T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan Aplikasi Penilaian dan Pengelolaan Status Gizi Balita Berdasarkan Indeks Antropometri Berbasis Web: Studi Kasus Dinas Kesehatan Kota Salatiga T1 Full text

Perancangan Aplikasi Penilaian dan Pengelolaan
Status Gizi Balita Berdasarkan Indeks Antropometri
Berbasis Web
(Studi Kasus: Dinas Kesehatan Kota Salatiga)

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi
untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Peneliti:
Karlina Heti Hardayanti (672013095)
Nina Setiyawati, S.Kom., M.Cs.

Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Mei 2017


2

3

5

Perancangan Aplikasi Penilaian dan Pengelolaan
Status Gizi Balita Berdasarkan Indeks Antropometri
Berbasis Web
(Studi Kasus: Dinas Kesehatan Kota Salatiga)
1)

Karlina Heti Hardayanti, 2) Nina Setiyawati, S.Kom., M.Cs.
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. O. Notohamidjojo 1-10, Salatiga 50714, Indonesia
Email: 1) 672013095@student.uksw.edu, 2) nina.setiyawati@staff.uksw.edu
Abstrak
Dinas Kesehatan Kota Salatiga melakukan proses penilaian status gizi balita berdasarkan
standar antropometri sesuai keputusan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Nomor: 1995/MENKES/SK/XII/2010. Dinas Kesehatan dibantu oleh Puskesmas untuk
pencatatan data penimbangan balita. Sebagian data balita dicatat Puskesmas dan
diserahkan kepada Dinas Kesehatan untuk diolah menjadi data status gizi. Dengan cara
kerja seperti ini mengakibatkan integrasi data status gizi balita dari Puskesmas dan Dinas
Kesehatan belum baik. Pada penelitian ini dilakukan perancangan aplikasi penilaian dan
pengelolaan status gizi balita berbasis web yang digunakan untuk sarana penentuan status
gizi balita serta pengelolaan data gizi dari Puskesmas dan Dinas Kesehatan yang
terintegrasi. Aplikasi ini berbasis web menggunakan bahasa pemrograman PHP
(Hypertext Prepocessor ) dan Javascript serta dilengkapi Bootstrap untuk tampilan yang
responsive dan Highchart untuk pembuatan grafik rekapitulasi data status gizi
berdasarkan kelurahan dan posyandu. Aplikasi ini diharapkan dapat membantu
pencatatan data status gizi dan hasil rekapitulasi data dapat digunakan oleh Dinas
Kesehatan sebagai acuan pengambilan keputusan dalam menangani gizi balita di Kota
Salatiga.
Kata Kunci: Status Gizi Balita, Antropometri, Integrasi Data, PHP, Javascript
Abstract
City Health Department Salatiga has conducted the process of toddler nutrition status based on
anthropometry standard corresponded to Ministry of Health Republic of Indonesia no:
1995/MENKES /SK /XII /2010. The Health Department is assisted by Community Health Centre
recording toddler weighing data. The most toddler data which is recorded by Community Health

Centre is submitted to Health Department to be processed into nutrient status data. By this way, it
has made inefficient integration of toddler nutrition status data from Community Health Centre
and Health Department. Research on designing web-based assessment application and
management of toddler nutrition status that are used to determine toddler nutrition status and
integrated data management from Community Health Centre and Health Department. This webbased application uses the programming language PHP and Javascript. It is equipped by
Bootstrap to responsive web and by Highchart to make chart of recapitulation of nutrition status
data based on administrative village and integrated service post. The application is expected to
assist recording nutrition status data and data recapitulation result can be used by Health
Department as a decision reference in handling toddler nutrition in Salatiga.
Keywords: Toddler Nutrition Status, Anthropometry, Integrated Data, PHP, Javascript
1)

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Teknik Informatika, Universitas Kristen Satya
Wacana Salatiga.
2)
Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

1.

Pendahuluan

Pemenuhan gizi pada anak balita merupakan faktor yang perlu diperhatikan
dalam menjaga kesehatan, karena masa balita merupakan periode perkembangan
yang rentan gizi. Balita merupakan kelompok masyarakat yang mengalami siklus
pertumbuhan dan perkembangan yang membutuhkan zat-zat gizi lebih besar dari
kelompok umur lainnya sehingga balita paling mudah menderita kelainan gizi [1].
Dinas Kesehatan Kota (DKK) Salatiga pun telah melakukan proses penilaian
status gizi balita berdasarkan standar antropometri sesuai keputusan Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia Nomor: 1995/MENKES/SK/XII/2010. Data balita
didapat dari kegiatan Pemantauan Status Gizi (PSG) di 23 kelurahan di Kota
Salatiga dengan posyandu atau kunjungan ke rumah-rumah balita. Kemudian data
tersebut diolah oleh DKK menjadi informasi status gizi yang dipantau setiap
bulan berdasarkan kelurahan.

