RANCANG BANGUN ALAT TERAPI STIMULATOR INTEGRASI DENGAN INFRA RED BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 32
RANCANG BANGUN
ALAT TERAPI STIMULATOR INTEGRASI DENGAN INFRA RED
BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 32
Yadi Yunus, Budi Suhendro, Hasbri
STTN-BATAN, Yogyakarta, Indonesia, yadiyunus@batan.go.id
ABSTRAK
RANCANG BANGUN ALAT TERAPI STIMULATOR INTEGRASI DENGAN INFRA RED
BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 32. Ragam penggunaan instrumen medis di rumah sakit
semakin meningkat baik sebagai alat diagnostik maupun terapi. Diantaranya instrumen medis yang banyak
digunakan di rumah sakit adalah alat terapi dengan Stimulator dan terapi dengan Infra Red. Stimulator adalah
alat terapi untuk penyembuhan fungsi kerja otot dengan menggunakan gelombang arus listrik berbentuk
faradic dengan frekuensi rendah, sedangkan terapi dengan Infra Red adalah untuk meningkatkan fungsi gerak
motorik dan mengurangi rasa nyeri pada bagian anggota badan yang mengalami gangguan. Dalam penelitian
ini dilakukan rancang bangun alat terapi Stimulator terintegrasi dengan Infra Red menjadi satu unit sistem
dengan berbasis mikrokontroller ATMega32. Dengan integrasi ini maka alat terapi ini akan menjadi lebih
efisien serta therapist lebih dipermudah dalam menangani pasien. Output alat terapi Stimulator direncanakan
berupa gelombang arus listrik faradic dengan 3 pilihan frekuensi yaitu 10Hz, 30Hz dan 70 Hz sedangkan
output terapi Infra Red adalah sinar infra merah yang masing-masing bisa diatur waktu proses terapinya 1
hingga 60 menit. Dalam rancang bangun ini menggunakan komponen IC 555 sebagai pembangkit frekuensi
gelombang listrik faradic, lampu Infra Red sebagai sumber Infra Red dan mikrokontroller ATmega32
sebagai dasar kontrol seluruh sistem alat yang direncanakan. Hasil pengujian menunjukkan baik Stimulator
maupun Infra Red dapat diatur waktunya 1-60 menit. Frekuensi Terapi Stimulator dapat dipilih 10,42 – 30,12
dan 70,32 Hz, masing-masing parameter tersebut dengan tampilan secara digital.Kata kunci: terapi, stimulator, infra-red, mikrokontroller ATMega 32
ABSTRACT
DESIGN OF STIMULATOR INTEGRATED WITH INFRA RED BE THERAPY DEVICE UNIT
SYSTEM USING ATMEGA32 AS BASSIC CROCONTROLLER. The using various medical instrument in
hospital increases either as diagnostic device and therapy. The one of medical instrument used in many
hospital is a stimulators therapy device and infrared therapy. Stimulators therapy work for healing function
muscle that undergo damage or interference with using the waves electric current faradic by low frequency
1-100 Hz while infrared therapy useful to improve the function of motoric motion and reduce pain in parts of
limbs disruption. In this research has been designed the stimulators integrated with infra-red as therapy
device based microcontroller ATmega32 in one unit system. By integration of stimulators with infrared
therapy in one unit system,the medical instrument would be more efficient and the therapist more easy in
dealing with patients. Output stimulators therapy designed of wave electric current faradic with a frequency
varied 10Hz, 30Hz, and 70Hz that each could be set the time of the process of its therapy 1 to 60 minutes.
