Pengumuman SNMPTN.
h,:~:"~~
Pikiran
Rakyat
o
o
o
Selasa
4
5
20
o Mar
21
--
OApr
8
23
7
22
CMe;
9
Sistem persentil
Sistem persentil mulai diberlakukan dalam penilaian SNMPTN tahun ini. Jika tahun sebelumnya, dengan skor 4 jika
jawaban benar, 0 jika tidak diisi, dan minus 1jika salah, skor
tersebut langsung dijumlahkan
dan menjadi nilai akhir peserta
SNMPTN. Ketika siswa tidak
mengisi salah satu mata pelajaran dan---.
mengisi mata pela-
Jumat
11
25
U
OJun
Jul
.
.Sabtu
12
26
Ags
13
27
28
o Sep 0 Okt
SNMPTN
adalah yang nilainya bagus di
setiap mata uji. Ini juga akan
mengurangi angka DO di PTN
yang dipilih dan kehadiran mahasiswa baru hasil SNMPTN
tahun ini benar-benar hasil terbaik dan yang layak.
Oleh PRAKOSO BHAIRAWA PUfERA S.
H
10
24
Pengmnmnan
ARI ini 1 Agustus
2009 bertepatan dengan pengumuman
hasil Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) at au pada dua tahun
.sebelumnya dikenal dengan Seleksi Penerimaan Mahasiswa
Baru(SPMB).Penyelenggaraan
SNMPTN tahun ini berbeda
dengan tahun-tahun sebelumnya. Pertama kali dalam pelaksanaan tes ujian masuk perguruan tinggi negeri secara nasional diberlakukan adanya Tes
Potensi Akademik (TPA).
Tahun ini, selain memberlakukan sistem persentil atau Tes Bidang Studi Prediktif (TBSP) dengan bobot nilai 70%, SNMPTN
2009 juga menambahkan satu
materi tes lain, yaitu TPA dengan
bobot penilaian 30%. Berdasarkan jumlah peminat, SNMPTN
tahun ini mengalarni peningkatan sekitar 10%. Selain itu, dari
sistem penilaian hasil. Penilaian
hasil ujian seleksi nasional kali ini
benar-benar berbeda.
0
Kamis
Rabu
6
jaran lain yapg dia kuasai, nilainya tertutup oleh nilai matapelajaran yang dikuasainya.
Dengan demikian, bisa saja
terjadi (dan mungkin sering
terjadi) seseorang jurusan IPA
di sekolahnya mengambil IPS
di SNMPTN dan tembus ke
akuntansi PTN A karena bagus
di matematika, sementara pelajaran ekonominyajelek. Sistem
penilaian semacam ini (sistem
lama), bila ada mata pelajaran
yang terkesan sulit, raihan nilai
siswa cenderung rendah. Penyebabnya, bisajadi siswa "kurang berminat" mengerjakannya. Padahal, setiap mata pelajaran itu sarna pentingnya untuk diqjikan.
Namun, sistem seperti itu tidak akan berlaku lagi tahun ini.
Sistem penilaian
persentil
menghendaki peserta ujian mengerjakan semua mata pelajaran yang diujikan dalam Seleksi
Nasional Masuk Perguruan
Tinggi Negeri (SNMPTN)
2009. Dengan sistem persentil
ini, setiap mata pelajaran akan
,mendapat porsi yang sarna dalam penilaian. Skor yang diperoleh tidak hmgsung dijumlahkan, tetapi diperingkat dahulu
dengan penghitungan "persentil= 100 X (l-peJ;ingkat siswa/peserta)". Artinya, lolosnya
siswa bergantung pada jumlah
skor setiap mata pelajaran, peringkat skornya secara nasional, dan jumlah peserta.
Intinya, mereka yang lolos
Paradigma baru
Kehadiran sistem penerimaan semacam ini menjadi paradigma baru sehingga asumsi
tentang adanya banyak perguruan tinggi yang mendahulukan kuantitas daripada kualitas
pendidikan, bisa sedikit ditepis.
Namun, kitajuga tidak bisa
menutup mata, masih ada yang
melakukan praktik semacam
itu. Banyak perguruan tinggi
yang mengedepankan kemampuan mereka untuk survive dulu dengan mencari pemasukan
sebanyak-banyaknya dari SPP
mahasiswa. Demikian pula dengan beberapa perguruan tinggi negeri yang betubah statusnya menjadi BHP, mereka dituntut untuk dapat mandiri dalam mengelola keuangannya.
Di sisi lain, guna meningkatkan kualitas pendidikan tinggi
tentu saja diperlukan faktor
pendukung seperti gedung, fasilitas belajar-mengajar, perpustakaan, dan manajemen pendidikan merupakan hal penting
yang harus selalu dicoba ditingkatkan kualitasnya. Namun, hal
yang paling utama adalah ketersediaan sumber daya manusia
berupa staf akademis yang qualified dan berkomitmen. Kemampuan perguruan tinggi untuk menarik dan mempertahankan staf akademis yang- ber-
kualitas adalah kuncinya.
