BAB I PENDAHULUAN - ANTON MARGONO BAB I
berdampingan, bekerjasama, gotong-royong, saling tolong-menolong dalam mewujudkan kesejahteraan ekonomi telah ada sejak jaman sejarah. Semangat inilah yang menjadi landasan dibentuknya wadah ekonomi kerakyatan yang bernama koperasi.
Eksistensi koperasi dalam perekonomian bangsa adalah identik dengan sejarah perjuangan Bangsa Indonesia sendiri. Sejak bertumbuh diera penjajahan hingga memasuki era reformasi, berbagai keberhasilan, kekurangberuntungan, tantangan dan hambatan terus silih berganti dan seakan-akan tak pernah berhenti mengiringi dinamika perjuangan yang keras, untuk menggapai secerah asa, sejahtera bersama.
Koperasi pedesaan adalah organisasi yang dibentuk untuk mengembangkan kegiatan ekonomi masyarakat petani agar tercapainya kesejahteraan, hal ini sesuai dengan UUD 1945 pasal 33 ayat 1 yang berbunyi” perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan.Koperasi berbeda dengan badan usaha lainnya yang hanya untuk menghasilkan laba sebesar-besarnya namun koperasi menitik beratkan kepada kesejahteraan anggotanya. Dengan kata lain koperasi harus bisa menyeimbangkan kegiatan baik bidang ekonomi dan bidang sosial.Berikut ini adalah data koperasi yang ada di Jawa Tengah. Tabel 1. Data Koperasi di Jawa Tengah Per 31 Desember 2014 No. Jenis Koperasi Total
1 Koperasi Aktif 22.563
2 Koperasi Tidak Aktif 5.221 Jumlah 27.784 Sumber: Laporan SKPD yang Membidangi KUKM Departemen Koperasi, 2015.
Dari data diatas menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Tengah memilki koperasi dalam jumlah besar dan menjadi provinsi peringkat ke-2 di Indonesia setelah Jawa Timur. Data tersebut menjelaskan bahwa kegiatan koperasi telah berkembang pesat di masyarakat khususnya Jawa Tengah.
Tabel 2. Data Koperasi di Kabupaten Banyumas No. Jenis Koperasi Total
1 Koperasi Aktif 439
2 Koperasi Tidak Aktif 127 Jumlah 566 Sumber: DINPERINDAGKOP Kabupaten Banyumas, 2015.
Tabel menunjukkan bahwa koperasi yang tercatat di DINPERINDAGKOP Kabupaten Banyumas total mencapai 566 buah dengan jumlah koperasi aktif lebih banyak dibandingkan koperasi tidak aktif, hal ini dapat dikatakan bahwa Kabupaten Banyumas memiliki jumlah koperasi yang banyak sehingga peran koperasi sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk menciptakan kesejahteraan.
Kabupaten Banyumas merupakan salah satu sentra gula kelapa terbesar di Indonesia dengan 2 jenis produksi utama yaitu gula cetak dan gula kristal organik. Dengan potensi besar ini berbagai permasalahan masih menjadi kendala bagi petani pengrajin gula kelapa yaitu: kemiskinan, lemahnya akses pasar, daya saing lemah karena kualitas gula rendah, keterikatan pada sistem ijon, lemahnya posisi tawar pengrajin gula dan lain-lain. Kondisi tersebut membuat beberapa kelompok pengarajin di 4 kecamatan di Kabupaten Banyumas merintis pembuatan gula kelapa bersih dan sehat yang biasa disebut gula kristal organik.
Gula kristal organik merupakan salah satu produk pangan sehat bagi konsumen dimana proses produksinya dari hulu sampai hilir dijalankan dengan penjaminan mutu yang telah disepakati bersama di dalam kelompok. Penjaminan mutu tersebut dilembagakan dalam ICS (Internal Control
System
) ”Nira Mas”. Lembaga penjaminan mutu tersebut kemudian mendaftarkan petani yang tergabung didalamnya kelembaga sertifikasi organik Control Union Sertification sehingga produk dapat di ekspor ke Eropa dan Amerika.
Data Dinperindagkop 2013 menjelaskan bahwa usaha di sektor pertanian khususnya produk gula kristal organik di Kabupaten Banyumas terdiri atas 4.399 unit usaha home industri dan dijalankan oleh 13.199 tenaga kerja dengan volume produksi mencapai 28.84 ton/hari. Petani pengrajin gula kristal organik yang tergabung dalam ICS kemudian bergabung menjadi anggota koperasi Nira Satria.
Koperasi Nira Satria berkedudukan di Desa Rancamaya Rt.004/Rw.006 Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas Jawa Tengah dan secara resmi berbadan hukum pada tanggal 23 Desember 2011 dengan akta No 240/BH/XIV.2/2011 pada kantor notarias Nuning Purwokerto.
Berikut ini adalah data anggota koperasi Nira Satria yang di sajikan dalam Tabel 3.
10 Babakan
21
21
7 Sambirata
38
38 Gumelar
8 Kedungurang Manggar Manis 138 20 158
Karanglewas
9 Sunyalangu Sekar Sari
50 70 120
46
78
46 Sumpyuh
11 Banjarpanepen Cengkir Gading
20
35
55
12 Selanegara
31
31 Jumlah
572 500 1072
6 Kasegeran
32
Tabel 3. Jumlah Anggota Koperasi Nira Satria di 4 kecamatan di Kabupaten Banyumas
10
No .
