BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Setiani Albania BAB I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dinamika kesusastraan, prosa fiksi merupakan salah satu sastra yang

  bersifat imajinatif.Sebagai karya yang bersifat imajinatif tentunya memiliki keterkaitan dengan berbagai masalah realitas sosial.Kehadiran karya sastra dalam kehidupan tidak pernah terlepas dari wilayah kompleksitas masalah yang ada di masyarakat.Sebab karya sastra merekam peristiwa yang bersumber dari kehidupan masyarakat itu sendiri.Karya sastra dan kehidupan merupakan dua fenomena sosial yang saling melengkapi dalam kedirian mereka sebagai sesuatu yang eksistensial.Hal ini menunjukkan bahwa antara karya sastra dengan kehidupan, selain memiliki otonomi tersendiri, keduanya juga memiliki hubungan timbal balik.

  Hal ini terjadi karena sastrawan pencetak karya sastra tersebut merupakan bagian dari kehidupan. Oleh karena sastra merupakan bagian dari kehidupan maka tidaklah salah jika ada pendapat yang mengatakan bahwa sastra dan tata nilai kehidupan merupakan dua fenomena sosial yang melengkapi (Suyitno, 1986:3) dalam arti sastra tidak akan pernah ada tanpa kehidupan. Demikian juga melalui sastra, manusia akan dapat mengetahui nilai tertentu yang terdapat dalam kehidupan.Keberadaan sastra yang demikian itu, menjadikannya dapat diposisikan sebagai dokumen sosiobudaya (Pradopo dalam Jabrohim, 2001: 59).Roekhan (dalam Aminudin, 1995 : 91) juga menyatakan bahwa karya sastra yang dihasilkan oleh pengarang lahir dari pengekspresian endapan pengalaman yang telah lama ada dalam jiwa seorang pengarang.Pengalaman jiwa yang terendap dalam diri pengarang

  1 dikreasikan dan ditambah dengan imajinasi pengarang sendiri sehingga pengalaman jiwa yang ditangkap pengarang melalui pengamatannya terhadap hakikat hidup dan kehidupan tadi telah beralih ke dalam karya sastra yang diciptakan pengarang, tercermin melalui ciri dan kejiwaan tokoh-tokoh imajinernya.

  Dengan melihat pernyataan Pradopo dan Roekhan di atas, dapat diperoleh kesimpulan bahwa karya sastra pada hakikatnya merupakan hasil budaya yang melibatkan pribadi pengarang dalam mengolah berbagai bentuk peristiwa sosial kehidupan sehari-hari.Karya yang dihasilkan pengarang adalah karya fiktif belaka.

  Melalui proses kreatif seorang pengarang, maka lahirlah karya sastra yang banyak mengacu pada realitas kehidupan sehari-hari pada suatu tempat dan waktu. Realitas di dalam karya sastra sudah tentu bukan lagi realitas yang sesungguhnya.Melainkan realitas dalam rekaan pengarang.

  Sebuah karya sastra akan menjadi menarik apabila cerita di dalamnya menjadi hidup dengan menghadirkan para tokoh dengan segala aktifitas dan konflik yang menyertainya. Istilah tokoh menunjuk pada orangnya, pelaku cerita yang terdapat dalam karya sastra.Bila ingin melihat dan mengenal tokoh lebih dalam dan lebih jauh tentang kejiwaannya maka diperlukananalisispsikologi. Dalam banyak hal, kehidupan manusia dapat dikembangkan ke teori-teori psikologi. Dengan begitu, teori psikologi juga dapat dipergunakan untuk mengenal pola perilaku masyarakat dalam realitas kehidupan di sekitar kita yang penuh diwarnai oleh sebuah pola kultur, misalnya kultur Batak. Kultur tersebut sangat besar pengaruhnya bagi individu yang berada di dalamnya.

  Hal itu dapat kita rasakan pada diri sendiri atau orang lain pada kultur yang sama. Pada dasarnya kultur batak mempunyai sikap khas yang antara lain keras dan tidak sabar.Sebagai contoh, dapat kita lihat perilaku pada novel Anak Kolong Punya

  

Derita .Banyak ditemukan tokoh-tokohnya yang selain mempunyai ketahanan psikis

  tinggi juga mempunyai fisik yang kuat.Mereka terbiasa bekerja keras secara fisik, misalnya menjadi seorang tentara, lalu mendidik anaknya layaknya tentara meskipun di ruang lingkup keluarga.

