Fungsi Manajemen Perpustakaan Dalam Membangun Masyarakat Belajar di Sekolah Dasar Muhammadiyah 1 Ponorogo - Electronic theses of IAIN Ponorogo

  FUNGSI MANAJEMEN PERPUSTAKAAN DALAM MEMBANGUN MASYARAKAT BELAJAR DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH 1 PONOROGO TESIS

Oleh :

Heppy Widhiastuti

  

NIM: 212 216 020

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONOROGO PASCASARJANA NOVEMBER 2018

  

ABSTRAK

  Widhiastuti, Heppy. Fungsi Manajemen Perpustakaan dalam Membangun Masyarakat Belajar di Sekolah Dasar Muhammadiyah 1 Ponorogo. Tesis Jurusan Manajemen Pendidikan Agama Islam Pascasarjana, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo. Pembimbing: Dr. Abid Rohmanu, M. H.I

  Kata Kunci: Fungsi Manajemen, Membangun Masyarakat Belajar

  Hasil survei yang dilakukan oleh beberapa lembaga, Menunjukkan bahwa minat membaca masyarakat khususnya anak sebagai pelajar saat ini masih rendah. Salah satu yang menyebabkannya adalah belum tersedianya suasana sekolah yang ramah akan membaca. Sebab tumbuhnya budaya membaca, dipengaruhi oleh suasana dan ketersediaan perpustakaan di sekolah.Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah 1 Ponorogo sebagai salah satu sekolah unggulan di Kabupaten Ponorogo, belum lama ini memperoleh prestasi ditingkat Internasional. Di mana hal tersebut dapat diraih berkat kerja sama yang solid antara guru, kepala sekolah, serta pihak perpustakaan. Yang selalu memberikan tugas yang berkaitan dengan perpustakaan. Hal ini dilakukan agar siswa-siswi gemar membaca buku di perpustakaan sekolah.

  Adapun dalam penelitian tesis ini. Peneliti memfokuskan penelitian pada peran manajemen perpustakaan dalam membangun masyarakat belajar di SD Muhammadiyah 1 Ponorogo. Dengan rumusan masalah sebagai berikut. (1) Bagaimana perencanaan perpustakaan sekolah dalam membangun masyarakat belajar di Sekolah Dasar Muhammadiyah 1 Ponorogo? (2) Bagaimana pengorganisasian perpustakaan sekolah dalam membangun masyarakat belajar di Sekolah Dasar Muhammadiyah 1 Ponorogo? (3) Bagaimana pelaksanaan layanan perpustakaan sekolah dalam membangun masyarakat belajar di Sekolah Dasar Muhammadiyah 1 Ponorogo? (4) Bagaimana pengawasan perpustakaan sekolah dalam membangun masyarakat belajar di Sekolah Dasar Muhammadiayh 1 Ponorogo? Untuk menjawab pertanyaan rumusan masalah dalam penelitian ini. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif. Serta dilaksanakan di SD Muhammadiyah 1 Ponorogo. Instrumen pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian skripsi ini menggunakan teknik analisis data studi kasus. Di mana peneliti melakukan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan data. Teknik pengecekan keabsahan data yang peneliti gunakan adalah meningkatkan ketekunan dan triangulasi.

  Hasil penelitian tesis ini sebagai berikut: (1) Fungsi manajemen perpustakaan Sekolah Dasar Muhammadiyah 1 Ponorogo dalam membangu masyarakat belajar telah melalui langkah perencanaan sistematis serta telah memenuhi unsur perencanaan perpustakaan. Di mana perencanaan yang dilakukan termasuk model perencanaan jangka panjang. Belum melakukan model perencanaan jangka pendek, atas-bawah, bawah-atas maupun model perencanaan gabungan.(2) Fungsi manajemen perpustakaan Sekolah Dasar Muhammadiyah 1 Ponorogo dalam membangun masyarakat belajar telah melakukan organizing. Di mana dalam pengorganisasiannya termasuk model controlled decentralized. Belum melakukan model pengorganisasian democratic decentralized dan

  

controlled centralized . (3) Fungsi manajemen perpustakaan Sekolah Dasar

  Muhammadiyah 1 Ponorogo dalam membangun masyarakat belajar. Kepala perpustakaan melakukan berbagai trik dalam memberikan pelayanan di perpustakaan. Di mana dalam pelaksanaan pelayanan perpustakaan termasuk model kepemimpinan partisipatif. Belum model kepemimpinan otokratik, transformasional, manajerial. (4) Fungsi manajemen perpustakaan Sekolah Dasar Muhammadiyah 1 Ponorogo yang diterapkan dalam membangun masyarakat belajar di sekolah adalah model pengawasan melekat (waskat) dan model pengawasan internal. Belum model pengawasan pre-controls, steering controls,

  

ABSTRACT

Widhiastuti, Heppy. Fuction of Library Management in Building Learning

Communities at Muhammadiyah 1 Ponorogo Primary School. Thesis

  Postgraduate, State Islamic Institute (IAIN) Ponorogo. Advisor: Dr. Abid Rohmanu, M. H.I Keywords: Role of Management, Building Learning Society.

  The results of a survey conducted by several institutions showed that

interest in reading the community, especially children as students, is still low. One

of the causes is the unavailability of a friendly school atmosphere that will read.

Because the growth of reading culture is influenced by the atmosphere and

availability of libraries in schools. Muhammadiyah 1 Ponorogo Elementary

School (SD) as one of the flagship schools in Ponorogo Regency, recently won

achievements at the International level. Where this can be achieved thanks to solid

cooperation between teachers, principals, and the library. Who always gives

assignments related to the library. This is done so that students like to read books

in the school library.

