BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevan - Wardah Agustiani BAB II

BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sejenis yang Relevan Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu meninjau penelitian

  sebelumnya. Peninjauan pada penelitian lain sangat penting dilakukan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui relevansi antara penelitian dari peneliti dengan penelitian sebelumnya. Selain itu, peninjauan bertujuan untuk mengetahui perbedaan dan persamaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilaksanakan sehingga dapat diketahui apakah penelitian ini sudah pernah dilakukan atau belum dan dari segi orisinalitas penelitian dapat diketahui. Dari peninjauan tersebut, peneliti dapat melengkapi kekurangan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya. Penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut.

1. Penelitian dengan judul Bentuk Imperatif Tindak Tutur Wacana Persuasif

  pada Fasilitas Umum oleh Desy Andriyani dari Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Muhammadiyah Purwokerto pada tahun 2012

  Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang sekarang yaitu terletak pada bentuk imperatif yang terdiri dari 17 jenis kalimat imperatif. Kalimat imperatif tersebut terdiri dari kalimat imperatif perintah, kalimat imperatif suruhan, kalimat imperatif permintaan, kalimat imperatif permohonan, kalimat imperatif desakan, kalimat imperatif bujukan, kalimat imperatif imbauan, kalimat imperatif permintaan, kalimat imperatif ajakan, kalimat imperatif permintaan izin, kalimat imperatif mengizinkan, kalimat imperatif larangan, kalimat imperatif harapan, kalimat

  8 imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat imperatif anjuran, kalimat imperatif „ngelulu‟. Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang sekarang yaitu terletak pada data dan sumber datanya. Data dan sumber data penelitian sebelumnya yaitu wacana persuasif pada fasilitas umum Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), RSUD Prof Dr. Margono Soekarjo, Stasiun Kereta Api Purwokerto, Objek Wisata Baturraden, dan Terminal Bus Bulupitu Purwokerto, sedangkan penelitian yang sekarang kalimat yang mengandung bentuk imperatif dan variasi kalimat imperatif berupa kalimat berita dan kalimat suruh pada

  

banner dan poster di rumah sakit se-Kabupaten Banyumas. Selain itu pada penelitian

  yang sebelumnya mencakup dua bahasan, meliputi: (a) jenis tindak tutur, dan (b) bentuk imperatif, sedangkan pada penelitian yang sekarang mencakup dua pembahasan, meliputi: (a) bentuk imperatif, dan (b) variasi kalimat imperatif. Metode penganalisisan data yang digunakan pada penelitian yang sebelumnya yaitu metode agih dengan teknik perluas, sedangkan pada penelitian yang sekarang yaitu metode padan ortografis dengan teknik dasar : teknik Pilah Unsur Penentu (PUP) dengan daya pilah ortografis.

2. Penelitian dengan judul Analisis Variasi Kalimat dan Penggunaan Teknik

  Persuasif dalam Spanduk Kampanye Calon Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia Tahun 2014 di Kota Yogyakarta oleh Angga Nugroho dari Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Universitas Negeri Yogyakarta pada tahun 2015

  Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang sekarang yaitu terletak pada bentuk variasi kalimat imperatif. Bentuk variasi kalimat imperatif terdiri dari kalimat berita, kalimat suruh (kalimat suruh yang sebenarnya, kalimat persilaan, kalimat ajakan, kalimat larangan) dan kalimat tanya. Perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang sekarang yaitu terletak pada data dan sumber datanya. Pada penelitian sebelumnya data penelitian yaitu seluruh kata dan kalimat yang terdapat dalam spanduk kampanye Capres dan Cawapres RI tahun 2014 di Kota Yogyakarta, sedangkan penelitian yang sekarang data penelitian yaitu kalimat yang mengandung bentuk imperatif dan variasi kalimat imperatif berupa kalimat berita dan kalimat suruh pada banner dan poster di rumah sakit se-Kabupaten Banyumas. Selain itu pada penelitian yang sebelumnya mencakup dua pembahasan, meliputi: (a) variasi kalimat, dan (b) penggunaan teknik persuasif, sedangkan pada penelitian yang sekarang mencakup dua pembahasan, meliputi: (a) bentuk imperatif, dan (b) variasi kalimat imperatif. Metode penganalisisan data yang digunakan pada penelitian yang sebelumnya yaitu metode simak, baca, dan catat dengan teknik dasar teknik simak bebas libat cakap, sedangkan pada penelitian yang sekarang menggunakan metode yaitu metode padan ortografis dengan teknik dasar : teknik Pilah Unsur Penentu (PUP) dengan daya pilah ortografis.

B. Sintaksis 1. Pengertian Sintaksis

  Istilah sintaksis secara langsung berasal dari bahasa Belanda syntaxis. Dalam bahasa Inggris digunakan istilah syntax. Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frasa, berbeda dengan morfologi yang membicarakan seluk beluk kata dan morfem (Ramlan, 2005: 18). Menurut Chaer (2007: 206) sintaksis membicarakan kata dalam hubungannya dengan kata lain, atau unsur-unsur lain sebagai suatu satuan ujaran, sedangkan menurut Stryker dalam Tarigan (1986 : 5) sintaksis adalah telaah mengenai pola-pola yang dipergunakan sebagai sarana untuk menggabung-gabungkan kata menjadi kalimat. Jadi dapat disimpulkan bahwa sintaksis adalah cabang ilmu bahasa yang membicarakan kata dalam hubungannya dengan kata lain, atau unsur-unsur lain sebagai suatu satuan ujaran. Sintaksis merupakan salah satu cabang ilmu bahasa yang luas dibandingkan morfologi. Bidang sintaksis lebih kompleks dengan banyaknya unsur-unsur pembentuknya. Secara lebih luas sintaksis dapat digunakan untuk mempelajari wacana dan lebih kecil yaitu mempelajari frasa.