Gambar 1 Persentase Balita Ditimbang Kota Salatiga Tahun 2006-2013 [2]

Dari Gambar 1 dapat dilihat perbandingan jumlah balita yang ditimbang
dengan jumlah balita keseluruhan. Tahun 2013 jumlah balita yang ditimbang
sebanyak 9.125 balita dari keseluruhan balita sebanyak 12.252 (74.48%) [2]. Dari
banyaknya data penimbangan balita, DKK Salatiga dibantu oleh Puskesmas untuk
mencatat data tersebut. Sebagian data balita dicatat Puskesmas dan diserahkan

kepada DKK untuk diolah menjadi data status gizi. DKK mencatat dan mengelola
semua data status gizi menggunakan aplikasi Pemantauan Status Gizi (PSG) pada
Microsoft Office Excel. Cara penggunaannya yaitu terdapat satu file sebagai
master, file master tersebut berisi fungsi untuk menentukan dan merekapitulasi
status gizi balita berdasarkan kelurahan yang digunakan untuk pencatatan dan
pengelolaan data dalam satu bulan, sehingga untuk mengelola data status gizi, dan
pembuatan rekapitulasi bulan yang baru petugas perlu menyalin file master yang
kosong, selanjutnya data status gizi di bulan yang baru disimpan menjadi file yang
berbeda dari bulan sebelumnya.
Dengan cara pencatatan data seperti yang telah diuraikan, petugas gizi DKK
Salatiga menghadapi permasalahan yaitu belum terintegrasinya data status gizi
balita dari Puskesmas dan DKK Salatiga serta pengelolaan dan penyimpanan data
bulan satu dengan bulan lainnya dibuat saling terpisah sehingga rekapitulasi data
status gizi antara bulan satu dan bulan lainnya juga terpisah. Hal ini
mengakibatkan pada pembuatan rekapitulasi data dalam satu tahun harus
1

membuka satu per satu rekapitulasi data setiap bulan dan saat melakukan
pencarian data pun akan membutuhkan waktu yang relatif lama.
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka dirancanglah Penilaian dan

Pengelolaan Status Gizi Balita Berbasis Web di Salatiga yang diharapkan dapat
mendukung integrasi data status gizi dari Puskesmas dan DKK serta membantu
pencatatan data penimbangan, pengolahan data penimbangan menjadi status gizi,
dan pengelolaan dalam pembuatan rekapitulasi data status gizi berdasarkan
kelurahan dan posyandu disajikan dalam bentuk tabel dan grafik interaktif yang
digunakan oleh pihak DKK Salatiga sebagai acuan pengambilan keputusan dalam
menangani gizi balita di Kota Salatiga. Penilaian dan pengelolaan status gizi balita
berbasis web di DKK Salatiga dibangun menggunakan bahasa pemrograman PHP
(Hypertext Prepocessor ) dan Javascript.
2.

Tinjauan Pustaka
Pada penelitian yang berjudul “Sistem Informasi Pemantauan Tumbuh
Kembang Balita pada Posyandu Menggunakan Metode Z Score Berbasis Web
(Studi Kasus: Posyandu Durian 8 Kel. Subangjaya Kota Sukabumi)” membahas
metode z-score untuk menghitung status gizi balita yang akurat karena sesuai
dengan standar kesehatan dari Kementrian Kesehatan RI dan WHO. Sistem ini
berguna memberi informasi tentang kesehatan kepada masyarakat luas pentingnya
memperhatikan tumbuh kembang balita. Hasil sistem tersebut adalah data status
gizi balita yang dari perhitungan z-score [3].

Pada penelitian yang berjudul “Perancangan Sistem Informasi Status Gizi
Balita Menggunakan Metode Antropometri (Studi Kasus : Dinas Kesehatan
Kabupaten Sumba Barat)” membahas tentang perhitungan status gizi balita
dengan metode antropometri sehingga dapat membantu pelaporan data balita,
laporan data puskesmas, dan laporan penimbangan status gizi BB/U. Laporan
tersebut disajikan dalam bentuk grafik FusionChart [4].
Berdasarkan penelitian yang sudah ada, maka dilakukan penelitian yang
membuat rekapitulasi data lebih mendalam dengan merekap jumlah data status
gizi balita per bulan berdasarkan kelurahan dan posyandu di Kota Salatiga yang
disajikan dengan tabel dan grafik menggunakan Highchart. Selain itu, terdapat
persentase status gizi balita meliputi BB/U, TB/U, dan BB/TB yang dituangkan
dalam bentuk Pie Chart sehingga memudahkan petugas menganalisa gizi balita
Salatiga. Sistem yang digunakan oleh petugas gizi DKK dan Puskesmas Salatiga
ini terdapat data posyandu yang dibuat dinamis sehingga apabila terdapat
posyandu baru, posyandu baru tersebut tetap masuk dalam rekapitulasi data dalam
grafik posyandu.
Highchart adalah library chating berdasarkan Javascript bertujuan untuk
meningkatkan aplikasi web dengan menambahkan kemampuan chating interaktif.
Highchart menyediakan grafik garis, grafik spine, grafik daerah, grafik batang,
diagram lingkaran dan sebagainya. Fitur yang menonjol dari Highchart antara

