Analisis Pengelolaan Perpustakaan SMA Negeri 2 Payakumbuh Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 7329: 2009

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan

sekolah

merupakan

salah

satu

sarana

pendidikan

dilingkungan sekolah yang dimanfaatkan oleh masyarakat sekolah, baik siswa,
guru, maupun staf admintrasi sekolah. Berikut beberapa definisi tentang
perpustakaan sekolah.
Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang dikelola serta terdapat di

lingkungan sekolah mulai dari jenjang pendidikan prasekolah, pendidikan dasar
dan pendidikan menengah dengan tujuan membantu sekolah mencapai tujuannya
(Hasugian 2009, 78). Dalam Standar Nasional Indonesia (SNI) 7329: 2009
tentang Standar Nasional Perpustakaan Sekolah dinyatakan bahwa:
Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang berada pada satuan
pendidikan formal di lingkungan pendidikan dasar dan menengah yang
merupakan bagian integral dari kegiatan sekolah yang bersangkutan, dan
merupakan pusat sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan
pendidikan sekolah yang bersangkutan.
Menurut Siregar (2004, 9):
Perpustakaan sekolah merupakan fasilitas pendukung proses pengajaran
dan pembelajaran melalui penyediaan bahan pustaka dan pelayanan yang
sesuai dengan kurikulum, sehingga siswa dapat mengembangan krativitas
dan imajinasi mereka.
Berdasarkan ketiga definisi di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan
sekolah merupakan sarana penunjang pendidikan yang diselenggarakan dan
dikelola oleh lembaga pendidikan dasar dan menengah untuk mendukung proses
belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan di sekolah.

8


8
Universitas Sumatera Utara

2.1.1

Tujuan Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah pada dasarnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan

informasi seluruh masyarakat sekolah terutama siswa. Selain itu, perpustakaan
sekolah bertujuan untuk menumbuhkan, mengembangkan dan meningkatkan
minat baca, bakat dan kecerdasan peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan
dalam rangka mendukung tujuan pendidikan nasional.
Menurut Hermawan (2006, 37) tujuan perpustakaan sekolah adalah
sebagai berikut:
1.

2.

Tujuan umum

Perpustakaan sekolah diselenggarakan sebagai suatu perangkat
kelengkapan pendidikan untuk bersama-sama dengan kelengkapankelengkapan yang lain guna meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa, kecerdasan dan keterampilan, mempertinggi budi
pekerti dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air
agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat
membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab
atas Pembangunan Nasional yang berasaskan Pancasila dan UUD
1945.
Tujuan khusus
Perpustakaan sekolah diselenggarakan untuk:
a. Mengembangkan minat, kemampuan, dan kebiasaan membaca,
khususnya mendayagunkan budaya tutisan dalam segala sektor
kehidupan.
b. Mengembangkan kemampuan mencari dan mengolah serta
memanfaatkan informasi.
c. Mendidik siswa agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan
pustaka secara tepat dan berhasil guna.
d. Meletakkan dasar-dasar kearah belajar mandiri.
e. Memupuk minat dan bakat.
f. Menumbuhkan apresiasi terhadap pengalaman imajinatif.

g. Mengembangkan kemampuan untuk memecahkan masalahmasalah yang dihadapi dalam kehidupan atas tanggung jawab dan
usaha sendiri.

Adapun tujuan perpustakaan sekolah menurut Darmono (2007, 21) adalah:
1.

Mendukung dan memperluas sasaran pendidikan sebagaimana
digariskan dalam misi dan kurikulum sekolah.

9
Universitas Sumatera Utara

2.

3.

4.

5.


6.
7.
8.

9.

Mengembangkan dan mempertahankan kelanjutan dalam kebiasan dan
keceriaan membaca dan belajar, serta menggunakan perpustakaan
sepanjang hayat mereka.
Memberikan kesempatan untuk memperoleh pengalaman dalam
menciptakan dan menggunakan informasi untuk pengetahuan,
pemahaman, daya pikir dan keceriaan.
Mendukung semua siswa dalam pembelajaran dan praktek
keterampilan mengevaluasi dan menggunakan informasi, tanpa
memandang bentuk, format atau media, termasuk kepekaan modus
berkomunikasi di komunitas.
Menyediakan akses ke sumber daya lokal, regional, nasional, global
dan kesempatan pembelajar menyingkap ide, pengalaman dan opini
yang beraneka ragam.
Mengorganisasikan aktivitas yang mendorong kesadaran serta

kepekaan budaya dan sosial.
Bekerja dengan siswa, guru, administrator dan orang tua untuk
mencapai misi sekolah.
Menyatakan bahwa konsep kebebasan intelektual dan akses informasi
merupakan hal penting bagi terciptanya warga negara yang
bertanggung jawab dan efektif, serta berpartisipsi di alam demokrasi.
Promosi membaca dan sumber daya serta jasa perpustakaan sekolah
kepada seluruh komunitas sekolah dan masyarakat luas.

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa tujuan utama
penyelenggaraan perpustakaan sekolah adalah untuk meningkatkan mutu
pendidikan bersama-sama dengan unsur-unsur sekolah lainnya. Selain itu,
perpustakaan sekolah juga bertujuan untuk membantu menumbuhkan minat dan
mengembangkan bakat siswa serta memantapkan strategi belajar mengajar.
Dengan adanya perpustakaan sekolah diharapkan dapat membantu siswa dan guru
untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam proses belajar mengajar.
2.1.2

Fungsi Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah sebagai sarana penunjang kegiatan belajar mengajar


memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas
pendidikan dan pengajaran disekolah. Untuk dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, perpustakaan sekolah harus dapat melaksanakan fungsinya dengan

10
Universitas Sumatera Utara

baik. Menurut Hermawan yang dikutip oleh Ariani (2013, 278) perpustakaan
sekolah memiliki berbagai fungsi yaitu:
1.

2.

3.

4.

5.


Fungsi pendidikan
Perpustakaan merupakan sarana kegiatan belajar mengajar untuk
membantu siswa dalam memperjelas pengetahuan tentang pelajaran
yang diperolehnya di dalam kelas. Perpustakaan menyediakan koleksi
bahan pustaka berdasarkan kurikulum yang diterapkan, alat-alat
peraga dan sarana lainnya yang diharapkan mampu membantu
mengembangkan daya pikir pengguna.
Fungsi informasi
Perpustakaan membantu pengguna dalam menemukan sumber
informasi yang dapat memperkaya pengetahuan siswa dan menunjang
proses pembelajaran. Selain menyediakan koleksi pustaka yang
berupa buku-buku perpustakaan sekolah juga menyediakan koleksi
non buku seperti majalah,surat kabar, peta, CD, kaset, video tape
recorder dan lain sebagainya.
Fungsi penelitian
Perpustakaan membantu siswa dalam pelaksanaan penelitian yang
sifatnya sederhana. Adanya koleksi bahan pustaka yang banyak dan
lengkap dapat membantu pengguna seperti siswa atau guru melakukan
penelitian dengan mengumpulkan data atau keterangan-keterangan
yang diperlukan dengan membaca buku-buku yang telah disediakan di

perpustakaan sekolah.
Fungsi rekreasi
Perpustakaan merupakan sarana yang menyediakan koleksi bahan
pustaka yang mengandung unsur hiburan yang sehat dan bermanfaat.
Fungsi rekreasi antara lain:
1) Menciptakan kehidupan yang seimbang antara jasmani dan
rohani.
2) Mengembangkan minat rekreasi pengguna melalui berbagai
bacaan dan pemanfaatan waktu senggang.
3) Menunjang berbagai kegiatan kreatif serta hiburan yang positif.
Fungsi kebudayaan
Perpustakaan merupakan tempat melestarikan kebudayaan, baik
budaya lokal maupun nasional. Fungsi kebudayaan yaitu:
a. Meningkatkan mutu kehidupan dengan memanfaatkan berbagai
informasi sebagai rekaman budaya bangsa untuk meningkatkan
taraf hidup dan mutu kehidupan manusia baik secara individu
maupun secara kelompok.
b. Membangkitkan minat terhadap kesenian dan keindahan, yang
merupakan salah satu kebutuhan manusia terhadap cita rasa seni.
c. Mendorong tumbuhnya kreativitas dalam berkesenian.

d. Mengembangkan sikap dan sifat hubungan manusia yang positif
serta menunjang kehidupan antar budaya.