2. Jenis Sintaksis

  Menurut Ramlan (2005 : 18) sintaksis terdiri dari dari empat jenis. Jenis sintaksis yang pertama yaitu wacana. wacana adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Jenis sintaksis yang kedua yaitu kalimat. kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Jenis sintaksis yang ketiga yaitu klausa. klausa adalah satuan gramatikal berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri dari subjek dan predikat. Jenis sintaksis yang terakhir yaitu frasa. Frasa merupakan satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih. Uraian dari jenis sintaksis adalah sebagai berikut.

a. Wacana

  Menurut (Chaer, 2007 : 267) wacana adalah satuan bahasa yang lengkap, sehingga dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Sebagai satuan bahasa yang lengkap, wacana bisa dipahami oleh pembaca (dalam wacana tulis) atau pendengar (dalam wacana lisan) tanpa keraguan apa pun. Sebagai satuan gramatikal tertinggi atau terbesar, berarti wacana dibentuk dari kalimat-kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan gramatikal dan persyaratan kewacanaan lainnya, sedangkan menurut Mulyana (2005 : 1) wacana merupakan unsur kebahasaan yang relatif paling kompleks dan paling lengkap. Satuan pendukung kebahasaannya meliputi: fonem, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, hingga karangan utuh. Namun demikian, wacana pada dasarnya juga merupakan unsur bahasa yang bersifat pragmatis. Berdasarkan berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa wacana adalah satuan bahasa yang lengkap dan utuh yang merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar yang penggunaan bahasanya pun dipilih berdasarkan unsur bahasa (fonem, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf).

b. Kalimat

  Menurut Ramlan (2005 : 23) kalimat adalah satuan gramatik yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai nada akhir turun atau naik, sedangkan menurut Alwi, dkk (2014 : 317) kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lainnya. Dalam wujud tulisan berhuruf Latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!). Sementara itu, di dalamnya disertakan pula berbagai tanda baca seperti koma (,), titik dua (:), tanda pisah (-), dan spasi. Tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru sepadan dengan intonasi akhir, sedangkan tanda baca lain sepadan dengan jeda. Spasi yang mengikuti tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru melambangkan kesenyapan.

  Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa kalimat adalah satuan gramatik atau satuan bahasa terkecil yang berwujud lisan atau tulisan. Jika dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut. Nada tersebut dibatasi oleh adanya jeda panjang. Jeda panjang tersebut disertai nada akhir tuturan atau naik. Jeda pada nada tersebut bertujuan untuk mengungkapkan pikiran yang utuh. Disela jeda, nada diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lainnya. Dalam wujud tulisan berhuruf Latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik tanda tanya, dan tanda seru sepadan dengan intonasi akhir, sedangkan tanda baca lain sepadan dengan jeda. Spasi yang mengikuti tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru melambangkan kesenyapan.

c. Klausa

  Menurut Kridalaksana (2011 : 117) klausa adalah satuan gramatikal berupa kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri dari subjek dan predikat. Kelompok kata tersebut mempunyai potensi untuk menjadi kalimat, sedangkan menurut Ramlan (2005 : 79) klausa merupakan satuan gramatik yang terdiri dari subjek dan predikat.

  Satuan gramatik tersebut disertai objek, pelengkap, dan keterangan ataupun tidak. Dengan ringkas, klausa ialah subjek, predikat, (objek), (pelengkap), (keterangan). Tanda kurung menandakan bahwa apa yang terletak dalam kurung tersebut bersifat manasuka, artinya boleh ada, boleh juga tidak. Jadi dapat disimpulkan bahwa klausa adalah satuan gramatikal berupa kelompok kata yang terdiri terdiri dari subjek dan predikat. Unsur-unsur lainnya boleh ada, boleh juga tidak.

d. Frasa

  Menurut Kridalaksana (2011 : 78) frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak predikatif. Gabungan itu dapat itu dapat rapat, dapat juga renggang, sedangkan menurut Ramlan (2005 : 139) frasa merupakan satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih. Frasa merupakan satuan yang tidak melebihi batas unsur klausa. Maksudnya frasa itu selalu terdapat dalam satu fungsi unsur klausa. Unsur tersebut yaitu subjek, predikat, objek, pelengkap, atau keterangan.

  Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang tidak melebihi batas unsur klausa. Jadi frasa itu selalu terdapat dalam satu fungsi unsur klausa. Unsur tersebut yaitu subjek, predikat, objek, pelengkap, atau keterangan.

  Dari semua unsur sintaksis tersebut peneliti memilih kalimat sebagai objek penelitian. Peneliti memilih kalimat dijadikan data penelitian karena peneliti membahas bentuk imperatif dan variasi kalimat imperatif. Bentuk imperatif terdapat tujuh belas kalimat imperatif, yaitu kalimat imperatif perintah, kalimat imperatif suruhan, kalimat imperatif permintaan, kalimat imperatif permohonan, kalimat imperatif desakan, kalimat imperatif bujukan, kalimat imperatif imbauan, kalimat imperatif persilaan, kalimat imperatif ajakan, kalimat imperatif permintaan izin, kalimat imperatif mengizinkan, kalimat imperatif larangan, kalimat imperatif larangan, kalimat imperatif harapan, kalimat imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat imperatif anjuran, dan kalimat imperatif „ngelulu‟.