lain: bekerja seemlessly di semua browser utama, mendukung multitouch pada
platform berbasis layar sentuh, gratis untuk gunakan atau open source,
mempunyai library yang ringan, dan konfigurasi sederhana menggunakan json
[5].
2

Penilaian status gizi balita diperlukan standar antropometri yang mengacu
pada Standar World Health Organization (WHO 2005). Antropometri sendiri
berasal dari kata antropos (tubuh) dan metros (ukuran) yang berarti anthropometri
(ukuran tubuh). Antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan
tingkat gizi [6]. Standar ini banyak digunakan untuk mengukur status gizi anak.
Adapun parameter antropometri antara lain: umur, panjang badan/tinggi badan,
dan berat badan [7]. Indeks penilaian status gizi untuk balita antara lain: berat
badan menurut umur (BB/U), panjang badan menurut umur (PB/U) atau tinggi
badan menurut umur (TB/U), serta berat badan menurut panjang badan (BB/PB)
atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) [8].
Kategori dan ambang batas status gizi balita berdasarkan indeks adalah
sebagai berikut :
Tabel 1 Kategori dan Ambang Batas Status Gizi Balita Berdasarkan Indeks [9]


Contoh penilaian status gizi balita sebagai berikut :
Standar Berat Badan menurut Umur (BB/U) Anak Laki-laki [9]
Umur
Berat Badan
(bulan)
(Kg)
-3SD
-2SD
-1SD
Median
1SD
2SD
6
5.7
6.4
7.1
7.9
8.8
9.8

Standar Panjang Badan menurut Umur (PB/U) Anak Laki-laki [9]
Umur
Panjang Badan
(bulan)
(cm)
-3SD
-2SD
-1SD
Median
1SD
2SD
6
61.2
63.3
65.5
67.6
69.8
71.9

3


3SD
10.9

3SD
74.0

Standar Panjang Badan menurut Berat Badan (PB/BB) Anak Laki-laki [9]
Panjang
Berat Badan
Badan(cm)
(Kg)
-3SD
-2SD
-1SD
Median
1SD
2SD
3SD
52.0
2.9
3.2
3.5
3.8
4.1
4.5
5.0
Diketahui balita berjenis kelamin laki-laki berumur 6 bulan memiliki berat badan
4.1 dan panjang badan 52 cm, sehingga status gizi balita tersebut yaitu :
- Status Gizi BB/U : Gizi Buruk
- Status Gizi PB/U : Sangat Pendek
- Status Gizi PB/BB : Normal
Berdasarkan tabel standar BB/U, balita tersebut berat badannya berada dibawah 3SD sehingga berat badan menurut umurnya dinilai Gizi Buruk. Berdasarkan
tabel standar PB/U, balita tersebut panjang badannya berada dibawah -3SD
sehingga panjang badan menurut umurnya dinilai Sangat Pendek. Kemudian
berdasarkan tabel standar PB/BB, balita tersebut berat badannya berada di 1SD
dari panjang badan sehingga panjang badan menurut berat badannya dinilai
Normal.
3.

Metode dan Perancangan Sistem
Tahapan penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari
lima tahapan yaitu: 1) Identifikasi Masalah dan Pencarian Data Lapangan.
2) Perancangan Sistem. 3) Pembuatan Sistem. 4) Pengujian Sistem. 5) Penulisan
Laporan Hasil Penelitian.

Gambar 2 Tahap Penelitian [10]

Tahap pertama yang dilakukan adalah melakukan identifikasi masalah dan
mengumpulkan data-data yang dibutuhkan. Pada tahap ini metode yang dilakukan
yaitu wawancara dengan petugas gizi dan observasi di DKK Salatiga. Hasil dari
tahap ini antara lain data penimbangan balita di Salatiga dan tabel standar

4

antropometri penilaian status gizi anak serta hasil analisa kebutuhan DKK dalam
rangka menunjang penilaian status gizi balita Salatiga.
Tahap kedua, ketiga dan keempat dilakukan perancangan sistem
menggunakan metode prototyping. Model Prototyping adalah salah satu metode
pengembangan perangkat lunak yang dibuat dengan pendekatan aspek desain,
fungsi dan user-interface. Penentuan tujuan umum dilakukan oleh developer dan
user untuk mengetahui gambaran dan kebutuhan pada perangkat lunak yang akan
dibangun [11]. Bagan mengenai PrototypingModel dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Prototyping Model [11]

