0b60c7003cded01d999cf249cb3c68f6

JST Kesehatan Januari 2014, Vol.4 No.1 : 69 – 77

ISSN 2252-5416

HUBUNGAN FUNGSI MANAJEMEN KEPALA RUANGAN DENGAN
PELAKSANAAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM PUSAT
PROF R.D KANDOU MANADO
The Relation’s of Management Functions of The Head’s Nurse Toward Overcome
Action and Infection Control at Public Hospital of Prof R.D Kandou Manado

Greiska Rotti¹, Elly Sjattar², Budu²
¹ Bagian Keperawatan, RSUP Prof Dr. R.D Kandou Manado
²Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin
Email ;rottigreiska@yahoo.com

ABSTRAK
Kepala ruang merupakan jabatan yang cukup penting dan strategis, karena secara manajerial
kemampuan kepala ruang ikut mementukan keberhasilan pelayanan keperawatan termasuk di
dalamnya pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan menganalisis
hubungan fungsi manajemen kepala ruangan dengan pelaksanaan pencegahan dan pengendalian

infeksi , menganalisis hubungan manajemen keperawatan dengan PPI mencuci tangan, penggunaan
Alat pelindung diri, pengelolaan limbah dan praktek menyuntik yang aman. Penelitian ini
menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel 60 orang perawat pelaksana di ruang rawat inap
A, C, E, dan THT& Kulit Kelamin ditentukan secara seimbang. Pengumpulan data melalui
kuesioner dan observasi. Data dianalisis melalui uji Chi-Sguare, Fisher’s Exact Test. Hasil analisis
bivariat fungsi managemen dengan pencegahan dan pengendalian infeksi ( p= 0.043), fungsi
pengarahan( p=1,000), fungsi pengendalian( p= 1,000), mencuci tangan( p= 0,503), APD =( 0,631),
pengelolaan limbah p =( 0,631), praktek menyuntik yang aman p =( 1,000). Kesimpulan : ada
hubungan fungsi managemen dengan pelaksanaan dan pengendalian infeksi, tidak ada hubungan
fungsi pengarahan, tidak ada hubungan fungsi pengendalian, tidak ada hubungan penerapan mencuci
tangan, tidak ada hubungan APD, tidak ada hubungan pengelolaan limbah, tidak ada hubungan
praktek menyuntik yang aman. Saran melakukan penyegaran tentang pencegahan dan pengendalian
infeksi baik untuk perawat pelaksana dan kepala ruangan.
Kata kunci: Fungsi managemen, PPI (pencegahan dan pengendalian infeksi)

ABSTRACT
Head of room is an important guidance and strategic, because the ability of head of room are also
enroll the success of nursing service include overcoming and infection control in the hospital. This
research goals to analyze the relation of management function of head of room by overcome action
and infection control, to analyze he correlation of nursing management by PPI, the use of self

protection equipment, garbage do and secure injection practice. This research used cross sectional
closeness. Sample of 60 nurses in nursing room, A, C, E, ears, nose and throat (THT), skin and sex
was surely balanced. The data was collected through questionnaire and observation. The data was
analyzed through Chi-sguare test, fisher’s exact test. The result of bivariat analysis of management
function of head of room towards infection overcome and control p=(0,043), directive function
p=(1,000), control function p=(1,000), hand washed p=(0,503), APD (self protection equipment)
p=(1,000).Conclusion: there were correlation between management function with overcome action
and infection control, there were no correlation in directive function, there were no correlation in

69

Greiska Rotti

ISSN 2252-5416

control function, there were no correlation in hand wash action, there were no correlation in APD,
there were no correlation in garbage do, there were no correlation in secure injection practice.
Advice: to do refreshment of overcome and infection control by nurse in action and head of room.
Keywords: Management function, PPI (ignoring infection control)


menghasilkan pelayanan yang bermutu.
Kepala ruang merupakan jabatan yang
cukup penting dan strategis, karena
secara manajerial kemampuan kepala
ruang ikut menentukan keberhasilan
pelayanan keperawatan termasuk di
dalamnya pencegahan dan pengendalian
infeksi di rumah sakit ( Soejitno,2002).
Rumah sakit sebagai salah satu
institusi
pelayanan
medis
yang
memberikan pelayanan untuk jenis semua
penyakit termasuk penyakit infeksi.
Dengan demikian, rumah sakit yang
memiliki tenaga professional dan fasilitas
medis yang lengkap diharapkan mampu
mendiagnosis, mengobati, serta merawat
penderita-penderita penyakit infeksi