  Variasi kalimat imperatif terdapat tiga jenis kalimat. Jenis kalimat tersebut yaitu kalimat berita, kalimat suruh, dan kalimat tanya.

C. Kalimat 1. Pengertian Kalimat

  Alwi dkk (2014: 317) kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lainnya. Dalam wujud tulisan berhuruf Latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!); sementara itu, di dalamnya disertakan pula berbagai tanda baca seperti koma (,), titik dua (:), tanda pisah (-), dan spasi. Tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru sepadan dengan intonasi akhir, sedangkan tanda baca lain sepadan dengan jeda. Spasi yang mengikuti tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru melambangkan kesenyapan.

  Alwi, dkk (2014 : 317) mengemukakan bahwa kalimat merupakan satuan dasar wacana. Artinya, wacana hanya akan terbentuk jika ada dua kalimat, atau lebih.

  Dua kalimat atau lebih tersebut letaknya berurutan. Kalimat tersebut berurutan berdasarkan kaidah kewacanaan. Dengan demikian, setiap tuturan berupa kata atau untaian kata, yang memiliki ciri-ciri yang disebutkan di atas pada suatu wacana atau teks, berstatus kalimat, sedangkan menurut Kridalaksana (2011 : 103) kalimat adalah konstruksi gramatikal yang terdiri atas satu atau lebih klausa yang ditata menurut pola tertentu, dan dapat berdiri sendiri sebagai satu satuan. Jadi dapat disimpulkan bahwa kalimat adalah satuan bahasa terkecil, yang terdiri atas satu atau lebih klausa yang ditata menurut pola tertentu, dan dapat berdiri sendiri sebagai satu satuan. Kalimat memiliki satuan yang saling membangun berupa klausa. Klausa tersebut yang membentuk suatu pola yang menjadikannya sebagai kalimat. Kalimat harus memiliki informasi dari pikiran yang utuh.

2. Jenis Kalimat

  Menurut Alwi dkk (2014: 345

  • – 374), jenis kalimat dapat ditinjau dari beberapa jenis. Jenis kalimat yang pertama yaitu dilihat dari jumlah klausanya. Jenis kalimat yang kedua yaitu dilihat dari bentuk sintaksisnya. Jenis kalimat yang ketiga yaitu dilihat dari, kelengkapan unsurnya. Jenis kalimat yang terakhir yaitu jenis kalimat yang dilihat dari susunan subjek dan predikatnya. Berdasarkan jumlah klausanya, kalimat dapat dibagi atas kalimat tunggal dan kalimat majemuk. Berdasarkan bentuk sintaksisnya, kalimat dapat dibagi menjadi empat jenis. Jenis kalimat berdasarkan bentuk sintaksisnya yang pertama yaitu kalimat deklaratif atau kalimat berita. Jenis kalimat berdasarkan bentuk sintaksisnya yang kedua yaitu kalimat imperatif atau kalimat perintah. Jenis kalimat berdasarkan bentuk sintaksisnya yang ketiga yaitu kalimat interogatif atau kalimat tanya. Jenis kalimat berdasarkan bentuk sintaksisnya yang terakhir yaitu kalimat ekslamatif atau kalimat serum. Berdasarkan kelengkapan unsurnya, kalimat hanya berupa kalimat tak lengkap, sedangkan menurut susunan subjek dan predikatnya, kalimat hanya berupa kalimat inversi. Penulis hanya membatasi kalimat yang dilihat dari bentuk sintaksisnya saja, karena penulis hanya menemukan data yang berupa kalimat dilihat dari bentuk sintaksisnya. Berdasarkan bentuk sintaksisnya, peneliti membatasi kalimat imperatif dan kalimat deklaratif saja.

D. Banner 1. Pengertian Banner

  Banner adalah salah satu media promosi yang dicetak dengan print digital

  yang umumnya berbentuk potrait atau vertikal. Banner adalah bentuk penyederhanaan dari baliho (Gleenook Desain Grafis, 2013). Banner banyak terdapat di berbagai fasilitas umum meliputi rumah sakit, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), stasiun kereta api, objek wisata, tempat ibadah, pasar, swalayan, terminal bus.

  Tempat-tempat tersebut merupakan tempat yang menjadi sasaran penempatan banner karena banyak dilalui orang sehingga informasi yang disampaikan akan lebih efektif.

  Selain itu, banner juga bertujuan untuk mempengaruhi pembaca melalui informasi yang disampaikan oleh penutur. Informasi tersebut harus dapat dipahami oleh lawan tutur sehingga tujuan yang diharapkan penutur akan tercapai.

2. Ciri-ciri banner

  Ciri-ciri banner terbagi menjadi tiga. Ciri yang pertama yaitu banner berisikan gambar yang menggambarkan logo suatu komunitas. Penggunaan banner sebagai logo dapat mencerminkan identitas komunitas tersebut. Ciri yang kedua yaitu banner biasanya berbentuk menyerupai bendera. Banner salah media promosi yang dicetak dengan print digital yang umumnya berbentuk potrait atau vertikal. Banner tersebut memanjang menyerupai bendera. Ciri yang ketiga yaitu banner memuat pesan.

