Pengaruh pembukaan atap dan katup aliran pada peralatan pembuat garam terhadap volume air laut

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PENGARUH PEMBUKAAN ATAP DAN KATUP ALIRAN
PADA PERALATAN PEMBUAT GARAM TERHADAP
VOLUME AIR LAUT
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Memperoleh gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Mesin

Disusun oleh:

AGUSTINUS GUNTUR SETO AJI
NIM : 095214011
JURUSAN TEKNIK MESIN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2013
i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

THE INFLUENCE OF OPENING ON ROOF AND CURRENT
VALVE IN SALT MAKER TO VOLUME OF SEA SALT
FINAL ASSIGNMENT
Presented as partial fulfillment of the requirement
to obtain the Sarjana Teknik Degree
in Mechanical Engineering

by


AGUSTINUS GUNTUR SETO AJI
Student Number : 095214011

MECHANICAL ENGINEERING PROGRAM
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2013

ii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iii


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN

TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

INTISARI
Garam merupakan sumber alam yang melimpah dan salah satu kebutuhan
pelengkap dari kebutuhan pangan bagi manusia, selain itu garam juga diperlukan
dalam dunia kesehatan dan industri. Akan tetapi saat ini kebutuhan tersebut masih
belum dapat terpenuhi. Di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan garam dalam
negeri saja Indonesia masih harus mengimpor garam dari luar negeri. Bagi Negara
maritim seperti Indonesia yang memiliki garis pantai terpanjang nomor dua di
dunia hal ini merupakan sebuah keprihatinan. Penelitian mengenai alat pengkristal
air laut yang pernah dilakukan kebanyakaanbertujuan untuk mendapatkan hasil

yang maksimal. Hasil yang maksimal berupa efisiensi dan efektivitas yang tinggi
dari penggunaan alat pengkristal air laut. Tujuan dari penelitian ini adalah (1)
membuat alat pengkristal air laut (2) mengetahui hubungan antara besarnya
pembukaan atap dan katup blower dengan nilai penyusutan volume air laut setelah
6 jam pemanasan dan (3) mengetahui nilai penyusutan volume air laut jika alat
pengkristal tanpa atap (terbuka) dan tanpa blower (kontak langsung dengan udara
sekitar).
Metode penelitian yang dilakukan yaitu variasi penelitian dilakukan dalam
kondisi atap tertutup dan terbuka serta menggunakan blower dan tanpa blower.
Penelitian pertama menggunakan blower dan kondisi atap tertutup dengan
pembukaan katup blower dibuka ½ dan dibuka penuh. Penelitian kedua tanpa
blower dan kondisi atap terbuka (terkontak dengan udara sekitar). Dalam
penelitian menggunakan volume awal 5 liter air laut dengan proses pemanasan
selama 6 jam. Selain itu untuk membuktikan bahwa alat pengkristal air laut dapat
bekerja dengan baik (membuat garam) dilakukan penelitian dengan menggunakan
volume awal air laut 1,5 liter menggunakan alat pengkristal air laut dengan
kondisi atap tertutup dengan pembukaan katup blower dibuka ½.
Penelitian memberikan hasil peralatan pengkristal air laut dapat dibuat dan
dapat berfungsi dengan baik, untuk kondisi atap tertutup dan tanpa blower nilai
volume air laut yang dihasilkan 4,07 liter. Untuk kondisi atap tertutup dan

pembukaan katup blower terbuka penuh nilai volume air lautyang dihasilkan 2,89
lier. Untuk kondisi atap tertutup dan pembukaan katup blower terbuka½ nilai
volume air laut yang dihasilkan 2,63 liter. Untuk kondisi peralatan atap dalam
kondisi terbuka dan tanpa blower (kontak langsung dengan udara sekitar) nilai
volume air laut yang dihasilkan3,28 liter. Maka dapat disimpulkan bahwa kondisi
atap tertutup dan katup blower terbuka ½ lebih efektif dibandingkan pada kondisi
pengujian yang lain. Serta untuk air laut dengan volume awal 1.5 liter waktu yang
diperlukan untuk menjadikan garam 4 jam dengan kondisi atap tertutup dan
pembukaan katup blower terbuka ½ (garam kering 47gram). Dalam proses
pembuatan garam dipengaruhi oleh kondisi udara, makincepat udara mengalir
semakin banyak garam yang dihasilkan. Semakin baik proses penguapan udara
semakin cepat terjadinya proses pengkristalan.
Kata kunci: pengaruh sifat bahan,efisiensi, penyusutan volume air laut,efektivitas
proses pemanasan.

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN

TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat
dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang
berjudulpengaruh pembukaan atap dan katup aliran pada peralatan pembuat garam
terhadap volume air laut. Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Teknik di Program Studi Teknik Mesin Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penelitian dan penyusunan Tugas Akhir ini tentunya tidak terlepas
dari bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Paulina Heruningsih Prima Rosa, S.Si., M.Sc. Dekan Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ir.P.K. Purwadi, M.T.,Ketua Program Studi Teknik Mesin Fakultas Sains dan
Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan dosen pembimbing
Tugas Akhir yang telah mendampingi dan memberikan bimbingan dalam
menyelesaikan Tugas Akhir ini.

3. Doddy Purwadianto, S.T.,M.T, selaku Dosen Pembimbing Akademik.
4. Dosen-dosen program studi Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma, atas
ilmu pengetahuan dan bimbingannya kepada penulis semasa kuliah.
5. Yudi Hartaya dan Fransiska Rida Kristari selaku orang tua yang telah
memberikan dukungan doa dan materil sehingga studi dapat diselesaikan.
6. Yohanes Guruh Utoro Aji selaku adik yang telah memberikan dukungan doa
sehingga studi dapat diselesaikan.

