PERBUP MALRA NO 8.K THN 2013 TARIF AIR MINUM
SALINAN
BUPATI MALUKU TENGGARA
PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA
NOMOR
8.K TAHUN 2013
TENTANG
TARIF AIR MINUM PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM
KABUPATEN MALUKU TENGGARA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI MALUKU TENGGARA,
Menimbang
Mengingat
: a.
bahwa sehubungan dengan kenaikan harga Bahan Bakar
Minyak (BBM) yang berdampak pada kenaikan beban listrik
maka dalam rangka upaya peningkatan pelayanan air
minum
kepada
masyarakat,
serta dalam
rangka
mengurangi beban pengeluaran terkait dengan dampak
kemahalan, maka perlu meninjau kembali Keputusan
Bupati Maluku Tenggara Nomor 01 Tahun 2006 tentang
Penetapan Tarif Air Minum pada Perusahaan Daerah Air
Minum Kabupaten Maluku Tenggara untuk disesuaikan;
b.
bahwa untuk mengatur besaran tarif air minum pada
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Maluku
Tenggara, diperlukan penjabaran dalam bentuk Peraturan
Bupati;
c.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan
Bupati tentang Penetapan Tarif Air Minum Pada
Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Maluku
Tenggara;
: 1.
Undang-Undang Nomor 60 Tahun 1958 tentang Penetapan
Undang-Undang Darurat Nomor 23 Tahun 1957 Tentang
Pembentukan Daerah-daerah Swatantra Tingkat II Dalam
Wilayah Daerah Swatantra Tingkat I Maluku Sebagai
Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor
111, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1645);
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 1962 Nomor 10,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 2387);
2.
2
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Undang-Undang
Nomor
8
Tahun
1999
tentang
Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Tahun 1999
Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3821);
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber
Daya Air (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 32,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4377);
Undang-Undang
Nomor
32
Tahun 2004
tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437),
sebagaimana telah diubah beberapa kali dengan perubahan
terakhir Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4844);
Undang-Undang
Nomor
33
Tahun 2004
tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);
Undang-Undang
Nomor
12
Tahun 2011
tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran
Negara Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 5234);
Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1952 tentang
Pembubaran Daerah Maluku Selatan dan Pembentukkan
Daerah Maluku Tengah dan Daerah Maluku Tenggara
(Lembaran Negara Tahun 1952 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 264);
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran
Negara Tahun 2005 Nomor 33, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4490);
Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005
Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593);
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006
tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif
Air Minum Pada Perusahaan Daerah Air Minum;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2007
tentang Organ dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air
Minum;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999
tentang Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air
Minum;
Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor 8
Tahun 2000 tentang Pedoman Akuntansi Perusahaan
Daerah Air Minum;
3
16. Peraturan Daerah Tingkat II Kabupaten Maluku Tenggara
Nomor 03 Tahun 1989 tentang Pendirian Perusahan
Daerah Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat II Maluku
Tenggara, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Daerah Tingkat II Kabupaten Maluku Tenggara Nomor 05
Tahun 1993 tentang Perubahan Pertama Atas Peraturan
Daerah Tingkat II Kabupaten Maluku Tenggara Nomor 03
Tahun 1989 tentang Pendirian Perusahan Daerah Air
Minum Kabupaten Daerah Tingkat II Maluku Tenggara;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PERATURAN BUPATI TENTANG TARIF AIR MINUM PADA
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN MALUKU
TENGGARA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksudkan dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Maluku Tenggara.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara.
3. Bupati adalah Bupati Maluku Tenggara.
4. Perusahaan Daerah Air Minum, yang selanjutnya disebut PDAM adalah
Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Maluku Tenggara.
5. Badan Pengawas adalah Badan Pengawas Perusahaan Daerah Air Minum
Kabupaten Maluku Tenggara.
6. Tarif Air Minum adalah besaran biaya yang dibebankan kepada pelanggan
berdasarkan tingkat penggunaan.
7. Standar Kebutuhan Pokok Air Minum adalah kebutuhan air sebesar
10M3/Kepala Keluarga/Bulan atau 60 Liter/Orang/Hari atau sebesar
satuan volume lainnya yang ditetapkan lebih lanjut oleh Kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan.
8. Biaya Usaha adalah total biaya untuk menghasilkan Air Minum yang
mencakup biaya sumber air, biaya pengolahan air, biaya transmisi dan
distribusi, biaya kemitraan dan biaya umum administrasi.
9. Biaya Dasar adalah biaya usaha dibagi volume air terproduksi dikurangi
volume kehilangan air standar.
10. Tarif Air Minum PDAM, yang selanjutnya disebut Tarif adalah kebijakan
harga jual air minum setiap meter kubik (M3) atau satuan volume lainnya
sesuai kebijakan yang ditentukan oleh Kepala Daerah dan PDAM yang
bersangkutan.
11. Tarif Dasar adalah tarif yang nilainya sama atau ekuivalen dengan biaya
dasar.
12. Tarif Rata-rata adalah total pendapatan tarif dibagi volume air terjual.
4
BAB II
TUJUAN
Pasal 2
Penetapan Tarif bertujuan untuk pemulihan biaya (cost recovery),
mengembalikan atau menutupi sebahagian atau seluruh biaya operasional dan
pengembangan usaha perusahaan.
BAB III
DASAR KEBIJAKAN PENETAPAN TARIF
(1)
(2)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Pasal 3
Penetapan besarnya tarif didasarkan pada prinsip :
a. Keterjangkauan dan keadilan;
b. Mutu pelayanan;
c. Pemulihan biaya;
d. Efesiensi pemakaian air;
e. Transparansi dan akuntablitas;
f. Perlindungan air baku.
Penetapan tarif berdasarkan prinsip-prinsip pada ayat (1) diarahkan untuk
mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.
Pasal 4
Tarif untuk standar kebutuhan air minum harus terjangkau oleh daya beli
masyarakat pelanggan yang berpenghasilan sama dengan Upah Minimum
Regional (UMR) Daerah yaitu apabila pengeluaran rumah tangga untuk
memenuhi standar kebutuhan pokok air minum kepada masyarakat
pelanggan.
