Peraturan Dirjen Perbendaharaan | KPPN TANJUNGBALAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER-21/PB/2006
TENTANG
PETUNJUK PENCAIRAN DAN PENYALURAN DANA HIBAH NO. TF-054749
(JSDF-GRANTS FOR RETURNING AND INTEGRATING INTERNALLY DISPLACED
PEOPLE IN CONFLICT AFFECTED AREAS AND VOUCHERS FOR REFUGEES)
DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN,
Menimbang

: a. bahwa dalam rangka mempercepat pengembalian para pengungsi di
daerah konflik ke daerah tujuan serta penyediaan kebutuhan dasar agar
dapat hidup produktif di lingkungan masyarakat, pemerintah berupaya
untuk membiayai kegiatan tersebut melalui hibah JSDF-Grants for
Returning and Integrating Internally Displaced People in Conflict
Affected Areas and Vouchers for Refugees yang berasal dari Japan
Social Development Fund (JSDF) dan diadministrasikan oleh Bank
Dunia;
b. bahwa dalam rangka pencairan dan penyaluran dana dimaksud dalam
huruf a, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan

tentang Petunjuk Pencairan dan Penyaluran Dana Hibah TF-054749
(JSDF-Grants for Returning and Integrating Internally Displaced
People in Conflict Affected Areas and Vouchers for Refugees);

Mengingat

: 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
3. Undang-Undang

Nomor

15

Tahun


2004

tentang

Pemeriksaan

Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2001 tentang Perubahan Ketiga
atas Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1995 tentang Bea Masuk,
Bea Masuk Tambahan, Pajak Pertambahan Nilai, dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah dan Pajak Penghasilan Dalam Rangka Pelaksanaan
Proyek Pemerintah yang Dibiayai dengan Hibah atau Dana Pinjaman
Luar Negeri;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2006 tentang Pengadaan
Pinjaman dan Hibah Luar Negeri;
6. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 sebagaimana telah diubah
dengan Keputusan Presiden Nomor 72 tahun 2004 tentang Perubahan

atas Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 92, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4418);
7. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Instansi Pemerintah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 120, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4330), sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Perubahan Keempat atas Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003
tentang

Pedoman

Pelaksanaan

Pengadaan

Barang/Jasa


Instansi

Pemerintah;
8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.06/2005 tanggal 27
Desember 2005 tentang Pedoman Pembayaran dalam Pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
9. Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Keuangan dan Menteri Negara
Perencanaan

Pembangunan

Nasional/Ketua

Bappenas

Nomor

185/KMK.03/1995 dan Kep.031/Ket/5/1995 tanggal 5 Mei 1995 tentang
Tata Cara Perencanaan, Pelaksanaan, Penatausahaan, dan Pemantauan


Pinjaman/Hibah Luar Negeri Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara, sebagaimana telah diubah dengan SKB
Nomor 459/KMK.03/1999 dan KEP-264/KET/09/1999 tanggal 29
September 1999 tentang Perubahan atas SKB Nomor 185/KMK.03/1995
dan Kep.031/Ket/5/1995 tanggal 5 Mei 1995 tentang Tata Cara
Perencanaan,

Pelaksanaan,

Penatausahaan,

dan

Pemantauan

Pinjaman/Hibah Luar Negeri Dalam Rangka Pelaksanaan APBN;
10. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 486/KMK.04/2000 tanggal 20
Nopember 2000 tentang Perubahan Kedua Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 239/KMK.01/1996 tanggal 1 April 1996 sebagaimana telah
diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 463/KMK.01/1998

tanggal 21 Oktober 1998 tentang Bea Masuk, Bea Masuk Tambahan,
Pajak Pertambahan Nilai, dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan
Pajak Penghasilan Dalam Rangka Pelaksanaan Proyek Pemerintah yang
Dibiayai dengan Hibah atau Dana Pinjaman Luar Negeri;
11. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 302/KMK.01/2004 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan;
12. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 214/KMK.01/2005 tanggal 2 Mei
2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Perbendaharaan dan Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara;
13. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor 66/PB/2005 tanggal
28 Desember 2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran atas
Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
14. Surat Edaran Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-77/PB/2005
tanggal 16 Agustus 2005 tentang Tata Cara Penerbitan SP2D Rekening
Khusus pada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan

: PERATURAN


DIREKTUR

JENDERAL

PERBENDAHARAAN

TENTANG PETUNJUK PENCAIRAN DAN PENYALURAN DANA
HIBAH

TF-054749

(JSDF-GRANTS

FOR

RETURNING

AND


INTEGRATING INTERNALLY DISPLACED PEOPLE IN CONFLICT
AFFECTED AREAS AND VOUCHERS FOR REFUGEES).

