2011 PERTANIAN SEBAGAI INDUSTRI YANG BERKELANJUTAN

MENGEMBALIKAN FUNGSI PERTANIAN
SEBAGAI INDUSTRI YANG BERKELANJUTAN(1)
Judul asli:Making Agriculture A Sustainable Industry.

Oleh: Brady, N.C
Alih Bahasa oleh : Parlindungan Lumbanraja(2)
Semakin bertambahnya kesadaran bahwa sitem pertanian harus
mampu memenuhi kebutuhan manusia bukan hanya untuk saat ini saja,
tetapi harus juga memikirkan apa yang harus disediakan bagi generasi
berikuitnya satu dekade atau bahkan satu abad kemudian dari sekarang.
Pertanian berkelanjutan menjadi suatu topik yang sedang di idamidamkan orang saat ini. Limapuluh tahun yang lalu mungkin pertanian
berkelanjutan ini bukanlah merupakan suatu topik yang mendapat
perhatian dari masyarakat, sebab pada masa-masa tersebut belumlah
terlihat adanya gejala penggunaan yang berlebihan atau tidak terkendali
dari sumberdaya lahan dalam memproduksi kebutuhan manusia. Barulah
kira-kira pada era 1960an para ahli sudah mulai mempertimbangkan
bagaimana akan mengatasi, mencegah terjadinya kelaparan besar yang
mereka perkirakan pasti akan timbul, (Brady, 1990).
Adapun fokus dari Revolusi Hijau pada masa itu hanya bertujuan
untuk mendapatkan cara bagaimana memproduksi sumber pangan
sebesar-besarnya, secara khusus untuk gandum dan padi yang mana

penggunaan lahan untuk kedua komoditi ini masih dianggap penggunaan
lahan tertutup, sehingga tidak terlalu menimbulkan erosi sebagaimana
terjadai pada pertanaman pada lahan dengan tanaman yang ditanam
dalam baris tanam dengan sebagian besar permukaan tanah terbuka
terhadap faktor-faktor iklim yang mengakibatkan erosi. Pemikiran ke arah
tindakan pengolahan lahan dengan tujuan konservasi belumlah mendapat
tempat pada saat itu, melainkan kebutuhan untuk memenuhi bahan
pangan pada saat itu saja yang menjadi prioritas mereka.
(1)Mengembalikan Fungsi Pertanian Sebagai Industri Yang Berkelanjutan, 2011;
(2)Parlindungan Lumbanraja: Staf Pengajar di PS Agroekoteknologi; Fakultas
Pertanian Universitas HKBP Nommensen- Medan .Karya Ilmiah.
Page 1

Saat ini, keberlanjutan pertanian sudah menjadi issu utama secara
Internasional. Sejumlah pakar dan orang awam sekalipun sudah mulai
menunjukkan kecenderungannya untuk menekankan keperdulian
terhadap pola pertanian yang menerapkan konservasi sumberdaya lahan
maupun lingkungan.
Sebagian dari mereka menyoroti tentang penggunaan pupuk kimia
dan pestisida; sebagian lagi menunjukkan keperduliannya terhadap

konservasi tanah dan air. The Rodale Institute and the Soil and Water
Conservation Society telah menyuarakan dengan berbagai cara mereka
tentang masalah ini beberapa tahun terakhir, dengan konsep pertanian
regeneratifnya, sehingga tidak dapat dielakkan bahwa memang kita telah
mengetahui akan hal ini.
Saat ini , walaupun masih banyak perdebatan tentang efektivitas
pengurangan pola pengolahan tanah, namun lebih kurang empatpuluh
persen dari petani tanaman pangan di Amerika telah menerapkan pola ini,
dengan pengakuan bahwa mereka memang termotovasi untuk
mengadopsinya karena berbagai penjelasan yang telah mereka terima.
Namun mereka mengakui pula bahwa kemunculan faktor-faktor
konservasi kepada masyarakat petani dengan pola mekanisasi seperti di
Amerika dan negara-negara maju lainnya dipicu oleh kenaikan harga
bahan bakar minyak, dan tersedianya herbisida untuk mengatasi
permasalahan gulma. Karena penggunaan herbisida ini dapat mengurangi
penggunaan mesin-mesin alat berat yang dijalankan diatas tanah
pertanian mereka melalui penerapan pola pengolahan tanah minimum,
sehingga selain menghemat bahan bakar minyak, pengaruh lain adalah
terjadinya penurunan pemadatan tanah dan yang diikuti juga penurunan
erosi tanah dan aliran permukaan secara drastis. Namun demikian mereka