(Darmadi, 2008). Saat ini angka kejadian
infeksi nosokomial telah menjadi salah
satu tolak ukur mutu pelayanan rumah
sakit, infeksi nosokomial merupakan
infeksi yang terjadi dirumah sakit dan
menyerang penderita-penderita yang
sedang dalam asuhan keperawatan.
Infeksi nosokomial merupakan salah
satu penyebab utama dan meningkatnya
angka morbilitas dan mortalitas yang
dapat menghambat proses penyembuhan
sehingga mengakibatkan masalah baru
dalam bidang kesehatan, antara lain
meningkatnya hari rawat dan biaya
perawatan serta pengobatan pasien
dirumah sakit (WHO,2005).
Faktor – faktor yang memberikan
kontribusi terjadinya infeksi nosokomial
antara lain, petugas yang berhubungan
langsung dengan penderita, perawatan

medis serta material medis yang
digunakan untuk penderita, baik sebagai
bagian dari upaya pemenuhan kebutuhan
dasar, makanan dan minuman yang
disajikan bagi penderita untuk memenuhi
kebutuhan dasar sebagai upaya untuk
pemulihan, ruangan atau bangsal tempat

PENDAHULUAN
Kepala ruangan sebagai pimpinan
pelayanan di ruang rawat inap
bertanggung-jawab
merencanakan,
mengorganisir,
dan
mengendalikan
perawat serta tenaga penunjang lainnya
dalam
memberikan
pelayanan

keperawatan
(La Monica, 1998).
Perencanaan memegang peranan penting
dalam proses manajemen. Karena semua
fungsi lain sangat tergantung pada fungsi
perencanaan.
Dalam
kegiatan
perencanaan seorang manajer adalah
mengenal masalah, merencanakan tujuan
serta bagaimana tujuan tersebut dapat
dicapai. Pada tahap pengorganisasian
manajer berusaha agar semua unsur dapat
bekerjasama secara efektif untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Di tahap ini pekerjaan ditetapkan, dibagi
dan
dikoordinasikan.
Pengarahan
merupakan fungsi yang amat penting

dalam manajemen. Karena pada tahap
pelaksanaan seorang manajer langsung
berhubungan dengan orang-orang yang
melakukan
pekerjaan,
sehingga
dibutuhkan
kemampuan
dalam
berkomunikasi,
memotivasi
dan
kedisiplinan. Pengawasan merupakan
komponen
terakhir
dari
proses
manajemen. Semua fungsi terdahulu
tidak akan efektif tanpa fungsi
pengawasan. Pada tahap pengawasan

seorang
manajer
menilai
standar
pelaksanaan,
mengukur
hasil
pelaksanaan, dan tindakan koreksi
terhadap hasil pelaksanaan berdasarkan
standar yang telah ditetapkan.
Diantara
tingkatan
manajer
keperawatan yang ada, kepala ruang
adalah manajer operasional yang
merupakan pimpinan yang secara
langsung mengelola seluruh sumber daya
di unit perawatan untuk dapat
70


Fungsi managemen, PPI (pencegahan dan pengendalian infeksi)

ISSN 2252-5416

diRuang rawat Inap Badan Layanan
Umum Rumah Sakit Umum Pusat Prof.
Dr. R.D Kandou Manado sebanyak 241
perawat, Sampel penelitian ini adalah
perawat pelaksana yang bekerja di Ruang
Rawat Inap Badan Layanan Umum
Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Dr. R.D
Kandou Manado sebanyak 60 orang,
yang dipilih secara Propotionate
stratified random sampling yang
memenuhi
kriteria
inklusi
yang
ditentukan seimbang sesuai wilayah dan
dengan banyaknya subjek bersedia

menjadi responden, pendidikan minimal
D III keperawatan bekerja minimal 1
tahun , bertugas di ruang rawat inap,
bersedia mengikuti penelitian ini dengan
menandatangani informed consent yang
telah dikeluarkan oleh Komisi Etik
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Hasanuddin.