Prinsip keadilan dalam penerapan hanya dapat dicapai melalui penerapan
tarif deferensiasi dengan subsidi silang antar kelompok pelanggan.
Penetapan tarif perlu mempertimbangkan keseimbangan dengan tingkat
mutu pelayanan yang diterima oleh pelanggan.
Pendapatan PDAM harus memenuhi prinsip pemulihan biaya secara penuh
(full cost recovery) yaitu hasil perhitungan tarif rata-rata minimal sama
dengan biaya dasar.
Untuk pengembangan pelayanan air minum, tarif rata-rata harus menutupi
biaya dasar ditambah tingkat keuntungan yang wajar.
Tingkat keuntungan yang wajar sebagaimana yang dimaksud pada ayat (5)
adalah 10% (sepuluh persen) ratio laba terhadap aktiva produktif.
Efisiensi pemakaian air dicapai antara lain melalui penerapan tarif progresif
yang dikenakan pada pelanggan yang konsumsinya melebihi standar
kebutuhan pokok air minum sesuai blok konsumsi penggunaan air.
Prinsip transparansi adalah bahwa informasi yang berkaitan dengan
perhitungan dan penetapan tarif harus disampaikan secara jelas kepada
pemangku kepentingan dan jaringan secara sungguh-sungguh aspirasi dari
mereka.
Perhitungan tarif yang akuntabel dimaksudkan bahwa landasan
perhitungan muda dipahami dan dapat dipertanggungjawabkan.
5
(10) Perhitungan tarif harus mempertimbangkan perlindungan dan pelestarian
fungsi sumber air atau perlindungan terhadap air baku untuk jangka
panjang.
BAB IV
PERHITUNGAN DAN PROYEKSI BIAYA USAHA DAN BIAYA DASAR
(1)
(2)
(3)
(4)
Pasal 5
Biaya dasar yang diperlukan untuk memproduksi setiap meter kubik air
minum dihitung atas dasar biaya usaha dibagi dengan volume air
terproduksi dikurangi volume kehilangan air standar dalam periode satu
tahun.
Biaya usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung dengan
menjumlahkan seluruh biaya pengolahan PDAM yang meliputi biaya
sumber air, biaya pengolahan air, biaya transmisi dan distribusi biaya
kemitraan, biaya umum dan administrasi dan biaya keuangan dalam
periode satu tahun.
Volume air terproduksi dihitung berdasarkan total volume air yang
dihasilkan oleh sistem produksi yang siap didistribusikan kepada konsumen
dalam periode satu tahun.
Volume kehilangan air standar dihitung berdasarkan standar persentase
yang ditetapkan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
dibidang sumber daya air dikalikan proyeksi volume air terproduksi.
BAB V
KLASIFIKASI PELANGGAN DAN TARIF
Bagian Pertama
Klasifikasi Pelanggan
(1)
(2)
Pasal 6
Proyeksi volume kehilangan air standar dihitung berdasarkan standar
persentase yang ditetapkan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan dibidang sumber daya air dikalikan proyeksi volume air
terproduksi.
Golongan pelanggan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diklasifikasikan
dalam kelompok pelanggan yaitu :
a. Kelompok I
yaitu golongan pelanggan yang setiap harinya
memberikan kepentingan umum khususnya bagi
masyarakat, terdiri dari :
1. Rumah Ibadah
2. Hidran/kran umum yang menggunakan saluran
distribusi
3. MCK
4. WC Umum
b. Kelompok II
yaitu golongan pelanggan yang setiap harinya
memberikan pelayanan kepentingan umum khusus
bagi masyarakat, terdiri dari :
1. Panti Rehabilitasi Cacat
6
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
c. Kelompok III
Kelompok III.A
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Panti Asuhan
Rumah Jompo
Rumah Cacat
Yayasan Sosial
Penitipan Anak
PMI
Rumah Sangat Sederhana (RSS)
Sekolah Negeri/Sekolah Swasta
Rumah Sakit Umum Pemerintah/Puskesmas
Rumah Sakit Swasta
terdiri dari :
Rumah Sederhana (RS)
Rumah Semi Permanen
Rumah Tangga Ekonomi Lemah/Kecil
Rumah Permanen
KPR/BTN
Real Estate
Rumah Mewah
Rumah Tangga Golongan Ekonomi Elit
Kelompok III.B
1.
2.
3.
4.
5.
terdiri dari :
Instansi Pemerintah
Kantor/Lembaga/Instansi Pemerintah
Universitas Pemerintah/Swasta
Rumah Jabatan Yang Dibiayai Negara
Instansi TNI/POLRI terdiri dari :
- Kantor/Lembaga TNI/POLRI
- Sarana TNI/POLRI
- Asrama/Rumah Jabatan Yang Dibayar Terpusat
- Rumah Sakit TNI/POLRI
- Koperasi TNI/POLRI
6. Balai Latihan/Instansi Swasta terdiri dari :
- Instansi/Kantor Swasta
- Lembaga Swadaya
- Lembaga Internasional
- Balai Latihan
7. Asrama Haji
8. Sporthall
d. Kelompok IV
Kelompok IV.A terdiri dari :
1. Apotik
2. BUMD
3. Losmen
4. Restoran
5. Bioskop
6. Department Store
7. Diskotik/Night Club
dan
7
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
Perusahaan Expedisi
Perusahaan Pelayaran dan Penerbangan
Money Changer
Plaza
Kerajinan Rumah Tangga
Peternakan Kecil/Unggas
Kerajinan Tangan
Industri Kecil lainnya
Warung/Rumah Kopi
Toko Obat
Sanggar Seni
Servis Motor
Servis Elektronik
Salon
Pangkas Rambut
Sub Agen Penjualan Tiket
Rumah Toko
Percetakan
Rumah Kantor
Kelompok IV.B terdiri dari :
1. Toko
2. Hotel Kelas Bintang
3. Super Market/Swalayan
4. Praktek Umum/Kebidanan
5. Home Industry
6. Persewaan/Rental
7. Jual Beli Barang Bekas
8. Usaha Meubel
9. Kerajinan Tangan
10. Bengkel
11. Rumah Makan
12. Klinik Swasta
13. Toko Grosir Bahan Campuran
14. Toko Grosir Bahan Bangunan
15. Hotel Kelas Melati
16. Tempat Servis/Cuci Mobil
17. Praktek Kelompok/Spesialis/Rumah Bersalin
18. Show Room Sepeda Motor
19. Kantor Perusahaan
20. Kolam Renang
21. Variasi Mobil
22. Panti Pijat
23. SPBU
24. Industri Otomotif
25. Industri Perikanan/Hasil Laut
26. Industri Kimia
27. Peternakan Besar
28. Pabrik Minuman Makanan
29. Konveksi
8
30.
