EFFECTS OF ETHYLENE GLYCOL AND KOH IN THE FORMATION OF 2-METHOXY-4-PROPYLPHENOL ON EUGENOL ISOMERIZATION REACTION | Muchalal | Indonesian Journal of Chemistry 21841 40928 1 PB

66

Indo. J. Chem., 2005, 5 (1), 66 - 70

EFFECTS OF ETHYLENE GLYCOL AND KOH IN THE FORMATION OF
2-METHOXY-4-PROPYLPHENOL ON EUGENOL ISOMERIZATION REACTION
Pengaruh Etilena Glikol dan KOH Dalam Pembentukan 2-Metoksi-4-Propilfenol
Pada Reaksi Isomerisasi Eugenol
Muchalal
Chemistry Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences
Gadjah Mada University, Yogyakarta
Received 14 December 2004; Accepted 3 January 2005

ABSTRACT
Formation reaction mechanism of 2–methoxy-4-propylphenol on eugenol isomerization that
involved protic hydrogen originated from ethylene glycol as a solvent has been done. To check this reaction
mechanism, the effect of amounts of ethylene glycol as a solvent and KOH as a reagent on the quantity of 2methoxy-4-propylphenol as a product has been carried out. The reaction product was analyzed by GC and
GC-MS.
Quantity of 2-methoxy-4-propylphenol as a product increased if ratio of quantity of ethylene glycol as
solvent to quantity of KOH as reagent became larger. The result showed that formation process of 2methoxy-4-propylphenol involved the protic hydrogen of solvent. The existence of cis-isoeugenol as an
initiator compound in forming 2-methoxy-4-propylphenol indicated that the reaction mechanism followed the

steps (1) cis-isoeugenolic ion gave Cβ with negative charge at prophenyl group through resonance (2) a
negative charge Cβ then attacked a protic H atom in the solvent, and (3) hydride ion will attack Cβ to form 2methoxy-4-propylphenolic ion .
Keywords: 2-methoxy-4-propylphenol, ethyleneglycol - KOH.
PENDAHULUAN
Isomerisasi eugenol (Mr 164) menjadi
isoeugenol (Mr 164) pada umumnya dilakukan
dalam suasana basa [1-6]. Muchalal menemukan 2metoksi-4-propilfenol (Mr 166) sebagai produk
samping reaksi pada reaksi isomerisasi eugenol [7].
Kuantitas
2-metoksi-4-propilfenol
yang
dihasilkan makin banyak dengan makin tingginya
suhu dan lamanya waktu reaksi. Reaksi isomerisasi
eugenol tanpa adanya H2O, pada suhu 100 oC
dengan waktu reaksi 6 jam dalam media etilena
glikol – KOH, tidak menghasilkan produk yang
berarti, tetapi kalau reaksi dilakukan pada suhu 150
o
C dengan waktu reaksi yang sama, konversi


OH

OH
H3 C O

eugenol menjadi isoeugenol mencapai 93%
sedang pada suhu yang lebih tinggi (165 oC)
konversinya menurun menjadi 79% tetapi turunnya
kuantitas isoeugenol dapat menaikkan persentase
2-metoksi-4-ptopilfenl hingga 18,46% padahal
pada suhu 150 oC konversinya hanya 4%.
Reaksi isomerisasi tanpa adanya H2O yang
dilakukan pada suhu 135 oC selama 18 jam hanya
menghasilkan
isoeugenol
dan
2-metoksi-4propilfenol masing-masing 88% dan 4%. Dengan
demikian suhu reaksi memainkan peranan penting
dalam reaksi isomeriasi sebab selain menghasilkan
isoeugenol yang cukup tinggi juga diikuti naiknya

persentasi 2-metoksi-4-propilfenol.