  

Banner dapat juga berisi pesan yang akan disampaikan kepada masyarakat. Pesan-

  pesan yang akan disampaikan bertujuan agar semua lapisan masyarakat mengetahui tujuan dari pembuat banner (Ismail, 2015). Uraian dari ciri-ciri banner adalah sebagai berikut.

  a. Banner berisikan gambar yang menggambarkan logo suatu komunitas

  Logo adalah sebuah karya seni rupa dan tidak bisa lepas dari elemen-elemen seni rupa dasar yang membentuknya, seperti garis, bentuk, warna, ruang, tipografi, dan lain-lain. Logo juga mencerminkan citra positif dengan cara memaksimalkan pesan-pesan yang menguntungkan dalam bentuk lambang dan gambar. Bentuk-bentuk yang kaku atau garis lurus yang divisualkan dengan tepat akan menyampaikan kekuatan, profesionalisme, dan efisiensi. Image bentuk itulah yang ingin klien sampaikan kepada publik melalui visual sebuah logo. Sebuah logo akan berhasil apabila ia memiliki konsep visual yang kuat. Penggambaran inilah yang dibuat dalam berbagai cara, baik dengan warna, ilustrasi, atau bahkan dengan image. Penggunaan

  

banner sebagai logo dapat mencerminkan identitas komunitas. Wujud penggunaan

banner dapat ditemukan pada gambar yang menggambarkan logo suatu komunitas.

  Logo pada banner tersebut digunakan sebagai media untuk promosi atau memasarkan suatu produk, baik itu barang atau jasa. Banner termasuk ke dalam jenis media promosi atau pemasaran yang dapat digunakan baik di dalam ruangan maupun di dalam ruangan. tersebut. Selain itu, banner juga mempermudah masyarakat untuk mengenalnya.

  b. Biasanya banner berbentuk menyerupai bendera Banner merupakan salah satu media promosi yang dicetak dengan print digital

  yang umumnya berbentuk potrait atau vertikal. Banner identik dengan ukuran yang kecil. Banner disebut juga baliho kecil. Kemudahan banner adalah digulung, disimpan dan diletakkan di space kecil. Banner tersebut menampilkan simbol, logo, atau pesan lainnya. Simbol atau logo tersebut digunakan secara simbolis untuk memberikan sinyal atau identifikasi. Identifikasi tersebut digunakan untuk melambangkan suatu komunitas yang digunakan untuk mempromosikan suatu produk. Selain itu, dengan adanya pengunaan banner menyerupai bendera menjadi lebih efesien karena sedikit memakan biaya.

c. Banner memuat pesan

  Pesan adalah pemberitahuan yang digunakan dalam berkomunikasi. Pesan disampaikan melalui media yang tepat, bahasa yang dimengerti, kata-kata yang sederhana dan sesuai maksud, serta tujuan pesan itu akan disampaikan dan mudah dicerna oleh komunikan. Pesan menjadi inti dari setiap komunikasi yang terjalin.

  

Banner dapat juga berisi pesan yang akan disampaikan kepada masyarakat. Pesan-

  pesan yang akan disampaikan bertujuan agar semua lapisan masyarakat mengetahui tujuan dari pembuat banner. Pesan yang disampaikan melalui banner memiliki keuntungan karena relatif tahan lama karena dalam wujud tulisan. Selain itu, penyampaian dapat dalam wujud yang lebih menarik. Hal tersebut lebih efektif apabila ditempatkan di tempat strategis dan ramai.

3. Jenis Banner Ada beberapa jenis banner yang bisa dijadikan sarana atau media promosi.

  Media promosi tersebut memuat pesan-pesan merk yang disampaikan kepada khalayak. Banner dapat ditemukan di sekolah, mall, atau di mana saja karena banner diletakkan di tempat yang banyak dijumpai banyak orang. Berdasarkan lokasi dan letaknya, banner dibagi menjadi dua jenis. Jenis banner yang pertama yaitu banner

  

outdoor . Banner outdoor adalah banner yang digunakan di luar ruangan. Jenis banner yang kedua yaitu banner indoor. Banner indoor adalah banner yang digunakan di dalam ruangan (Affandi, 2016). Uraian dari kedua jenis banner tersebut adalah sebagai berikut.

  a.

   Banner Outdoor Banner yang digunakan di luar ruangan (outdoor) disebut banner pohon.

  Dinamakan banner pohon karena tempat pemasangannya dipaku atau diikat di pohon di pinggir-pinggir jalan. Pada umumnya banner outdoor dipasang secara vertikal atau juga disebut vertical outdoor. Media promosi banner outdoor mempunyai beberapa variasi ukuran. Banner outdoor ini biasanya berukuran 40x60 cm, 60x90 cm, 80x120 cm, dan lain-lain. Contoh dari banner outdoor adalah banner seminar nasional pendidikan, banner seminar kesehatan, banner peringatan, dan lain sebagainya.

  Berikut ini adalah contoh banner outdoor.

  b.

   Banner Indoor Banner indoor dikenal dengan nama standing promotion. Banner ini sering

  digunakan untuk pemberitahuan atau media promosi yang biasanya ditemui di tempat- tempat tertutup seperti toko, mall, dan lainnya. Dinamakan standing banner karena

  

banner jenis ini tidak diikat, tetapi memiliki penahannya tersendiri. Ada tiga jenis

  

standing banner , yaitu: X Banner, Y Banner, dan Roll Up Banner. Dalam suatu event

  pameran, standing banner promosi cocok digunakan untuk menarik perhatian pengunjung. Ukuran X atau Y Banner yang sejajar dengan tinggi badan manusia dan berdiri secara vertikal membuat media banner mampu membuat gambar dan huruf yang besar. Contoh dari tiga jenis standing banner adalah sebagai berikut.

