NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagai Persyaratan Kesejahteraan Dalam Perspektif Siswa Laki-Laki Dan Perempuan: Tinjauan Psikologi Indigenous.

KESEJAHTERAAN DALAM PERSPEKTIF SISWA LAKI-LAKI DAN
PEREMPUAN: TINJAUAN PSIKOLOGI INDIGENOUS

NASKAH PUBLIKASI
Disusun Guna Memenuhi Sebagai Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan oleh:
RENDRA PUTRI MAHARDIKA
F 100 100 006

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

KESEJAHTERAAN DALAM PERSPEKTIF SISWA LAKI-LAKI DAN
PEREMPUAN: TINJAUAN PSIKOLOGI INDIGENOUS

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagaian Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan oleh :
RENDRA PUTRI MAHARDIKA
F 100 100 006

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

ii

iii

iv

KESEJAHTERAAN DALAM PERSPEKTIF SISWA LAKI-LAKI DAN
PEREMPUAN: TINJAUAN PSIKOLOGI INDIGENOUS
Rendra Putri Mahardika
Usmi Karyani, S.Psi, M.Si

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Mahardikapuchierendra@yahoo.com

Pendidikan mampu mengembangkan potensi yang dimiliki individu
terutama anak-anak sebagai penerus bangsa. Oleh karena itu diperlukan
lingkungan yang kondusif dimana hal itu dapat memepengaruhi kesejahteraan
siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui definisi kesejahteraan menurut
siswa laki-laki dan perempuan bila ditinjau dari psikologi indigenous, serta
mengetahui faktor pendukung dan siapa yang dapat berkontribusi menumbuhkan
perasaan sejahtera pada siswa SMP. Psikologi indigenous merupakan ilmu yang
melihat suatu hal berdasarkan sudut pandang budaya lokal. Budaya lokal tersebut
dapat dilihat dari nilai- nilai budaya Jawa yang diajarkan oleh sekolah maupun dari
keluarga semenjak kecil.
Penelitian ini menggunakan kuesioner terbuka, wawancara serta observasi
sebagai alat pengumpul data. Informan dalam penelitian ini adalah siswa SMP
baik laki-laki maupun perempuan, berusia 12-15 tahun, dan berasal serta tinggal
di Jawa.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengertian sejahtera menurut
siswa SMP laki-laki dan perempuan adalah suatu perasaan yang nyaman,
tenteram, aman, dan damai. Menurut siswa SMP laki-laki, mereka merasa

sejahtera ketika fungsi kognitif mereka berfungsi secara maksimal, misalnya
dengan mampu berprestasi di kelas. Bagi mereka, orangtua adalah orang yang
mampu menumbuhkan perasaan sejahtera. Sedangkan menurut siswa perempuan,
mereka merasa sejahtera ketika mereka dapat berfungsi secara maksimal dalam
lingkungan sosialnya, seperti berperilaku tolong menolong dan hidup rukun,
dimana hal tersebut merupakan budaya Jawa yang diajarkan oleh orangtua
mereka. Bagi mereka orangtua adalah orang yang dapat membuat mereka merasa
sejahtera selain diri sendiri. Selain itu sebagai seorang siswa, mereka beranggapan
bahwa guru dan fasilitas yang disediakan sekolah baik untuk KBM maupun non
KBM dapat mempengaruhi kesejahteraan mereka.

Kata kunci: kesejahteraan siswa laki-laki dan perempuan, tinjauan psikologi
indigenous

1

PENDAHULUAN
Dalam perkembangan zaman

yang terjadi sebagaimana diberitakan


kini pendidikan memegang peranan

oleh media massa. Fenomena tentang

penting karena secara umum baik

siswa

buruknya

kualitas

manusia

ditentukan

buruknya

pendidikan.


yang

mengalami

tindakan

sumber

daya

kekerasan di sekolah menunjukkan

oleh

baik

bahwa

masih


ada

anak

yang

Pendidikan

terancam kesejahteraanya. Ancaman

seseorang

terhadap kesejahteraan siswa bisa

memiliki pandangan dan masa depan

muncul dari teman, orangtua bahkan

yang


terarah.

guru. Sebagaimana yang diberitakan

Pendidikan memiliki dua fungsi yaitu

di media massa, seorang siswa laki-

mencerdaskan dan mensejahterakan.