  Sikap batin seorang anak yang berdarah Batak ini digambarkan dengan menarik oleh Very Barus dalam novelnya yang berjudul Anak Kolong Punya

  

Derita .Sebagai orang Batak, Sudung mempunyai pribadi yang khas, lebih-lebih

  ditengah keluarganya yang memiliki sifat keras.Ayahnya yang seorang tentara, selalu mendidik anak-anaknya dengan kekerasan dan kedisiplinan tinggi.Bahkan ketika Sudung salah, tak jarang orangtuanya memukuli dirinya.Di sekolah pun Sudung mendapat perlakuan yang sama seperti saat ia di rumah.

  Novel Anak Kolong Punya Derita ini berisi tentang kehidupan anak yang berdarah Batak, dengan keluarganya yang memiliki sikap keras.Meskipun memiliki kedua orangtua yang sangat keras, tetapi tidak membuat Sudung menjadi anak yang menurut kepada orangtuanya.Ia tetap bersikap layaknya seorang anak yang dalam masa pertumbuhan yaitu nakal, banyak ingin tahunya, dan lain-lain. Meskipun seringkali mendapat perlakuan kekerasan dari orangtuanya. Sebagai seorang anak, Sudung di dalam hidup bermasyarakat memiliki sikap yang sama dengan teman- temannya. Suka bermain dan sering membuat tetangganya marah lantaran kenakalannya.

  Lewat novelnya, Very Barus membuktikan bahwa karya sastra mampu bicara banyak tentang gejala perkembangan psikososial. Tentang kehidupan kultur dan manusia yang diwarnai oleh pola kultur itu. Dengan sajian bahasa yang sederhana dan lugas membuat pembaca mampu mengungkap nuansa makna yang terkandung.Perkembangan psikososial anak dalam penelitian ini akan memfokuskan psikologi perkembangan yang terjadi pada anak di dalam lingkup keluarga, masyarakat dan sekolah. Ilmu tentang perkembangan psikososial sangat dibutuhkan oleh masyarakat, kita menyadari betapa individu khususnya anak-anak yang hidup dalam salah satu kultur keluarga yang sangat keras tersebut berada pada masa-masa yang sulit, sehingga perlu diadakan penelitian mengenai perkembangan psikososial pada anak.

  Dengan membaca novel Anak Kolong Punya Derita dapat memberi pengertian pada kita bahwa sesungguhnya memahami sebuah kehidupan masyarakat lewat sebuah karya sastra, akan lebih memberi pemahaman daripada setumpuk kepustakaan ilmiah dengan segala konsep bahasa yang baku.Di samping hal tersebut, ada beberapa alasan lain yang mendorong penulis meneliti perkembangan psikososialanak pada tokoh utama dalam novel Anak Kolong Punya Derita. Penulis tertarik kepada gaya pengungkapan Very Barus yang lugas dan padat. Dengan sajian bahasa yang hidup dalam masyarakat.Hal itu yang membuat novel ini mudah untuk dipahami.

  Tema yang tersirat dalam novel Anak Kolong Punya Derita ini menarik untuk dibicarakan. Kehidupan kultur dan manusia yang diwarnai oleh pola kultur itu merupakan suatu gejala sosial. Hal itu dikarenakan adanya perbedaan perilaku individu terhadap suatu lingkungan sosial.Dalam kehidupan bermasyarakat kadang- kadang orang tidak cocok dengan norma-norma dalam masyarakat.Orang dapat berusaha untuk mengubah norma yang tidak baik itu menjadi norma yang baik. Jadi individu secara aktif memberikan pengaruh terhadap lingkungannya. Tetapi bisa juga sebaliknya, jika individu tersebut tidak dapat mengubah norma yang dianggapnya kurang baik, ia bisa merusak tatanan dalam lingkungan sosial tersebut, atau mengucilkan diri. Hal tersebut sering kita temui dalam kehidupan sehari- hari.Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut, maka penulis menentukan judul

  “Perkembangan psikososial anak pada tokoh utama dalam novelAnak Kolong Punya Derita karya Very Barus ”.

