BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS - PENGARUH TRUST, MANFAAT, KEMUDAHAN PENGGUNAAN, DAN RISIKO TERHADAP MINAT BERTRANSAKSI MENGGUNAKAN LAYANAN E-BANKING (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Mercu Buana Yogyakarta) - UMBY repository

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1. Teknologi Informasi

  Menurut Haag dan Keen dalam Ghifari (2017), Teknologi informasi adalah seperangkat alat untuk membantu dalam memudahkan pelaksanaan tugas melalui proses informasi. Sedangkan menurut Alter dalam Amijaya (2010) teknologi informasi mencakup perangkat keras dan perangkat lunak untuk melaksanakan satu atau sejumlah tugas pemrosesan data seperti menangkap, mentransmisikan, menyimpan, mengambil, memanipulasi, atau menampilkan data. Bagitu pula menurut Almuntaha (2008), Teknologi Informasi didefinisikan sebagai suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.

  Menurut O Brien (2005:76) dalam Amijaya (2010) Teknologi informasi memainkan peranan penting dalam perekayasaan ulang dalam proses bisnis.

  Kecepatan, kemampuan pemrosesan informasi dan konektivitas komputer serta teknologi internet dapat secara mendasar meningkatkan efisiensi para bisnis, seperti juga meningkatkan komunikasi dan kerjasama. Peranan teknologi informasi pada aktivitas manusia pada saat ini sangat besar.

  Teknologi informasi telah menjadi fasilitator utama bagi kegiatan-kegiatan bisnis, memberikan andil besar terhadap perubahan mendasar pada struktur, operasi dan manajemen organisasi. Menurut Kadir (2003), peranan teknologi informasi meliputi:

  1. Teknologi informasi menggantikan peran manusia. Dalam tugas ini, teknologi informasi melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses.

  2. Teknologi informasi memperkuat peran manusia, yakni dengan menyajikan informasi terhadap suatu tugas atau proses.

  3. Teknologi informasi berperan dalam restrukturisasi terhadap peran manusia. Dalam hal ini, teknologi berperan dalam melakukan perubahan- perubahan terhadap sekumpulan tugas atau proses.

  Peran teknologi sangat memberikan berbagai kemudahan yang dapat dirasakan manusia. Pemanfaatan teknologi informasi yang maksimal dapat digunakan untuk membentuk strategi menuju keunggulan yang kompetitif O’Brien dalam Ghifari (2017) menyebutkan dengan cara: 1.

  Strategi Biaya Meminimalisir biaya atau memberikan harga yang lebih murah terhadap pelanggan, menurunkan biaya dari pemasok, dan meningkatkan biaya pesaing untuk tetap bertahan di industri.

  2. Strategi Diferensiasi Mengembangkan cara-cara untuk membedakan produk/jasa yang dihasilkan perusahaan terhadap pesaing, sehingga pelanggan

  3. Strategi Inovasi Memperkenalkan produk/jasa yang unik, atau membuat perubahan dalam proses bisnis yang menyebabkan perubahan-perubahan yang mendasar dalam pengelolaan bisnis.

  4. Strategi Pertumbuhan Mengembangkan kapasitas produksi secara signifikan, melakukan ekspansi ke dalam pemasaran global, melakukan diversifikasi produk/jasa baru, atau mengintegrasikan ke dalam produk/jasa yang terkait.

  5. Strategi Aliansi Membentuk hubungan dan aliansi bisnis yang baru dengan pelanggan, pemasok, pesaing, konsultan dan lain-lain.

2.2. Teknologi Informasi dalam Dunia Perbankan

  Menurut Ghifari (2017), Teknologi informasi ikut mewarnai dunia perbankan, kehadiran sistem online yang ditangani oleh teknologi komputer dan teknologi komunikasi memungkinkan nasabah mengambil uang dari kantor cabang bank yang berada dimana saja. Sistem ini dilengkapi dengan mesin-mesin Anjungan Tunai Mandiri atau Automatic Teller Machine, yang selanjutnya disebut ATM. Menurut Kadir (2003) ekspansi ATM juga dilakukan dengan membuat ATM bersama yang memungkinkan nasabah sebuah bank bisa mengambil uang dari ATM bank lain. Melalui ATM memungkinkan nasabah mengambil uang tanpa harus tergantung oleh jam kerja bank. Nasabah mulai dimanjakan dengan kemudahan untuk melakukan transaksi oleh bank. Dengan semakin banyaknya orang yang mengakses internet, pihak bank mulai mengembangkan layanan dengan menggunakan media elektronik yang memperkenankan nasabah dalam melakukan transaksi, seperti memeriksa saldo tabungan, melakukan transfer uang, membayar tagihan kartu kredit, dan sebagainya dengan berinteraksi pada sistem yang siap melayani setiap saat dan dimana saja selama 24 jam.

  Jasa layanan yang diperkenalkan bank kepada nasabah dengan memanfaankan kemajuan teknologi informasi dikenal dengan Electronic

  Banking atau E-banking. Tujuan dari E-banking adalah sebagai sarana

  penyedia multi chanel dan juga dapat menghemat biaya transaksi bank, nasabah lebih bebas, mudah, cepat dan aman bertransaksi 24 jam dimanapun nasabah berada (Sari dan Rahmawati, 2013). Masih banyak aplikasi lain dalam dunia perbankan yang memanfaatkan teknologi informasi.

2.3. Bank

2.3.1. Pengertian Bank dan Perbankan

  Pengertian bank sering diartikan sama dengan perbankan oleh masyarakat luas. Bank dan perbankan memiliki pengertian yang berbeda, disebutkan bahwa bank hanya mencakup aspek kelembagaan. Taswan (2010:6) dalam bukunya Manajemen Perbankan, menyebutkan beberapa pengertian atau definisi bank, yaitu:

  1. Menurut Joseph Sinkey, bahwa yang dimaksud bank adalah

  department store of finance yang menyediakan berbagai jasa keuangan.