11
Universitas Sumatera Utara

e.

6.

7.

Menumbuhkan budaya baca di kalangan pengguna sebagai bekal
penguasaan teknologi.
Fungsi kreativitas
Perpustakaan membantu siswa mengembangkan kegemaran dan hobi.
Untuk menunjang hal tersebut diperlukan buku-buku yang dapat
meningkatkan daya kreasi siswa seperti menyedikan koleksi bahan
pustaka tentang motivasi, teknologi, otomotif dan lain sebagainya.
Fungsi dokumentasi

Perpustakaan menjadi pusat dokumetasi sekolah dari berbagai
kegiatan yang pernah dilakukan sekolah, baik siswa maupun guru.

Dalam buku pedoman umum penyelenggaraan perpustakaan sekolah
(2000, 5) perpustakaan sekolah sebagai perangkat pendidikan berfungsi sebagai:
1.

Pusat kegiatan belajar mengajar
Perpustakaan sekolah menyediakan koleksi bahan pustaka untuk
mendukung proses belajar mengajar.

2.

Pusat penelitian sederhana
Perpustakaan sekolah menyediakan koleksi bahan pustaka yang
bermanfaat untuk melaksanakaan penelitian sederhana bagi peserta
didik.

3.

Pusat membaca guna menambah ilmu pengetahuan dan rekreasi
Perpustakaan sekolah menyediakan koleksi bahan pustaka yang
bermanfaat untuk menambah wawasan dan memperdalam ilmu
pengetahuan serta rekreasi intelektual bagi peserta didik dan tenaga
pendidikan.

Berdasarkan uraian fungsi perpustakaan tersebut dapat dipahami bahwa
perpustakaan sekolah sebagai salah satu unsur penunjang penyelenggaraan
pendidikan dan pengajaran disekolah berfungsi sebagai pusat pendidikan,
informasi, penelitian sederhana, tempat rekreasi, tempat melestarikan khasanah
budaya bangsa dan mengembangkan kreativitas, serta sebagai pusat dokumentasi.
2.1.3

Tugas Perpustakaan Sekolah
Secara

mengumpulkan,

umum

perpustakaan

mengorganisasikan,

memiliki
dan

tugas

yang

sama

mendayagunakan,

yaitu
serta

menyebarluaskan sumber informasi atau bahan pustaka. Menurut Sutarno Ns

12
Universitas Sumatera Utara

(2006, 40) “Tugas pokok perpustakaan sekolah adalah menunjang proses
pendidikan dengan menyediakan bahan-bahan bacaan yang sesuai dengan
kurikulum sekolah dan ilmu pengetahuan tambahan yang lain.”
Lasa Hs (2013, 8) menyatakan bahwa tugas perpustakaan sekolah
mencakup:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Mengembangkan koleksi perpustakaan;
Mengorganisasikan bahan perpustakaan;
Mendayagunakan koleksi perpustakaan;
Menyelenggarakan pendidikan pengguna;
Melakukan perawatan koleksi;
Menunjang terselenggaranya proses pembelajaran di sekolah;
Mendayagunakan hasil karya tulis peserta didik, pendidik, dan tenaga
pendidikan;
8. Menyediakan jasa perpustakaan dan informasi;
9. Melaksanakan kegiatan literasi informasi;
10. Melakukan kerjasama perpustakaan;
11. Melakukan promosi perpustakaan.
Sedangkan menurut Yusuf dan Suhendar (2007, 7) tugas perpustakaan
sekolah terdiri dari 3 tugas inti yaitu:
1.

2.

3.

Menghimpun atau mengumpulkan, mendayagunakan, memelihara,
dan membina secara terus-menerus koleksi atau bahan pustaka dalam
bentuk apa saja.
Mengolah sumber informasi dengan menggunakan sistem dan tata
cara tertentu, sejak bahan pustaka diterima perpustakaan sampai siap
untuk dilayankan. Kegiatan ini antara lain meliputi inventarisasi,
klasifikasi, katalogisasi, dan lainnya.
Menyebarluaskan sumber informasi atau bahan pustaka kepada
pengguna perpustakaan sesuai dengan kepentingannya yang berbedabeda. Kegiatan ini antara lain meliputi pelayanan referensi, pelayanan
peminjaman, pelayanan promosi, dan lainnya.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa tugas perpustakaan sekolah
adalah mengumpulkan, mengorganisasikan, mendayagunakan, mengembangkan
dan merawat bahan pustaka, melakukan kerjasama dan promosi, serta

13
Universitas Sumatera Utara

menyediakan jasa layanan perpustakaan bagi seluruh pengguna perpustakaan
sekolah agar proses pendidikaan dapat berlangsung lancar dan berhasil baik.
2.1.4

Koleksi Perpustakaan Sekolah
Koleksi menjadi salah satu elemen penting dalam eksistensi suatu

perpustakaan. Tanpa keberadaan koleksi perpustakaan tidak akan mampu
memenuhi kebutuhan informasi pengguna. Untuk perpustakaan sekolah koleksi
yang disediakan pada umumnya berhubungan dengan mata pelajaran yang
diajarkan disekolah bersangkutan.
Secara garis besar koleksi perpustakaan dapat dibedakan dalam dua
bentuk, yaitu koleksi tercetak dan koleksi non cetak. Koleksi tercetak diantaranya
terdiri dari buku, terbitan berseri, peta, brosur, gambar, pamflet dan booklet.
Sedangkan koleksi non cetak terdiri dari film, Compact Disk (CD), mikrofis,
mikrofilm, kaset dan koleksi digital lainnya.
Menurut Yusuf dan Suhendar (2007, 10) jenis koleksi yang diperlukan
untuk suatu perpustakaan dikelompokkan dalam 3 jenis yaitu:
1.

2.

3.

Koleksi buku:
a. Buku-buku nonfiksi terdiri dari buku teks atau buku pelajaran,
buku teks pelengkap, buku penunjang, buku referensi atau
rujukan;
b. Buku-buku fiksi dan komik (buku cerita bergambar);
Koleksi bukan buku:
a. Terbitan berkala (majalah dan surat kabar);
b. Pamflet;
c. Brosur;
d. Guntingan surat kabar; gambar atau lukisan;
e. Globe;
Koleksi audiovisual seperti film, kaset video, slide suara, dan
sebagainya.

14
Universitas Sumatera Utara

Sedangkan dalam buku pedoman umum penyelenggaraan perpustakaan
sekolah (2000, 14), jenis koleksi perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Buku pelajaran pokok;
Buku pelajaran pelengkap;
Buku bacaan;
Buku sumber/rujukan/referensi;
Terbitan berkala;
Pamfle atau brosur;
Media pendidikan;
Alat peraga;
Kliping.