juga mulai mempertimbangkan efek jangka panjang dari penggunaan
herbisida dalam usaha pertanian dan aliran permukaan.
Kemunculan pengetahuan tentang apa yang disebut dengan efek
rumahkaca yang mana hal ini dipicu oleh pengrusakan hutan sebagai
dampak dari pembakaran yang digunakan dalam proses pembukaan lahan
(1)Mengembalikan Fungsi Pertanian Sebagai Industri Yang Berkelanjutan, 2011;
(2)Parlindungan Lumbanraja: Staf Pengajar di PS Agroekoteknologi; Fakultas
Pertanian Universitas HKBP Nommensen- Medan .Karya Ilmiah.
Page 2

yang telah terbukti merupakan sumber karbondioksida terbesar yang
diketahui. Seperti diutarakan olah (Brady, 1990) diperkirakan bahwa lebih
dari tigaratus juta orang diseluruh dunia menjalankan pertanian untuk
memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan cara pembukaan lahan
tebang bakar hutan-hutan tropika hanya untuk menghasilkan sejumlah
kecil tanaman pangan yang mereka butuhkan. Setelah problem yang
ditimbulkan pola tebang bakar ini menjadi permasalahan global, mulailah
timbul kesadaran yang membawa kepada pemikiran yang serius bahwa
peningkatan produksi tanaman pangan haruslah diusahakan dari lahan
pertanian yang sudah ada bukannya dari pertanaman pada lahan baru

yang akan dibuka.
Kita akui bahwa pernah kita berfikir bahwa hutan tersedia dan siap
dibuka untuk keperluan pertanian seolah-olah bahwa hutan itu sendiri
tidak mempunyai fungsi penting yang sangat urgen. Cara berfikir demikian
sedah mulai berubah. Dan kita secara mengejutkan mulai menyadari
bahwa masalah lingkungan yang sangat serius timbul ketika vegetasi
hutan mulai dibersihkan hanya untuk mengubahnya menjadi pertanian.
Kita harus mendapatkan cara meningkatkan produksi bahan makanan
dengan tanpa menggantungkan harapan kepada perluasan lahan. Hal ini
pernah dibuktikan olah pertanian Amerika Serikat yaitu pada tahun 19851987 mereka mengalami surplus pangan. Namun demikian beberapa
waktu kemudian kebijakan dari Agency for International Development
(AID) Amerika Serikat ini mendapat kecaman dari kongres Amerika Serikat
sendiri sebagai akibat dari program bantuan yang mereka lakukan untuk
memampukan beberapa negara berkembang dalam memajukan pertanian
mereka seperti Indonesia, India, Philipphin dan berbagai negara lainnya
yang memang terbukti karena bantuan ini mereka menjadi mampu
meningkatkan produksi bahan pangan mereka, yang mengakibatkan
negara-negara berkembang tersebut tidak lagi membeli produk pertanian
dari Amerika.
Dua hal yang paling menentukan


(1)Mengembalikan Fungsi Pertanian Sebagai Industri Yang Berkelanjutan, 2011;
(2)Parlindungan Lumbanraja: Staf Pengajar di PS Agroekoteknologi; Fakultas
Pertanian Universitas HKBP Nommensen- Medan .Karya Ilmiah.
Page 3

Ada dua hal yang dianggap paling menentukan yang sangat
dibutuhkan dan sangat menentukan dalam keberhasilan dalam upaya
mempertahankan / menjadikan pertanian berkelanjutan.
Yang pertama adalah situasi jumlah penduduk, dan yang kedua adalah
pola fikir yang menyadari bahwa lahan yang saat ini tidak tanami dengan
tanaman pangan harus tetap dijaga agar tidak ditanami, jadi manusia tidak
boleh secara otomatis berpindah-pindah dan memulai pembukaan lahan
tersebut melalui penebangan dan pembakaran sebagai mana kebiasaan
yang mereka lakukan sebelumnya, walaupun dulu Amerika sendiripun
pada awalnya melakukan hal yang demikian.
Ledakan pertambahan penduduk era tahun 1940-an – 1960-an
belum berarti apa-apa jika dibandingkan dengan apa yang terjadi di dunia
pada tahun 1987, yang mana pada tahun itu saja 120 juta bayi lahir
kedudia dan 95 juta diantaranya adalah di negara-negara yang sedang

berkembang. Coba perhatikan prakiraan pertambahan penduduk hingga
tahun 2100 nanti, (Population Reference Bureau, 1986).
Tabel 1. Prakiraan Jumlah Penduduk Dunia pada Tahun 1986, 2000 dan
2100 dalam Milliard (Population Reference Bureau, 1986) dalam
Brady, 1990.
Tahun
Jumlah Penduduk Negara Maju
Jumlah Penduduk Negara Sedang Berkembang.