  2. Menurut Dictionary of Banking and financial service by Jerry

  Rosenberg , bahwa yang dimaksud bank adalah lembaga yang

  menerima simpanan giro, deposito, dan membayar atas dasar dokumen yang ditarik pada orang atau lembaga tertentu, mendiskonto surat berharga, memberikan pinjaman dan menanamkan dananya dalam surat berharga.

  3. Menurut UU RI No. 10 Tahun 1998 (revisi UU RI No. 7 Tahun 1992), bahwa yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

  Taswan (2010:6) menyebutkan, bahwa bank adalah sebuah lembaga atau perusahaan yang aktivitasnya menghimpun dana berupa giro, deposito tabungan dan simpanan yang lain dari pihak yang berkelebihan dana (surplus spending unit) kemudian menempatkannya kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana (deficit spending

  

unit) melalui penjualan jasa keuangan yang pada gilirannya dapat

  meningkatkan kesejahteraan rakyat banyak. Sedangkan perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup melaksanakan kegiatan usahanya. Kegiatan usaha tersebut menyangkut jasa keuangan, dan dalam perspektif ilmu keuangan, perbankan adalah bagian dari ilmu keuangan.

2.3.2. Pentingnya Bank

  Menurut Malayu (2004:3) dalam bukunya Dasar-Dasar Perbankan, bank sangat penting dan berperan untuk mendorong pertumbuhan dan perekonomian suatu bangsa, karena bank adalah: 1.

  Pengumpulan dana dari Surplus Spending Unit (SSU) dan penyaluran kredit kepada Deficit Spending Unit (DSU).

  2. Tempat menabung yang efektif dan produktif bagi masyarakat.

  3. Pelaksana dan memperlancar lalu lintas lalu lintas pembayaran dengan aman, praktis, dan ekonomis.

  4. Penjamin penyelesaian perdagangan dengan menerbitkan L/C.

  5. Penjamin penyelesaian proyek dengan menerbitkan bank garansi.

  Drs. Mohammad Hatta mengemukakan, bahwa bank adalah sendi kemajuan masyarakat dan sekiranya tidak ada bank, maka tidak akan ada kemajuan seperti saat ini. Negara yang tidak mempunyai banyak bank yang baik dan benar adalah Negara yang terbelakang. Perusahaan saat ini diharuskan memanfaatkan jasa-jasa perbankan dalam kegiatan usahanya jika ingin maju.

2.3.3. Asas, Fungsi, dan Tujuan Perbankan Indonesia

  Dalam pasal 2, 3, dan 4 UU RI No.7 Tahun 1992 sebagaimana telah dirubah dengan UU RI No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan dalam Malayu (2004:3), dinyatakan asas, fungsi, dan tujuan perbankan Indonesia adalah: 1.

  Asas Perbankan Indonesia dalam melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan demokrasi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian.

  2. Fungsi Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat.

  3. Tujuan Perbankan Indonesia bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional kearah peningkatan rakyat banyak.

  Sesuai dengan isi UU RI No.7 Tahun 1992, pelaksanaan prinsip kehati-hatian perbankan didasarkan pada fungsi utama perbankan sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Sebagai lembaga perantara, falsafah yang mendasari kegiatan usaha bank adalah kepercayaan masyarakat. Oleh karena itu, bank juga disebut sebagai lembaga kepercayaan masyarakat yang ciri-ciri utamanya sebagai

  1. Dalam menerima simpana dari Surplus Spending Unit (SSU), bank hanya memberikan pernyataan tertulis yang menjelaskan bahwa bank telah menerima simpanan dalam jumlah dan untuk jangka waktu tertentu.

  2. Dalam menyalurkan dana kepada Deficit Spending Unit (DSU), bank tidak selalu meminta agunan berupa barang sebagai jaminan atas pemberian kredit yang diberikan kepada DSU yang memiliki reputasi baik.

  3. Dalam melakukan kegiatannya, bank lebih banyak menggunakan dana masyarakat yang terkumpul dalam banknya, dibandingkan dengan modal dari pemilik atau pemegang saham bank.

  Sebagai lembaga kepercayaan, bank dituntut untuk selalu memperhatikan kepentingan masyarakat disamping kepentingan dari bank itu sendiri dalam mengembangkan usahanya. Bank juga harus bermanfaat bagi pembangunan ekonomi nasional sesuai dengan fungsinya sebagai agent of development dalam rangka mewujudkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas. Menurut Ikatan Bankir Indonesia (2013:11) dalam bukunya Modul Sertifikasi Tingkat 1

  General Banking , menyebutkan fungsi khusus bank sebagai berikut: 1.

   Agent of Trust

  Yaitu lembaga yang berlandaskan kepercayaan. Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam harus dibangun kepercayaan yang bergerak ke dua arah, yaitu dari masyarakat dan ke masyarakat.

  2. Agent of Development

  Yaitu lembaga yang memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi di suatu Negara. Kegiatan bank berupa menghimpun dan menyalurkan dana sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sector rill. Kegiatan bank tersebut, antara lain memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan distribusi, dan kegiatan konsumsi barang dan jasa, mengingat kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi, tidak dapat dilepaskan dari adanya penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi, tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian suatu masyarakat.

  3. Agent of Service

  Yaitu lembaga yang memberikan pelayanan jasa perbankan dalam bentuk transaksi keuangan kepada masyarakat, seperti pengiriman uang atau transfer, inkaso, penagihan surat berharga atau

  collection, cek wisata, kartu debit, kartu kredit, transaksi tunai, BI-

  RTGS, SKN-BI, ATM, E-banking, dan pelayanan lainnya. Jasa yang ditawarkan bank ini erat terkait dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum.