  As for this thesis research. The researcher focused on the role of library

management in building learning communities at Muhammadiyah 1 Ponorogo

Elementary School. With the formulation of the problem as follows. (1) What is

the planning of the school library in building a learning community at the 1

Ponorogo Muhammadiyah Primary School? (2) How to organize school libraries

in building learning communities at the 1 Ponorogo Muhammadiyah Primary

School? (3) How is the implementation of school library services in building

learning communities at the 1 Ponorogo Muhammadiyah Primary School? (4)

What is the supervision of the school library in building a learning community at

the 1 Ponorogo Muhammadiayh Primary School?

  To answer the question formulation of the problem in this study. The

research approach that researchers use is a qualitative approach. And carried out at

SD Muhammadiyah 1 Ponorogo. Data collection instruments using interviews,

observation, and documentation. Data analysis techniques in this thesis research

use case study data analysis techniques. Where researchers do data reduction, data

presentation, and data conclusions. The technique of checking the validity of the

data that researchers use is to increase persistence and triangulation.

  The results of this thesis study are as follows: (1) The function of library

management in Ponorogo 1 Primary School in Muhammadiyah in developing

learning communities has gone through systematic planning steps and has fulfilled

the elements of library planning. Where planning is carried out including a long-

term planning model. Not yet done a short-term, top-down, down-top and joint

planning model model (2) The function of library management at Ponorogo 1

Primary School in Muhammadiyah in building learning communities has been

organizing. Where in organizing includes a controlled decentralized model. Not

yet doing organizational models democratic decentralized and controlled

centralized. (3) The function of library management at Ponorogo 1 Primary

School in building a learning community. The head of the library performs

various tricks in providing services in the library. Where in the implementation of

library services includes a participatory leadership model. Not yet an autocratic,

transformational, managerial leadership model. (4) The function of library

management of Ponorogo 1 Primary School in Muhammadiyah applied in

building learning communities in schools is an inherent supervision model

(waskat) and an internal supervision model. Not yet a supervision model pre-

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membaca merupakan jendela dunia. Ungkapan ini secara jelas

  menggambarkan manfaat membaca yakni, membuka dan memperluas wawasan dan pengetahuan individu. Membaca membuat individu dapat meningkatkan kecerdasan, mengakses informasi dan juga memperdalam

  1

  pengetahuan dalam diri seseorang. Oleh karena itu dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, pemerintah menetapkan UU nomor 43 tahun 2007, tentang perpustakaan. Yang menyatakan bahwa, “perpustakaan menjadi wahana belajar sepanjang hayat dalam mengembangkan potensi masyarakat agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab dalam rangka mendukung

  2 penyelenggaraan pendidikan nasional”.

  Hasil survei yang dilakukan oleh Indeks Pembangunan Manusia,

  IPM (Human Development Index, HDI) pada tahun 2011, “menempatkan Indonesia selalu berkutat disekitar 110 dan terendah diantara negara-

  3 1 negara pendiri ASEAN”. Hal ini menunjukkan bahwa Sumber Daya

Ilham Nur Triatna,”Minat Baca Pada Siswa Kelas VI Sekolah Dasar Negeri Delegan 2

Prambanan Sleman Yogyakarta”. Dalam Jurnal E-Journal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. V. 2 Nomor 6 Tahun 2016. 167. 3 UU Perpustakaan Nomor 43 tahun 2007 tentang perpustakaan, 1. Manusia (SDM) Indonesia berada pada tingkat menengah, salah satu faktor yang menyebabkannya adalah rendahnya kualitas pendidikan di kehidupan melibatkan kegiatan membaca. Kenyataanya, minat membaca

  4 masyarakat khususnya anak sebagai pelajar saat ini masih rendah.

  Dari studi “Most Littered Nation in the World, yang dilakukan oleh

  Central Connectitu State University pada maret 2016 dinyatakan bahwa

  5 Indonesia menduduki peringkat 60 dari 61 negara soal minat baca. Sebab,

  6

  masyarakat kita masih senang dengan budaya lisan. Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006 mempublikasikan, membaca bagi masyarakat Indonesia belum dijadikan sebagai sebuah kegiatan mencari informasi. Masyarakat Indonesia lebih memilih menonton televisi (85,9%), mendengarkan radio (40,3%), ketimbang membaca (23,5%). Artinya membaca untuk mendapatkan informasi baru dilakukan oleh (23,5%) dari total penduduk Indonesia. Masyarakat lebih suka mendapatkan informasi dari televisi dan mendengarkan radio. Ini menunjukkan bahwa membaca belum menjadi

  7

  prioritas utama masyarakat Indonesia. Riset yang dilakukan oleh Asosiasi Pekerja Informasi Sekolah Indonesia (APISI) dibeberapa negara waktu lalu, menunjukkan bahwa, “ Indonesia termasuk dalam 12 negara yang 4 memilki nilai terendah dalam uji keterampilan membaca tingkat 5 Triatna, Minat Baca…., 167.

  

Kompas. Com, Minat Baca Indonesia Ada di Urutan ke 60 dari 61 Dunia. Jakarta, Kompas.

Com. (Senin 29 Agustus 2016. Jam 07: 17 WIB).Diakses dari edukasi.kompas.com. Tanggal 09

6 Januari 2018. Jam 21.00. 7 Triatna, Minat Baca…, 167.

  Internasional. Hanna Catherina George sebagai ketua umum dari APISI, menyatakan hal ini diakibatkan oleh suasana sekolah yang kini belum

  8 dipengaruhi oleh suasana dan ketersediaan perpustakaan di sekolah.