31.
32.
33.
34.
Industri Kapal
Pengolahan Hasil Laut
Pabrik Es
Cold Storage
Pertambangan dan Industri Besar Lainnya
e. Kelompok Khusus terdiri dari :
1. Pertamina
2. Pelabuhan Laut
3. PLN
4. Pelabuhan Udara
5. Mobil Tangki
6. Dll
Bagian Kedua
Tarif
Pasal 7
Besarnya Tarif ditetapkan berdasarkan klasifikasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (2) huruf a s.d. e sebesar :
Kelompok
Pelanggan
1
Blok Tarif
0-10 M3
11-20 M3
21-30 M3
30 M3
(Rp.)
(Rp.)
(Rp.)
(Rp.)
2
3
4
5
Kelompok I
2.000,-
2.000,-
2.000,-
2.000,-
Kelompok II
2.600,-
3.000,-
3.600,-
4.200,-
Kelompok III.A
3.000,-
3.400,-
4.000,-
4.600,-
Kelompok III.B
3.400,-
4.000,-
4.600,-
5.200,-
Kelompok IV.A
6.600,-
7.400,-
8.200,-
9.400,-
Kelompok IV.B
7.400,-
8.200,-
9.400,-
1.0200,-
28.000,-
28.000,-
28.000,-
28.000,-
Kelompok Khusus
Pasal 8
(1)
(2)
Untuk pemakaian 0-10 M3 dikenai minimal Tarif sesuai dengan klasifikasi
kelompok pelanggan.
Untuk Kelompok Khusus yang bukan pelanggan tetap tarifnya ditetapkan
lebih lanjut dengan negosiasi harga dan dituangkan dalam Surat Perjanjian
Kerja (SPK).
9
Pasal 9
Biaya Tetap Setiap Bulan
No.
Jasa Yang Diberikan
1
2
a.
b.
Tarif
(Rp.)
3
Administrasi :
1. Rekening dengan nilai sampai dengan Rp. 100.000,2. Rekening dengan nilai diatas Rp. 100.000,Pemeliharaan Meter Air :
1. Meter Air Berdiameter 13 mm
2. Meter Air Berdiameter 20 mm
3. Meter Air Berdiameter 25 mm
4. Meter Air Berdiameter 40 mm
5. Meter Air Berdiameter 50 mm
6. Meter Air Berdiameter 75 mm
7. Meter Air Berdiameter 100 mm
5.000,30.000,-
5.000,7.800,20.000,44.000,72.400,79.600,102.000,-
Pasal 10
Denda
Denda dikenakan pada pelanggan atas keterlambatan perlunasan rekening air
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pembayaran rekening air dilakukan dari tanggal 1 s.d. 20 untuk pemakaian
air bulan sebelumnya tidak dikenakan denda.
b. Untuk pembayaran tanggal 21 s.d. 30/31 untuk pemakaian air bulan
sebelumnya dikenakan denda sebesar 10% dari nilai rekening.
c.
Untuk pembayaran pada bulan sesudahnya dikenakan denda sebesar 25%
dari nilai rekening.
d. Keterlambatan bulan kedua sambungan air diputus sementara, dan
dikenakan biaya penyambungan kembali.
e.
Bila 3 (tiga) bulan setelah pemutusan sementara tidak dilakukan pelunasan
tunggakan rekening, sambungan air akan diputus permanen dan
penyambungan kembali diperhitungkan sebagai pelanggan baru setelah
tunggakan diselesaikan.
Pasal 11
Biaya Lain-lain
No.
Jasa Yang Diberikan
1
2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Balik Nama
Segel Meter
Segel Meter Yang Diputus Pelanggan
Tera Meter Atas Permintaan Pelanggan
Pemeriksaan Air Pada Laboratarium :
- Sumur Terbuka
- Sumur Bor
Penggantian Kartu Meter Yang Hilang
Penyambungan Kembali
Pengrusakan Water Meter
Tarif
(Rp.)
3
75.000,20.000,250.000,25.000,500.000,500.000,20.000,300.000,Tanggung Jawab Pelanggan
10
Pasal 12
Biaya Langganan Baru
No.
Jasa Yang Diberikan
1
2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Permohonan Sambungan Baru
Uang Jaminan :
- Golongan Sosial dan Non Niaga
- Golongan Niaga dan Industri
- Golongan Khusus
Biaya Material Penyambungan Baru :
- Penyambungan Pipa “13 mm”
- Penyambungan Pipa “20 mm”
- Penyambungan Pipa “25 mm”
- Penyambungan Pipa “40 mm”
- Penyambungan Pipa “50 mm”
- Penyambungan Pipa di atas “50 mm”
Pembuatan Rencana Penyambungan Baru
- Golongan Sosial dan Non Niaga
- Golongan Niaga dan Industri
- Golongan Khusus
- Survey Langganan Baru
- Biaya Gambar Sambungan Baru
Biaya Kerja
- Galian Tanah Biasa
- Galian Tanah Keras
- Galian Tanah Pakai Alat
Pemotongan dan Penyambungan Pipa
- Pipa “13 mm”
- Pipa “20 mm” s.d. “50 mm”
- Pipa ukuran di atas “50 mm”
Penyambungan dengan Tee
Penyambungan dengan Bor
Pemasangan Meter Air
Pengawasan Pekerjaan
Pengetesan
Banyaknya bahan dan peralatan untuk 1 (satu)
Sambungan Baru dihitung berdasarkan
kebutuhan masing-masing dan sesuai harga
pasar yang berlaku pada saat pemasangan
Tarif
(Rp.)