laki SMP di Wonogiri mengaku

Diperlukan

yang

ditarik

rambutnya


kondusif agar potensi yang dimiliki

sendiri

lantaran

setiap anak dapat berkembang secara

menirukan gaya rambut anak-anak

optimal. Lingkungan yang kondusif

yang

akan

kesejahteraan

Siswa SMP laki-laki di Colomadu,


siswa. Menurut Mc Donald (2008)

tangannya diborgol oleh gurunya

kesejahteraan siswa adalah suatu

karena

kondisi

(Mahardika, 2012). Bentuk terburuk

dapat

menjadikan
lebih

jelas


dan

lingkungan

meningkatkan

yang

(sustainable)

relatif

yang

ter jaga

ditandai

oleh


biasanya

dituduh

oleh

gurunya

siswa

tersebut

berada

dijalanan.

mencuri

jambu

perasaan tidak sejahtera terlihat dari

sikap dan suasana hati yang positif,

peristiwa

resilien, serta

kepuasan terhadap

dilakukan oleh siswa laki-laki SMP

diri, maupun dalam berhubungan

Warga Solo karena dinyatakan tidak

dengan orang lain, dan harapan-

lulus Ujian Nasional (Mufid, 2012).

harapan dari sekolah.
Idealnya

gantung

diri

yang

Tetapi tidak semua siswa
siswa

mengalami kekerasan. Seperti halnya

dapat

siswa-siswi SMP di kota Boyolali

belajar secara optimal. Namun pada

yang berprestasi saat Ujian Nasional

kenyataannya masih terdapat banyak

dan mendapat hadiah dari Bupati

berita seputar tindakan kekerasan

Boyolali (Cahyaningsih, 2012). Hal

merasakan

semua

sejahtera

agar

2

tersebut menunjukkan masih terdapat

digunakan pada bulan September

siswa

2013.

di

Solo

yang

merasakan

sejahtera.

Penelitian ini bertujuan untuk
definisi

kesejahteraan menurut

mendalami

dengan

berbeda

dengan

sebelumnya

TUJUAN PENELITIAN
mengetahui

Penelitian

ini

besifat

judul

yang

penelitian

sehingga

peneliti

memilih pertanyaan kuesioner yang

dari

hasilnya dapat digunakan peneliti

pandangan

untuk melakukan pembahasan.

siswa SMP laki-laki dan perempuan;

Dari hasil data kuesioner

mengetahui faktor yang mendukung

terbuka PUPS, peneliti melakukan

kesejahteraan

screening

menurut

pandangan

terhadap

informan

siswa laki-laki dan perempuan; dan

penelitian dengan cara mencari data

mengetahui

informan yang bersekolah di SMP

siapa

menumbuhkan

yang

perasaan

dapat
sejahtera

Muhammadiyah

pada siswa laki-laki dan perempuan.

5

Surakarta

kemudian mencari data yang sesuai
dengan

karakteristik

ditentukan.

METODE PENELITIAN

Adapun

yang

telah

karakteristik

Gejala penelitian yang akan

tersebut diantaranya adalah siswa

diteliti adalah kesejahteraan dalam

Sekolah Menengah Pertama baik

perspektif

dan

laki-laki maupun perempuan berusia

perempuan. Metode pengumpulan

12 tahun - 15 tahun, dan berasal dari

data dalam penelitian ini adalah

Jawa

kualitatif yang diungkap

dengan

Berdasarkan hasil screening tersebut

terbuka,

didapatkan 58 informan penelitian

observasi.

yang terdiri dari 25 orang siswa

Penyusunan kuesioner terbuka telah

perempuan dan 33 orang siswa laki-

dilakukan

peneliti

laki. 1 siswa tidak te rmasuk dalam

Instrument

informan penelitian karena tidak

Kesejahteraan Siswa yaitu Usmi

mencantumkan usia sebagai salah

Karyani, dkk. Kuesioner tersebut

satu karakteristik yang digunakan

berisi

oleh peneliti. Selanjutnya peneliti

metode

siswa

laki-laki

kuesioner

wawancara

dan
oleh

tim

Pengembangan

7

pertanyaan

dan

telah
3

serta

tinggal

di

Jawa.

