PENGATUR SUHU PROSESOR PADA CPU KOMPUTER BERBASIS VISUAL BASIC
PENGATUR SUHU PROSESOR PADA CPU
KOMPUTER BERBASIS VISUAL BASIC
TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana TeknikProgram Studi Teknik Elektro Disusun oleh : Wiryadi Harja
025114049
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
TEMPERATURE CONTROLL FOR
COMPUTER PROCESSOR BASED ON
VISUAL BASIC
FINAL PROJECT
Presented As Partial Fulfillment Of The Requirtments
To Obtain The Sarjana Teknik Degree
In Electrical Engineering
By :
Wiryadi Harja
025114049
ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM
DEPARTMENT OF ELECTRICAL ENGINEERING
FACULTY OF ENGINEERING
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
30 Juli 2007
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya tulis ini kepada :
Budha, Dharma, dan Sangha
Papa dan Mama Tercinta
Saudara-saudariku Tersayang
HALAMAN MOTTO
Keberhasilan tidak akan datang dengan sendirinya, tetapi mulailah dari
sesuatu yang paling dasar, yakni memiliki semangat, motivasi, dan keuletan.
Rendah hati adalah jalan menuju keberhasilan, kesombongan adalah langkah
menuju kegagalan.
Berusahalah menurut kemampuan yang ada, jangan berniat untuk menundanya,
ada kemungkinan anda tidak mendapatkan apa-apa.
Menjalankan sesuatu yang sulit dijalankan, merelakan sesuatu yang sulit
direlakan, dan melakukan sesuatu yang sulit dilakukan, baru bisa meningkatkan
kemampuan diri sendiri.
PENGATUR SUHU PROSESSOR PADA CPU KOMPUTER
BERBASIS VISUAL BASIC
Wiryadi Harja
025114049
INTISARI
Pada tugas akhir ini dibuat suatu alat pengatur suhu prosesor pada CPUkomputer yang dikendalikan menggunakan program Visual Basic. Pada alat
pengatur suhu ini pengguna komputer dapat mengatur batasan suhu prosessor
yang diinginkannya melalui komputer sebagai media pengendalian suhu yang
terdeteksi.Penerapan alat ini berupa pendeteksian suhu prosesor menggunakan sensor
suhu LM35D, yang menghasilkan keluaran dari sensor berupa tegangan analog.
ADC0804 digunakan untuk membandingkan tegangan masukan dari sensor
dengan tegangan dari pengondisi sinyal, sehingga menghasilkan sinyal digital
yang kemudian dikirim ke komputer untuk diolah menggunakan program Visual
Basic.Pada tampilan Visual Basic terdapat scroll pengatur suhu yang berfungsi
untuk menentukan batas suhu acuan yang diinginkan pengguna. Batas suhu acuan
yang dapat diatur pengguna antara 36°C sampai 67°C. Apabila suhu yang
terdeteksi telah mencapai batas suhu yang ditentukan maka sistem akan
menggerakkan kipas selanjutnya kipas akan berhenti apabila suhu yang terdeteksi
3°C lebih rendah dari suhu yang ditentukan pada scroll pengatur suhu.
Kata kunci : Pengatur suhu prosesor, Analog to Digital Converter, Tampilan
Visual Basic.
TEMPERATURE CONTROL FOR COMPUTER PROCESSOR BASED
ON VISUAL BASIC
Wiryadi Harja
025114049
ABSTRACT
In this final project, writer made a processor temperature controller devicein CPU computer which was controlled by using Visual Basic programme. In this
temperature controller device, the computer user could adjust the wanted
processor temperature limit through the computer as the detected temperature
control media.The implementation of this device was in the form of processor
temperature detection which was using LM35D temperature sensor in the form of
analog voltage. ADC 0804 was used to compare the input voltage from sensor
with voltage and signal condition, so it resulted the digital signal which then was
sent to the computer in order to be processed by using Visual Basic programme.In the Visual Basic appearance, there were temperature controller scroll to
determine the temperature limit which was wanted by the user. The temperature
limit than could be adjusted by the user was between 36°C until 67°C. If the
detected temperature had reached the determined temperature limit so the system
would activate fan, then the would stop if the detected temperature was 3°C lower
than the temperature that was determined in the temperature controller scroll.Keywords : Processor Temperature Controlled, Analog to Digital Converter, Visual Basic Appearance.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah yang
diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tugas akhir ini dengan
baik dan lancar. Tugas akhir ini berjudul : Pengatur suhu prosessor pada CPU
komputer berbasis Visual Basic.Tugas akhir ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
memperoleh gelar sarjana teknik pada program studi Teknik Elektro Universitas
Sanata Dharma. Dalam proses penulisan tugas akhir ini penulis menyadari ada
banyak pihak yang telah memberikan perhatian dan bantuan sehingga tugas akhir
ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.Bapak Ir. Greg. Heliarko, S.J., S.S., B.S.T., M.A., M.Sc., selaku dekan fakultas teknik.