Wilayah Nama
Kelompok Jumlah
Petani Lama
Jumlah PetaniBar u
Jml Total
Cilongok
1 Sokawera Mekar Sari 228 155 383
2 Pageraji Cikal Mas
10
46
20
3 Rancamaya Nira Tunas Jaya
80
12
92
4 Panusupan Nira Sejati
30
30
5 Gunung Lurah Sido Mulya
Sumber: Koperasi Nira Satria, 2015 Data diatas menunjukkan bahwa Koperasi Nira Satria memiliki anggota yang banyak. Neraca Koperasi Nira Satria mengalami kenaikan yang fantastis tahun 2012 sampai dengan tahun 2013, namun tidak serta merta dengan RAT dan pembagian SHU pada saat itu sehingga terjadi ketimpangan antara sektor keuangan dengan kesejahteraan anggota. Semakin berkembangnya suatu koperasi tidak luput dari persaingan, baik domestik maupun global yang mengharuskan koperasi menaruh perhatian pada penciptaan dan pemeliharaan keunggulan bersaing melalui penyampaian produk dan layanan yang lebih baik pada konsumen. Untuk dapat menjamin suatu organisasi berlangsung dengan baik, maka organisasi perlu mengadakan evaluasi terhadap kinerjanya. Pada evaluasi tersebut diperlukan suatu standar pengukuran kinerja yang tepat, dalam arti tidak hanya berorientasi pada sektor keuangan saja, karena hal tersebut sangat kurang tepat dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat. Oleh karena itu perlu dilengkapi dengan informasi dari sektor non keuangan, seperti kepuasan konsumen, kualitas produk atau jasa, loyalitas karyawan dan sebagainya, sehingga pihak manajemen organisasi dapat mengambil keputusan yang tepat untuk kepentingan hidup organisasi dalam jangka panjang.
Selama ini yang umum dipergunakan dalam perusahaan adalah pengukuran kinerja tradisional yang hanya menitikberatkan pada sektor keuangan saja. Pengukuran kinerja dengan sistem ini menyebabkan orientasi badan usaha hanya pada keuntungan jangka pendek dan cenderung mengabaikan kelangsungan hidup badan usaha tersebut dalam jangka panjang. Padahal untuk mempertahankan diri, suatu badan usaha juga harus memperhatikan kinerja non finansial yang merupakan pendukung dari kinerja finansial. Pengukuran kinerja yang menitikberatkan pada sektor keuangan saja kurang mampu mengukur kinerja harta-harta yang sulit diukur (intangible assets) dan harta-harta intelektual (sumber daya manusia) suatu badan usaha. Selain itu pengukuran kinerja dengan cara ini juga kurang mampu bercerita banyak mengenai masa lalu badan usaha tersebut, kurang memperhatikan sektor eksternal, serta tidak mampu sepenuhnya menuntun suatu badan usaha ke arah yang lebih baik (Kaplan dan Norton, 2000). Selama ini Koperasi Nira Satria belum pernah melakukan evaluasi kinerja koperasi baik dari aspek keuangan maupun non keuangan, oleh karena itu peneliti tertarik mengkaji tentang analisis kinerja Koperasi Nira Satria dalam meningkatkan pendapatan petani pengrajin gula kristal organik di Desa Rancamaya Kecamatan Cilongok.
B. Rumusan Masalah Untuk mengetahui sejauh mana realisasi visi dan misi koperasi Nira
Satria, perlu adanya penelitian tentang kinerja dalam melaksanakan program- program yaitu:
1. Apa saja unit-unit usaha yang dikelola Koperasi Nira Satria?
2. Bagaimana kinerja Koperasi Nira Satria dengan Balanced Scorecard?
3. Bagaimana hubungan antara peran koperasi terhadap pendapatan petani pengrajin gula kristal organik yang tergabung dalam Koperasi Nira Satria?
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui unit-unit usaha yang dikelola Koperasi Nira Satria
2. Menganalisis kinerja Koperasi Nira Satria dengan balance scorecard
3. Mengetahui hubungan antara peran koperasi terhadap pendapatan petani pengrajin gula kristal organik yang tergabung dalam Koperasi Nira Satria D. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat antara lain:
1. Bagi Peneliti untuk menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman dalam menganilis kinerja Koperasi Nira Satria dan sebagai acuan penelitian yang sejenis selanjutnya.
2. Bagi Pengurus Koperasi Nira Satria dapat meningkatkan kualitas kerja sesuai dengan tugas dan kewajibannya.
3. Bagi Petani pengrajin gula kristal organik anggota koperasi dapat meningkatkan peran serta di koperasi serta meningkatkan kualitas dan kuantitas produk gula kristal organik.
4. Bagi Pemerintah sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan-kebijakan yang lebih tepat sasaran baik bagi koperasi maupun petani anggota.
E. Pembatasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini diperlukan agar kajian penelitian lebih fokus dan efisien dengan pertimbangan waktu dan biaya yang terbatas dalam pengambilan dan pengolahan data. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian dilakukan di Koperasi Nira Satria
2. Obyek penelitian adalah karyawan dan anggota Koperasi Nira Satria
3. Pengukuran kinerja Koperasi Nira Satria dengan balance scorecard tahun 2012 s/d 2013.