  1) Contoh X Banner 2) Contoh Y Banner 3) Contoh Roll Up Banner

  Dari kedua jenis banner tersebut, peneliti memilih outdoor banner. Alasan memilih outdoor banner, karena banner yang diteliti yaitu berada di luar ruangan.

  Kelebihan Banner outdoor juga tidak dipasang dengan menggunakan penahan dan dipasang dengan paku atau tali rafia, sedangkan standing banner memiliki kelemahan rentan jatuh jika tertiup angin atau tersenggol sedikit saja karena beratnya sangat ringan. Peneliti memilih outdoor banner karena banner ini bukan bertujuan untuk media promosi, tetapi untuk mengetahui bentuk imperatif yang bersifat informatif. Di dalam banner ini hanya menginformasikan yang berupa bentuk imperatif.

E. Poster 1. Pengertian Poster

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 890) poster adalah plakat yang dipasang di tempat umum (berupa pengumuman atau iklan). Menurut Basuki, dkk (2007 : 26) poster adalah plakat atau tempelan yang biasanya berisi pengumuman dan ditempel di tempat-tempat umum. Poster merupakan informasi yang ditulis dalam media tertentu (biasanya papan atau kertas). Poster biasanya dipergunakan untuk kepentingan publikasi atau propaganda. Agar lebih menarik, biasanya dilengkapi dengan gambar ilustrasi, sedangkan menurut Sudjana (2013 : 51) poster adalah kombinasi visual dari rancangan yang kuat dengan warna dan pesan, dengan maksud untuk menangkap perhatian orang yang lewat tetapi cukup lama menanamkan gagasan yang berarti di dalam ingatannya. Menurut Nurhadi, dkk (2006 : 199) poster dibuat untuk memberitahu, mengajak, atau mempengaruhi pembacanya. Tujuannya yaitu agar pembacanya tahu, mengerti, tertarik, atau bertindak sesuai dengan pesan yang ditampilkan.

  Dari beberapa pendapat, dapat disimpulkan bahwa poster adalah plakat berupa desain grafis yang memuat komposisi gambar dan huruf di atas kertas berukuran besar berisi informasi yang ditulis dalam media tertentu (biasanya papan atau kertas). Poster biasanya dipergunakan untuk kepentingan publikasi atau propaganda. Agar lebih menarik, biasanya dilengkapi dengan gambar ilustrasi. Penggunaan poster tersebut untuk membuat pembaca terpengaruh dengan informasi yang disampaikan serta memberikan respon dengan adanya informasi dari penutur.

  Lawan tutur akan merasa tertarik dengan informasi tersebut baik secara tulisan maupun dalam bentuk gambar yang menarik. Gambar tersebut harus menarik serta mewakili informasi yang disampaikan agar saling mendukung.

2. Ciri-ciri Poster

  Ciri-ciri poster terbagi menjadi tiga. Ciri poster yang pertama yaitu bahasa

  

poster ringkas. Ringkas artinya pembahasan mengenai sebuah topik dilakukan secara

  garis besar tidak sampai detail. Bahasa pada poster tidak panjang dan tidak berbelit- belit. Ciri poster yang kedua yaitu kalimat pada poster jelas. Jelas artinya tulisan tersebut mencerminkan judul. Artinya kalimat yang terdapat pada poster tidak membingungkan pembaca. Ciri poster yang ketiga yaitu tepat sasaran. Tepat sasaran artinya isi poster harus sesuai dengan sasaran yang dibicarakan dalam permasalahan yang diangkat dalam poster tersebut. Ciri yang terakhir yaitu poster berisi gambar yang menarik. Poster biasanya bukan hanya berisi kalimat saja, umumnya poster disertai dengan gambar-gambar yang menarik. Gambar-gambar dirancang sedemikian rupa sehingga menarik perhatian. (Nurhadi, dkk., 2006 : 200). Uraian dari ciri-ciri poster tersebut adalah sebagai berikut.

  a. Bahasa poster ringkas

  Ringkas artinya pembahasan mengenai sebuah topik dilakukan secara garis besar tidak sampai detail. Bahasa pada poster tidak panjang dan tidak berbelit-belit.

  Artinya walaupun bahasa pada poster tersebut ringkas, tetapi tulisannya berbobot. Tidak hanya dalam uraian dan sudut pandangnya saja, tetapi juga dalam cara penyajiannya. Jadi bahasa pada poster tidak menggunakan kata-kata yang tidak bermanfaat. Kalimat pada bahasa poster tanpa basa-basi, dan tidak mengandung makna ganda. Setiap kata yang ditempelkan memiliki arti dan saling mendukung.

  Penyajian pada poster singkat tetapi tetap mempertahankan urutan isi dan sudut pandang dari penutur.

  b. Kalimat pada poster jelas

  Jelas artinya tulisan tersebut mencerminkan judul. Artinya kalimat yang terdapat pada poster tidak membingungkan pembaca. Kalimat pada poster tidak boleh menimbulkan tafsir ganda. Bentuk dan pilihan kata serta susunan kalimatnya hanya memungkinkan satu penafsiran, yaitu tafsiran yang sesuai dengan maksud penutur.