Output infrared therapy is infra-red that can be set the time process for therapy. The component this
instrument is ICNE555 as generators of electricity wave frequency faradic, infrared lights as a source of
infrared and microcontroller ATMega32 as control for the whole system of the stimulator and infrared
therapy. The results of tests stimulator and infrared therapy can be selected the time 1-60 minutes. The
frequency of stimulator therapy also can be selected 10,42Hz, 30,12Hz and 70,32Hz, and each of parameters
is digitally displayed.Key words: teraphy, stimulator, infra red, ATMega 32 microcontroller
PENDAHULUAN
Besar Arus Pengaruhnya Pada Tubuh Manusia 0 – 0,9 Belum merasakan pengaruh 0,9 – 1,2 mA
Terapi dengan lampu Infra Red
yang berarti ransangan dan tor yang berarti alat. Stimulator merupakan peralatan medis yang menggunakan energi gelombang listrik faradik frekuensi rendah yang dapat dimanfaatkan untuk terapi (penyembuhan). Reaksi yang dihasilkan gelombang tegangan dan frekuensi rendah kini telah diterapkan pada terapi untuk penanganan berbagai macam penyakit yang mempengaruhi sendi, otot dan saraf-saraf. Pemberian frekuensi rendah berkisar antara 0,8-10 Hz selama ± 15 menit dapat digunakan untuk men-charge titik terapi, sedangkan penggunaan frekuensi 1-100 Hz dapat digunakan untuk menstimulasi otot-otot dengan persyarafan normal [7] . Untuk pemakaian dalam jangka waktu singkat dan bersifat meransang otot maka dipakai arus faradik. Manfaat efek teraputik dari arus faradik yakni memberikan fasilitas kontraksi otot, mendidik kerja otot, mendidik kerja otot baru .[2] .
Alat Terapi Stimulator Stimulator berasal dari kata stimulant
15 – 20,0 mA Otot tidak sanggup lagi melepaskan penghantar 20 – 50,0 mA Dapat mengkibatkan kerusakan pada tubuh manusia 50 – 100,0 mA Batas arus yang dapat menyebabkan kematian
13 – 15,0 mA Rasa sakit tak tertahankan penghantar masih dapat dilepas
6,0 – 8,0 mA Tangan mulai kaku, rasa kesemutan makin bertambah
Baru terasa adanya arus listrik tapi tidak menimbulkan kejang 1,2 – 1,6 mA Mulai terasa seakan akan ada yang merayap didalam tangan 1,6 – 6,0 mA Tangan sampai kesiku merasa kesemutan
Tabel 1. Pengaruh besar arus pada tubuh manusia [3]
Ragam alat medis yang digunakan di rumah sakit semakin meningkat, baik sebagai alat diagnostik maupun terapi. Salah satu alat medis yang banyak digunakan di rumah sakit maupun klinik-klinik yang ada di Indonesia adalah alat terapi dengan menggunakan arus listrik seperti Stimulator dan Infra Red Lamp.
Saat tubuh manusia dialiri arus dengan nilai arus yang bebrbeda maka, berbeda pula akibat yang dirasakan. Dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa dengan nilai arus sampai dengan 1,6 mA masih merupakan batasan yang aman sehingga sampai dengan nilai tersebut yang dianjurkan untuk listrik yang mengalir dalam tubuh manusia untuk terapi. Pengaruh besar arus pada tubuh manusia selengkapnya disajikan dalam Tabel 1 .
“Berjalannya arus listrik melalui tubuh manusia biasanya ditentukan oleh resistansi kulit, yang berkisar sekitar 1000 Ω untuk kulit basah dan sekitar 500.000 Ω untuk kulit kering. Hambatan internal dari tubuh kecil, yaitu antara 100-500 Ω ”. Beberapa hal yang mempengaruhi besar kecilnya resistansi tubuh antara lain jenis kelamin, basah tidaknya permukaan kulit dan tebal tipisnya kulit .[3]
Science Centre Singapore (2009),
Resistansi tubuh manusia hampir berada di seluruh permukaan kulit tubuh baik luar maupun dalam. Menurut penelitian di
DASAR TEORI Listrik dalam Tubuh
Berdasarkan hal tersebut, dan dalam rangka menuju kemandirian teknologi alat medis maka dilakukan penelitian rancang bangun alat terapi stimulator yang diintegrasikan dengan Infra Red terapi dalam satu unit sistem.
Pada kasus-kasus khusus penggunaan stimulator saja tidak cukup membantu dalam proses terapi. Kadang diperlukan terapi penyinaran menggunakan Infra Red pada pasien. Dengan integrasi antara Stimulator dan Infra Red, membuat therapist menjadi relatif lebih mudah dalam menagani pasien dan dari segi waktu menjadi lebih efektif karena dengan penggunaan waktu untuk terapi dalam satu sistem. [1]
Alat stimulator mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan terapi otot dengan menggunakan gelombang ultrasonik dan bahan kimia, yakni alat stimulator tidak menimbulkan efek samping, baik berupa efek radiasi maupun efek kimia terhadap tubuh.