1986
1,2
3,8

2000
1,3
4,9

2100
1,4
9,0


Sebagai perbandingan bahwa di benua Asia adalah yang relatif
sangat padat karena tiga-perlima dari penduduk dunia tinggal disini.
Meskipun ada luas lahan di Amerika Latin dan Afrika belum ditanami,
namun lahan ini sebagian besar bahkan hampir seluruhnya tidak subur
dan rapuh. Tidak juga untuk daerah Eropa, ataupun di Amerika Utara yang
kebanyakan orang mengira ada tersedia berlimpah-limpah lahan yang baik
untuk digunakan namun juga hal ini tidaklah benar jika kita memasukkan
faktor lingkungan dalm pertimbangannya (Revelle, 1976)
(1)Mengembalikan Fungsi Pertanian Sebagai Industri Yang Berkelanjutan, 2011;
(2)Parlindungan Lumbanraja: Staf Pengajar di PS Agroekoteknologi; Fakultas
Pertanian Universitas HKBP Nommensen- Medan .Karya Ilmiah.
Page 4

Pembukaan hutan untuk pertanaman akan hanya memperbesar
pengrusakan terhadap sumberdaya ini yang memang pada dasarnya telah
berada dalam kondisi yang telah membahayakan kekayaannya yang tak
ternilai, yaitu berupa spesies unik dari daerah tersebut yang pada
dasarnya merupakan kekayaan biologi yang yang tidak tergantikan. Atas
dasar penelusuran yang dilakukan olah United Nations Food and

Agriculture Organization (FAO) yang menyarankan kepada sebagian besar
Negara-Negara Afrika yang mengusahakan lahan-lahan mereka melebihi
daya dukung lahan tersebut agar mulai bertindak sebaliknya. Amerika
Tengah juga mempunyai pengalaman pembalakan hutan yang sangat
ekstrim. Karena daerah ini pernah mengalami penghancuran hutan
mereka hanya dalam waktu kurang lebih tiga dekade seluruh hutan padat
yang pernah menutupi daerah ini habis dibabat (USAID Country
Environmental Profiles; Nations and Komer, 1983)
Pendekatan United States Agency for International Development
(USAID) untuk Pertanian Berkelanjutan
Para pakar dari The U.S Agency for International Development (AID)
secara resmi mengambil garis kebijakan yang tegas akan hal ini, dalam
keadaan pertanian dunia yang sedang terancam ini, mereka menawarkan
ada tiga hal penting yang menurut mereka mutlak perlu dalam
mewujudkan pertanian yang berkelanjutan. Pertama adalah peningkatan
pendapatan terutama bagi mereka yang miskin. Kedua adalah
memperluas ketersediaan pangan dan konsumsi, yang berarti
memperbanyak persediaan pangan melalui hasil produksi dan
meningkatkan pemasarannya. Ketiga adalah perlindungan dan perbaikan
terhadap sumberdaya alam.

Peningkatan Penghasilan
Peningkatan penghasilan ini secara langsung dipengaruhi oleh
kebijakan pemerintah dalam banyak hal, diantaranya dalam kepemilikan
atau hak pengelolaan lahan, harga, ketersediaan input yang dibutuhkan,
ketersediaan pasar yang efisien dan berbagai perangsang produksi
(1)Mengembalikan Fungsi Pertanian Sebagai Industri Yang Berkelanjutan, 2011;
(2)Parlindungan Lumbanraja: Staf Pengajar di PS Agroekoteknologi; Fakultas
Pertanian Universitas HKBP Nommensen- Medan .Karya Ilmiah.
Page 5

pertanian lainnya. Penetapan suatu perubahan yang mendasar, tetapi jika
tidak disertai oleh kebijakan yang tidak memadai akan bisa menjadi sangat
menimbulkan resiko yang besar pada negara-negara berkembang dan hal
ini merupakan suatu arena tersulit dalam upaya menawarkan bantuan
dari lembaga donor yang berminat untuk hal tersebut. Namun demikian
US-AID telah dapat meyakinkan pemerintahan negara Africa bahwa
dengan sifat yang lebih terbuka keadaan ekonomi negara ini akan dapat
dipaksa naik hanya dengan syarat membuka sistem perekonomian mereka
lebih terbuka dan berorientasi pasar. Petani akan mendapatkan harga
yang lebih tinggi, keterbukaan jalan untuk mendapatkan input pertanian