  Kalimat pada poster harus sesuai dengan gagasan yang disampaikan. Menyusun kata- kata pada poster harus menghindari kat-kata yang bernada bombastis atau memuji kegiatan yang ingin dilaksanakan secara berlebihan. Poster tersebut akhirnya tidak akan komunikatif dan tidak menempel di hati masyarakat.

  c. Biasanya poster tepat sasaran

  Tepat sasaran artinya isi poster harus sesuai dengan sasaran yang dibicarakan dalam permasalahan yang diangkat dalam poster tersebut. Dengan membaca atau melihat poster yang dipasang, masyarakat tergugah hatinya untuk mengikuti isi dan tujuan poster. Bahasa poster bersifat persuasif artinya bahasa tersebut berisi paparan yang membujuk, mengajak, ataupun berdaya himbau. Paparan tersebut berdaya himbau yang dapat membangkitkan ketergiuran pembacanya. Himbauan tersebut dapat berupa implisit maupun eksplisit. Himbauan tersebut dibuat agar seseorang melakukan sesuatu dalam waktu ini maupun waktu yang akan datang. Kalimat himbauan tersebut tidak berupa paksaan atau kekerasan terhadap orang menerima persuasi.

d. Poster berisi gambar yang menarik

  Poster biasanya bukan hanya berisi kalimat saja, umumnya poster disertai

  dengan gambar-gambar yang menarik. Gambar-gambar dirancang sedemikian rupa sehingga menarik perhatian. Sedikit menggunakan kata-kata, dicetak pada sehelai kertas atau bahan lain yang ditempelkan pada tempat tertentu. Bukan hanya gambar saja, tetapi juga foto-foto yang menarik, serta warna-warna yang juga menarik. Poster biasanya dibuat dengan warna-warna yang kontras dan kuat. Pembuatan poster memang dibutuhkan kreativitas, sebab dalam sebuah media yang dibilang terbatas, namun harus mampu menarik minat orang untuk melihatnya.

3. Jenis-jenis Poster

  Jenis-jenis poster dibagi menjadi dua. Jenis poster yang pertama yaitu jenis

  

poster berdasarkan tujuannya. Jenis poster berdasarkan tujuannya yaitu poster

  propaganda, poster kampanye, poster “wanted”, poster “cheesechake”, poster film,

  

poster komik, poster afirmasi, poster riset, poster kelas, dan poster komersial. Jenis

  

poster yang kedua yaitu jenis poster berdasarkan isinya. Jenis poster berdasarkan

  isinya yaitu poster niaga, poster kegiatan, poster kesehatan, poster pelayanan masyarakat, dan poster karya seni. Uraian dari jenis-jenis poster tersebut adalah sebagai berikut.

a. Jenis Poster berdasarkan tujuannya 1) Poster Propaganda

  Poster propaganda merupakan poster yang bertujuan memberikan semangat

  kepada khalayak umum agar bersemangat di dalam mengarungi kehidupan dalam usaha untuk mencapai cita-cita. Poster propaganda lebih banyak mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu dengan membuka jalan pemikiran yang lebih baik. Poster ini tidak menyampaikan informasi secara objektif, tetapi memberikan informasi yang dirancang untuk mempengaruhi pihak yang mendengar atau melihatnya. Poster ini juga dapat merubah kebiasaan yang melekat pada diri seseorang melalui berbagai propaganda. Apabila seseorang membaca poster jenis ini maka dirinya akan tergerak untuk melakukan sesuai dengan isi poster tersebut. Hal tersebut merupakan tujuan utama dari jenis poster propaganda.

2) Poster Kampanye

  Poster kampanye merupakan poster yang tujuannya adalah merebut simpati

  masyarakat umum agar memilih dirinya ketika pemilihan tiba, poster ini akan ramai ketika menjelang Pemilu dan Pilkada. Poster ini juga bertujuan mendapatkan dukungan, usaha kampanye yang bisa dilakukan oleh perorangan atau sekelompok orang yang terorganisir untuk melakukan pencapaian suatu suatu proses pengambilan keputusan di dalam suatu kelompok. Jenis poster ini bersifat politis yaitu untuk menggiring opini masyarakat terhadap pandangan politik seseorang. Opini tersebut lebih banyak menonjolkan keunggulan dari orang tersebut. Hal tersebut dilakukan agar dapat menghilangkan berbagai opini negatif yang mungkin mengendap dalam masyarakat. Poster jenis ini juga dapat sebagai wadah untuk memberitahukan visi dan misi seseorang dalam mengikuti pilkada.

  3) Poster “Wanted” atau “Dicari” Poster

  “Wanted” atau “Dicari” merupakan poster yang tujuan utamanya untuk menginformasikan orang hilang atau perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja.

  

Poster ini sering dipasang di pohon-pohon. Bukan hanya dipasnag di pohon-pohon

  saja, terkadang poster ini banyak ditemukan di jalan. Selain itu, poster ini juga dipasang di tempat yang banyak dilalui orang. Penempatan tersebut bertujuan agar masyarakat mengetahui informasi yang disampaikan baik itu orang hilang atau lowongan tenaga kerja. Penutur mengharapkan adanya respon dari lawan tutur apabila mengetahui serta membutuhkan informasi tersebut. Biasanya pada jenis poster ini terdapat alamat serta nomor telepon dari penutur.

  4) Poster “Cheesecake” Poster “Cheesecake” ini bertujuan untuk menarik perhatian masyarakat ramai.

Poster ini umumnya dibuat dengan gambar orang-orang tenar seperti selebriti, artis,

  dan lain-lain. Dengan adanya gambar orang tenar tersebut maka diharapkan akan membuat seseorang lebih tertarik dengan poster tersebut. Hal tersebut terbilang efektif karena informasi yang disampaikan langsung terserap oleh lawan tutur. Poster ini lebih banyak digunakan dalam bidang periklanan suatu produk agar dapat meningkatkan penjualan. Strategi ini juga terbilang sangat jitu dalam bidang marketing.