penderita dirawat, penderita lain yang
secara bersamaan memperoleh asuhan
keperawatan, keluarga sebagai penunggu
ataupun pengunjung (Darmadi, 2008).
Saat ini angka kejadian infeksi
nasokomial telah dijadikan salah satu
tolak ukur mutu pelayanan rumah sakit.
Izin operasional sebuah rumah sakit bisa
dicabut

karena
tingginya
infeksi
nasokomial. Hampir dipastikan semua
rumah sakit besar di Indonesia telah
membentuk dan memiliki panitia medic
pengendalian infeksi nasokomial. Infeksi
nasokomial tidak hanya merugikan
penderita, tetapi juga merugikan pihak
rumah sakit serta perusahaan atau
pemerintah dimana penderita bekerja.
(Darmadi,2008)
Informasi tentang angka kejadian
infeksi nosokomial di BLU RSUP Prof.
DR. R. D. Kandou Manado bulan Juli –
Desember 2012, infeksi daerah luka
operasi sebanyak 3,4 %, ISK sebanyak
2,7%, infeksi aliran darah primer
sebanyak 6,4%, infeksi dekubitus
sebanyak 0,7%,. Dengan demikian, hal
tersebut merupakan suatu masalah yang
perlu diatasi, dan salah satu cara dengan
memahami fungsi manajemen kepala
ruangan dalam melaksanakan fungsinya
yang berhubungan dengan pencegahan
infeksi nosokomial. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan
fungsi managemen kepala ruangan
dengan pelaksanaan pencegahan dan
pengendalian infeksi di ruang rawat inap
RSUP Prof R.D Kandou Manado.

Metode Pengumpulan Data
Metode
pengumpulan
data
menggunakan kuesioner untuk menilai
fungsi managemen kepala ruangan dalam
pelaksanaan dan pencegahan infeksi, dan
menggunakan lembar obsevasi untuk
menilai pelaksanaan pencegahan dan
pengendalian infeksi (Mencuci tangan,
Alat pelindung diri, Pengelolaan limbah,
dan praktek menyuntik yang aman)
Analisis Data
Data fungsi manajerial kepala ruang
yaitu
fungsi
pengarahan,
fungsi
pengendalian,, dan f serta pelaksanaan
dan
pengendalian
infeksi
diolah
menggunakan SPSS for windows 17.0,
untuk menilai hubungan
fungsi
manajerial kepala ruangan dengan
pelaksanaan
pencegahan
dan
pengendalian infeksi digunakan uji chi
square.

BAHAN DAN METODE
Lokasi penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di ruang
rawat inap RSUP Prof R.D Kandou
Manado.
Pelaksanaan penelitian ini
dilaksanakan pada bulan September dan
oktober
2013.
Penelitian
ini
menggunakan
pendekatan
cross
sectional.

HASIL
Karakteristik Sampel
Karakteristik responden menunjukkan umur yang paling dominan adalah >
30 tahun sebanyak 43 orang (71,7 %).
Dan distribusi responden menurut masa

Populasi dan sampel
Populasi dari penelitian ini adalah
semua perawat pelaksana yang bertugas
71

Greiska Rotti

ISSN 2252-5416

disimpulkan tidak ada hubungan yang
bermakna antara fungsi manajemen
Kepala ruangan dengan pelaksanaan
pencegahan dan pengendalian infeksi.

kerja yang paling dominan adalah masa
kerja < 10 tahun sebanyak 34 orang
(56,7 %), dan distribusi responden
menurut tingkat pendidikan yang paling
dominan pendidikan D.III 33 orang
(55%), dan distribusi responden menurut
jenis kelamin wanita sebanyak 51 orang
(85%)
dan
berdasarkan
status
perkawinan dominan menikah 45 orang
(75%)
Fungsi Manajemen
Tabel 1 Fungsi managemen kepala
ruangan yang baik dalam melaksanakan
pencegahan dan pengendalian infeksi
baik sebanyak 31 orang (51,7 %), dan
fungsi
managemen
baik
dengan
pelaksanaan
pencegahan
dan
pengendalian infeksi kurang 1 orang
(1,7%), sedangkan responden yang
mengatakan fungsi managemen kepala
ruangan kurang baik dan melaksanakan
pencegahan dan pengendalian infeksi
baik 22 orang (36,7%), dan yang kurang
6 orang (10%). Hasil
uji statistic
menggunakan
Fisher’s Exact Test
diperoleh nilai p (0,043) < α (0,05), dapat
disimpulkan ada
hubungan yang
bermakna antara Fungsi managemen
Kepala Ruangan dengan pelaksanaan
pencegahan dan pengendalian infeksi.