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN

TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. .i
TITLE PAGE ........................................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... iii
DAFTAR DEWAN PENGUJI ............................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ................................................. v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................. vi
INTISARI .............................................................................................................. vii
KATA PENGANTAR........................................................................................... viii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR............................................................................................. xiii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
1.1.Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2.Tujuan .............................................................................................................. 2

1.3.Batasan – batasan Penelitian ............................................................................ 3
1.4. Manfaat Pembuatan Alat Pengkristal Air Laut................................................4
BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA ................................... 5
2.1.Dasar Teori....................................................................................................... 5
2.1.1. Volume............................................................................................... 5
2.1.2. KondisiFluida (air laut)...................................................................... 5
2.1.3. PanciTempatFluida Air Laut ............................................................. 6

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2.1.4. Fluida Pemanas Panci ........................................................................ 6
2.1.5. Tempat Fluida Air Pemanas .............................................................. 7
2.1.6. Isolator Tempat Fluida Air Panas ...................................................... 7

2.1.7. Pipa Aliran Fluida.............................................................................. 7
2.1.8. Pompa Air .......................................................................................... 8
2.1.9. Blower................................................................................................ 8
2.1.10. Water Heater ...................................................................................... 9
2.1.11. Sumber Pemanas................................................................................ 9
2.1.12. Bak penampungan.............................................................................. 9
2.1.13. Sirip.................................................................................................... 10
2.2.Tinjauan Pustaka .............................................................................................. 10
2.2.1. Proses Pembuatan Garam Tradisional ............................................... 10
2.2.2. Konstruksi Penggaraman ................................................................... 12
2.2.3. Faktor-Faktor Teknis yang Mempengaruhi Produksi Garam ............ 12
2.2.4. Tahapan Proses Pembuatan Garam.................................................... 14
2.2.5. Hasil Penelitian Pembuatan Garam Non Tradisional ........................ 17
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT.................................. 20
3.1. PembuatanAlat............................................................................................... 20
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 26
4.1.Benda Uji ......................................................................................................... 26
4.2.Diagram Proses Penelitian.................................................................................26
4.3.Skematik Peralatan Penelitian.............................................................................27
4.4.Peralatan Pendukung..........................................................................................28
xi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4.5.Metode Penelitian.............................................................................................28
4.6.Variasi Penelitian..............................................................................................28
4.7.Cara Pengambilan Data....................................................................................29
4.8.Cara Mengolah Data.........................................................................................29
4.9.Cara Mendapatkan Kesimpulan........................................................................29
BAB V HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN........................................ 30
5.1.Hasil Pengujian ................................................................................................ 30
5.2.Pembahasan...................................................................................................... 40
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN............................................................... 40
6.1.Kesimpulan ...................................................................................................... 42
6.2.Saran ................................................................................................................ 43
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 44
LAMPIRAN........................................................................................................... 45

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar2. 1

Bagan proses pembuatan garam evaporasi...................................... 11

Gambar 2.2

Proses pembuatan garam ................................................................. 17

Gambar 2.3

Bagan alir proses pembuatan garam................................................ 17

Gambar 2.4

Hubungan waktu evaporasi terhadap kepekatan air laut..................18

Gambar 2.5

Alat pengkristal larutan garam ( buatan Ir.YB Lukiyanto,M.T. ) ... 20

Gambar 3.1

Panci tempat air laut ........................................................................ 23

Gambar 3.2

Sirip pada panci tempat air laut ....................................................... 23

Gambar 3.3

Panci tempat air pemanas ................................................................ 24

Gambar 3.4

Dudukan panci................................................................................. 24

Gambar 3.5

Penutup (atap) alat pengkristal air laut............................................ 25

Gambar 3.6

Alat pengkristal air laut keseluruhan ............................................... 25

Gambar 4. 1 Alur proses penelitian...................................................................... 26
Gambar 4. 2 Skematik alat pengkristal air laut ................................................... 27
Gambar 5. 1 Nilai suhu pada kondisi peralatan tertutup dan tanpa blower.......... 35
Gambar 5.2

Nilai suhu pada kondisi peralatan tertutup dan pembukaan
katup blower terbuka penuh ............................................................ 35

Gambar 5.3

Nilai suhu pada kondisi peralatan tertutup dan pembukaan
katup blower terbuka ½ ................................................................... 36

Gambar 5.4

Nilai suhu pada kondisi peralatan tanpa tutup dan tanpa
Blower (kontak langsung udara sekitar).......................................... 36

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Gambar 5.5

Nilai perubahan volume air laut dalam beberapa variasi
Pengujian setelah dipanasi selama 6 jam......................................... 37

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 5. 1

Hasil pengujian dengan kondisi peralatan tertutup dan tanpa
blower............................................................................................... 31

Tabel 5.2

Hasil pengujian dengankondisi peralatan tertutup dan pembukaan
katup blower terbuka penuh............................................................. 31

Tabel 5.3

Hasil pengujian dengan kondisi peralatan tertutup dan pembukaan
katup blower terbuka½.................................................................... 32

Tabel 5.4

Hasil pengujian dengan kondisi peralatan tanpa blower tanpa tutup
dan tanpa blower (kontak langsung udara sekitar)........................... 33

Tabel 5.5

Hasil pengujian dengan kondisi peralatan tertutup dan pembukaan
katup blower terbuka½ untuk mengetahui hasil garam dari alat
pengkristal air laut............................................................................ 33

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Garam merupakan sumber alam yang melimpah selain itu garam juga

merupakan kebutuhan sehari-hari masyarakat, sebagai salah satu penyedap
masakan. Garam juga diperlukan dalam dunia kesehatan (bahan infus, dll) dan
diperlukan juga dalam industri tertentu (khususnya industri kimia) yang
memerlukan garam dapur atau NaCl dalam prosesnya. Jumlah penduduk
Indonesia sangat banyak (lebih dari 200 juta), sehingga kebutuhan garam di
Indonesia sangat banyak dan sangat diperlukan, karena setiap orang memerlukan
garam setiap harinya.
Informasi terakhir, Bangsa Indonesia sudah mengimpor garam dari India
dan Kamboja. Hal ini memperlihatkan bahwa produksi garam di Indonesia
mengalami kekurangan garam untuk memenuhi kebutuhan garam dalam negeri.
Kondisi ini sangat memalukan karena bangsa Indonesia dikenal sebagai negara
maritim dengan daerah lautan yang sangat luas.
Para petani garam di Indonesia umumnya masih membuat garam secara
tradisional dengan cara mengalirkan air laut ke dalam bak penampungan.
Kemudian air laut di dalam bak penampungan dipanaskan biasa oleh sinar
matahari, dibiarkan selama seminggu sampai menjadi garam. Meskipun proses
pembuatan garam dengan cara tradisional memberikan keuntungan dalam hal
hemat energi (karena mempergunakan energi surya yang disediakan alam atau

1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

gratis) dan ramah lingkungan (karena tidak ada polusi yang dihasilkan), tetapi
proses

pembuatan

secara

tradisional

mempunyai

beberapa

kekurangan.