  5) Poster Film Poster film adalah poster yang digunakan untuk menyampaikan suatu pesan

  kepada sekelompok orang. Pesan pada poster film tersebut dapat berbentuk apa saja tergantung dari misi poster tersebut. Akan tetapi, umunya poster mencakup pesan pendidikan dan informasi. Pesan dalam poster film adalah menggunakan mekanisme lambang-lambang yang ada pada pikiran manusia berupa isi pesan. Poster film mempunyai satu sasaran, yaitu menarik perhatian orang terhadap muatan-muatan masalah yang dikandung. Poster film ini digunakan untuk mempromosikan film-film yang akan ditayangkan kepada masyarakat. Poster jenis ini banyak dijumpai di lounge bioskop sebelum menonton film. Poster ini juga digunakan untuk mewakili tema dalam sebuah film. Dengan adanya poster tersebut masyarakat akan lebih mudah dalam menilai suatu film. Selain itu, penggunaan poster ini juga dapat digunakan untuk menaikan popularitas film.

  6) Poster komik Poster komik adalah poster yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak

  yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Poster komik terdapat gambar-gambar yang menarik sebagai penunjang untuk memikat hati si pembaca khususnya anak-anak. Di dalam poster komik didominasi oleh gambar- gambar yang seolah-olah berbicara dan gambar tersebut membentuk sebuah narasi.

  Biasanya, poster komik dicetak di atas kertas dan dilengkapi dengan teks. Tujuan dari

  

poster komik ini adalah untuk mempopulerkan komik kepada masyarakat. Hal ini

  dikarenakan saat ini trend komik sedang menurun berbeda saat kejayaannya di tahun 60-an. Poster jenis ini juga sebagai wadah komunikasi komunitas pecinta komik.

  Komik yang ada dalam berbagai belahan dunia dapat disatukan dengan adanya poster tersebut. Pada akhirnya akan menaikkan kembali popularitas komik.

  7) Poster afirmasi Poster afirmasi adalah poster yang berupa pernyataan positif yang ditujukan

  untuk diri sendiri yang bias mempengaruhi pikiran pembacanya. Poster afirmasi bertujuan untuk memotivasi para pembacanya dengan kata-kata yang sugestif, poster ini banyak dijumpai di acara-acara seminar atau talkshow-talkshow. Dengan adanya ini, pembaca akan terpengaruh dan pada akhirnya mau mengikuti lawan tutur.

  poster

  Pembaca juga akan tergerak untuk lebih tertarik karena bahasa yang disampaikan mengandung motivasi yang tinggi. Hal ini lebih tepat apabila digunakan pada pembaca yang membutuhkan bahan penyemangat hidup. Selain itu, juga mempengaruhi jiwa dari pembaca agar lebih peka terhadap lingkunganya.

  8) Poster riset atau kegiatan ilmiah Poster riset adalah poster yang berupa suatu pemeriksaan, pencermatan,

  percobaan yang membutuhkan ketelitian dengan menggunakan metode atau kaidah tertentu untuk memperoleh suatu hasil atau tujuan tertentu. Poster riset bertujuan menginformasikan kegiatan riset atau penelitian kepada masyarakat umum. Poster ini sering di pasang di majalah dinding kampus atau sekolah. Tujuan pemasangan di tempat tersebut karena sekolah dan kampus merupakan pusat riset dan kegiatan ilmiah. Dengan adanya poster tersebut, seluruh warga sekolah dan kampus mengetahui riset serta kegiatan ilmiah yang sedang dilakukan. Hal tersebut juga dapat menambah semangat kalangan akademi untuk terus melakukan penelitian sesuai bidangnya.

  9) Poster Kelas Poster kelas adalah poster yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan,

  wawasan, penerangan, serta memotivasi kepada para siswa. Poster ini dipasang di dalam kelas di sekolah-sekolah. Poster ini biasanya juga dihubungkan dalam keseharian siswa. Dengan adanya poster ini, siswa akan lebih memiliki pengetahuan yang luas karena penyampaian menarik. Selain itu, poster ini dapat juga digunakan untuk mempengaruhi siswa dalam hal positif misalnya belajar, kebersihan dan sopan santun. Tujuan serta visi sekolah juga dapat dimasukkan dalam poster ini agar siswa dapat membangun kerja sama dengan sekolah untuk mewujudkan hal tersebut.

  10) Poster komersial Poster komersial adalah poster yang memiliki tujuan untuk mempromosikan

  atau menginformasikan barang dan jasa yang akan dijual oleh perusahaan. Poster komersial ini dikeluarkan oleh perusahaan ataupun badan-badan usaha dalam rangka menjalankan usahanya. Poster ini disebut juga poster niaga. Poster jenis ini memang dikhususkan dalam bidang perdagangan. Umumnya poster komersial ini berisi tawaran, jual-beli yang ada hubungannya dnegan barang ataupun jasa. Bahasa yang digunakan juga lebih banyak berisi keunggulan suatu produk. Dalam poster ini juga menampilkan produk yang dijual dengan tampilan menarik.

b. Jenis Poster Berdasarkan Isinya 1) Poster Niaga

  Poster niaga adalah poster yang bertujuan mempromosikan atau menjual

  barang dan jasa suatu perusahaan. Isi dari poster niaga adalah kalimat serta gambar promosi produk. Poster niaga dibuat oleh orang-orang ataupun oleh suatu badan usaha dengan tujuan untuk mencari keuntungan. Poster niaga merupakan poster yang paling banyak dipampang. Di Indonesia, salah satu poster niaga yang sering terpampang adalah poster produk rokok. Dengan adanya poster ini, jumlah penjualan produk atau jasa akan semakin naik karena konsumen merasa lebih tertarik baik dalam segi kalimat maupun gambar produk yang secara menarik.

