Meraih Hati Rakyat.
Pikiran R,akyat
o Senin o Se'asa o
1
17
OJan
2
18
3
19
OPeb
4
5
20
f)
o Mar OApr
o Kamis o Jumat o Sabtu
Rabu
7
8
23
:?2
OMei
9
8Jun
OJul
o Ags OSep
Meraih
Hati Rakyat
Oleh MURADI
A
,..
GAKNYA kampanye Pemilihan Umum Presiden 2009
benar-benar menguras energi dan pikiran tim sukses dan pendukungnya. Upaya saling menjatuhkan dengan berbagai isu dan tipu daya. Mulai isu penganut neoliberalisme,
pelanggaran
HAM,
klaim perdamaian di Aeeh, hingga
kewarganegaraan ganda menjadi
bagian yang meramaikan Pilpres
2009 ini.
'"
Bisa jadi, bagi ketiga pasangan
kandidat, pilpres kali ini merupakan kesempatan terakhir, karena
usia dan regenerasi politik di ma-
sing-masing partai, sehingga segala daya upaya dikerahkan untuk
memenangi hajat politik lima tahunan ini.
Namun, inggar-bingar pesta politik lima tahunantersebut sedikit banyak melupakan esensi dari demokrasi itu sendiri. Rakyat, dalam konteks kali ini, sekali lagi, hanya dijadikan objek politik. Bagaimana tidak, program. BLTjustru dianggap sebagai prestasl, sementara krisis
global seeara perlahan menenggelamkan masyarakat. Atau, bagaimana mirisnya kita dengan berbagai peristiwa jatuhnya pesawat tempur
atau latih yang dimiliki militer, menjadi semaeam anomali di tengah
saling klaim keberhasilan para kandidat d
o Senin o Se'asa o
1
17
OJan
2
18
3
19
OPeb
4
5
20
f)
o Mar OApr
o Kamis o Jumat o Sabtu
Rabu
7
8
23
:?2
OMei
9
8Jun
OJul
o Ags OSep
Meraih
Hati Rakyat
Oleh MURADI
A
,..
GAKNYA kampanye Pemilihan Umum Presiden 2009
benar-benar menguras energi dan pikiran tim sukses dan pendukungnya. Upaya saling menjatuhkan dengan berbagai isu dan tipu daya. Mulai isu penganut neoliberalisme,
pelanggaran
HAM,
klaim perdamaian di Aeeh, hingga
kewarganegaraan ganda menjadi
bagian yang meramaikan Pilpres
2009 ini.
'"
Bisa jadi, bagi ketiga pasangan
kandidat, pilpres kali ini merupakan kesempatan terakhir, karena
usia dan regenerasi politik di ma-
sing-masing partai, sehingga segala daya upaya dikerahkan untuk
memenangi hajat politik lima tahunan ini.
Namun, inggar-bingar pesta politik lima tahunantersebut sedikit banyak melupakan esensi dari demokrasi itu sendiri. Rakyat, dalam konteks kali ini, sekali lagi, hanya dijadikan objek politik. Bagaimana tidak, program. BLTjustru dianggap sebagai prestasl, sementara krisis
global seeara perlahan menenggelamkan masyarakat. Atau, bagaimana mirisnya kita dengan berbagai peristiwa jatuhnya pesawat tempur
atau latih yang dimiliki militer, menjadi semaeam anomali di tengah
saling klaim keberhasilan para kandidat d