2. Bapak Bayu Primawan, S.T., M.Eng., selaku kepala jurusan fakultas teknik elektro.
3. Bapak Martanto, S.T., M.T., selaku pembimbing I atas bimbingan, dukungan, saran bagi penulis dari awal sampai tugas akhir ini dapat selesai.
4. Bapak Ir. Tjendro, selaku pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu serta memberikan bimbingan dan saran yang sangat berguna untuk tugas akhir ini.
5. Ibu Ir. Th. Prima Ari Setiyani, M.T. dan Ibu Wiwien Widyastuti, S.T.,
M.T. selaku penguji yang telah bersedia memberikan kritik dan saran.
DAFTAR ISI Halaman
BAB II. DASAR TEORI
Buffer ULN 2804………………………………………………13
2.5. Analog to Digital Converter (ADC)……………………………10 2.6.
2.4. Pembagi Tegangan……………………………………………..10
Penguat Operasional sebagai Buffer…………………………….9
2.2. Penguat Operasional (Operational Aplifier, Op-Amp) …………6 2.3.
2.1. Sensor LM35D………………………………………………......5
1.6. Sistematika Penulisan…………………………………………....3
JUDUL…………………………………………………………………………….i
HALAMAN PERSETUJUAN………………………………...……………......iii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………….…..iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………...………...v HALAMAN PERSEMBAHAN……………………….…….………..……...…vi HALAMAN MOTTO……………………..………………………….…….…..vii1.5. Metodologi Penelitian…………………………………………...2
1.4. Manfaat Penelitian……………………………………………….2
Tujuan Penelitian……………………….………………………..2
1.2. Batasan Masalah…………………………………………………1 1.3.
1.1. Latar Belakang Masalah…………………………………………1
INTISARI……………………………………………...………………….……viii ABSTRACT……………………………………………………………….…..…ix KATA PENGANTAR……………………………………………………………x DAFTAR ISI……………………………………………………………….……xii DAFTAR GAMBAR……………………………………………………...……xiv DAFTAR TABEL…………………………………………………………….....xv BAB I. PENDAHULUAN
2.7. Visual Basic…………………………………………………….14
BAB III. PERANCANGAN
3.1. Perancangan Perangkat Keras ( Hardware )……………………19
3.1.1. Sensor Suhu LM35D…………………………………...19 3.1.2.
Rangkaian Pengkondisi Sinyal…………………………20 3.1.2.a. Rangkaian Tegangan Pengurang……………..22 3.1.2.b. Rangkaian Tegangan Referensi ……………...23 3.1.3. Analog Ke Digital Converter(ADC)…………………...23
3.1.4. Rangkaian Penggerak Kipas……………………………25
3.2. Peancangan Perangkat Lunak ( Software )…………………….26
BAB IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengamatan Pada Sensor LM35D……………………………...28
4.2. Pengamatan Pada Pengkondisi Sinyal………………………….32
4.3. Pengamatan Pada ADC………………………………………...33 4.4.
Pengamatan Pada Visual Basic………………………………...35
4.5. Hasil Pengukuran Suhu………………………………………...36
BAB V. PENUTUP 5.1. Kesimpulan……………………………………………………..41
5.2. Saran……………………………………………………………41 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
16. Gambar 3.7. IC ULN 2804
29. Gambar 4.10. Tampilan Visual Basic saat kipas 2 mulai mati
Gambar 4.9. Tampilan Visual Basic saat kipas 3 mulai mati27. Gambar 4.8. Tampilan Visual Basic saat kipas 4 mulai mati 28.
26. Gambar 4.7. Tampilan Visual Basic saat kipas 4 mulai bekerja
25. Gambar 4.6. Tampilan Visual Basic saat kipas 3 mulai bekerja
24. Gambar 4.5. Tampilan Visual Basic saat kipas 2 mulai bekerja
23. Gambar 4.4. Tampilan Visual Basic saat kipas 1 mulai bekerja
22. Gambar 4.3. Persentase galat tegangan keluaran pengkodisi sinyal
Gambar 4.2. Persentase galat tegangan keluaran Sensor LM35D20. Gambar 4.1. Grafik linearitas dari sensor LM35D 21.
19. Gambar 3.10. Tampilan peringatan
Gambar 3.9. Tampilan pengatur suhu prosessor pada layar monitor17. Gambar 3.8. Rangkaian IC ULN 2804 18.