2.3.4. Jasa Perbankan

  Jasa bank adalah semua aktivitas bank, baik secara langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan tugas dan fungsi bank sebagai lembaga intermediasi, yaitu lembaga yang memperlancar terjadinya transaksi perdagangan, memperlancar peredaran uang, dan memberikan jaminan kepada nasabahnya. Beberapa hal yang termasuk jasa perbankan menurut IBI (2013:50), sebagai berikut:

  1. Transfer Transfer adalah suatu kegiatan jasa bank untuk memindahkan sejumlah dana tertentu sesuai dengan perintah si pemberi amanat yang ditujukan untuk keuntungan seseorang yang ditunjuk sebagai penerima transfer. Dalam arti lain, transfer adalah kiriman uang yang diterima bank termasuk hasil inkaso yang ditagih melalui bank tersebut yang akan diteruskan kepada kepada bank lain untuk dibayarkan kepada nasabah (transfer). Baik transfer uang keluar atau masuk yang akan mengakibatkan adanya hubungan antar cabang yang bersifat timbal balik, artinya bila satu cabang mendebet maka cabang lain akan mengkredit.

  2. Inkaso Inkaso adalah pemberian kuasa kepada bank oleh nasabah

  (baik perusahaan maupun perorangan) untuk melakukan penagihan terhadap surat-surat berharga (baik yang berdokumen maupun tidak

  (pembayar atau tertarik) berada di tempat lain (dalam atau luar negeri) menyetujui pembayaran. Dalam arti lain, inkaso merupakan kegiatan jasa bank untuk melakukan amanat dari pihak ketiga berupa penagihan sejumlah uang kepada seseorang atau badan tertentu di kota lain yang telah ditunjuk oleh pemberi amanat.

  3. Kliring Kliring adalah cara penyelesaian utang-piutang antarbank peserta kliring dalam bentuk warkat atau surat-surat berharga di suatu tempat tertentu, seperti cek, bilyet, nota debet, dan nota kredit. Warkat harus dinyatakan dalam mata uang rupiah, bernilai nominal penuh, dan telah jatuh tempo.

  Bank yang termasuk peserta kliring adalah bank umum yang berada dalam wilayah tertentu dan tidak dihentikan kepesertaannya dalam kliring Bank Indonesia. Sebuah bank dapat dilarang untuk mengikuti kliring karena berbagai alasan. Jika salah satu peserta kliring karena suatu hal tidak dapat turut serta dalam kliring, peserta tersebut wajib mengajukan permohonan pada penyelenggara kliring sepuluh hari sebelumnya.

  4. Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement

  (selanjutnya disebut system BI-RTGS) adalah sistem transfer dana elektronik antarpeserta dalam mata uang rupiah yang penyelesaiannya dilakukan secara seketika per transaksi secara individual.

  a.

  Penyelenggara Sistem BI-RTGS (selanjutnya disebut penyelenggara) adalah Bank Indonesia c.q. Direktorat Akunting dan Sistem Pembayaran (DASP).

  b.

  Peserta Sistem BI-RTGS (selanjutnya disebut peserta) adalah bank dan pihak selain bank yang telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Penyelenggara dan Bank Indonesia.

  c.

  Rekening Giro adalah rekening Peserta dalam mata uang rupiah yang ditatausahakan di Bank Indonesia yang digunakan untuk penyelesaian akhir transaksi.

  d.

  Penyelesaian Akhir (settlement) selanjutnya disebut Penyelesaian Akhir, adalah kegiatan pendebetan dan pengkreditan rekening giro Peserta di Bank Indonesia.

  Penyelesaian Akhir transaksi melalui Sistem BI-RTGS dilakukan dengan menggunakan dana pada rekening giro Peserta Bank Indonesia, yang dilakukan apabila dana yang terdapat pada rekening giro Peserta Bank Indonesia memiliki saldo yang cukup.

5. Bank Draft

  Bank Draft adalah wesel yang dikeluarkan oleh bank kepada para nasabahnya. Wesel ini dapat diperjualbelikan.

  6. Cek Wisata (Traveller’s Cheque)

  Traveller’s Cheque adalah kertas berharga dalam mata uang

  yang dikeluarkan oleh suatu bank, dimana bank tersebut akan membayarkan sejumlah uang yang tertera didalamnya kepada orang yang tanda tangannya tertera pada Traveller’s Cheque tersebut. Mengingat Traveller’s Cheque sangat mudah dibawa kemana-mana, dengan kata lain pemilik uang tidak perlu membawa uang tunai dalam perjalanan. Untuk menguangkannya, pemilik

  Traveller’s Cheque harus dapat menunjukan KTP, SIM, data/atau paspornya.

  Dengan demikian keamanannya terjamin. Trave

  ller’s Cheque ini bisa dipergunakan oleh para pelancong.

  7. Surat Kredit Berdokumen (Letter of Credit/LC)

  Letter of Credit/LC atau dalam bahasa Indonesia disebut Surat

  Kredit Berdokumen merupakan salah satu jasa yang ditawarkan bank dalam rangka pembelian barang, berupa penangguhan pembayaran pembelian oleh pembeli sejak LC dibuka sampai dengan jangka waktu tertentu sesuai perjanjian. Berdasarkan pengertian tersebut, tipe perjanjian yang dapat difasilitasi LC terbatas hanya pada perjanjian jual-beli, sedangkan fasilitas yang diberikan adalah berupa penangguhan pembayaran.

  8. Bank Garansi Bank Garansi adalah suatu fasilitas kredit non-cash loan yang disetujui oleh debitur dimana bank menyatakan sanggup memenuhi kewajiban-kewajiban dari pihak yang dijamin kepada pihak ketiga sebagai penerima Bank Garansi, apabila pada suatu waktu tertentu yang telah ditetapkan pihak yang dijamin tersebut tidak memenuhi kewajiban-kewajiban (wanprestasi/cedera janji).

9. Safe Deposit Box (SDB)

  Layanan Safe Deposit Box (SDB) adalah jasa penyewaan kotak penyimpanan harta atau surat-surat berharga yang dirancang secara khusus dari bahan baja dan ditempatkan dalam ruang khazanah yang kokoh dan tahan api untuk menjaga keamanan barang yang disimpan dan memeberikan rasa aman bagi penggunanya. Biasanya barang disimpan dalam SDB adalah barang yang bernilai tinggi dimana pemiliknya merasa tidak aman untuk menyimpan dirumah. Pada umumnya, biaya asuransi barang yang disimpan di SDB bank relative murah. Selain itu, berikut adalah keuntungan yang diperoleh nasabah yang memanfaatkan layanan SDB di bank: a.