Arus listrik yang melalui filamen lampu
Infra Red menghasilkan sinar
Discharge pin 7 melalu
10 4-33
10
30 30-75
6
70 Generator frekuensi den
Gambar 1 di baw sebagai astable multivibr dan threshold pin 2 komparator B dan A eksternal kapasitor C menuju tegangan supplai
Ketika power masuk kapa dan 6 komparator me Gambar 2. Saat ini kelua tinggi karena komparator flop dan
(Hz) Waktu (menit) Set. Fr (Hz) 2-10
Gambar 1. IC 555 se transistor Q1 OFF. Saa melalui Ra dan Rb tegang diatas 2/3 Vcc maka kom mentriger flip-flop me output pin 3 low dan Dengan demikian Rb ya kekapasitor maka sama ground melalui Q1 t kapasitor mengosongkan tinggal 1/3 Vcc , maka k B tinggi menyebabkan Q saklar terbuka karena trigger dan kapasitor melakukan pengisian m ngaturan waktu dan dapat dilihat pada a Panduan Pengaturan kuensi Stimulator [6] Frek.
z) Fungsi Warming Up Tonus Force upper limp dengan IC 555
bawah, IC 555 dirangkai
ivibrator . Input triger
2 dan 6 masuk ke A dan dihubung ke yang terisi muatan lai melalui Ra dan Rb. alui trnasistor internal. apasitor mengisi pin 2 mendekati nol, lihat eluaran kaki 3 menjadi tor B. menyalakan flip-
555 sebagai Astabil [9] aat kapasitor mengisi gangannya naik, ketika omparator A tinggi dan menjadi reset hingga dan transistor Q1 ON. b yang telah terhubung a juga terhubung ke
10
Tabel 3. Beberapa P Waktu Dan Frekue Frek.
, 4,8 % cahaya spectrum tam ultra violet 0,1% [5] . Dalam bidang medis s digunakan untuk terapi t penyakit, terapi ini bersi maksudnya adalah peng dilakukan secara fisik dengan pancaran radiasi sinar infra dihasilkannya .[4] . Penyinaran
Waktu (menit) Fungs
red dalam jeda waktu dan
dapat mengurangi rasa sakit syaraf yang terganggu, relak dan lainnya [1] .
Tahap-tahap Terapi
Dalam kasus-kasus penggunaan kombinasi metode red dan stimulator sudah se karena dipercaya dapat mempe penyembuhan dan hasilpu Menurut Parjoto (2006) tahapa terapi sebagai berikut :
1. Sebelum melakukan t stimulator disarankan la relaksasi otot dengan Inf 15-30 menit agar aliran lancar dan otot tidak langsung dilakukan proses stimulator. Tabel 2 adalah panduan peng dan frekuensi Infra Red untuk t
Tabel 2. Panduan Pengatur Frekuensi Infra R
30 Sebagai pengurang ra persyarafan 15-30 Sebagai relaksasi ot 20-40 Meningkatkan mutu darah dalam tubuh 15-45 Meningkatkan meta
Untuk panduan penga frekuensi Stimulator da Tabel.3.
