ALUR
i. Evaluasi Sediaan krim
Uji organoleptis sediaan krim krim yang baik harus dipenuhi adalah memiliki konsistensi
lembut, warna sediaan homogen, dan baunya harum[ CITATION Nab14 \l 1033 ].
Krim
Diamati bentuk, warna, bau secara visual
Hasil
Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah krim dapat dikatakan homogen
pada pengamatan menggunakan mikroskop, krim mempunyai tekstur yang tampak rata dan tidak
menggumpal [ CITATION Nab14 \l 1033 ]
krim
Dioleskan pada objek gelas
Diamati ada tidaknya gumpalan
Hasil
Uji daya sebar dapat dikatakan baik jika sediaan krim yang ketika dioleskan akan
menyebar, sehingga krim tipe A/M dapat diaktakan mudah dioleskan,dengan kisaran pada 2,5 cm
- 2,8 cm[ CITATION Juw13 \l 1033 ]
krim
Diambil sebanyak 0,5 gram
Diletakkan ditengah kaca bulat
Ditutup dengan kaca bulat yang telah ditimbang
Dibiarkan selama 60 detik
Dicatat diameter sebarnya
ditambah beban 50 g, dibiarkan 60 detik
Dicatat diameter sebarnya dan direplikasi sebanyak 3 kali
Hasil
Uji pH menggunakan alat bantu stik pH universal yang dicelupkan ke dalam 0,5 g
salep yang telah diencerkan dengan 5 mL aquadest. Sediaan krim dapat ditoleransi pada kulit
dengan baik jika sesuai dengan rentang pH kulit yaitu interval 6 - 7 [ CITATION Nab14 \l
1033 ]
krim
Diambil sebanyak 0,5 gram
Diencerkan dalam 5 ml
Dicelupkan kertas pH
Hasil
Uji Daya Lekat
tidak memiliki nilai standar, melainkan tergantung dari formula
pembandingnya, semakin lama krim melekat pada kulit maka daya lekatnya semakin baik
[ CITATION Nab14 \l 1033 ]
krim
Diletakkan sebanyak 0,25 g diantara kedua kaca object
Diberi beban 1 kg selama 5 menit
Ditarik kaca objek atas denga beban seberat 80 gram
Dicatat waktu yang sampai objek glas terlepas
Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali
Hasil
Uji kemampuan proteksi bertujuan untuk mengetahui proteksi sediaan terhadap adanya
pengaruh baik kimia, fisika, dengan tanda Jika tidak ada noda merah berarti krim memberikan
proteksi[CITATION AUL12 \l 1033 ]
krim
Ditimbang sebanyak 1 gram
Dioleskan diatas kertas saring (10x10cm) yang
dibasahi dengan fenoftalein dan dikeringkan
Ditutup/ditempelkan pada kertas saring ukuran 2,5x2,5cm yang pada pinggirnya telah d
Diteteskan KOH 0,1 N
Diamati pada waktu 15, 30, 45, 60, 3 dan 5 menit
Hasil
ii. Uji Aktivitas Antibakteri
Pembiakan Bakteri dengan menggunakan media selektif MSA [ CITATION Ama13 \l
1033 ]. Koloni yang diduga staphylococcus dengan ciri-ciri bundar, halus, menonjol dan berkilau
dan berwarna abu-abu sampai kuning emas tua [ CITATION Ama13 \l 1033 ]
Koloni bakteri
diusapkan pada media MSA
media MSA, kemudian diinkubasi pada 370 C selama
Diinkubasi pada suhu 370C
diinkubasi selama 24 jam
Hasil
Pembuatan Media Agar menurut [ CITATION Mer13 \l 1057 ]
Nutrtrien agar
Diambil sebanyak 8 gram
Disuspensikan dalam 400 ml aquades steril
Dipanaskan hingga mendidih
Diaduk
disterilkan dengan autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit
Hasil
Uji Aktivitas Antibakteri secara In Vitro dilakukan dengan menggunakan media nutrient
agar (Hidayat, 1999), Selajutnya penentuan aktivitas antimikroba dilakukan dengan
menggunakan metode sumuran [ CITATION Pra08 \l 1033 ].