Koleksi

perpustakaan

sekolah harus selalu dikembangkan untuk

menambah atau meningkatkan jumlah, jenis, dan mutu koleksi perpustakaan.
Jumlah koleksi yang banyak, lengkap dan merupakan terbitan terbaru merupakan
daya tarik bagi pengguna perpustakaan. Menurut Darmono (2001, 45)
“Pengembangan

koleksi

perpustakaan mencakup semua kegiatan

untuk

memperluas koleksi yang ada di perpustakaan, terutama untuk kegiatan yang
berkaitan dengan pemilihan dan evaluasi bahan pustaka.”
Selanjutnya Darmono (2001, 49) menyatakan bahwa pengembangan
koleksi perlu merujuk pada prinsip-prinsip pengembangan koleksi sebagai
berikut:
1.

2.

3.

Relevansi
Artinya pemilihan dan pengadaan koleksi terkait dengan program
pendidikan yang disesuaikan dengan kurikulum yang ada.berorientasi
pada pemakai. Dengan demikian kepentingan pengguna menjadi
acuan dalam pemilihan dan pengadaan bahan pustaka.
Kelengkapan
Koleksi perpustakaan diusahakan tidak hanya terdiri dari buku teks
yang langsung dipakai untuk mata pelajaran tetapi juga menyangkut
bidang ilmu lain yang berkaitan dengan program dalam kurikulum
sekolah.
Kemutakhiran

15
Universitas Sumatera Utara

4.

Kemutakhiran sumber informasi harus diupayakan sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan. Kemutakhiran bahan pustaka dapat
dilihan dari tahun terbit. Jika bahan pustaka diterbitkan pada tahun
terakhir, maka dilihat dari kemutakhiran dapat dikatakan mutakhir
Kerjasama
Unsur-unsur yang terkait dengan pengembangan koleksi harus ada
kerjasama yang baik dan harmonis sehingga pelaksanaan kegiatan
pembinaan koleksi berjalan efektif dan efisien. Kerjasama ini
melibatkan semua komponem seperti kepala sekolah, kepala
perpustakaan, pustakawan dan guru, serta pihak yang mengadakan
pembelian.

Sehubungan dengan jumlah koleksi perpustakaan sekolah menurut Yusuf
dan Suhendar (2007, 24) pengembangan koleksi didasarkan pada ketentuan
berikut:
a.

b.

Koleksi dasar: setiap perpustakaan sekolah memiliki koleksi dasar
dengan perbandingan 10 judul buku untuk seorang murid. Koleksi ini
diharapkan dapat disusun dalam waktu 5 tahun. Koleksi dasark ini
merupakan 50% dari jumlah koleksi minimun yang seharusnya
dicapai oleh perpustakaan sekolah dalam waktu 5 tahun.
Koleksi tambahan: setelah tercapai jumlah koleksi dasar, untuk
pemeliharaan selanjutnya dan untuk penggantian rutin, diperlukan
penambahan sekurang-kurangnya 10% dari jumlah koleksi yang ada.
Disamping itu masih diperlukan penambahan koleksi seperlunya
sekitar 10% guna mencapai jumlah koleksi minimun yang ditargetkan.
Sesudah tahun ke-10 penambahan koleksi hanya untuk pemeliharaan
dan pergantian.

Berdasarkan uraian di atas dapat dijelaskan bahwa koleksi perpustakaan
merupakan kumpulan informasi terpilih berdasarkan kebutuhan pengguna. Dalam
rangka memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan sekolah tidak hanya
menyediakan koleksi dalam bentuk bahan pustaka tercetak, seperti buku, terbitan
berkala, pamflet, brosur, kliping, dan globe. Tetapi juga dalam bentuk koleksi non
cetak atau audiovisual seperti film, slide, kaset video, CD pembelajaran, dan
sebagainya. Beragamnya jenis koleksi yang dimiliki oleh suatu perpustakaan

16
Universitas Sumatera Utara

sekolah menjadi faktor penentu apakah perpustakaan akan diakses oleh banyak
pengguna atau tidak. Oleh karena itu, pengembangan koleksi perpustakaan
sekolah harus sesuai dengan kebutuhan pengguna dengan memperhatikan standar
dan ketentuan yang berlaku, serta didasarkan pada prinsip relevansi, kelengkapan,
kemutakhiran, dan kerjasama berbagai pihak.
2.1.5

Pengolahan Bahan Pustaka
Perpustakaan memiliki jenis koleksi yang beragam, sehingga perlu

dikelola agar memudahkan pengguna perpustakaan untuk mengakses dan
mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. Menurut Yusuf dan Suhendar
(2007, 33) “Pengolahan bahan pustaka merupakan kegiatan yang dimulai dari
pemeriksaan bahan pustaka yang baru datang sampai kepada bahan pustaka
tersebut disusun di rak guna dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan.”
Adapun jenis kegiatan pengolahan bahan pustaka dalam buku pedoman
umum penyelenggaraan perpustakaan sekolah (2000, 20) meliputi:

1.

1.

Inventarisasi;

2.

Katalogisasi;

3.

Klasifikasi;

4.

Penyelesaian fisik bahan pustaka;

5.

Pengaturan koleksi.

Inventarisasi
Inventarisasi merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan pertama kali

terhadap bahan pustaka yang diterima. Dalam buku pedoman umum
penyelenggaraan perpustakaan sekolah (2000, 20) “Inventarisasi adalah kegiatan

17
Universitas Sumatera Utara

pemeriksaan atau pengecekan koleksi, memberi stempel, dan pendaftaran setiap
bahan pustaka ke dalam buku induk dan diberi nomor induk.”
Menurut Suhendar (2014, 92) inventarisasi merupakan rangkaian kegiatan
yang meliputi:
a.

b.

c.

Pengecekkan atau pemeriksaan buku
Pemeriksaan atau pengecekkan buku dilakukan untuk mengetahui
apakan jumlah eksemplar buku yang diterima sesuai dengan jumlah
eksemplar buku yang dibeli atau dipesan, serta apakah jumlah
halaman buku lengkap.
Pemberian cap dan stempel buku
Stempel yang disediakan biasanya terdiri dari dua jenis, yaitu stempel
identitas dan stempel inventaris. Tujuan pemberian cap atau stempel
adalah untuk memberikan identitas terhadap setiap buku sebagai tanda
bahwa buku tersebut milik perpustakaan.
Pendaftaran buku kedalam buku inventaris
Buku inventaris adalah buku yang berisi data seluruh bahan pustaka
yang dimiliki oleh suatu perpustakaan. Tujuan pembuatan buku
inventaris adalah untuk mengetahui jumlah bahan pustaka yang
dimiliki oleh suatu perpustakaan secara keseluruhan atau dalam tahun
tertentu. Data yang didaftarkan pada buku induk meliputi: nama
pengarang, judul buku, tanggal diterima, edisi, nama penerbit, tempat
dan tahun terbit, sumber, keterangan lain yang dianggap perlu, seperti
harga dan jumlah eksemplar.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa inventarisasi adalah
kegiatan pengolahan bahan pustaka yang terdiri dari pemerikasaan atau
pengecekkan bahan pustaka, pemberian cap dan stempel, serta pendaftaran
kedalam buku induk atau buku inventaris. Adapun tujuan inventarisasi adalah
untuk untuk mengetahui jumlah bahan pustaka yang dimiliki oleh suatu
perpustakaan secara keseluruhan atau dalam tahun tertentu.
2.