Kekurangan tersebut diantaranya mempunyai ketergantungan terhadap sinar
matahari sehingga tidak setiap saat dapat dipergunakan karena jika tidak terdapat
sinar matahari

(pada malam hari) proses pembuatan garam

tidak dapat

dilaksanakan. Ketika musim hujan intensitas sinar matahari rendah hal ini sangat
berpengaruh terhadap proses pembuatan garam karena sinar matahari rendah
maka proses pembuatan garam tidak berjalan baik. Padahal musim hujan di
Indonesia cukup lama sekitar 5-6 bulan, hal ini sangat merugikan petani garam.
Dengan latar belakang di atas penulis tertarik untuk membuat peralatan
pembuat garam yang tidak tergantung cuaca dan melakukan penilitian terhadap
peralatan tersebut.
1.2.

Tujuan penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :
a. Membuat alat pengkristal air laut.
b. Mengetahui karakteristik alat pengkristal air laut :


Mendapatkan informasi laju penyusutan volume air laut setelah
dilakukan proses pemanasan selama 6 jam dengan kondisi penutup alat
tertutup dan blower tidak bekerja.



Mendapatkan informasi laju penyusutan volume air laut setelah
dilakukan proses pemanasan selama 6 jam dengan kondisi penutup alat
tertutup dan blower bekerja dengan katup terbuka ½.

2

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI



Mendapatkan informasi laju penyusutan volume air laut setelah
dilakukan proses pemanasan selama 6 jam dengan kondisi penutup alat
tertutup dan blower bekerja dengan katup terbuka penuh.



Mendapatkan informasi laju penyusutan volume air laut setelah
dilakukan proses pemanasan selama 6 jam dengan kondisi penutup alat
terbuka dan blower tidak bekerja.



Mendapatkan informasi tentang waktu yang diperlukan untuk membuat
garam dengan volume awal air laut : 1,5 liter.

1.3.

Batasan-batasan penelitian

Batasan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :
1) Sebagai bahan uji, air laut dengan volume 5 liter, dengan nilai BE awal = 2
2) Sebagai sumber energi dalam perancangan alat ini mempergunakan energi
yang berasal dari kompor gas LPG. Dimungkinkan penggunaan energi dari
sumber lain, seperti : kayu, biogas, batubara, listrik dll,
3) Air laut ketika dilakukan pengkristalan dalam alat pengkristal air laut dalam
kondisi diam (tidak bergerak) dan berada di dalam panci.
4) Pemanasan panci yang berisi air laut dilakukan oleh air panas. Seluruh
permukaan panci bagian bawah disentuhkan dengan air panas, sehingga suhu
panci dapat dianggap merata.
5) Air dipanaskan dengan alat pemanas. Alat pemanas berupa water heater yang
didalamnya mengalir air panas yang mengalir secara kontinyu. Air panas
tersebut tertampung dalam suatu bak.

3

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

6) Air panas diperoleh dari air yang dipanaskan oleh water heater berbahan gas
LPG.
1.4.

Manfaat Pembuatan Alat Pengkristal Air Laut
Manfaat pembuatan alat pengkristal air laut dan manfaat dari penelitian ini

adalah :
1) Hasil peralatan pengkristal air laut dapat dipergunakan oleh masyarakat luas
untuk menggantikan proses pembuatan garam secara tradisional, terutama
masyarakat tepi pantai.
2) Hasil peralatan pengkristal air laut yang dibuat dapat dipergunakan pada
waktu musim hujan, pada malam hari, atau pada saat tidak ada energi
matahari.
3) Hasi penelitian dapat menambah khasanah perpustakaan perihal peralatan
pengkristal air laut.
4) Dapat dipergunakan sebagai referensi bagi para pembuat peralatan
pengkristal air laut atau hasil penelitian dapat dipergunakan sebagai referensi.
5) Pada aplikasi langsung pembuatan pengkristal air laut, dengan adanya
penelitian ini diharapkan engineer dalam merancang alat pengkristal air laut
selalu mempertimbangkan bahan panci, faktor kecepatan aliran fluida dan
kecepatan penguapan uap dari proses pemanasan air laut.

4

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori
2.1.1 Volume ( V )
Volume atau bisa juga disebut kapasitas adalah perhitungan seberapa
banyak ruang yang biasa ditempati dalam suatu objek. Objek tersebut dapat
berupa benda yang beraturan maupun benda yang tidak beraturan. Benda yang
beraturan misalnya kubus, balok, silinder, limas, kerucut dan bola. Benda yang
tidak beraturan misalnya batu. Satuan SI volume adalah m³. Satuan lain yang
sering digunakan adalah liter (=dm³) dan ml.
2.1.2 Kondisi Fluida (air laut)
Dalam pengujian ini kondisi air laut selama proses pengkristalan
dikondisikan pada keadaan diam (tidak bergerak). Keuntungan jika fluida diam
suhu yang didapat akan tinggi, atau tidak jauh dari fluida yang memanaskannya.
Sebaiknya tinggi permukaan air laut dibuat tipis (diukur dari permukaan dasar plat
penampung air laut), keuntungannya cepat mendapatkan garam. Sebaliknya jika
permukaan air laut mempunyai luas yang cukup besar, maka perpindahan kalor
konveksi akan semakin besar, sehingga proses penguapan akan semakin cepat dan
produksi garam juga semakin cepat.