Penilaian dan Pengelolaan Status Gizi Balita Berbasis Web di Salatiga
terdiri dari dua siklus prototyping model. Tahap-tahap yang dilakukan dalam
prototyping model pada siklus pertama sebagai berikut :
(1) Listen to customer
Tahap pertama didapatkan bahwa kebutuhan sistem antara lain: aplikasi
dapat diakses oleh petugas gizi DKK dan Puskesmas serta menampilkan halaman
utama web yang terdiri beberapa pilihan (menambah data status gizi yang
didalamnya terdapat fungsi untuk menilai status gizi balita dan merekapitulasi
data) dan tampilan data status gizi balita.
(2) Build/Revise mock-up
Tahap build meliputi tahap perancangan dan pengimplementasian aplikasi.
Penilaian status gizi balita menggunakan metode antropometri dan perancangan
sistem menggunakan UML (Unified Modeling Language) disertai relasi antar
tabel dan arsitektur sistem. Aplikasi web diimplementasikan menggunakan bahasa
pemrograman PHP (Hypertext Prepocessor ) dan Javascript.
Perancangan Penilaian dan Pengelolaan Status Gizi Balita Berbasis Web di
Salatiga dibuat dalam bentuk diagram UML (Unified Modeling Language)
meliputi use case diagram dan activity diagram. Use Case Diagram adalah
diagram yang menggambarkan keterlibatan aktor dalam pemakaian sistem beserta
peran yang dimiliki aktor dalam sistem [10]. Use Case Diagram sistem yang akan
dibangun ditunjukkan pada Gambar 4.

5

Gambar 4 Use Case Diagram

Pada Gambar 4 terlihat bahwa terdapat dua aktor yaitu administrator gizi
DKK dan petugas Puskesmas serta beberapa interaksi yang dapat dilakukan oleh
kedua aktor tersebut. Interaksi yang dapat dilakukan oleh administrator gizi DKK
adalah mengelola dan melihat data (posyandu dan status gizi balita), serta melihat
rekapitulasi data status gizi, mencetak dan mengunduh semua grafik hasil
rekapitulasi data berdasarkan keluharan atau posyandu. Sedangkan petugas
Puskesmas hanya dapat mengelola dan melihat data (posyandu dan status gizi
balita). Pengelolaan data meliputi insert, update, delete, dan search data.
Perancangan diagram kedua yaitu activity diagram yang ditunjukkan pada
Gambar 5.

Gambar 5 Activity Diagram

Activity diagram adalah diagram yang menjelaskan aktivitas administrator
gizi DKK dan sistem saat pertama kali dijalankan hingga selesai [11]. Tahap awal
adalah administrator Gizi DKK melakukan login, kemudian terdapat menu antara
6

lain data status gizi balita, data posyandu, dan rekap data. Administrator DKK
dapat melakukan manipulasi data yang terdiri dari insert, update, delete, search,
dan view data. Tahap akhir adalah logout untuk menutup sistem setelah
melakukan berbagai aktivitas dari menu yang ada didalamnya.

Gambar 6 Relasi Database

Gambar 6 menunjukkan relasi antar tabel. Terdapat empat tabel yang saling
berelasi yaitu tabel kelurahan, posyandu, balita, dan gizi. Tabel kelurahan berelasi
dengan tabel posyandu, tabel posyandu berelasi dengan tabel balita, dan tabel
balita berelasi dengan tabel gizi. Setiap relasi antar tabel pada Gambar 6
menunjukkan relasi one to many yaitu setiap baris data pada tabel pertama
dihubungkan satu atau lebih baris data tabel kedua.

Gambar 7 Arsitektur Sistem

Gambar 7 menunjukkan arsitektur sistem. Arsitektur sistem merupakan
struktur terkait dengan pemetaan komponen-komponen fisik aplikasi. Hal ini
termasuk lokasi komponen-komponen dalam jaringan [12].
(3) Customer test drives mock-up
Tahap ini dilakukan pengujian oleh DKK Salatiga yang mengevaluasi
prototype yang dirancang pada tahap build. Berdasarkan pengujian tersebut, DKK
memberikan saran untuk menambahkan grafik setiap rekapitulasi data status gizi
7