Peningkatan kualitas pendidikan dan peningk~tan riset
menjadi hal yang saling mendukung dalam peningkatan
kualitas pendidikan tinggi seca.ra umum. Meningkatkan riset
dan kualitas pendidikan ini
adalah kunci agar perguruan
ti,nggi-perguruan tinggi di Indonesia bisa lebih kompetitif di
mata internasional. Suatu perj~angan berat yang tidak mudah, namun tetap harus dimulai bagaimanapun beratnya.
Gonjang-ganjing
tentang
mutu pendidikan tinggi yang
semakin disorot akhir-akhir ini
membuat banyak pihak yang
terlibat mulai bingung, seperti
apa sebenarnya konsep pendidikantinggi yang ideal di Indonesia. Karena banyak bukti menunjukkan, pendidikan tinggi
di Indonesia jauh tertinggal dibandingkan
dengan negara
lain. Meskipun kita bersikap
masa bodoh dengan survei
yang menyatakan posisi pendidikan tinggi Indonesia terrnasuk papan bawah di Asia bahkan di dunia, ada baiknya kita
melirik bagaimana sistem pendidikan tinggi dinegara-negara
yang tergolbng maju.
Jika dikembalikan pada SNMPTN, tidak lebih dari 20%
peserta tes SPMB-PTN yang
dinyatankan lulus. Kondisi amat terbatasnya daya tampung
PTN, memberi kesempatan luas kepada PTS untuk memasuki pasar perguruan tinggi. Selain itu, beberapa PTS memiliki rasa percaya diri yang cukup tinggi bahwa mereka me;0:................
-miliki segrnen paiar tersendiri
sehingga tidak bergantung kepada hasil SPMB. Dari sisi caIon konsumen
pendidikan
tinggi, kualitas pendidikan
tinggi yang akan dibeli merupakan suatu tuntutan.
Apa pun yang akan dihasilkan
setelah kelarnya hajatan besar
ini, semuanya adalah rangkaian
dari proses panjang unttik menuai kualitas.sumber daya manusia Indonesia unggul. ***
Penulis, peneliti muda kebijakan iptek - LIPI, Jakarta.
-.---.
Kliping
--
Hum as
---
Un pad
2009
Pikiran
Rakyat
o
o
o
Selasa
4
5
20
o Mar
21
--
OApr
8
23
7
22
CMe;
9
Sistem persentil
Sistem persentil mulai diberlakukan dalam penilaian SNMPTN tahun ini. Jika tahun sebelumnya, dengan skor 4 jika
jawaban benar, 0 jika tidak diisi, dan minus 1jika salah, skor
tersebut langsung dijumlahkan
dan menjadi nilai akhir peserta
SNMPTN. Ketika siswa tidak
mengisi salah satu mata pelajaran dan---.
mengisi mata pela-
Jumat
11
25
U
OJun
Jul
.
.Sabtu
12
26
Ags
13
27
28
o Sep 0 Okt
SNMPTN
adalah yang nilainya bagus di
setiap mata uji. Ini juga akan
mengurangi angka DO di PTN
yang dipilih dan kehadiran mahasiswa baru hasil SNMPTN
tahun ini benar-benar hasil terbaik dan yang layak.
Oleh PRAKOSO BHAIRAWA PUfERA S.
H
10
24
Pengmnmnan
ARI ini 1 Agustus
2009 bertepatan dengan pengumuman
hasil Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) at au pada dua tahun
.sebelumnya dikenal dengan Seleksi Penerimaan Mahasiswa
Baru(SPMB).Penyelenggaraan
SNMPTN tahun ini berbeda
dengan tahun-tahun sebelumnya. Pertama kali dalam pelaksanaan tes ujian masuk perguruan tinggi negeri secara nasional diberlakukan adanya Tes
Potensi Akademik (TPA).
Tahun ini, selain memberlakukan sistem persentil atau Tes Bidang Studi Prediktif (TBSP) dengan bobot nilai 70%, SNMPTN
2009 juga menambahkan satu
materi tes lain, yaitu TPA dengan
bobot penilaian 30%. Berdasarkan jumlah peminat, SNMPTN
tahun ini mengalarni peningkatan sekitar 10%. Selain itu, dari
sistem penilaian hasil. Penilaian
hasil ujian seleksi nasional kali ini
benar-benar berbeda.
0
Kamis
Rabu
6
jaran lain yapg dia kuasai, nilainya tertutup oleh nilai matapelajaran yang dikuasainya.