  Di mana perpustakaan dalam image masyarakat masih disosokkan dengan sebuah lembaga atau bangunan tua yang di dalamnya berisi rak-rak dan buku yang berdebu. Di beberapa kota setingkat kabupaten perpustakaan seringkali masih dianggap sebagai, “tempat pembuangan” pegawai negeri yang tidak berprestasi dan ada anggapan setiap orang dapat

  9

  10

  mengurusnya. Sebagai salah satu tenaga kependidikan, pustakawan masih dicitrakan sebagai “seseorang” yang sekadar kebetulan ditempatkan di perpustakaan yang setiap saat dapat, “didaur ulang”, digonta-ganti

  11

  dengan mudahnya. Disamping itu banyak tanggapan negatif yang ditujukan kepada pustakawan misalnya, tidak ramah, judes, pasif, dan masih banyak lagi sederet atribut yang tidak menyenangkan terhadap pustakawan. Kinerja pustakawan juga masih dianggap rendah. Salah satu indikatornya, di dalam masyarakat terpelajar pun pustakawan masih

  12 dianggap bukan profesi yang terhormat, tidak memiliki keahlian khusus.

  8 9 Wartakota.tribunnews.com. (Rabu 12 Oktober 2016. 19: 57). Diakses tanggal 09 Januari 2018.

  

Purwono, Profesi Pustakawan Menghadapi Tantangan Perubahann (Yogyakata: Graha Ilmu,

10 2013), 100.

  

PP No 19 tahun 2005 tentang SNP, pasal 35 tentang tenaga kependidikan ayat 1 poin B,

berbunyi tenaga kependidikan SD/MI terdiri atas kepala sekolah/madrasah, tenaga administrasi,

11 tenaga perpustakaan dan tenaga kebersihan (Lihat dalam PP No 19 tahun 2005, 26). 12 Purwono, Profesi Pustakawan …,100.

  Semenjak terbitnya UU No 43 Nomor 2007 tentang, “Perpustakaan”. Di mana dalam pasal 31 menerangkan bahwa tenaga minimum serta jaminan kesejahateraan sosial, pembinaan karier, serta kesempatan untuk menggunakan sarana dan prasarana perpustakaan demi

  13

  kelancaran tugas. Pemerintah menetapkan agar tenaga perpustakaan di sekolah memenuhi kualifikasi minimal pendidikan sekurang-kurangnya Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat, dan mempunyai sertifikat pengelola perpustakaan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Serta kualifikasi dan kompetensi pustakawan telah diatur di dalam Permendiknas No. 25 Tahun 2008, yang meliputi kompetensi menejerial,

  14 kompetensi pengelolaan, kompetensi informasi, dan kompetensi sosial.

  Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah 1 Ponorogo merupakan salah satu sekolah unggulan yang terletak di Kabupaten Ponorogo, dan telah

  15

  terakreditasi (A). Hal ini bisa dilihat dari sarana dan prasarana yang komprehensif yang disediakan oleh lembaga. Guna mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah. Seperti tersedianya sarana masjid, sarana lapangan futsal dan voli, sarana laboratorium, sarana ruang komputer, 13 serta sarana perpustakaan di mana di lantai dua ruang perpustakaan

  

UU No. 43 Tahun 2007 tentang, “Perpustakaan”. 17. Lihat dalam UU Sisidiknas Bab XI

tentang pendidik dan tenaga kependidikan pasal 39 ayat 1 , yang berbunyi tenaga kependidikan

bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan , dan pelayanan

teknis untukmenunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. Kemudian lihat pasal 40

tentang hak dan kewajiban tenaga kependidikan dan pendidik (Lihat dalam UU SisdiknasNo20

14 tahun2003).

  16

  dilengkapi dengan e-library. Selain itu dalam bidang prestasi sekolah ini mampu meraih prestasi di tingkat Internasional dengan menjuarai lomba

  17

  menjelaskan bahwa prestasi ini dapat diraih berkat kerja sama dari seluruh warga sekolah, baik bapak ibu guru, karyawan, serta siswa-siswi, termasuk juga para pustakawan. Di mana melalui arahan yang diberikan oleh kepala sekolah kepada bapak ibu guru, agar dalam setiap pembelajaran siswa- siswi diberikan tugas yang selalu berhubungan dengan perpustakaan sekolah. Hal ini dimaksudkan supaya siswa-siswi selalu mengunjungi perpustakaan sekolah, untuk membiasakan mereka membaca buku di

  18

  perpustakaan sekolah. Robin selaku kepala perpustakaan menyampaikan bahwa, “hal tersebut dilakukan sebagai langkah dari pihak sekolah untuk meningkatkan minat membaca siswa-siswi di perpustakaan sekolah. Di mana melalui program literasi. Kami akan memberikan penghargaan kepada siswa-siswi yang rajin mengunjungi dan meminjam buku di

  19 perpustakaan sekolah.