Katalogisasi
Katalogisasi adalah proses pembuatan entri dalam kartu atau daftar

mengenai buku dan bahan pustaka lainnya yang disusun menurut aturan tertentu

18
Universitas Sumatera Utara

Katalogisasi akan menghasilkan katalog yang berisi keterangan tentang deskripsi
fisik bahan pustaka. Menurut Hasugian (2007, 151) katalog terdiri dari berbagai
bentuk fisik antara lain:
a.
b.

c.
d.

Katalog buku, ialah katalog cetak berbentuk buku yang berisi
beberapa uraian katalog.
Katalog kartu adalah bentuk katalog perpustakaan yang semua
deskrisi bibliografinya dicatat pada kartu berukuran 12,5 x 7,5 cm.
Katalog kartu disusun secara alfabetis pada laci katalog.
Katalog mikro.
Katalog komputer terpasang sering disebut dengan Online Public
Acces Cataloging (OPAC), yaitu sistem katalog terpasang yang dapat
diakses secara umum, dan digunakan pengguna perpustakaan untuk
menelusuri koleksi suatu perpustakaan.

Adapun tujuan pengatalogan dikemukakan oleh pustakawan C.A Cutter
yang dikutip oleh dan Suhendar (2007, 2) adalah sebagai berikut:
a.

b.

c.

Memberikan kemudahan kepada pengguna untuk menemukan bahan
pustaka yang telah diketahui pengarangnya, judul, subjeknya secara
cepat, tepat, dan akurat.
Menunjukkan bahan pustaka yang dimiliki oleh suatu perpustakaan
oleh pengarang tertentu berdasarkan subjek tertentu, atau subjeksubjek yang berhubungan dan jenis atau bentuk literatur tertentu.
Membantu dalam pemilihan bahan pustaka berdasarkan isi dan
karakter.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa katalogisasi adalah proses
pembuatan katalog yang memuat keterangan tentang deskripsi fisik bahan pustaka
baik dalam bentuk katalog buku, katalog kartu, katalog mikro, maupun dalam
bentuk katalog komputer terpasang (OPAC). Katalog digunakan sebagai sarana
temubalik informasi.
3.

Klasifikasi
Klasifikasi adalah kegiatan menganalisis bahan pustaka dan menetapkan

kode dengan menggunakan sistem klasifikasi tertentu. Menurut Miswan (2003, 4)

19
Universitas Sumatera Utara

“Klasifikasi didefinisikan sebagai penyusunan sistematis terhadap buku dan bahan
pustaka lain atau katalog atau entri indeks berdasarkan subjek, dalam cara yang
paling berguna bagi mereka yang membaca atau mencari informasi.” Klasifikasi
berguna untuk memudahkan pengguna dalam mencari dan menemukan bahan
pustaka yang mereka butuhkan, serta memudahkan petugas perpustakaan dalam
penataan dan penyimpanan bahan pustaka.
Suwarno (2010, 118 ) membedakan klasifikasi dalam dua jenis yaitu:
a.

b.

Klasifikasi artifisial, yaitu klasifikasi berdasarkan sifat-sifat yang
secara kebetulan ada pada bahan pustaka tersebut. Misalnya,
klasifikasi bahan pustaka berdasarkan warna buku dan tinggi buku.
Klasifikasi artifial biasanya hanya digunakan untuk buku-buku
tertentu seperti skripsi suatu jurusan yang ditentukan warna, sehingga
pengelompokkan dominan berdasarkan warna.
Klasifikasi fundamental, yaitu klasifikasi berdasarkan isi atau subjek
buku. Sehingga buku yang sama isi atau subjeknya akan terletak
berdekatan dan memudahkan dalam melakukan penelusuran.

Sistem klasifikasi yang pada umumnya digunakan di perpustakaan sekolah
adalah

sistem

Dewey

Decimal

Classification

(DDC).

Sistem

DDC

mengelompokkan seluruh ilmu pengetahuan dalam 10 kelas utama berdasarkan
subjek, yaitu:
000 – Karya Umum
100 – Filsafat dan Psikologi
200 – Agama
300 – Ilmu-Ilmu Sosial
400 – Bahasa
500 – Ilmu-Ilmu Murni
600 – Teknologi dan Ilmu Terapan

20
Universitas Sumatera Utara

700 – Kesenian, Hiburan dan Olahraga
800 – Kesusastraan
900 – Geografi dan Sejarah
Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa klasifikasi adalah proses
menentukan subjek bahan pustaka dan menentukan nomor klasifikasi berdasarkan
sistem klasifikasi yang digunakan di perpustakaan. Bahan pustaka dapat
diklasifikasikan berdasarkan sifat-sifat yang secara kebetulan ada pada bahan
pustaka tersebut, dan berdasarkan isi atau subjek buku.
4.

Penyelesaian fisik bahan pustaka
Penyelesaian fisik bahan pustaka adalah pembuatan dan pemasangan

kelengkapan fisik bahan pustaka seperti kartu buku, kantong buku, slip tanggal
kembali, dan label buku (nomor panggil).
5.

Pengaturan koleksi
Penempatan koleksi perpustakaan sekolah diatur sedemikian rupa agar

pengguna mudah mencari dan menemukan informasi yang mereka butuhkan.
Penempatan koleksi pada rak dilakukan berdasarkan sistem klasifikasi yang
digunakan di perpustakaan bersangkutan.
2.1.6

Perawatan Bahan Pustaka
Bahan pustaka merupakan salah satu unsur terpenting yang terdapat di

dalam suatu perpustakaan. Sehingga kegiatan perawatan terhadap bahan pustaka
menjadi salah satu kegiatan yang harus dilakukan agar setiap bahan pustaka yang
ada selalu terpelihara, tidak cepat mengalami kerusakan, dan selalu dalam
keadaan siap pakai, serta dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu yang lama.

21
Universitas Sumatera Utara

Menurut Sutarno yang dikutip oleh Cita (2012, 201) bahwa:
Perawatan bahan pustaka adalah suatu usaha atau cara untuk menjaga atau
memelihara bahan pustaka, agar koleksi atau bahan pustaka yang ada tidak
cepat mengalami kerusakan atau usang dan dapat dipakai lagi.
Perawatan bahan pustaka dapat dilakukan dalam bentuk tindakan yang
bersifat preventif (pencegahan) dan tindakan yang bersifat kuratif (perbaikan).
Adapun tindakan bersifat preventif (pencegahan) yang dapat dilakukan menurut
Purwono (2010, 54) adalah sebagai berikut:
1.

