengan Media Audiovisual
Cara gosok gigi f % Baik dan BenarTabel 4.6 Distribusi Frekuensi Perilaku Gosok Gigi Anak Usia Prasekolah di TK ABA Mlangi Gamping Sleman Yogyakarta Setelah Diberi PerlakuanBerdasarkan Tabel 4.5 di atas diketahui perilaku gosok gigi anak sebelum diberi perlakuan pendidikan kesehatan menggosok gigi dengan media audiovisual seluruh responden tidak menggosok gigi dengan baik dan benar sebanyak 28 responden (86,8%).
Tidak Baik dan Benar 28 100 Total 28 100
di TK ABA Mlangi Gamping Sleman Yogyakarta sebelum Diberi Perlakuan
Pendidikan Kesehatan Menggosok Gigi dengan Media Audiovisual
Cara Gosok Gigi F % Baik dan BenarTabel 4.5 Distribusi Frekuensi Perilaku Gosok Gigi Anak Usia PrasekolahBerdasarkan tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar Pendapatan Ibu diatas UMR sebanyak 16 anak (57,1%), sedangkan sebagian kecil Pendapatan Ibu dibawah UMR sebanyak 12 anak (42,9%).
Total 28 100
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan IbuUmur F %
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar Pendidikan Ibu yaitu SMA/SMK sebanyak 17 anak (60,7%), sedangkan sebagian kecil pendidikan Ibu yaitu SD sebanyak 5 anak (60,7%).
17 60,7 Total 28 100
Pendidikan Ibu F % SD 5 17,9 SMP 6 21,4 SMA/SMK
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu(60,7%), sedangkan sebagian kecil berumur 4 Tahun sebanyak 11 anak (39,3%).
Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar berumur 5 Tahun sebanyak 17 anak
5 17 60,7 Total 28 100
4 11 39,3
4 14,3 Tidak Baik dan Benar 24 85,7 Total 28 100 Berdasarkan Tabel 4.6 di atas diketahui perilaku gosok gigi anak setelah diberi perlakuan pendidikan kesehatan menggosok gigi dengan media audio visual paling banyak masih menggosok gigi dengan tidak baik dan benar sebanyak 24 responden (85,7%), sedangkan paling sedikit menggosok gigi dengan benar sebanyak 4 responden (14,3%).
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Pengaruh Pendidikan Kesehatan Menggosok Gigi dengan Media Audio Visual Terhadap Cara Gosok Gigi yang Benar pada
Anak Usia Pra Sekolah di TK ABA Mlangi Gamping Sleman Yogyakarta
Kategori Sebelum SesudahP-Value
F % F %
Baik dan benar 4 14,3 Tidak baik dan benar 28 10024 85,7 0,046 Rerata +SD 15,6±1,7 19,35±1,9
Berdasarkan Tabel 4.7 di atas diketahui nilai rerata perilaku menggosok gigi sebelum diberi pendidikan kesehatan menggosok gigi dengan media audio visual didapatkan rerata sebesar 15,6 dan rerata setelah diberi pendidikan kesehatan menggosok gigi dengan media audio visual sebesar 19,35 sehingga dapat dikatakan terjadi peningkatan sebesar 3,75. Hasil uji analisis wilcoxon didapatkan bahwa nilai p-value yang didapat sebesar 0,046<0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pendidikan kesehatan menggosok gigi dengan media audio visual terhadap terhadap cara gosok gigi yang benar pada anak usia pra sekolah di TK ABA Mlangi Gamping Sleman Yogyakarta.
PEMBAHASAN
Perilaku gosok gigi anak usia prasekolah di TK ABA Mlangi Gamping Sleman Yogyakarta sebelum diberi perlakuan pendidikan kesehatan menggosok gigi dengan media audio visual. Perilaku gosok gigi anak sebelum diberi perlakuan pendidikan kesehatan menggosok gigi dengan media audio visual seluruh responden tidak menggosok gigi dengan baik dan benar sebanyak 28 responden (86,8%). Hal ini dapat disebabkan pengaruh dari umur, diketahui sebagian besar berumur 5 Tahun sebanyak 17 anak (60,7%). Masa ini merupakan masa usia prasekolah Anak usia prasekolah juga mengalami perkembangan motorik halus memungkinkan anak mampu menggunakan sikat gigi dua kali sehari namun kenyataanya anak belum menggosok gigi dengan baik.
Hal ini dikuatkan oleh teori Supartini (2008) Pada usia ini anak dapat diarahkan ke arah positif yang dapat membantu tumbuh kembang anak. Usia prasekolah masih termasuk dalam usia emas (golden age) bagi perkembangan anak. Tidak hanya dalam tumbuh kembang kognitif, psikomotorik maupun afektif.
Kesehatan anak pada usia prasekolah juga menentukan perkembangan kesehatan di masa pertumbuhan yang berikutnya.