  Dari hasil pengamatan yang peneliti peroleh. Peneliti menjumpai siswa-siswi masuk ke dalam ruang perpustakaan dengan menggunakan menunjukkan kartu perpustakaan kepada petugas perpustakaan secara manual. Padahal peneliti mengamati di samping pintu masuk ruang 16 perpustakaan terdapat alat barcode, yaitu alat komputer yang digunakan 17 Hasil Observasi, tanggal 12 Januari 2018, di SD Muhammadiyah 1 Ponorogo. 18 Hendrik, wawancara, tanggal 12 Januari 2018, di SD Muhammadiyah 1 Ponorogo. untuk mendeteksi siswa-siswi yang masuk ke dalam perpustakaan. Melihat hal tersebut, peneliti menayakan kepada petugas perpustakaan yang dikarenakan siswa-siswi suka menjadikan alat barcode sebagai mainan dengan menekan-nekan tombol yang ada di komputer, sehingga menyebabkan alat tersebut error, yang pada akhirnya tidak dapat digunakan. Sehingga siswa-siswi masuk ke dalam ruang perpustakaan dengan cara manual, termasuk dalam peminjaman dan pengembalian buku. Dampaknya petugas perpustakaan sering mengalami kerepotan dalam pendataan buku yang ada, dan buku yang dipinjam oleh siswa-

  20

  siswi. Dari hasil wawancara dan pengamatan tersebut dapat diketahui bahwa peran manajemen perpustakaan merupakan hal yang urgensi dalam membangun masyarakat belajar.

  Oleh sebab itu peneliti bermaksud untuk menemukan peran manajemen perpustakaan dalam membangun masyarakat belajar di SD Muhammadiyah 1 Ponorogo. Sehingga judul penelitian tesis ini adalah, “Fungsi Manajemen Perpustakaan Sekolah dalam Membangun Masyarakat Belajar di SD Muhammadiyah 1 Ponorogo”.

B. Rumusan Masalah

  1. Bagaimana perencanaan perpustakaan sekolah dalam membangun masyarakat belajar di SD Muhammadiyah 1 Ponorogo?

  2. Bagaimana pengorganisasian perpustakaan sekolah dalam membangun masyarakat belajar di SD Muhammadiyah 1 Ponorogo ? membangun masyarakat belajar di SD Muhammadiyah 1 Ponorogo ?

  4. Bagaimana pengawasan manajemen perpustakaan sekolah dalam membangun masyarakat belajar di SD Muhammadiyah 1 Ponorogo ?

  C. Tujuan Penelitian

  1. Untuk menjelaskan perencanaan perpustakaan sekolah dalam membangun masyarakat belajar di SD Muhammadiyah 1 Ponorogo.

  2. Untuk menjelaskan pengorganisasian perpustakaan sekolah dalam membangun masyarakat belajar di SD Muhammadiyah 1 Ponorogo.

  3. Untuk menjelaskan pelaksanaan layanan perpustakaan sekolah dalam membangun masyarakat belajar di SD Muhammadiyah 1 Ponorogo.

  4. Untuk menjelaskan pengawasan manajemen perpustakaan sekolah dalam membangun masyarakat belajar di SD Muhammadiyah 1 Ponorogo ?

  D. Kegunaan Penelitian

  1. Manfaat Teoritis Peneliti akan menemukan peran manajemen perpustakaan sekolah dalam membangun masyarakat belajar di SD Muhammadiyah

  1 Ponorogo.

  2. Manfaat Praktis

  Penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukkan bagi lembaga sekolah untuk lebih memajukan peran manajemen Muhammadiyah 1 Ponorogo.

E. Kajian Terdahulu

  Peneliti juga melakukan telaah hasil penelitian terdahulu. Dengan judul penelitian, “Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Dasar di Kecamatan Sragen (Studi Kasus SD Negeri Sragen 4 dan SD Birrul Walidain)”. Yang dilakukan oleh Tri Wahyuningsih. Dengan tujuan penelitian: (1) Mendeskripsikan karakteristik pelayanan perpustakaan di SD Negeri Sragen 4 dan SD Birrul Walidain (2) Mendeskripsikan karakteristik pengadaan koleksi bahan pustaka di SD Negeri Sragen 4 dan SD Birrul Walidain. (3) Mengetahui peran perpustakaan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di SDN Sragen 4 dan SD Birrul Walidain.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Karakteristik Pelayanan Perpustakaan baik di SD Negeri Sragen 4 maupun SD Birrul Walidain adalah peminjaman diharuskan menunjukkan kartu anggota dan kartu peminjam, di SD Negeri Sragen 4 masih secara manual dalam pengerjaannya, tetapi kalau di SD Birrul Walidain sudah otomasi, dalam tata tertib peminjaman pustaka sama-sama dengan dibuatkan jadwal pengunjung, penerapan sanksi untuk setiap pelanggaran, memiliki prosedur tata cara pelayanan peminjaman dengan sistem terbuka dan tertutup, (2) Karakteristik Pengadaan Koleksi Bahan Pustaka SD Negeri Sragen 4 dan SD Birrul Walidain adalah mendapatkan bantuan dari pemerintah serta memberikan tugas pada siswa membuat kliping untuk mengharapkan kenang-kenangan buku dari kelas 6 yang sudah lulus dan SD Birrul Walidain dengan pembelian, (3) Karakteristik Peran Perpustakaan dalam meningkatkan motivasi melajar miswa SD Negeri Sragen 4 maupun SD Birrul Walidain adalah petugas dan pustakawan berusaha menjadi fasilitator dan motivator menuju ke arah keberhasilan belajar siswa. Perpustakaan menyediakan VCD pembelajaran, komputer, kaset- kaset pelajaran, televisi dan media pembelajaran lainnya yang bisa digunakan untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, baik dari dalam diri sendiri (intrinksik), serta dari luar (ekstrinsik).