  Aman, karena ruang penyimpanan yang kokoh dilengkapi dengan sistem keamanan terus-menerus selama 24 jam. Untuk membukanya, diperlukan kunci dari penyewa dan kunci dari bank.

  b.

  Fleksibel, karena tersedia dalam berbagai ukuran sesuai dengan kebutuhan penyewa, baik perorangan maupun badan. c.

  Mudah, karena persyaratan sewa cukup dengan membuka tabungan atau giro (ada bank yang tidak mensyaratkan hal tersebut, namun mengenakan tarif yang berbeda).

10. Transaksi Jual Beli Valuta Asing

  Bank juga dapat memberikan layanan transaksi jual beli mata uang asing (valas) sesuai dengan kurs (nilai tukar mata uang terhadap mata uang lainnya). Perlu untuk dipahami bahwa terdapat berbagai jenis kurs yang telah dikenal luas, sebagaimana penjelasan berikut: a.

  Kurs Bank Notes (BN) adalah kurs yang digunakan untuk jual atau beli Bank Notes secara tunai (fisik) kepada atau dari pelaku transaksi.

  b.

  Kurs Telegraphic Transfer (TT) adalah kurs yang digunakan untuk beli atau jual mata uang asing yang dilakukan secara pindah buku atau transfer.

  c.

   Kurs Traveller’s Cheque adalah kurs yang digunakan untuk jual atau beli Traveller Cheque.

  d.

  Book Rate adalah kurs yang digunakan untuk transaksi dengan mata uang yang sama.

  e.

  Kurs Tengah BI adalah kurs yang digunakan untuk pembukuan transaksi atau pelaporan.

11. Electronic Banking (E-banking)

  Bank menyediakan layanan Electronic Banking atau dikenal luas sebagai (E-banking) untuk memenuhi kebutuhan melakukan transaksi perbankan, selain yang tersedia di kantor cabang dan ATM. Dengan menggunakan E-banking, nasabah bank tidak diperlu lagi membuang waktu untuk antri di kantor-kantor bank atau ATM.

  Mengingat saat ini banyak transaksi perbankan dapat dilakukan dimana pun dan kapan pun, serta dengan mudah dan praktis melalui jaringan elektronik, seperti internet dan telepon genggam. Sebagai contoh, transfer dana antar rekening maupun antar bank, pembayaran tagihan, pembelian pulsa isi ulang, ataupun pengecekan mutasi dan saldo rekening sudah dapat dilakukan tanpa harus bersusah payah menuju bank. Agar dapat menggunakan fasilitas E-

  banking , maka nasabah harus memiliki rekening tabungan atau giro,

  yang meliputi internet banking, mobile banking, phone banking, dan SMS banking. Penjelasan dari layanan E-banking, sebagai berikut: a.

   Internet Banking

  Nasabah dapat melakukan transaksi perbankan (financial dan non-financial) melalui komputer yang terhubung dengan jaringan internet bank. Jenis transaksi internet banking, antara lain:

  1. Transfer dana 2.

  Informasi saldo, mutasi rekening, informasi nilai tukar 3. Pembayaran tagihan, misalnya tagihan kartu kredit, telepon, handphone, listrik.

  4. Pembelian, misalnya pembelian pulsa isi ulang, tiket pesawat, saham.

  b.

   Phone Banking

  Beberapa hal berikut yang perlu diperhatikan untuk keamanan dalam melakukan transaksi melalu phone banking, yaitu: 1.

   Wajib mengamankan PIN phone banking 2. Bebas untuk membuat PIN sendiri, jika merasa diketahui orang lain segera lakukan penggantian PIN phone banking.

  Jenis transaksi phone banking, antara lain: 1.

  Transfer dana 2. Informasi saldo 3. Mutasi rekening 4. Pembayaran, misalnya pembayaran tagihan kartu kredit, PLN, telepon, handphone, listrik, asuransi.

  5. Pembelian, misalnya pembelian pulsa isi ulang.

  c.

   SMS Banking

  SMS banking adalah layanan informasi perbankan yang dapat diakses langsung melalui telepon seluler atau handphone dengan menggunakan media SMS (short message service). Jenis transaksi melalui SMS Banking, antara lain: 1.

  Transfer dana 2. Informasi saldo 3. Mutasi rekening 4. Pembayaran, misalnya pembayaran kartu kredit.

  5. Pembelian, misalnya pembelian pulsa isi ulang.

  Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk keamanan transaksi SMS Banking adalah sebagai berikut:

  1. Jangan memberikan kode akses atau nomor pribadi SMS banking kepada orang lain.

  2. Jangan mencatat dan menyimpan kode akses atau nomor pribadi SMS banking anda ditempat yang mudah diketahui orang lain.

  3. Setiap kali melakukan transaksi melalui SMS banking, tunggulah beberapa saat hingga menerima respon balik atas transaksi tersebut.

  4. Untuk setiap transaksi, anda akan menerima pesan notifikasi atas transaksi berupa SMS yang akan tersimpan

  d.

   Mobile Banking Mobile Banking adalah layanan perbankan yang dapat

  diakses langsung melalui seluler atau hanphone GSM (Global

  for Mobile Communication) dengan menggunakan SMS (Short Message Service) . Beberapa jenis transaksi mobile banking,

  antara lain: 1.

  Transfer dana 2. Informasi saldo 3. Mutasi rekenig 4. Informasi nilai tukar 5. Pembayaran, misalnya pembayaran kartu kredit, PLN, telepon, hanphone, listrik, asuransi.