15. Gambar 3.6. Konfigurasi ADC 0804
1. Gambar 2.1. Diagram kotak dasar
14. Gambar 3.5. Rangakaian tegangan pengurang
13. Gambar 3.4. Hubungan Vin dan Vout
12. Gambar 3.3 Rangkaian tegangan pengurang
Gambar 3.2. Rangkaian sensor suhu LM35D10. Gambar 3.1. Diagram kotak 11.
9. Gambar 2.10 Halaman utama Visual Basic
Gambar 2.9 Diagram kotak IC ULN 28047. Gambar 2.8. Konfigurasi typical ADC 0804 8.
6. Gambar 2.7 ADC Converter
Gambar 2.5. Op-Amp sebagi Buffer4. Gambar 2.4. Simbol Op-Amp 5.
3. Gambar 2.3. Simbol dari LM35D
2. Gambar 2.2. Grafik tegangan keluaran terhadap sensor LM35D
30. Gambar 4.8. Tampilan Visual Basic saat kipas 1 mulai mati
DAFTAR TABEL
1. Tabel 2.1. Konfigurasi pin dan nama sinyal konektor parallel standar DB-25
2. Tabel 2.2. Alamat Port
3. Tabel 3.1. Perhitungan konversi pada pengkondisi sinyal
4. Tabel 4.1. Data pengukuran pada sensor LM35D 5.
Tabel 4.2. Data hasil pengukuran pada pengkondisi sinyal6. Tabel 4.3. Konversi ADC 0804
7. Tabel 4.4. Data pada tampilan Visual Basic 8.
Tabel 4.5. Data hasil pengamatan systemBAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pemakaian perangkat pendingin suhu prosesor sudah banyak digunakan,
diantaranya perangkat pendingin yang menggunakan kipas, water cooling, air
, dll. Perangkat pendingin yang paling banyak digunakan adalah kipas cooling CPU karena biaya yang diperlukan lebih murah dan praktis pemasangannya.Pada umumnya CPU komputer yang menggunakan pendingin kipas yang
bekerja tanpa berhenti selama komputer menyala meskipun kondisi suhu
prosessor dalam keadaan dingin. Melihat kenyataan ini penulis menginginkan
kipas CPU bekerja sesuai dengan suhu acuan yang diinginkan pengguna.
Pengaturan suhu acuan dilakukan melalui penggunaan program aplikasi serta
informasi perubahan suhu prosesor ditampilkan melalui monitor komputer. Untuk
mewujudkan hal tersebut, penulis membuat alat Pengatur Suhu Prosesor Pada
CPU Komputer Dengan Program Visual Basic.1.2. Batasan Masalah
Batasan masalah pada alat yang dibuat, yaitu :
1. Suhu Prosssor yang ingin dicapai antara 36°C s/d 67°C, suhu prosesor
diturunkan dengan menggunakan 4 buah kipas DC 12 V.2. Penyalaan kipas diatur melalui program Visual Basic.
3. Suhu prosesor dideteksi dengan menggunakan sensor suhu yang dipasang
pada heatsink processor.
4. Informasi suhu prosesor dikirim ke parallel port bagian input kemudian
informasi tersebut diolah di komputer melalui program Visual Basic.1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai beberapa tujuan yang ingin dicapai, yaitu :
1. Mengatur suhu prosesor sampai pada suhu aman maksimal.
2. Membuat perangkat keras yang dapat mengukur suhu prosesor dan mengirim
informasi perubahan suhu ke komputer melalui port parallel.3. Membuat program pengatur suhu prosesor yang dapat mengolah data kemudian menampilkannya pada layar monitor.
1.4. Manfaat Penelitian
Mengacu pada beberapa tujuan yang ingin dicapai, diharapkan penelitian ini dapat memberikan beberapa manfaat :
1. Komputer tidak mengalami overheat yang dapat menyebabkan kerusakan
pada prosesor.
2. Mempermudah pengguna untuk mengetahui kondisi suhu prosesor yang
diinginkan dengan mengatur banyaknya kipas yang menyala.1.5. Metodologi Penelitian
Untuk dapat merancang dan membuat perangkat ini diperlukan langkah-
1. Perumusan masalah.
2. Pengumpulan dokumen pendukung.
3. Perancangan untuk menyelesaikan masalah dilakukan di lab.
4. Pengambilan data melalui percobaan dan pengukuran.
5. Pengolaham data dilakukan menggunakan persamaan sitematis.
6. Penyajian data dengan grafik.
7. Pengambilan kesimpulan.
1.6. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan terdiri dari lima bab,sebagai berikut : 1.