Pencegahan karena faktor lingkungan
a. Mencegah kerusakan karena pengaruh temperatur dan
kelembapan udara.
b. Temperatur dan kelembapan udara yang ideal bagi bahan pustaka
adalah 20-40° celcius dan 45-60% RH. Salah satu cara untuk
mendapatkan kondisi seperti itu adalah dengan memasang AC
selama 24 jam.
c. Mencegah pengaruh cahaya. Ada dua macam cahaya yang
digunakan untuk menerangi perpustakaan, yaitu cahaya matahari
dan cahaya lampu listrik. Cahaya matahari yang masuk kedalam
ruangan, baik langsung maupun tidak langsung harus dihalangi
dengan gordin atau disaring dengan filter yang mengurangi
radiasi ultra violet. Untuk mencegah kerusakan karena cahaya
lampu, dengan memperkecil intensitas cahaya, mengurangi waktu
pencahayaan dan menghilangkan radiasi ultra violet dari lampu
dengan memasang filter pada lampu TL.
d. Mencegah kerusakan karena pencemaran udara. Bahan pencemar
udara seperti gas-gas pencemar, partikel debu, logam yang
merusak kertas dapat dikurangi dengan langkah sebagai berikut:
1) Ruangan menggunakan AC, karena dalam AC terdapat filter
untuk menyaring udara dan ruangan ber AC selalu tertutup
sehingga mengurangi debu.
2) Di dalam ruangan dipasang alat pembersih udara. Di dalam
alat ini terdapat karbon aktif yang dapat menyerap gas
pencemar dan terdapat filter untuk membersihkan udara dari
debu.
3) Menyimpan buku dalam kotak pelindung.
e. Mencegah kerusakan karena faktor biota. Tindakan preventif
untuk mencegah tumbuh dan berkembangnya jamur dan serangga
adalah dengan memeriksa bahan pustaka secara berkala,
membersihkan tempat penyimpanan, menurunkan kelembapan
udara dan buku-buku tidak boleh disusun terlalu rapat pada rak

22
Universitas Sumatera Utara

2.

karena menghalangi sirkulasi udara. Untuk mencegah menelurnya
jamur dan serangga dari luar, sebaiknya buku-buku yang baru
diterima difumigasi terlebih dahulu sebelum disimpan bersamasama dengan buku yang lainnya. Pada rak diletakkan bahan-bahan
yang berbau untuk mengusir serangga seperti kanfer, naftalen,
paradichloro benzena atau PBC.
f. Mencegah kerusakan karena rak dan lemari yang tidak memenuhi
syarat. Rak atau lemari yang dipakai untuk menyimpan bahan
pustaka terbuat dari bahan anti serangga dan tahan karat serta
menyesuaikan ukurannya dengan bahan pustaka yang akan
disimpan. Buku-buku yang besar dan tebal harus direbahkan di
atas rak untuk menghindari kerusakan secara fisik. Peta-peta
harus dihamparkan dalam laci-laci yang sesuai dengan ukurannya.
g. Mencegah kerusakan karena bencana alam. Bahan pustaka yang
kehujanan atau kebanjiran harus segera dikeringkan dalam
ruangan hangat. Tindakan preventif untuk mencegah kebakaran
adalah: kabel listrik harus diperiksa secara rutin, bahan yang
mudah terbakar harus dijauhkan dari bahan pustaka, merokok
dilarang keras dalam perpustakaan, alarm dan alat pemadam api
berupa karbondioksida ditempatkan ditempat yang mudah
dijangkau.
Pencegahan karena faktor manusia.
Adapun tindakan pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:
a.

b.
c.

Membersihkan ruangan dan bahan pustaka secara teratur,
menjaga agar suhu dan kelembaban tetap stabil dalam suatu
perpustakaan, serta melakukan pemeriksaan secara berkala pada
koleksi dan fasilitas penyimpanan dapat diketahui lebih awal
kerusakan oleh serangga atau akibat kelembaban;
Penataan buku pada rak (shelving ) harus dilakukan dengan hatihati untuk mencegah kerusakan;
Pencurian dan vandalisme dapat dicegah dengan melakukan
pengawasan dalam ruang baca, pemeriksaan tas, pemasangan
detektor pada pintu ruang baca dan lain-lain.

Sedangkan tindakan bersifat kuratif (perbaikan) dilakukan untuk
membenahi kondisi fisik dari bahan pustaka agar bahan pustaka yang rusak ringan
tidak bertambah parah, sedangkan bahan pustaka yang sudah rusak dapat
digunakan kembali oleh pengguna perpustakaan. Soraya (2010, 31) menyatakan
bahwa perbaikan bahan pustaka yang dapat dilakukan dengan cara:

23
Universitas Sumatera Utara

1.

2.
3.
4.
5.
6.

Menambal: bagian bahan pustaka yang rusak dapat ditambal atau
ditutup dengan tissu jepang, kertas hand made, bubur kertas atau tissu
berperekat.
Menyambung: merekatkan kembali bagian kertas yang robek dengan
menggunakan japaneses tissue atau hand made paper.
Lining: memperkuat bahan pustaka dengan cara pelapisan bagian
belakang bahan pustaka.
Laminasi: dilakukan untuk bahan pustaka yang sudah tidak dapat
diperbaiki lagi dengan menjilid, menyambung, dan menambal.
Enkapsulasi: bahan pustaka atau kertas yang sudah rapuh diperbaiki
dengan cara dilapisi dan direkatkan menggunakan double side tape.
Perbaikan jilidan: memperkuat engsel buku yang longgar,
memperbaiki kembali punggung sampul buku dan perbaikan sampul
buku.

Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami bahwa perawatan bahan
pustaka merupakan tindakan yang dilakukan sebelum dan sesudah terjadi
kerusakan pada bahan pustaka bertujuan untuk menjamin koleksi atau bahan
pustaka dapat selalu siap digunakan oleh pengguna. Tindakan pencegahan yang
dilakukan yaitu, pencegahan kerusakan karena faktor lingkungan dan faktor
manusia. Perbaikan bahan pustaka yang mengalami kerusakan dapat dilakukan
dengan

menambal,

menyambung,

melakukan

lining,

enkapsulasi,

dan

memperbaiki jilidan.
2.1.7

Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia pengelola perpustakaan sekolah merupakan unsur

utama dalam mencapai keberhasilan penyelenggaraan perpustakaan. Dalam buku
pedoman

penyelenggaraan

perpustakaan

sekolah

(2000,

8):

“Pengelola

perpustakaan sekolah adalah guru atau pegawai yang diberi tugas melaksanakan
tugas di perpustakaan sekolah yang ditetapkan berdasarkan surat keputusan kepala
sekolah.”

24
Universitas Sumatera Utara

Menurut Hermawan dan Zen (2006, 40) untuk perpustakaan sekolah
minimal terdapat 3 jenis pengelola perpustakaan sekolah, yaitu:
1.

2.
3.

Pustakawan guru, yaitu tenaga kependidikan yang memiliki
kualifikasi guru, tetapi melaksanakan tugas sebagai pengelola
perpustakaan.
Pustakawan sekolah, yaitu seorang yang memiliki kualifikasi sebagai
pustakawan dan mengelola perpustakaan sepenuhnya.
Petugas perpustakaan, yaitu pegawai administrsi yang diberi tugas
untuk mengelola perpustakaan.

Permendiknas RI Nomor 25 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga
Perpustakaan Sekolah/Madrasah dinyatakan bahwa:
Setiap sekolah/madrasah untuk semua jenis dan jenjang yang mempunyai
jumlah tenaga perpustakaan sekolah/madrasah lebih dari satu orang,
mempunyai lebih dari enam rombongan belajar, serta memiliki koleksi
minimal 1000 (seribu) judul materi perpustakaan dapat mengangkat kepala
perpustakaan sekolah/madrasah.
Perpustakaan sekolah dipimpin oleh seorang kepala perpustakaan yang
bertanggung jawab kepada kepala sekolah. Dalam buku pedoman umum
penyelenggaraan perpustakaan sekolah (2000, 9) tugas dan tanggung jawab kepala
perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:
1.
2.

3.
4.
5.

6.