Koloni bakteri
diambil menggunakan jarum inokulasi
di goreskan pada medium padat NA dalam cawan petri
diinkubasi
Dibuat sumuran
Dimasukkan sediaan yang akan diuji dan antibiotik sebagai control positif
diinkubasi
Hasil
Pengamatan dan Pengukuran dilakukan setelah 24 jam masa inkubasi. Daerah bening
merupakan petunjuk kepekaan bakteri terhadap antibiotik atau bahan antibakteri lainnya yang
digunakan sebagai bahan uji yang dinyatakan dengan lebar diameter zona hambat. Diameter
zona hambat dihitung dalam satuan millimeter (mm) menggunakan jangka sorong. Kemudian
diameter zona hambat tersebut dikategorikan sebagai kekuatan daya antibakterinya berdasarkan
penggolongan [CITATION Dav \l 1033 ] yaitu sebagai berikut:
dimeter zona bening 20 mm atau lebih artinya daya hambat sangat kuat. diameter zona
bening 10 – 20 mm artinya daya hambat kuat, diameter zona, bening 5 – 10 mm artinya daya
hambat sedang, diameter zona bening 2 – 5 mm artinya daya hambat lemah
b. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian dibuat dengan tujuan adanya arah yang jelas dan target yang
hendak dicapai dalam penelitian. Jika tujuan penelitian ini jelas dan dirumuskan dengan baik,
maka penelitian dan pemecahan masalah akan berjalan dengan baik pula.
3.8 Jadwal Penelitian
No
Jenis
Kegiatan
Tahun 2017
Okt
1
Studi pustaka
2
Persiapan
Nov
Tahun 2018
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
3
4
5
Penelitian
a. Determinasi
Tanaman
b. Pengeringan
dan
penyerbukan
simplisia
c. Maserasi
Penelitian
Laboratorium
a. Identifikasi
Kandungan
b. Orientasi
penelitian
Pengumpulan dan
analisis data
Penyusunan
lalaporan
/
Simplisia daun jambu
air
Ditimbang 500 gram
Dimasukkan botol gelap
Ditambahkan etanol 70%
Dikocok kuat, dibiarkan selama 72
jam
Disaring, dipekatkan
Hasil
Daun Jambu Air
Diambil dan dipetik dengan tangan satu persatu
Disortasi basah
Dicuci dengan air mengalir
Dirajang dengan pisau
Dikeringkan dengan menggunakan panas matahari
Diblender
Simplisia kering
Pemeriksaan Tanin, Uji tanin dilakukan menurut Miranda [ CITATION Mar12 \l 1033 ]
sampel
Ditimbang sebanyak 20 mg
Ditambahkan etanol sampai semua sampel terendam
Ditambahkan 2 – 3 tetes larutan FeCl3 1%
Hasil (+) memberikan warna hitam kebiruan atau hijau
Hasil
Pemeriksaan Flavonoid
Uji Bate-Smith sampel ditambahkan HCl pekat lalu dipanaskan dengan waktu 15
menit di atas penangas air. Reaksi positif jika memberikan warna merah [CITATION
SIT15 \l 1033 ]
Ekstrak
Diambil sebanyak 1 ml, dimasukkan tabung reaksi
Ditambahkan HCl pekal sebanyak 2-4 tetes
Dikocok
Terbentuk warna jingga (+) flavonoid
Hasil
Ekstrak
Diambil sebanyak 1 ml
Dimasukkan tabung reaksi
Ditambahkan NaOH 10% beberapa tetes
Terjadi perubahan warna, menunjukan (+) flavonoid
Hasil
Pemeriksaan Uji triterpenoid, pengujian dilakukan dengan melibatkan kloroform dan
asam asetat pekat anhidrad, asam sulfat pekat dengan reaksi positif triterpenoid ditunjukkan