Bab I : membahas tentang latar belakang, batasan masalah, tujuan penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
2. Bab II : membahas dasar teori yang mendukung penelitian, yaitu tentang sensor LM35D, Penguat Operasional, Analog to Digital Converter (ADC), Parallel Port, Program Visual Basic, Buffer ULN 2804.
3. Bab III : membahas tentang perancangan perangkat keras berupa sensor suhu LM35D, rangkaian tegangan pengurang, rangkaian tegangan referensi, pengubah data dari analog ke digital (ADC), rangkaian penggerak kipas, perancangan perangkat lunak berupa pemrograman komputer dengan program Visual Basic .
4. Bab IV : membahas tentang pengamatan kerja dari perangkat keras dan perangkat lunak yang telah dibuat.
5. Bab V : berisi kesimpulan dan saran.
BAB II DASAR TEORI Pegaturan suhu prosesor pada CPU komputer dengan menggunakan
program aplikasi Visual Basic 6.0 dapat dilakukan melalui beberapa tahap, seperti
pada gambar 2-1: Tahap I : Tahap pengolahan data analog melalui sensor suhu LM35D.Tahap II : Tahap pengolahan sinyal analog harus diubah ke dalam format
digital melalui ADC.Tahap III : Tahap pengolahan data digital oleh komputer.
Gambar 2-1. Diagram kotak dasar Tahap-tahap diatas merupakan keterangan secara garis besar dari system
pengaturan suhu CPU komputer, untuk lebih rinci akan dijelaskan pada sub bab
berikutnya.2.1. Sensor Suhu LM35D
Sensor suhu LM35D merupakan sebuah rangkaian sensor suhu yang
digunakan untuk mendeteksi perubahan suhu dengan ketelitian yang tinggi.
Keluaran dari LM35D berupa tegangan yang berbanding lurus atau linier dengan
suhu dalam C seperti yang ditunjukkan pada gambar 2-2.
Gambar 2-2. Grafik tegangan keluaran terhadap suhu sensor LM35D
Sensor Suhu LM35D dapat bekerja apabila pada kaki Vcc diberi sumbertegangan sebesar 4V sampai 30V, dan kaki ground dihubungkan ke ground.Maka
untuk tegangan keluaran dari sensor LM35D dengan menggunakan persamaan :V = Temperature x 10mV/°C.................................................(2.1) out
V out
Temperature = x 1°C.......................................................(2.2)
10 mV Sensor suhu LM35D tidak memerlukan kalibrasi dari luar atau set pointuntuk mendapatkan output keluaran yang tepat. LM35D hanya membutuhkan arus
sebesar 60uA dari catu daya. Saat kondisi udara normal LM35D terjadi
pemanasan terhadap dirinya sendiri kurang dari 0.1 C sehingga tidak terlalu
mempengaruhi tegangan keluaran dari LM35D.LM35D mempunyai keistimewaan sebagai berikut:
1. Terkalibrasi dalam Celcius
2. Faktor skala linier +10,0 mV / C
3. Keakuratannya dapat dijamin 0.5 C (pada +25
C)
4. C sampai + 150 C Suhu yang diukur dari –55
5. Cocok digunakan untuk aplikasi remote
6. Beroperasi dengan tegangan masukan dari 4V – 30V 7. Membutuhkan arus 60 uA.
8. Pemanasan diri sendiri sangat kecil yaitu 0.08 C pada medium udara.
9. Impedansi keluaran rendah yaitu 0.1 ohm untuk beban 1mA.
Gambar 2-3. Simbol dari LM35D
2.2. Penguat Operasional (Op-amp)
Istilah ‘penguat operasional’ (operational amplifier) secara umum
menggambarkan tentang sebuah rangkaian penguat penting yang membentuk
dasar dari rangkaian-rangkaian penguat audio dan video, penyaring atau tapis,
buffer, penggerak-penggerak saluran, penguat instrumentasi, komparator atau
operasional dikenal juga secara umum dengan nama singkat op-amp. Meskipun
rangkaian penguat operasional dapat dirancang dari komponen-komponen diskrit,
namun demikian hampir seluruhnya selalu digunakan dalam bentuk rangkaian
terintegrasi (integrated circuit, IC ).Op-amp pada dasarnya merupakan sebuah blok komponen yang
sederhana. Sebuah op-amp akan memiliki dua buah terminal masukan di mana
salah satu maskan disebut sebagai masukan pembalik (diberi tanda - ) sementara
satu masukan lainnya disebut dengan masukan non-pembalik (diberi tanda + ).
Pada umumnya op-amp memiliki sebuah keluaran atau keluaran tunggal. Akan
tetapi beberapa jenis op-amp khusus yang umumnya digunakan pada rangkaian-rangkaian frekuensi radio dapat memiliki dua buah terminal keluaran. Simbol dari
op-amp ditunjukkan pada gambar 2-4.