  2) Poster Kegiatan

  kegiatan adalah poster yang bertujuan menginformasikan suatu

  Poster

  kegiatan. Sebagai upaya publikasi kegiatan, sebuah penyelenggara acara biasanya membuat poster yang berisi informasi acara. Informasi tersebut meliputi hal-hal umum seperti waktu dan tempat acara berlangsung, tema acara, beserta gambar- gambar yang dibuat untuk menarik minat pengunjung. Tujuan umum dari poster ini juga untuk menyebarkan informasi kegiatan seluas-luasnya kepada masyarakat. Hal tersebut dilakukan dengan harapan masyarakat ikut berpartisipasi dalam kegiatan.

  3) Poster Pendidikan Poster pendidikan adalah poster yang bertujuan memberikan pendidikan

  kepada masyarakat luas. Poster ini berisi berbagai informasi pendidikan seperti sosialisasi program pendidikan dari pemerintah. Salah satu contohnya adalah ketika pemerintah mensosialisasikan program wajib belajar 9 tahun. Maka selama periode sosialisasi tersebut, ada banyak poster yang disebar di berbagai tempat. Pemasangan

  

poster tersebut dilakukan pada tempat yang strategis dan ramai seperti terminal,

stasiun, jalan raya atau kantor instansi pemerintah.

  4) Poster Layanan Masyarakat Poster layanan masyarakat adalah poster yang bertujuan menginformasikan

  pelayanan kepada masyarakat. Poster layanan masyarakat ini menyajikan pesan-pesan sosial yang bertujuan untuk membangkitkan kepedulian masyarakat terhadap sejumlah masalah yang harus mereka hadapi, yakni kondisi yang bisa mengancam keselarasan dan kehidupan umum. Program layanan masyarakat ini digagas oleh pemerintah.

  Salah satu contohnya adalah layanan pos layanan terpadu (posyandu). Selain itu,

  

poster jenis ini banyak berisi himbauan dari instansi pemerintah. Himbauan tersebut

  berkaitan dengan kondisi yang dialami masyarakat. Poster layanan masyarakat ini dapat dikampanyekan oleh organisasi profit ataupun non profit dengan tujuan sosial ekonomis yaitu menngkatkan kesejahteraan masyarakat.

  5) Poster Karya Seni Poster karya seni adalah poster yang diciptakan oleh seseorang yang

  mempunyai unsur keindahan dan terkadang bisa dimanfaatkan. Poster karya seni ini bersifat ekspresif yang belum tentu sama diartikan antara orang yang satu dengan lainnya. Poster ini umumnya gambar dan minim sekali kata-kata. Poster jenis ini lebih mengutamakan seni baik dalam pembuatan maupun cara penyampaiannya. Pembaca juga dibebaskan untuk menginterpretasi informasi yang disampaikan. Informasi tersebut dikemas secara unik dalam wujud gambar yang menonjolkan seni.

F. Bentuk Imperatif 1. Pengertian Bentuk Imperatif

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 135) bentuk adalah penampakan bentuk satuan bahasa, sedangkan imperatif menurut Kamus Besar

  

Bahasa Indonesia (2007: 427) adalah bentuk perintah untuk kalimat atau verba yang

  menyatakan larangan atau keharusan melaksanakan perbuatan. Jadi bentuk imperatif adalah bentuk satuan bahasa yang menyatakan larangan atau keharusan melaksanakan perbuatan. Bentuk imperatif merupakan realisasi maksud imperatif dalam bahasa indonesia dikaitkan dengan konteks situasi tutur yang melatarbelakanginya. Bentuk imperatif ditentukan oleh konteksnya (Rahardi, 2005 : 93). Konteks tersebut merupakan bagian suatu uraian atau kalimat yang dapat mendukung atau menambah kejelasan makna. Konteks menjadi sarana penjelas suatu maksud. Sarana penjelas tersebut berupa situasi yang berhubungan dengan suatu kejadian. Bentuk imperatif dan konteks memiliki suatu hubungan untuk memperjelas makna yang dimaksud.

2. Bentuk Imperatif

  Bentuk imperatif terdiri dari dua jenis. Dua jenis tersebut yaitu kalimat imperatif dan variasi kalimat imperatif. Pada kalimat imperatif terdapat 17 jenis kalimat imperatif. Kalimat imperatif tersebut yaitu kalimat imperatif perintah, kalimat imperatif suruhan, kalimat imperatif permintaan, kalimat imperatif permohonan, kalimat imperatif desakan, kalimat imperatif bujukan, kalimat imperatif imbauan, kalimat imperatif persilaan, kalimat imperatif ajakan, kalimat imperatif permintaan izin, kalimat imperatif mengizinkan, kalimat imperatif larangan, kalimat imperatif larangan, kalimat imperatif harapan, kalimat imperatif umpatan, kalimat imperatif pemberian ucapan selamat, kalimat imperatif anjuran, dan kalimat imperatif „ngelulu‟. Pada variasi kalimat terdapat tiga jenis yaitu kalimat berita, kalimat suruh, dan kalimat tanya. Penjelasan tentang kalimat imperatif dan variasi kalimat imperatif adalah sebagai berikut.