OH

H3 C O

H3 C O
+

CH2 CH CH2

CH

CH CH3

CH2 CH2 CH3
2-Metoksi-4-propilfenol

Eugenol
Isoeugenol

Gambar 1 Transformasi eugenol menjadi isoeugenol dan 2-metoksi-4-propilfenol

Muchalal

67

Indo. J. Chem., 2005, 5 (1), 66 - 70

Atom H protik

H3C
S O
H3C
Dimetil sulfoksida

CH2
CH2

δ+
- H

δ
O δ+
H


Etilena glikol

Gambar 2 Struktur molekul DMSO dan etilena glikol
Dilaporkan pula oleh Kadarohman [8] bahwa 2metoksi-4-propilfenol dapat dihasilkan bila dalam
sistem reaksi ada pelarut protik. Dalam laporannya
penggunaan etilena glikol maupun dietilena glikol
sebagai media reaksi diperoleh isoeugenol 98%.
Kalau digunakan dimetil sulfoksida (DMSO) dapat
dihasilkan hampir 100% isoeugenol, tetapi 2metoksi-4-propilfenol tidak dihasilkan.
Membandingkan kuantitas eugenol, KOH dan
etilena glikol yang digunakan (rasio mol 1 : 3 :
12,5), dan penggunaan kuantitas etilen glikol yang
lebih banyak dari KOH sisa (karena reaksi eugenol
dengan KOH), maka dalam sistem reaksi masih
terdapat sisa etilen glikol. Pelarut dimetil sulfoksida

(DMSO) adalah pelarut non protik.
Bila dicermati struktur molekul etilena glikol,
senyawa ini dapat menjadi sumber proton yang
cukup aktif. Senyawa 2-metoksi-4-propilfenol tidak
terbentuk di dalam pelarut DMSO (demikian juga
pada reaksi yang dilakukan
tanpa pelarut),
diperkirakan mekanisme reaksi pembentukan 2metoksi-4-propilfenol melibatkan atom H protik dari
etilena glikol.
Berdasarkan uraian tersebut akan diteliti
pengaruh kuantitas etilena glikol dan KOH dalam
pembentukan 2-metoksi-4-propilfenol.

dan dipanaskan hingga KOH larut. Setelah dingin,
9,4 g eugenol ditambahkan ke dalam larutan.
Campuran diaduk dan dipanaskan
dengan
penangas minyak hingga suhu mencapai 125 oC.
Air sebagai distilat ditampung. Rangkaian alat
distilasi diganti dengan pendingin gondok dan

direfluk pada 150 oC selama 6 jam. Setelah dingin
100 mL air ditambahkan dan diasamkan dengan
HCl hingga pH 2-3. Campuran diekstrak dengan
dietil eter. Lapisan organik yang diperoleh dicuci
dengan air hingga netral dan dikeringkan dengan
MgSO4 nir air. Setelah dipisahkan dari larutan
anorganik, diuapkan dengan evaporator Buchi.
Hasil yang diperoleh dianalisis dengan GC.
Pekerjaan isomerisasi eugenol diulang
dengan memvariasi kuantitas etilena glikol dan
KOH. Dilakukan pula reaksi isomerisasi masingmasing dengan bahan cis-isoeugenol dan transisoeugenol sebagai pengganti eugenol.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan senyawa yang diperoleh yaitu
2-metoksi-4-propilfenol dapat terjadi kemungkinan
dari eugenol, cis-isoeugenol atau dari transisoeugenol (Gambar 3). Berdasar pada asal
senyawanya, kemungkinan terjadi dua mekanisme
reaksi pada pembentukan 2-metoksi-4-propilfenol:
1. Pembentukan 2-metoksi-4-propilfenol diawali
penyerangan elektron π pada ikatan rangkap
OH


OH

H 3C O

H 3C O

E u gen ol, M r 16 4
H 2C

METODE PENELITIAN

C
H

Seperangkat alat distilasi sederhana dengan
pengurangan tekanan, alat refluks, hot plate &
magnetic stirrer (Cimarec 2), rotary evaporator
(Buchi), GC (Hewlett Packard 5890 series II), GCMS (Shimadzu QP-5000) dan peralatan gelas
lainnya.