berdasarkan kelurahan dan posyandu serta grafik perbandingan status gizi
menurut BB/U, TB/U, dan BB/TB.
Pada siklus pertama masih didapatkan kebutuhan tambahan sehingga perlu
dilakukan siklus berikutnya. Tahap-tahap yang dilakukan dalam prototyping
model pada siklus kedua sebagai berikut :
(1) Listen to customer
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan pada siklus pertama didapatkan
bahwa kebutuhan DKK Salatiga bertambah yaitu halaman web juga menampilkan
grafik setiap rekapitulasi data status gizi berdasarkan kelurahan dan posyandu
serta grafik perbandingan status gizi menurut BB/U, TB/U, dan BB/TB.
(2) Build/Revise mock-up
Pada tahap ini dilakukan penambahan grafik berdasarkan kelurahan dan
posyandu serta grafik perbandingan status gizi menurut BB/U, TB/U, dan BB/TB
yang dibangun menggunakan Highchart.
(3) Customer test drives mock-up
Pada tahap ini pengujian prototype dilakukan dengan blackbox testing untuk
melihat fungsionalitas dari aplikasi yang telah dibuat dan sudah tidak didapatkan
tambahan lagi.
4.

Hasil Implementasi dan Pembahasan
Aplikasi ini mempunyai dua pengguna yaitu petugas Puskesmas dan petugas
gizi DKK Salatiga sebagai administrator. Kota Salatiga terdapat enam Puskesmas
diantaranya yaitu Puskesmas Kalicacing, Mangunsari, Tegalrejo, Cebongan,
Sidorejo Lor, dan Puskesmas Sidorejo Kidul. Sehingga juga terdapat enam
petugas puskesmas yang menggunakan aplikasi web penilaian dan pengelolaan
status gizi balita di Salatiga. Petugas Puskesmas mempunyai tugas yaitu
membantu DKK dalam pencatatan data status gizi sehingga hanya dapat
memasukkan data status gizi balita berdasarkan wilayah kerja Puskesmas.
Administrator gizi DKK mempunyai hak akses untuk mengelola seluruh data
status gizi balita dan posyandu, serta melihat rekapitulasi data dan grafik
berdasarkan kategori status gizi balita.
Aplikasi web ini mempunyai menu data status gizi, data posyandu, rekap
data, dan update user . Halaman awal aplikasi ini adalah halaman login yang
ditunjukkan pada Gambar 8.

Gambar 8 Halaman Login

8

Administrator dan petugas Puskesmas melakukan login pada halaman tersebut.
Halaman data status gizi balita untuk petugas Puskesmas setelah melakukan login
ditunjukkan pada Gambar 9.

Gambar 9 Halaman Data Status Gizi Balita Puskesmas

Gambar 9 menunjukkan halaman data status gizi balita di wilayah
Puskesmas Kalicacing yang menampilkan data gizi dan posyandu dari wilayah
kerja yaitu Kelurahan Dukuh dan Kalicacing. Adapun wilayah kerja dari
Puskesmas yang lain diantaranya yaitu Puskesmas Mangunsari: Kelurahan
Mangunsari dan Kecandran; Puskesmas Tegalrejo: Kelurahan Tegalrejo,
Kumpulrejo, dan Randuacir; Puskesmas Cebongan: Kelurahan Cebongan,
Noborejo, dan Ledok; Puskesmas Sidorejo Lor: Kelurahan Sidorejo Lor, Salatiga,
Blotongan, Pulutan, Bugel, dan Kauman Kidul; serta Puskesmas Sidorejo Kidul:
Kelurahan Kutowinangun Lor, Kutowinangun Kidul, Gendongan, Sidorejo Kidul,
Kalibening, Tingkir Lor, dan Tingkir Tengah. Halaman data status gizi balita
untuk administrator setelah melakukan login ditunjukkan pada Gambar 10.

Gambar 10 Halaman Data Status Gizi Balita Administrator DKK

Pada Gambar 10 menunjukkan administrator dapat melihat data status gizi
balita dan data posyandu dari semua kelurahan dan posyandu di Salatiga. Selain
itu, administrator DKK mempunyai hak akses menggunakan menu rekap data
yang tidak ada di dalam halaman Puskesmas. Administrator DKK dan Puskesmas
dapat memasukkan data status gizi, namun yang akan membedakan Puskesmas
hanya dapat memasukkan data berdasarkan wilayah kerjanya masing-masing.
Halaman untuk memasukkan data status gizi dapat dilihat pada Gambar 11.
9

Gambar 11 Halaman Tambah Data Status Gizi

Pada Gambar 11 menunjukkan ada tiga indeks status gizi yang dinilai yaitu
status gizi BB/U (Berat Badan menurut Umur), TB/U (Tinggi Badan menurut
Umur), dan status gizi BB/TB (Berat Badan menurut Tinggi Badan). Penilaian
status gizi balita menggunakan parameter diantaranya yaitu jenis kelamin, umur
dalam bulan, berat badan dalam Kg, dan tinggi badan dalam cm. Nilai umur
didapatkan dari selisih tanggal ukur dan tanggal lahir. Status gizi BB/U didapat
dari nilai berat badan dan umur. Status gizi TB/U didapat dari nilai tinggi badan
dan umur. Sedangkan status gizi BB/TB didapat dari nilai berat badan dan tinggi
badan. Kode program untuk menentukan status gizi BB/U dan TB/U berdasarkan
contoh tambah data status gizi pada Gambar 11 ditunjukkan pada Kode Program
1.