5

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2.1.3 Panci Tempat Fluida Air Laut
Bahan yang digunakan sebaiknya dibuat dari logam yang mempunyai
konduktivitas thermal lebih tinggi supaya kalor yang dapat dipindahkan besar
serta lebih cepat untuk menghantarkan panas. Selain itu karena sebagian besar
logam bersifat korosif maka dipilih benda logam yang tahan korosi atau tidak
dapat berkarat karena terkait dengan bahan makanan (ketika garam yang sudah
jadi, ketika diambil dari tempat pengkristalan garam tidak bercampur dengan
karat). Dan sebaiknya plat yang digunakan tipis dan kuat agar hambatannya lebih
kecil, sehingga perpindahan atau kalor yang disalurkan terjadi lebih cepat. Akan
memberi keuntungan jika permukaan luar panci bersirip horizontal dan vertikal,
sehingga luas permukaan yang dapat bersentuhan dengan fluida pemanas besar.
Kalor yang diterima air laut besar. Akan memberi keuntungan jika seluruh
permukaan luar panci bersentuhan dengan fluida pemanas.
2.1.4 Fluida Pemanas Panci
Sebaiknya menggunakan fluida kerja yang mampu memberikan suhu yang
tinggi. Misalnya minyak suhu didih minyak lebih tinggi dari air, bahkan dapat
lebih tinggi dari 500 . Jika menggunakan air maka panas yang dihasilkan hanya
mencapai suhu 100 C. Sistem perpipaan sebaiknya tidak tertutup (atau saluran
terbuka dengan udara luar yang bertekanan 1 atm), untuk menghindari terjadinya
suhu gas yang tinggi yang berakibat harga tekanan menjadi tinggi. Saluran pipa
bisa bocor. Memungkinkan temperature air laut terjaga tinggi. Semakin tinggi
akan semakin mempercepat penguapan, karena beda suhu dengan udara sekitar
semakin besar. Hasil akhirnya produksi garam cepat. Dalam pemilihan fluida ini,

6

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

harus mempertimbangkan sistem perpipaannya. Termasuk didalamnya peralatan
peralatan yang mendukung, seperti : pompa. Suhu yang tinggi akan dapat merusak
perapat/seal dari karet, dll.
2.1.5 Tempat Fluida Air Pemanas
Bahan tempat fluida (panci air pemanas) sebaiknya dipilih dari logam yang
mempunyai nilai konduktivitas termal yang rendah, supaya kalor tidak mengalir
keluar dari tempat fluida (panci air pemanas). Logam dengan nilai k rendah
misalnya: baja, besi, dll. Jika masih dimungkinkan terjadinya kebocoran kalor
melalui panci fluida, maka sebaiknya permukaan luar dari panci diisolasi. Bahan
panci harus tahan terhadap suhu dan tekanan kerja, supaya tidak mudah bocor.
2.1.6 Isolator Tempat Fluida Air Panas
Isolator adalah bahan yang dipergunakan untuk mencegah keluarnya kalor
dari air panas yang ada di panci air pemanas. Nilai konduktivitas termal bahan
isolator adalah rendah. Ada isolator yang tahan terhadap suhu dingin dan ada
isolator yang tahan terhadap suhu panas. Sebaiknya dipilih bahan isolator yang
tahan terhadap suhu panas, seperti glass wool. Sifat sifat glass wool adalah :
ringan, fleksibel, isolasi suhu yang sangat baik, daya konduksi yang rendah, bebas
digunakan dalam temperature 100

- 250 , tahan terhadap korosi, tidak mudah

terbakar dan aman.
2.1.7 Pipa Aliran Fluida
Sebaiknya pipa aliran fluida dipilih dari bahan yang mempunyai nilai
konduktivitas thermal yang tinggi. Tembaga merupakan bahan yang dapat

7

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

menghantarkan panas dengan sangat baik. Maka dari itu digunakan pipa tembaga
untuk aliran fluida yang digunakan untuk memanaskan air. Bahan pipa yang
digunakan harus kuat terhadap tekanan tinggi. Luas permukaan pipa bagian luar
sebaiknya berliku, bersirip dan berdiameter besar. Fluida yang mengalir didalam
pipa sebaiknya memiliki suhu didih yang tinggi. Sistem perpipaan sebaiknya tidak
tertutup (saluran terbuka dengan udara luar yang bertekanan 1 atm), untuk
menghindari terjadinya suhu gas yang tinggi yang berakibat harga tekanan
menjadi tinggi, dan saluran pipa bisa bocor.
2.1.8 Pompa Air
Sebaiknya dipergunakan pompa yang mampu mengalirkan fluida di dalam
pipa seperti yang diinginkan dengan debit yang konstan, agar fluida air yang akan
dipanaskan tetap terjaga pada suhu yang diinginkan serta mampu mengatasi
penurunan tekanan akibat adanya lekukan pada pipa. Untuk itu digunakan pompa
yang mempunyai head tinggi sehingga dapat mengalirkan fluida dengan lancar.
Pompa harus mampu bekerja pada suhu dan tekanan kerja.
2.1.9 Blower
Fungsi blower yaitu memaksa fluida udara yang berada di atas permukaan
air laut mengalir menjauhi permukaan air laut. Dengan berpindahnya udara, maka
jika kelembaban udara baru dipindahkan ke atas permukaan air laut
kelembabannya lebih rendah, maka air dari air laut akan lebih mudah menguap.
Semakin air mudah menguap dari air laut, semakin cepat produksi garam
dihasilkan. Dengan demikian fungsi blower dapat diartikan berfungsi untuk
menjaga agar kelembaban udara tetap rendah di lingkungan sepanjang permukaan
8

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

air laut peralatan pengkristal air laut yang dibuat. Sebaiknya dipilih blower
dengan putaran blower yang tinggi, semakin tinggi putaran semakin besar debit
udara yang mampu dipindahkan dari atas permukaan air laut. Artinya produksi
garam akan diperoleh semakin banyak.
2.1.10 Water Heater
Sebaiknya menggunakan water heater yang mampu memberikan
pemanasan yang optimal pada fluida yang mengalir di dalam sistem perpipaan
dan dengan debit yang tinggi dan mampu memberikan pemanasan yang cepat.
Water heater berfungsi sebagai pemanas panci dengan bahan bakar gas LPG.
Dalam pemanasan sebaiknya kalor yang dihasilkan konstan yang dapat dilakukan
dengan mengatur volume gas pada katup gas. Sehingga panas air pemanas dapat
merata dan suhu yang dihasilkan dapat konstan.
2.1.11 Sumber Pemanas
Berfungsi untuk menggantikan sumber energi dari matahari. Dapat
diperoleh dari kompor gas LPG, serta dapat diganti dengan sumber energi yang
lain, seperti dari kayu, batubara, biogas, dll, yang berfungsi untuk memanaskan
water heater.
2.1.12 Bak Penampung
Bak penampung berfungsi untuk mengkondisikan agar fluida yang
mengalir didalam sistem perpipaan tetap terjaga pada suhu dan tekanan yang
diinginkan. Idealnya sistem perpipaan air adalah tertutup tetapi harus ada katup
pengaman yang berfungsi untuk melepaskan uap panas baik tekanan dalam sistem