  Semakin tinggi prioritas kepala sekolah dalam memberikan kebijakan pengembangan perpustakaan akan menjadikan perpustakaan SD Negeri Sragen 4 maupun SD Birul Walidain lebih mampu memberikan layanan dengan berbagai inovasinya yang berbasis IT.

  Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa semakin jelas visi dan misi perpustakaan maka semakin tinggi kualitas pelayanan pengelolaannya. Keikutsertaan stakeholder termasuk guru akan menjadikan siswa yang menyenangi budaya baca akan lebih aktif dan kreatif dalam belajar, sehingga mampu menghasilkan prestasi yang memuaskan baik di bidang akademik maupun non akademik.

  Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi (studi etnografi). Landasan teori yang dipergunakan pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah observasi berperan serta, baik pasif maupun aktif, wawancara secara mendalam, dan dokumentasi. Sedangkan analisis data menggunakan teknik model Miles dan Huberman yaitu dengan reduksi data, penyajian

  

21

data, dan penarikan kesimpulan.

  Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Eny Supriati. Dengan judul penelitian,“Manajemen Layanan Perpustakaan dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Ponorogo”.Dengan rumusan masalah: (1) Bagaimana perencanaan? (2) Bagaimana pelaksanaan ? (3) Bagaimana evaluasi layanan perpustakaan di Universitas Muhammadiyah 1 Ponorogo ?

  Hasil penelitiannya adalah sebagai berikut: (1) Perencanaan layanan perpustakaan di Universitas Muhammadiyah Ponorogo telah bersesuain dengan teori George R Terry. Namun pelayanan di Universitas Muhammadiyah memberikan penjelasan yang lebih detail menjadi lima tahapan yaitu: pertama penentuan visi misi dan tujuan perpustakaan yang disesuaikan dengan visi misi dan tujuan institusi. Kedua pembuatan renstra perpustakaan, ketiga pembuatan program kerja perpustakaan, keempat 21 pembuatan program pengembangan perpustakaan yang meliputi: pengembangan sumber daya manusia, pengembangan kelembagaan, dan pengembangan sarana dan prasarana perpustakaan, kelima perencanaan Universitas Muhammadiyah Ponorogo mendukung teori yang disampaikan oleh George R Terry dan Hasibuan yang dijelaskan lebih rinci dalam empat tahapan sebagai berikut: pertama pembuatan prosedur mutu dan instruksi kerja, kedua pembagian kerja, fungsi dan wewenangnya, ketiga pembinaan hubungan kerja, komunikasi dan koordinasi yang baik, keempat kegiatan evaluasi layanan perpustakaan, (3) Evaluasi layanan perpustakaan di Universitas Muhammadiyah Ponorogo juga telah bersesuaian dengan teori yang disampaikan oleh George R Terry yang dijelaskan menjadi dua kegiatan. Pertama evaluasi internal, dijabarkan menjadi dua bagian yaitu evaluasi yang dilakukan oleh pimpinan ke perpustakaan dan evaluasi perpustakaan kepada pimpinan. Kedua evaluasi eksternal yaitu evaluasi dari perpustakaan ke pemustaka.

  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus. Adapun lokasi penelitiannya berlokasi di Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Teknik pengumpulan datanya menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Dalam menganalisa data untuk menjawab rumusan masalah menggunakan teknik

  22 analisis data Miles dan Huberman.

  22

  Penelitian yang dilakukan oleh Anis Zohriah dengan judul Manajemen Perpustakaan dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa. Hasil SMPIT Raudhatul Jannah Cilegon selain dilihat dari aspek perencanaan juga bisa dilihat dari aspek pengorganisasian, penggerakan, pengawasan, pemberdayaan, motivation, fasilitatif, dan evaluasi. Dari aspek perencanaan, perpustakaan SMPIT Raudhatul Jannah Cilegon telah merencanakan kegiatan dalam penyelenggaraan perpustakaan yang meliputi anggaran, pengadaan buku, sumber daya manusia. Dari aspek pengorganisasian, perpustakaan SMPIT Raudhatul Jannah Cilegon sudah membuat struktur organisasi dengan baik, sehingga dapat memperlancar kinerja perpustakaan sesuai pekerjaannya misalnya ketenagaan, pelayanan, dan pengklasifikasian buku. Dari aspek pergerakan, Pergerakan dalam manajemen perpustakaan SMPIT Raudhatul Jannah Cilegon meliputi: pelayanan, dan penyediaan sarana prasarana. Dari aspek pengawasan, pengawasan dalam manajemen perpustakaan SMPIT Raudhatul Jannah Cilegon dimaksudkan untuk mengetahui efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan perpustakaan, selain untuk memperoleh peningkatan kualitas.Dari aspek motivation, motivation dalam manajemen perpustakaan SMPIT Raudhatul Jannah Cilegon diberikan agar para tenaga perpustakaan dapat memberikan pelayanan kepada pengguna perpustakaan dengan sebaik-baiknya.Aspek fasilitatif, fasilitatif dalam manajemen perpustakaan SMPIT Raudhatul Jannah Cilegon bersifat sebagai penunjang atau pendorong dalam meningkatkan kinerja dari para tenaga perpustakaan dan kepala perpustakaan.Aspek evaluasi, evaluasi ditempuh untuk mengetahui sejauh mana penyelenggaraan program- program perpustakaan tercapai dan pastinya untuk meningkatkan

  23 pelayanan yang lebih baik lagi.

  Sehingga dapat diketahui persamaan dari ketiga penelitian tersebut adalah sama-sama meneliti tentang manajemen perpustakaan. Di mana manajemen perpustakaan menjadi fokus dari ketiga penelitian tersebut. Persamaan lainnya juga terletak dari metode penelitian yang digunakan oleh ketiga penelitian tersebut, yaitu sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis studi kasus. Dengan teknik pengumpulan data wawancara, observasi, dan dokumentasi.