2. Setelah otot terasa rileks la pengunaan stimulator den frekuensi dan waktu s petunjuk pemakaian.
3. Apabila pasien tidak perubahan, maka naikan secara bertahap sampai pa sakit, lalu diturunkan merasa nyaman dalam Intensitas ini bersifat ob setiap manusia memiliki yang berbeda-beda. ar 95 % Infra Red ampak dan radiasi s sinar Infra Red terhadap suatu rsifat fisioterapi ngobatan yang gan menggunakan nfra merah yang an dengan infra dan jarak tertentu kit pada jaringan laksasi pada otot asus tertentu etode terapi Infra sering digunakan mpercepat proses ilpun maksimal. hapan pelaksanaan terapi dengan lakukan dahulu
Infra Red selama
n darah menjadi k kaget apabila oses terapi dengan pengaturan waktu uk terapi. turan Waktu Dan
a Red [5] ngsi g rasa sakit pada otot utu persendian h etabolism
lanjutkan dengan dengan pemilihan sesuai dengan dak merasakan n intensitas arus pasien merasakan n sampai pasien proses terapi. objektif karena ki resistansi kulit
1 tersebut. Akibatnya an muatannya hinnga a keluaran komparator n Q1 OFF dan sebagai na tidak mendapatkan itor akan kembali n melalui Ra dan Rb, keluaran kaki 3 akan k kembali tinggi, berukuran mikro memil miliki banyak
IC di demikian seterusnya dan per peristiwa berulang dalamnya seperti tim imer/counter ataupun ini membentuk gelombang t g tegangan listrik ADC. Mikrokontroler r ATmega32 adalah dengan amplitudo dan frek rekuensi tertentu mikrokontroler 8-bit kelua eluaran Atmel keluarga [9] mengikuti persamaan (1) . AVR. Konfigurasi pin p mikrokontroler
ATMega 32 ditampilkan pa an pada Gambar 3. F= 0,693/(Ra+2Rb)C ........................... ........................ (1) Mikrokontroler ini dira dirancang berdasarkan arsitektur AVR RISC ( (Reduced Instruction
) yang dapa dapat mengeksekusi satu
Set Computer
instruksi dalam satu sik siklus clock sehingga dapat mencapai eksekusi usi instruksi sebesar 1 MIPS (Million Instruction tion Per Second ) setiap
1 MHZ frekuensi cloc lock yang digunakan mikrokontroler tersebut but. Frekuensi clock Gambar 2. Bentuk gelom ombang pin 3 yang digunakan dapat dia diatur melalui fuse bits dan kristal yang digunak unakan. Jika kristal yang
Bentuk gelombang y yang dihasilkan digunakan sebesar 16
16 MHZ sehingga alat terapi stimulator adalah h faradic dengan frekuensi clock-nya sebe ebesar 16 MHZ maka [7] mode interrupted dan ada jug uga beberapa arus eksekusi instruksinya me mencapai 16 MIPS . sinusoida modifikasi dari arus arus searah yang digunakan oleh beberapa rapa stimulator.
METODE PENELITIA
IAN
Gelombang faradic adala alah gelombang
Rancangan Blok Diagram agram Rangkaian
tegangan listrik bolak-balik balik yang tidak Rancang bangun yang ng dilakukan adalah simetris yang mempunyai dur durasi 0.01 – 1 ms untuk mewujudkan ala alat terapi stimulator dengan frekwensi 50 – 100 100 Hz. Contoh yang terintegrasi dengan an alat terapi infra red. gelombang seperti ditunjukka kan pada Gambar
Output alat terapi stimul mulator terdapat pada
3. Kegunaan gelombang faradi aradic antara lain elektrodenya berupa gelom elombang energi listrik untuk menstimulasi ot otot sehingga dengan arus masih amba bang batas aman dan menimbulkan kontraksi pada ada otot yang di [8] frekuensi dapat dipilih y h yakni 10; 30 dan 70 aliri arus listrik .
Hz, sedangkan output a put alat terapi infra red berupa sinar infra mera erah dari lampu infra
red. Waktu untuk terapi api baik pada masing-
masing frekuensi untuk uk stimulator maupun terapi infra red dapat di diatur mulai 1 hingga 60 menit. Dengan terint integrasinya alat terapi ini maka dapat dilakuk ukan pemilihan mode untuk stimulator atau infr infra red . Alat terapi ini juga dilengkapi deng ngan buzer sebagai [8] indikator bahwa terapi s pi selesai dan tampilan
Gambar 3. Bentuk dan Mo n Mode Pulsa semua parameternya seca ecara digital.
Mikrokontroler ATMega32
32 Mikrokontroler yang ber berarti pengendali
[7]
Gambar 3.Konfigurasi Pin A n ATMega32 Gambar 4. Rancangan B an Blok Diagram Alat gambar blok diagram rancang ngan kurang lebih Pembuatan Pembangki gkit Frekuensi seperti Gambar 4. Rangkaian ini m menggunakan IC 555
Bahan dan Alat dirangkai menjadi mul multivibrator astabil,
Mengacu pada rancanga ngan blok diagram dengan ditambahkan bebe beberapa resistor yang Gambar 4 maka bahan han-bahan yang sesuai untuk memilih ilih frekuensi yang diperlukan berupa bebera erapa rangkaian diinginkan. Rangkaian an seperti disajikan elektronik, diantaranya ada adalah rangkaian Gambar 6. Output da dari IC 555 masih minimal mikrokontroller, ler, rangkaian berbentuk sinyal kotak otak untuk mendrive generator frekuensi dan driver vernya, rangkaian transistor TIP 142, hingg ngga osilator terhubung driver untuk Infra Red d d dan Buzer, serta dengan primer transforma ormator step up. rangkaian untuk setting.