9

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

perpipaan tinggi atau untuk pembuangan gas bertekanan jika system dalam
keadaan tertutup. Dengan adanya bak penampungan sistem perpipaan air menjadi
terbuka dan ini mencegah terjadinya pecahnya saluran air ( kerusakan pada sisem
perpipaan).
2.1.13 Sirip
Fungsi sirip (fin) secara umum adalah untuk memperluas permukaan
benda, agar laju perpindahan panas dapat diperbesar, sehingga dapat mempercepat
proses pemanasan. Dengan adanya sirip luas permukaan benda yang bersentuhan
dengan fluida menjadi besar. Kalor konveksi yang diterima benda atau dalam hal
ini adalah plat panci menjadi besar. Panci cepat membuat air laut menguap dan
proses pembuatan garam menjadi lebih singkat.
2.2 Tinjauan Pustaka
2.2.1 Proses Pembuatan Garam Tradisional
Ada bermacam-macam cara pembuatan garam yang telah dikenal manusia,
tetapi dalam tulisan ini hanya akan diuraikan secara singkat cara pembuatan
garam yang proses penguapannya menggunakan tenaga matahari (solar
evaporation), mengingat cara ini dinilai masih tepat untuk diterapkan
perkembangan teknologi dan ekonomi di Indonesia pada waktu sekarang. Pada
dasarnya pembuatan garam dari air laut terdiri dari langkah-langkah proses
pemekatan (dengan menguapkan airnya) dan pemisahan garamnya (dengan
kristalisasi). Bila seluruh zat yang terkandung diendapkan/dikristalkan akan terdiri
dari campuran bermacam-macam zat yang terkandung, tidak hanya Natrium

10

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Klorida yang terbentuk tetapi juga beberapa zat yang tidak diinginkan ikut
terbawa (impurities). Proses kristalisasi yang demikian disebut “kristalisasi total”.

Gambar 2.1 Bagan proses pembuatan garam evaporasi

Bila terjadi kristalisasi komponen garam tersebut diatur pada tempat-tempat yang
berlainan secara berturut-turut maka dapatlah diusahakan terpisahnya komponen
garam yang relatif lebih murni. Proses kristalisasi demikian disebut kristalisasi
bertingkat. Untuk mendapatkan hasil garam Natrium Klorida yang kemurniannya
tinggi harus ditempuh cara kristalisasi bertingkat, yang menurut kelakuan air laut,
tempat kristalisasi garam (disebut meja garam) harus mengkristalkan air pekat
dari 25°Be menjadi 29°Be, sehingga pengotoran oleh gips dan garam-garam
magnesium dalam garam yang dihasilkan dapat dihindari/dikurangi.

11

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

2.2.2 Konstruksi Penggaraman
Ada dua macam konstruksi penggaraman yang dipakai di Indonesia :
1) Konstruksi tangga (getrapte)
Yaitu konstruksi yang terancang khusus dan teratur dimana suatu petak
penggaraman merupakan suatu unit penggaraman yang komplit, terdiri
dari peminihan-peminihan dan meja-meja garam dengan konstruksi
tangga, sehingga aliran air berjalan secara alamiah (gravitasi).
2) Konstruksi komplek meja (tafel complex)
Yaitu konstruksi penggaraman dimana suatu kompleks (kelompokkelompok) penggaraman yang luas yang letaknya tidak teratur (alamiah)
dijadikan suatu kelompok peminihan secara kolektif, yang kemudian air
pekat (air tua) yang dihasilkan dialirkan ke suatu meja untuk kristalisasi.
2.2.3 Faktor-faktor Teknis yang Mempengaruhi Produksi Garam
Faktor teknis yang mempengaruhi produksi garam adalah :
1) Air Laut
Mutu air laut (terutama dari segi kadar garamnya (termasuk kontaminasi
dengan air sungai), sangat mempengaruhi waktu yang diperlukan untuk
pemekatan (penguapan).
2) Keadaan Cuaca
Panjang kemarau berpengaruh langsung kepada “kesempatan” yang
diberikan kepada kita untuk membuat garam dengan pertolongan sinar
matahari. Curah hujan (intensitas) dan pola hujan distribusinya dalam
setahun rata-rata merupakan indikator yang berkaitan erat dengan panjang

12

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

kemarau yang kesemuanya mempengaruhi daya penguapan air laut.
Kecepatan angin, kelembaban udara dan suhu udara sangat mempengaruhi
kecepatan penguapan air, dimana makin besar penguapan maka makin
besar jumlah kristal garam yang mengendap.
3) Tanah
Sifat porositas tanah mempengaruhi kecepatan perembesan (kebocoran) air
laut kedalam tanah yang di peminihan ataupun dimeja. Bila kecepatan
perembesan ini lebih besar daripada kecepatan penguapannya, apalagi bila
terjadi hujan selama pembuatan garam, maka tidak akan dihasilkan garam.
Jenis tanah mempengaruhi pula warna dan ketidakmurnian (impurity) yang
terbawa oleh garam yang dihasilkan.
4) Pengaruh air
Pengaturan aliran dan tebal air dari peminihan satu ke berikutnya dalam
kaitannya dengan faktor-faktor arah kecepatan angin dan kelembaban
udara merupakan gabungan penguapan air (koefisien pemindahan massa).
Kadar/kepekatan air tua yang masuk ke meja kristalisasi akan
mempengaruhi mutu hasil. Pada kristalisasi garam konsentrasi air garam
harus antara
25–29°Be. Bila konsentrasi air tua belum mencapai 25°Be maka gips
(Kalsium Sulfat) akan banyak mengendap, bila konsentrasi air tua lebih
dari 29°Be Magnesium akan banyak mengendap.
5) Cara pungutan garam