  6. Pembelian, misalnya pembelian pulsa isi ulang, saham.

  Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk keamanan transaksi mobile banking adalah sebagai berikut:

  1. Wajib mengamankan PIN mobile banking.

  2. Bebas membuat PIN sendiri, jika merasa diketahui oleh orang lain segera melakukan penggantian PIN.

  3. Bilamana SIM Card GSM hilang atau dicuri/dipindah tangankan kepada pihak lain, segera beri tahukan bank terdekat atau segera menelepon call center bank tersebut.

  Menurut Bank Indonesia (BI) pada Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/15/PBI/2007 pasal 1 angka 3 tentang Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi Oleh Bank Umum, Layanan perbankan melalui media elektronik atau selanjutnya disebut Electronic Banking adalah layanan yang memungkinkan nasabah bank untuk memperoleh informasi, melakukan komunikasi, dan melakukan transaksi perbankan melalui media elektronik antara lain ATM, phone banking, electronic fund

  

transfer, internet banking, mobile phone . Pelayanan perbankan

  melalui E-banking sudah dirancang sedemikan rupa menyesuaikan gaya hidup nasabah masa kini yang lebih mengutamakan kemudahan, ketepatan waktu, dan menghemat waktu tanpa harus keluar rumah. Selama ini penggunaan dari layanan E-banking yang digunakan oleh perusahaan bersifat manual, yang tidak jarang menyebabkan kesalahan human error baik dari pihak bank ataupun nasabah itu sendiri. Dengan adanya layanan fasilitas berupa E-

  

banking yang cepat dapat dinikmati oleh nasabah maupun

  perusahaan sendiri maka segala layanan yang diinginkan oleh para nasabah dapat segera ditindak lanjuti dengan secepat mungkin, sehingga perusahaan tersebut akan mampu memberikan pelayanan yang terbaik dan tercepat bagi para nasabah, serta kontrol perusahaan terhadap masalah keuangan semakin cepat dan akurat.

2.4. Regulasi Penyelenggaraan Electronic Banking

  Menurut Pahlefi (2015), Penggunaan layanan Electronic Banking memang memberikan banyak kemudahan bagi nasabah bank penggunanya, namun tidak menutup kemungkinan terjadi hal-hal yang merugikan bagi nasabah sebagai konsumen. Selain bentuk proteksi terhadap layanan itu sendiri, upaya pengamanan harus dilakukan dari segi regulasi. Dalam hal ini, Bank Indonesia telah menciptakan beberapa regulasi yang mengatur penyelenggaraan Electronic Banking oleh bank pada umumnya, diantaranya sebagai berikut:

2.4.1. Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/15/PBI/2007 tentang Penerapan

  Manajemen Risiko Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum, yang pokok-pokok peraturannya antara lain:

  Pasal 1 Dalam Peraturan Bank Indonesia ini dimaksud dengan: 1. Bank adalah Bank Umum sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998, termasuk kantor cabang bank asing.

  2. Teknologi informasi adalah teknologi terkait sarana komputer, telekomunikasi, dan sarana elektronik lainnya yang digunakan dalam pengolahan data keuangan dan atau pelayanan jasa perbankan.

  3. Pelayanan perbankan melalui media elektronik atau selanjutnya

  disebut Electronic Banking adalah layanan yang memungkinkan nasabah bank untuk memperoleh informasi, melakukan komunikasi, dan melakukan transaksi perbankan melalui media elektronik antara lain ATM, phone banking, electronic fund transfer, internet banking,

  mobile phone.

  4. Rencana Strategi Teknologi Informasi (Information Technology

  Strategic Plan) adalah dokumen yang menggambarkan visi dan misi

  teknologi informasi bank, strategi yang mendukung visi dan misi tersebut dan prinsip-prinsip utama yang menjadi acuan dalam penggunaan teknologi informasi untuk memenuhi kebutuhan bisnis dan mendukung rencana strategi jangka panjang.

  5. Pusat data (data center) adalah fasilitas utama pemrosesan data bank yang terdiri dari perangkat keras dan perangkat lunak untuk mendukung kegiatan operasional bank secara berkesinambungan.

  6. Database adalah sekumpulan data komprehensif dan disusun secara

  sitematis, dapat diakses oleh pengguna sesuai wewenang masing- masing, dan dikelola oleh database administrator.

  7. Disaster Recovery Center (DRC) adalah fasilitas pengganti pada saat pusat data (data center) mengalami gangguan atau tidak dapat berfungsi antara lain karena adanya aliran listrik keruang komputer, kebakaran, ledakan atau kerusakan pada komputer, yang digunakan sementara waktu selama dilakukannya pemulihan pusat data bank untuk menjaga kelangsungan usaha (business continuity).

  8. Business Continuity Plan (BCP) adalah kebijakan dan prosedur yang memuat rangkaian kegiatan yang terencana dan terkoordinir mengenai langkah-langkah pengurangan risiko, penanganan dampak gangguan/bencana, dan proses pemulihan agar kegiatan operasional bank dan pelayanan kepada nasabah tetap dapat berjalan.

  9. Pemrosesan transaksi berbasis teknologi adalah kegiatan berupa penambahan, perubahan, penghapusan, dan/atau otorisasi data yang dilakukan pada sistem aplikasi yang digunakan untuk memproses transaksi.

10. Komisaris:

  a) Bagi bank berbentuk hukum perseroan terbatas adalah dewan komisaris sebagaiman dimaksud dalam Pasal 1 angka 6

  Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

  b) Bagi bank berbentuk hukum perusahaan daerah adalah pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 Undang-

  Undang Nom.or 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah.

  c) Bagi bank berbentuk hukum koperasi adalah pengawas sebagaimana dalam Pasal 38 Undang-Undang Nomor 25 Tahun

  1992 tentang Perkoperasian. d) Bagi kantor cabang bank asing adalah pejabat yang ditunjuk kantor pusat bank asing untuk melakukan fungsi pengawasan.