melakukan wawancara dan observasi

keseja hteraan adalah suatu perasaan

guna memperoleh data yang lebih

aman, damai, bahagia, tenteram,

mendalam.

kondisi keluarga dan lingkungan

Data

yang

terkumpul

sekitar tempat tinggal yang nyaman

kemudian dianalisis dengan langkah-

serta tercukupinya kebutuhan.

langkah yaitu pengumpulan data

Kaidah

masyarakat

mentah berupa data kuesioner dan

yang

kaset berisi rekaman wawancara;

Geertz salah satunya adalah prinsip

hasil

dikoding

kerukunan yang memiliki tujuan

menggunakan angka; hasil rekaman

untuk melahirkan kehidupan yang

ditulis dalam bentuk verbatim; hasil

selaras,

verbatim kemudian dianalisis dan

perselisihan. Prinsip tersebut bagi

diberi kode.

masyarakat Jawa merupakan tuntutan

kuesioner

dikemukakan

Jawa

tenang,

oleh Hildred

tenteram,

tanpa

untuk dapat mencegah segala hal
yang dapat menimbulkan konflik.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemahaman siswa laki-laki
dan

perempuan

kesejahteraan,

Selain prinsip kerukunan, berlaku

tentang

secara

rukun

keseluruhan

yang

diwujudkan

dalam

gotong royong dapat menumbuhkan

mengartikan kesejahteraan sebagai

perasaan

perasaan yang tenteram, nyaman,

masyarakat Jawa. Berdasarkan hasil

aman dan damai. Sejalan dengan

kuesioner, beberapa informan siswa

pernyataan

perempuan mengemukakan jawaban

tersebut,

penelitian

bahagia

terdahulu tentang kesejahteraan juga

yang

menjelaskan

kerukunan dan berlaku rukun seperti

merupakan

bahwa
suatu

kesejahteraan

dengan

prinsip

yang

dimana mereka merasa senang saat

terjadi pada siswa yang berasal dari

membantu orangtua, saling tolong

suasana

(Mc

menolong, membantu, dan bersikap

tersebut

baik. Sejalan dengan hasil kuesioner,

hasil

hasil wawancara juga menunjukkan

mereka

bahwa informan siswa laki-laki dan

mengenai

perempuan juga merasakan sejahtera

hati

yang

Donald,

2008).

didukung

pula

wawancara
mengemukakan

keadaan

berkenaan

menurut

positif
Hal
dengan

dimana

4

ketika mereka dapat membantu orang

semboyan

lain, berusaha bersikap baik saat

mengenai hidup tolong menolong

bergaul dan menjaga perilakunya

sesama masyarakat atau keluarga.

seperti tidak sombong, tidak egois.

Nilai-nilai tersebut menurut para

Hal tersebut dilakukan agar terhindar

informan diberikan oleh orangtua

dari

mereka semenjak kecil dan mereka

kesalahpahaman

berinteraksi

dengan

saat

teman-teman

sendiri

maupun orang lain.

tersebut

berusaha

diajarkan

menerapkannya

dalam kehidupan sehari-hari sampai

Selain itu, prinsip hormat

sekarang.

juga menjadi sebuah nilai yang

Hasil

wawancara

ditanamkan pihak keluarga kepada

salah satu

informan semenjak kecil, seperti

Muhammadiyah

berusaha menggunakan bahasa jawa

memperoleh

hasil

krama saat berbincang dengan orang

lingkungan

sekolah,

yang

berjalan

mengenai budi pekerti melalui sistem

menunduk sebagai ungkapan permisi

belajar di luar ruang kelas, misalnya

jika berjalan didepan orang yang

saat berbincang dengan guru-guru

lebih tua. Prinsip hormat tersebut,

menggunakan bahasa jawa, adanya

bagi masyarakat Jawa merupakan

budaya menyapa jika saling bertemu

sebuah

dengan sesama teman, guru dan staf

lebih

tua,

kaidah

serta

yang

memainkan

peran besar dalam mengatur pola
orang

wajib

BK

di

5

Surakarta
dimana

SMP

di

diajarkan

lainnya di sekolah.