10

Kode Program 1 Menentukan Status Gizi BB/U dan TB/U
1. if (jns_kelamin == "Laki-laki" ) {
2. if (umur == 6) {
3.
if (bb < 5.7 ) {
4.
document.hitung.sg_bbu.value="Gizi Buruk"; }
5.
else if ((bb >= 5.7) && (bb < 6.4)) {
6.
document.hitung.sg_bbu.value="Gizi Kurang"; }
7.
else if ((bb >= 6.0) && (bb 9.8) {
10.
document.hitung.sg_bbu.value="Gizi Lebih"; }
11.
if (pb_tb < 61.2 ) {
12.
document.hitung.sg_tbu.value="Sangat Pendek"; }
13.
else if ((pb_tb >= 61.2) && (pb_tb < 63.3)) {
14.
document.hitung.sg_tbu.value="Pendek"; }
15.
else if ((pb_tb >= 63.3) && (pb_tb 71.9) {
18.
document.hitung.sg_tbu.value="Tinggi"; }}}

Kode Program 1 berisi kondisi nilai jenis kelamin, umur, berat badan, dan
tinggi badan yang mempengaruhi nilai status gizi BB/U dan TB/U. Baris 1
digunakan untuk mengecek kondisi apakah value jenis kelamin sama dengan
Laki-laki, jika hasilnya true maka masuk ke Baris 2. Baris 2 dilakukan
pengecekan kembali apakah value umur sama dengan 6, jika hasilnya true maka
masuk ke Baris 3. Baris 3 digunakan untuk mengecek apakah value berat badan
lebih kecil dari 5.7, jika hasilnya true maka masuk ke Baris 4. Dengan kondisi
jenis kelamin sama dengan Laki-laki dan umur sama dengan 6 maka Baris 4
digunakan untuk memberikan nilai status gizi BB/U yaitu Gizi Buruk. Baris 5
dilakukan pengecekan kembali apakah berat badan lebih besar sama dengan 5.7
dan lebih kecil dari 6.4, jika bernilai true maka pada Baris 6 status gizi BB/U
diberikan nilai Gizi Kurang. Baris 7 digunakan pengecekan apakah berat badan
lebih besar sama dengan 6.0 dan lebih kecil sama dengan 9.8, jika bernilai true
maka pada Baris 8 status gizi BB/U diberikan nilai Gizi Baik. Baris 9 dilakukan
pengecekan apakah nilai berat badan lebih besar dari 9.8, jika bernilai true maka
pada Baris 10 status gizi BB/U diberikan nilai Gizi Lebih.
Setelah dilakukan pengecekan dalam menentukan nilai status gizi BB/U,
dilakukan pengecekan untuk menentukan nilai status gizi TB/U. Baris 11
digunakan untuk pengecekan apakah nilai tinggi badan lebih kecil dari 61.2, jika
hasilnya bernilai true maka masuk ke Baris 12. Dengan kondisi jenis kelamin
sama dengan Laki-laki dan umur sama dengan 6 maka Baris 12 digunakan untuk
memberikan nilai status gizi TB/U yaitu Sangat Pendek. Baris 13 dilakukan
pengecekan kembali apakah tinggi badan lebih besar sama dengan 61.2 dan lebih
kecil dari 63.3, jika bernilai true maka pada Baris 14 status gizi TB/U diberikan
nilai Pendek. Baris 15 digunakan pengecekan apakah tinggi badan lebih besar
sama dengan 63.3 dan lebih kecil sama dengan 71.9, jika bernilai true maka pada
Baris 16 status gizi TB/U diberikan nilai Normal. Baris 17 dilakukan pengecekan
apakah nilai tinggi badan lebih besar dari 71.9, jika bernilai true maka pada Baris
18 status gizi TB/U diberikan nilai Tinggi. Setelah dilakukan pengecekan dalam
menentukan nilai status gizi TB/U, dilakukan pengecekan untuk menentukan nilai
status gizi BB/TB yang ditunjukan pada Kode Program 2.
11

Kode Program 2 Menentukan Status Gizi BB/TB
19. if (jns_kelamin == "Laki-laki" ) {
20.
if (pb_tb == 52) {
21.
if (bb < 2.9 ) {
22.
document.hitung.sg_bbtb.value="Sangat Kurus"; }
23.
else if ((bb >= 2.9) && (bb < 3.2)) {
24.
document.hitung.sg_bbtb.value="Kurus"; }
25.
else if ((bb >= 3.2) && (bb 4.5) {
28.
document.hitung.sg_bbtb.value="Gemuk"; }}}