  Adapun yang membedakan dari ketiga penelitian tersebut adalah rumusan masalah dan tujuan penelitian. Dari kajian penelitian terdahulu yang pertama yang telah dilakukan oleh Tri Wahyunmingsih dengan judul“Pengelolaan Perpustakaan Sekolah Dasar di Kecamatan Sragen (Studi Kasus SD Negeri Sragen 4 dan SD Birrul Walidain)”. Mempunyai tujuan penelitian sebagai berikut: (1) Mendeskripsikan karakteristik pelayanan perpustakaan di SD Negeri Sragen 4 dan SD Birrul Walidain, (2) Mendeskripsikan karakteristik pengadaan koleksi bahan pustaka di SD 23 Negeri Sragen 4 dan SD Birrul Walidain, (3) Mengetahui peran perpustakaan dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di SDN Sragen 4 dan SD Birrul Walidain.

  Dengan judul penelitian,“ Manajemen Layanan Perpustakaan dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Universitas Muhammadiyah Ponorogo”. Dengan tujuan penelitian untuk: (1) Untuk menjelaskan perencanaan layanan perpustakaan dalam meningkatkan mutu pendidikan di Universitas Muhammadiyah Ponorogo ? (2) Untuk menjelaskan pelaksanaan layanan perpustakaan dalam meningkatkan mutu pendidikan di Universitas Muhammadiyah Ponorogo ? (3) Untuk menjelaskan evaluasi layanan perpustakaan dalam meningkatkan mutu pendidikan di Universitas Muhammadiyah Ponorogo ?

  Serta penelitian terdahulu ketiga yang telah dilakukan oleh Anis Zohriah dengan judul Manajemen Perpustakaan dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa. Dengan rumusan masalah sebagai berikut: (1) Bagaimana perencanaan dan implementasi manajemen perpustakaan dalam meningkatkan minnat baca siswa di SMPIT Raudhalatul Janah ? (2) Bagaimana kendala dan solusi manajemen perpustakaan dalam meningkatkan minat baca siswa di SMPIT Raudlatul Janah ?

  Dari persamaan dan perbedaan ketiga penelitian terdahulu di atas. Peneliti menemukan peluang untuk melakukan penelitian tesis dengan judul, “ Fungsi Manajemen Perpustakaan Sekolah dalam Membangun Masyarakat Belajar di SD Muhammadiyah 1 Ponorogo”. Di mana dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk menemukan peran manajemen perpustakaan sekolah dalam membangun masyarakat belajar di SD manajemen perpustakaan di SD Muhammadiyah 1 Ponorogo, untuk menemukan peran manajemen perpustakaan dalam membangun masyarakat belajar di SD Muhammadiyah 1 Ponorogo.

  Adapun persamaan penelitian tesis ini dengan ketiga penelitian terdahulu di atas terletak di metode penelitian yang digunakan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis studi kasus. Persamaan lainnya, juga terletak di teknik pengumpulan data dan analisis data. Di mana dalam teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Serta dalam analisis data penelitian ini menggunakan teknik analisis data Miles-Huberman.

  Sedangkan yang membedakan penelitian ini dengan ketiga penelitian terdahulu di atas adalah, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian. Di mana fokus penelitian tesis ini, peneliti lebih memfokuskan untuk menemukan fungsimanajemen perpustakaan sekolah dalam membangun masyarakat belajar di SD Muhammadiyah 1 Ponorogo. Sehingga dalam rumusan masalah penelitian tesis ini, sebagai berikut: (1) Bagaimana perencanaan perpustakaan sekolah dalam membangun masyarakat di Sekolah Dasar Muhammadiyah 1 Ponorogo ?. (2) Bagaimana pengorganisasian perpustakaan sekolah dalam membangun masyarakat belajar di SD Muhammadiyah 1 Ponorogo ?. (3) Bagaimana pelaksanaan layanan perpustakaan sekolah dalam membangun masyarakat belajar di Sekolah Dasar Muhammadiyah 1 Ponorogo ?. (4) Bagaimana belajar di SD Muhammadiyah 1 Ponorogo ? Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:(1) Untuk menjelaskan perencanaan perpustakaan sekolah dalam membangun masyarakat belajar di SD Muhammadiyah 1 Ponorogo, (2) Untuk menjelaskan pengoraganisasian perpustakaan sekolah dalam membangun masyarakat belajar di SD Muhammadiyah 1 Ponorogo, (3) Untuk menjelaskan pelaksanaan layanan perpustakaan sekolah dalam membangun masyarakat belajar di SD Muhammadiyah 1 Ponorogo. (4) Untuk menjelaskan pengawasan perpustakaan sekolah dalam membangun masyarakat belajar di SD Muhammadiyah 1 Ponorogo.

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

  Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Karena dalam penelitian ini, peneliti berusaha mendeskripsikan secara faktual dan aktual tentang fungsi manajemen perpustakaan sekolah dalam membangun masyarakat belajar di SD Muhammadiyah 1 Ponorogo.

  Penelitian tesis ini menggunakan pendekatan kualitatif. Karena dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk mendeskripsikan secara aktual dan faktual tentang fungsi manajemen perpustakaan dalam membangun masyarakat belajar di SD Muhammadiyah 1 Ponorogo.