Menyusun program kerja termasuk petunjuk pelaksanaan dan rencana
anggaran keuangan.
Mengorganisir tugas-tugas di antara para tenaga perpustakaan,
menyiapkan rencana tambahan petugas dan semua sarana kerja yang
diperlukan.
Membimbing, menggerakkan dan memotivasi petugas perpustakaan
agar menyelesaikan tugasnya tepat waktu.
Melakukan pemantauan dan mengevaluasi pelaksanaan tugas, serta
penggunaan anggaran dan perlengkapan atau peralatan lainnya.
Melakukan evaluasi terhadap program kerja, proses pelaksanaan,
penggunaan sarana dan prasarana untuk mengetahui kekurangan dan
kelebihannya.
Menyiapkan laporan hasil kerja, petanggungjawaban penggunaan
anggaran dan semua sarana kerja serta memberikan masukan untuk
perbaikan dan peningkatan.

25
Universitas Sumatera Utara

Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab kepala perpustakaan dibantu oleh
staf atau tenaga perpustakaan. Adapun kualifikasi kepala dan tenaga perpustakaan
dalam Permendiknas RI Nomor 25 Tahun 2008 dinyatakan bahwa:
1.

2.

3.

Kepala perpustakaan sekolah melalui jalur pendidik harus memenuhi
syarat:
a. Berkualifikasi serendah-rendahnya diploma empat (D4) atau
sarjana (S1);
b. Memiliki sertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan
sekolah/madrasah dari lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah;
c. Masa kerja minimal 3 tahun.
Kepala perpustakaan sekolah melalui jalur tenaga kependidikan harus
memenuhi salah satu syarat berikut:
a. Berkualifikasi diploma dua (D2) Ilmu Perpustakaan dan
Informasi bagi pustakawan dengan masa kerja 4 tahun;
b. Berkualifikasi diploma dua (D2) non-Ilmu Perpustakaan dan
Informasi dengan sertifikat kompetensi pengelolaan perpustakaan
sekolah dari lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah dengan
masa kerja 4 tahun.
Tenaga perpustakaan
Setiap pepustakaan sekolah atau madrasah memiliki sekurangkurangnya satu tenaga perpustakaan yang berkualifikasi SMA atau
sederajat dan bersertifikat sertifikat kompetensi pengelolaan
perpustakaan sekolah dari lembaga yang ditetapkan oleh pemerintah.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa sumber daya manusia pengelola
perpustakaan sekolah adalah semua orang yang bekerja di perpustakaan, baik
sebagai pemimpin atau kepala perpustakaan maupun sebagai staf atau tenaga
perpustakaan. Pengelola perpustakaan sekolah merupakan salah satu faktor yang
sangat penting dalam keberhasilan penyelenggaraan perpustakaan sekolah. Oleh
karena itu, kualifikasi seseorang yang diangkat sebagai pengelola perpustakaan
harus sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
2.1.8

Layanan Perpustakaan Sekolah
Layanan merupakan salah satu kegiatan utama pada suatu perpustakaan.

Layanan dapat dijadikan ukuran berhasil atau tidaknya penyelenggaraan suatu

26
Universitas Sumatera Utara

perpustakaan.

Oleh

karena

itu,

layanan

perpustakaan

sekolah

harus

diselenggarakan dengan sebaik-baiknya sehingga memberikan kepuasan bagi
pengguna. Menurut Istiana (2014, 1) “Layanan perpustakaan adalah penyediaan
bahan pustaka dan atau sumber informasi secara tepat serta penyediaan berbagai
layanan dan bantuan kepada pengguna sesuai dengan kebutuhan pengguna
perpustakaan.” Layanan perpustakaan sekolah bertujuan untuk menyajikan
informasi untuk mendukung proses belajar mengajar, rekreasi, dan menumbuhkan
minat baca bagi siswa.
2.1.8.1 Sistem Layanan
Penerapan sistem layanan di perpustakaan dimaksudkan agar pengguna
perpustakaan dapat memanfaatkan koleksi perpustakaan dengan baik, kegiatan
layanan berlangsung dengan tertib dan teratur. Adapun sistem layanan yang pada
umumnya diterapkan di perpustakaan, yaitu sistem layanan terbuka (open access)
dan sistem layanan tertutup (closed access). Himayah (2013, 2) mendefinisikan
sistem layanan terbuka dan sistem layanan tertutup sebagai berikut:
1.

2.

Sistem Layanan Terbuka (Open Access)
Dalam sistem layanan terbuka, perpustakaan memberi kebebasan
kepada pengunjungnya untuk dapat masuk dan memilih sendiri
koleksi yang diinginkannya dari rak. Oleh karena itu, penataan ruang
koleksi perlu diperhatikan. Misalnya, rambu-rambu yang
menunjukkan lokasi koleksi harus lengkap dan jelas. Jarak antara rak
satu dengan rak yang lain sebaiknya lebih lebar.
Sistem Layanan Tertutup (Closed Access)
Pada sistem layanan tertutup pemustaka tidak boleh langsung
mengambil koleksi bahan pustaka yang diinginkannya di rak, tetapi
harus melalui petugas perpustakaan. Pemustaka dapat memilih koleksi
bahan pustaka yang diinginkannya melalui katalog yang disediakan.

27
Universitas Sumatera Utara

Masing-masing sistem layanan perpustakaan memiliki kelebihan dan
kekurangan. Menurut Darmono( 2001, 138) kelebihan dan kekurangan tersebut
adalah sebagai berikut:
1.

2.

Keuntungan dan kekurangan sistem layanan terbuka:
a. Keuntungan:
1) Pengguna dapat mengambil sendiri bahan pustaka yang
dibutuhkan dari jajaran koleksi.
2) Pengguna dilatih untuk dapat dipercaya dan diberi tanggung
jawab terhadap tereliharanya koleksi yang dimiliki
perpustakaan.
3) Pengguna akan merasa lebih puas karena ada kemudahan
dalam menemukan bahan pustaka dan alternatif lain jika yang
dicari tidak ditemukan.
4) Tenaga perpustakaan yang bertugas mengambilkan bahan
pustaka tidak diperlukan, sehingga bisa diberi tanggung
jawab dibagian lain.
c. Kerugian:
1) Ada kemungkinan penempatan buku di rak menjadi kacau,
karena ditempatkan pada tempat yang tidak tepat.
2) Ada kemungkinan buku yang hilang relatif besar.
3) Memerlukan koleksi yang lebih luas untuk jajaran koleksi.
4) Membutuhkan keamanan yang lebih baik agar tidak
menimbulkan peningkatakan kehilangan atau perobekan
buku.
Keuntungan dan kekurangan sistem layanan tertutup:
a. Keuntungan:
1) Jajaran koleksi akan terjaga kerapiannya.
2) Mengurangi kemungkinan terjadinya kehilangan dan
perobekan bahan pustaka.
3) Ruangan yang dibutuhkan untuk jajaran koleksi tidak terlalu
luas.
4) Untuk koleksi yang rentan terhadap kerusakan maka sistem
ini sangat sesuai.
b. Kerugian:
1) Dalam menemukan bahan pustaka pengguna hanya dapat
mengetahui ciri-ciri kepengarangan dan fisik bahan pustaka.
2) Judul buku tidak selalu menggambarkan makna pembahasan
buku, sehingga judul yang dipilih tidak sesuai dengan
permintaan pengguna.
3) Pengguna tidak mungkin menemukan alternatif lain dari
bahan pustaka yang diperlukannya.