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini, yang dimaksud
dengan :
1. Grant Aggrement No. TF-054749 (JSDF-Grants for Returning and
Integrating Internally Displaced People in Conflict Affected Areas and
Vouchers

for

Refugees)

adalah

bantuan


hibah

JSDF

yang

diadministrasikan oleh Bank Dunia untuk membiayai program
pengembalian para pengungsi di daerah konflik ke daerah tujuan dengan
menciptakan proses rekonsiliasi dan memberikan kebutuhan dasar
pengungsi.
2. Closing Date adalah batas akhir waktu untuk penarikan dana
pinjaman/hibah luar negeri melalui penerbitan Surat Perintah Pencairan
Dana (SP2D) oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).
3. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disebut DIPA atau
dokumen lain yang disamakan dengan DIPA adalah suatu dokumen
pelaksanaan anggaran yang dibuat oleh Menteri/Pimpinan Lembaga
serta disahkan oleh Direktur Jenderal Perbendaharaan atas nama Menteri
Keuangan dan berfungsi sebagai dokumen pelaksanaan pembiayaan
kegiatan serta dokumen pendukung kegiatan akuntansi pemerintah.
4. Initial Deposit adalah dana atau uang muka (advance) yang dapat ditarik

setelah Naskah Perjanjian Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (NPPHLN)
dinyatakan efektif.

5. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya
disebut PA/Kuasa PA adalah Menteri/Pimpinan Lembaga atau kuasanya
yang bertanggung jawab atas pengelolaan anggaran pada Kementerian
Negara/Lembaga yang bersangkutan.
6. No Objection Letter yang selanjutnya disebut NOL adalah persetujuan
dari pemberi hibah atas suatu kontrak dengan jumlah batasan tertentu
atau tanpa batasan nilai berdasarkan jenis pekerjaan yang sudah
ditandatangani.
7. Rekening Kas Umum Negara adalah rekening tempat penyimpanan uang
negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara
Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan
membayar seluruh pengeluaran negara pada Bank Sentral.
8. Rekening Khusus (Special Account) adalah rekening pemerintah yang
berada di Bank Indonesia atau bank pemerintah lainnya yang ditunjuk
oleh Menteri Keuangan untuk menampung penarikan uang muka (initial
deposit) dan bersifat revolving fund (berdaur ulang).
9. Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disebut SPM adalah

dokumen yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran atau pejabat lain yang ditunjuk mencairkan dana yang
bersumber dari DIPA atau dokumen lain yang disamakan.
10. Uang Persediaan yang selanjutnya disebut UP adalah uang muka kerja
dengan jumlah tertentu yang bersifat daur ulang (revolving), diberikan
kepada Bendahara Pengeluaran hanya untuk membiayai kegiatan
operasional sehari-hari perkantoran yang tidak dapat dilakukan dengan
pembayaran langsung.
11. Tambahan Uang Persediaan yang selanjutnya disebut TUP adalah uang
yang diberikan kepada Satker untuk kebutuhan yang sangat mendesak
dalam satu bulan melebihi pagu UP yang ditetapkan.
12. Surat Perintah Pencairan Dana yang selanjutnya disebut SP2D adalah
surat perintah yang diterbitkan oleh KPPN selaku Kuasa Bendahara

Umum Negara untuk pelaksanaan pengeluaran atas beban APBN
berdasarkan SPM.
13. Withdrawal Application adalah dokumen yang digunakan untuk
melakukan penarikan initial deposit dana hibah, pengisian kembali
Rekening

Khusus

dan/atau

penarikan

untuk

penggantian

atas

pengeluaran-pengeluaran yang telah dibayarkan terlebih dahulu oleh
pemerintah.