Prosedur Kerja
Sepuluh gram KOH dan 40 mL etilena glikol
dimasukkan ke dalam labu leher tiga yang
dilengkapi termometer 360 oC pada seperangkat alat
distilasi pengurangan tekanan. Campuran diaduk

Muchalal

Iso e u ge n o l, M r 1 6 4
HC

OH

C
H

CH3

H 3C O


Bahan
Eugenol, cis-isoeugenol, dan trans-isoeugenol
dari PT Indesso Aroma, etilena glikol, KOH, HCl dan
dietileter.
Alat

CH2

2 -M eto k si-4 -p ro pilfe n o l, M r 1 66
H 2C

C
H2

CH3

Gambar 3 Senyawa-senyawa yang
membentuk 2-metoksi-4-propilfenol
O


O

OH

mungkin

O CH 3

O CH 3

O CH 3

H−

KOH

H 2C

C
H

CH

CH2

C
H

CH2

HC

C
H

CH2

H

Gambar 4 Pembentukan hidrida dari ion eugenolat

68

Indo. J. Chem., 2005, 5 (1), 66 - 70

O

-

O

R

H3CO
H

-

O

O H3CO
-

+ OR

-

H3CO

H

+
CH2 CH CH3

CH2 CH CH2

-

CH2

CH2

CH3

R = H atau CH2CH2OH
Gambar 5 Langkah reaksi pembentukan 2-metoksi-4-propilfenol dari eugenol
O

-

R

O

H3CO

H3CO

H

O H3CO

CH CH CH3

CH CH CH3

O

O
H3CO

CH CH2 CH3

-

O

-

H3CO
H
+CH CH
2

CH3

-

+ RO
CH2

CH2

CH3

Gambar 6 Langkah reaksi pembentukan 2-metoksi-4-propilfenol dari isoeugenol dalam etilena glikol-KOH

-

H + H
O

O R

H2 +

-

OR

-

H3CO

CH2 CH

CH2

O

Ion eugenolat

H3CO
H2

atau
O

-

-

CH2 CH2 CH3
Ion 2-metoksi-4-propilfenolat

H3CO

CH CH CH3
Ion isoeugenolat

Gambar 7 Langkah reaksi pembentukan ion 2metoksi-4-propilfenolat dari ion eugenolat atau ion
isoeugenolat
ke atom hidrogen yang bermuatan positif (atom
H protik pelarut) yang berada dalam sistem
reaksi. Karbokation yang terbentuk kemudian
diserang oleh ion hidrida yang dilepas oleh ion
eugenolat membentuk 2-metoksi-4-propilfenol.
Gambar 4 adalah pembentukan ion hidrida dari
ion eugenol dalam suasana basa kuat dan suhu
tinggi dan Gambar 5 adalah mekanisme reaksi
pembentukan
2-metoksi-4-propilfenol
dari
eugenol. Ion uegenol akan sangat lebih mudah
melepas hidrida dari pada melepas proton,
sebab pelepasan proton oleh ion hidrida akan
terbentuk dikarbanion ion eugenol, sedang
Gambar
6
adalah
mekanisme
reaksi
pembentukan
2-metoksi-4-propilfenol
dari
isoeugenol.
2. Hidrida yang terbentuk di reaksi eugenol
menjadi 2-metoksi-4-propilfenol (Gambar 4)
akan menyerang glikol yang akan diikuti

Muchalal

pembentukan gas H2 yang kemudian gas ini
akan menyerang ion eugenolat atau ion
isoeugenolat membentuk ion 2-metoksi-4propilfenolat. Langkah reaksi ditunjukkan pada
Gambar 7.
Dari beberapa kemungkinan langkah reaksi
pembentukan 2-metoksi-4-propilfenol (Gambar 5, 6
dan 7), langkah reaksi seperti yang ditunjukkan
pada gambar 6 adalah langkah reaksi yang paling
memungkinkan karena ion isoeugenol distabilkan
oleh resonansi. Penyerangan gas H2 pada ikatan
rangkap dua (gugus ena) sangat kecil
kemungkinan terjadi karena reaksi dilakukan pada
suhu tinggi, sehingga gas H2 terbentuk akan cepat
ke luar dari sistem reaksi.
Tahap awal untuk menentukan langkah
reaksi pembentukan 2-metoksi-4-propilfenol adalah
menentukan senyawa asal pembentuk 2-metoksi4-propilfenol apakah dari eugenol, cis-isoeugenol
ataukah dari trans-isoeugenol. Untuk menentukan
senyawa asal pembentuk 2-metoksi-4-propilfenol
dilakukan reaksi isomerisasi masing-masing
terhadap eugenol, cis-isoeugenol, dan transisoeugenol dengan perlakuan yang sama yaitu
suhu reaksi 150 oC dan 6 jam waktu reaksi. Hasil
tiga percobaan ini disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1 Persentase kuantitas 2-metoksi-4-propil
fenol sebagai hasil reaksi isomerisasi selama 6 jam
pada suhu 150 oC, dalam media etilena glikolKOH.
No. Bahan awal dan persen
2-Metoksi-4kadar
propilfenol (%)
1.
Eugenol (99,89%)
1,53
2.
Cis-isoeugenol (74,85%)
3,74
3
Trans-isoeugenol
3,69
(92,92%)

