Bagian Bina Program - Pemerintah Kota Surabaya

Kementerian Keuangan

Direktorat Jenderal Anggaran

Direktorat Anggaran Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

TRANSPARANSI PENGELOLAAN
KEUANGAN NEGARA

Surabaya, 14 September 2017

1

Kementerian Keuangan

Direktorat Jenderal Anggaran

Direktorat Anggaran Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

Pengelolaan Keuangan Negara
KEUANGAN

NEGARA

Semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan
uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa
barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan
pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut
(Pasal 1 UU No.17 Tahun 2003)

a.

Hak Negara untuk memungut Pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan melakukan
pinjaman;
b. Kewajiban Negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan negara dan
membayar tagihan pihak ketiga;
c. Penerimaan Negara;
d. Pengeluaran Negara;
e. Penerimaan Daerah;
f.
Pengeluaran Daerah;
g. Kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain berupa uang,

surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk
kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara/perusahaan daerah;
h. Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh Pemerintah dalam rangka penyelenggaraan tugas
pemerintahan dan/atau kepentingan umum;
i.
Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan pemerintah.
(Pasal 2 UU No.17 Tahun 2003)
2

Kementerian Keuangan

Direktorat Jenderal Anggaran

Direktorat Anggaran Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

Kekuasaan Pengelolaaan Keuangan Negara
Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan
keuangan negara sabagai bagian dari kekuasaan pemerintahan
UU No 17 Thn 2003 ttg Keuangan Negara Pasal 6


kepada Menteri Keuangan, selaku
pengelola fiskal dan Wakil
Pemerintah dalam kepemilikan
kekaayaan negara yang dipisahkan

CFO




Dikuasakan

Menyusun Rancangan APBN
dan rancangan perubahan
APBN
Mengesahkan DIPA

UU No 17 Thn 2013 pasal 8

kepada Menteri/Pimpinan

Lembaga selaku Pengguna
Anggaran/Pengguna Barang K/L
yang dipimpinnya

COO





Menyusun Rancangan
Anggaran K/L
Menyusun DIPA
Melaksanakan anggaran K/L

UU No 17 Thn 2013 pasal 8

Diserahkan

Kepada Gubernur/Bupati/walikota

selaku kepala pemerintahan daerah
untuk mengelola keuangan daerah
dan mewakili pemerintah daerah
dalam kepemilikian kekayaan daerah
yang dipisahkan,

3

Kementerian Keuangan

Direktorat Jenderal Anggaran

Direktorat Anggaran Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

Siklus APBN

Pertemuan
Tiga Pihak

Forum

Penelaahan

Forum
Penelaahan

4

Kementerian Keuangan

Direktorat Jenderal Anggaran

Direktorat Anggaran Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

Penyusunan dan Penetapan APBN
APBN ditetapkan setiap tahun dengan Undang-Undang
APBN terdiri atas anggaran pendapatan, anggaran belanja dn pembiayaan
Pendapatan Negara terdiri atas penerimaan pajak, PNBP dan hibah.
Belanja Negara dipergunakan untuk penyelenggaraan tugas pemerintahan pusat
dan pelaksanaan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah.
Belanja negara dirinci menurut Organisasi, Fungsi dan Jenis Belanja.

APBN disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan negara
dan kemampuan dalam menghimpun pendapatan negara
Penyusunan Rancangan APBN berpedoman pada RKP dalam rangka mewujudkan
tercapainya tujuan bernegara.
Dalam hal anggaran diperkirakan defisit, ditetapkan sumber-sumber pembiayaan
untuk menutup defisit tersebut dalam UU tentang APBN.
Dalam hal anggaran diperkirakan surplus, Pemerintah Pusat dapat mengajukan
rencana penggunaan surplus anggaran kepada DPR

5

Kementerian Keuangan

Direktorat Jenderal Anggaran

Direktorat Anggaran Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

Penyusunan dan Penetapan APBN
Pemerintah Pusat menyampaikan pokok-pokok kebijakan fiskal dan kerangka
ekonomi makro tahun anggaran berikutnya kepada DPR kemudian dibahas dalam

Pembicaraan Pendahuluan rancangan APBN tahun anggaran berikutnya
Pemerintah Pusat bersama DPR membahas kebijakan umum dan prioritas
anggaran untuk dijadikan acuan bagi setiap kementerian negara/lembaga dalam
penyusunan usulan anggaran.
Dalam rangka penyusunan rancangan APBN, Menteri/pimpinan lembaga selaku
PA/PB menyusun RKA-K/L tahun berikutnya yang disusun berdarakan prestasi
kerja yang akan dicapai dengan disertai prakiraan belanja untuk tahun berikutnya
Rencana kerja dan anggaran disampaikan kepada DPR untuk dibahas dalam
Pembicaraan Pendahuluan rancangan APBN.
Hasil pembahasan tersebut disampaikan kepada Menteri Keuangan sebagai bahan
penyusunan rancangan Undang-undang tentang APBN tahun berikutnya.
Ketentuan lebih lanjut mengenai penyusunan rencana kerja dan anggaran
kementerian negara/lembaga diatur dengan PP.