3
30.000,50.000,150.000,300.000,50.000,75.000,150.000,300.000,2.500.000,3.500.000,25.000,50.000,150.000,25.000,25.000,15.000/M3
30.000/M3
150.000/M3
10.000/M
20.000/M
30.000/M
50.000,70.000,25.000,30.000,30.000,-
Pasal 13
Biaya pemeliharaan instalator sebesar Rp. 2.500.000,Pasal 14
Dalam hal pemasangan sambungan baru, bahan dan peralatan yang digunakan
dihitung berdasarkan kebutuhan dan disesuaikan dengan harga pasar yang
berlaku saat pemasangan.
11
BAB VI
TATA CARA PEMASANGAN BARU
(1)
(2)
(3)
Pasal 15
Pemohon/calon pelanggan mengajukan permohonan kepada PDAM atau
perusahaan mitra dengan mengisi blanko yang telah disediakan dan
memasukannya kepada petugas yang khusus untuk itu.
Blanko sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilampiri dengan
gambar situasi.
Dalam hal sambungan baru tidak dapat dilunasi sekaligus, pemohon
diberikan kesempatan mengangsur paling banyak 3 (tiga) kali yang
diperhitungkan dari biaya langganan baru sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12.
BAB VII
HAK DAN KEWAJIBAN
Bagian Pertama
Perusahaan
(1)
(2)
(3)
Pasal 16
PDAM maupun mitranya berhak untuk :
a. Memasang pipa saluran melintasi dibawa jalan umum dan pekarangan
rumah perorangan, badan maupun instansi pemerintah sipil maupun
militer.
b. Membongkar setiap penghalang yang merintangi jalanya pipa saluran
air.
c. Memutuskan distribusi air pada saluran rumah pelanggan yang tidak
membayar dan melunasi pemakaian M3 air sesuai kewajibannya.
PDAM maupun mitranya berkewajiban untuk :
a. Menyediakan air yang memenuhi standar baku air minum/bersih sesuai
mutu dan keandalan yang berlaku.
b. Memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada pelanggan dan
memperhatikan hak-hak pelanggan sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku dibidang perlindungan konsumen.
c. Menjaga tetap berfungsinya instalasi air dengan baik dan mencegah
kebocoran air pada pipa-pipa penyaluran.
d. Menjaga kelestarian lingkungan hidup pada sumber-sumber mata air
yang dimanfaatkan sebagai sumber air baku perusahaan.
Dalam melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf
a dan b, perusahaan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
pihak yang berhak atas tanah dan pekarangan serta bangunan yang akan
dilewati pipa saluran air.
Bagian Kedua
Pelanggan
(1)
Pasal 17
Pelanggan air mempunyai hak untuk :
a. Mendapatkan pelayanan yang baik.
12
(2)
b. Mendapat distribusi air secara terus menerus dengan mutu yang baik.
c. Memperoleh air dengan harga yang wajar.
Pelanggan air berkewajiban untuk :
a. Menjaga setiap instalasi air yang digunakan untuk penyaluran air.
b. Menggunakan atau memasang meteran air pada pipa sambungan
rumah.
c. Memanfaatkan air sesuai klasifikasi pelanggan dan blok konsumsi.
d. Membayar dan melunasi setiap pemakaian M3 air sesuai klasifikasi
pelanggan dan blok konsumsi sesuai waktu yang ditentukan dalam
bulan berjalan.
Pasal 18
Selain hak dan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, pelanggan
juga diharuskan memiliki kartu pelanggan sebagai tanda bukti berlangganan
dan kartu meter langganan air guna mencatat besarnya pemakaian M3 air.
BAB VIII
TATA CARA PEMUNGUTAN DAN PEMBAYARAN TARIF
(1)
(2)
(3)
Pasal 19
Tarif terhutang dipungut dengan menggunakan Surat Bukti Tagihan
Rekening Air Minum (SBTRAM) atau dokumen lain yang dipersamakan.
Pembayaran tarif terhutang harus dilunasi sekaligus mulai tanggal 1 s.d. 20
setiap bulan berjalan.
Pembayaran tarif dilakukan di loket pembayaran PDAM atau tempat lain
yang ditunjuk.
Pasal 20
Dalam hal pembayaran dilakukan di tempat lain yang ditunjuk bagi pelanggan
PDAM, maka hasil pungutan tarif air wajib disetor ke Bendaharawan PDAM
selambat-lambatnya dalam 1x24 jam.
BAB IX
SANKSI
Pasal 21
Bagi pelanggan yang dengan sengaja atau lalai membayar tarif sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 dikenakan sanksi administrasi.
BAB X
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 22
(1) Agar Peraturan Bupati ini dapat dilaksanakan dengan baik dan efektif
terlebih dahulu diadakan sosialisasi oleh PDAM maupun Perusahaan
mitranya kepada masyarakat atau pelanggan PDAM.
(2) Sosialisasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini berlangsung
sejak ditetapkanya Peraturan Bupati selama 30 (tiga puluh) hari kerja.
13
BAB XI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 23
Pada saat ditetapkannya Peraturan Bupati ini dan selama sosialisasi
berlangsung sesuai tenggang waktu sebagaimana dimaksud pada Pasal 22 ayat
(2), berlaku tarif lama.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
(1)
(2)
Pasal 24
Pada saat berlakunya Peraturan Bupati ini, Keputusan Bupati Maluku
Tenggara Nomor 342 Tahun 2004 tentang Tarif Air Minum Dalam Daerah
Kabupaten Maluku Tenggara dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Maluku
Tenggara.
Ditetapkan di Langgur
pada tanggal
1 Juli 2013
BUPATI MALUKU TENGGARA,
Cap/Ttd.
ANDERIAS RENTANUBUN
Diundangkan di Langgur
pada tanggal
1
Juli 2013
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN MALUKU TENGGARA,
Cap/Ttd.