Fungsi Pengendalian
Menunjukkan fungsi pengendalian
baik dan melaksanakan pencegahan dan
pengendalian infeksi baik sebanyak 47
orang (78,3%) dan yang kurang 6 orang
(10%), sedangkan responden yang
mengatakan fungsi pengendalian kepala
ruangan kurang baik dan melaksanakan
pencegahan dan pengendalian infeksi
baik 6 orang (10%) dan yang kurang 7
orang (11,7%)Hasil
uji statistic
menggunakan
Fisher’s Exact Test
diperoleh nilai p (0,043) < α (0,05), dapat
disimpulkan ada
hubungan yang
bermakna antara Fungsi managemen
Kepala Ruangan dengan pelaksanaan
pencegahan dan pengendalian infeksi.
Fungsi manajemen Penerapan mencuci
tangan.
Tabel 2
Menunjukkan fungsi
managemen baik dan melaksanakan
pencegahan dan pengendalian infeksi
mencuci tangan baik sebanyak 47 orang
(78,3%),
dan
yang
kurang
5
orang(8,3%)sedangkan responden yang
mengatakan fungsi managemen kepala
ruangan kurang baik dan melaksanakan
pencegahan dan pengendalian infeksi
dalam penerapan mencuci tangan baik 6
orang (10%) dan yang kurang sebanyak 7
orang (11,7%). Hasil
uji statistic
menggunakan Chi Sguare Test diperoleh
nilai p (1.000) > α (0,05), dapat
disimpulkan tidak ada hubungan yang
bermakna antara Fungsi pengendalian
Kepala Ruangan dengan pelaksanaan
pencegahan dan pengendalian infeksi.

Fungsi Pengarahan
Menunjukkan fungsi pengarahan
baik dan melaksanakan pencegahan dan
pengendalian infeksi sebanyak 48 orang
(80%), dan yang kurang 6 orang (10%),
sedangkan responden yang mengatakan
fungsi pengarahan kurang baik dalam
melaksanakan
pencegahan
dan
pengendalian infeksi dengan baik 5 orang
(8,3%), dan yang kurang baik 7 orang
(11,7). Hasil uji statistic Chi Sguare test
diperoleh nilai p (1.000) > α (0,05), dapat

72

Fungsi managemen, PPI (pencegahan dan pengendalian infeksi)

Hubungan fungsi manajemen kepala ruangan dengan pencegahan dan
pengendalian infeksi di ruang rawat inap RSUP Prof R.D Kandou Manado

Tabel 1.

Fungsi
Manajemen

Pelaksanaan pencegahan dan
pengendalian infeksi
Baik
Kurang
N
%
n
%
31
51.7
1
1.7
22
36.7
6
10
53
88.3
7
11.7

Baik
kurang
Total
Tabel

Total
n
32
28
60

p

%
53.3
46.7
100

0.043

Hubungan fungsi manajemen Kepala Ruangan dengan pelaksanaan
pencegahan dan pengendalian infeksi dengan pengunaan alat pelindung diri
(APD)

3.

Fungsi Manajemen
Kepala Ruangan
Baik
Kurang
Jumlah
Tabel 4.

ISSN 2252-5416

Pengunaan alat pelindung diri
(APD)
Baik
Kurang
N
%
N
%
43
71.7
9
15.0
6
10.0
2
3.3
49
81.7
11
18.3

Total
N
52
8
60

P

%
86.7
13.3
100.0

0.631

Hubungan fungsi manajemen kepala ruangan dengan pelaksanaan dan
pengendalian infeksi dengan penerapan praktek menyuntik yang aman di ruang
rawat inap RSUP Prof R.D Kandou Manado

Fungsi
Manajemen
Kepala
Ruangan
Baik
Kurang
Jumlah

Penerapan praktek menyuntik
Yang aman
Baik
Kurang
N
%
N
%
42
70.0
10
16.7
7
11.7
1
1.7
49
81.7
11
18.3

Total
n
52
8
60

%
86.7
13.3
100.0

P

1.000

0. 631 > α 0,05 maka dapat disimpulkan
tidak ada hubungan yang signifikan
antara fungsi manajemen kepala ruangan
dengan pencegahan dan pengendalian
infeksi
dengan
penggunaan
alat
pelindung diri.