11. Direksi:

  a) Bagi bank berbentuk hukum perseroan terbatas adalah direksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 5 Undang- Undang

  Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

  b) Bagi bank berbentuk hukum perusahaan daerah adalah direksi sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 Undang-Undang Nomor

  5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah.

  c) Bagi bank berbentuk hukum keperasi adalah pengurus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 Undang-Undang Nomor

  25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.

  d) Bagi kantor cabang bank asing adalah pimpinan kantor cabang bank asing.

2.4.2. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/30/DPNP Tanggal 12 Desember

  2007 tentang Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum, yang pokok-pokok peraturannya antara lain:

  Sehubungan dengan telah dikeluarkannya Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/15/PBI/2007 tanggal 30 November 2007 tentang Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4785), maka perlu diatur ketentuan pelaksanaan dalam suatu Surat Edaran Bank Indonesia dengan pokok-pokok ketentuan sebagai berikut: 1.

  Penggunaan teknologi informasi diperlukan bank dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan operasional bank. Selain itu, perkembangan teknologi informasi memungkinkan bank untuk meningkatkan pelayanan kepada nasabah melalui produk-produk Electronic Banking.

  2. Dalam hal bank tidak dapat menyelenggarakan sendiri teknologi informasi tersebut, bank dimungkinkan untuk menggunakan pihak penyedia jasa teknologi informasi.

  3. Mengingat penggunaan teknologi informasi dapat meningkatkan risiko yang dihadapi bank, maka bank wajib menerapkan manajemen risiko secara efektif.

2.5. Perilaku Konsumen

  Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka (Kotler dan Keller, 2009) dalam Amanullah (2014). Perilaku konsumen merupakan kegiatan-kegiatan individu yang langsung terlibat dalam jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan. Terdapat dua elemen kegiatan fisik yang melibatkan individu dalam menilai, mendapatkan dan menggunakan barang dan jasa ekonomis (Swastha, 2000) dalam Amanullah (2014). Schiffman, Kanuk (2007) dalam Suryani (2008:6) Menjelaskan bahwa perilaku konsumen merupakan studi yang mengkaji bagaimana individu membuat keputusan membelanjakan sumberdaya yang tersedia dan dimiliki (waktu, uang, dan usaha)untuk mendapatkan barang atau jasa yang nantinya akan dikonsumsi. Dalam studi ini juga dikaji tentang apa yang mereka beli, mengapa mereka membeli, dan bagaimana mereka membeli (seberapa sering) dan menggunakannya. Umar (2000) dalam Pinontoan (2013) menyebutkan beberapa hal yang harus diperhatikan pada perilaku konsumen, yaitu Apa yang diinginkan (wants), Apa yang dibutuhkan (needs), Persepsi Konsumen, dan aspek perubahan kecenderungan (preference). Menurut Kotler dan Amstrong (1998:153) dalam Daryanto, dkk (2014:55), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, diantaranya yaitu faktor psikologis.

  Adapun macam dari faktor psikologis ini antara lain, yaitu: 1.

  Motivasi adalah suatu dorongan yang menekan seseorang sehingga mengarahkan seseorang untuk bertindak.

  2. Persepsi adalah suatu proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti.

3. Pembelajaran adalah perubahan pada perilaku individu yang muncul dari pengalaman.

  4. Kepercayaan dan sikap, kepercayaan ini akan membentuk citra produk dan merek, serta orang akan bertindak berdasarkan citra tersebut. Sedangkan sikap akan mengarahkan seseorang untuk berprilaku yang relatif konsisten terhadap objek-objek yang sama.

  Penelitian ini meneliti tentang perilaku nasabah bank dalam penggunaan layanan Electronic banking dari aspek faktor psikologis nasabah, yaitu tentang aspek persepsi, serta kepercayaan dan sikap nasabah atas kualitas jasa

  Electronic banking . Dengan memilih, mengatur, dan menginterpretasikan hal-

  hal terkait Electronic banking, nasabah akan dapat merasakan bahwa mereka puas atau tidak puas terhadap Electronic banking atau yang telah dikenal dengan E-banking tersebut. Jika mereka puas, maka mereka akan memilih untuk menggunakan sistem E-banking ini di masa depan, begitu juga sebaliknya.

2.6. Trust (Kepercayaan)

  Menurut Sunyoto (2014:16) kepercayaan adalah suatu pikiran deskriftif yang dianut seseorang mengenai sesuatu (Philip Kotler, 1993:242).

  Kepercayaan ini merupakan citra produk dan merek. Orang bertindak atas kepercayaan jika sebagaian dari kepercayaan ini salah dan menghambat pembelian, maka produsen akan melakukan kampanye untuk membantah kepercayaan ini. Menurut Ainur Rofiq (2007: 30) dalam Harlan (2014) kepercayaan merupakan sebuah pondasi dari bisnis, karena transaksi bisnis mempercayai. Seiring maraknya kejahatan internet seperti pembobolan akun, faktor kepercayaan menjadi hal yang sangat penting dalam penggunaan

  

internet banking dalam transaksi perbankan (Retnosari, 2015). Menurut

  Suryani (2013: 93) kepercayaan dalam konteks ini adalah persepsi nasabah bahwa teknologi internet banking aman untuk digunakan. Kepercayaan menjadi lebih penting dalam bertransaksi melalui online dibandingkan dengan

  

offline. Hal ini disebabkan, karena transaksi dalam E-banking mengandung

  informasi yang sensitif dan pihak nasabah yang terlibat dalam transaksi keuangan mengkhawatirkan akses terhadap file penting dan informasi yang dikirim melalui media elektronik.

  Aini (2016) menyebutkan bahwa kepercayaan ditunjukkan dari keyakinan nasabah untuk menerima kerentanan dalam memenuhi harapannya, oleh karena itu membangun kepercayaan yang tinggi terhadap nasabah adalah sangat diutamakan bagi terciptanya rasa kepercayaan nasabah terhadap bank.