PETRUS BERUATWARIN
BERITA DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA TAHUN 2013 NOMOR 8.K
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Bagian Hukum dan HAM
P. B. Roy Rahajaan, SH, M.Si
Pembina Tingkat I
NIP. 19680529 198803 1 004
BUPATI MALUKU TENGGARA
PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA
NOMOR
8.K TAHUN 2013
TENTANG
TARIF AIR MINUM PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM
KABUPATEN MALUKU TENGGARA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI MALUKU TENGGARA,
Menimbang
Mengingat
: a.
bahwa sehubungan dengan kenaikan harga Bahan Bakar
Minyak (BBM) yang berdampak pada kenaikan beban listrik
maka dalam rangka upaya peningkatan pelayanan air
minum
kepada
masyarakat,
serta dalam
rangka
mengurangi beban pengeluaran terkait dengan dampak
kemahalan, maka perlu meninjau kembali Keputusan
Bupati Maluku Tenggara Nomor 01 Tahun 2006 tentang
Penetapan Tarif Air Minum pada Perusahaan Daerah Air
Minum Kabupaten Maluku Tenggara untuk disesuaikan;
b.
bahwa untuk mengatur besaran tarif air minum pada
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Maluku
Tenggara, diperlukan penjabaran dalam bentuk Peraturan
Bupati;
c.
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan
Bupati tentang Penetapan Tarif Air Minum Pada
Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Maluku
Tenggara;
: 1.
Undang-Undang Nomor 60 Tahun 1958 tentang Penetapan
Undang-Undang Darurat Nomor 23 Tahun 1957 Tentang
Pembentukan Daerah-daerah Swatantra Tingkat II Dalam
Wilayah Daerah Swatantra Tingkat I Maluku Sebagai
Undang-Undang (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor
111, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1645);
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 1962 Nomor 10,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 2387);
2.
2
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Undang-Undang
Nomor
8
Tahun
1999
tentang
Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Tahun 1999
Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3821);
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber
Daya Air (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 32,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4377);
Undang-Undang
Nomor
32
Tahun 2004
tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437),
sebagaimana telah diubah beberapa kali dengan perubahan
terakhir Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4844);
Undang-Undang
Nomor
33
Tahun 2004
tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 126,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438);
Undang-Undang
Nomor
12
Tahun 2011
tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran
Negara Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 5234);
Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1952 tentang
Pembubaran Daerah Maluku Selatan dan Pembentukkan
Daerah Maluku Tengah dan Daerah Maluku Tenggara
(Lembaran Negara Tahun 1952 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 264);
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran
Negara Tahun 2005 Nomor 33, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4490);
Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005
Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593);
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006
tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif
Air Minum Pada Perusahaan Daerah Air Minum;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2007
tentang Organ dan Kepegawaian Perusahaan Daerah Air
Minum;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999
tentang Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air
Minum;
Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor 8
Tahun 2000 tentang Pedoman Akuntansi Perusahaan
Daerah Air Minum;
3
16. Peraturan Daerah Tingkat II Kabupaten Maluku Tenggara
Nomor 03 Tahun 1989 tentang Pendirian Perusahan
Daerah Air Minum Kabupaten Daerah Tingkat II Maluku
Tenggara, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Daerah Tingkat II Kabupaten Maluku Tenggara Nomor 05
Tahun 1993 tentang Perubahan Pertama Atas Peraturan
Daerah Tingkat II Kabupaten Maluku Tenggara Nomor 03
Tahun 1989 tentang Pendirian Perusahan Daerah Air
Minum Kabupaten Daerah Tingkat II Maluku Tenggara;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
PERATURAN BUPATI TENTANG TARIF AIR MINUM PADA
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN MALUKU
TENGGARA.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksudkan dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Maluku Tenggara.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara.
3. Bupati adalah Bupati Maluku Tenggara.
4. Perusahaan Daerah Air Minum, yang selanjutnya disebut PDAM adalah
Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Maluku Tenggara.
5. Badan Pengawas adalah Badan Pengawas Perusahaan Daerah Air Minum
Kabupaten Maluku Tenggara.
6. Tarif Air Minum adalah besaran biaya yang dibebankan kepada pelanggan
berdasarkan tingkat penggunaan.
7. Standar Kebutuhan Pokok Air Minum adalah kebutuhan air sebesar
10M3/Kepala Keluarga/Bulan atau 60 Liter/Orang/Hari atau sebesar
satuan volume lainnya yang ditetapkan lebih lanjut oleh Kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan.
8. Biaya Usaha adalah total biaya untuk menghasilkan Air Minum yang
mencakup biaya sumber air, biaya pengolahan air, biaya transmisi dan
distribusi, biaya kemitraan dan biaya umum administrasi.
9. Biaya Dasar adalah biaya usaha dibagi volume air terproduksi dikurangi
volume kehilangan air standar.
10. Tarif Air Minum PDAM, yang selanjutnya disebut Tarif adalah kebijakan
harga jual air minum setiap meter kubik (M3) atau satuan volume lainnya
sesuai kebijakan yang ditentukan oleh Kepala Daerah dan PDAM yang
bersangkutan.
11. Tarif Dasar adalah tarif yang nilainya sama atau ekuivalen dengan biaya
dasar.
12. Tarif Rata-rata adalah total pendapatan tarif dibagi volume air terjual.
4
BAB II
TUJUAN
Pasal 2
Penetapan Tarif bertujuan untuk pemulihan biaya (cost recovery),
mengembalikan atau menutupi sebahagian atau seluruh biaya operasional dan
pengembangan usaha perusahaan.
BAB III
DASAR KEBIJAKAN PENETAPAN TARIF
(1)
(2)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Pasal 3
Penetapan besarnya tarif didasarkan pada prinsip :
a. Keterjangkauan dan keadilan;
b. Mutu pelayanan;
c. Pemulihan biaya;
d. Efesiensi pemakaian air;
e. Transparansi dan akuntablitas;
f. Perlindungan air baku.
Penetapan tarif berdasarkan prinsip-prinsip pada ayat (1) diarahkan untuk
mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2.
Pasal 4
Tarif untuk standar kebutuhan air minum harus terjangkau oleh daya beli
masyarakat pelanggan yang berpenghasilan sama dengan Upah Minimum
Regional (UMR) Daerah yaitu apabila pengeluaran rumah tangga untuk
memenuhi standar kebutuhan pokok air minum kepada masyarakat
pelanggan.
Prinsip keadilan dalam penerapan hanya dapat dicapai melalui penerapan
tarif deferensiasi dengan subsidi silang antar kelompok pelanggan.