yang lebih efisien dan mudah dan berbagai perangsang lainnya yang
berguna untuk pertumbuhan tanaman usaha juga untuk memproduksi
lebih banyak lagi tanaman pangan apabila pemerintah mengurangi
tekanan dengan aturan-aturannya.
USAID secara khusus meyakinkan pemimpin negara-negara agar mau
mempertimbangkan kebijakan alternatif yang mampu untuk
meningkatkan produktivitas dan penghasilan para petani skala kecil dan
penduduk pedesaan.
Antara tahun 1980 dan 1986, sebagai contoh USAID telah bekerja
sama dengan pemerintah Zimbabwe melalui suatu program bantuan yang
dikenal dengan Agricultural Sector Assistance Programs. Dalam hal ini
lembaga ini mendukung pemerintah Zimbabwe dengan cara bantuan
teknologi yang dapat membantu untuk peningkatan penghasilan para
petani, misalnya dengan pemberian bibit jagung varietas hibrida, dan
disandingkan dengan penerapan teknologi yang telah mereka teliti
penerapannya kurang-lebih 15 tahun.
Pemerintah menetapkan harga tetap yang stabil, dan sejalan dengan
aturan mainnya, sebagian besar pertambahan hasil produksi jagung
hibrida dengan aplikasi pupuk dan teknologinya ini diharapkan akan
diperoleh dari para petani berskala besar. Para penentu kebijakan tidak

melakukan paksaan terhadap para petani berskala kecil, tetapi mereka
merasa terpaksa mau tidak mau harus mengikutinya, dan dari laporan
(1)Mengembalikan Fungsi Pertanian Sebagai Industri Yang Berkelanjutan, 2011;
(2)Parlindungan Lumbanraja: Staf Pengajar di PS Agroekoteknologi; Fakultas
Pertanian Universitas HKBP Nommensen- Medan .Karya Ilmiah.
Page 6

Haykin, (1987) ternyata memang hasilnya dapat meningkat sampai lebih
tiga kali lipat yaitu dari hasil sekitar 400.000 – 500.000 metric tons
pertahun pada tahun 1970-an menjadi 1,6 juta metric tons pada tahun
1985. Dan ini membuat negara Zimbabwe salah satu negara yang berhasil
memproduksi jagung sampai pada tingkat yang melebihi kebutuhan
mereka dan bahkan dapat dijual ke negara lain.
Hasil lain yang didapati di Zambia, dengan peningkatan teknologi yang
digunakan dan harga yang lebih tinggi membawa negara ini mendapat
peningkatan sampai 65% jumlah produksi jagung mereka yang sampai ke
pasar yaitu antara tahun 1983-1984 dan 1985-1986, dan sumbangan
partisipasi peningkatan produksi jagung yang sampai ke pasar dari petani
skala kecil meningkat dari 20% menjadi 60% (Haykin, 1987).
Penghapusan subsidi dan berbagai pembatasan terhadap usaha
pertanian di Somalia juga menghasilkan berbagai hasil peningkatan yang
serupa, karena ternyata pertanian jagung skala kecil dangan irigasi mampu
meningkatkan produksi dari 107.000 metric tons pada tahun 1970-an
menjadi 280.000 metric tons pada tahun 1985-an (Haykin, 1987). USAID
degan inisiatifnya ini telah membawa keberhasilan diberbagai negara
diseluruh dunia.
Peningkatan dalam produktivitas pertanian ini juga telah membawa
perkembangan bagi kesejahteraan bagi penduduk pedesaan yaitu sebagai
akibat dari inovasi teknologi, peningkatan pendapatan, maupun
terbukanya kesempatan untuk usaha pedesaan diluar sektor pertanian.
Untuk mendukung perkembangan kehidupan berusaha bagi kedua
komunitas perkotaan dan pedesaan USAID atas keputusan Kongren U.S,
memberikan prioritas kepada pengutamaan bantuan kepada perusahaanperusahaan skala kecil. Pada tahun 1988 saja Kongres Amerika serikat
memerintahkan untuk menggunkan 50 juta dollar U.S untuk pinjaman,
pelatihan, dan bantuan teknis untuk pengembangan perusahaanperusahaan skala kecil. Untuk memfasilitasi pembuatan petunjuk demi
keberhasilah program ini administratur USAID dalam menetapkan komite
penasehat yang terdiri dari para personal berpengalaman dalam bidang
(1)Mengembalikan Fungsi Pertanian Sebagai Industri Yang Berkelanjutan, 2011;
(2)Parlindungan Lumbanraja: Staf Pengajar di PS Agroekoteknologi; Fakultas
Pertanian Universitas HKBP Nommensen- Medan .Karya Ilmiah.
Page 7