  Melalui tingkat kepercayaan yang terbangun antar pihak bank dan nasabah, maka sangat memungkinkan bisnis perbankan yang dijalankan akan mudah terbangun lebih intensif antara nasabah dengan pihak bank, mengingat pihak bank wajib untuk membangun rasa kepercayaan yang tinggi terhadap nasabahnya agar nasabah merasa yakin dan aman pada bank tersebut. Karena apabila terjadi masalah pada saat menggunakan layanan E-banking, maka nasabah akan mempertimbangkan kembali kepercayaan terhadap layanan E-

  

banking yang banyak mengandung unsur risiko. Oleh karena itu, tingkat untuk meningkatkan kegunaan E-banking. Kepercayaan meliputi hubungan yang stabil antara nasabah dengan pihak bank, kemampuan pihak bank untuk membentuk rasa kepercayaan nasabah, dan Jaminan yang diberikan oleh Bank terhadap rasa aman pada simpanan nasabah yang ada di Bank (Aini, 2016).

2.7. Manfaat

  Menurut Jogiyanto (2007:14) yang dimaksud manfaat yang dirasakan atau Perceived Usefulnses adalah sejauh mana seseorang percaya bahwa dengan menggunakan suatu teknologi tertentu akan meningkatkan kinerja pekerjaannya. Persepsi Kebermanfaatan adalah suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa suatu penggunaan teknologi tertentu akan meningkatkan prestasi kerja orang tersebut (Davis 1989: 320). Dari dua definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa suatu keadaan dimana seseorang percaya terhadap teknologi atau sistem yang digunakan mampu meningkatkan kinerja dan dapat merasakan hasilnya hingga menggunakannya berulang-ulang.

  Menurut Perkins dan Annan (2013:11) mendefinisikan kualitas adalah mempertemukan kebutuhan dan harapan konsumen secara berkelanjutan atas harga yang telah mereka bayarkan. Bank harus mampu mengidentifikasi jenis fitur yang dapat bermanfaat bagi penggunannya atau yang diharapkan oleh nasabah dalam melaksanakan tugas dan pekerjaanya, karena tingkat manfaat

  E-banking mempengaruhi sikap nasabah terhadap suatu sistem. Dapat disimpulkan konteks dari penelitian ini, bahwa manfaat dalam menggunakan

  E-banking merupakan pandangan subyektif nasabah mengenai manfaat yang

  diperoleh para nasabah dalam peningkatan kinerja nasabah. Ketika nasabah menggunakan fasilitas layanan E-banking berkali-kali maka nasabah telah merasakan manfaat dari layanan E-banking tersebut (Aini, 2016).

2.8. Kemudahaan Penggunaan

  Persepsi Kemudahan Penggunaan merupakan tingkatan dimana seseorang percaya bahwa teknologi mudah untuk dipahami (Davis, 1989: 320).

  Menurut Jogiyanto (2007:115), Persepsi kemudahan pengguna secara kontras mengacu pada suatu tingkatan dimana seseorang percaya bahwa menggunakan sistem layanan tersebut tidak perlu bersusah payah. Persepsi kemudahan juga didenifisikan sebagai sejauh mana seseorang percaya bahwa menggunakan teknologi tersebut akan bebas dari usaha. Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat dinyatakan bahwa kemudahan penggunaan dapat mengurangi usaha seseorang baik waktu, tenaga, dan biaya yang didukung dengan penggunaan teknologi atau sistem layanan yang mudah dipahami. Intensitas penggunaan dan interaksi antara pengguna (user) dengan sistem juga dapat menunjukkan kemudahan penggunaan. Sistem yang lebih sering digunakan menunjukkan bahwa sistem tersebut lebih dikenal, lebih mudah dioperasikan dan lebih mudah digunakan oleh penggunanya (Goodwin dan Silver dalam Adam et al., 1992: 229). Venkatesh dan Davis (2000: 201) membagi dimensi a.

  Interaksi individu dengan sistem jelas dan mudah dimengerti (clear and understandable ).

  b.

  Tidak dibutuhkan banyak usaha untuk berinteraksi dengan sistem tersebut (does not require a lot of mental effort).

  c.

  Sistem mudah digunakan (easy to use).

  d.

  Mudah mengoperasikan sistem sesuai dengan apa yang ingin individu kerjakan (easy to get the system to do what he/she wants to do).

  Menurut Dwi Suhartini dan Wiwik Handayani (2009:5) kemudahan E-

  banking yaitu mudah dipelajari, jelas dan dapat dipahami, fleksibel dan mudah

  untuk digunakan. Kemudahan penggunaan suatu teknologi dibentuk melalui enam faktor utama, meliputi mudah untuk dipelajari, terkendali, jelas dan mudah dimengerti, fleksibel, mudah untuk melakukan sesuatu, dan mudah untuk digunakan Jogiyanto (2007:152). Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kemudahan penggunaan dalam menggunakan suatu teknlogi tersebut beranggapan bahwa, mudah dan bisa menggunakan suatu teknologi, memiliki keyakinan dalam penggunaan teknologi tidak mengalami kesulitan, mengerti dan memahami dalam penggunaanya, menggunakan teknologi tidak membutuhkan kegiatan yang cukup besar dan biaya yang mahal (Aini, 2016).

2.9. Risiko

  Menurut Pavlou (2001: 10) Risiko Persepsian merupakan suatu persepsi tentang ketidakpastian dan konsekuensi-konsekuensi tidak diinginkan dalam didefinisikan sebagai ketidak pastian yang dihadapi konsumen ketika mereka tidak mampu melihat kemungkinan yang akan terjadi dari keputusan pembelian yang dilakukan (Suryani, 2008:114). Sebelum memilih suatu produk atau layanan, konsumen tentu akan mempertimbangkan risiko dari penggunaan produk atau layanan tersebut. Sama halnya dengan penggunaan E-banking, nasabah tentunya memutuskan menggunakan layanan berbasis transaksi online atau tidak, mengingat risiko yang mungkin dihadapi begitu tinggi. Risiko penggunaan transaksi online dapat dikatakan tinggi, karena nasabah tidak dapat melakukan transaksi secara tatap muka atau berinteraksi secara langsug dengan yang bersangkutan. Disamping itu, nasabah juga tidak dapat memastikan apakah transaksi yang telah dilakukan tersebut sudah diproses secara tepat waktu dan tanpa adanya kesalahan. Selain itu, sebelum melakukan layanan E-

  

banking nasabah tentu sudah mempertimbangkan berbagai kemungkinan risiko

  yang dapat terjadi, seperti bocornya PIN dan data pribadi nasabah, kesalahan pengiriman atau transfer, risiko pembobolan dari akun lain dan risiko lainnya.

