D PU 1007297 Chapter5

279

BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

5.1 Simpulan
Simpulan yang didapat dalam penelitian ini hasil dari analisis dan
interpretasi data yang telah disampaikan pada bab IV dengan berlandaskan pada
tiga rumusan masalah dalam bab I yang bertujuan untuk mendapatkan penjelasan
yang utuh terkait: (a) dimensi-dimensi pendidikan terpadu berbasis karakter yang
ada pada SMAIT Nur Hidayah; (b) Implementasi pendidikan terpadu berbasis
karakter di SMAIT Nur Hidayah; (c) perkembangan kepribadian peserta didik dari
hasil implementasi pendidikan terpadu berbasis karakter di SMAIT Nur Hidayah.
Pembinaan kepribadian utuh dan karakter berdasarkan pada dimensidimensi keterpaduan dan internalisasi sepuluh karakter insan terdidik yang
dilaksanakan melalui pendekatan, metode, strategi, dan langkah-langkah secara
sistemik dan terintegrasi dengan membangun budaya moral pada setiap aktivitas
pembelajaran yang melibatkan orang tua dan masyarakat sekitar.
Implementasi pendidikan terpadu berbasis karakter mencakup
beberapa kegiatan yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, berkaitan,
saling melengkapi, dan berkesinambungan antara satu kegiatan dengan kegiatan
lainnya dengan terencana, terprogram, terstruktur, dan sistemik. Sistem

pendidikan terpadu berbasis karakter di SMAIT Nur Hidayah merupakan bagian
dari supra sistem pendidikan di bawah naungan Yayasan Nur Hidayah yang terdiri
dari perangkat-perangkat atau unsur-unsur (subsistem) kegiatan pendidikan yang
diorganisasi dan dikelola secara terintegrasi dan saling berhubungan antara satu
dengan yang lain dalam satuan pendidikan yang bertujuan membina kepribadian
peserta didik yang paripurna dan berkarakter. Perangkat/ komponen (subsistem)
yang ada dalam sistem pendidikan terpadu berbasis karakter di SMAIT Nur
Hidayah berupa program kerja, karakteristik, tujuan, dan standar kompetensi
lulusan; bangunan kurikulum; kegiatan pembelajaran yang terdiri dari kegiatan
intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler; kegiatan Wisma Pelajar sebagai
279
Moh. Muchtarom, 2016
MODEL PENDIDIKAN TERPADU BERBASIS KARAKTER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

280

sarana pembinaan karakter; evaluasi pembelajaran; peran pimpinan sekolah dan
pendidik; dan Kerjasama Sekolah dengan orangtua.
Dimensi keterpaduan potensi manusia berupa ruhani, akal, dan fisik

manusia diimplementasikan dalam menyusun visi, misi, tujuan, dan program kerja
sebagai upaya membina peserta didik dengan kepribadian utuh dan berkarakter
dalam aspek spiritual keagamaan, moral,intelektual, dan keterampilan.
Keterpaduan

lembaga/

manajemen

diimplementasikan

dalam

pengelolaan keuangan tersentral di Yayasan, membuat kebijakan terpadu,
penyusunan kurikulum secara gradual dan bertahap dari tingkat yang paling
rendah ke tingkat yang lebih tinggi, model kepemimpinan sekolah yang kolektifkolegial, pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan, dan pengelolaan
mentoring terpadu melalui program PTB. Dengan keterpaduan lembaga ini secara
efektif dapat membina kepribadian peserta didik secara utuh.
Keterpaduan kurikulum diimplementasikan dengan mengintegrasikan
kurikulum nasional yang diperkaya dengan pendekatan dan isi yang sesuai dengan

pijakan filosofis, visi, dan tujuan pendidikan Islam. Kemudian menyusun muatan
kurikulum menjadi tiga komponen yang saling terintegrasi yaitu komponen mata
pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan kepribadian. Dalam pembudayaan
karakter dilakukan dengan dua cara yaitu memasukkan nilai karakter ke dalam
semua mata pelajaran dan aktifitas pembelajaran dan menyusun mata pelajaran
yang berkaitan dengan aspek moral atau akhlak. Model kurikulum terpadu
tersebut dapat memadukan kompetensi spiritual keagamaan, moral, intelektual,
dan keterampilan peserta didik. Dengan demikian tujuan pembinaan kepribadian
peserta didik secara utuh dapat diwujudkan.
Keterpaduan

domain

pembelajaran

diimplementasikan

dalam

menyusun visi dan misi; menyusun kurikulum, silabi, dan RPP yang mencakup

domain kognitif, afektif, dan psikomotorik. Proses belajar mengajar meliputi
kecerdasan majemuk (multiple intellegence) dan evaluasi pembelajaran yang
memadukan asesmen otentik dan non otentik. Keterpaduan ini secara efektif dapat
meningkatkan kompetensi peserta didik secara utuh meliputi semua ranah dan
terbentuk kepribadian utuh pada peserta didik.
Moh. Muchtarom, 2016
MODEL PENDIDIKAN TERPADU BERBASIS KARAKTER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

