Publikasi GAR Booklet A5 ID

Proyek Rehabilitasi
Ekosistem Gambut

DAFTAR
ISI

Bagian 1
Pendahuluan

1

8-11

Bagian 1

Bagian 4

PENDAHULUAN

BAGAIMANA KAMI
MENANGANI KEBAKARAN

Program Desa Siaga Api

3-5
Bagian 2

12-14

MENGAPA LAHAN GAMBUT
PENTING

Bagian 5

• Emisi Karbon Dioksida Indonesia

CSR

• Peluang Mengurangi Emisi CO 2 dari

Keterlibatan dan Program


Lahan Gambut

Kemasyarakatan di PT AMNL

• Area Konservasi PT AMNL

6-7
Bagian 3

15-17
Bagian 6
KLIPING

PROYEK REHABILITASI GAMBUT

Kilas Berita: Upaya Kami Menanggulangi

• Apa Itu Rehabilitasi Gambut dan

Kebakaran dan Keberperanan Masyarakat


Kebakaran di lahan gambut yang kaya karbon di Indonesia
merupakan penyebab utama polusi asap masif yang lazim disebut
“kabut asap”. Diperkirakan bahwa 90 persen kabut asap disebabkan
oleh kebakaran pada area gambut yang melepaskan materi partikel
halus tiga sampai enam kali lebih banyak dibanding kebakaran pada
jenis tanah lainnya [1].
Di tahun 2015, kekeringan
berkepanjangan yang
disebabkan oleh fenomena
cuaca dahsyat El Niño
menyebabkan kebakaran tak
terkendali pada area gambut
dan lahan lain, hingga
mengakibatkan polusi
kabut asap terparah yang

menghantam Indonesia dan
negara-negara tetangga
sejak 1997.

Kabut asap memperparah
masalah kesehatan seperti
penyakit saluran pernapasan;
terbatasnya jarak pandang
sehingga mengganggu

Reboisasi?
• Mengapa Kita Perlu Merehabilitasi
Lahan Gambut?
• Tahapan Proyek Rehabilitasi
[1]

http://www.worldbank.org/en/news/feature/2015/12/01/indonesias-fire-and-haze-crisis

transportasi; terganggunya
aktivitas sehari-hari;
anak-anak tidak dapat
bersekolah; dan berkontribusi pada perlambatan
ekonomi. Menurut Bank
Dunia, lebih dari 2,6 juta ha

hutan, gambut, dan lahan
lain rusak karena kebakaran

Bagian 1
2

Pendahuluan
di seluruh nusantara dari
Juni sampai Oktober 2015.
Diperkirakan juga bahwa
Indonesia mengalami
kerugian ekonomi lebih dari
16 miliar dollar AS karena
kebakaran dan kabut asap.
Merespon kejadian ini,
Pemerintah Indonesia telah
membentuk Badan Restorasi
Gambut dan melarang
pembukaan serta konversi
lahan gambut di seluruh

negeri. Banyak karyawan
kami dan masyarakat di
sekitar kebun yang sangat
dirugikan oleh kabut asap.

Memahami situasi ini, kami
tetap berpegang teguh pada
Kebijakan Pembukaan Lahan
Tanpa Pembakaran yang
sudah diterapkan sejak 1997,
dan terus mengupayakan
pencegahan, penanganan,
dan pemadaman kebakaran
dalam jangka panjang.
Sebagai bagian dari upaya
tersebut, pada November
2015 kami meluncurkan
Proyek Rehabilitasi
Ekosistem Gambut di
PT Agro Lestari Mandiri

(PT AMNL), di Kalimantan
Barat. Sasaran utamanya
adalah mencegah kebakaran

gambut penyebab kabut
asap di masa mendatang
dan menciptakan
keselarasan dengan
fokus Pemerintah Indonesia
dalam merevitalisasi dan
melindungi area gambut.