interaksi dalam masyarakat Jawa dan
setiap

guru

terhadap

Perasaan yang digambarkan

untuk

oleh mereka mengenai kesejahteraan

mempertahankannya.

tentu saja melahirkan pemikiran dan

Menurut Herusatoto (2008)

pandangan mengenai faktor yang

sifat sosial yang ada pada masyarakat

dapat

Jawa tedapat dalam semboyannya

perasaan sejahtera. Berdasarkan hasil

seperti “Saiyeg saekopraya gotong-

kuesioner, informan siswa laki-laki

royong”,

“Hapanjang -hapunjung

menyebutkan bahwasanya menur ut

hapasir-wukir loh-jinawi”, “Tata-

mereka siswa yang sejahtera adalah

tentrem kertaharja”, dimana dalam

siswa
5

mendukung

yang

munculnya

berprestasi,

rajin

mengerjakan pekerjaan rumah dan

yang

belajar, aktif, pintar, cerdas dan

merasa

sejahtera

mendapatkan

mereka

dapat

cita-cita

peringkat,

yang

memiliki

tinggi,

mampu

membuat

mereka

adalah

bermain

ketika
bersama

jarang

dengan teman-teman, dapat berbagi

membolos, dan mampu melakukan

cerita dengan teman maupun dengan

segala sesuatu. Gambaran ters ebut

keluarga,

menjelaskan

bahwasanya

kedekatannya dengan Allah S.W.T

kesejahteraan secara kognitif dapat

dengan selalu mengucap syukur dan

menjadi

berdoa

salah

mendukung

satu

hal

lahirnya

yang

perasaan

dapat

saat

masalah

selalu

sedang

maupun

menjaga

menghadapi

ketika

merasa

sejahtera. Hal tersebut didukung

senang. Hal tersebut menjelaskan

dengan hasil penelitian Mc Donald

bahwasanya

mengenai

siswa

kesejahteraan secara kognitif yang

dari

mampu membuat mereka merasa

dimana

kesejahteraan
salah

satu

aspek

tidak

kesejahteraan

siswa

adalah

sejahtera,

kesejahteraan

kognitif.

Ketika

kesejahteraan

melainkan

keadaan kognitif siswa baik dan

emosional.

mampu bekerja secara maksimal

dengan

serta

dilakukan

didukung

oleh

hadirnya

hanya

juga

secara

Hal

sosial-

tersebut

penelitian
Mc

selaras

yang

telah

Donald

yang

perasaan tenang, damai dan nyaman,

menyebutkan bahwa salah satu dari

tentu saja akan membantu siswa

aspek kesejahteraan siswa adalah

tersebut untuk mendapatkan prestasi

kesejahteraan

yang lebih baik. Sejalan dengan

emosional.

keberhasilan yang diperoleh maka

Sama

secara

sosial-

halnya

dengan

siswa akan lebih optimis mengenai

informan siswa perempuan yang

kehidupan

baik.

menjelaskan bahwasanya siswa yang

Keoptimisan tersebut terlihat dari

sejahtera menurut mereka adalah

adanya cita -cita yang tinggi.

siswa

Hasil

yang

lebih

wawancara

informan siswa laki-laki

terhadap

yang

membantu,

dimana

orang

mereka menjelaskan mengenai hal

lain,

sopan,

baik,

memberi,
dan

mau

mengasihi

disukai

oleh

masyarakat. Gambaran tersebut dapat
6

menjelaskan bahwasanya hubungan

kecil.

yang

masyarakat Jawa, perilaku saling

baik

dengan

orang

lain,

Selain

itu

membantu

kesadaran dalam menjalin interaksi

orang lain merupakan prinsip berlaku

dengan lingkungan sosialnya serta

rukun yang menjadi dasar kehidupan

keberhasilan

dari masyarakat Jawa.

berinteraksi

dengan lingkungan dapat menjadikan
seseorang

merasa

sejahtera.

memberi

dari

memiliki kepribadian yang baik dan

dalam

dan

kaidah

kepada

Berdasarkan hasil kuesioner,

Mc

informan

siswa

laki-laki

Donald (2013) menjelaskan salah

menganggap orangtua adalah orang

satu hal yang dapat membangun

yang

perasaan

adalah

perasaan

sosial-

Havighurst berpendapat bahwa anak

emosional yang meliputi keadaan

perempuan lebih mudah mengalami

hubungan positif siswa dengan siswa

pelepasan emosional dengan ibu,

lain di dalam kelas, lingkungan

dalam penelitian ini ternyata anak

sekolah,

laki-laki juga dapat dengan mudah

sejahtera

kesejaht eraan

secara

teman

sebaya,

guru,

mampu

menumbuhkan

sejahtera.