Vcc
Vdd
Gambar 2-4. Simbol op-amp
Sebuah op-amp juga memiliki dua buah rel hubungan catu daya yangmasing-masing adalah rel hubungan positif dan rel hubungan negatif. Namun,
terdapat banyak op-amp yang memiliki rel catu daya tengah yang terhubung
dengan pentanahan meskipun op-amp itu sendiri tidak memiliki hubungan rel catu
daya tengah yang bersifat khusus.Op-amp merupakan sebuah penguat arus searah dengan gain tinggi
(besarnya gain pada umumnya lebih besar dari 100.000 atau lebih besar dari 100
diaplikasikan pada berbagai macam rangkian penguat arus bolak-balik. Tegangan
pada terminal keluaran op-amp merupakan perkalian antara selisih tegangan di
antara masukan pembalik dan non-pembalik dengan besarnya gain yang dimiliki.
Dengan demikian op-amp merupakan sebuah penguat diferensial. Jika masukan
pembalik (-) memiliki potensial yang lebih tinggi maka tegangan keluaran op-amp
akan lebih negatif. Demikian pula jika masukan non pembalik (+) memiliki
potensial yang lebih tinggi maka tegangan keluaran op-amp akan menjadi lebih
positif. Karena gain yang dimiliki op-amp pada umumnya sangatlah tinggi maka
tegangan diferensial di antara terminal-terminal masukannya biasanya sangatlah
kecil.Untuk dapat menjalankan fungsinya secara baik, op-amp harus memiliki
umpan balik. Hampir seluruh rancangan rangkaian yang ada pada umumnya
menggunakan umpan balik negatif untuk mengendalikan besarnya gain serta
memperoleh operasi kerja op-amp linear. Umpan balik negatif dapat diperoleh
melalui penggunaan komponen-komponen rangkaian, misalnya resistor yang
dihubungkan di antara terminal keluaran op-amp dan masukan pembalik op-amp
yaitu terminal masukan yang bertanda (-). Rangkaian-rangkaian nonlinear,
misalnya komparator dan osilator, menggunakan umpan balik positif yang dapat
diperoleh dengan menghubungkan komponen, misalnya resistor di antara terminal
keluaran op-amp dan masukan non-pembaliknya, yaitu terminal masukan yang bertanda (+). Op-amp memiliki beberapa karakteristik ideal sebagai berikut : 1.
Keluaran dari penguat dengan msukan diferensial ideal hanya bergantung pada beda atau selisih dari tegangan-tegangan yang diberikan pada dua teminal masukan.
2. Kinerja dari penguat seluruhnya bergantung pada rangkaian masukan dan
umpan balik.3. Tidak ada arus yang mengalir pada terminal-terminal masukan penguat.
4. Respons frekuensi penguat memiliki rentang dari nol sampai tak hingga untuk
menjamin diperolehnya respons yang mencakup semua sinyal arus searah (DC) maupung arus bolak-balik (AC), dengan waktu respons nol serta tidak terjadi perubahan fasa terhadap frekuensi.5. Penguat tidak dipengaruhi oleh beban atau perubahan dari besarnya beban yang terjadi.
6. Pada saat sinyal tegangan masukan bernilai nol, sinyal keluaran juga harus
bernilai nol tanpa mempertimbangkan besarnya resistansi sumber masukan.
2.3. Penguat Operasional sebagai Buffer
Rangkaian op-amp yang berlaku sebagai sebuah buffer diperlihatkan pada
gambar 2-5 pada rangkaian ini, tegangan keluaran harus mengambil nilai yang
sama besar dengan nilai tegangan masukan untuk memaksa agar sinyal tegangan
masukan diferensial bernilai nol. Rangkaian ideal ini memiliki impedansi
masukan yang tak berhingga, impedansi keluaran nol dan gain sama dengan satu.
Gambar 2-5 Op-amp sebagai buffer
2.4. Pembagi Tegangan
Rangkaian pembagi tegangan merupakan rangkaian yang dibangun dari susunan resistor, dengan konfigurasi seperti pada Gambar 2-6.
VCC R1
Vout
R2
Gambar 2-6. Rangkaian pembagi tegangan
Vout ditentukan dengan persamaan sebagai berikut :R2 Vout = x V ……………………………………......………(2.3)
R1 R2
- CC
2.5. Analog to Digital Converter (ADC)
Pengubah analog ke digital, berfungsi untu k mengubah tegangan analog
menjad i data digital. Data digital yang dihasilkan dinyatakan dalam kode biner
dengan menggunakan dua nilai tegangan yaitu 5 volt, yang dinyatakan dengan
lambang ‘1’ dan 0 volt dengan lambang ‘0’. Bilangan biner merupakan kombinasi
dari sederetan kode 1 dan 0. Diagram blok pengubah analog ke digital dengan
metode Successive Aproximation Register (SAR) diperlihatkan seperti pada
Gambar 2-7.