Pada usia ini sebenarnya anak sudah mampu memegang sikat gigi dan menyikat gigi mereka sendiri, karena pada usia ini adalah masa pertumbuhan gigi susu pada anak-anak menyukai makanan manis, agar anak mampu menjaga pertumbuhan gigi maka diperlukan arahan dari lingkungan baik keluarga maupun lingkungan dimana dia tinggal. Seperti dalam teori Davis (2011) menyatakan bahwa faktor lingkungan yang berpengaruh baik terhadap kesehatan gigi dan mulut diantaranya menggunakan pasta gigi anak mengandung fluor untuk membantu memperkuat email gigi. Perilaku gosok gigi anak usia prasekolah di TK ABA Mlangi Gamping Sleman Yogyakarta setelah diberi perlakuan pendidikan kesehatan menggosok gigi dengan media audio visual.Perilaku gosok gigi anak setelah diberi perlakuan pendidikan kesehatan menggosok gigi dengan media audiovisual paling banyak masih menggosok gigi dengan tidak baik dan benar sebanyak 24 responden (85,7%), sedangkan paling sedikit menggosok gigi dengan benar sebanyak
4 responden (14,3%). Hasil penelitian ini meningkat namun tidak signifikan karena faktor pengetahuan yang dimiliki ibu, Pengetahuan ibu tentang pentingnya Hygiene dan implikasinya bagi kesehatan anak mempengaruhi praktek Hygiene, karena penetahuan ibu yang baik dapat meningkatkan kesehatan.
Hal ini diperkuat teori Davis (2011) yang menyatakan Pendidikan kesehatan dengan audio visual berfomat animasi karenanya dapat menawarkan pendidikan yang menarik, tidak monoton dan tidak formal sesuai dengan karakteristik cara belajar anak usia prasekolah. Hasil penelitian ini perubahan tidak banyak terjadi pada responden hal dikarenakan responden masih termasuk dalam usia anak prasekolah dimana usia tersebut memiliki daya rentang konsentrasi yang pendek. Sehingga jika pendidikan kesehatan disajikan tidak menarik, dimungkinkan responden akan gagal berkonsentrasi.
SIMPULAN 1.
Perilaku gosok gigi anak usia prasekolah di TK ABA Mlangi Gamping Sleman Yogyakarta sebelum diberi perlakuan pendidikan kesehatan menggosok gigi dengan media audio visual, seluruh anak tidak menggosok gigi dengan baik dan benar sebanyak 28
2. Perilaku gosok gigi anak usia prasekolah di TK ABA Mlangi Gamping Sleman Yogyakarta setelah diberi perlakuan pendidikan kesehatan menggosok gigi dengan media audio visual, paling banyak masih menggosok gigi dengan tidak baik dan benar sebanyak 24 anak (85,7%).
3. Terdapat pengaruh pendidikan kesehatan menggosok gigi dengan media audio visual terhadap perilaku menggosok gigi yang baik dan benar pada anak usia pra sekolah di TK ABA Mlangi Gamping Sleman Yogyakarta yang menggosok gigi yang baik dan benar sebanyak 4 anak (14,3%).
SARAN 1.
Bagi Responden Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki cara gosok gigi siswa untuk menurunkan kejadian karies gigi yang dialami para siswa.
2. Bagi Guru TK ABA Mlangi Gamping Sleman Yogyakarta
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan metode baru untuk mengajarkan cara gosok gigi yang baik dan benar pada anak sehingga anak dapat menerapkan cara gosok gigi yang baik dan benar guna menurunkan kejadian gigi di TK ABA Mlangi Gamping Sleman Yogyakarta.
3. Bagi ilmu keperawatan anak dan ilmu komunitas Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi yang dapat digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bagi ilmu keperawatan anak dan ilmu keperawatan komunitas.
4. Bagi Orantua Anak Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu orang tua dalam memberikan pendidikan cara gosok gigi yang baik dan benar kehidupan sehari-hari agar menjadi Davis, R.L. 2011. Short Nutritional kebiasaan. Videos and Knowledge Change
5.
in A Population of Low Income
Bagi Peneliti Selanjutnya Hasil penelitian ini Individuals in A Community diharapkan bagi peneliti selanjutnya Outreach Setting . Thesis. agar menggunakan metode Allied Medical Profession Ohio pembelajaran yang kolaboratif State University, Ohio. artinya jika responden masih dalam Nursalam. 2008. Konsep dan Metode usia prasekolah maka diperlukan Keperawatan. Salemba Medika, metode yang menarik Jakarta.
Kusumawardana, E. 2011. Buruknya
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes RI. 2014. Infodatin Situasi kesehatan gigi dan mulut
Kesehatan Gigi dan Mulut memicu penyakit diabetes, Indonesia. Pusat Data dan strok dan jantung .
Informasi Kementrian Yogyakarta: SIKLUS hangar Kesehatan Republik Indonesia, creator. Jakarta. Supartini, Y. 2008. Konsep Dasar
Cappelli, D.C., Mobley, C.C. 2008. Keperawatan Anak. Penerbit Prevention in Clinical Oral Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Health Care. Elsevier Health Sciences, Philadelphia.
Herijualianti, E., Indriani, E.S., Artini, S. 2010. Pendidikan Kesehatan
Gigi. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.