Pada Kode Program 2 berisi kondisi nilai jenis kelamin, tinggi badan, dan
berat badan yang mempengaruhi nilai status gizi BB/TB. Baris 19 digunakan
untuk mengecek kondisi apakah value jenis kelamin sama dengan Laki-laki, jika
hasilnya true maka masuk ke Baris 20. Baris 20 dilakukan pengecekan kembali
apakah value tinggi badan sama dengan 52, jika hasilnya true maka masuk ke
Baris 21. Baris 21 digunakan untuk mengecek apakah value berat badan lebih
kecil dari 2.9, jika hasilnya true maka masuk ke Baris 22. Dengan kondisi jenis
kelamin sama dengan Laki-laki dan tinggi badan sama dengan 52 maka Baris 22
digunakan untuk memberikan nilai status gizi BB/TB yaitu Sangat Kurus. Baris
23 dilakukan pengecekan kembali apakah berat badan lebih besar sama dengan
2.9 dan lebih kecil dari 3.2, jika bernilai true maka pada Baris 24 status gizi
BB/TB diberikan nilai Kurus. Baris 25 digunakan pengecekan apakah berat badan
lebih besar sama dengan 3.2 dan lebih kecil sama dengan 4.5, jika bernilai true
maka pada Baris 26 status gizi BB/TB diberikan nilai Normal. Baris 27 dilakukan
pengecekan apakah nilai berat badan lebih besar dari 4.5, jika bernilai true maka
pada Baris 28 status gizi BB/TB diberikan nilai Gemuk.
Penilaian status gizi balita pada Gambar 11 secara manual dilihat dari tabel
standar antropometri sesuai keputusan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Nomor: 1995/MENKES/SK/XII/2010 dengan disesuaikan pada kategori dan
ambang batas status gizi dari Tabel 1 sebagai berikut :
Standar Berat Badan menurut Umur (BB/U) Anak Laki-laki [9]
Umur
Berat Badan
(bulan)
(Kg)
-3SD
-2SD
-1SD
Median
1SD
2SD
3SD
6
5.7
6.4
7.1
7.9
8.8
9.8
10.9
Standar Panjang Badan menurut Umur (TB/U) Anak Laki-laki [9]
Umur
Panjang Badan
(bulan)
(cm)
-3SD
-2SD
-1SD
Median
1SD
2SD
3SD
6
61.2
63.3
65.5
67.6
69.8
71.9
74.0
Standar Panjang Badan menurut Berat Badan (BB/TB) Anak Laki-laki [9]
Panjang
Berat Badan
Badan(cm)
(Kg)
-3SD
-2SD
-1SD
Median
1SD
2SD
3SD
52.0
2.9
3.2
3.5
3.8
4.1
4.5
5.0
Status gizi balita berjenis kelamin laki-laki berumur 6 bulan memiliki berat badan
4.1 dan panjang badan 52 cm pada Gambar 11 dapat dinilai sebagai berikut:
12

- Status Gizi BB/U : Gizi Buruk
- Status Gizi TB/U : Sangat Pendek
- Status Gizi BB/TB : Normal
Berdasarkan tabel standar BB/U, balita tersebut berat badannya berada dibawah 3SD sehingga berat badan menurut umurnya dinilai Gizi Buruk. Berdasarkan
tabel standar TB/U, balita tersebut panjang badannya berada dibawah -3SD
sehingga panjang badan menurut umurnya dinilai Sangat Pendek. Kemudian
berdasarkan tabel standar BB/TB, balita tersebut berat badannya berada di 1SD
dari panjang badan sehingga panjang badan menurut berat badannya dinilai
Normal.
Penilaian status gizi balita diambil data yang sama pada Gambar 11 dengan
menggunakan Microsoft Excel ditunjukkan pada Gambar 12.

Gambar 12 Penilaian Status Gizi Balita pada Microsoft Excel

Berdasarkan perbandingan penilaian status gizi pada aplikasi web yang
ditunjukkan Gambar 11, pada Microsoft Excel yang ditunjukkan pada Gambar 12,
dan penilaian status gizi balita secara manual untuk nilai data yang sama (balita
berjenis kelamin laki-laki, berumur 6 bulan, berat badan 4.1 kg, dan panjang
badan 52 cm) didapatkan tiga hasil status gizi BB/U, TB/U, dan BB/TB yang juga
sama yang ditandai dengan garis merah dan ketiganya sesuai dengan standar
antropometri dari keputusan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
1995/MENKES/SK/XII/2010.
Selain tambah data status gizi, administrator dapat menggunakan menu
rekapitulasi data untuk melihat rekapitulasi data dan grafik hasil rekapitulasi data.
Pada menu tersebut terdapat perbandingan persentase status gizi menurut tiga
indeks yang digunakan untuk menilai status gizi balita yang ditunjukkan pada
Gambar 12.