Gambar 2-7. ADC Converter
Bagian utama pen gubah analog ke digital adalah SAR 8 bit. Tegangan Vaoutput dari ADC dibandingkan dengan tegangan input Vin oleh pembanding
(comparator). Output pembanding merupakan data input serial bagi SAR,
kemudian SAR mengatur output digital 8 bit sampai menghasilkan Va yang sama
dengan tegangan input. Latch 8 bit pada akhir pengubahan akan dipertahankan
sebagai hasil data digital output. Ketelitian ADC tergantung pada bit data digital
yang diharapkan. ADC 8 bit dapat membangkitkan tegangan dengan 255
tingkatan. Misalkan tegangan maksimal yang dapat dibangkitkan 2,55 volt. ADC
dapat mencacah tegangan dari 0 volt sampai 2,55 volt, dengan kenaikan 0,01 volt.
Setiap kenaikan 0,01 volt keluaran ADC akan berubah 1 bit.Nilai cacah 0 sampai 225 akan dirubah menjadi digit al dengan nilai 00H sampai FFH. Waktu pengubahan pada ADC ditentukan dengan persamaan 2.4.
T clock Tkonversi = …………………………………......….…......(2.4) Tkonversi = Waktu yang dibutuhkan untuk mengubah 1 data analog menjadi 1 data digital.
Tclock = Periode Clock
1 Frekuensi Clock = ……………………………........…......…(2.5) T clock Sesuai dengan rumusan pa da data sheet 0804, frekuensi clock dengan konfigurasi typical pada datasheet seperti Gambar 2-6 adalah
1 fclock = ……………………………….….….......……..(2.6)
1,1 x R x C Resolusi ADC dinyatakan dengan persamaan 2.7.
- Vref( ) Vref(-) Resolusi = …………………………….....………..(2.7) 255 Resolusi = Ketelitian ADC Vref(+) = Referensi tegangan atas
Vref(-) = Referensi tegangan bawa h Perubahan ADC tiap bit dinyatakan dengan persamaan 2.8.
Tegangan konversi Level ……………………… .….…..……….(2.8) = Resolusi ADC
VCC = 5 v olt
U520 Data Digital
6
18 F Input +IN DB0
9
17 Rev erensi
VREF/2 RE DB1
16 V DB2 C R
15 DB3 150pF
10K CC/
14 V DB4
19
13 CLKR DB5
12 DB6
4
11 CLKIN DB7
1 Mengaktif kan ADC CS
2 SOC RD
3 Baca ADC WR
5 D D EOC
INTR N
GN GN -I
8
10
7 Gambar 2-8. Konfigurasi typical ADC 0804 Berikut fungsi masing-masing pin ADC 0804 pada Gambar 2-8 : in . Chip Select pin CS rendah, maka ADC aktif. ah, maka ADC
3. ), merupakan pin mulai konversi. Jika WR rendah, mulai
4. erupakan pin yang berfungsi sebagai sumber
5. NTR), merupakan pin interupsi. Bila INTR bernilai tinggi,
6. in +), merupakan pin tegangan input analog positif.8. d acuan bagi clock
10. 7-D0), merupakan pin untuk output digital. mbalik. Di
ana jika masukan berlogika ‘1’ maka output berlogika ‘0’ atau sebaliknya.
1. P 1 (CS), sinyal untuk mengaktifkan ADC. Jika
2. Pin 2. Read (RD), merupakan sinyal baca. Jika RD rend memulai membaca data analog.
Pin 3. Write (WR konversi.
Pin 4 (Clk In) dan 19 (Clk R), m clock.
Pin 5 (I
menandakan ADC mulai konversi. Jika nilai rendah berarti selesai konversi.
Pin 6 (V 7. Pin 7 (Vin -), merupakan pin tegangan input analog negatif.
Pin 8 dan pin 10 (Agng dan Vdng), pin ini harus ditanahkan karena Agn
merupakan acuan bagi decoder pada ADC dan Vdgn sebagai generator .9. Pin 9 (Vref/2), merupakan pin untuk input tegangan yang menentukan besarnya tegangan yang dibutuhkan untuk tiap cacahan.
Pin 1-18 (D 11. Pin 20 (VCC), merupakan pin untuk catu tegangan sebesar 5 Volt.
2.6. Buffer ULN 2804
ULN 2804 adalah buffer inverter yang merupakan buffer pe m
Output dan input masing-masing diparalel untuk kemampuan arus yang lebih
tinggi. Aplikasinya untuk relay driver, lamp driver dan display driver. Berikut
adalah diagram kotak dari ULN 2804.