Fungsi managemen penggunaan alat
pelindung diri (APD)
Tabel 3 Menunjukkan bahwa fungsi
Manajemen Kepala ruangan baik dan
melaksanakan
pencegahan
dan
pengendalian infeksi dalam penerapan
penggunaan alat pelindung diri sebanyak
43 orang( 71.7%), dan yang kurang 9
orang (15%), sedangkan responden yang
mengatakan fungsi managemen kepala
ruangan kurang baik dan melaksanakan
pencegahan dan pengendalian infeksi
dalam penerapan penggunaan alat
pelindung diri dengan baik 6 orang (10
%) dan yang kurang sebanyak 11 orang
(18.3 %). Hasil uji statistic menggunakan
Fisher’s Exact Test di dapatkan nilai p =

Fungsi Manajemen pengelolaan limbah
Menunjukkan
bahwa
fungsi
Manajemen Kepala ruangan baik dan
melaksanakan
pencegahan
dan
pengendalian infeksi dalam penerapan
pengelolaan limbah sebanyak 42 orang(
70%), dan yang kurang 10 orang (15%),
sedangkan responden yang mengatakan
fungsi managemen kepala ruangan
kurang
baik
dan
melaksanakan
73

Greiska Rotti

ISSN 2252-5416

dalam menjalankan fungsi ini menurut
Siswanto (2012) bertujuan untuk 1)
menjamin kontinuitas perencanaan, 2)
membudayakan prosedur standar.3 )
Menghindari kemangkiran yang tak
berarti, 4) membina disiplin kerja dan 5)
membina motivasi yang terarah. Fungsi
pengarahan adalah membuat perawat atau
staf melakukan apa yang di inginkan dan
harus mereka dilakukan.
Berdasarkan hasil penelitian lebih
banyak perawat yang mempersepsikan
kepala ruangan telah melaksanakan
fungsi pengendalian dengan baik. Di
bandingkan dengan perawat yang
mempersepsikan fungsi pengendalian
kurang baik dalam melaksanakan upaya
pencegahan dan pengendalian infeksi.
berdasarkan
hasil
uji
statistic
menggunakan uji chi sguare diperoleh
nilai p (1.000) > α (0,05), dapat
disimpulkan tidak ada hubungan yang
bermakna antara Fungsi Manajemen
Kepala Ruangan dengan pelaksanaan
pencegahan dan pengendalian infeksi.
Fungsi pengendalian yang dilakukan
dengan baik oleh kepala ruangan akan
dapat memberikan kepastian bahwa staf
perawat di bawah kepemimpinannya
telah menerapkan pencegahan dan
pengendalian infeksi sesuai dengan
pedoman yang ada. Sedangkan menurut
[endapat Notoatmojo (2003) yang
menyatakan bahwa pengendalian yang
dikerjakan dengan baik dapat menjamin
semua tujuan dari individu atau
kelompok konsisten dengan tujuan
organisasi. Urwick dalam Swanburg
(1993) menyatakan bahwa fungsi
pengendalian yang dijalankan dengan
baik akan menjamin segala sesuatu sesuai
instruksi yang diberikan serta prinsipprinsip yang telah diberlakukan.
Dari
hasil penelitian dengan
menggunakan uji statistic Chi Sguare
Test diperoleh nilai p (1.000) > α (0,05),
dapat disimpulkan tidak ada hubungan
yang
bermakna
antara
Fungsi
pengendalian Kepala Ruangan dengan
pelaksanaan
pencegahan
dan
pengendalian infeksi. Menurut asumsi

pencegahan dan pengendalian infeksi
dalam penerapan pengelolaan limbah
dengan baik 7 orang (11.7 %) dan yang
kurang sebanyak 1 orang (3.3 %). Hasil
uji statistik dengan menggunakan Fisher
Exac test didapatkan hasil p = 0,631 > α
0,05 maka dapat disimpulkan tidak ada
hubungan yang signifikan antara fungsi
manajemen
dengan
pelaksanaan
pencegahan dan pengendalian infeksi
pengelolaan limbah.
Fungsi manajemen dengan praktek
menyuntik yang aman
Tabel 4 Menunjukkan bahwa fungsi
Manajemen Kepala ruangan baik dan
melaksanakan
pencegahan
dan
pengendalian infeksi dalam penerapan
praktek menyuntik yang aman 42 orang (
70.3%), dan yang kurang 10 orang
(16.7%), sedangkan responden yang
mengatakan fungsi managemen kepala
ruangan kurang baik dan melaksanakan
pencegahan dan pengendalian infeksi
dalam penerapan praktek menyuntik yang
aman dengan baik 7 orang (11.7 %) dan
yang kurang sebanyak 1 orang (1.7 %).
Hasil uji statistik menggunakan Fisher’s
Exact Test di dapatkan hasil p = 1.000 >
α 0,05, maka dapat disimpulkan tidak ada
hubungan yang signifikan antar fungsi
managemen kepala ruangan dengan
pelaksanaan dan pengendalian infeksi
praktek menyuntik yang aman.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil yang di dapatkan
untuk fungsi pengarahan kepala ruangan
sebagian besar menyatakan kepala
ruangan sudah menjalankan fungsi
pengarahan
dengan
baik
dengan
presentase 80 %. Berdasarkan hasil
penelitian dengan menggunakan uji
statistic chi sguare diperoleh nilai p
(1.000) > α (0,05), dapat disimpulkan
tidak ada hubungan yang bermakna
antara fungsi manajemen Kepala ruangan
dengan pelaksanaan pencegahan dan
pengendalian infeksi
Pengarahan merupakan hal yang
sangat penting dalam organisasi sebab
74