Indo. J. Chem., 2005, 5 (1), 66 - 70

Pada Tabel 1 terlihat bahwa 2-metoksi-4propilfenol yang dihasilkan dari cis-isoeugenol
jumlahnya relatif besar dibandingkan dari transisoeugenol,
walaupun
cis-isoeugenol
yang
direaksikan kadarnya lebih rendah (74,85%).
Mengingat perbedaan persentase hasil sangat kecil
kira-kira 0,05%, maka penentuan bahan asal belum
dapat ditentukan apakah dari cis-isoeugenol atau
dari trans-eugenol.
Pembentukan 2-metoksi-4-propifenol dikontrol
secara termodinamik. Oleh karena itu untuk
menentukan
isoeugenol yang mana apakah cisisoeugenol atau trans-isoeugenl sebagai senyawa
asal pembentuk 2-metoksi-4-propilfenol, dilakukan
reaksi isomerisasi ulang terhadap cis- dan transisoeugenol pada suhu 165 oC. Hasil yang diperoleh
disajikan pada Tabel 2. Dari Tabel 2 terlihat bahwa
kuantitas 2-metoksi-4-propilfenol yang dihasilkan
pada reaksi isomerisasi cis-isoeugenol lebih tinggi
dibandingkan pada reaksi
trans-isoeugenol.
Perbedaan hasil sebagai 2-metoksi-4-propilfenol
2,78%. Dari data ini dapat menunjukkan bahwa
senyawa asal pembentuk 2-metoksi-4-propilfenol
adalah cis-isoeugenol.
Untuk menguji keterlibatan H protik pelarut
pada mekanisme reaksi dilakukan
reaksi
isomerisasi dengan memvariasi kuantitas etilena
glikol dan KOH. Hasil percobaan disajikan pada
Tabel 3. Dari Tabel 3 diperoleh kesimpulan awal,
semakin banyak kuantitas etilena glikol yang
digunakan semakin mudah 2-metoksi-4-propilfenol
terbentuk. Hal ini menunjukkan bahwa proses
pembentukan 2-metoksi-4-propilfenol melibatkan
atom H protik. Untuk mendukung adanya H protik
yang terlibat dalam reaksi, dilakukan reaksi dengan
cara memvariasi jumlah kuantitas KOH. Hasil
percobaan disajikan pada Tabel 4. Tabel 4
memberikan keterangan bahwa pengurangan
kuantitas etilena glikol dapat meningkatkan kuantitas
2-metoksi-4-propilfenol bila kuantitas KOH yang
digunakan diturunkan.
Berdasarkan
variasi jenis pelarut, jumlah
pelarut etilena glikol dan jumlah KOH, diperoleh
keterangan bahwa mekanisme pembentukan 2metoksi-4-propilfenol melibatkan H protik pelarut.