Pasal 2
Spesifikasi dari hibah dimaksud adalah sebagai berikut:
a.

Nomor Hibah

: TF-054749

b.

Tanggal Penandatanganan

: 16 Desember 2005

c.

Nomor Register

: 70627101

d.

Effective Date

: 16 Desember 2005

e.

Closing Date

: 24 Maret 2009

f.

Executing Agency

: Dit.

Bantuan

Sosial

Korban Bencana Sosial,
Ditjen

Bantuan

Jaminan

dan
Sosial,

Departemen Sosial RI
g.

Lokasi

: Prov. Maluku Utara, Prov.
Sulawesi

Tengah,

Prov. NAD
h.

Jumlah Hibah

i.

Kegiatan:
-

Part

A

: USD 3,375,900.-

(Vouchers

for

Poor : USD 2,550,000.-

Communities)
- Part B (Capacity Building and : USD 508,200.Support for Informing Communities)
- Part C (Monitoring and Evaluation)

: USD 317,700.-

dan

BAB II
PEMBEBANAN DAN PEMBAYARAN
Pasal 3
(1) Pembayaran dibebankan pada Rekening Khusus Nomor 602.088411
pada Kantor Pusat Bank Indonesia di Jakarta.
(2) Dalam pelaksanaan pembayaran dengan Uang Persediaan, SP2DUP/TUP tidak dibebankan pada Rekening Khusus sebagaimana tersebut
dalam pasal 3 ayat (1) tetapi dibebankan pada Rekening Kas Umum
Negara.
(3) Pertanggungjawaban atas Uang Persediaan dilaksanakan berdasarkan
ketentuan yang berlaku.

Pasal 4
Pembayaran dilakukan sesuai dengan kategori dan persentase Hibah No.
TF-054749 sebagaimana tercantum pada Lampiran Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan ini.

Pasal 5
(1) Pembayaran kontrak-kontrak valuta asing untuk konsultan harus dibayar
dalam valuta asing yang bersangkutan tidak diperkenankan merupiahkan
tagihan valas tersebut (sesuai SE DJA Nomor SE-43/A/61/0392 tanggal
26 Maret 1992 tentang Pembayaran Mata Uang Asing/Valuta Asing atas
Beban Rekening Khusus juncto Surat Edaran DJA Nomor SE32/A/63/0295 tanggal 27 Pebruari 1995 dan SE DJA Nomor SE130/A/1989 tanggal 28 Oktober 1989).
(2) Khusus untuk pelaksanaan pembayaran tersebut pada ayat 1, SPM
disampaikan kepada KPPN Khusus Jakarta VI, dan selanjutnya khusus
untuk pelaksanaan pembayaran kegiatan dalam mata uang rupiah, SPM
disampaikan kepada KPPN Jakarta III.

BAB III
PENCAIRAN DANA
Pasal 6
(1) Dalam penerbitan SP2D-LS, KPPN harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
a. Pembayaran terhadap kontrak-kontrak yang mensyaratkan No
Objection Letter (NOL) dapat dilaksanakan apabila SPM yang
diajukan dilampiri copy “NOL” sesuai dengan SE DJA Nomor SE104/A/2000 tanggal 24 Juli 2000 (Form 384C untuk pekerjaan
kategori consultant dan Form 384P untuk pekerjaan kategori goods
and works) atas kontrak yang bersangkutan. NOL dari Bank Dunia
yang dimaksud adalah NOL terhadap kontrak yang telah
ditetapkan/ditandatangani (final/signed contract).
b. Berita Acara Pembayaran (BAP) yang dilampirkan pada pengajuan
SPM harus sesuai dengan Surat Edaran DJA Nomor SE84/A/71/0696 tanggal 11 Juni 1996 tentang Penulisan Nilai Kontrak
dan Berita Acara Pembayaran (BAP) untuk Proyek Pemerintah yang
Dibiayai dengan Dana Pinjaman/Hibah Luar Negeri.
c. Pada SPM tercantum nilai, nomor, dan tanggal kontrak termasuk
addendum, nomor, dan tanggal BAP, nomor pinjaman, kode, dan
besarnya persentase (porsi) kategori dan tanggal NOL (bila
disyaratkan).
(2) Penerbitan SP2D-GUP oleh KPPN didasarkan atas SPM-GUP beserta
dokumen pendukungnya dari PA/Kuasa PA disertai dengan Daftar
Rekapitulasi Pengeluaran per Kategori NPLN sesuai dengan Lampiran
III Surat Edaran DJA Nomor SE-20/A/61/0291 tanggal 11 Pebruari
1991.
(3) Pencairan Dana Kategori 1 (Consultant Services under Part B and C of
the Project) dan kategori 2 (Training under Part B of the Project).
a. Pengajuan dana awal sebesar perkiraan kebutuhan 3 (tiga) bulan
untuk kebutuhan renumerasi, biaya operasional Non Government