keluarga dan lingkungan lain yang

memiliki

menjadi

Sedangkan menurut hasil kuesioner

tempat

siswa

tersebut

bersosialisasi.

kedekatan

Meskipun

dengan

ibu.

informan siswa perempuan, orang

Perilaku saling membantu,

yang

mampu

menumbuhkan

memberi, dan mengasihi orang lain

perasaan sejahtera adalah diri sendiri

sehingga membuat seseorang disukai

dan orangtua. Hal tersebut selaras

di lingkungan masyarakat tentunya

dengan hasil penelitian Havighurst

membutuhkan suatu sikap yang tidak

dimana pelepasan emosional antara

kaku. Dalam budaya Jawa sikap

ibu dengan anak perempuan dapat

tersebut menunjukkan pola perilaku

lebih mudah terjadi karena semenjak

luwes

suatu

kecil

oleh

sesuai

yang

keuntungan

merupakan
yang

didapat

sudah

diberi

dengan

keterampilan
peran

perempuan Jawa akibat pembiasaan

kelaminnya.

Dalam

keterampilan

wawancaranya,

informan

melakukan

segala

sesuatu oleh orangtuanya semenjak

jenis
hasil
siswa

perempuan saat menghadapi masalah
7

terbiasa bercerita kepada ibunya dan

fasilitas di sekolah yang membuat

muncul

setelah

siswa merasa tidak nyaman. Hal

hasil

yang dikeluhkan adalah berupa tidak

penelitian Carr (2004), siswa dengan

tersedianya pendingin ruangan yang

kepribadian terbuka memiliki tingkat

membuat beberapa siswa merasa

kesejahteraan hidup yang lebih tinggi

panas saat di kelas, serta keberadaan

daripada siswa dengan kepribadian

kamar mandi beserta jumlahnya yang

tertutup. Adanya kedekatan secara

kurang

emosional dengan orangtua, guru,

secara bergantian antara siswa laki-

maupun

laki dan perempuan.

perasaan

bercerita.

senang

Sesuai

dengan

teman

sebaya,

dapat

karena

harus

digunakan

menunjukkan bahwa informan siswa
perempuan

memiliki

KESIMPULAN

kepribadian

terbuka.
Salah

1. Menurut siswa laki-laki Jawa,
satu

kesejaht eraan
dikemukakan

aspek

siswa
oleh

Konu

dari

sejahtera adalah hidup tanpa ada

yang

masalah, tenang dalam sekolah
dan

dan

bermain,

aman

dan

Rimpela (2002), yaitu aspek having

tenteram, tidak stres, makmur,

yang

kondisi

tidak ada kemiskinan. Adapun

sekolah dimana hal tersebut juga

menurut siswa perempuan Jawa,

mampu menjadi hal yang dapat

sejahtera adalah perasaan hati

membuat siswa merasa sejahtera atau

yang

tidak di sekolah. Kesejahteraan siswa

tenteram, hidup dengan hati yang

di sekolah menjadi suatu hal yang

tenang, rukun terhadap tetangga,

sangat penting karena memiliki peran

keluarga, teman, bahagia serta

yang sangat besar dalam peningkatan

tercukupinya kebutuhan.

berkaitan

dengan

damai,

2. Faktor

potensi siswa. Aspek having dalam

nyaman

yang

dan

mendukung

penelitian ini menjadi sorotan yang

kesejahteraan

harus dikaji dan mendapat perhatian

laki-laki Jawa yaitu kemampuan

lebih dari sekolah karena menurut

kognitif,

hasil wawancara beberapa infoman

pikiran

mengeluhkan

memaksimalkan potensi, berhasil

mengenai

keadaan
8

menurut

memiliki
yang

akal

siswa

dan

positif, mampu

dalam mengerjakan soal dan

perasaan siswa dan berpengaruh

mendapat prestasi serta memiliki

pada kesejahteraannya. Adapun

kemampuan berhubungan baik

siswa

dengan orang lain.