Fungsi managemen, PPI (pencegahan dan pengendalian infeksi)

ISSN 2252-5416

bergantung
pada
bagaimana
kemampuannya dalam mempengaruhi
stafnya dalam pengelolaan kebutuhan
keperawatan di suatu ruang rawat
(Sitorus, 2011).
Mencuci tangan dengan benar
merupakan
cara
terbaik
untuk
menghilangkan sebagian besar infeksi
Methicillin-resistant-staphylococcus
Aureus (MRSA) yang ada di kulit tangan
(Zwillich, 2007). Mencuci tangan sesuai
dengan waktu yang dianjurkan juga
menjadi keharusan, dengan demikian
mencuci tangan harus sesuai dengan
petunjuk yang telah ditetapkan.
Dari sudut pandang pencegahan dan
pengendalian
infeksi,
praktek
membersihkan tangan adalah untuk
mencegah infeksi yang ditularkan melalui
tangan. Tujuan kebersihan tangan adalah
untuk meghilangkan semua kotoran serta
menghambat
atau
membunuh
mikroorganisme pada kulit.(Depkes,
2011). Cuci tangan mempunyai pengaruh
yang sangat besar terhadap pencegahan
terjadinya infeksi nosokomial di rumah
sakit. Dan perawat memang mempunyai
andil yang besar karena berinteraksi
dengan pasien selama 24 jam, dan adalah
sangat berdampak jika ada perawat yang
enggan melakukan tindakan mencuci
tangan sebelum dan sesudah berinteraksi
atau melakukan tindakan keperawatan
kepada pasien.
Alat pelindung diri (APD), telah
digunakan selam bertahun-tahun untuk
melindungi pasien dari mikroorganisme
yang ada pada petugas kesehatan. Namun
dengan munculnya AIDS dan hepatitis C,
serta meningkatnya kembali tuberculosis
di banyak Negara, pemakaian APD
menjadi sangat penting untuk melindungi
petugas, apalagi dengan adanya Flu
burung, pemakaian APD yang tepat dan
benar menjadi semakin penting.(Depkes,
2011) Dan kepala ruangan sebagai
manajer
tingkat
pertama
harus
mengetahui tidak hanya kegunaan dan
keterbatasan
dari
kegunaan
dan
keterbatasan APD tertentu, tetapi juga
APD sesungguhnya dalam mencegah

peneliti fungsi pengendalian kepala
ruangan perlu terus dilaksanakan dan
ditingkatkan agar dapat meningkatkan
kemampuan dan motivasi perawat
pelaksana
dalam
menjalankan
pencegahan dan pengendalian infeksi.
Fungsi pengendalian yang dilakukan
dengan baik oleh kepala ruangan akan
dapat memberikan kepastian bahwa
perawat
pelaksana
di
bawah
kepemimpinannya telah menerapkan
pencegahan dan pengendalian infeksi.
Berdasarkan hasil penelitian fungsi
managemen kepala ruangan baik dalam
melaksanakan
pencegahan
dan
pengendalian infeksi sebanyak 31 orang(
51.7%), dan yang kurang 1 orang (1,7%),
sedangkan responden yang mengatakan
fungsi managemen kepala ruangan
kurang
baik
dan
melaksanakan
pencegahan dan pengendalian infeksi
dengan baik 22 orang (36.7 %) dan yang
kurang sebanyak 6 orang (10.0 %).Hasil
uji statistic menggunakan Fisher’s Exact
Test diperoleh nilai p (0,043) < α (0,05),
dapat disimpulkan ada hubungan yang
bermakna antara Fungsi managemen
Kepala Ruangan dengan pelaksanaan
pencegahan dan pengendalian infeksi.
Data yang penulis dapatkan dari
kejadian infeksi dari tim pencegahan dan
pengendalian infeksi (PPI) RSUP Prof
R.D Kandou Manado dari bulan januari
sampai dengan juni 2013 untuk kejadian
infeksi masing-masing ruangan adalah
Irina E untuk( plebitis 0,68 %,
pemasangan cateter 0,65 %), Irina A
(Plebitis 4,1 %, cateter 1,8 % dan
decubitus 0,8 %), Irina C( plebitis 1,9 %,
cateter 0,6 %, dan decubitus 0,3 %), dan
Ruang THT& Kulke(l plebitis 1,3%,
cateter 0,6 %, dan decubitus 0,3 %).
Kepala ruangan sebagai atasan
langsung dari perawat pelaksana di
harapkan dapat melaksanakan fungsi
manajerial sehingga memungkinkan
menciptakan kondisi lingkungan kerja
yang mendukung perawat untuk dapat
menerapkan
pencegahan
dan
pengendalian infeksi di ruang rawat inap.
Dan keberhasilan kepala ruangan sangat
75