Gamb ar 2-9. Diagram kotak IC ULN 2804
2.7. Visual Basic Visual Basi c merupakan salah satu bentuk program yan g berbasis Visual.
VB mempunyai banyak fitur yang mengarah pada bentuk WYSIWYG ( What
You See Is What You Get ), artinya adalah bahwa semua bentuk objek yang
diciptak an dalam form/proyek, maka bentuk tersebutlah yang akan didapatkan
pada program akhirnya. Sehingga bentuk dari pemrograman Visual akan
menghasilkan output yang sama dengan objek yang didesain.VB memiliki beberapa bagian khusus yang dapat digunakan untuk melakukan pembuatan program, diantaranya adalah :
1. Menu Bar : bagian ini berisi pilihan menu-menu utama da ri program VB.
2. Pro ject Form : berisi nama file yang tergolong dalam proyek yang sedang
dikerjakan.
3. Form Designer : sebuah tempat yang digunakan untuk mendesain program.
4. : digunakan untuk memberikan kode program pada setiap
Form Code elemen yang dibuat dalam Form Designer.5. Component For : berisi elemen-elemen yang digunakan untuk membuat m desain pada F orm designe.
6. Form Properties : berupa kolom yang di gunakan untuk memberikan nilai
pada setiap Component Form yang dimasukkan ke dalam Form Designer.Nilai yang dimasukkan ke d alam kolom properties berhubungan dengan kode yang dituliskan pada Form Code.
Sec ara garis besar bagian yang disebutkan di atas dapat dilihat pada gambar
diba wah ini.Proyek form Menu bar Form properties Form designer
Form code Komponen form Gambar 2-10. Halaman utama Visual Basic
2.8. Parallel Port
Parallel Port atau Printer Port sebenarnya terdiri dari tiga bagian yang
masing-masing diberi nama sesuai dengan tugasnya dalam melaksanakan
penceta kan pada printer. Tiga bagian tersebut adalah Data Port (DP), Printer
Control (PC), dan Printer Status (PS). DP digunakan untuk mengirim data yang
harus dicetak oleh printer, PC digunakan untuk mengirimkan kode-kode kontrol
dari komputer ke printer, misalnya kode kontrol untuk menggulung kertas, dan PS
digunakan untuk mengirimkan kode-kode status printer ke komputer, misalnya
untuk menginformasikan bahwa kertas telah habis.DP, PC, dan PS sebenarnya adalah port-port 8bit, namun hanya DP yang
benar-benar 8 bit. Untuk PC dan PS, hanya bebera pa bit saja yang dipakai yang
berarti hanya beberapa bit saja dari port-port ini yang dapat kita manfaatkan untuk
keperluan interfacing. Port PC adalah port baca/tulis (read/write), PS adalah port
baca saja (read only), sedangkan port DP adalah port baca/tulis juga. Akan tetapi,
kemampuan ini hanya dimiliki oleh Enhanced Parallel Port (EPP), sedangkan
Parallel Port Standart hanya memiliki kemampuan tulis saja. Pada EPP,
pengaturan arah jalur data DP dilakukan lewat bit 5 PC. Jika bit 5 PC bernilai 0,
maka jalur data dua-arah DP menjadi ouput dari Parallel Port, sebaliknya jika bit 5
PC bernilai 1, maka jalur data dua-arah DP menjadi input dari Parallel Port.Tabel 2.1. Konfigurasi pin dan nama sinyal konektor paralel standar DB-256 Out Data 9 9 Data
LPT1 P h / 889 S 379 LPT1 PC
Tabel 2-2. Alamat port Nama Port Alamat R LPT1 DP 378h / 888
1 1 8-25 9-30 Ground G nd Status Alamat DP adalah base addresss dari Par rt t, alamat PS dalah base address + 1, dan alamat PC adalah base address + 2. Untuk melihat alamat egister allel Po tersebu a masing-masing port ditunjukkan pada tabel 2-2.
12 Paper O r End Status ut/Pape In
13 13 Select In Status
14 14 nAuto eed In t Ya Linef /Ou Control15 32 nEr ult ror/nFa In Status
16 31 nInitialize In t /Ou Control
17 36 nSelect- Select- Printer/n in In/Out Status Ya12
7 Out Data
10 10 nAck In Status
11 11 Busy In Status Ya
5 Out Data 8 8 Data
Pin DB25 Pin Centronics SPP Signal
4 Out Data 7 7 Data
3 Out Data 6 6 Data
2 Out Data 5 5 Data
1 Data Out 4 4 Data
1 1 nStrobe Control Control Ya
2 2 Data Out Data
3 3 DataArah In/Out Register Hardware di Invert
37Ah / 890
BAB III PERANCANGAN Perancangan sistem pengaturan suhu prosesor secara umum dibagi
menjadi dua bagian antara lain bagian perancangan perangkat keras (hardware) dan bagian perancangan perangkat lunak (software).