28
Universitas Sumatera Utara

4) Jika pengguna cukup banyak, membutuhkan tenaga dan
waktu yang cukup banyak untuk memenuhi permintaan dan
menyiapkan bahan pustaka yang dibutuhkan pengguna.
Selanjutnya menurut Darmono (2001, 137) ada berbagai faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam memilih sistem pelayanan yang akan diterapkan pada
suatu perpustakaan yaitu:
1.
2.

3.

4.

5.

Pertimbangan tingkat keamanan koleksi perpustakaan.
Pertimbangan jenis koleksi dan sifat rentan dari koleksi. Untuk koleksi
pandang dengar dan bentuk mikro pada umumnya layanan yang
diberikan bersifat tertutup.
Perbandingan antara jumlah staf, jumlah pengguna, dan jumlah
koleksi. Jika jumlah pengguna sangat besar maka perpustakaan
memilih sistem layanan terbuka.
Luas gedung perpustakaan. Perpustakaan yang memiliki gedung yang
luas dengan jumlah tenaga pengelola yang terbatas cenderung
menerapkan sistem layanan terbuka.
Rasio antara jam layanan dengan jumlah staf perpustakaan.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa ada dua macam sistem
layanan yang diterapkan di perpustakaan, yaitu sistem layanan terbuka dan sistem
layanan tertutup. Pengelola perpustakaan dapat secara bebas memilih sistem
layanan yang akan diterapkan pada perpustakaan masing-masing dengan
mempertimbangkan kebutuhan pengguna perpustakaan, ketersediaan sarana dan
prasarana, serta kesiapan tenaga perpustakaan.
2.1.8.2 Jenis Layanan
Layanan

perpustakaan

sangat

bervariasi,

tergantung

pada

jenis

perpustakaan, sarana yang dimiliki, ketersediaan tenaga perpustakaan, koleksi
yang dimiliki, dan kebutuhan pengguna. Sehubungan dengan jenis layanan
perpustakaan sekolah, Rochjani (2011, 2) menyatakan bahwa layanan
perpustakaan minimal terdiri dari:

29
Universitas Sumatera Utara

1.

1.

Layanan sirkulasi;

2.

Layanan referensi;

3.

Pendidikan pengguna.

Layanan Sirkulasi
Layanan sirkulasi disebut juga sebagai layanan peminjaman dan

pengembalian buku atau koleksi perpustakaan. Menurut Yusuf dan Suhendar
(2007, 70) “Layanan sirkulasi adalah perputaran buku atau jenis koleksi lain milik
perpustakaan yang dipinjamkan kepada anggota untuk beberapa waktu lamanya.”
Waktu peminjaman dapat sehari, dua hari, tiga hari atau seminggu tergantung
kebijakan perpustakaan.
Adapun tujuan layanan sirkulasi yang dikemukakan oleh Lasa Hs (2013,
209) adalah:
a.
b.
c.
d.

Agar koleksi perpustakaan sekolah dapat dimanfaatkan secara
optimal.
Untuk mengetahui anggota yang meminjam koleksi tertentu.
Terjaminnya pengembalian pinjaman karena data peminjaman telah
terekam dalam sistem administrasi perpustakaan sekolah.
Diperoleh data kegiatan perpustakaan terutama berkaitan dengan
pemanfaatan koleksi.

Menurut Rochjani (2011, 2) layanan sirkulasi meliputi kegiatan
peminjaman, pengembalian, perpanjangan, penagihan, pemberian sanksi, dan
menyusun statistik serta menetapkan tata tertip perpustakaan. Rincian uraiannya
sebagai berikut:
a.

Peminjaman
Yang perlu dipersiapkan adalah kartu peminjaman dan kartu buku.
Ada beberapa langkah yang ditempuh oleh peminjam dan petugas
perpustakaan dalam hal melayani peminjaman untuk jenis koleksi
yang bisa dipinjam keluar yaitu:

30
Universitas Sumatera Utara

1) Dalam sistem pelayanan terbuka para peminjam bisa mencari
buku yang dibutuhkan melalui kartu katalog. Baru setelah
menemukan buku yang dicarikan langsung menyerahkan kepada
petugas untuk diproses.
2) Petugas mengeluarkan kartu buku dari kantongnya, kemudian
menuliskan nama peminjam atau nomor anggota dan tanggal
kembali.
3) Selanjutnya petugas menuliskan tanggal kembali pada lembar
tanggal kembali yang diselipkan di bagian belakang setiap buku,
dengan maksud agar pemimjam bisa mengetahui kapan harus
mengembalikan buku yang dipinjamnya.
4) Pekerjaan petugas selanjutnya adalah mengisi kartu peminjaman
sesuai dengan lajur-lajur atau kolomnya, kecuali kolom tanggal
kembali yang baru diisi pada saat peminjam mengembalikan
buku.
5) Kegiatan terakhir dari peminjaman adalah petugas menyusun
kartu buku dan kartu peminjaman ke dalam lacinya masingmasing. Kartu buku disusun berdasarkan urutan tanggal kembali
dan nomor klasifikasinya. Sedangkan kartu peminjaman disusun
berdasarkan urutan nama peminjam atau nomor anggota.
b. Pengembalian
Pengembalian adalah kegiatan pencatatan bukti bahwa pengguna telah
mengembalikan koleksi yang dipinjamnya. Prosedur pengembalian:
1) Petugas memeriksa buku yang dikembalikan oleh pengguna. Jika
terdapat kerusakan maka peminjam dikenakan denda sesuai
tingkat kerusakan yang ada. Bahkan jika rusaknya parah sehingga
mungkin tidak bisa digunakan lagi, peminjam disuruh mengganti
dengan buku yang sama atau buku lain yang seharga dengan buku
tersebut.
2) Jika tidak ada kerusakan, maka petugas menggambil kartu buku
dan memasukannya kembali ke kantong buku yang bersangkutan.
Kemudian petugas mencatat tanggal pengembalian yang terdapat
pada kartu peminjaman.
3) Petugas menyimpan kartu peminjaman kembali pada lacinya dan
buku tersebut segera disimpan pada raknya.
c. Perpanjangan
Kegiatan perpanjangan adalah kegiatan pencatatan kembali koleksi
yang pernah dipinjam sesuai kurun waktu yang ditentukan.
d. Penagihan
Penagihan adalah pemberitahuan kepada pemimjam untuk meminta
kembali koleksi yang dipinjam karena telah melampaui batas waktu
peminjaman.
e. Pemberian sanksi
Pemberian sanksi terhadap jenis pelanggaran yang dilakukan antara
lain:

31
Universitas Sumatera Utara

f.

g.