Bagian 2
Mengapa Lahan
Gambut Penting
Emisi Karbon Dioksida Indonesia
Peluang Mengurangi Emisi CO 2 dari Lahan Gambut
Area Konservasi PT AMNL

1


Emisi Karbon
Dioksida Indonesia
Aktivitas manusia
menghasilkan karbon
dioksida (CO 2). Sebelum
krisis kabut asap tahun
2015, Indonesia menempati
peringkat kelima dalam
daftar negara penghasil

[2]

emisi gas rumah kaca (GRK)
terbesar di dunia [2].
Kontributor utama emisi
adalah sektor transportasi
dan energi serta degradasi
lahan gambut.
Sektor kehutan dan

pertanian di Indonesia
berpotensi mengurangi

emisi GRK Indonesia
hingga sebesar 80 persen.
Konservasi lahan gambut
merupakan bagian penting
dari potensi tersebut
mengingat, jika dikembangkan dengan baik, gambut di
Indonesia memiliki potensi
melepaskan emisi setara
700 juta ton CO 2 ke atmosfer.

World Resources Institute. Hutan dan lanskap di Indonesia http://www.wri.org/our-work/project/forests-and-landscapesindonesia/climate-change-indonesia

Bagian 2
4

5


Mengapa Lahan Gambut Penting

2

3

Peluang Mengurangi Emisi CO2 dari Lahan Gambut

Area Konservasi PT AMNL

Dua belas persen dari
area daratan di Indonesia
merupakan lahan gambut[3].
Lahan gambut adalah
ekosistem unik yang
terbentuk melalui akumulasi
lapukan vegetasi yang
sebagian membusuk dan
timbunan bahan organik
dalam kondisi asam dan

terendam air dalam jangka
waktu ribuan tahun.
Dekomposisi gambut akibat
pengeringan lahan gambut
untuk pertanian dan/atau
perkebunan menghasilkan
emisi terus-menerus
sedangkan kebakaran
lahan gambut menimbulkan
emisi yang tidak teratur dan

[3]

dekomposisi gambut yang
berjalan sangat cepat.
Lahan gambut menjadi
mudah terbakar jika
kondisinya kering dan tidak
terbasahi dengan baik
setelah vegetasinya dibuka.
Secara tradisional,
pembakaran dilakukan
untuk membuka lahan
karena hal itu dapat
meningkatkan kadar
pH tanah yang terlalu
asam untuk ditanami.
Begitu menyala, api dapat
terus membara selama
berminggu-minggu atau
bahkan berbulan-bulan di
bawah tanah. Musim
kemarau berkepanjangan
dan penurunan curah hujan,

terutama sepanjang periode
El Niño, menyebabkan
peningkatan emisi secara
tajam sebagai akibat
dekomposisi yang
berlangsung cepat dalam
kebakaran gambut.
Rendahnya permukaan
air pada musim kering
membuat stok karbon yang
terpapar kondisi aerob
lebih besar, dekomposisi
meningkat, dan permukaan
gambut turun.
Pada tahun 2030 lahan
gambut diperkirakan
melepaskan emisi setara
CO 2 sebesar 1,2 giga ton

sesuai skenario business as
usual (BAU)[4]. Indonesia
adalah satu-satunya negara
emitor terbesar di dunia
untuk CO 2 yang berasal dari
dekomposisi gambut yang
saat ini sedang berlangsung,
dan Kalimantan menjadi
penyumbang emisi terbesar.
Emisi CO 2 dari sektor
gambut dapat dikurangi
dengan menghentikan
penggundulan dan
degradasi hutan,
membasahi kembali dan
merehabilitasi lahan gambut,
serta melalui penanganan
kebakaran yang memadai.

melalui pengeringan dan
pembangunan lahan gambut

Hooijer, et.al. Emisi CO2 yang dihasilkan dari lahan gambut yang dikeringkan in Asia Tenggara saat ini dan di masa depan.
Biogeosciences, 7, 1505-1514. 2010. http://www.biogeosciences.net/7/1505/2010/bg-7-1505-2010.pdf