dengan terbentuknya cincin kecoklatan atau violet pada perbatasan larutan [CITATION SIT15 \l
1033 ]
Ekstrak
Diambil sebanyak 2 ml
Residu dilarutkan dengan 0,5 ml kloroform
ditambahkan 0,5 asam asetat pekat anhidrad,
Ditaambahkan asam sulfat pekat sebanyak 2 ml
Reaksi (+) terbentuk cincin kecoklatan atau violet pada perbatasan larutan
Hasil
Pensterilisasi semua alat yaitu dengan cara semua alat dan bahan yang akan digunakan
disterilisasi[ CITATION Don13 \l 1057 ]
Alat
Bahan
Bahan karet
Larutan uji
Bahan kaca & stainless steel
Media
Direbus
Dimasukkan tabung
Dimasukkan
reaksi
erlenmayer
Hasil
Dibungkus alumunium foil
Disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121ᵒC selama 15 menit
Hasil
Mencampurkan bahan-bahan fase minyak (asam stearat dan setil alkohol)
Mencampurkan bahan bahanan fase air (TEA, gliserin, metil paraben dan air)
dipisahkan.
Fase minyak dan fase air dipanaskan pada suhu yang sama denga tempat
berbeda (tidak dicampur).
Setelah fase minyak melebur semuanya, kemudian fase minyak di masukkan
ke dalam mortir yang sebelumnya telah dipanaskan terlebih dahulu.
fase air dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam mortir yang berisi fase
minyak sambil diaduk secara konstan.
Ekstrak daun jambu air yang sebelumnya telah dilarutkan dengan sebagian
fase air ditambahkan kemudian dan digerus hingga didapatkan massa krim
yang homogenya
Hasil sediaan dievaluasi dan diuji bakteri
Uji organoleptis sediaan krim krim yang baik harus dipenuhi adalah memiliki konsistensi
lembut, warna sediaan homogen, dan baunya harum[ CITATION Nab14 \l 1033 ].
Krim
Diamati bentuk, warna, bau secara visual
Hasil
Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah krim dapat dikatakan homogen
pada pengamatan menggunakan mikroskop, krim mempunyai tekstur yang tampak rata dan tidak
menggumpal [ CITATION Nab14 \l 1033 ]
krim
Dioleskan pada objek gelas
Diamati ada tidaknya gumpalan
Hasil
Uji daya sebar dapat dikatakan baik jika sediaan krim yang ketika dioleskan akan
menyebar, sehingga krim tipe A/M dapat diaktakan mudah dioleskan,dengan kisaran pada 2,5 cm
- 2,8 cm[ CITATION Juw13 \l 1033 ]
krim
Diambil sebanyak 0,5 gram
Diletakkan ditengah kaca bulat
Ditutup dengan kaca bulat yang telah ditimbang
Dibiarkan selama 60 detik
Dicatat diameter sebarnya
ditambah beban 50 g, dibiarkan 60 detik
Dicatat diameter sebarnya dan direplikasi sebanyak 3 kali
Hasil
Uji pH menggunakan alat bantu stik pH universal yang dicelupkan ke dalam 0,5 g
salep yang telah diencerkan dengan 5 mL aquadest. Sediaan krim dapat ditoleransi pada kulit
dengan baik jika sesuai dengan rentang pH kulit yaitu interval 6 - 7 [ CITATION Nab14 \l
1033 ]
krim
Diambil sebanyak 0,5 gram
Diencerkan dalam 5 ml
Dicelupkan kertas pH
Hasil
Uji Daya Lekat
tidak memiliki nilai standar, melainkan tergantung dari formula
pembandingnya, semakin lama krim melekat pada kulit maka daya lekatnya semakin baik