cenderung

Adapun

perempuan

Jawa

menempatkan

menurut siswa perempuan Jawa

mereka sendiri

faktor yang mendukung sejahtera

sebagai seseorang yang membuat

yaitu bisa mengerjakan soal yang

ia merasakan sejahtera. Selain itu

sulit,

dalam

mereka juga merasakan sejahtera

menyelesaikan

masalah,

dengan keberadaan teman dan

berkumpul

keluarga,

guru yang mampu memberikan

menyampaikan

perasaan senang dan semangat

dan

berhasil

bersama

mampu

inspirasi.

dan

diri

orangtua

dalam belajar.

3. Siswa laki-laki Jawa cenderung
menaruh

kepercayaan

Saran

bahwa

Bagi

orangtua mereka menjadi salah

sejahtera.

lain,

hasil

penelitian ini dapat dimanfaatkan

satu orang yang membuat mereka
merasakan

peneliti

sebagai tambahan informasi para

Mereka

peneliti

menempatkan peristiwa bersama

selanjutnya

serta

dapat

menggali faktor yang berperan dalam

dengan keluarga menjadi salah

kesejahteraan siswa terutama terkait

satu penunjang munculnya afek

dengan budaya Jawa.

positif. Selain orangtua, selaku
siswa mereka mengganggap guru
adalah

orang

yang

membantu

dapat
DAFTAR PUSTAKA

mereka

ACU and Erebus International In
Susan Mac Donald. (2008).
Handbook of report frame
work for Student Well being.
Dalam
S.
M.
Donald,
Handbook of report frame
work for Student Well being
(hal. 1-21). Ottawa: Commite
Of the Whole.

menumbuhkan perasaan sejahtera
ketika berada di sekolah. Selain
itu ketersediaan fasilitas yang
berhubungan langsung dengan
siswa

ketika

proses

belajar

mengajar maupun aktivitas di
luar kelas dapat mempengaruhi
9

School Improvement. Dalam J.
G. House, Student Wellbeing.
Central to Learning and
School
Improvement.
Melbourne: Snap Printing.

Anggoro, W.J., & Widhiarso, W.
(2010).
Konstruksi
dan
Identifikasi
Properti
Psikometris
Instrumen
Pengukuran
Kebahagiaan
Berbasis
Pendekatan
Indigenous Psychology Studi
Multitrait-Multimethod. Jurnal
Psikologi vol 37. No. 2.
Desember 176-188.

Darmanto, J. (2011). Psikologi Jawa.
Yogyakarta
:
Yayasan
Kayoman.
Eddington, N., Shuman, R. (2005).
(Online)
http://www.texcpe.com/cpe/PD
F/ca-happines.pdf. Diakses : 31
Januari 2013.

Argyle, M. (1999). Causes and
correlate of happines. In E. D.
D.Kahneman, Well-being : The
foundations
of
hedonic
psychology (pp. 353-373). New
York:
Russell
Sage
Foundation.
Avi,

Fitriani, W. (2008). Pengetahuan
dan Sikap Remaja Tentang
Perilaku Seksual di SMA
Mayjend
Sutoyo
Siswomihardjo Medan Tahun
2008 .

K, Martin, L.M. (1999).
Achievement
Goals
and
Student
Well-Being.
Contemporary
Educational
Psychology, Vol.24, 330-38.

Frost, P. (2010). The Effectiveness of
student wellbeing program and
service. Melbourne: Victorian
Auditor-General's Report.

Badan Pusat Statistik. (2012). Angka
Partisipasi Sekolah (APS)
Menurut Provinsi, 2003-2012.
(Online)
http://bps.go.id/tab_sub/view.p
hp?kat=1&tabel=1&daftar=1&
id_subyek=28¬ab=3.
Diakses : 31 Januari 2013.

Handayani,
Christina.,
S.
&
Novianto, A. (2004). Kuasa
Wanita Jawa. Yogyakarta : PT
LKiS
Pelangi
Aksara
Yogyakarta.

Cahyaningsih, A. (2012). Siswa
Berprestasi Dapat Hadiah.
(Online)
http://manteb.com/berita/3897/
90.Siswa.Berprestasi.Dapat.Ha
diah. Diakses : 24 April 2014.