[4]

GAR mengelola area
konservasi seluas lebih
dari 2.600 ha di PT AMNL.
Sekitar pertengahan tahun
2015, GAR melaksanakan
survei lapangan yang
menunjukkan terdapat tiga
jenis vegetasi di area ini,
yaitu hutan rawa gambut,
hutan dataran rendah kering,
dan hutan rawa air tawar.
Lebih dari 300 spesies
tumbuhan dan 170 spesies
satwa liar (burung, mamalia,
reptil, dan ikan) telah
ditemukan di area ini. Lebih
dari 85 persen plot lahan
yang disurvei memiliki
biomassa lebih dari 100 t/ha.
Namun, sayangnya,
pemeriksaan citra satelit

yang dilakukan pascamusim
kering akhir 2015
mengindikasikan hampir
seluruh vegetasi penutup
hutan yang ada telah
terdampak oleh kebakaran.
GAR memutuskan untuk
segera mengambil
langkah-langkah guna
merehabilitasi area ini untuk
membantu mencegah
terjadinya kembali kebakaran
gambut dan menghindari
pelepasan emisi di masa
mendatang.

Forest Climate Center. Lembar fakta – Kurva Biaya Emisi Gas Rumah Kaca Indonesia, 27 Agustus 2009. http://forestclimatecenter.org/files/2009-08-27%20Fact%20Sheet%20-%20Indonesia%20Greenhouse%20Gas%20Emission%20Cost%20Curve
%20by%20Indonesia%20National%20Council%20on%20Climate%20Change.pdf

Bagian 3
7

• Meningkatkan produktivitas
hutan setelah terjadi
gangguan
• Memperbaiki hutan
sebagai habitat burung dan
satwa lain
• Mengembalikan spesies
yang hilang akibat
gangguan hutan

• Meningkatkan iklim
mikro dalam hutan
setelah gangguan
• Mengurangi erosi tanah
dan memperbaiki hidrologi

Menentukan status atau
kondisi area

Melibatkan masyarakat

Memulihkan hidrologi
area gambut

untuk rehabilitasi dengan
melaksanakan survei
area konservasi dan
keanekaragaman hayati.

dalam proyek rehabilitasi
dan upaya konservasi.

dengan mengendalikan
saluran drainase dan
menjaga permukaan air
yang tinggi.

Memilih spesies asli yang
bernilai penting

Membangun pembibitan

Mengumpulkan benih
dan bibit

memulihkan sebanyak
mungkin keanekaragaman
spesies dan juga tampilan
fisik tegakan hutan.
Tanaman yang menjadi
makanan satwa liar seperti
Ficus dan Artocarpus juga
akan ditanam.

membangun stok tanaman
untuk ditanam di area
konservasi.

dari spesies pilihan.

Mengapa Kita Perlu
Merehabilitasi
Lahan Gambut?

Bagian 3

• Mengurangi tingkat
kerentanan terhadap
kebakaran
• Meningkatkan kualitas
hutan setelah terjadinya
gangguan atau perusakan

Proyek Rehabilitasi
Gambut
Apa Itu Rehabilitasi Gambut dan Reboisasi?
Mengapa Kita Perlu Merehabilitasi Lahan Gambut?
Tahapan Proyek Rehabilitasi

Tahapan Proyek
Rehabilitasi

Proyek Rehabilitasi Gambut
Apa Itu Rehabilitasi
Gambut dan
Reboisasi?

Rehabilitasi:

Reboisasi:

upaya untuk membantu
hutan memulihkan sejumlah
karakteristik atau sifat aslinya;
sering kali dengan mengganti
sebagian pohon dan vegetasi
yang hilang karena
pembalakan atau bentuk
perusakan lainnya.

upaya menanam pepohonan –
biasanya spesies bernilai
komersial – di area tempat
pepohonan paling banyak
hilang atau ditebang, seperti
padang rumput alang-alang.