13

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Segi ini meliputi jadwal pungutan, umur kristalisasi garam dan jadwal
pengerjaan tanah meja (pengerasan dan pengeringan). Demikian pula
kemungkinan dibuatkan alas meja dari kristal garam yang dikeraskan,
makin keras alas meja makin baik.
Pungutan garam ada 2 sistem :
-

Sistem Portugis

Pungutan garam di atas lantai garam, yang terbuat dari kristal garam yang
dibuat sebelumnya selama 30 hari, berikut tiap 10 hari dipungut.
-

Sistem Maduris

Pungutan garam yang dilakukan di atas lantai tanah, selama antara 10–15
hari garam diambil di atas dasar tanah.
6) Air Bittern
Air Bittern adalah air sisa kristalisasi yang sudah banyak mengandung
garam-garam magnesium (pahit). Air ini sebaiknya dibuang untuk
mengurangi kadar Mg dalam hasil garam, meskipun masih dapat
menghasilkan kristal NaCl. Sebaiknya kristalisasi garam dimeja terjadi
antara 25–29°Be, sisa bittern ≥ 29°Be dibuang.
2.2.4 Tahapan Proses Pembuatan Garam
Tahapan proses pembuatan garam adalah :
a. Pengeringan Lahan
-

Pengeringan lahan pemenihan dilaksanakan pada awal bulan April.

-

Pengeringan lahan kristalisasi.

b. Pengolahan air peminian/Waduk

14

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

-

Pemasukan air laut ke Peminian.

-

Pemasukan air laut ke lahan kristalisasi.

-

Pengaturan air di Peminian.

-

Pengeluaran Brine ke meja kristal dan setelah habis dikeringkan
selama seminggu.

-

Pengeluaran Brine ke meja kristal dan setelah habis dikeringkan,
untuk pengeluaran Brine selanjutnya dari peminian tertua melalui
Brine Tank.

-

Pengembalian air tua ke waduk. Apabila air peminihan cukup untuk
memenuhi meja kristal, selebihnya dipompa kembali ke waduk.

c. Pengolahan Air dan Tanah
-

Pekerjaan Kesap Guluk (K/G) dan Pengeringan :
1. Pertama K/G dilakukan setelah air meja 4–6°Be.
2. Kedua K/G dilakukan setelah air meja 18–22°Be dan meja di
atasnya dilakukan K/G dengan perlakuan sama.

-

Lepas air tua dilakukan pada siang hari dengan konsentrasi air garam
24–25°Be dan ketebalan air 3–5 cm.

d. Proses Kristalisasi
-

Pemeliharaan meja bergaram

-

Aflak (perataan permukaan dasar garam)

e. Proses Pungutan
-

Umur kristal garam 10 hari secara rutin

15

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

-

Pengaisan garam dilakukan hati-hati dengan ketebalan air meja cukup
atau 3–5 cm.

-

Angkutan garam dari meja ke timbunan membentuk profil (ditiriskan),
kemudian diangkut ke gudang atau siap untuk proses pencucian.

f. Proses Pencucian
-

Pencucian bertujuan untuk meningkatkan kandungan NaCl dan
mengurangi unsur Mg, Ca, SO4 dan kotoran lainnya.

-

Air pencuci garam semakin bersih dari kotoran akan menghasilkan
garam cucian lebih baik atau bersih.

Persyaratan air pencuci :
-

Air garam (Brine) dengan kepekatan 20–24°Be

-

Kandungan Mg ≤ 10 g/liter.

Gambar 2.2 Proses pembuatan garam

16

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Gambar 2.3 Bagan alir proses pembuatan garam
2.2.5 Hasil Penelitian Pembuatan Garam Non Tradisional
Pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel hasil pengujian. Untuk
tinjauannya menyertakan hasil pengujian pembuatan garam dari alat pengkristal
larutan garam buatan

Ir. YB Lukiyanto,MT dan Tim kerja. Berikut grafik

hubungan waktu evaporasi terhadap kepekatan air laut dari data hasil
pengujiannya :

17

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

30

Penelitian-I
(kapasitas 50 liter)

25

Penelitian-2
(kapasitas 50 liter),
mesin ditutup 3/4

Be

20

15

Penelitian-3
(kapasitas 100 liter),
mesin ditutup 3/4

10

Penelitian-4
(kapasitas 100 liter),
mesin ditutup

5

0
0:00

4:48

9:36

14:24

Waktu Evaporasi

Gambar 2.4 Hubungan waktu evaporasi terhadap kepekatan air laut
Hasil Penelitian-2 (kapasitas 100 liter) dengan mesin kondisi tertutup :
-

menghasilkan larutan garam dengan volume 6,5 liter, dengan 24 Be,
selama 12 jam,

-

Menghabiskan Gas LPG : 10,5 kg

-

Debit aliran : 5 liter / menit

Pada penelitian kedua ini nilai 24 Be sudah mendekati 25 Be yaitu Be ketika
sudah hampir menjadi garam. Dengan fluida garam bergerak dan air laut 100 liter.
Berbeda dengan alat pengkristal air laut yang dibuat. Alat pengkristal air laut yang
dibuat dengan kondisi fluida diam sehingga pemanasannya akan lebih besar dari
pada fluida bergerak. Pada alat TA ini dapat menghasilkan kadar kepekatan air
laut sebesar 5 Be selama 6 jam proses pemanasan dengan variasi pembukaan
katup blower dibuka penuh dan menghasilkan 7 Be untuk variasi pembukaan

18

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

katup blower dibuka ½. Kemudian untuk proses pemanasan dengan variasi jika
alat pengkristal tanpa blower dan tanpa tutup (kontak dengan udara sekitar) kadar
kepekatan air laut yang dihasilkan 7 Be. Jika dilihat dari ketiga data tersebut alat
ini mempunyai kelemahan dan kelebihan masing-masing. Alat pengkristal air laut
yang kami buat belum bisa menampung air 100 liter dan akan membutuhkan
waktu lebih dari 12 jam untuk mengkristalkan larutan jika volume air 100 liter.
Mungkin dengan adanya penambahan blower dan sistem pada bak penampungan
air tertutup dimungkinkan alat yang dibuat bisa menghasilkan garam dengan
volume 100 liter dengan waktu yang lebih singkat.