  Selain itu peneliti ingin memperoleh makna (vesthern) mengenai peran manajemen perpustakaan dalam membangun masyarakat belajar di SD Muhammadiyah 1 Ponorogo. Jenis penelitian yang peneliti gunakan berusaha untuk memfokuskan penelitian, terkait perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi perpustakaan dalam membangun masyarakat belajar di Sekolah Dasar Muhammadiyah 1 Ponorogo.

2. Jenis Peneitian

  Jenis penelitian ini berjenis penelitian studi kasus yang merupakan penelitian tentang status subyek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas, penelitian yang menekankan pada penelitian sosial, kecenderungan pendekatannya adalah

  24

  induktif. Di mana dalam penelitian studi kasus memfokuskan pada kejadian yang sedang berlangsung bukan kejadian yang sudah lewat yang terjadi di dalam kehidupan nyata sehari-hari.

  Adapun kejadian yang terjadi di lokasi penelitian. Peneliti menemukan bahwa minat baca siswa di SD Muhammadiyah 1 Ponorogo sedang menurun. Sehingga diterapkanlah program literasi untuk meningkatkan minat baca siswa di perpustakaan. Melalui kerja sama serta arahan kepala sekolah, bapak ibu guru. Siswa-siswi diarahkan untuk selalu mengunjungi perpustakaan sekolah. Di mana cara yang diterapkan 24 adalah melalui tugas-tugas mata pelajaran yang berhubungan dengan perpustakaan sekolah. Selain itu dengan memberikan penghargaan kepada siswa-siswi yang rajin mengunjungi perpustakaan sekolah. Akan sekolah sedang rusak. Sehingga untuk proses peminjaman, dan pengembalian buku menjadi lebih repot, karena harus mencatatnya secara manual. Sehingga peneliti ingin menemukan fungsi manajemen perpustakaan sekolah dalam membangun masyarakat belajar di SD Muhammadiyah 1 Ponorogo.

3. Instrumen Penelitian

  Dalam penelitian ini, peneliti sendiri yang menjadi instrumen pengumpulan data di lapangan. Peneliti berhubungan langsung dengan data-data di lapangan yang berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan perpustakaan sekolah dalam membangun masyarakat belajar di SD Muhammadiyah 1 Ponorogo. Hanya manusia sebagai instrumen pulalah yang dapat menilai apakah kehadirannya, menjadi faktor penganggu sehingga, apabila terjadi

  25

  hal demikian ia pasti dapat menyadarinya dan mengatasinya. Berikut ini

  26

  prinsip etika penelitian yang harus diperhatikan oleh peneliti adalah: (a) memperhatikan, menghadapi, dan menjujung tinggi hak-hak serta kepentingan informan. (b) mengkomunikasikan maksud penelitian kepada informan. (c) tidak melanggar kebebasan dan tetap menjaga privasi 25 informan. (d) tidak mengeksploitasi informan. (e) mengkomunikasikan 26 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), 9.

  hasil laporan penelitian kepada informan atau pihak-pihak yang terkait secara langsung dengan penelitian, jika diperlukan. (f) memperhatikan nama informan tidak disamarkan, tentu dengan seizin informan, jika memberi dampak positif, dan (h) penelitian dilakukan secara cermat, sehingga tidak menganggu aktivitas subjek sehari-hari.

4. Sumber Data dan Jenis Data

  Sumber data dalam penelitian ini diperoleh melalui proses wawancara, pengamatan, dan dokumentasi. Baik itu berupa kata-kata, tindakan informan selama proses penelitian berlangsung, maupun berupa dokumen baik itu berupa dokumen tertulis maupun dokumen gambar.

  Semua informasi yang diperoleh dari berbagai sumber tersebut belum tentu semuanya, akan berguna bagi peneliti. Karena akan disortir ulang, mana yang relevan dan terkait dengan rumusan masalah dan tema- tema yang telah digunakan, itulah yang digunakan. Data-data ini dikelompokan sesuai dengan kebutuhan yang tersusun secara sistematisir

  27 dalam laporan ini.

5. Teknik Pengumpulan Data

  Dalam teknik pengumpulan data ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa: wawancara, observasi, dokumentasi.

  Sebagaimana di bawah ini :

  27 a. Wawancara Wawancara adalah bentuk perbincangan, seni bertanya dan memproduksi realitas. Dalam konteks ini, berbagai jawaban diutarakan. Jadi, wawancara merupakan perangkat untuk memproduksi pemahaman situasional (situated understanding) yang bersumber dari

  28 episode-episode interaksional khusus.

  Metode wawancara ini peneliti gunakan untuk memperoleh data tentang perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan perpustakaan sekolah dalam membangun masyarakat belajar di SD Muhammadiyah 1 Ponorogo. Adapun yang peneliti wawancarai adalah kepala perpustakaan, petugas perpustakaan, siswa- siswi, kepala sekolah, guru, KTU, bendahara. Dengan penentuan sumber data yang dipilih secara purposive sampling. Yaitu dipilih

  29 dengan pertimbangan dan tujuan tertentu.

  b. Observasi Dalam penelitian kualitatif ini observasi yang digunakan adalah observasi tak terstruktur, karena fokus penelitian akan terus berkembang selama kegiatan penelitian berlangsung. Hasil observasi dalam penelitian ini akan dicatat dalam catatan lapangan yang merupakan alat yang sangat penting dalam penelitian kualitatif. Dalam 28 penelitian teisi ini, peneliti mengadakan pengamatan di lapangan,

  

Norman K Denzin, Yvonna S Lincoln, Handbook Of Qualitative Research, terj, Dariyanto, et.al kemudian peneliti membuat catatan. Setelah itu peneliti pulang ke rumah, barulah peneliti menyusun catatan lapangan. Hal ini dilakukan membangun masyarakat belajar di SD Muhammadiyah 1 Ponorogo.