Ditemukannya cis-isoeugenol sebagai senyawa
asal pembentuk 2-metoksi-4-propilfenol, maka
langkah reaksi diawali dengan pembentukan ion
cis-isoeugenolat. Adanya pasangan elektron bebas
pada gugus fenolat dapat menyebabkan terjadinya
resonansi. Pasangan elektron yang terdapat pada
Cβ (i) akan menyerang atom hidrogen bermuatan
relatif positif yang berasal dari etilena glikol
membentuk zat antara (ii). Hasil resonansi zat
antara (iii) akan diserang oleh ion hidrida
membentuk ion 2-metoksi-4-propilfenolat seperti
ditunjukkan pada Gambar 9. Selain H protik dari
glikol, reaksi pembentukan 2-metoksi-4-propilfenol
juga melibatkan ion hidrida. Adanya ion hidrida
dalam reaksi ini dimungkinkan karena reaksi
berlangsung pada suasana basa kuat, seperti
reaksi Cannizzaro (reaksi pembentukan asam
benzoat dan benzil alkohol dari benzaldehid
dengan basa).
Tabel 2 2-Metoksi-4-propilfenol yang diperoleh
pada reaksi isomerisasi pada suhu 165 oC selama
6 jam dalam media etilen glikol-KOH
No
Bahan awal
2-Metoksi-4-propilfenol
(%)
1. Cis-isoeugenol
13,47
(80,28%)
2. Trans-isoeugenol
10,69
(92,92%)
Tabel 3 Hubungan kuantitas etilen glikol (EG)
dengan produk reaksi (2-metoksi-4-propilfenol).
Kuantitas eugenol 9,4 gram dan KOH 10 gram,
waktu reaksi 6 jam pada suhu 165 oC
No
Etilena glikol
2-Metoksi-4-propil(gram)
fenol (% konversi)
1
13
2,68
2
14
2,77
3
16
4,04
4
20
6,42
5
22
6,75
6
24
10,43
7
40
13,77

Tabel 4 Hubungan kuantitas KOH, kuantitas etilena glikol dengan kuantitas 2-metoksi - 4propilfenol. Kuantias cis-eugenol 9,4 gram, suhu reaksi 165 oC dan waktu reaksi 6 jam
No.
KOH (g)
Etilena glikol (g)
2-Metoksi-4-propilfenol (Konversi, %)
1.
10
20
6,46
2.
7
20
12,69
3.
5
15
19,69
4.
5
10
10,80
5.
4
10
30,78
6.
4
8
24,28

Muchalal

69

70

Indo. J. Chem., 2005, 5 (1), 66 - 70

-

HO

H3CO

O

O

H3CO
α

C
H

H3CO

CH3 -OH
C

- H2O

α
C

H

H

CH3
C
H

H

Ion cis-isoeugenolat

Cis-isoeugenol

CH3

α β
H
(i)

C

C-

Gambar 8 Pembentukan Cβ bermuatan negatif pada ion cis-isoeugenolat

bermuatan negatip. Kedua Cβ yang bermuatan
negatif akan menyerang atom H protik pada
pelarut. Ketiga ion hidrida akan menyerang
Cα.
Ketersediaan H+ diperoleh karena
pengasaman 2-metoksi-4-propilfenol dapat
terbentuk.

O
δ+

H

MeO

HC

β

δ

C

(i)



O

CH2

O

CH2

H

CH3
H

O

O

UCAPAN TERIMA KASIH

MeO

MeO
CH3
H

HC
(iii)

H

CH3
(ii)

C
H

H

H

H

+H

C

MeO
2-metoksi-4-propilfenol

HO

C
H2

C
H2

CH3

Gambar 9 Langkah reaksi pembentukan 2-metoksi4-propilfenol

Diucapkan terima kasih kepada :
1. Proyek Pengkajian dan Penelitian Ilmu Dasar
Direktorat
Pembinaan
Penelitian
dan
Pengabdian Pada Masyarakat Direktorat
Jenderal
Pendidikan
Tinggi
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan yang telah
memberikan bantuan biaya penelitian.
2. PT INDESSO AROMA di Purwokerto yang telah
memberi eugenol, cis- dan trans-isoeugenol
dengan kadar tinggi sebagai bahan penelitian
3. Respati Tri Swasono, S.Si, Idi Wahyudi, S.Si
dan Dr
Asep Kadarohman anggota tim
pelaksanaan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

Peranan suhu dan waktu reaksi yang cukup
lama sangat memungkinkan ion hidrida yang dilepas
oleh ion eugenolat (Gambar 4) ikut berperan dalam
mekanisme pembentukan 2-metoksi-4-propilfenol.
KESIMPULAN
1. Pelarut hidrogen protik berperan dalam reaksi
pembentukan 2-metoksi-4-propilfenol, karena
kuantitas
2-metoksi-4-propilfenol
yang
dihasilkan makin banyak oleh peningkatan
kuantitas etilena glikol sebagai pelarut dan oleh
berkurangnya
kuantitas
KOH
sebagai
reagennya.
2. Cis-isoeugenol adalah senyawa asal 2-metoksi4-propilfenol
dan
mekanisme
reaksi
pembentukan 2-metoksi-4-propilfenol berlangsung melalui tahapan-tahapan reaksi. Pertama
ion cis-isoeugenolat mengalami resonansi
hingga Cβ pada gugus propenil dapat

