Jaksa Fachmi Raih Gelar Doktor.
;,
'11
.
-,
20
\ )MIII
( ) nilbu
SlJ/tlsiI
n
2'
\ ) Alii
I ) K.1m/s
"
,
0
22
( ) Jumat
to
24
\ ) Mill
.JUl!
1f
2
( ) Jul
(
) Sabtu
,.,
:16
I ) AU.
( ) MIIIggu
f.1
27
I--..--.) SIIII
1-'
2U
10
2U
- ()N;
( ) 011I
10
30
:11
000.
Jaksa Fachmi
Raih Gelar Doktor
JAKSA senior Kejaksaan Agung (Kejagung) Fachmi meraih gelar
doktor di UniversitasPadjadjaran,Bandung, dengan predikat cum
laude.Ia dinyatakan lulus setelah diuji 10profesor dari universitas
tersebut, Jumat (19/6) lalu.
Fachmi ketika menyampaikan sambutan, tak kuasa menahan
air mata. "Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT,
saya ucapkan terima kasih kepada Prof Romli Atmasasmita, Prof
Muladi, Prof Rukmini, dan lainnya yang telah membantu menyelesaikan disertasi saya," ujar Fachmi terbata-bata.
Perdebatan saat ujian yang memakan waktu sekitar 2 jam. Para
penguji akhirnya memberikan nilai kelulusan dengan predikat
sangat memuaskan (cumlaude).Fachmi terdiam sejenak, lalu beranjak ke podium sambil menangis. "Terima-terima kasih," kata
Fachmi dengan nada sendu.
Disertasi yang berjudul KepastianHukum Mengenai Putusan Batal
demi Hukum dalam Sistem Peradilan Pidana Indonesia dipertahankan Fachmi di hadapan para profesor. Ia menguraikan kepastian
hukum yang berdampak pada rasa keadilan yang hakiki.
Untuk itu, menurutnya, jika ada putusan hakim batal demi
hukum merupakan tanggung jawab hakim dalam memberikan
kesempatan kepada penuntut umum untuk mengulangi perkara
pidana yang sudah disidangkan, tapi nyatanya putusan itu tidak
ada dampaknya.
Lain halnya, kata dia, jika putusan batal demi hukum itu sesuai Pasal197 KUHAp, putusannya akan berdampak pada rasa
keadilan masyarakat. Selama ini, kata dia, hakim hanya memutuskan batal demi hukum tanpa memberikan penetapan apakah
perkara pidana yang telah disidangkan dapat diulangi kembali
atau tidak.
"Inilah yang menjadi pertanyaan saya." kata Fachmi menjawab
pertanyaan salah seorang profesor. Bahkan menurut Fachmi, dari
hasil risetnya ke negeri Belanda, temyata tidak menemukan batal
demi hukum mempunyai kekuatan hukum.
. Untuk itu, lanjut Fachmi, Mahkamah Agung harus memberikan sanksi kepada hakim yang memutus batal demi hukum atau
melakukan eksaminasi atas putusan batal demi hukum. Dalam
kaitan itu pula, 'Komisi Yudisial seharusnya diberi kewenangan
yang lebih dalam memeriksa perilaku hakim. (Sub/P-6)
--
.-'- .'u
K lip i 09
--------
H umos
Unpod
2009
.
'11
.
-,
20
\ )MIII
( ) nilbu
SlJ/tlsiI
n
2'
\ ) Alii
I ) K.1m/s
"
,
0
22
( ) Jumat
to
24
\ ) Mill
.JUl!
1f
2
( ) Jul
(
) Sabtu
,.,
:16
I ) AU.
( ) MIIIggu
f.1
27
I--..--.) SIIII
1-'
2U
10
2U
- ()N;
( ) 011I
10
30
:11
000.
Jaksa Fachmi
Raih Gelar Doktor
JAKSA senior Kejaksaan Agung (Kejagung) Fachmi meraih gelar
doktor di UniversitasPadjadjaran,Bandung, dengan predikat cum
laude.Ia dinyatakan lulus setelah diuji 10profesor dari universitas
tersebut, Jumat (19/6) lalu.
Fachmi ketika menyampaikan sambutan, tak kuasa menahan
air mata. "Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT,
saya ucapkan terima kasih kepada Prof Romli Atmasasmita, Prof
Muladi, Prof Rukmini, dan lainnya yang telah membantu menyelesaikan disertasi saya," ujar Fachmi terbata-bata.
Perdebatan saat ujian yang memakan waktu sekitar 2 jam. Para
penguji akhirnya memberikan nilai kelulusan dengan predikat
sangat memuaskan (cumlaude).Fachmi terdiam sejenak, lalu beranjak ke podium sambil menangis. "Terima-terima kasih," kata
Fachmi dengan nada sendu.
Disertasi yang berjudul KepastianHukum Mengenai Putusan Batal
demi Hukum dalam Sistem Peradilan Pidana Indonesia dipertahankan Fachmi di hadapan para profesor. Ia menguraikan kepastian
hukum yang berdampak pada rasa keadilan yang hakiki.
Untuk itu, menurutnya, jika ada putusan hakim batal demi
hukum merupakan tanggung jawab hakim dalam memberikan
kesempatan kepada penuntut umum untuk mengulangi perkara
pidana yang sudah disidangkan, tapi nyatanya putusan itu tidak
ada dampaknya.
Lain halnya, kata dia, jika putusan batal demi hukum itu sesuai Pasal197 KUHAp, putusannya akan berdampak pada rasa
keadilan masyarakat. Selama ini, kata dia, hakim hanya memutuskan batal demi hukum tanpa memberikan penetapan apakah
perkara pidana yang telah disidangkan dapat diulangi kembali
atau tidak.
"Inilah yang menjadi pertanyaan saya." kata Fachmi menjawab
pertanyaan salah seorang profesor. Bahkan menurut Fachmi, dari
hasil risetnya ke negeri Belanda, temyata tidak menemukan batal
demi hukum mempunyai kekuatan hukum.
. Untuk itu, lanjut Fachmi, Mahkamah Agung harus memberikan sanksi kepada hakim yang memutus batal demi hukum atau
melakukan eksaminasi atas putusan batal demi hukum. Dalam
kaitan itu pula, 'Komisi Yudisial seharusnya diberi kewenangan
yang lebih dalam memeriksa perilaku hakim. (Sub/P-6)
--
.-'- .'u
K lip i 09
--------
H umos
Unpod
2009
.