Penetapan tarif perlu mempertimbangkan keseimbangan dengan tingkat
mutu pelayanan yang diterima oleh pelanggan.
Pendapatan PDAM harus memenuhi prinsip pemulihan biaya secara penuh
(full cost recovery) yaitu hasil perhitungan tarif rata-rata minimal sama
dengan biaya dasar.
Untuk pengembangan pelayanan air minum, tarif rata-rata harus menutupi
biaya dasar ditambah tingkat keuntungan yang wajar.
Tingkat keuntungan yang wajar sebagaimana yang dimaksud pada ayat (5)
adalah 10% (sepuluh persen) ratio laba terhadap aktiva produktif.
Efisiensi pemakaian air dicapai antara lain melalui penerapan tarif progresif
yang dikenakan pada pelanggan yang konsumsinya melebihi standar
kebutuhan pokok air minum sesuai blok konsumsi penggunaan air.
Prinsip transparansi adalah bahwa informasi yang berkaitan dengan
perhitungan dan penetapan tarif harus disampaikan secara jelas kepada
pemangku kepentingan dan jaringan secara sungguh-sungguh aspirasi dari
mereka.
Perhitungan tarif yang akuntabel dimaksudkan bahwa landasan
perhitungan muda dipahami dan dapat dipertanggungjawabkan.
5
(10) Perhitungan tarif harus mempertimbangkan perlindungan dan pelestarian
fungsi sumber air atau perlindungan terhadap air baku untuk jangka
panjang.
BAB IV
PERHITUNGAN DAN PROYEKSI BIAYA USAHA DAN BIAYA DASAR
(1)
(2)
(3)
(4)
Pasal 5
Biaya dasar yang diperlukan untuk memproduksi setiap meter kubik air
minum dihitung atas dasar biaya usaha dibagi dengan volume air
terproduksi dikurangi volume kehilangan air standar dalam periode satu
tahun.
Biaya usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung dengan
menjumlahkan seluruh biaya pengolahan PDAM yang meliputi biaya
sumber air, biaya pengolahan air, biaya transmisi dan distribusi biaya
kemitraan, biaya umum dan administrasi dan biaya keuangan dalam
periode satu tahun.
Volume air terproduksi dihitung berdasarkan total volume air yang
dihasilkan oleh sistem produksi yang siap didistribusikan kepada konsumen
dalam periode satu tahun.
Volume kehilangan air standar dihitung berdasarkan standar persentase
yang ditetapkan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
dibidang sumber daya air dikalikan proyeksi volume air terproduksi.
BAB V
KLASIFIKASI PELANGGAN DAN TARIF
Bagian Pertama
Klasifikasi Pelanggan
(1)
(2)
Pasal 6
Proyeksi volume kehilangan air standar dihitung berdasarkan standar
persentase yang ditetapkan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan dibidang sumber daya air dikalikan proyeksi volume air
terproduksi.
Golongan pelanggan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diklasifikasikan
dalam kelompok pelanggan yaitu :
a. Kelompok I
yaitu golongan pelanggan yang setiap harinya
memberikan kepentingan umum khususnya bagi
masyarakat, terdiri dari :
1. Rumah Ibadah
2. Hidran/kran umum yang menggunakan saluran
distribusi
3. MCK
4. WC Umum
b. Kelompok II
yaitu golongan pelanggan yang setiap harinya
memberikan pelayanan kepentingan umum khusus
bagi masyarakat, terdiri dari :
1. Panti Rehabilitasi Cacat
6
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
c. Kelompok III
Kelompok III.A
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Panti Asuhan
Rumah Jompo
Rumah Cacat
Yayasan Sosial
Penitipan Anak
PMI
Rumah Sangat Sederhana (RSS)
Sekolah Negeri/Sekolah Swasta
Rumah Sakit Umum Pemerintah/Puskesmas
Rumah Sakit Swasta
terdiri dari :
Rumah Sederhana (RS)
Rumah Semi Permanen
Rumah Tangga Ekonomi Lemah/Kecil
Rumah Permanen
KPR/BTN
Real Estate
Rumah Mewah
Rumah Tangga Golongan Ekonomi Elit
Kelompok III.B
1.
2.
3.
4.
5.
terdiri dari :
Instansi Pemerintah
Kantor/Lembaga/Instansi Pemerintah
Universitas Pemerintah/Swasta
Rumah Jabatan Yang Dibiayai Negara
Instansi TNI/POLRI terdiri dari :
- Kantor/Lembaga TNI/POLRI
- Sarana TNI/POLRI
- Asrama/Rumah Jabatan Yang Dibayar Terpusat
- Rumah Sakit TNI/POLRI
- Koperasi TNI/POLRI
6. Balai Latihan/Instansi Swasta terdiri dari :
- Instansi/Kantor Swasta
- Lembaga Swadaya
- Lembaga Internasional
- Balai Latihan
7. Asrama Haji
8. Sporthall
d. Kelompok IV
Kelompok IV.A terdiri dari :
1. Apotik
2. BUMD
3. Losmen
4. Restoran
5. Bioskop
6. Department Store
7. Diskotik/Night Club
dan
7
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
Perusahaan Expedisi
Perusahaan Pelayaran dan Penerbangan
Money Changer
Plaza
Kerajinan Rumah Tangga
Peternakan Kecil/Unggas
Kerajinan Tangan
Industri Kecil lainnya
Warung/Rumah Kopi
Toko Obat
Sanggar Seni
Servis Motor
Servis Elektronik
Salon
Pangkas Rambut
Sub Agen Penjualan Tiket
Rumah Toko
Percetakan
Rumah Kantor
Kelompok IV.B terdiri dari :
1. Toko
2. Hotel Kelas Bintang
3. Super Market/Swalayan
4. Praktek Umum/Kebidanan
5. Home Industry
6. Persewaan/Rental
7. Jual Beli Barang Bekas
8. Usaha Meubel
9. Kerajinan Tangan
10. Bengkel
11. Rumah Makan
12. Klinik Swasta
13. Toko Grosir Bahan Campuran
14. Toko Grosir Bahan Bangunan
15. Hotel Kelas Melati
16. Tempat Servis/Cuci Mobil
17. Praktek Kelompok/Spesialis/Rumah Bersalin
18. Show Room Sepeda Motor
19. Kantor Perusahaan
20. Kolam Renang
21. Variasi Mobil
22. Panti Pijat
23. SPBU
24. Industri Otomotif
25. Industri Perikanan/Hasil Laut
26. Industri Kimia
27. Peternakan Besar
28. Pabrik Minuman Makanan
29. Konveksi
8
30.