Organization (NGO) Pusat, Konsultan Manajemen dan Monitoring,
NGO Pelaksana, dan NGO Monitoring dan Evaluasi (Monev)
dengan lampiran:
1. Kontrak kerja antara Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat
Pengguna

Anggaran

dengan

NGO/Perusahaan

Konsultan

bersangkutan;
2. Daftar rencana kebutuhan 3 (tiga) bulan.
b. Pengisian dana berikutnya dengan dilampiri:
1. Daftar rencana kebutuhan dana periode berikutnya;
2. Rekapitulasi pengisian dan penggunaan dana;
3. Copy laporan dari masing-masing NGO/Perusahaan Konsultan
yang telah disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat
Pengguna Anggaran.
c. Atas dasar SPM dari KPA, KPPN menerbitkan SP2D dengan
memindahbukukan (transfer) dana ke rekening masing-masing
NGO/Perusahaan Konsultan sesuai dengan yang tercantum dalam
SPM berkenaan.
(4) Pencairan Dana Kategori 4 (Direct Transfer under Part A of the
Project).
a. Pencairan dana dilaksanakan setelah adanya proposal yang disetujui
melalui mekanisme musyawarah desa dan voucher yang akan
dicairkan harus dilengkapi dengan copy proposal, asli tanda tangan
fasilitator barak, surat pernyataan dari wakil desa tujuan, dan Kartu
Keluarga pengungsi;
b. Voucher yang akan dicairkan terlebih dahulu dikirimkan kepada
Executing Agency guna penerbitan SPM;
c. Atas dasar SPM dari KPA, KPPN menerbitkan SP2D dengan
memindahbukukan (transfer) dana ke Rekening Tim Pengelola
Kegiatan (TPK) desa sesuai dengan yang tersebut dalam SPM
berkenaan.
(5) Pencairan Dana Kategori 3 (Goods) dan Kategori 5 (Operating Cost).

Pengajuan SPM kepada KPPN dikelola oleh Executing Agency dan
dilaksanakan dengan mekanisme Statement of Expenditure (SOE)
dengan porsi pembiayaan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I.

BAB IV
PENGISIAN KEMBALI DANA REKENING KHUSUS
Pasal 7
(1) Pengisian kembali Dana Rekening Khusus dengan penyampaian
Financial Monitoring Report (FMR) kepada Direktorat Pengelolaan
Pinjaman dan Hibah Luar Negeri sesuai prosedur yang berlaku menjadi
tanggung jawab Executing Agency.
(2) Apabila

Executing

Agency

tidak

melaksanakan

kewajibannya

sebagaimana dimaksud pada ayat 1 yang mengakibatkan saldo akhir
yang tersedia pada Rekening Khusus di Bank Indonesia tidak mencukupi
kebutuhan kegiatan, maka pembayaran oleh KPPN akan dihentikan
sementara.
(3) Penghentian

sementara

dan/atau

pembayaran

kembali

dapat

dilaksanakan setelah KPPN menerima surat pemberitahuan dari Direktur
Jenderal Perbendaharaan c.q. Direktur Pengelolaan Kas Negara.

BAB V
PELAPORAN DAN PENGIRIMAN DOKUMEN
Pasal 8
(1) Executing Agency wajib membuat Financial Statement of Special
Account (FISSA) yang disampaikan kepada Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dengan tembusan kepada
Direktorat Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PPHLN).
(2) FISSA merupakan laporan keuangan atas penggunaan

dana dari

Rekening Khusus (RK) selama 1 (satu) tahun anggaran berupa
rekonsiliasi

saldo

awal

RK,

reimbursement, dan salo akhir RK.

penggunaan

RK,

replenishment,

(3) FISSA dibuat segera setelah tahun anggaran berakhir.