bisnis, perbankan,
para kreditor suasta, konsultan manajemen,
pendidikan, dan berbagai bidang lainnya yang dianggap dapat memberi
kontribusi dalam usaha memajukan perusahaan skala kecil. Yang pada
akhirnya rumusan petuntuk yang mereka hasilkan meliputi beberapa hal
seperti: ukuran bisnis, target perusahaan, besarnya pinjaman, jumlah
wanita pemegang perusahaan, keterbukaan terhadap program pinjaman,
penguatan institusi untuk promosi bisnis lokal dan kebutuhan pelatihan
maupun bantuan fasilitasi kebutuhan tim ahli.
Pusat bantuan proyek, seperti Assistance to Resource Institution for
Enterprise Support (ARIES), yang sedang berjalan , dan Growth and Equity
Through Microenterprise Support (GEMINI), yang akan dijalankan secara
bersama pada akhirnya sangat membantu dalam mendisain,
mengimplementasi dan mengevaluasi perusahaan-perusahaan kecil dalam
melaksanakan usaha mereka dan bertindak sebagai pemasok utama bagi
keperluan bahan dan informasi usaha untuk mendapatkan data tentang
permasalahan yang dihadapi pada daerah yang akan terpengaruh
(manfaat ataupun dampak) dalam usaha peningkatan penghasilan
mereka. Peningkatan pendapatan yang dipacu oleh perubahan kebijakan,
perbaikan teknologi pertanian, dan berbagai alternatif usaha ekonomi
memampukan masyarakat meningkatkan taraf hidup mereka dalam
berbagi hal. Yang paling jelas adalah bahwa pendidikan primer dan
fasilitas kesehatan menjadi lenih dapat dijangkau.
Ketersediaan Pangan dan Kebutuhan
Masyarakat miskin menghabiskan sebagian besar penghasilannya
uyntuk memenuhi kebutuhan sehari-hari (Mackie, 1983), dan peningkatan
pendapatan akan membuat mereka mampu untuk membeli
dan
menikmati makanan yang lebih banyak. Namun demikian bahwa di
masyarakat negara-negara yang sedang berkembang dengan tingkat
penghasilan dan kesejahteraan yang sudah lumayan maju, hal yang terjadi
pada pola kehidupan masyarakat miskin di atas juga dapat terjadi kembali.

(1)Mengembalikan Fungsi Pertanian Sebagai Industri Yang Berkelanjutan, 2011;
(2)Parlindungan Lumbanraja: Staf Pengajar di PS Agroekoteknologi; Fakultas
Pertanian Universitas HKBP Nommensen- Medan .Karya Ilmiah.
Page 8

Pada suatu konferensi yang dispo sori oleh USAID’s Asia / Near East
Bureau, para ahli ekonomi menyuarakan suatu catatan peringatan: You
cannot say that foot production is no longger a problem in Asia. Disini
masih ada banyak manusia kelaparan bahkan melebihi jumlah dari yang
terjadi di Africa, dan kalau dulu ada beberapa negara di wilayah ini yang
mampu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sekarang ini tidak lagi
demikian sebagai akibat dari kejadian alam seperti kekeringan akibat dari
perubahan iklim yang tidak dapat diprediksi. Indonesia telah membeli
beras untuk mengganti persediaannya yang mulai menipis. India sudah
mengkonsumsi kembali kelebihan produksi jagung dan padi mereka.
Perjuangan untuk ketersediaan pangan di Asia dan bahkan dimana-mana
sudah pasti tidak akan pernah berakhir, dan kita harus tetap berusaha
melakukan berbagai hal untuk tetap berusaha dalam mengatasi kesulitan
ini.
Pertama-tama, kita harus tetap mempertahankan apa yang sudah
pernah kita hasilkan. Kita tidak perlu mendengar ocehan orang yang
mengatakan bahwa penelitian tentang beras dan gandum tidak ada
perlunya lagi. Mempertahankan penelitian demi penelitian harus terus
dilakukan agar dikemudian hari kita tidak akan terjungkal kebelakang,
tetapi terus maju dan memperkembangkan capaian-capaian yang telah
dihasilkan melalui Green Repolution.Kedua, kita harus memberi prioritas
utama dan perhatian yang terbesar terhadap tanaman pangan yang pada
dasarnya belum mendapat prioritas yang layak baik dalam upaya
produksinya maupun dalam hal praktek pemasarannya yang masih perlu
diteliti dan diuji peningkatannya. Masih dibutuhkan penelitian untuk
peningkatan komponen teknologi bagi penanaman sayur-sayuran, bijibijian kacang, pertanaman tuber dan bulbus, secara khusus untuk daerah
lahan pertanian darat. Hal lain yang masih perlu diteliti adalah daerahdaerah dengan kondisi air yang tidak memadai dan serangan hama dan
penyakit tanaman yang sangat intensiv. Penelitian juga diperlukan untuk
mengatasi berbagai hambatan yang terjadi sebagai akibat dari tanah yang
rusak misalnya timbulnya efek toksisitas dam faktor penghambat produksi
lainnya. Yang juga dianggap perlu untuk diteliti ialah bagaimana supaya
(1)Mengembalikan Fungsi Pertanian Sebagai Industri Yang Berkelanjutan, 2011;
(2)Parlindungan Lumbanraja: Staf Pengajar di PS Agroekoteknologi; Fakultas
Pertanian Universitas HKBP Nommensen- Medan .Karya Ilmiah.
Page 9