Greiska Rotti

ISSN 2252-5416

penyakit
infeksi
sehingga
dapat
digunakan secara efektif dan efisien.
Dari hasil penelitian menggunakan
uji fisher’s Exact Test di dapatkan nilai p
= 0. 631 > α 0,05 maka dapat
disimpulkan tidak ada hubungan yang
signifikan antara fungsi manajemen
kepala ruangan dengan pencegahan dan
pengendalian infeksi dengan penggunaan
alat pelindung diri.
Tujuan pengelolaan limbah menurut
Depkes (2011) adalah 1) melindungi
petugas pembuangan limbah dari
perlukaan, 2) melindungi penyebaran
infeksi
terhadap
para
petugas
kesehatan,3) mencegah penularan infeksi
pada
masyarakat
sekitarnya,
4)
membuang bahan-bahan berbahaya (
bahan toksik dan radioaktif) dengan
aman.
Standar operasional prosedur (SOP)
merupakan suatu pedoman standar/
pedoman tertulis yang dipergunakan
untuk mendorong dan menggerakkan
suatu kelompok untuk mencapai tujuan
organisasi. Standar operasional prosedur
merupakan tata cara atau tahapan yang di
bakukan dan yang harus dilalui untuk
menyelesaikan suatu proses kerja tertentu
(Perry et al, 2005). Tindakan yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
dimaksudkan untuk tujuan perawatan
atau penyembuhan pasien, bila dilakukan
tidak sesuai dengan prosedur berpotensi
untuk menularkan penyakit infeksi, baik
bagi pasien atau bahkan pada petugas
kesehatan itu sendiri.
Perawat
merupakan
petugas
kesehatan yang memiliki risiko lebih
tinggi terhadap bahaya keselamatan di
banding dengan petugas kesehatan yang
lainnya (Foley, 2004). Karena perawat
bekerja di dalam lingkungan pelayanan
kesehatan yang kompleks (Elbrigth, 2004
dalam Myers et al, 2010), pelayanan
cepat dengan menggunakan teknologi
yang tinggi. Begitu juga dengan praktek
menyuntik saat ini memang ada tersedia
untuk keamanan perawat maupun pasien
yang dirawat.

KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil dari penelitian ini tidak ada
hubungan antara fungsi Managemen
(fungsi pengarahan) dengan pelaksanaan
pencegahan dan pengendalian infeksi di
ruang rawat inap RSUP Prof R.D Kandou
Manado(
p=1.000),
hasil
analisa
menunjukkan
responden
yang
melaksanakan
pencegahan
dan
pengendalian infeksi dengan baik
maupun tidak baik, tidak terkait dengan
fungsi pengarahan kepala ruang baik
maupun tidak baik. Tidak ada hubungan
antara fungsi pengendalian kepala ruang
dengan pelaksanaan dan pengendalian
infeksi (p=1.000). ), hasil analisa
menunjukkan
responden
yang
melaksanakan
pencegahan
dan
pengendalian infeksi dengan baik
maupun tidak baik, tidak terkait dengan
fungsi pengarahan kepala ruang baik
maupun tidak baik. Ada hubungan antara
fungsi managemen dengan pelaksanaan
pencegahan dan pengendalian infeksi
(P=0.043) hasil analisa responden yang
melaksanakan
pencegahan
dan
pengendalian infeksi fungsi managemen
baik berhubungan dengan semakin
kurang pelaksanaan pencegahan dan
pengendalian infeksi yang kurang,
sedangkan dengan fungsi managemen
kurang semakin memungkinkan lebih
banyak pelaksanaan pencegahan dan
pengendalian infeksi yang kurang. Tidak
ada hubungan antara fungsi managemen
kepala ruang dengan pelaksanaan dan
pengendalian infeksi mencuci tangan
(p=0.503). ), hasil analisa menunjukkan
responden
yang
melaksanakan
pencegahan dan pengendalian infeksi
dengan baik maupun tidak baik, tidak
terkait dengan fungsi pengarahan kepala
ruang baik maupun tidak baik.Tidak ada
hubungan antara fungsi managemen
kepala ruang dengan pelaksanaan dan
pengendalian infeksi penggunaan alat
pelindung diri (p=0.631). ), hasil analisa
menunjukkan
responden
yang
melaksanakan
pencegahan
dan
pengendalian infeksi dengan baik
maupun tidak baik, tidak terkait dengan
76