31.
32.
33.
34.
Industri Kapal
Pengolahan Hasil Laut
Pabrik Es
Cold Storage
Pertambangan dan Industri Besar Lainnya
e. Kelompok Khusus terdiri dari :
1. Pertamina
2. Pelabuhan Laut
3. PLN
4. Pelabuhan Udara
5. Mobil Tangki
6. Dll
Bagian Kedua
Tarif
Pasal 7
Besarnya Tarif ditetapkan berdasarkan klasifikasi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 6 ayat (2) huruf a s.d. e sebesar :
Kelompok
Pelanggan
1
Blok Tarif
0-10 M3
11-20 M3
21-30 M3
30 M3
(Rp.)
(Rp.)
(Rp.)
(Rp.)
2
3
4
5
Kelompok I
2.000,-
2.000,-
2.000,-
2.000,-
Kelompok II
2.600,-
3.000,-
3.600,-
4.200,-
Kelompok III.A
3.000,-
3.400,-
4.000,-
4.600,-
Kelompok III.B
3.400,-
4.000,-
4.600,-
5.200,-
Kelompok IV.A
6.600,-
7.400,-
8.200,-
9.400,-
Kelompok IV.B
7.400,-
8.200,-
9.400,-
1.0200,-
28.000,-
28.000,-
28.000,-
28.000,-
Kelompok Khusus
Pasal 8
(1)
(2)
Untuk pemakaian 0-10 M3 dikenai minimal Tarif sesuai dengan klasifikasi
kelompok pelanggan.
Untuk Kelompok Khusus yang bukan pelanggan tetap tarifnya ditetapkan
lebih lanjut dengan negosiasi harga dan dituangkan dalam Surat Perjanjian
Kerja (SPK).
9
Pasal 9
Biaya Tetap Setiap Bulan
No.
Jasa Yang Diberikan
1
2
a.
b.
Tarif
(Rp.)
3
Administrasi :
1. Rekening dengan nilai sampai dengan Rp. 100.000,2. Rekening dengan nilai diatas Rp. 100.000,Pemeliharaan Meter Air :
1. Meter Air Berdiameter 13 mm
2. Meter Air Berdiameter 20 mm
3. Meter Air Berdiameter 25 mm
4. Meter Air Berdiameter 40 mm
5. Meter Air Berdiameter 50 mm
6. Meter Air Berdiameter 75 mm
7. Meter Air Berdiameter 100 mm
5.000,30.000,-
5.000,7.800,20.000,44.000,72.400,79.600,102.000,-
Pasal 10
Denda
Denda dikenakan pada pelanggan atas keterlambatan perlunasan rekening air
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Pembayaran rekening air dilakukan dari tanggal 1 s.d. 20 untuk pemakaian
air bulan sebelumnya tidak dikenakan denda.
b. Untuk pembayaran tanggal 21 s.d. 30/31 untuk pemakaian air bulan
sebelumnya dikenakan denda sebesar 10% dari nilai rekening.
c.
Untuk pembayaran pada bulan sesudahnya dikenakan denda sebesar 25%
dari nilai rekening.
d. Keterlambatan bulan kedua sambungan air diputus sementara, dan
dikenakan biaya penyambungan kembali.
e.
Bila 3 (tiga) bulan setelah pemutusan sementara tidak dilakukan pelunasan
tunggakan rekening, sambungan air akan diputus permanen dan
penyambungan kembali diperhitungkan sebagai pelanggan baru setelah
tunggakan diselesaikan.
Pasal 11
Biaya Lain-lain
No.
Jasa Yang Diberikan
1
2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Balik Nama
Segel Meter
Segel Meter Yang Diputus Pelanggan
Tera Meter Atas Permintaan Pelanggan
Pemeriksaan Air Pada Laboratarium :
- Sumur Terbuka
- Sumur Bor
Penggantian Kartu Meter Yang Hilang
Penyambungan Kembali
Pengrusakan Water Meter
Tarif
(Rp.)
3
75.000,20.000,250.000,25.000,500.000,500.000,20.000,300.000,Tanggung Jawab Pelanggan
10
Pasal 12
Biaya Langganan Baru
No.
Jasa Yang Diberikan
1
2
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Permohonan Sambungan Baru
Uang Jaminan :
- Golongan Sosial dan Non Niaga
- Golongan Niaga dan Industri
- Golongan Khusus
Biaya Material Penyambungan Baru :
- Penyambungan Pipa “13 mm”
- Penyambungan Pipa “20 mm”
- Penyambungan Pipa “25 mm”
- Penyambungan Pipa “40 mm”
- Penyambungan Pipa “50 mm”
- Penyambungan Pipa di atas “50 mm”
Pembuatan Rencana Penyambungan Baru
- Golongan Sosial dan Non Niaga
- Golongan Niaga dan Industri
- Golongan Khusus
- Survey Langganan Baru
- Biaya Gambar Sambungan Baru
Biaya Kerja
- Galian Tanah Biasa
- Galian Tanah Keras
- Galian Tanah Pakai Alat
Pemotongan dan Penyambungan Pipa
- Pipa “13 mm”
- Pipa “20 mm” s.d. “50 mm”
- Pipa ukuran di atas “50 mm”
Penyambungan dengan Tee
Penyambungan dengan Bor
Pemasangan Meter Air
Pengawasan Pekerjaan
Pengetesan
Banyaknya bahan dan peralatan untuk 1 (satu)
Sambungan Baru dihitung berdasarkan
kebutuhan masing-masing dan sesuai harga
pasar yang berlaku pada saat pemasangan
Tarif
(Rp.)