masyarakat maupun pemerintah memahami bagaimana pinjaman,
pemasaran dan kebijakan publik juga dapat mempengaruhi prosuksi
pangan.
Pemanfaatan teknologi maju terutama teknologibio (biotecnology)
secara khusus sangat dibutuhkan dalam upaya untuk mendapatkan
varietas-varietas baru yang dapat resisten terhadap kekeringan, penyakit
dan tanah asam adalah sangat menentukan. Dengan demikian bahwa
sebenarnya penelitian dengan teknologi maju ini sungguh lebih urgen bagi
pertanian pada negara-negara sedang berkembang dibandingkan
terhadap pertanian di negara-negara maju seperti Amerika Serikat
sendiri. Jika tanah kita asam, kita akan melakukan pengapuran. Tetapi
kenyataannya jika tanah di Afrika asam, mereka hanya akan menanam
tanaman usaha mereka apa adanya dengan tanaman yang mampu
tumbuh pada tanah tersebut dengan hasil apa adanya saja. Tanaman limebean, kedelai, ataupun cowpea yang pada dasarnya toleran terhadap
tanah asam akan mengakibatkan perbedaan yang sangat besar pada
lingkungan tersebut. Seorang yang bekerja di The International Raice
Research Institute (IRRI), setiap bertemu dengan koleganya yang bekerja
disebuah perusahaan pestisida, orang pestisida tersebut selalu berseloro
kepada peneliti IRRI tersebut bahwa ia berusaha mematikan perusahaan
dimana ia bekerja hanya karena peneliti IRRI tersebut sedang meneliti
varietas yang unggul terhadap belalang hijau, namun ia menjawab bahwa
peneliti tersebut hanya mencoba menolong orang miskin yang sebagai
petani ia tidak mampu membeli pestisida dalam mengusahakan
pertaniannya.
Saat ini, jaringan penelitian adalah sangat penting artinya terutama
agar penelitian dapat dilakukan dengan baik dan benar, secara khusus
penelitian dalam bidang bioteknologi agar dapat dilaksanakan dengan
fasilitas yang sangat akurat. Kerjasama antara para peneliti pada
Universitas-Universitas di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan
Internasional lainnya adalah penting. Kerjasama Pusat Penelitian
International dengan para ilmuwan di negara sedang berkembang adalah
(1)Mengembalikan Fungsi Pertanian Sebagai Industri Yang Berkelanjutan, 2011;
(2)Parlindungan Lumbanraja: Staf Pengajar di PS Agroekoteknologi; Fakultas
Pertanian Universitas HKBP Nommensen- Medan .Karya Ilmiah.
Page 10

hal yang esensial. Jaringan kerja sama antara Universitas-Universitas di
Amerika dengan para ilmuwan di negara sedang berkembang adalah
salahsatu program yang sedang dijalankan saat ini dalam kerjasama
melalui Collaborative Research Support Programs (CRSPS).
Dengan jalan usaha kerjasama ini dimanfaatkan teknologi bioteknologi
untuk menyelidiki berbagai jalan pemecahan atas berbagai permasalahan
pertanian maupun lingkungan yang sangat mendesak di negara-negara
sedang berkembang. Beberapa contohnya meliputi:


Colorado State University misalnya dengan program kerja kultur
jaringannya telah mampu mernghasilkan varietas padi yang toleran
terhadap berbagai masalah seperti tanah asam, tanah bergaram,
panas dan juga terhadap kekeringan. Setelah melalui tes uji
lapangan penanaman yang dilakukan di IRRI barulah hasil ini
disebarkan kemana-mana.
 U i ersity of Ha aii’s
elalui kordi asi kerjasa a de ga
duapuluhan Universitas di Amerika, bekerjasama dengan beberapa
pusat lembaga penelitian internasional dalam bidang pertanian
dalam upaya meningkatkan efisiensi organisma pemfiksasi nitrogen
dan produksi, distribusi, dan digunakan hampir di 30 negara sedang
berkembang.
 Dll.
Konservasi Sumberdaya Alam
Dampak dari peningkatan produksi pangan terhadap sumberdaya
alam telah menjadi pusat keperdulian baru-baru ini. Dalam kerjasama
dengan para peneliti lingkungan USAID berpendapat bahwa usaha
penanganan hal ini sangat dipengaruhi dan ditentukan peran
kepemimpinan dari para pemimpin dunia. Sebelum tahun 1981, telah ada
aktivitas lembaga ini dlam membantu negara-negara maju untuk
mengidentivikasi masalah lingkungannya dan faktor-faktor penyebabnya.
Dengan menggunakan profil lingkungan yang telah ada lembaga ini telah
membantu lebih dari 40 negara berkembang untuk mengkategorikan
(1)Mengembalikan Fungsi Pertanian Sebagai Industri Yang Berkelanjutan, 2011;
(2)Parlindungan Lumbanraja: Staf Pengajar di PS Agroekoteknologi; Fakultas
Pertanian Universitas HKBP Nommensen- Medan .Karya Ilmiah.
Page 11