Alat-alat yang diguna unakan meliputi R1 R1 R1 multitester, osciloscope, stopw stopwatch untuk 330 Ω 330 Ω 330 Ω pengambilan data serta pera eralatan mekanik dan elektronik seperti bor, ger gergaji, solder dan lainnya.
Pembuatan Rangkaian Mini inimal Mikrokontroller
Langkah awal untuk pe uk pembuatan alat terapi ini adalah membua buat rangkaian Gambar 6. Rangkaian Pe n Pembangkit Frekuensi minimal mikrokontroler menggunakan mikrokontroller ATMega32 a32 sebagai
Dari rangkaian Gambar bar 6 nilai R1 330 Ω komponen utama pegendali li seluruh sistem yang diletakkan pada da pin
4 IC 555 dibuat seperti Gambar 5. dihubungkan seri deng ngan Rv pin 7 dan kapasitor 47μ F pin 2. Fr Frekuensi output pin 3 dapat dipilih dengan c cara merubah nilai tahanan variabel Rv, da , dan Rv dapat dipilih melalui mikrokontroller a er antara Rv1, Rv2 atau Rv3. Berdasarkan pe persamaan (1) dan rangkaian Gambar 6 mak aka untuk frekuensi F
10 Hz maka Rv1 diseting ting + 72 kΩ , untuk F
30 Hz, Rv2 diseting + 24 24 kΩ dan untuk F 70 Hz, Rv3 diseting + 10kΩ 10kΩ .
Pembuatan Rangkaian an Pengatur Arus
Gambar 5. Minimal Mikr ikrokontroler Rangkaian dibuat sepert erti Gambar 7, dengan rangkaian ini arus yang m ng mengalir pada tubuh
Jalur input output yang digunak unakan adalah :
1. Port C (PC.0-PC.7) untuk out outputan display, pasien terkontrol. Prime mer trafo dihubungkan menggunakan LCD(16x2). 16x2). dengan tegangan bolak-ba -balik dari pembangkit frekuensi. memberikan trigger basis is transistor BD 139 untuk pemilihan frekuens uensi.
3. Port D (PD.1) outputan, unt untuk trigger basis transistor BD 139 sebagai pe i penggerak Moc 3020 untuk lampu Infra Red. ed.
4. Port B (PB.1) outputan n untuk trigger Transistor BD 139 sebagai pe ai penggerak relay untuk pemilihan mode terapi api.
5. Port D (PD.5) outputan n untuk trigger Gambar 7. Rangkaian Pe Pengatur Arus transistor D400 untuk menga ngaktifkan buzzer.
6. Port A (PA.1-PA.3) untuk uk inputan tombol Keluaran arus sekunder under diperlambat dengan push button Up, Down, Start tart/Stop. kapasitor sekaligus sebag bagai coupling yang kemudian direduksi dengan re resistor 200 kΩ masuk ke resistor variable le 100KΩ untuk pengontrolan besar kecilnya a arus yang akan direspon oleh tubuh
Pembuatan Rangkaian Disp isplay
Pembuatan rangkaian ian display terdiri dari satu buah LCD 16x2, , disusun seperti Gambar 8. LCD dikontrol ol oleh rangkaian
Gambar 10. Rang ngkaian Buzzer mikrokontroller Atmega32 da 32 dari Port C (PC.0
- – PC.5). Hurf dan angka ya yang ditampilkan
Dari rangkaian ini n ini buzzer berbunyi LCD ini berupa tampilan pe pemilihan mode sebagai indikator bahwa hwa waktu untuk terapi terapi dan waktu serta frekue kuensi yang akan telah selesai. Logika hi diberikan pada
high dipilih.
basis transistor Q1 unt untuk mengaktifkan buzzer .
Pembuatan Driver Lam ampu Infra Red
Rangkaian driver ini jug juga cukup sederhana sebagaimana ditunjuk jukkan Gambar 11.