6

Kementerian Keuangan

Direktorat Jenderal Anggaran


Direktorat Anggaran Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

Pelaksanaan APBN DAN APBD
Setelah APBN ditetapkan dengan UU, pelaksanaannya dituangkan lebih lanjut
dengan Keputusan Presiden.
Setelah APBD ditetapkan dengan peraturan daerah, pelaksanaannya dituangkan
lebih lanjut dengan Keputusan Gubernur/Bupati/Walikota.
Pemerintah Pusat menyusun Laporan Realisasi Semester Pertama APBN dan
prognosis untuk enam bulan berikutnya.
Laporan tersebut disampaikan kepada DPR selambat2nya pada akhir Juli
bersangkutan untuk dibahas bersama antara DPR dan Pemerintah Pusat.
Penyesuaian APBN dibahas bersama DPR dg Pemerintah apabila terjadi :
a.Perkembangan ekonomi makro yang tidak sesuai dengan asumsi yang
digunakan dalam APBN;
b.Perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal;
c.Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antar unit
organisasi, antar kegiatan dan antar jenis belanja;
d.Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya harus
digunakan untuk pembiayaan anggaran yang berjalan.


7

Kementerian Keuangan

Direktorat Jenderal Anggaran

Direktorat Anggaran Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

Perkembangan APBN 4 Tahun Kabinet Kerja dan Rencana Tahun 2018

Na
cita
wa

Fokus memprioritaskan Pembangunan Infrastruktur yang diikuti upaya
penurunan tingkat kemiskinan dan kesenjangan antarwilayah dengan
tetap menjaga pengelolaan fiskal yang sehat dan berkelanjutan

Perubahan paradigma pengelolaan keuangan negara dengan mengalihkan
sebagian belanja yang bersifat Konsumtif menjadi Produktif melalui

Reformasi Subsidi Energi dan Belanja Kementerian Negara/Lembaga (K/L)
Tahun percepatan penyerapan anggaran, melalui perubahan regulasi
dalam mendorong percepatan lelang pada triwulan IV tahun anggaran
sebelumnya, terutama belanja infrastruktur.
Tahun konsolidasi fiskal, baik di sisi pendapatan negara dan belanja
negara, maupun sisi pembiayaan anggaran yang dirancang agar APBN
lebih realistis, kredibel dan efisien.
Memacu Investasi dan infrastruktur untuk Pertumbuhan dan
Pemerataankredibel dan efisien.

8

Kementerian Keuangan

Direktorat Jenderal Anggaran

Direktorat Anggaran Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

Arah Kebijakan Belanja K/L 20181
KL

Bersifat Melanjutkan kebijakan yang telah diambil sebelumnya (tidak ada
Baselin kebijakan baru) dan memperhatikan hasil reviu baseline K/L
(berdasarkan realisasi 2016, outlook 2017, parameter, volume output).
e

Penerapan UU Terkait pelimpahan wewenang untuk pemerintahan
No 23 Tahun
konkuren dari Pemerintah Daerah ke Pemerintah Pusat
2014
PNS Daerah menjadi PNS
Penyuluh KB
15.00
Ttg Pemda
Pembayaran Gaji di bebankan pada
0
BKKBN
Penyuluh
Perikanan

Belanja
Pegawai

Rp

3.200

PNS Daerah menjadi PNS
Pembayaran Gaji di bebankan pada
Kementerian Kelautan dan
Perikanan

Tetap memperhitungkan pemberian gaji ke-13 (baseline) dan
pencadangan untuk mempertahankan kesejahteraan PNS seperti
tahun-tahun sebelumnya (kenaikan gaji pokok atau pemberian
THR).
9

Kementerian Keuangan

Direktorat Jenderal Anggaran

Direktorat Anggaran Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

Arah Kebijakan Belanja K/L 20182
Meningkatkan
efektivitas dan
efisiensi belanja K/L

1

Reviu Belanja Barang
berbasis realisasi 2016

2

Penerapan Cap Policy
Belanja Barang Operasional
2018
2018

Realisasi
Realisasi
2016
2016

Potensi efisiensi kebutuhan
belanja operasional

Pagu
Pagu
2017
2017

SEWA

Menetapkan batas maksimal belanja aparatur

10

Kementerian Keuangan

Direktorat Jenderal Anggaran

Direktorat Anggaran Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

Arah Kebijakan Belanja K/L 20183
3

Penguatan dan Perbaikan kualitas belanja modal
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
Efisiensi Belanja Modal
Diarahkan untuk belanja modal produktif antara lain pariwisata,
infrastruktur (pelabuhan, bandara, jalan, bendungan, irigasi dan listrik),
sarana dan prasarana ekonomi produktif (pasar) serta daerah perbatasan

4

Penghematan Belanja
Barang Non Operasional
Pembatasan belanja
Perjalanan Dinas
Paket Meeting

Belanja Produktif, termasuk
menambah volume output prioritas







Kegiatan yang terpusat
Frekuensi
Jumlah pegawai
Optimalisasi IT untuk Monev
Pengurangan konsumsi
Pemanfaatan waktu yang efektif

Belanja Honor Tim • Hanya untuk tambahan penugasan tidak terkait tusi
• Pembatasan honor (jumlah keanggotaan)
yang rasional
Belanja Bahan dan Non • Go Green dengan pengurangan ATK
• Upaya ramah lingkungan
Operasional Lainnya

11

Kementerian Keuangan

Direktorat Jenderal Anggaran

Direktorat Anggaran Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

Arah Kebijakan Belanja K/L 20184
5

6

Sinergi program perlindungan sosial dan mempertajam
sasaran Bantuan Sosial dan menghindari tumpang
tindih antar program dengan pemanfaatan basis data
terpadu
Refocusing anggaran
prioritas terkait K/L
Pendidikan

7

Kesehatan

Infrastruktur

Pemanfataan sistem pemantauan
berbasis on-line seperti SMART

12

13