Muchalal

1. Lampman, G.M., Andrews, J., Bratz, W.,
Hassen, O., Kelley, K., Perry, D., and Ridgeway,
A., 1977, J. Chem. Educ, 54(12), 776 – 778
2. Lampman, G.M. and Sharpe, S.D., 1983, J.
Chem. Educ, 60(6), 503 - 504
3. Sastrohamidjojo, H., 1981, A Study of Some
Indonesian Essential Oils, Disertasi, FMIPA
UGM, Yogyakarta
4. Cerveny, L., Krejcikova, A., Marhoul, A., and
Ruzicka, 1987, Catal. Let. 33(2), 471 – 476
5. Peterson, T.H., Bryan, J.H., and Keevil, T.A.,
1993, J. Chem. Educ, 70(4), A96 - A98
6. Zucco, C., 1997, Syn. Communic. 27(24),
4335-43
7. Muchalal, M. dan Respati Tri Swasono, 1999,
Berkala Ilmiah MIPA, IX (1), 48 – 56
8. Kadarohman, A., 2003, Isomerisasi, Hidrogenasi
Eugenol, dan Sintesis Turunan Kariofilena,
Disertasi, UGM, Yogyakarta.

Dokumen yang terkait

CHEMICAL TRANSFORMATION OF EUGENOL ISOLATED FROM CLOVE OIL TO 4-ALLYL-2-METHOXY-6-SULFONICPHENOL AND 4-ALLYL-2-METHOXY-6-AMINOPHENOL | Sudarma | Indonesian Journal of Chemistry 21541 40627 1 PB

0 0 4

SYNTHESIS OF 2-METHOXY-4,6-DI(PROP-1-ENYL)PHENOL FROM EUGENOL AND ITS ACTIVITY AS AN ANTIOXIDANT | Hernawan | Indonesian Journal of Chemistry 21360 40446 1 PB

0 1 6

Transformation of Eugenol and Safrole into Hydroxychavicol | Arifin | Indonesian Journal of Chemistry 21227 40312 1 PB

0 0 9

The Roles of Hydrazine and Ethylene Diamine in Wet Synthesis of Cu Nano Wire | Harsojo | Indonesian Journal of Chemistry 23618 46421 1 PB

0 0 6

ISOLATION AND IDENTIFICATION OF MAIN AND SIDE PRODUCTS FROM ADDITION REACTION OF CARYOPHYLLENE OXIDE BY FORMIC ACID | Muchalal | Indonesian Journal of Chemistry 21910 40997 1 PB

0 0 6

THE STEREOCHEMISTRY EFFECT OF EUGENOL, CIS-ISOEUGENOL AND TRANS-ISOEUGENOL ON THEIR CATALYTIC HIDROGENATION | Muchalal | Indonesian Journal of Chemistry 21861 40948 1 PB

0 0 7

SYNTHESIS OF 4-ALLYL-2-METHOXY-6-AMINOPHENOL FROM NATURAL EUGENOL | Sudarma | Indonesian Journal of Chemistry 21566 40652 1 PB

0 0 5

THE ISOMERIZATION AND OXIDATION OF CAROTENOID COMPOUNDS IN THE OIL PALM FRUIT DURING PRODUCTIONS OF CPO | Kusumaningtyas | Indonesian Journal of Chemistry 21561 40647 1 PB

0 1 6

SYNTHESIS OF 4-(4-METHOXY-PHENYL)-3-BUTENE-2-ON AND THE ACTIVITY TEST AS A FRUIT FLIES ATRACTANT | Pranowo | Indonesian Journal of Chemistry 21627 40713 1 PB

0 0 5

PARALLEL REACTION ON CATALYTIC HYDROGENATION REACTION OF CIS-ISOEUGENOL INTO 2-METHOXY-4-PROPYLPHENOL | Muchalal | Indonesian Journal of Chemistry 21826 40913 1 PB

0 0 4