Gambar 8. Rangkaian Displ splay LCD 16x2
Pembuatan Rangkaian Settin tting
Rangkaian setting di ng dibuat seperti Gambar 9. Rangakaian ini m i menggunakan 3 Gambar 11. Driver L r Lampu Infra Red buah tombol yakni up, down, da n, dan start/stop,
Rangkaian ini menggunakan IC m Optocoupler dan TRIAC AC sebagai komponen utamanya. Optocopler ler sebagai pemicu TRIAC untuk menyalak lakan lampu infra red, sedangkan dia sendiri me menerima triger logika high dar mikrokontroller pi ler pin PD 1.
HASIL DAN PEMBAH HASAN
Gambar 9. Rangkaian Setting ng Hasil rancang ba bangun berupa alat terapi Stimulator terinte ntegrasi dengan terapi masing-masing untuk :
Infra Red secara visual ual ditampilkan seperti 1. Tombol Up untuk menaika ikan frekuensi.
Gambar 12.
2. Down untuk menurunkan f n frekuensi.
3. Start/Stop untuk menj enjalankan dan menghentikan kerja alat. .
Prinsipnya jika salah alah satu tombol tersebut ditekan, maka aka kan memberikan logika low pada mikrokont okontroller untuk diproses sesuai dengan progr ogram yang telah dibuat. Tombol-tombol ter tersebut sebagai masukan pada Port A(PA PA.1-PA.3) bagi mikrokontroller ATMega32.
2. Pembuatan Rangkaian Buzz uzzer Gambar 12. Visual Ala Alat terapi stimulator
Rangkaian buzzer cukup sederhana seperti Rangkaian buzzer cukup sederhana seperti Rangkaian buzzer cukup sederhana seperti terintegrasi dengan ter n terapi infra red hasil ditunjukkan Gambar 10. ditunjukkan Gambar 10. ditunjukkan Gambar 10. rancang ba bangun.
Keterangan gambar :
Gambar 13. Lampu Infra Red Ketika dilakukan pengukuran dengan menggunakan Osciloscope terhdap alat terapi hasil rancang bangun diperoleh data seperti disajikan pada Tabel 4, yang diambil dari
30 Hz V/div= 2
V T/div= 10 ms F= 30,12 Hz
70 Hz V/div= 2
1. Rangkaian Power Suplay
V T/div= 225 ms F= 70,32 Hz
Tabel 5. Data pengukuran pada TP2
titik pengukuran pada pin 3 IC555, dan data Tabel 5 diambil dari titik pengukuran pada elektroda yang akan dikenakan pada anggota badan pasien yang mengalami sakit.
Tabel 4 Data pengukuran pada TP1
10.Buzzer Untuk alat terapi Infra Red menggunakan lampu infra red seperti Gambar 13.
10 Hz V/div=
9. LCD 2 x 16
8. Rangkaian Setting
7. Rangkaian Driver Infra Red
6. Keluaran Elektroda
5. Rangkaian Regulator Arus
4. Trafo StepUp 350mA
3. Rangkaian Pembangkit Frekuensi
2. Rangkaian Minimum Sistem ATMega32
2V T/div= 25 ms F= 10,42 Hz
POSISI BENTUK PULSA KET
10 Hz V/div= 500mV T/div= 25 ms F= 10,11 Hz
30 Hz V/div = 200 mV T/div = 10 ms F = 30,11 Hz
70 Hz V/div= 500mV T/div= 25 ms F= 70,42 Hz POSISI BENTUK PULSA KET
10 10,11 10,42 0,11 0,42 1,1 4,2 30 30,11 30,12 0,11 0,12 0,40 0,40 70 70,42 70,32 0,42 0,32 0,31 0,31
TP1 (Hz) TP2 (Hz) beda 1 (Hz) beda 2 (Hz) keslh (%) keslhn . (%)
Tabel 6. Perbedan frekuensi dan % Kesalahan Frek. rencna (Hz)
% kesalahan
10 42 , % kesalahan % 100 teori hasil selisih
Data frekuensi di titik pin 3 IC555 dan pada elektrode terjadi perbedaan nilai namun tidak begitu signifikan. Masing-masing perbedaan dihitung baik beda langsung maupun secara prosentase, hasilnya disajikan pada Tabel 6. Prosentase perbedaan yang disebut juga % kesalahan dihitung dengan cara seperti berikut,
% 2 , 100 4 % Dari data Tabel 6, rata-rata prosentase
2. Feriyati, L, 2006. “Anatomi Sistem Saraf kesalahan = ((4,2+0,12+0,32)%)/3 dan Peranannya Dalam Regulasi = 1,6% Kontraksi Otot Rangka” , USU Dengan prosentase kesalahan tersebut maka Repository. prosentase ketepatan/akurasi frekuensi alat
3. Pubudanang, R, 2008, Karya Tulis terapi hasil rancang bangun adalah, Ilmia“Rancang Bangun Stimulator % akurasi = 100 – rerata kesalahan Berbasis Mikrokontroler AT89S51 , = 100 – 1,61% Poltekes, Teknik Elektromedik, Jakarta.