Gambar 2.5 Alat pengkristal larutan garam ( buatan Ir.YB Lukiyanto,MT )

19

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB III
PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

3.1 Pembuatan Alat
Pengerjaan alat disusun ke dalam beberapa tahap yang mencangkup
perencanaan dan pola pelaksanaan kerja.

Desain cara kerja alat meliputi :

pemilihan bahan kontruksi, perumusan masalah, perancangan model, perancangan
perangkat, penyatuan perangkat, dan pengujian sistem hingga memenuhi syarat.
Perancangan model meliputi pembuatan desain dan pemilihan bahan yang akan
digunakan. Pemilihan bahan yang tepat sangat mempengaruhi kinerja dan daya
tahan alat. Yang perlu diperhatikan dalam pemilihan bahan untuk pembuatan alat
pengkristal air laut adalah sifat korosifnya. Untuk itu bahan-bahan yang
digunakan adalah bahan-bahan yang tidak korosif. Perancangan model sudah
pernah kami lakukan sebelunya pada rancang bangun mesin alat pengkristal
larutan air garam yang kami buat sebagai dasar pertimbangan desain, berupa
pengujian dalam bentuk prototipe. Hal ini bertujuan untuk melihat apakah desain
yang dibuat sudah dapat bekerja secara optimal serta bahan kontruksi yang kuat
pada tekanan dan suhu fluida yang panas. Apabila kinerja dari model belum dapat
bekerja secara optimal maka perlu dilakukan perubahan pada desain yang telah
dibuat, sedangkan apabila model sudah berjalan secara optimal maka lanjut ke
tahap berikutnya, yaitu pembuatan alat. Pembuatan alat mencangkup pembuatan
panci tempat fluida air laut, pembuatan panci tempat air pemanas, pembuatan
dudukan panci pengkristal dan pembuatan sistem perpipaan untuk sirkulasi air

20

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

pemanas. Selanjutnya dilakukan ujicoba, ujicoba mencangkup pengukuran
parameter yang mempengaruhi kinerja alat pengkristal air laut.

3.1.1 Peralatan Uji
Alat pengkristal air laut ini terdiri dari dua bagian utama yaitu panci tempat
air laut dan panci tempat air pemanas. Panci tempat air laut (a) terbuat dari bahan
plat stainless steel dengan ukuran 1000 x 400 x 150 mm. Penggunaan panci yang
terbuat dari plat stainless steel ditujukan untuk menghindari korosi yang
disebabkan oleh air laut, sedangkan pemilihan plat bertujuan untuk supaya kalor
yang dapat dipindahkan besar serta lebih cepat untuk menghantarkan panas. Panci
tempat air laut dipasangi sirip (b) agar luas permukaan yang dapat bersentuhan
dengan fluida pemanas besar sehingga kalor yang diterima air laut besar.
Kemudian sebagai penghubung aliran air pemanas antara selang dengan panci
penampung air pemanas menggunakan pipa besi (c). Untuk mengurangi
kehilangan energi panas ke lingkungan maka di sisi luar panci tempat air pemanas
dilapisi isolator berupa glass wool pada bagian luar, sebagai dudukan panci (d)
dibuat cassing dari kayu dengan ketebalan 3 mm. Rangka atap ruang air laut
dibuat tutup yang terbuat dari bahan acrilyc (e) agar proses pengkristalan dapat
diamati. Sedangkan dinding dari ruang air laut terbuat dari triplek ketebalan 3
mm. Ruangan ini memiliki tinggi 30 mm. Tutup alat pengkristal tidak boleh
terlalu landai agar uap air laut yang terbentuk pada akrilik penutup tidak jatuh
kembali ke panci tempat air laut tetapi diserap oleh mesin blower dan dibuang

21

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

keluar dari atas permukaan air laut. Penggunaan acrilyc dipilih sebagai penutup
dikarenakan acrilyc mempunyai sifat kaku dan tahan terhadap panas.
Keterangan :
a. Panci tempat air laut (Gambar 3.1)
b. Sirip pada panci tempat air laut (Gambar 3.2)
c. Panci tempat air pemanas (Gambar 3.3)
d. Dudukan panci (Gambar 3.4)
e. Penutup alat pengkristal air laut (Gambar 3.5)
f. Alat pengkristal air laut keseluruhan (Gambar 3.6)

Gambar 3.1 Panci tempat air laut

22

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Gambar 3.2 Sirip pada panci tempat air laut

Gambar 3.3 Panci tempat air pemanas

23

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Gambar 3.4 Dudukan panci

Gambar 3.5 Penutup (atap) alat pengkristal air laut

24

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Gambar 3.6 Alat pengkristal air laut keseluruhan

25

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Benda uji
Benda uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah air laut. Volume awal
yang dipergunakan sebesar 5 liter.
4.2 Diagram proses penelitian
Alur penelitian mengikuti alur seperti alur yang tersaji pada Gambar 4.1
Mulai
Pemilihan Bahan
Perumusan Masalah
Perancangan Model
Tidak
Model
ya

Pembuatan Panci Pengkristal Air
Pembuatan Dudukan Alat Pengkristal
Integrasi Bagian Sistim Perpipaan dan Sirkulasi Fluida
Air Pemanas
Uji Coba
Berhasil
Ya
Pengambilan Data
Pengolahan Data

Pembuatan laporan

Selesai

Gambar 4.1 Alur proses penelitian

26

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

4.3 Skematik peralatan penelitian
Skematik susunan peralatan pembuatan garam pada saat proses penelitian
disajikan seperti pada Gambar 4.2