GAR mulai bekerja sama
dengan para pakar dari
pihak ketiga pada tahap
pertama rehabilitasi pada
bulan Desember 2015.
Konsultasi publik digelar
untuk melibatkan

masyarakat setempat
dalam upaya konservasi.
GAR juga melibatkan
pemerintah daerah
untuk memperoleh
dukungan dan
partisipasi mereka.

Bagian 4
9

Di lapangan, kami telah:

Bagian 4
Bagaimana Kami
Menangani Kebakaran
Pencegahan Jangka Panjang
Program Desa SIAP (Siaga Api)

Bagaimana Kami
Menangani Kebakaran
Prosedur Operasi Standar (SOP) GAR untuk penanggulangan
kebakaran mensyaratkan berbagai langkah untuk mencegah
kebakaran di perkebunan kami.
Lebih dari 10.000 personel
Tim Tanggap Darurat
(Emergency Response
Team/ERT) telah dilatih dan
ditempatkan di seluruh
perkebunan, siap dikerahkan

bila terjadi keadaan darurat
kebakaran. Kami juga telah
membentuk Posko
Kebakaran Hutan dan Lahan
di Kantor Pusat di Jakarta
untuk menjalin koordinasi

dalam penanganan dan
pemadaman kebakaran
bersama tim di lapangan.

Menjaga
kelembapan area
gambut dengan
membasahi
kembali area
tersebut dengan
air sungai dan
kolam yang
dibangun untuk
tujuan itu.

Menyiapkan Tim
ERT yang
masing-masing
beranggotakan
30-40 personel
guna menangani
pemadaman api.

Menyiapkan
tandon air
(embung) di
sekitar kawasan
konservasi untuk
menjamin
pasokan air yang
memadai saat
terjadi kebakaran.

Menyiapkan
mobil pemadam
kebakaran di
kebun.

Memastikan
pompa air
portabel tersedia
dalam jumlah
memadai untuk
memadamkan
kebakaran.

Menggunakan
pompa berkapasitas tinggi untuk
memompa air dari
sungai/kali
terdekat guna
memadamkan
kebakaran.

Meningkatkan
frekuensi patroli
pemantauan
kebakaran dan
melibatkan
masyarakat dalam
pemantauan
kebakaran.

Melakukan koordinasi
pemadaman api
bersama pihak
berwenang setempat.
Laporan ke kepolisian
juga disampaikan untuk
setiap insiden.

Mengirimkan
truk tangki air
berkapasitas
6 ton ke kawasan
yang dilanda
kebakaran.

Pencegahan Jangka Panjang
Untuk mencegah kebakaran
dalam jangka panjang, GAR
meningkatkan upayanya
dalam mendorong
masyarakat untuk berhenti
membuka lahan dengan
metode pembakaran.
Kami terus melibatkan
petani dan masyarakat untuk
menggalakkan praktik tanpa
pembakaran.

Kami berencana meluncurkan program yang menawarkan alternatif berkelanjutan
dalam membuka lahan
kepada masyarakat.
Program tersebut akan
meliputi kegiatan yang
ditujukan untuk membangun
kesadaran masyarakat dan
melibatkan mereka dalam

penanggulangan dan
pencegahan kebakaran.
Kami juga berencana
menyelaraskan sasaran
program CSR kami agar
lebih terfokus pada
pengentasan masyarakat
miskin guna membantu
mengatasi penyebab
kebakaran dari sisi ekonomi.