Bagian Perancangan perangkat keras (hardware). Sensor suhu LM35D digunakan untuk mendeteksi panas pada heatsink prosesor . Informasi dari sensor suhu dalam bentuk tegangan analog, kemudian informasi tersebut dibandingkan dengan rangkaian pengkondisi sinyal lalu diubah ke dalam format digital melalui
IC ADC 0804 baru dikirim ke komputer melalui parallel port. Informasi dari
komputer dikirim melalui Driver motor ULN 2804 untuk menggerakkan kipas.
Bagian perancangan perangkat lunak (software). Informasi keluaran dari
IC ADC berupa data digital kemudian dideteksi komputer dengan menggunakan program Visual Basic untuk menentukan batasan suhu prosesor yang diinginkan oleh pengguna.
Gambar 3-1. Diagram Kotak
3.1. Perancangan perangkat keras (Hardware)
Perancangan perangkat keras bertujuan untuk menghubungkan komputer
dengan perangkat keras lainnya yang digunakan untuk menjalankan sistem
pengaturan suhu komputer. Perancangan perangkat keras yang diperlukan antara
lain adalah koneksi antara komputer dan sensor suhu dengan menggunakan ADC,
koneksi komputer dan kipas dengan Driver motor ULN2804.Sensor Suhu 3.1.1.
5V
1 LM35D Vcc
2 Vout sensor suhu
VOUT R1 75 ohm
Gnd
3 C2
1uF
Gambar 3-2. Rangkaian sensor suhu LM35D
Sensor suhu yang digunakan adalah sensor suhu LM35D yang mempunyaitegangan keluaran sebanding dengan kenaikan suhu dengan perbandingan
10mV/ C serta memiliki impedansi yang rendah sehingga sensor ini sangat cocok
untuk memantau perubahan suhu yang membutuhkan keakuratan dalam
pembacaan.Masukkan pada sensor LM35D dihububungkan langsung ke heatsink
prosesor untuk mendeteksi perubahan panas pada CPU komputer yang diatur
dalam jangkauan suhu 36°C sampai 67°C.T in 1 = 36°C ; T in 2 = 67°C Maka diperoleh range suhu sebesar : ∆T = 67°C - 36°C = 31°C Keluaran sensor LM35D berupa hasil konversi suhu yang dideteksi pada
masukan sensor menjadi tegangan analog. Sesuai dengan karakteristik sensor
LM35D maka untuk memperoleh tegangan keluaran pada sensor LM35D dapat
menggunakan persamaan 2.1 sebagai berikut : V out = Temperature x 10mV/°CV out 1 = 36°C x 10mV/°C ; V out 2 = 67°C x 10mV/°C = 0,36V = 0,67V Mengacu persamaan 2.1 dapat diperoleh interval tegangan keluaran sensor tiap perubahan suhu sebesar 1°C sebagai berikut :
∆
V out
Interval V out = x 1°C ∆ T ,
31 V
Interval V out = x 1°C = 0,01V 31 ° C
Untuk mendapatkan kinerja yang optimal dari sensor LM35D pada beban
dengan kapasitansi tinggi maka perancangan mengacu pada rangkaian yang
disarankan dari datasheet, seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.2.3.1.2. Rangkaian pengkondisi sinyal
Pengkondisi sinyal diperlukan sebagai penyesuai tegangan keluaran sensor
suhu dengan untai rangkaian ADC agar tegangan keluaran ADC dapat diolah
dengan program Visual Basic. Perancangan pengkondisi sinyal berupa masukkan
dari tegangan keluaran dari sensor LM35D (V in(+) ) dan berupa keluaran dari
tegangan pengurang (V ) yang diset sebagai berikut : in(-) in = { V in(+) - V in(-) }∆V
0V = 0,36V - V in(-) V in(-) = 0,36V Jika V in(+) lebih besar dari 0,36V maka terjadi beda potensial { in }, ∆V
sehingga hanya selisih tegangan yang bernilai positif dijadikan input pada ADC.
Bila in sebesar 0V, maka keluaran pada ADC adalah (00000000), dan ketika
∆V in sebesar 0,31V, maka keluaran pada ADC adalah (00011111). Sehingga∆V diperoleh resolusi tiap step bit nya :
,
31
V resolusi tiap step bit = = 10mV/step31 step
Didapatkan Vref ADC diset sebesar :Vref resolusi =