1) Keterlambatan pengembalian koleksi;
2) Membawa koleksi tanpa melalui prosedur yang benar;
3) Mengembalikan koleksi dalam keadaan rusak;
4) Menghilangkan koleksi yang dipinjam;
5) Melanggar peraturan perpustakaan.
Jenis sanksi yang diberikan antara lain :
a) Sanksi denda, besarnya denda ditentukan oleh kebijakan
perpustakaan;
b) Sanksi administrasi, misalnya tidak boleh meminjam koleksi
keanggotaan perpustakaan.
Statistik
Statistik adalah kegiatan pengumpulan data kegiatan sirkulasi sebagai
bahan untuk melihat keadaan dan perkembangan perpustakaan.
Statistik yang dikerjakan meliputi data pengunjung, keanggotaan,
jumlah peminjam, koleksi yang dipinjam dan koleksi yang
dikembalikan.
Tata Tertib Perpustakaan
Menyusun tata tertip perpustakaan perlu memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1) Ketentuan tentang hari dan jam buka layanan perpustakaan.
2) Perbandingan jumlah koleksi dengan pengguna.
3) Membuat perbedaan yang jelas antara koleksi yang dapat
dipinjam dibawa pulang dengan koleksi baca ditempat.
4) Persyaratan menjadi anggota perpustakaan.
5) Sanksi terhadap pelanggaran harus dinyatakan dengan jelas.
6) Ketentuan tata tertib untuk pengguna perpustakaan perlu
dinyatakan dengan jelas, misalnya larangan merokok, makan,
minum dan sebagainya.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa layanan sirkulasi adalah
salah satu jenis layanan perpustakaan yang terdiri dari kegiatan peminjaman,
pengembalian, perpanjangan, penagihan, pemberian sanksi, dan menyusun
statistik serta menetapkan tata tertip perpustakaan. Layanan sirkulasi secara umum
bertujuan agar pengguna perpustakaan dapat memanfaatkan koleksi secara
optimal.
2.

Layanan referensi
Layanan referensi membantu pengguna perpustakaan untuk mencari atau

menemukan informasi dengan cara menerima pertanyaan-pertanyaan yang

32
Universitas Sumatera Utara

diajukan pengguna. Menurut Suhendar (2014, 206) “Layanan referensi adalah
pelayanan yang berhubungan dengan pemberian informasi atau pelayanan yang
diberikan guna menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan informasi yang ada
pada buku referensi.” Pustakawan pada layanan referensi harus memiliki
pengalaman dan pengetahuan tentang berbagai sumber referensi yang relevan
dengan kebutuhan pengguna dan cara menggunakannya.
Adapun tujuan layanan referensi menurut Lasa Hs (2013, 211) adalah:
a.
b.
c.
d.

Memilih sumber rujukan yang lebih tepat untuk menjawab pertanyaan
dalam bidang tertentu.
Memberikan pengarahan kepada pengguna untuk memperluas
wawasan mereka mengenai subjek maupun topik tertentu.
Mendayagunakan sumber informasi maupun teknologi.
Tercapainya efisiensi tenaga, biaya, dan waktu.

Menurut Darmono (2001, 160) jenis-jenis koleksi referensi adalah sebagai
berikut:
a.

b.

c.

d.

e.

Kamus
Kamus adalah kata atau istilah yang disusun menurut abjad yang
disertai dengan makna, ejaan, ucapan, pemakaian, dan sejenisnya.
Kamus terdiri dari kamus bahasa dan kamus khusus.
Ensiklopedi
Eksiklopedi merupakan sumber informasi yang menyajikan informasi
mengenai setiap cabang ilmu pengetahuan atau salah satu cabang ilmu
pengetahuan.
Sumber biografi
Sumber biografi merupakan sumber informasi yang memberikan
keterangan orang khususnya mengenai tanggal lahir dan kematian,
kualifikasi, pendidikan, jabatan, dan sumbangan pada bidangnya,
masyarakatnya, serta alamat.
Buku tahunan
Buku tahunan merupakan terbitan tahunan yang berisi informasi
mutakhir mengenai kegiatan yang telah berlangsung dalam periode
tertentu dalam bentuk deskriptif dan atau data statistik.
Almanak
Almanak dapat diartikan sebagai:
1) Terbitan tahunan berisi kalender atau penanggalan yang disertai
data astronomi.

33
Universitas Sumatera Utara

f.

g.

h.

i.

j.

k.

2) Buku tahunan yang berisi statistika dan informasi lain pada
bidang tertentu.
Sumber geografis
Sumber geografis terdiri dari:
1) Gazetir, yaitu kamus geografi mengenai tempat-tempat yang
disusun menurut abjad;
2) Buku perjalanan adalah buku panduan yang memberikan
informasi mengenai kota, negara atau kawasan, gedung,
monumen bersajarah, museum, dan sebagainya;
3) Peta, atlas, globe merupakan sumber rujukan yang memuat
informasi geografi, misalnya peta sejarah, curah hujan, dan
ekonomi.
Direktori
Direktori adalah daftar tokoh atau organisasi atau lembaga yang
disusun secara sistematik dan memberikan data mengenai nama,
alamat, alifiasi, kegiatan, dan sebagainya.
Sumber rujukan mutakhir
Menyajikan informasi mengenai peristiwa mutakhir, baik tentang
negara maupun perkembangan suatu bidang ilmu pengetahuan.
Sumber statistik
Buku statistik adalah buku rujukan yang berisi informasi statistik atau
data berupa angka-angka mengenai suatu masalah.
Buku panduan dan pedoman
Buku panduan (handbook) merupakan kumpulan berbagai jenis
informasi yang disusun secara padat dan siap pakai khusus dalam
sebuah bidang. Sedangkan pedoman merupakan buku petunjuk
bagaimana melakukan tugas atau mengoperasikan alat disertai
penjelasan.
Bibliografi
Bibliografi merupakan daftar yang disusun menurut abjad pengarang,
kronologis, atau topik, memuat sumber primer dan sumber lain
mengenai subjek atau tokoh tertentu.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa layanan referensi adalah layanan
khusus diberikan kepada pengguna perpustakaan yang membutuhkan informasi
pada buku referensi. Jenis-jenis buku referensi tersebut adalah kamus,
ensiklopedi, sumber biografi, buku tahunan, almanak, sumber geografis, direktori,
sumber rujukan mutakhir, sumber statistik, buku pedoman, dan bibliografi.

34
Universitas Sumatera Utara

3.

Layanan bimbingan pengguna
Layanan bimbingan pengguna merupakan salah satu jenis layanan yang

bertujuan untuk membantu pengguna agar mampu memanfaatkan semua fasilitas
perpustakaan secara mandiri. Menurut Yusuf dan Suhendar (2007, 81) bimbingan
pengguna perpustakaan sekolah dapat dilakukan dalam bentuk:
1) Menerangkan pada pengguna bagaimana cara menggunakan
perpustakaan dengan baik, seperti:
a) Memperkenalkan tata tertib dan peraturan perpustakaan;
b) Cara menggunakan katalog perpustakaan;
c) Cara membaca yang baik;
d) Cara menggunakan dan memperlakukan buku dengan baik;
e) Cara mencari dan menelusur untuk menemukan buku pada rak;
f) Cara meminjam dan mengembalikan buku tepat waktu.
2) Menerangkan kepada para siswa dan guru mengenai keberadaan dan
kemanfaatan perpustakaan melalui kegiatan ramah-tamah, ekstra
kurikuler, pertemuan BP3, dan kegiatan lain.
3) Mengadakan kegiatan pameran sederhana tentang masalah
perpustakaan, perbukuan, pendidikan, dan sejenisnya dengan
melibatkan siswa dan guru.
4) Mengadakan berbagai kegiatan perlomban, seperti lomba meresensi,
dan lomba membaca cepat.
5) Petugas perpustakaan harus bersikap ramah dan selalu siap membantu
pengguna dalam pencarian informasi.
Sedangkan Sutarno Ns (2006, 95) menyatakan bahwa pendidikan
pengguna dapat dilakukan melalui metode berikut:
1) Metode ceramah. Pengenalan perpustakaan menggunakan metode
ceramah dilakukan untuk memberikan penjelasan secara garis besar
tentang perpustakaan.