  B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut, dapat ditemukan permasalahan bagaimana aspek-aspek perkembangan psikososial anak pada tokoh utama dalam novel Anak Kolong Punya Derita karya Very Barus? C.

   Tujuan Penelitian

  Berdasarkan masalah yang telah penulis rumuskan, maka tujuan yang hendak dicapai adalah mendeskripsikan aspek-aspek perkembangan psikososial anak pada tokoh utama dalam novel Anak Kolong Punya Derita karya Very Barus.

  D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

  Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta wawasan tentang perkembangan psikososial anak bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya.

2. Manfaat Praktis

  a. Bagi penikmat sastra, penelitian ini dapat memberi dan menambah wawasan pengetahuan dan pemahaman tentang perkembangan psikososial anak melalui media karya sastra.

  b. Bagi peneliti, penelitian ini dapat memperkaya wawasan terhadap sastra Indonesia, khususnya tentang perkembangan psikososial anak pada tokoh utama.

E. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan merupakan penjabaran secara deskriptif tentang hal-hal yang akan ditulis. Dalam penulisan skripsi inipeneliti menggunakan sistematika penulisan karya ilmiah.Sistematika penulisan digunakan untuk mengetahui gambaran mengenai isi skripsi dan memudahkan dalam mengupas permasalahan yang diteliti.Adapun sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab. Bab I pendahuluan, bab II landasan teori, bab III metodologi penelitian, bab IV hasil penelitian dan pembahasan, bab V penutup. Maka sistematika penulisan yang digunakan adalah sebagai berikut:

  Bab I, pendahuluan.Berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Latar belakang masalah berisi tentang permasalahan yang akan dikaji. Perumusan masalah merumuskan tentang permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian. Tujuan penelitian berisi tentang suatu hal yang akan dicapai dan diperoleh dalam penelitian. Manfaat penelitian menjelaskan tentang bagaimana manfaat yang akan diperoleh bagi orang lain setelah membaca penelitian ini dan sistematika penulisan menjelaskan tentang susunan dari setiap bab dan sub babnya.

  Bab II, berisi tentang landasan teori yang membantu peneliti dalam melakukan penelitian ini. Pada bab ini diuraikan teori-teori pendukung pembahasan. Landasan teori yang dipergunakan telah dipertimbangkan oleh peneliti yang kaitannya dengan topik penelitian.Isi dari landasan teori ini yaitu pengertian tokoh dalam karya sastra, pengertian perkembangan psikososial anak beserta aspeknya, dan pengertian psikologi sastra. Landasan teori ini merupakan bekal bagi pembaca sehingga pembaca akan mudah memahami hasil penelitian dan pembahasan.

  Bab III, berisi tentang metodologi penelitian. Metodologi penelitian, merupakan sekumpulan peraturan kegiatan dan prosedur yang digunakan oleh peneliti. Metodologi juga merupakan analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode. Penelitian merupakan suatu penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan. Adapun aspek-aspek mengenai metodologi penelitian berisi tentang empat aspek yaitu meliputi: jenis penelitian, obyek penelitian, data dan sumber data penelitian, pendekatan penelitian, metode penelitian, dan langkah kerja penelitian.

  Bab IV, hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini memuat gagasan peneliti yang terkait dengan apa yang telah dilakukan dan diamati, dipaparkan dan dianalisis di bab sebelumnya. Uraian mengenai gagasan ini dikaitkan dengan hasil kajian teori dan hasil penelitian lain yang relevan. Bab ini merupakan bagian utama yang memiliki nilai bagi pembaca karena di sini bisa dilihat bagus atau tidaknya sebuah skripsi.Di sini akandiuraikan tentang hasil analisis mengenai aspek- aspek perkembangan psikososial anak pada tokoh utama dalam novel Anak Kolong punya Derita Karya Very Barus.

  Bab V, penutup. Di dalam bab ini merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran yang diperoleh dari hasil penelitian. Kesimpulan merupakan simpulan dari hasil analisis yang dilakukan peneliti.Dalam mengambil simpulan tersebut, penulis makalah harus mengacu kembali ke permasalahan yang diajukan pada bagian pendahuluan.Sedangkan saran merupakan usulan-usulan yang diajukan peneliti kepada pembaca yang berkaitan dengan temuan hasil penelitian.