Herusatoto, B. (2008). Simbolisme
Jawa . Yogyakarta : Ombak.
Hurlock, E.B. (2002). Psikologi
Perkembangan
Suatu
Pendekatan
Sepanjang
Rentang Kehidupan. (? ?? ?? ).
Jakarta : Erlangga.

Catholic
Education
Office
Archdiocese of Melbourne.
(2006).
Student Wellbeing.
Central to Learning and
10

Dalam Berbagai Bagiannya.
(Cet. 14.). Yogyakarta: Gajah
Mada University Press.

Kamus Besar Bahasa Indonesia.
(2008). Kamus Besar Bahasa
Indonesia
(Online).
http://kbbi.web.id. Diakses : 17
Februari 2014.

Mufid, A.A. (2012). Depresi Siswa
SMP Warga Tewas Gantung
Diri.
(Online)
http://www.sragenpos.com/201
2/depresi-siswa-smp-warga tewas-gantung-diri-329782.
Diakses : 24 April 2014.

Karyani,
U.,
Prihartanti,
N.,
Prasetyaningrum,
J.,
Hertinjung, W.S., Partini.,
Prastiti, W.D., Lestari, R.,
Yuwono,
S.
(2014).
Pengembangan
Instrumen
Kesejahteraan Siswa (Tahun
1). Fakultas Psikologi : UMS.

Papalia, D E., Olds, S. W., &
Feldman, Ruth D. (2001).
Human development (8th ed.).
Boston: McGraw-Hill.

Konu, A.I., & Rimpela, M. (2002).
Well-being in schools: A
conceptual
model.
Health
Promotion International Vol.
17, No. 1, 79-87.

Poerwandari,
E.K.
(1998).
Pendekatan Kualitatif dalam
Penelitian Psikologi. Jakarta :
Lembaga
Pengembangan
Sarana
Pengukuran
dan
Pendidikan.

Kurniawan, B. (2011). Kasus
Kekerasan di Sekolah Kian
Meningkat.
(Online)
http://news.detik.com/read/201
1/05/21/165046/1643957/10/ka
sus-kekerasan-di-sekolah-kianmeningkat. Diakses : 20
Februari 2014.

Riduwan. (2010). Belajar mudah
penelitian
untuk
guru
karyawan
dan
penelitian
pemula. Bandung : Alfabeta.
Santrock, J.W. (2003). Adolescence :
Perkembangan
Remaja.
(? ?? ?? ). Jakarta: Erlangga.

McDonald, S. (2013). OCDSB
Framework for Student WellBeing. Ottawa: COMMITTEE
OF THE WHOLE (PUBLIC).

Sousa, L., Lyubomirsky, S. (2001).
Life Satisfaction. Dalam L. L.
Sousa, Encylopedia of women
and gender: Sex similarites
and differences and the impact
of society on gender (hal. 667676).
San
Diego:
CA:
Academic Press.

Mahardika, A. (2012). Kekerasan
Guru Terhadap Siswa. (Online)
http://www.solopos.com/2012/
09/19/kekerasan-guruterhadap-siswa-330269.
Diakses : 24 April 2014.
Monks, F.J. (2002). Psikologi
Perkembangan : Pengantar
11

Sarwono, S.W. (2006). Psikologi
Remaja. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Sejiwa. (2008). Penelitian Mengenai
Kekerasan di Sekolah. (Online)
http://sejiwa.org/penelitianmengenai-kekerasan-disekolah-2008/. Diakses : 20
Februari 2014.
Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 T ahun 2003 Tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
Wijayanti, H., & Nurwianti, F.
(2010). Kekuatan Karakter dan
Kebahagiaan pada Suku Jawa.
Jurnal psikologi vol 3. no. 2.
Juni.
Wiyasa, B.T. (1997). Mengungkap
dan Mengenal Budaya Jawa.
Jakarta : Pradnya Paramita.
Wong, D. (2008). Pedoman Klinis
Keperawatan Pediatrik (Rev.
ed.). Jakarta: EGC.
Wong, D. (2009). Buku Ajar
Keperawatan Pediarik. Vol. 1.
Jakarta: EGC.

12