Bagian 4
10

11

Program Desa Siaga Api
Di kuartal pertama 2016, GAR akan meluncurkan
program percontohan Desa Siaga Api.
Ini merupakan inisiatif yang
mengalihkan fokus dari upaya
tanggap dan pemadaman
kebakaran ke upaya yang
bersifat pencegahan.
Program tersebut ditujukan
untuk menciptakan desa
bebas kebakaran hutan dan
lahan melalui kerja sama
dengan masyarakat, instansi
pelaksana, dan Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM).
Tujuannya adalah mencegah
kebakaran di area yang
berada dalam radius 5 km di
sekitar areal izin GAR.

Komponen utama program tersebut mencakup:
1. Membantu masyarakat
dalam praktik pembukaan lahan berkelanjutan
tanpa pembakaran.
2. Menawarkan program
insentif CSR seperti
imbalan bagi desa yang
mempraktikkan metode
tanpa pembakaran (No
Burn Village Rewards)
untuk desa yang berhasil
mencapai tujuan bebas
kebakaran.
3. Meningkatkan kesadaran
masyarakat mengenai

bahaya kebakaran dan
kabut asap bagi kesehatan.
4. Pemberdayaan tim
pemadam kebakaran
melalui partisipasi
masyarakat.
5. Pemantauan kualitas udara
guna menentukan rona awal
untuk menetapkan program
baru dalam pemantauan
kualitas udara.

Sejak Februari sampai
November 2016, GAR
akan memantau dan
mengevaluasi desa
yang disertakan
dalam Program Desa
Siaga Api. Sejumlah
desa tersebut akan
menerima imbalan
berdasarkan tingkat
keberhasilan mereka
dalam upaya menekan
bahaya kebakaran.

Desa tersebut akan dikategorikan dalam tiga kelompok:

1. DESA SIAGA adalah
desa yang bebas
kebakaran. Desa
tersebut akan menerima
bantuan pembangunan
infrastruktur sosial.
2. DESA TANGGAP
adalah desa yang mampu
memadamkan kebakaran
kurang dari 24 jam
dengan luas kawasan
yang terbakar kurang dari
1 ha. Desa tersebut akan

menerima pendampingan
dalam pengembangan
infrastruktur sosial.
3. DESA PEDULI
adalah desa yang dapat
memadamkan kebakaran
kurang dari 24 jam dengan
area terbakar seluas lebih
dari 1 ha. Desa tersebut
akan berada dalam
pengawasan.

Bagian 5
13

Kegiatan CSR kami
mencakup lima aspek:

Bagian 5

Menambah
penghasilan

Di tahun 2014 dan 2015, GAR
mengalokasikan lebih dari Rp 13,5 miliar
untuk program CSR di PT AMNL dalam
kegiatan yang antara lain mencakup:

CSR
Infrastruktur
Keterlibatan dan Program
Kemasyarakatan di PT AMNL

Sosial budaya
Pendidikan
Kesehatan

Keterlibatan dan Program
Kemasyarakatan di PT AMNL
Dalam membuka lahan dengan metode pembakaran, masyarakat
termotivasi oleh alasan ekonomis, karena metode itu merupakan cara
termurah untuk menyiapkan lahan tanaman.
GAR menyasar aspek
ekonomis yang menjadi
penyebab kebakaran hutan
dan lahan dengan cara
bekerja sama dengan
instansi pemerintah terkait
dan pemangku kepentingan
setempat untuk

GAR bertujuan membangun
hubungan yang saling
menguntungkan dengan
masyarakat setempat.
Kami membuka

menyelenggarakan program
pelatihan membuka lahan
tanpa bakar untuk
masyarakat di delapan
Desa Siaga Api. Secara
jangka panjang, tujuan
dari program ini adalah
mendorong masyarakat

untuk tidak membakar
lahan dan mengedepankan
konservasi berbasis
masyarakat. Selain itu
perusahaan melaksanakan
berbagai program CSR
di PT AMNL.

kesempatan berbisnis
bagi pengusaha lokal,
serta memperbaiki
sarana dan prasarana di
berbagai bidang seperti

transportasi, kegiatan
keagamaan, budaya,
pendidikan, dan lain-lain.