1
2
11

3
4
5

10

9

6
7

8

Gambar 4.2 Gambar skematik alat pengkristal air laut
Keterangan Gambar 4.2
1

Blower

7

Kompor gas

2

Penutup tempat air laut

8

Pompa air

3

Tempat air laut

9

Ember penampung air

4

Tempat air pemanas

10

Katup/valve

5

Water heater

11

Sirip

6

Gas elpiji
Langkah awal air laut dengan volume 5 liter dituang kedalam panci

tempat air laut. Kemudian panci air laut dipanasi fluida air yang ada dibawah

27

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

panci. Fluida air dipanasi oleh water heater. Air didalam pipa akan menjadi panas
karena air dipanaskan menggunakan water heater melalui pipa tembaga sehingga
air menjadi panas. Air didalam pipa dialirkan oleh pompa sehingga air dapat
mengalir dan bersirkulasi. Ketika air laut dalam panci tempat air laut panas, maka
air akan menguap dan terpisah dari garam. Pada percobaan dengan menggunakan
blower, fungsi blower untuk mempercepat pembuangan uap air yang terpisah dari
garam sehingga proses pengkristalan garam berjalan cepat. Selain itu fungsi dari
penutup agar air laut tidak kontak dengan udara luar sehingga air laut cepat
memanas.
4.4 Peralatan pendukung
Peralatan pendukung yang dipakai dalam penelitian ini adalah :
a. Thermokopel
b. Gelas ukur
c. Alat tulis
d. Thermometer
e. Roll kabel
f. Timbangan digital
4.5 Metode Penelitian
Peneitian dilakukan di laboratorium.
4.6 Variasi penelitian
Pada penelitian ini dilakukan beberapa variasi penelitian :
a. Kondisi atap tertutup :


Kondisi atap tertutup dan blower tidak bekerja
28

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI



Kondisi atap tertutup dan blower bekerja dengan katup dibuka ½



Kondisi atap tertutup dan blower bekerja dengan katup dibuka penuh

b. Kondisi atap terbuka


Kondisi atap terbuka dan blower tidak bekerja

c. Kondisi atap tertutup dan blower bekerja dengan katup dibuka ½. Khusus
pada penelitian ini, volume awal air laut : 1,5 liter dan penelitian dilakukan
sampai menjadi garam.
4.7 Cara pengambilan data
Cara pengambilan data volume air laut setelah mengalam proses pemanasan
dilakukan dengan mempergunakan gelas ukur. Cara pengambilan data suhu
dilakukan dengan menggunakan thermokopel.
4.8 Cara mengolah data
Data – data yang diperoleh dari peneitian diolah dengan menggunakan
program khusus dalam hal ini peneliti mempergunakan microsoft excel. Dengan
menggunakan program ini tampilan hasil penelitian dapat disajikan dengan baik
sehingga mempermudah membuat kesimpulan.
4.9 Cara mendapatkan kesimpulan
Dari data-data yang sudah diolah dengan microsoft excel dan dengan
melakukan pembahasan terhadap hasil olahan data, dan dengan memperhatikan
hasil-hasil penelitian orang lain serta dengan mempertimbangkan hasil yang logis
maka kesimpulan dapat diperoleh dengan mudah. Kesimpulan harus menjawab
tujuan dari penelitian.

29

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB V
HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Pengujian
Dilakukan pengujian sebanyak lima kali. Pertama volume air laut 5 liter
dengan kondisi peralatan tertutup dan tanpa menggunakan blower. Kedua volume
air laut 5 liter dengan kondisi peralatan tertutup dan penbukaan katup blower
terbuka penuh. Ketiga volume air laut 5 liter dengan kondisi peralatan tertutup
dan penbukaan katup blower terbuka ½. Keempat dengan volume air laut 5 liter
dengan kondisi peralatan tanpa menggunakan blower dan tutup (kontak langsung
dengan udara sekitar) dan pada pengujian kelima dengan volume air laut 1,5 liter
dengan kondisi peralatan tertutup dan penbukaan katup blower terbuka ½, hal ini
dilakukan untuk mengetahui hasil dari alat pengkristal air laut yang dibuat (
berhasil membuat garam ).

Hasil Pengujian pertama dengan kondisi peralatan tertutup dan tanpa blower
disajikan pada Tabel 5.1. Pada pengujian ini :
Menghabiskan Gas LPG = 5 kg, untuk pemanasan selama 6 jam
Debit aliran fluida pemanas = 5,1 liter/ menit

30

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Tabel 5.1 Hasil pengujian dengan kondisi peralatan tertutup dan tanpa
blower.
Suhu air

Suhu air

Suhu udara

laut (°C)

pemanas (°C)

sekitar (°C)

10.00

24,5

28,8

28,6

Vair laut awal = 5 liter

11.00

46,4

47,9

30,4

Vair laut akhir = 4,07

12.00

51,3

53,4

32,1

liter

13.00

53,5

55,3

31,3

14.00

54,2

57,3

30,1

15.00

54,4

57,8

29,4

16.00

54,3

58,4

28,6

Waktu

Keterangan

Hasil Pengujian kedua dengan kondisi peralatan tertutup dan pembukaan
katup blower terbuka penuh disajikan pada Tabel 5.2. Pada pengujian ini :


Menghabiskan Gas LPG = 5 kg, untuk pemanasan selama 6 jam



Debit aliran fluida pemanas = 5,1 liter/ menit

31

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Tabel 5.2

Hasil pengujian dengan kondisi peralatan tertutup dan pembukaan
katup blower terbuka penuh.

Suhu air

Suhu air

Suhu udara

laut (°C)

pemanas (°C)

sekitar (°C)

10.00

24,5

28,8

27

Vair laut awal = 5 liter

11.00

41,5

54,3

29,4

Vair laut akhir = 2,89

12.00

47,7

56,2

32,2

liter

13.00

48,3

57,1

31,5

14.00

49,1

57,9

30,5

15.00

50,4

62

29,2

16.00

48,6

59,9

28,3

Waktu

Keterangan

Hasil Pengujian ketiga dengan kondisi peralatan tertutup dan pembukaan
katup blower terbuka ½ disajikan pada Tabel 5.3. Pada pengujian ini :


Menghabiskan Gas LPG = 5 kg, untuk pemanasan selama 6 jam



Debit aliran fluida pemanas = 5,1 liter/ menit

32

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Tabel 5.3 Hasil pengujian dengan kondisi peralatan tertutup dan pembukaan
katup blower terbuka ½.
Suhu air

Suhu air

Suhu udara

Waktu

Keterangan
laut (°C)

pemanas (°C)

sekitar (°C)

10.00

24,5

28,8

27,3