Dengan demikian, bisa saja
terjadi (dan mungkin sering
terjadi) seseorang jurusan IPA
di sekolahnya mengambil IPS
di SNMPTN dan tembus ke
akuntansi PTN A karena bagus
di matematika, sementara pelajaran ekonominyajelek. Sistem
penilaian semacam ini (sistem
lama), bila ada mata pelajaran
yang terkesan sulit, raihan nilai
siswa cenderung rendah. Penyebabnya, bisajadi siswa "kurang berminat" mengerjakannya. Padahal, setiap mata pelajaran itu sarna pentingnya untuk diqjikan.
Namun, sistem seperti itu tidak akan berlaku lagi tahun ini.
Sistem penilaian
persentil
menghendaki peserta ujian mengerjakan semua mata pelajaran yang diujikan dalam Seleksi
Nasional Masuk Perguruan
Tinggi Negeri (SNMPTN)
2009. Dengan sistem persentil
ini, setiap mata pelajaran akan
,mendapat porsi yang sarna dalam penilaian. Skor yang diperoleh tidak hmgsung dijumlahkan, tetapi diperingkat dahulu
dengan penghitungan "persentil= 100 X (l-peJ;ingkat siswa/peserta)". Artinya, lolosnya
siswa bergantung pada jumlah
skor setiap mata pelajaran, peringkat skornya secara nasional, dan jumlah peserta.
Intinya, mereka yang lolos
Paradigma baru
Kehadiran sistem penerimaan semacam ini menjadi paradigma baru sehingga asumsi
tentang adanya banyak perguruan tinggi yang mendahulukan kuantitas daripada kualitas
pendidikan, bisa sedikit ditepis.
Namun, kitajuga tidak bisa
menutup mata, masih ada yang
melakukan praktik semacam
itu. Banyak perguruan tinggi
yang mengedepankan kemampuan mereka untuk survive dulu dengan mencari pemasukan
sebanyak-banyaknya dari SPP
mahasiswa. Demikian pula dengan beberapa perguruan tinggi negeri yang betubah statusnya menjadi BHP, mereka dituntut untuk dapat mandiri dalam mengelola keuangannya.
Di sisi lain, guna meningkatkan kualitas pendidikan tinggi
tentu saja diperlukan faktor
pendukung seperti gedung, fasilitas belajar-mengajar, perpustakaan, dan manajemen pendidikan merupakan hal penting
yang harus selalu dicoba ditingkatkan kualitasnya. Namun, hal
yang paling utama adalah ketersediaan sumber daya manusia
berupa staf akademis yang qualified dan berkomitmen. Kemampuan perguruan tinggi untuk menarik dan mempertahankan staf akademis yang- ber-
kualitas adalah kuncinya.
Peningkatan kualitas pendidikan dan peningk~tan riset
menjadi hal yang saling mendukung dalam peningkatan
kualitas pendidikan tinggi seca.ra umum. Meningkatkan riset
dan kualitas pendidikan ini
adalah kunci agar perguruan
ti,nggi-perguruan tinggi di Indonesia bisa lebih kompetitif di
mata internasional. Suatu perj~angan berat yang tidak mudah, namun tetap harus dimulai bagaimanapun beratnya.
Gonjang-ganjing
tentang
mutu pendidikan tinggi yang
semakin disorot akhir-akhir ini
membuat banyak pihak yang
terlibat mulai bingung, seperti
apa sebenarnya konsep pendidikantinggi yang ideal di Indonesia. Karena banyak bukti menunjukkan, pendidikan tinggi
di Indonesia jauh tertinggal dibandingkan
dengan negara
lain. Meskipun kita bersikap
masa bodoh dengan survei
yang menyatakan posisi pendidikan tinggi Indonesia terrnasuk papan bawah di Asia bahkan di dunia, ada baiknya kita
melirik bagaimana sistem pendidikan tinggi dinegara-negara
yang tergolbng maju.
Jika dikembalikan pada SNMPTN, tidak lebih dari 20%
peserta tes SPMB-PTN yang
dinyatankan lulus. Kondisi amat terbatasnya daya tampung
PTN, memberi kesempatan luas kepada PTS untuk memasuki pasar perguruan tinggi. Selain itu, beberapa PTS memiliki rasa percaya diri yang cukup tinggi bahwa mereka me;0:................
-miliki segrnen paiar tersendiri
sehingga tidak bergantung kepada hasil SPMB. Dari sisi caIon konsumen
pendidikan
tinggi, kualitas pendidikan
tinggi yang akan dibeli merupakan suatu tuntutan.
Apa pun yang akan dihasilkan
setelah kelarnya hajatan besar
ini, semuanya adalah rangkaian
dari proses panjang unttik menuai kualitas.sumber daya manusia Indonesia unggul. ***
Penulis, peneliti muda kebijakan iptek - LIPI, Jakarta.
-.---.
Kliping
--
Hum as
---
Un pad
2009