= 98,39%
4. Gabriel, J.F, 1996, “Fisika Kedokteran” Dari data Tabel 3 terlihat bentuk gelombang EGC, Jakarta output IC555 masih berbentuk kotak dan
5. Farida, H, 2009, Karya Tulis Ilmia “ amplitudo tegangannya rata-rata + 1,8 x 500 Rancang Bangun Alat Terapi Sinar Infra mV = 1,4 VAC. Dari data Tabel 4 bentuk Red”, Universitas Indonesia, Fakultas gelombang output yang akan dikenakan Elektro, Jakarta. terhadap pasien dari 3 level frekuensi yang
6. Fauzan, R, 2009, Kaya Tulis Ilmia “ Alat paling mendekati faradic adalah pada Stimulator Berbasis Mikroktroler frekuensi 10 Hz dengan amplitudo tegangan AT89S51”, Poltekes, Teknik peak to peak + 6 x 2 V = 12 VAC. Elektromedik, Jakarta. Pengujian unjuk kerja timer dilakukan
7. Andrianto, H, 2013. “Pemrograman dengan menguji waktu kerja alat diukur Mikrokontroler AVR ATMega16/32 dengan stopwatch. Hasil perhitungan Menggunakan Bahasa C pengujian waktu kerja alat disajikan dalam (CodeVisionAVR) , Informatika, Bandung. Tabel 7.
8. Parjoto, S, SMPh,RPT, 2006 “Terapi
Listrik Untuk Modulasi Nyeri”, Semarang
Tabel 7. Hasil Pengujian Waktu pada Alat
9. Wasito S, 2006, “Vademekum Elektronika PT. Gramedia Pustaka
Edisi Kedua” Error Keakurasian Tes Set Stopwatch
Utama, Jakarta.
(&) (%) 60 59 menit 1 0,1 99,9 Menit 56 detik
TANYA JAWAB
10 9 menit 54 2 1,0 99,0 Menit detik 5 4 menit 53
Pertanyaan 3 2,3 97,7 Menit detik
1 59,16 4 1,4 98,6
1. Apakah alat ini dilengkapi dengan Menit detik alarm tanda kerusakan?
2. Apakah lampu Infra red dapat dipindah- KESIMPULAN pindahkan ?
1. Alat terapi Stimulator terintegrasi dengan
3. Berapa daya lampu infra red yang Infra Red berbasis mikrokontroller digunakan? ATmega32 berhasil dirancang bangun.
2. Frekuensi stimulator dapat dipilih 10Hz,
30Hz,
70Hz dengan prosentase
Jawaban keakurasian frekuensi 98,28%.
3. Bentuk gelombang yang optimum faradic
1. Alarm pada alat ini hanya sebagai
adalah pada frekuensi 10 Hz dengan indikator bahwa terapi sudah selesai, tegangan keluaran pada elektroda tidak
jadi belum ada alarm untuk tanda alat lebih dari 12 VAC. rusak.
4. Waktu terapi baik stimulator maupun
2. Lampu infra red dapat dipindahkan dapat diatur / dipilih 1-60 menit.
Infra Red secara manual.
3. Daya lampu infra red sebesar 150 W s/d
DAFTAR PUSTAKA
220V
1. Andriyani, U, 2007, Karya Tulis Ilmiah Alat Infra Red terapi, Hal 10, Teknik Elektromedik.