sejauh mana, industri, pertanian dan kegiatan lainnya menghasilkan bahan
buangan yang mengganggu terhadap lingkungan. Tentunya berbagai
negara lainnya akan juga mengalmi manfaat serupa untuk masa-masa
yang akan datang.
Perlindungan terhadap sumberdaya alam haruslah merupakan
kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus. Pengrusakan hutan tropis
hanyalah akan mengakibatkan berkurangnya diversivikasi biologi,
membuka lahan kepada perusakan erosi, dan pada akhirnya
mengakibatkan penumpukan karbondioksida pada atmosfer bumi.
Mengingat bahwa karena lahan dengan hamparan tanaman hutan
mempunyai karakteristik yang berbeda dari lahan dengan pola
pengusahaan dengan tanaman pangan, maka hendaklah para pakar dari
mssing-masing pengelolaan kedua macam lahan tersebut diatas memberi
pertimbangan pada porsi yang setara sesuai dengan keahlian masingmasing. Tujuan akhirnya hanya satu, yaitu untuk mencoba mendapatkan
manakah spesies atau metoda manakah yang terbaik untuk dilangsungkan
pada daerah tersebut. Sebagai contoh baiknya, misalnya sebagaimana
yang ditemukan oleh para peneliti di The International Center for
Research in Agroforestry (ICRAF), di Afrika, yang mereka identifikasi
bahwa tanaman pohon yang cepat tumbuh akan dapat dimanfaatkan
untuk tujuan yang sangat beragam karena kemampuannya untuk tumbuh
pada berbagai macam tanah dan keadaan iklim yang beragam pula.
Sehingga mereka menyarankan atas dasar sifat tersebut tanaman ini
dapat digunakan sebagai komoditi penghutanan kembali bagi daerah yang
mengalami kerusakan atau pengrusakan hutan, ataupun sebagai sumber
bahan lain yang diperlukan petani atau masyarakat setempat seperti
sumber pupuk hijau, makanan ternak , ataupun sebagai kayu bakar.
Cara tanaman sela yang menggabungkan pertanaman dengan
tanaman legum juga dapat digunakan sebagai alternatif dalam perbaikan
lahan yang sudah rusak akibat penggunaan lahan dengan cara tebang
bakar. Alternatif lain dalam penanganan lahan yang telah rusak akibat pola
pembukaan lahan dengan pola tebang bakar dapat ditempuh melalui:
(1)Mengembalikan Fungsi Pertanian Sebagai Industri Yang Berkelanjutan, 2011;
(2)Parlindungan Lumbanraja: Staf Pengajar di PS Agroekoteknologi; Fakultas
Pertanian Universitas HKBP Nommensen- Medan .Karya Ilmiah.
Page 12

penanaman dengan kontur, pengolahan tanah minimum, dan berbagai
pola konservasi tanah dan air lainnya juga dapat diadopsi untuk
pengolahan lahan-lahan yang relatif datar dengan maksut untuk
mendapatkan manfaat yang lebih baik.
USAID’s Soil Ma age e t Colla orati e Resear h Support Progra , ya g
dikenal dengan lebih baik dengan istilah TropSoils- suatu program penting
dalam usaha ini- merupakan prgogram yang diasuh oleh North Carolina
State University. TropSoil sudah banyak menerbitkan publikasi mereka
dalam hal keberhasilan menangani berbagai lahan bermasalah dan
mengembalikannya kepada keadaan yang sehat kembali di negara-negara
yang sedang berkembang. Laporan hasil kerja merka menyatakan bahwa
setiap pengusahaan lahan seluas satu acre secara permanen untuk lahan
pertanaman tanaman pangan di daerah tropika basah mampu mencegah
pembukaan lima acres lahan hutan hujan tropis pertahun. Prisnsip yang
serupa juga dilakukan dalam pengelolaan lahan padang rumput dan lahan
miring juga dengan lahan kering di daerah Sahel Africa. Laporan lainnya
menekankan bagaimana tanaman legum mampu memberi kontribusi
terhadap perbaikan kesuburan tanah, keefektifan aplikasi mulsa dan
pengolahan tanah untuk menstabilkan kembali lahan hutan hujan yang
terlantar serta bagaimana pola pemanenan hujan dengan cara strip
dapat mengurangi kehilangan air hujan.
Sebagai dampak dari rapuhnya sumberdaya alam Africa membuat
sebagian besar daerah dari benua ini sangat rentan jika dimanfaatkan
untuk usaha pertanian dan berbagai masalah lingkungan yang mungkin
akan timbul sebagai akibat pengubahan fungsi lahan tersbut. USAID
menekankan penerapan konservasi sumberdaya alam dan pelestarian
keanekaragaman hayati di benua tersebut. Untuk tujuan ini dalm program
Development Fund for Africa (DFA) untuk tahun fiscal 1989 saja USAID
menyediakan 55 juta dollar.
Beberapa Tantangan yang utama