[ CITATION Nab14 \l 1033 ]
krim
Diletakkan sebanyak 0,25 g diantara kedua kaca object
Diberi beban 1 kg selama 5 menit
Ditarik kaca objek atas denga beban seberat 80 gram
Dicatat waktu yang sampai objek glas terlepas
Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali
Hasil
Uji kemampuan proteksi bertujuan untuk mengetahui proteksi sediaan terhadap adanya
pengaruh baik kimia, fisika, dengan tanda Jika tidak ada noda merah berarti krim memberikan
proteksi[CITATION AUL12 \l 1033 ]
krim
Ditimbang sebanyak 1 gram
Dioleskan diatas kertas saring (10x10cm) yang
dibasahi dengan fenoftalein dan dikeringkan
Ditutup/ditempelkan pada kertas saring ukuran 2,5x2,5cm yang pada pinggirnya telah d
Diteteskan KOH 0,1 N
Diamati pada waktu 15, 30, 45, 60, 3 dan 5 menit
Hasil
ii. Uji Aktivitas Antibakteri
Pembiakan Bakteri dengan menggunakan media selektif MSA [ CITATION Ama13 \l
1033 ]. Koloni yang diduga staphylococcus dengan ciri-ciri bundar, halus, menonjol dan berkilau
dan berwarna abu-abu sampai kuning emas tua [ CITATION Ama13 \l 1033 ]
Koloni bakteri
diusapkan pada media MSA
media MSA, kemudian diinkubasi pada 370 C selama
Diinkubasi pada suhu 370C
diinkubasi selama 24 jam
Hasil
Pembuatan Media Agar menurut [ CITATION Mer13 \l 1057 ]
Nutrtrien agar
Diambil sebanyak 8 gram
Disuspensikan dalam 400 ml aquades steril
Dipanaskan hingga mendidih
Diaduk
disterilkan dengan autoklaf pada suhu 121°C selama 15 menit
Hasil
Uji Aktivitas Antibakteri secara In Vitro dilakukan dengan menggunakan media nutrient
agar (Hidayat, 1999), Selajutnya penentuan aktivitas antimikroba dilakukan dengan
menggunakan metode sumuran [ CITATION Pra08 \l 1033 ].
Koloni bakteri
diambil menggunakan jarum inokulasi
di goreskan pada medium padat NA dalam cawan petri
diinkubasi
Dibuat sumuran
Dimasukkan sediaan yang akan diuji dan antibiotik sebagai control positif
diinkubasi
Hasil
Pengamatan dan Pengukuran dilakukan setelah 24 jam masa inkubasi. Daerah bening
merupakan petunjuk kepekaan bakteri terhadap antibiotik atau bahan antibakteri lainnya yang
digunakan sebagai bahan uji yang dinyatakan dengan lebar diameter zona hambat. Diameter
zona hambat dihitung dalam satuan millimeter (mm) menggunakan jangka sorong. Kemudian
diameter zona hambat tersebut dikategorikan sebagai kekuatan daya antibakterinya berdasarkan
penggolongan [CITATION Dav \l 1033 ] yaitu sebagai berikut:
dimeter zona bening 20 mm atau lebih artinya daya hambat sangat kuat. diameter zona
bening 10 – 20 mm artinya daya hambat kuat, diameter zona, bening 5 – 10 mm artinya daya
hambat sedang, diameter zona bening 2 – 5 mm artinya daya hambat lemah
b. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian dibuat dengan tujuan adanya arah yang jelas dan target yang
hendak dicapai dalam penelitian. Jika tujuan penelitian ini jelas dan dirumuskan dengan baik,
maka penelitian dan pemecahan masalah akan berjalan dengan baik pula.