Fungsi managemen, PPI (pencegahan dan pengendalian infeksi)

ISSN 2252-5416

Perawat dengan Penerapan keselamatan
dan Pasien dan Perawat di IRNA I
RSUP
DR.SARDJITO,Yogyakarta,Tesis.
2011.
http:lontara.ui.ac.id?Fik?:
digital/20282292-Sari.Dewi.pdf. di
unduh tanggal 2 september 2013.
Dian Pancaningrum, (2011), factor-faktor
yang mempengaruhi kinerja perawat
pelaksana di ruang rawat inap dalam
pencegahan infeksi nosokomial di
RS Haji Jakarta tahun 2011. Depok :
Program Magister Keperawatan
Universitas Indonesia.
Foley, M. (2004). Caring for those who
care : A attribute to nurses and their
safety. Online journal of issues in
nursing. Vol 9 no 3.
La Monica, L.E, (1998), Kepemimpinan
dan manajemen Keperawatan :
pendekatan
berdasarkan
pengalaman, Jakarta, EGC.
Myers, S., et all, (2010). Safety concerns
of hospital based new to practice
registered
nurses
and
their
preceptors. The
Journal of
continuing education in nursing, 41
(4).
Potter & Perry (2005), Fundamental of
nursing : Konsep, proses dan
praktik. Jakarta : EGC
Sitorus R . (2011). Manajemen
Keperawatan
:Manajemen
Keperawatan di Ruang Rawat,
Jakarta, CV.Sagung Seto.
Soejitno, S. Alkatiri, A, Ibrahim,
E.(2002) Reformasi perumasakitan
Indonesia. Jakarta :
PT Grasindo.
Swanburg, C.R (2000). Pengantar
kepemimpinan dan manajemen
keperawatan untuk perawat klinis.
Jakarta : EGC.
Siswanto.(2012) Pengantar Manajemen,
Jakarta.Bumi Aksara.

fungsi pengarahan kepala ruang baik
maupun tidak baik. Tidak ada hubungan
antara fungsi managemen kepala ruang
dengan pelaksanaan dan pengendalian
infeksi pengelolaan limbah (p=0.631). ),
hasil analisa menunjukkan responden
yang melaksanakan pencegahan dan
pengendalian infeksi dengan baik
maupun tidak baik, tidak terkait dengan
fungsi pengarahan kepala ruang baik
maupun tidak baik. Tidak ada hubungan
antara fungsi managemen kepala ruang
dengan pelaksanaan dan pengendalian
infeksi mencuci tangan (p=1.000). ), hasil
analisa menunjukkan responden yang
melaksanakan
pencegahan
dan
pengendalian infeksi dengan baik
maupun tidak baik, tidak terkait dengan
fungsi pengarahan kepala ruang baik
maupun tidak baik. Pihak pengelola
rumah sakit perlu melakukan penyegaran
kembali tentang pencegahan dan
pengendalian infeksi
untuk layanan
keperawatan yang berkualitas dan
bermutu. Managemen rumah sakit
mengerakkan seluruh kepala ruangan
untuk lebih meningkatkan upaya
pencegahan dan pengendalian infeksi
untuk peningkatan mutu pelayanan
rumah sakit sebagai salah satu indicator
dalam patient safety.
DAFTAR PUSTAKA
Darmadi (2008) infeksi nosokomial
problematika dan pengendaliannya,
Jakarta salemba Medika.
Departemen Kesehatan
Republik
Indonesia
.(2011).pedoman
pencegahan
dan
pengendalian
infeksi
di rumah sakit dan
fasilitas kesehatan lainnya , Jakarta.
Cetakan ketiga.
Dewi, Sri Candra. (2011). Hubungan
Fungsi Manajemen Kepala Ruang
dan Karakteristik

77

Dokumen yang terkait