  Adapun yang peneliti observasi terkait dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan perpustakaan sekolah dalam membangun masyarakat belajar di SD Muhammadiyah 1 Ponorogo adalah sarana prasarana serta fasilitas yang terdapat di ruang perpustakaan sekolah.

  c. Dokumentasi Teknik dokumentasi, dalam penelitian tesis ini terdiri dari dokumen tertulis, dokumen gambar, dan dokumen resmi yang terkait dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan perpustakaan dalam membangun masyarakat belajar di SD Muhammadiyah 1 Ponorogo.

6. Teknik Analisis data

  Dalam penelitian tesis ini, peneliti menggunakan teknik analisis data model Miles dan Huberman. Proses analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dan dokumentasi. Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah, maka langkah berikutnya adalah mengadakan reduksi data.

  Mereduksi berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal penting. Tahap selanjutnya yaitu penyajian data, yang paling sering digunakan dalam penyajian data dalam penelitian penarikan kesimpulan, dan verifikasi.

  Penyajian Data Pengumpulan Data Reduksi Data

  Kesimpulan

Gambar 1.1. Teknik Analsis Data Model Miles dan Huberman

  a. Reduksi Data Dalam penelitian teisi ini, peneliti menyeleksi, memfokuskan dan menyederhanakan data mentah yang peneliti peroleh melalui teknik pengumpulan data wawancara, observasi, dan dokumentasi baik berupa dokumen gambar maupun dokumen tulis tentang perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan perpustakaan sekolah dalam membangun masyarakat belajar di SD Muhammadiyah 1 Ponorogo. Hal ini dilakukan oleh peneliti, untuk memudahkan peneliti dalam mengorganisasikan data, untuk menggambarkan data yang telah peneliti reduksi serta untuk memudahkan peneliti dalam menarik kesimpulan. b. Penyajian Data Setelah data direduksi, peneliti menyajikan data tersebut dalam terorganisasi yang peneliti peroleh dari pengumpulan data di lapangan.

  Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa

  30 yang telah dipahami.

  c. Penarikan Kesimpulan Setelah data direduksi dan disajikan.Peneliti baru bisa untuk melakukan kesimpulan dari data yang peneliti peroleh di lapangan.

  Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti yang telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif bersifat sementara dan akan terus berkembang setelah peneliti berada di

  31

  lapangan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru yang sebelumnya, belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang- remang atau gelap sehingga diteliti menjadi jelas, dapat berupa

  32 hubungan kausal atau interaktif, hipotesis, atau teori.

  30 31 Ibid 249.

7. Pengecekan Keabsahan Temuan

  Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu kepercayaan, keteralihan, kebergantungan, dan kepastian dan member check.

  33 Dalam

  pengujian keabsahan data, metode penelitian kualitatif menggunakan istilah yang berbeda dengan metode penelitian kuantitatif. Istilah tersebut, yaitu: perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan, triangulasi, diskusi dengan sejawat, analisis kasus negatif. Sedangkan dalam penelitian ini menggunakan dua cara saja, dalam kredibilitas yaitu dengan cara: a. Meningkatkan Ketekunan

  Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. Dengan kata lain, jika perpanjangan keikutsertaan menyediakan lingkup, maka ketekunan pengamatan menyediakan kedalaman.

34 Dalam penelitian tesis ini, setelah data di analisis, untuk

  menjawab rumusan masalah penelitian. Peneliti kembali ke lokasi penelitian untuk mengamati perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan perpustakaan sekolah dalam membangun masyarakat

  33 belajar di SD Muhammadiyah 1 Ponorogo. Hal ini dimaksudkan, untuk memeriksa keabsahan data penelitian.

  Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling sering digunakan ialah teknik pemeriksaan

  35

  melalui sumber lainnya. Dalam penelitian tesis ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber untuk mengecek keabasahan data penelitian. Peneliti berusaha untuk membandingkan hasil data wawancara dengan hasil data observasi, serta dengan hasil data dokumentasi mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan perpustakaan sekolah dalam membangun masyarakat belajar di SD Muhammadiyah 1 Ponorogo.

8. Tahapan Penelitian

  Tahap-tahap penelitian dalam penelitian ini ada tiga tahapan dan ditambah dengan tahap terakhir dari penelitian yaitu tahap penulisan laporan hasil penelitian. Tahap-tahap penelitian tersebut adalah (1) tahap pra-lapangan, yang meliputi: menyusun proposal penelitian, memilih lapangan penelitian, ujian proposal penelitian, mengurus perizinan, menjajagi dan menilai keadaan lapangan, memilih dan memanfaatkan informan, menyiapkan perlengkapan penelitian dan yang menyangkut persoalan etika penelitian. Tahap ini dilakukan bulan Januari 2018 sd Maret 2018; (2) Tahap pekerjaan lapangan, yang meliputi : memahami sebagai instrumen kunci dalam penelitian sambil mengumpulkan data, tanpa terlibat aktif dalam aktifitas yang terjadi di lokasi penelitian. Tahap ini dilakukan bulan Agustus sd September 2018 (3) Tahap analisis data, yang meliputi: analisis selama dan setelah pengumpulan data. Tahap ini dilakukan bulan Agustus sd Oktober 2018(4) Tahap penulisan laporan yaitu bulan Oktober sd November 2018.