3.8 Jadwal Penelitian
No
Jenis
Kegiatan
Tahun 2017
Okt
1
Studi pustaka
2
Persiapan
Nov
Tahun 2018
Des
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
3
4
5
Penelitian
a. Determinasi
Tanaman
b. Pengeringan
dan
penyerbukan
simplisia
c. Maserasi
Penelitian
Laboratorium
a. Identifikasi
Kandungan
b. Orientasi
penelitian
Pengumpulan dan
analisis data
Penyusunan
lalaporan
/
Simplisia daun jambu
air
Ditimbang 500 gram
Dimasukkan botol gelap
Ditambahkan etanol 70%
Dikocok kuat, dibiarkan selama 72
jam
Disaring, dipekatkan
Hasil
Daun Jambu Air
Diambil dan dipetik dengan tangan satu persatu
Disortasi basah
Dicuci dengan air mengalir
Dirajang dengan pisau
Dikeringkan dengan menggunakan panas matahari
Diblender
Simplisia kering
Pemeriksaan Tanin, Uji tanin dilakukan menurut Miranda [ CITATION Mar12 \l 1033 ]
sampel
Ditimbang sebanyak 20 mg
Ditambahkan etanol sampai semua sampel terendam
Ditambahkan 2 – 3 tetes larutan FeCl3 1%
Hasil (+) memberikan warna hitam kebiruan atau hijau
Hasil
Pemeriksaan Flavonoid
Uji Bate-Smith sampel ditambahkan HCl pekat lalu dipanaskan dengan waktu 15
menit di atas penangas air. Reaksi positif jika memberikan warna merah [CITATION
SIT15 \l 1033 ]
Ekstrak
Diambil sebanyak 1 ml, dimasukkan tabung reaksi
Ditambahkan HCl pekal sebanyak 2-4 tetes
Dikocok
Terbentuk warna jingga (+) flavonoid
Hasil
Ekstrak
Diambil sebanyak 1 ml
Dimasukkan tabung reaksi
Ditambahkan NaOH 10% beberapa tetes
Terjadi perubahan warna, menunjukan (+) flavonoid
Hasil
Pemeriksaan Uji triterpenoid, pengujian dilakukan dengan melibatkan kloroform dan
asam asetat pekat anhidrad, asam sulfat pekat dengan reaksi positif triterpenoid ditunjukkan
dengan terbentuknya cincin kecoklatan atau violet pada perbatasan larutan [CITATION SIT15 \l
1033 ]
Ekstrak
Diambil sebanyak 2 ml
Residu dilarutkan dengan 0,5 ml kloroform
ditambahkan 0,5 asam asetat pekat anhidrad,
Ditaambahkan asam sulfat pekat sebanyak 2 ml
Reaksi (+) terbentuk cincin kecoklatan atau violet pada perbatasan larutan
Hasil
Pensterilisasi semua alat yaitu dengan cara semua alat dan bahan yang akan digunakan
disterilisasi[ CITATION Don13 \l 1057 ]
Alat
Bahan
Bahan karet
Larutan uji
Bahan kaca & stainless steel
Media
Direbus
Dimasukkan tabung
Dimasukkan
reaksi
erlenmayer
Hasil
Dibungkus alumunium foil
Disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121ᵒC selama 15 menit
Hasil
Mencampurkan bahan-bahan fase minyak (asam stearat dan setil alkohol)
Mencampurkan bahan bahanan fase air (TEA, gliserin, metil paraben dan air)
dipisahkan.
Fase minyak dan fase air dipanaskan pada suhu yang sama denga tempat
berbeda (tidak dicampur).
Setelah fase minyak melebur semuanya, kemudian fase minyak di masukkan
ke dalam mortir yang sebelumnya telah dipanaskan terlebih dahulu.
fase air dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam mortir yang berisi fase
minyak sambil diaduk secara konstan.
Ekstrak daun jambu air yang sebelumnya telah dilarutkan dengan sebagian
fase air ditambahkan kemudian dan digerus hingga didapatkan massa krim
yang homogenya
Hasil sediaan dievaluasi dan diuji bakteri