(1)Mengembalikan Fungsi Pertanian Sebagai Industri Yang Berkelanjutan, 2011;
(2)Parlindungan Lumbanraja: Staf Pengajar di PS Agroekoteknologi; Fakultas
Pertanian Universitas HKBP Nommensen- Medan .Karya Ilmiah.
Page 13

Ada beberapa hal yang merupakan tantangan untuk UniversitasUniversitas yanga ada di Amerika untuk kerjasama dalam situasi yang
saling mendukung dalam pencapaian sistem pertanian berkelanjutan.
Tantangan pertama adalah pemahaman yang sesungguhnya
tentang hakekat pertanian berkelanjutan di daerah negara-negara yang
sedang berkembang. Adalah sangat tidak mungkin untuk secara langsung
dapat mentransfer teknologi dan cara pertanaman di America misalnya
sebagai akibat dari kelemahan yang serius dari negara-negara penerima
tersebut. Sebagai contoh bahwa cara mekanisasi yang sudah sangat lazim
di amerika dengan berhasil peneranpannya disana, tetapi akan gagal
dengan hasil yang sangat menyedihkan jika diterapkan pada negara yang
pola pertaniannya merupakan pemilikan lahan yang relatif kecil, biasanya
hanya dilakukan pengolahan dengan cara dan alat yang sangat sederhana
seperti cangkul. Demikian juga halnya dengan pencegahan kerusakan
lingkungan hanya dengan mengandalkan pembuatan hukum yang
mengatur hal tersebut juga tidak akan dapat berhasil. Akan lebih bagus
jika kita juga mengajar diri kita untuk hal-hal seperti biological, sosial,
ekonomi, dan politik lingkungan hidup dari negara-negara berkembang.
Tantangan kedua, bekerja dengan negara sedang berkembang
dalam menciptakan pengingkatan dan pengembangan teknologi dan
sitsim yang menolong mereka untuk menaikkan penghasilan mereka
sendiri, menghindari kelaparan, sekaligus mengkonservasi sumberdaya
alam. Sudah barang tentu bahwa mentransfer secara langsung apa yang
dilakukan di pertanian Amerika ke negara berkembang tidaklah mungkin.
Baik teknoligi atau sistem yang paling mutakhir sekalipun haruslah
disesuaikan dengan kebutuhan dari negara berkembang tersebut atas
dasar keadaan kebutuhan pengembangan pertanian yang dapat dilakukan
maupun keadaan lingkungannya.
Tantangan ketiga, menciptakan kondisi atau keadaan ekonomi dan
sosial yang mendungkung terhadap penerapan teknologi maupun sistim
yang akan di adopsi. Kebijakan pemerintah harus mendukung program ini,
hasil yang diperolah dari usaha tersebut haruslah tersedia
(1)Mengembalikan Fungsi Pertanian Sebagai Industri Yang Berkelanjutan, 2011;
(2)Parlindungan Lumbanraja: Staf Pengajar di PS Agroekoteknologi; Fakultas
Pertanian Universitas HKBP Nommensen- Medan .Karya Ilmiah.
Page 14

penampungannya dalm hal ini pasar. Universitas dan sektor suasta lainnya
sangat memegang peran kunci dalam hal ini untuk mendapatkan analisis
perubahan ke arah mana yang sebenarnya diperlukan oleh negara
tersebut untuk diimplementasikan.
Tantangan keempat, menstabilkan hubungan atau relasi kerjasama
antara Amerika dengan negara asuhannya di negara berkembang dalam
hal hubungan para ahli antar negara tersebut maupun institusinya dalam
menjalankan kerjasama tersebut. Dalam hal inilah keberlanjutan pertanian
menjadi benar-benar suatu tantangan dan tanggungjawab bersama bagi
negara maju dan negara sedang berkembang secara sekaligus menjadi
kesempatan secara internasional.
Perjuangan akan pertanian yang berkelanjutan di negara sedang
berkembang baru saja mulai. Sumberdaya seperti tulisan ini sangat
membantu untuk menyadari lebih baik bagaimana kita mencapai
keberlanjutan tersebut.

Judul asli: Making Agriculture A Sustainable Industry. Brady, N. C. 1990.
Soil and Water Conservation Society. Ankeny. Iowa.

(1)Mengembalikan Fungsi Pertanian Sebagai Industri Yang Berkelanjutan, 2011;
(2)Parlindungan Lumbanraja: Staf Pengajar di PS Agroekoteknologi; Fakultas
Pertanian Universitas HKBP Nommensen- Medan .Karya Ilmiah.
Page 15