281

Keterpaduan

antara

sekolah,

orang

tua,


dan

masyarakat

diimplementasikan dengan membangun kerjasama antara sekolah dengan rumah,
dan lingkungan sekitar sekolah. Sekolah melalui pendidikan intervensi
mengkondisikan orang tua dan masyarakat, bekerja sama untuk menciptakan
suasana pembelajaran yang kondusif. Sekolah membuat kesepahaman dengan
orang tua terkait pola dan sistem pendidikan anak-anak sejak awal tahun
pelajaran. Sekolah juga membangun kerja sama dengan stake holder , lembagalembaga terkait, membangun komunikasi dengan pemerintah, tokoh agama, dan
tokoh masyarakat. Sekolah mampu membangun kultur moral tidak hanya di
sekolah, juga di rumah, lingkungan sekitar. Dengan demikian pembentukan
kepribadian utuh peserta didik dapat terwujud dengan baik, karena sekolah dapat
membangun budaya kebaikan yang sama dengan orang tua dan masyarakat.
Keterpaduan teori dan praktik diwujudkan dalam menyusun
kurikulum, melaksanakan aktifitas pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan
kegiatan peserta didik di wisma pelajar. Nilai-nilai religius, spiritual, moral,
intelektual, keterampilan, dan sosial ditanamkan oleh para pendidik melalui
kegiatan instruksional, pembiasaan, dan keteladanan. Dengan keterpaduan ini

dapat mewujudkan kepribadian peserta didik secara utuh dan berkarakter.
Keterpaduan

kegiatan

pembelajaran

diimplementasikan

dalam

kegiatan intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Kegiatan pembelajaran
dirancang, dilaksanakan, dan dievaluasi secara terintegrasi dan diarahkan untuk
membina peserta didik yang memiliki kepribadian utuh dan berkarakter.
Tujuh dimensi pendidikan terpadu berbasiskan karakter yang
diimpelementasikan dalam sistem pendidikan terpadu berbasis karakter di SMAIT
Nur Hidayah dapat menjawab permasalahan-permasalahan kepribadian yang
dihadapi peserta didik pada level SMA berupa permasalahan perkembangan fisik
dan psikomotorik; bahasa dan perilaku kognitif; kesadaran sosial, moralitas, dan
keagamaan; serta konatif, afektif, dan kepribadian.

Berdasarkan simpulan di atas, penulis mengajukan beberapa dalil
terkait pendidikan terpadu berbasis karakter:

Moh. Muchtarom, 2016
MODEL PENDIDIKAN TERPADU BERBASIS KARAKTER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

282

1. Pendidikan terpadu berbasis karakter merupakan model pendidikan yang
efektif dalam membina kepribadian utuh dan karakter peserta didik.
2. Implementasi pendidikan terpadu berbasis karakter berdampak positif pada
pencapaian prestasi akademik dan non akademik peserta didik.
3. Pendidikan terpadu berbasis karakter mampu mengembangkan sumber daya
manusia

yang

berkualitas


dan

berdaya

guna

dalam

peningkatan

pembangunan di Indonesia.

5.2 Implikasi
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mendapatkan konsep yang
jelas terkait model pendidikan terpadu berbasis karakter dengan pendekatan multidimensi dan sistemik dalam rangka membentuk kepribadian utuh dan karakter
peserta didik. Hasil penelitian ini dapat memperkaya teori-teori pendidikan
terpadu dan pendidikan karakter yang dapat diimplementasikan pada setiap level
pendidikan dengan memberikan tambahan atau pengurangan serta beradaptasi
dengan sistem yang ada di sekolah. Adapun implikasi dari penelitian ini ada tiga
aspek yaitu filosofis, pedagogis, dan praksis.

Pertama, aspek filosofis. Ide pokok tentang pendidikan terpadu
berbasis karakter yang diharapkan dapat dipenuhi oleh filsafat adalah adanya
kebutuhan akan sesuatu kriteria atau tolok ukur penilaian yaitu tentang pendidik
yang menghadapi peserta didik sebagai satu sosok manusia yang akan dibentuk,
yaitu

dengan

mengembangkan

keterampilan

dan

pengetahuan,

serta

menumbuhkan sikap dalam proses pendidikan, serta kebutuhan akan suatu
kerangka pemikiran sebagai matriks konseptual yang komprehensif dan integratif.