Pasal 9
Dalam rangka pengisian kembali Rekening Khusus, diminta agar KPPN
mengirimkan copy SP2D dan SPM berkenaan yang membebani Rekening
Khusus beserta dokumen pendukungnya, yaitu:
a. Untuk SPM-LS
1) BAP;
2) NOL (Form 384C) sepanjang disyaratkan.
b. Untuk SPM-GUP
1) Rekapitulasi Pengeluaran per Kategori NPLN (Lampiran III, Surat
Edaran DJA Nomor SE-20/A/61/0291 tanggal 11 Pebruari 1991
tentang Laporan Penerbitan SPM Dana Pinjaman Bank Dunia);
2) SPM Pengganti Rekening Khusus selain dilampiri dokumen tersebut
di atas juga dilampiri dengan SPM-GUP Nihil/Potongan Reksus
berkenaan.

Pasal 10
Pengiriman SP2D yang diterbitkan beserta dokumen pendukungnya,
dilaksanakan setiap hari Senin dan dialamatkan kepada:
Direktorat Pengelolaan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri
Subdit Pinjaman dan Hibah Luar Negeri II (PHLN II)
Gedung Perbendaharaan I Lantai V
Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2-4, Jakarta 10710

BAB VI
LAIN-LAIN
Pasal 11
PPN, PPnBM, dan PPh yang terutang untuk porsi Pinjaman Hibah Luar
Negeri diberlakukan ketentuan sesuai dengan SE DJA Nomor SE-

80/A/71/0696 tanggal 6 Juni 1996 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Pemungutan PPN/PPnBM/ dan PPh dan Surat Direktur Jenderal Anggaran
Nomor S-256/A/2001 tanggal 24 Januari 2001 tentang Penerusan Surat
Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP.526/P.J/2000 tanggal 7
Desember 2000, Kepmenkeu Nomor 486/KMK.04/2000 tanggal 20
November 2000 dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 43 Tahun 2000, SE
DJA Nomor SE-29/A.6/2001 tanggal 21 Pebruari 2001, SE DJA Nomor SE106/A.6/2001 tanggal 6 Agustus 2001 dan Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor 25 Tahun 2001, dengan catatan pengesahan Faktur Pajak dan SSP
PPh tetap dilakukan oleh Seksi Perbendaharaan pada KPPN.

Pasal 12
Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Peraturan
Direktur Jenderal Perbendaharaan ini dengan menempatkannya dalam Berita
Negara Republik Indonesia.

LAMPIRAN
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN
NOMOR PER-21 /PB/2006 TENTANG PETUNJUK PENCAIRAN
DAN PENYLURAN DANA HIBAH NO. TF-054749 (JSDFGRANTS FOR RETURNING AND INTEGRATING INTERNALLY
DISPLACED PEOPLE IN CONFLICT AFFECTED AREAS AND
VOUCHERS FOR REFUGEES

Daftar Persentase Pembiayaan Grant TF-054749
(JSDF-Grants for Returning and Integrating Internally Displaced People
in Conflict Affected Areas and Vouchers for Refugees)
Rekening Khusus Nomor 602.088411

No.

Uraian kategori

Kode
Kategori

Jumlah
dalam US $

Persentase
Grant

1.

Consultant’s services

1**)

680,000

100%

2

Training

2*)

67,400

100%

3

Goods

3**)

38,500

100%

4

Direct Transfers

4*)

2,470,000

100%

5

Operating Cost

5*)

120,000

100%

SOE
Thresholds/NOL
(USD Eqv.)
100,000 for Firms
50,000 for indiv.
All SOE
25.000
All SOE
All SOE

Catatan:
*)

Pembebanan terhadap kategori tersebut, dalam pengajuan SPM ke KPPN tidak
perlu dilampiri NOL Final dari Bank Dunia
**) Apabila melampaui batasan SOE Threshold, Pembebanan terhadap Kategori
tersebut dalam pengajuan SPM ke KPPN harus dilampiri NOL Final dari Bank
Dunia.