3
30.000,50.000,150.000,300.000,50.000,75.000,150.000,300.000,2.500.000,3.500.000,25.000,50.000,150.000,25.000,25.000,15.000/M3
30.000/M3
150.000/M3
10.000/M
20.000/M
30.000/M
50.000,70.000,25.000,30.000,30.000,-
Pasal 13
Biaya pemeliharaan instalator sebesar Rp. 2.500.000,Pasal 14
Dalam hal pemasangan sambungan baru, bahan dan peralatan yang digunakan
dihitung berdasarkan kebutuhan dan disesuaikan dengan harga pasar yang
berlaku saat pemasangan.
11
BAB VI
TATA CARA PEMASANGAN BARU
(1)
(2)
(3)
Pasal 15
Pemohon/calon pelanggan mengajukan permohonan kepada PDAM atau
perusahaan mitra dengan mengisi blanko yang telah disediakan dan
memasukannya kepada petugas yang khusus untuk itu.
Blanko sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilampiri dengan
gambar situasi.
Dalam hal sambungan baru tidak dapat dilunasi sekaligus, pemohon
diberikan kesempatan mengangsur paling banyak 3 (tiga) kali yang
diperhitungkan dari biaya langganan baru sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 12.
BAB VII
HAK DAN KEWAJIBAN
Bagian Pertama
Perusahaan
(1)
(2)
(3)
Pasal 16
PDAM maupun mitranya berhak untuk :
a. Memasang pipa saluran melintasi dibawa jalan umum dan pekarangan
rumah perorangan, badan maupun instansi pemerintah sipil maupun
militer.
b. Membongkar setiap penghalang yang merintangi jalanya pipa saluran
air.
c. Memutuskan distribusi air pada saluran rumah pelanggan yang tidak
membayar dan melunasi pemakaian M3 air sesuai kewajibannya.
PDAM maupun mitranya berkewajiban untuk :
a. Menyediakan air yang memenuhi standar baku air minum/bersih sesuai
mutu dan keandalan yang berlaku.
b. Memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada pelanggan dan
memperhatikan hak-hak pelanggan sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku dibidang perlindungan konsumen.
c. Menjaga tetap berfungsinya instalasi air dengan baik dan mencegah
kebocoran air pada pipa-pipa penyaluran.
d. Menjaga kelestarian lingkungan hidup pada sumber-sumber mata air
yang dimanfaatkan sebagai sumber air baku perusahaan.
Dalam melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf
a dan b, perusahaan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
pihak yang berhak atas tanah dan pekarangan serta bangunan yang akan
dilewati pipa saluran air.
Bagian Kedua
Pelanggan
(1)
Pasal 17
Pelanggan air mempunyai hak untuk :
a. Mendapatkan pelayanan yang baik.
12
(2)
b. Mendapat distribusi air secara terus menerus dengan mutu yang baik.
c. Memperoleh air dengan harga yang wajar.
Pelanggan air berkewajiban untuk :
a. Menjaga setiap instalasi air yang digunakan untuk penyaluran air.
b. Menggunakan atau memasang meteran air pada pipa sambungan
rumah.
c. Memanfaatkan air sesuai klasifikasi pelanggan dan blok konsumsi.
d. Membayar dan melunasi setiap pemakaian M3 air sesuai klasifikasi
pelanggan dan blok konsumsi sesuai waktu yang ditentukan dalam
bulan berjalan.
Pasal 18
Selain hak dan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13, pelanggan
juga diharuskan memiliki kartu pelanggan sebagai tanda bukti berlangganan
dan kartu meter langganan air guna mencatat besarnya pemakaian M3 air.
BAB VIII
TATA CARA PEMUNGUTAN DAN PEMBAYARAN TARIF
(1)
(2)
(3)
Pasal 19
Tarif terhutang dipungut dengan menggunakan Surat Bukti Tagihan
Rekening Air Minum (SBTRAM) atau dokumen lain yang dipersamakan.
Pembayaran tarif terhutang harus dilunasi sekaligus mulai tanggal 1 s.d. 20
setiap bulan berjalan.
Pembayaran tarif dilakukan di loket pembayaran PDAM atau tempat lain
yang ditunjuk.
Pasal 20
Dalam hal pembayaran dilakukan di tempat lain yang ditunjuk bagi pelanggan
PDAM, maka hasil pungutan tarif air wajib disetor ke Bendaharawan PDAM
selambat-lambatnya dalam 1x24 jam.
BAB IX
SANKSI
Pasal 21
Bagi pelanggan yang dengan sengaja atau lalai membayar tarif sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 dikenakan sanksi administrasi.
BAB X
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 22
(1) Agar Peraturan Bupati ini dapat dilaksanakan dengan baik dan efektif
terlebih dahulu diadakan sosialisasi oleh PDAM maupun Perusahaan
mitranya kepada masyarakat atau pelanggan PDAM.
(2) Sosialisasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini berlangsung
sejak ditetapkanya Peraturan Bupati selama 30 (tiga puluh) hari kerja.
13
BAB XI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 23
Pada saat ditetapkannya Peraturan Bupati ini dan selama sosialisasi
berlangsung sesuai tenggang waktu sebagaimana dimaksud pada Pasal 22 ayat
(2), berlaku tarif lama.
BAB XI
KETENTUAN PENUTUP
(1)
(2)
Pasal 24
Pada saat berlakunya Peraturan Bupati ini, Keputusan Bupati Maluku
Tenggara Nomor 342 Tahun 2004 tentang Tarif Air Minum Dalam Daerah
Kabupaten Maluku Tenggara dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Maluku
Tenggara.
Ditetapkan di Langgur
pada tanggal
1 Juli 2013
BUPATI MALUKU TENGGARA,
Cap/Ttd.
ANDERIAS RENTANUBUN
Diundangkan di Langgur
pada tanggal
1
Juli 2013
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN MALUKU TENGGARA,
Cap/Ttd.
PETRUS BERUATWARIN
BERITA DAERAH KABUPATEN MALUKU TENGGARA TAHUN 2013 NOMOR 8.K
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Bagian Hukum dan HAM
P. B. Roy Rahajaan, SH, M.Si
Pembina Tingkat I
NIP. 19680529 198803 1 004