Meningkatkan dan
memperbaiki akses
ke transportasi
dasar, termasuk
pemeliharaan dan
perbaikan jalan desa.

Membangun masjid di
Dusun Tanjung Toba.

Membangun musala,
madrasah, dan gereja
di Nanga Tayap.

Menyediakan layanan
kesehatan umum dan
pengobatan infeksi
saluran pernapasan
di Nanga Tayap dan,
bermitra dengan
Yayasan Tzu Chi,
memberikan pelayanan
kesehatan gratis di
Desa Simpang Tiga
Sembelangaan &
Tanjung Medan.

Mendukung
perayaan hari raya
keagamaan.

Mendukung
upacara tradisional
sapat tahun di
Nanga Tayap.

Memberikan beasiswa
bagi pelajar.

Melaksanakan kursus
komputer gratis bagi
pelajar di Nanga Tayap.

Bermitra dengan
Yayasan Tzu Chi
untuk memberikan
pengobatan gratis
kepada masyarakat,
membenahi Pos
Pelayanan Terpadu
(Posyandu), dan
membantu penyediaan
air bersih.

Bagian 5
14

Sebagai Kepala Dusun Sembelangaan, saya sangat menghargai dan mendukung
program Sinar Mas untuk melindungi sungai dengan menanam kembali tanaman,
terutama yang memproduksi buah-buahan, yang dapat dimanfaatkan oleh warga
desa. Kami juga diajarkan untuk tidak menggunakan racun atau setrum untuk
menangkap ikan. Kami berharap warga desa akan lebih terlibat dalam program
reboisasi di sepanjang sungai karena hal itu akan memberi manfaat berkelanjutan
bagi generasi yang akan datang."

Bagian 6
Kliping
Kilas Berita:

Bapak Sartimin

Upaya Kami Menanggulangi Kebakaran

Kepala Dusun Sembelangaan

dan Keberperanan Masyarakat

Desa Sembelangaan telah menangkap ikan dari sungai sejak lama. Kami berharap
bahwa Sinar Mas dapat terus melindungi sungai di sekitar lahan perusahaan dari
kehancuran manusia."
Bapak Sahroni
Warga Desa Sembelangaan

Syukur alhamdulillah... kami sangat berterima kasih atas pembangunan gedung
serbaguna berukuran 12 x 23 m karena hal itu akan sangat berguna bagi kami.
Contohnya, jika kami ingin merayakan pernikahan, mengadakan acara sosial, atau
melakukan kegiatan lain, kami tidak perlu lagi menggunakan tenda. Bangunan
juga bisa digunakan untuk kegiatan olahraga, seperti badminton. Kami berharap
mulai dari sekarang hubungan perusahaan dan kami para warga akan jauh
lebih harmonis.”
Bapak Kelik
Warga Desa Sungai Kelik

Sebagai tetangga dan warga perusahaan yang baik,
GAR bertanggung jawab untuk berkontribusi pada upaya
pemadaman dan pencegahan kebakaran di area berisiko tinggi,
terutama lahan gambut.
Komitmen kami pada Proyek
Rehabilitasi Ekosistem
Gambut didorong oleh rasa
tanggung jawab ini. Liputan
media mengenai upaya
tersebut membantu kami

merangkul khalayak
yang lebih luas di tengah
masyarakat sekitar tempat
tinggal dan tempat
kerja kami.

Bagian 6
16

17

Golden Agri-Resources Ltd
(GAR)

PT Sinar Mas Agro Resources and
Technology Tbk (PT SMART Tbk)

108 Pasir Panjang Road,
#06-00 Golden Agri Plaza,
Singapore 118535

Sinar Mas Land Plaza, Tower II, 30th Floor
JI. MH Thamrin No. 51, Jakarta 10350,
Indonesia

t +65 6590 0800
w www.goldenagri.com.sg
e sustainability@goldenagri.com.sg

t +62 21 5033 8899