  Menurut Suryani (2008:114), terdapat banyak risiko yang dipertimbangkan konsumen. Jocoby dan Kapalan (dikutip Mowen dan Minor, 2002), Sengupta et.al (1997) dan Aydin, S., et.al (2005), menjelaskan ada enam jenis risiko dipersepsikan oleh konsumen, yaitu:

1. Risiko Keuangan

  Risiko yang akibatnya berupa kerugian dari aspek keuangan yang akan dialami oleh konsumen. Risiko keuangan akan menjadi pertimbangan penting ketika daya beli konsumen rendah atau konsumen mempunyai keterbatasan finansial.

  2. Risiko Kinerja Risiko, bahwa produk tidak akan memeberikan kinerja seperti yang diharapkan. Persepsi tentang kinerja ini menjadi salah satu pertimbangan penting sebelum konsumen memilih suatu produk tertentu.

  3. Risiko Psikologi Risiko psikologi dalam pembelian produk berupa ketidaknyamanan psikologis, citra diri yang buruk, dan harga diri yang menjadi rendah.

  4. Risiko Fisiologis Risiko fisiologis atau risiko fisik merupakan risiko akibat pembelian produk yang berupa terganggunya fisik pembeli.

  5. Risiko Sosial Risiko akibat pembelian produk yang berupa kurang diterimanya konsumen dilingkungan masyarakat.

  6. Risiko Waktu Risiko yang diterima konsumen, berupa hilangnya waktu konsumen akibat pembelian produk. Risiko ini juga mencakup akankah waktu konsumen akan berkurang atau tersita hanya untuk produk tersebut.

  Semakin besar risiko yang mungkin akan ditanggung nasabah dalam menggunakan layanan E-banking, maka semakin rendah penggunaan sistem atau teknologi tersebut. Untuk mencegah risiko tersebut, dapat diminimalisir oleh pihak nasabah maupun bank dengan memberikan pengamanan yang berlapis-lapis. Persepsian konsumen terhadap risiko tingkatnya bervariasi tergantung dari faktor individual konsumen, produk atau layanan, situasi dan faktor budaya. Konsumen yang keinovasiannya tinggi dan mempunyai keberanian dalam mengambil risiko, akan mempersepsikan risiko pembelian produk atau penggunaan jasa tertentu lebih rendah dibandingkan konsumen yang keberanian mengambil risikonya rendah dan kurang inovatif. Menurut Schiffman dan Kanuk, terdapat perbedaan tingkat persepsian terhadap risiko antar konsumen dari berbagai Negara. Tidak semua konsumen di dunia mempunyai persepsi yang sama atas risiko terhadap suatu produk (Suryani, 2008:116).

2.10. Minat Bertransaksi Menggunakan Layanan E-banking

  Menurut Jogiyanto (2007: 116), Minat perilaku (behavioral intention) adalah keinginan (Minat) seseorang untuk melakukan suatu perilaku tertentu.

Dokumen yang terkait

PENGARUH WORD OF MOUTH, MANFAAT, KEMUDAHAN PENGGUNAAN, DAN KEPERCAYAAN TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH MENGGUNAKAN REKENING PONSEL CIMB NIAGA DI SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 - PENGARUH WORD OF MOUTH, MANFAAT, KEMUDAHAN PENGGUNAAN, DAN KEPERCAYAAN TERHADAP KEPUTUSAN NASABAH MENGGUNAKAN REKENING PONSEL CIMB NIAGA DI SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 21

PENGARUH PERSEPSI MANFAAT, KEMUDAHAN PENGGUNAAN, DAN SIKAP TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MOBILE BANKING BAGI NASABAH BANK MANDIRI DI SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 2 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 - PENGARUH PERSEPSI MANFAAT, KEMUDAHAN PENGGUNAAN, DAN SIKAP TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MOBILE BANKING BAGI NASABAH BANK MANDIRI DI SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 10

PENGARUH KEPERCAYAAN, KEMUDAHAN PENGGUNAAN, KEAMANAN, KUALITAS LAYANAN WEBSITE DAN RISIKO TERHADAP ADOPSI INTERNET BANKING CIMB NIAGA DI SURRABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 10

PENGARUH PERSEPSI MANFAAT, KEMUDAHAN PENGGUNAAN, DAN KESESUAIAN TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MOBILE BANKING BANK MANDIRI DI SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 18

PENGARUH PERSEPSI MANFAAT, KEMUDAHAN PENGGUNAAN, DAN KESESUAIAN TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MOBILE BANKING BANK MANDIRI DI SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 0 18

PENGARUH PERSEPSI MANFAAT, KEMUDAHAN PENGGUNAAN, DAN KESESUAIAN TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MOBILE BANKING BANK MANDIRI DI SURABAYA - Perbanas Institutional Repository

0 2 8

PENGARUH PENGETAHUAN, KEPERCAYAAN, DAN KEMUDAHAN PENGGUNAAN E-BANKING TERHADAP MINAT BERTRANSAKSI ULANG SECARA ONLINE DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi Kasus Pada Nasabah Bank BNI Syariah KC Tanjungkarang) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas

0 1 142

PENGARUH MANFAAT, KEPERCAYAAN, DAN KEMUDAHAN PENGGUNAAN TERHADAP MINAT NASABAH MENGGUNAKAN LAYANAN MOBILE BANKING (Studi Pada BSM Cabang Bandar Jaya) - Raden Intan Repository

0 15 112