Gambar 13 Persentase Status Gizi BB/U, TB/U, dan BB/TB Balita di Kota Salatiga

Pada Gambar 13 administrator DKK dapat melihat perbandingan persentase
kategori status gizi menurut tiga indeks yang digunakan untuk menilai status gizi
balita. Selain itu, menu rekap data berisi pilihan rekapitulasi jumlah data status
gizi balita dikelompokkan berdasarkan kategori status gizi menurut tiga indeks
diantaranya yaitu kategori status gizi BB/U: Gizi Buruk, Gizi Kurang, Gizi Baik,
dan Gizi Lebih; status gizi TB/U: Sangat Pendek, Pendek, Normal, dan Tinggi;
serta kategori status gizi BB/TB: Sangat Kurus, Kurus, Normal, Gemuk. Contoh
rekapitulasi status gizi buruk dari indeks BB/U ditunjukkan pada Gambar 14.
13

Gambar 14 Rekapitulasi Data Gizi Buruk Berdasarkan Bulan dan Tahun

Dari Gambar 14 dapat dilihat jumlah data gizi buruk di Salatiga berdasarkan
bulan dan tahun yang disertai grafik untuk mengetahui data gizi buruk setiap
tahun. Pada halaman ini terdapat pilihan kelurahan dan posyandu untuk melihat
rekapitulasi data gizi buruk yang masih dikelompokkan berdasarkan kelurahan
dan posyandu. Rekapitulasi data gizi buruk berdasarkan kelurahan dapat dilihat
pada Gambar 15.

Gambar 15 Rekapitulasi Data Gizi Buruk Berdasarkan Kelurahan

Pada Gambar 15, data gizi buruk berdasarkan kelurahan direkapitulasi
menurut bulan dan tahun. Sedangkan rekapitulasi data gizi buruk berdasarkan
posyandu dapat dilihat pada Gambar 16.

14

Gambar 16 Rekapitulasi Data Gizi Buruk Berdasarkan Posyandu

Pada Gambar 16 dapat dilihat data gizi buruk berdasarkan posyandu juga
direkapitulasi menurut bulan dan tahun. Rekapitulasi data gizi buruk berdasarkan
kelurahan dan posyandu juga disertai grafik untuk mengetahui tingkat gizi buruk
berdasarkan kelurahan maupun posyandu.
Tampilan web ini dibangun menggunakan Bootstrap. Bootstrap adalah
sebuah library framework CSS yang dibuat khusus untuk bagian pengembangan
front-end website. Bootstrap juga merupakan salah satu framework HTML, CSS
dan Javascript yang paling populer di kalangan web developer yang digunakan
untuk mengembangkan sebuah website yang responsive [13]. Kode program
dalam pemanggilan library Bootstrap untuk membuat tampilan web yang
responsive dapat dilihat pada Kode Program 3.
Kode Program 3 Memanggil File CSS library Bootstrap untuk Tampilan Responsive
29.

Kode Program 3 menunjukkan Baris 29 digunakan dalam pemanggilan file
bootstrap-responsive.min.css yang disediakan library Bootstrap. File tersebut
menyediakan komponen class interface untuk mengatur halaman web supaya
dapat menyesuaikan halaman web pada device yang digunakan. Tampilan aplikasi
web penilaian dan pengelolaan status gizi balita yang responsive ditunjukkan pada
Gambar 17.

Gambar 17 Tampilan Responsive Halaman Data Status Gizi Administrator DKK

15

Gambar 17 menunjukkan tampilan responsive web dari halaman data status
gizi administratror DKK dari device Apple iPad dengan orientasi portrait.
Pembuatan grafik dalam aplikasi ini memanfaatkan Highchart. Highchart
adalah library charting menggunakan bahasa pemrograman Javascript. Dalam
penggunaan Highchart, terdapat tiga script library yang perlu dimasukkan
diantaranya yaitu jquery.min.js, highchart.js, dan exporting.js. Contoh
penggunaanya dalam membuat grafik status gizi balita pendek berdasarkan tahun
dapat dilihat pada Kode Program 4.
Kode Program 4 Membuat Grafik Status Gizi Balita Pendek Berdasarkan Tahun
30. var tbu_pendek;
31. $(document).ready(function() {
32.
tbu_pendek = new Highcharts.Chart({
33.
chart: {
34.
renderTo: 'pendek',
35.
type: 'column' },
36.
title: {
37.
text: 'Grafik Status Gizi Balita Pendek Berdasarkan Tahun' },
38.
xAxis: {
39.
categories: ['Tahun'] },
40.
yAxis: {
41.
title: {
42.
text: 'Jumlah Balita Pendek' }},
43.
series:
44.
[
45.

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25