Pendidikan terpadu berbasis karakter dapat memberikan jawaban atas kekurangan
yang ada dalam filsafat positivisme dan behaviorisme yang menjadikan nalar dan
inderawi sebagai satu-satunya sumber ilmu dan standar kebenaran. Pendekatan
filsafat seperti ini berdampak negatif terhadap religiusitas dan moralitas manusia.
Manusia menjadi ingkar terhadap keberadaan Allah dan kekuasaan-Nya. Pengaruh
logika positivisme mengakibatkan manusia menjadi sekuler dan hanya

Moh. Muchtarom, 2016
MODEL PENDIDIKAN TERPADU BERBASIS KARAKTER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

283

memikirkan kehidupan duniawi/ inderawi dan melupakan aspek-aspek spiritual
sehingga melahirkan “tuhan” baru yang bernama nalar.
Kedua, aspek pedagogis. Gagasan pendidikan terpadu tidak hanya
mendidik

orang menjadi pandai, tetapi yang lebih utama membuat manusia


menjadi baik. Pendidikan terpadu berbasis karakter mengintegrasikan pembinaan
di sekolah, keluarga, dan masyarakat; antara teori dan praktek dalam kehidupan;
dan pengembangan seluruh aspek potensi manusia (intelektual, spiritual,
emosional, dan fisik). Dengan demikian, pendidikan terpadu berbasis karakter
bertujuan untuk membina peserta didik yang memiliki kepribadian utuh dan
mengedepankan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupannya untuk mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat.
Ketiga, aspek praksis. Praktik pendidikan terpadu berbasis karakter di
SMAIT Nur Hidayah diimplementasikan secara sistemik dengan memperhatikan
perangkat-perangkat pendidikan. Model pendidikan ini memberikan dampak yang
sangat positif dalam pengembangan kepribadian utuh dan karakter peserta didik.
Orang tua peserta didik merasakan adanya perubahan ke arah positif terhadap
perilaku anak-anaknya dalam aspek spiritual keagamaan, intelektual, moral,
sosial, dan fisiknya. Hasil dari model pendidikan seperti, peserta didik konsisten
dalam menjalankan perilaku keagamaan dan akhlak mulia, berpikir ilmiah dan
berwawasan luas dalam membentuk fikr al-islami, penguasaan bahasa asing,
motivasi berprestasi, kemampuan leadership, perilaku hidup sehat, kemandirian,
etos kerja dan disiplin tinggi, peduli dengan situasi sosio-politik, dan membangun
kepercayaan diri.

5.3 Rekomendasi
Peneliti menyampaikan rekomendasi-rekomendasi berdasarkan hasil
penelitian pendidikan terpadu berbasis karakter di SMAIT Nur Hidayah kepada
beberapa pihak untuk memberikan motivasi dalam mencapai cita-cita pendidikan
nasional. Dalam UUSPN sangat menekankan pada pembentukan peserta didik
yang berkepribadian utuh dan berkarakter dalam aspek spiritual keagamaan,
moral/ akhlak, kemandirian, kreatifitas, sosial, kesehatan fisik, kewarganegaraan
Moh. Muchtarom, 2016
MODEL PENDIDIKAN TERPADU BERBASIS KARAKTER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

284

dan kebangsaan. Pihak-pihak yang terkait yang penulis berikan rekomendasi dari
hasil penelitian ini di antaranya:
1. Pemangku kebijakan/ Dinas Pendidikan, seyogyanya membuat kebijakan
untuk mensinergikan antar elemen pendidikan dari level pembuat kebjikan
hingga penyelenggara pendidikan di tingkat sekolah dan mengembangkan
sistem pendidikan terpadu berbasis karakter disertai dengan pelatihan
kepada guru; mendorong, memfasilitasi, dan memberikan kemudahan
kepada masyarakat untuk mendirikan sekolah-sekolah dengan sistem yang
sama agar dapat membantu pemerintah dalam mensukseskan program
character building bagi bangsa Indonesia.

2. Sekolah-sekolah Islam terpadu yang masuk maupun yang tidak masuk
dalam Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) hendaknya melakukan studi
banding untuk mempelajari model pendidikan terpadu berbasis karakter
yang dipraktikkan SMAIT Nur Hidayah sebagai best practice dalam
membina kepribadian utuh dan karakter peserta didik pada tingkat sekolah
menengah atas.
3. Kepala Sekolah SMAIT Nur Hidayah hendaknya memberikan pelatihan
yang lebih intensif untuk meningkatkan kompetensi bagi pendidik dan
tenaga kependidikan.
4. Pihak sekolah hendaknya berusaha membangun komunikasi dengan orang
tua dan masyarakat atau sebaliknya untuk membangun kesepahaman pola
dan sistem pendidikan terpadu berbasis karakter agar pembentukan
kepribadian utuh dan berkarakter bagi peserta didik dapat terwujud dengan
baik.
5. Peneliti berikutnya perlu melakukan penelitian lanjutan dalam skala lebih
luas pada sekolah-sekolah Islam terpadu yang lain agar mendapatkan
gambaran dan kesimpulan yang lebih general dan komprehensif sehingga
model pendidikan terpadu berbasis karakter ini betul-betul menjadi ciri khas
dari lembaga pendidikan di bawah naungan JSIT.

Moh. Muchtarom, 2016
MODEL PENDIDIKAN TERPADU BERBASIS KARAKTER
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu