Publikasi Riset Kesehatan untuk Daya Saing Bangsa
ISSN 2581 - 2270
PROSIDING HEFA
(HEALTH EVENTS FOR ALL)
PUBLIKASI HASIL RISET KESEHATAN UNTUK
DAYA SAING BANGSA
Kudus, 19 Agustus 2017
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Cendekia Utama Kudus
Tahun 2017
PROSIDING HEFA (Health Events for All)
Publikasi Hasil Riset Kesehatan untuk Daya Saing Bangsa
ISSN 2581 – 2270
Pengarah
Ketua STIKES Cendekia Utama Kudus
Penanggung Jawab
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STIKES Cendekia Utama Kudus
Editors
Eko Prasetyo, S.KM, M.Kes David Laksamana Caesar, S.KM, M.Kes
Ns. Sholihul Huda, S.Kep, M.N.S Ns. Sri Hartini, S.Kep, M.Kes
Dessy Erliani Mugitasari, S.Farm, Apt
Sistem Informasi dan Teknologi
Susilo Restu Wahyuno, S.Kom
Sekertariat :
LPPM SIKES Cendekia Utama Kudus Jl. Lingkar Raya Kudus – Pati Km. 5 Desa Jepang, Mejobo, Kudus
Telp (0291) 4248655, Fax (0291) 4248657 Email : lppm.stikescendekiautama@yahoo.com www.stikescendekiautamakudus.ac.id
Prosiding Health Event of All merupakan Terbitan berkala ilmiah seminar hasilhasil penelitian dan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan setiap 1 tahun oleh LPPM STIKES Cendekia Utama Kudus.
DAFTAR ISI
44 Anna Merliana, Ricka Islamiyati
96 Ayu Safitri Juniati Hubungan Tingkat Stres dengan Strategi Koping yang digunakan pada Santri Remaja di Pondok Pesantren Nurul Alimah Kudus
Analisis Faktor Sikap Ibu, Dukungan Keluarga,Tingkat Pengetahuan dan Jenis Pekerjaan Ibu dengan Imunisasi Dasar Lengkap
91 Ayu Citra Mayasari , Okky Rachmad Ngakili
80 Avis Sayyida Faza Studi Kualitatif Kepuasan Pasien Rawat Jalan di Poliklinik Anak Rumah Sakit Islam Sunan Kudus
72 Asmadi Efektifitas Model Peer Educator Mantan Pengguna dan Bukan Pengguna Narkoba terhadap Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba pada Remaja di Kabupaten Kuningan
62 Ardiana Nur Aflah Hubungan Spiritualitas dengan Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien di Ruang ICU (Intensive Care Unit) RSUD Dr.Loekmono Hadi Kudus
Belief Models) di RSJ Menur Surabaya
FaktorFaktor yang Mempengaruhi MRS Ulang Pasien Berdasarkan Model Kepercayaan Kesehatan (Health
55 Antonius Catur Sukmono, Hery Anggrawati
Hubungan Pengetahuan Motivasi dan Sikap Kerja dengan Pelaksanaan Program 5R Unit Paper Mill 5/6/9 PT. Pura Barutama Kudus
49 Anisa Dewi Rosnasari, Ervi Rachma Dewi
Uji Aktivitas Antidiabetes Ekstrak Etanol Daun Sukun (Artocarpus altilis) pada Tikus Diabetes Tipe II yang di Induksikan Fruktosa
38 Andhita Tety Suharlina Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Nutrisi Masa Nifas di Desa Muktiharjo Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati
Halaman Judul ...................................................................................................... i Dewan Redaksi ..................................................................................................... ii Kata Pengantar Ketua LPPM ................................................................................. iii Materi Keynote Speaker ........................................................................................ iv Daftar Isi ................................................................................................................ xxiii
Hubungan Peran Orangtua dalam Mesntimulasi Perkembangan dengan Perkembangan Motorik Usia Prasekolah di TK Pertiwi Desa Kesambi Kab. Kudus
30 Ana Kurnia Dewi, Biyanti Dwi Winarsih
Partum
Gambaran Penerapan Pijat Oksitosin pada Ibu Post
24 Ambarwati, Eny Pujiati
Evaluasi Penerapan Job Safety Analysis (JSA) di Bagian Produksi Unit Paper Mill 7/8 Pt. Pura Barutama
14 Alviana Mirnayanti, Eko Prasetyo
Pengaruh Kunjungan Rumah pada Neonatus terhadap Penurunan Risiko Kematian Bayi di Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang
1 Ahmad Kholid, Siti Haryani, Tri Susilo
Hubungan Kepatuhan Diet dan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo
Afissa Rahma Ayunda, Dwi Priyantini
Penulis Judul Artikel Halaman
103
Depi Mahardika Studi Deskriptif Higiene Sanitasi Pondok Pesantren di Kecamatan Kota Kabupaten Kudus
196 Erista Kumalasari Hubungan Kualitas Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap Bedah di RSUD dr.
Relationship between Availability of Infrastructure Facilities with Implementing Health Care Program School Health Unit (UKS) in SMP Muhammadiyah 4 Gadung Surabaya
187 Eko Prasetyo, David Laksamana Caesar, Wahyu Yusianto
Evaluasi Kesehatan Kerja di Home Industri Pengolahan Roti
192 Eko Rindiyantoko, Ema Dwi Hastuti
Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Krim yang Mengandung Ekstrak Buah Parijoto (Medinella
Speciosa)
Loekmono Hadi Kudus 203
Hubungan Antara Induksi Oksitosin dan Pemberian ASI terhadap Kejadian Ikhterus Neonatorum di RSU dr. Soewandi Surabaya
Farina Putri Pratama Gambaran Manajemen Laktasi Ibu di Desa Prambatan Lor Kaliwungu Kabupaten Kudus
211 Fergiawan Resnu Listyandoko
Gambaran Kecelakaan Kerja pada Pekerja di Pt. Pura Barutama Unit Offset Kudus
216 Hidayatus Sya’diyah, Seyla Ikhviana Cahyaningtyas
Efektifitas Puding Kelor terhadap Perubahan Berat Badan Balita Gizi Kurang pada Keluarga Nelayan di RW 03 Kelurahan Kedung Cowek Kecamatan Bulak Kenjeran Surabaya
221 Kushariyadi Terapi MModalitas Keperawatan Pijat Punggung sebagai Perawatan Daya Ingat (Registrasi) Lansia di
179 Dya Sustrami, Ninik Ambar Sari
171 Dwi Ernawati, Sri Anik R, Gema Tiarasari Meida
110 Desi Kartika Sari Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Fungsi
Gambaran Histopatologi Otot Polos Bronkus Mencit Asma yang di Intervensi Injeksi Aminophyllin
Kognitif pada Pasien Diabetes Mellitus di Ruang Rawat Inap RSUD dr. Loekmono Hadi kudus
116 Dewi Astuti, Sri Hartini
Hubungan Pengetahuan Dan Status Imunisasi Dengan Tingkat Kejadian Campak Di Wilayah Puskesmas Kayen Kabupaten Pati
126 Dhian Satya Rachmawati
Terapi Oksigen Hiperbarik dalam Perubahan Kadar Glukosa Darah Pasien dengan Diabetes Mellitus di Lakesla Drs. Med. Rijadi r. S., Phys Surabaya
134 Dian Arsanti Palupi, Qorri Aina
142 Dina Rahayuningsih, Sholihul Huda
Pengaruh Pemberian Pijat Bayi terhadap Kualitas dan Kuantitas Tidur pada Bayi Usia 612 Bulan di Masyarakat Pesisir Surabaya
Hubungan Harga Diri dengan Kemampuan Interaksi Sosial Lanjut Usia di Posyandu Lansia Desa Mojolawaran Kecamatan Gabus Kabupaten Pati
148 Dini Mei Widayanti, Aprillia Sasmita
Frekuensi Konsumsi Junk Food pada Pasien Ca Payudara di Ruang Bedah Rsal dr. Ramelan Surabaya
156 Diyah Arini, Siad Rizky Febrinendy
Efektifitas Jus Labu Siam (Sechium Edule) terhadap Penurunan Kadar Kolesterol di Dusun Kates RW 07 Desa Rejotangan Tulungagung
162 Diyan Mutyah, Dia Anggraini E
Unit Pelaksana Teknis Panti Sosial Lanjut Usia 230
Kabupaten Jember Lela Nurlela, Sukma Ayu C.K., ,Sri May Utami
325 Nur Sholikhah, Risna Endah Budiati
306 Noor Ida Shilfia, Sri Wahyuningsih
Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Status Gizi pada Balita di Desa Lambangan Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus
313 Noor Khoirina Hubungan Riwayat Kontak Penderita Dengan
Kejadian Tuberkulosis Paru Anak Usia 114 Tahun Di Balai Kesehatan Masyarakat Pati
319 Nugroho Tri Laksono, Nisha Dharmayanti Rinarto
Hubungan Perilaku Merokok Dengan Kejadian Nstemi Dan Stemi Pada Pasien Pjk Di Rsud Sidoarjo
Efektifitas Jenis Umpan dalam Keberhasilan Penangkapan Rattus Tanezumi Sebagai Reservoir Leptospirosis
Pengaruh Latihan Kegel terhadap Inkontinensia Urin pada Pasien Postpartum di Rsud Sidoarjo 299
334 Okta Viani Febrilian, Endra Pujiastuti
Uji Efektivitas Ekstrak Buah Parijoto (Medinilla
speciosa blume) Terhadap Kadar Glukosa Darah Pada
Tikus Putih Wistar Yang Dibebani Sukrosa 341
Retno Fidyawati, Ari Susanti
Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Kepatuhan Diet Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis Di Rumkital dr. Ramelan Surabaya
Nofi Khuriyah Hubungan Antara Riwayat Penyakit Ispa Dan Diare Dengan Status Gizi Pada Anak Di Wilayah Kerja Puskesmas Kaliwungu Kabupaten Kudus
294 Nita Kurniawati, Qori’ilaSa’idah
Hubungan Konsep Diri dengan Kualitas Hidup (Quality Of Life) pada Pasien Kanker Serviks di Poli Kandungan Rumkital dr. Ramelan Surabaya
254 Meiana Harfika , Wiwiek Liestyaningrum, Vivi Feranit
238 Listiana Trimuriani, Heriyanti Widyaningsih
Hubungan Dukungan Suami dengan Tingkat Kepuasan Pengguna Kontrasepsi Suntik di Desa Bulungcangkring Jekulo Kudus
248 M. Irfan Syaifulloh, Ina Ristian
Green Synthesis Nanopartikel Perak (Agnps)
Menggunakan Ekstrak Sambiloto (Andrographis
panniculata)
Karies Gigi pada Anak Usia Sekolah (7 8 Tahun) di Daerah Pesisir dan Daerah Pegunungan
Efektivitas Sediaan Gel Dari Ekstrak Buah Parijoto (Medinillaspeciosablume) Sebagai Handsanitizer Terhadap Jumlah Angka Bakteri
260 Merina Widyastuti, Sri Anik Rustini
Gambaran Pengetahuan Masyarakat Pesisir tentang Pertolongan Korban Tenggelam di Kenjeran Surabaya
272 Muh. Zul Azhri R, Rifka Pahlevi
Pengaruh Aktivitas Fisik dan Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan Kejadian Hipertensi pada Penduduk Usia Dewasa Pertengahan di Daerah Pesisir RW 02 di Kelurahan Kedung Cowek Surabaya
280 Murtaqib, Nur Widayati
Pengaruh Pelatihan Terhadap Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana Banjir Pada Siswa Di Pondok Pesantren Al Hasan I Dan Al Hasan Ii Panti Jember
288 Ninda Laraswati, Lilis Sugiarti
347 Ririn Megawati, David Analisis Higiene Perorangan pada Jasaboga Golongan 355 Laksamana Caesar A1 di Kecamatan Juwana Kabupaten Pati Rofiqi Yunas Studi Deskriptif Kejadian Hipertensi di Posyandu
Lansia Desa Piji Wilayah Kerja Puskesmas Dawe Kabupaten Kudus
Vivin Khoirunisa, Ana Fadilah
Tidak Bekerja pada Anak di TK PGRI Slungkep 02 456
449 Zulfia Shaumi Perbedaan Pola Asuh Ibu yang Bekerja dan Ibu Yang
Pengaruh Terapi Bermain Flashcard terhadap Pengetahuan Gizi
442 Yulia Ayu Ariyani, Anita Dyah Listyarini
Hubungan Sanitasi Makanan dengan Status Gizi Anak Usia Toddler di Kelurahan Kenjeran Kecamatan Bulak Surabaya
Yuanita Putri Adi Malfarian, Nur Chabibah, Qori’lla Saidah
1 RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus 433
Perbedaan Memori Jangka Pendek pada Pasien Stroke Iskemik dan Stroke Hemoragik di Ruang Bougenville
427 Wiwit Ekhawati, Renny Wulan Apriliyasari
Terapi Bermain untuk Menurunkan Tingkat Kecemasan Anak Usia 36 Tahun yang Mengalami Hospitalisasi
419 Winda Widyastuti, Erna Sulistyawati
Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang Dokumentasi Keperawatan Dengan Sikap Perawat Dalam Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Rsud Dr.Loekmono Hadi Kudus
Pada Lansia Di Desa Tenggeles Kudus 411
361 Rudianto, Annik Megawati
403 Umi Kholifah Hubungan Gaya Hidup Dengan Riwayat Hipertensi
Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam terhadap Penurunan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi di Rsud dr. Loekmonohadi Kudus
397 Susi Wijayanti , Emma Setiyo Wulan
Gambaran FaktorFaktor Penyebab Kecemasan Orang Tua terhadap Hospitalisasi Anak di Rsud dr. Loekmonohadi Kudus Tahun 2017
389 Siti Rofikoh, Sri Hindriyastuti
Studi Fenomenologi Dukungan Keluarga Terhadap Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal Kronik Pada Usia Dewasa Yang Menjalani Hemodialisa Di Wilayah Kerja Puskesmas Mejobo Kudus Tahun 2017
382 Sholihatun Ni’mah, Galia Wardha Alvita
Shofwatul Mawaddah Pengaruh Storytelling Video Terhadap Perilaku Gosok Gigi Pada Anak Usia Sekolah Dasar Di Mi Mu’awanah Muslimin Muslimat Samirejo Dawe Kabupaten Kudus Tahun 2017
Mental 375
rivalry pada Orang Tua yang Memiliki Anak Retardasi
369 Ruliana Rahmawati Tingkat Pengetahuan Orang Tua tentang Sibling
Pengaruh Pemberian Ekstrak Buah Parijoto (Medinilla eciosa blume) terhadap Penuruna Kadar Glukosa Darah pada Tikus Putih
Lampiran ............................................................................................................... 463 Pedoman Penulisan Artikel HEFA ......................................................................... 464 Ucapan Terimakasih dan Penghargaan ................................................................... 470
HUBUNGAN ANTARA INDUKSI OKSITOSIN DAN PEMBERIAN
ASI TERHADAP KEJADIAN IKHTERUS NEONATORUM
DI RSU DR. SOEWANDI SURABAYA
Dwi Ernawati, Sri Anik R, Gema Tiarasari Meida Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya ernadwi_80@yahoo.co.id
ABSTRACT
Neonates jaundice is a biological phenomenon arising from high production and low excretion
of bilirubin during the transitional period in neonates. In neonate production bilirubin 2 to 3
times higher than normal adults. The purpose of this study was to analyze the relationship
between induction of oxytocin and breastfeeding to neonates jaundice. This research design was
analytic observational with Cross Sectional approach. The independent variables are oxytocin
induction and breast feeding as well as dependent variable ie neonates jaundice. Sampling
using simple random sampling method from the population of 50 respondents and taken a
sample of 44 respondents. The instrument uses an observation sheet and a questionnaire. The
test used is ChiSquare test. The results showed that there was an association between oxytocin
induction and neonates jaundice with ρ = 0.002 (ρ <α = 0.05) and there was a relation of
breastfeeding to neonates jaundice with ρ = 0.036 (ρ <α = 0,05). The efforts that can be done is
the hospital to improve the prevention of jaundice by making SPO about education management
of jaundice during home to protect baby to get health.Keywords: Oxytocin Induction, Breastfeeding, Neonates Jaundice
INTISARI
Ikterus neonatorum merupakan fenomena biologis yang timbul akibat tingginya produksi dan rendahnya ekskresi bilirubin selama masa transisi pada neonatus. Pada neonatus produksi bilirubin 2 sampai 3 kali lebih tinggi dibanding orang dewasa normal. Tujuan penelitian ini untuk menganalisa Hubungan Antara Induksi Oksitosin Dan Pemberian ASI terhadap Ikterus Neonatorum. Desain penelitian ini observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional. Variabel bebas yaitu induksi oksitosin dan pemberian ASI serta variabel terikat yaitu ikterus neonatorum. Pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling dari populasi sebanyak 50 responden dan diambil sampel 44 responden. Instrumen menggunakan lembar observasi dan lembar kuesioner. Uji yang digunakan yaitu uji ChiSquare. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara induksi oksitosin dan ikterus neonatorum dengan ρ = 0,002 (ρ<α = 0,05) serta ada hubungan pemberian ASI terhadap ikterus neonatorum dengan ρ = 0,036 (ρ<α = 0,05). Upaya yang dapat dilakukan adalah Rumah Sakit meningkatkan pencegahan ikterus dengan membuat SPO tentang edukasi penatalaksanaan ikterus pada neonatus selama dirumah sehingga neonatus tidak mengalami ikhterus neonatorum..
Kata kunci : Induksi Oksitosin, Pemberian ASI, Ikterus Neonatorum
LATAR BELAKANG
Ikterus neonatorum merupakan fenomena biologis yang timbul akibat tingginya produksi dan rendahnya ekskresi bilirubin selama masa transisi pada neonatus. Pada neonatus produksi bilirubin 2 sampai 3 kali lebih tinggi dibanding orang dewasa normal. Hal ini dapat terjadi karena jumlah eritrosit pada neonatus lebih banyak dan usianya lebih pendek. Banyak bayi baru lahir, terutama bayi kecil (bayi dengan berat lahir <2500 gr atau usia gestasi < 37 minggu) mengalami ikterus pada minggu pertama kehidupannya. Kasus ikterus neonatorum paling banyak dengan kadar bilirubin tidak berbahaya dan tidak memerlukan pengobatan. Sebagian besar tidak memiliki penyebab dasar atau disebut ikterus fisiologis yang akan menghilang pada akhir minggu pertama kehidupan pada bayi cukup bulan. Sebagian kecil memiliki penyebab seperti hemolisis, septikemi, penyakit metabolik (Oktavia, 2015). Hasil wawancara menunjukkan bahwa ikterus neonatorum dengan data sebagai berikut, pada bulan Desember 2016 dari 47 bayi yang dirawat, terdapat 14 bayi yang mengalami ikterus. Pada bulan Januari 2017 dari 40 bayi yang dirawat, terdapat 20 bayi yang mengalami ikterus. Bulan Februari 2017 dari 39 bayi yang dirawat, terdapat 12 bayi yang mengalami ikterus.
Perbedaan angka kejadian hiperbilirubinemia di beberapa negara adalah bayi baru lahir menderita hiperbilirubinemia fisiologis dalam minggu pertama kehidupan sebanyak 65% di Amerika Serikat pada tahun 1998, di Malaysia sebanyak 75%. Di Indonesia sendiri kejadian hiperbilirubinemia pada bayi cukup bulan di beberapa rumah sakit pendidikan berbedabeda. Data di Rumah Sakit Kariadi Semarang tahun 2003 kejadian hiperbilirubinemia fisiologis sebanyak 78%, pada Rumah Sakit Umum Nasional Cipto Mangunkusumo selama tahun 2003 melaporkan sebanyak 23,8% bayi baru lahir memiliki kadar bilirubin darah di atas 13 mg/dL. Data Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sutomo Surabaya menyebutkan ada 9,8% kejadian hiperbilirubinemia (2002) dan meningkat jadi 15,66% pada tahun 2003 (Moeslichan, dkk 2004 dalam Rahmawirna 2014). Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 13 Maret 2017 dengan melihat rekam medik jumlah bayi yang dirawat di ruang NICU RS Dr. Soewandi tercatat selama bulan Januari 2016 – Desember 2016 sebanyak 605 bayi. Kejadian ikterus tercatat sebanyak 206 bayi.
Faktor yang mempengaruhi ikterus pada bayi baru lahir antara lain faktor neonatus diantaranya jenis kelamin, masa gestasi dan berat lahir, perinatal diantaranya jenis persalinan dan komplikasi, dan faktor maternal diantaranya frekuensi pemberian ASI (Oktavia, 2015). Induksi persalinan ialah usaha agar persalinan mulai berlangsung sebelum atau sesudah kehamilan cukup bulan dengan cara merangsang timbulnya his (Prawirohardjo 2007 dalam Widyasari 2012). Nyeri pada saat persalinan dapat menyebabkan hiperventilasi, kenaikan tekanan darah dan berkurangnya motilitas usus serta vesika urinaria. Persalinan yang diberikan drip oksitosin dapat menyebabkan pelepasan mediator kimia seperti prostaglandin, leukotrien, tromboksan, histamin, bradikinin, sebstansi P dan serotonin berlebih, mediator kimia tersebut dapat menyebabkan pelepasan hormon katekolamin dan steroid berlebih yang dapat menyebabkan hipoksia janin ataupun distres janin (Musyaffa, Ghinan, dkk., 2015).
Pencegahan agar ikhterus tidak terjadi adalah menyarankan ibu hamil untuk rutin melakukan antenatal care atau perawatan selama kehamilan sebelum bayi lahir yang lebih ditekankan pada kesehatan ibu. Hal ini dilakukan dengan tujuan: 1) Mengawasi ibu hamil selama masa kehamilan sampai persalinan, 2) Merawat dan memeriksa ibu hamil. Jika didapatkan kelainan sejak dini yang dapat mengganggu tumbuhkembang janin, harus diikuti upaya untuk memberikan pengobatan yang adekuat, 3) Menemukan penyakit ibu sejak dini yang dapat dipengaruhi atau memengaruhi kesehatan janin serta berusaha mengobatinya, 4) Mempersiapkan ibu sehingga proses persalinan yang dialaminya dapat dijadikan pengalaman yang menyenangkan dan diharapkan, 5) Mempersiapkan ibu hamil agar dapat memelihara bayi dan menyusui secara optimal. Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis hubungan antara induksi persalinan dan pemberian ASI terhadap kejadian ikhterus neonatorum di RSUD Dr. Moh. Soewandi Surabaya.
METODE PENELITIAN Desain penelitian ini observasional analitik dengan pendekatan Cross Sectional.
Variabel bebas yaitu induksi oksitosin dan pemberian ASI serta variabel terikat yaitu ikterus neonatorum. Pengambilan sampel menggunakan metode simple random
sampling dari populasi sebanyak 50 responden dan diambil sampel 44 responden.
Instrumen menggunakan lembar observasi dan lembar kuesioner. Uji yang digunakan yaitu uji ChiSquare. Hipotesis dari penelitian ini yakni ada hubungan induksi oksitosin dan pemberian ASI terhadap ikterus Neonatorum Di RSUD Dr. M. Soewandhie.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil
Pengambilan data dilakukan pada tanggal 16 April 2016, dan ditetapkan 44 responden. Pada bagian hasil diuraikan data tentang gambaran umum tempat penelitian, data umum dan data khusus. Pada data khusus meliputi ikterus neonatorum, pemberian induksi oksitosin dan pemberian ASI.
Tabel 1
Karakteristik Responden Berdasarkan Ikterus Neonatorum
di RSUD Dr. Moh. Soewandhie Surabaya
Ikterus Neonatorum Frekuensi (f) Prosentase (%)
Ikterus 24 54,5 Tidak Ikterus 20 45,5 Total 44 100
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari 44 responden didapatkan hasil sebanyak 24 bayi (54,5%) mengalami ikterus neonatorum, dan 20 bayi (45,5%) tidak mengalami ikterus neonatorum.
Tabel 2
Karakteristik Responden Berdasarkan Pemberian Induksi Oksitosin
di RSUD Dr. Moh. Soewandhie Surabaya
Penggunaan Induksi Oksitosin Frekuensi (f) Prosentase (%)Dengan Induksi 32 27,3 Tanpa Induksi 12 72,7 Total 44 100
Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 44 responden didapatkan hasil sebanyak 32 ibu (72,7%) melakukan persalinan dengan induksi oksitosin dan 12 (27,3%) ibu lainnya tanpa induksi oksitosin.
Tabel 3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pemberian ASI
di RSUD Dr. Moh. Soewandhie Surabaya
Pemberian ASI Frekuensi (f) Prosentase (%)ASI 33 75,0 ASI + Formula 9 20,5 Formula 2 4,5 Total 44 100
Tabel menunjukkan bahwa dari 44 responden didapatkan hasil sebanyak 33 bayi (75,0%) diberi ASI, 9 bayi (20,5)diberi ASI + Formula, dan 2 bayi (4,5%)diberi Formula saja.
Tabel 4
Hubungan Antara Induksi Oksitosin Terhadap Ikterus Neonatorum
di RSUD Dr. M. Soewandhie Surabaya
Penggunaan Induksi Ikterus Neonatorum Oksitosin Ikterus Tidak Ikterus Total N (%) N (%) N (%) 22 68,8 10 31,2 32 100,0
Dengan Induksi Tanpa Ikduksi 2 16,7 10 83,3 12 100,0
Total 24 54,5 20 45,5 44 100,0
Hasil Uji Statistik Chi-square ρ = 0,002
Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 44 responden terdapat 32responden melakukan persalinan dengan induksi oksitosin dan 12 responden melakukan persalinan tanpa induksi oksitosin. 32 responden yang melakukan persalinan dengan induksi oksitosin terdiri dari 22 bayi mengalami ikterus dan 10 bayi tidak mengalami ikterus. 12 responden yang melakukan persalinan tanpa induksi oksitosin terdiri dari 10 bayi tidak mengalami ikterus dan 2 bayi mengalami ikterus. Hasil uji Chisquare menunjukkan nilai ρ =0,002, maka ada hubungan antara induksi oksitosin terhadap ikterus neonatorum di RSUD Dr. M. Soewandhie Surabaya.
Tabel 5
Hubungan Antara Pemberian ASI Terhadap Ikterus Neonatorum
di RSUD Dr. M. Soewandhie Surabaya
Ikterus Neonatorum Pemberian ASI Ikterus Tidak Ikterus Total N (%) N (%) N (%) ASI
17 51,5
16 48,5 33 100,0 ASI + Formula
5 55,6
4 44,4 9 100,0 Formula2 100,0
2 100,0 Total
24 54,5
20 45,5 44 100,0Hasil Uji Statistik Chi-square ρ = 0,036
Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 44 bayi sebanyak 33bayi diberi ASI, 9 bayi diberi ASI + Formula, 2 bayi diberi Formula. Dari 33 bayi yang diberi ASI sebanyak 17 bayi mengalami ikterus dan 16 bayi tidak mengalami ikterus. Dari 9 bayi yang diberi ASI + Formula sebanyak 5 bayi mengalami ikterus dan 4 bayi tidak mengalami ikterus. 2 bayi yang diberi formula keduanya mengalami ikterus. Hasil uji Chisquare menunjukkan nilai ρ =0,036, maka ada hubungan antara pemberian ASI terhadap ikterus neonatorum di RSUD Dr. M. Soewandhie Surabaya.
Pembahasan Kejadian Ikterus Neonatorum Di RSUD Dr. M. Soewandhie Surabaya
Hasil penelitian pada tabel 1 menunjukkan bayi yang mengalami ikterus neonatorum sebanyak 24 bayi (54,5%). Bayi yang mengalami ikterus hampir seluruhnya menunjukkan warna kuning. Faktor yang mempengaruhi ikterus pada bayi baru lahir antara lain masa gestasi dan berat lahir.
Prematuritas berhubungan dengan hiperbilirubinemia tak terkonjugasi pada neonatus. Aktifitas uridine difosfat glukoronil transferase hepatik jelas menurun pada bayi prematur, sehingga konjugasi bilirubin tak terkonjugasi menurun, selain itu juga terjadi peningkatan hemolisis karena umur sel darah merah yang pendek pada bayi (Martiza L. 2010 dan Aina YT, Omoigberale AI 2012 dalam Tazami, dkk 2013). Bayi yang lahir dengan masa gestasi 3738 minggu mempunyai sifatsifat prematur dan matur. Biasanya beratnya seperti bayi matur dan dikelola seperti bayi matur, akan tetapi sering timbul problematik seperti yang dialami bayi prematur, misalnya sindroma pernapasan, hiperbilirubinemia, daya isap yang lemah dan sebagainya, sehingga bayi ini harus diawasi dengan seksama (Prawiroharjo 2007 dalam Rahmy, Dwi Atika 2014). Hal ini dibuktikan dengan tabulasi silang antara masa gestasi dengan ikterus neonatorum menunjukkan bahwa 24 bayi (54,5%) yang mengalami ikterus, sebanyak 13 bayi (39,4%) lahir pada usia kehamilan antara 37 minggu – 40 minggu. Peneliti berasumsi sebagian besar bayi yang mengalami ikterus dengan usia kehamilan antara 37 minggu sampai 40 minggu adalah bayi yang mengalami masa transisi dari intrauteri ke ekstrauteri dimana terjadi penghancuran sel darah merah kombinasi antara darah janin
2
2
dan darah dewasa yang mampu menarik O dari udara dan mengeluarkan CO melalui paruparu. Penghancuran darah janin inilah yang menyebabkan terjadinya ikterus.
Kejadian Induksi Oksitosin Di RSUD Dr. M. Soewandhie Surabaya
Hasil penelitian pada tabel 2 menunjukkan penggunaan induksi oksitosin selama proses persalinan sebanyak 32 responden (72,7%). Induksi persalinan dilakukan sebagai usaha untuk memulai persalinan dengan cara merangsang timbulnya his. Induksi persalinan juga dilakukan pada pasien dengan indikasi hipertensi dan postmaturasi.
Wanita yang baru menjadi ibu mempunyai resiko 6 sampai 8 kali lebih mudah terkena preeklampsiaeklamsi daripada multigravida. Ibu muda pada waktu hamil sering mengalami ketidakteraturan teknan darah dan tidak memperhatikan kehamilannya didukung dengan psikisnya yang belum siap menghadapi kehamilan mengakibatkan tekanan darah tinggi dan terjadi hipertensi (Utama, Sri Yun, 2007). Hal ini dibuktikan dengan tabulasi silang antara indikasi induksi persalinan dengan penggunaan induksi oksitosin selama proses persalinan menunjukkan, dari 32 responden (72,7%) yang melakukan persalinan dengan induksi oksitosin sebanyak 12 responden (70,6) mengalami preeklampsia. Berdasarkan data penelitian tersebut peneliti berasumsi bahwa ibu yang mengalami preeklampsia adalah ibuibu muda yang cenderung khawatir pada kehamilan pertama mereka, hal ini didukung oleh hasil tabulasi yang menunjukkan 10 ibu (41,7%) mengalami preeklampsia saat hamil anak ke1. Hasil penelitian ini juga didukung oleh Artikasari (2009) di RSUD Dr. Moewardi Surakarta juga berpendapat bahwa dari 60 ibu primigravida terdapat 25 tidak terkena preeklampsia/eklamsia dan 35 primigravida terkena preeklampsia/eklamsia.
Kejadian Pemberian ASI Di RSUD Dr. M. Soewandhie Surabaya
Hasil penelitian pada tabel 3 menunjukkan pemberian ASI sebanyak 33 bayi (75,0%). Pemberian ASI dini dan eksklusif dapat mencegah hipotermi pada bayi baru lahir, serta melindungi secara dini dari berbagai penyakit anak terutama alergi dan gangguan pencernaan.
Hasil penelitian pada tabel 3 menunjukkan pemberian ASI + Formula sebanyak 9 bayi (20,5%). Hal ini disebabkan oleh kurangnya produksi ASI setelah proses persalinan. Intervensi yang dapat dilakukan untuk membantu meningkatkan produksi ASI adalah dengan pijat oksitosin. Pijat oksitosin adalah tindakan pemijatan yang dilakukan sepanjang tulang vertebra sampai costae kelima, keenam dan merupakan usaha untuk merangsang hormon prolaktin dan oksitosin setelah melahirkan. Cara kerja pijat oksitosin adalah dengan memberikan stimulus pada vertebra sampai costa 56, sehingga meningkatkan rangsangan hipofise posterior untuk mengeluarkan hormon oksitosin, oksitosin selanjutnya akan merangsang kontraksi sel mioepitel di payudara untuk penyemprotan asi susu. Berdasarkan data penelitian tersebut peneliti berasumsi teknik pijat oksitosin dapat digunakan sebagai upaya meningkatkan pengeluaran kolostrum untuk meningkatkan kesehatan bayi dan memberikan dukungan pada ibu. Penelitian Zamzara, Rezza F., Dwi Ernawati, Ari Susanti , 2015 menunjukkan bahwa di Rumah Sakit Marinir Ewa Pangalila Surabaya waktu pengeluaran kolostrum ibu post partum dengan SC menjadi < 24 jam. setelah dilakukan pijat oksitosin.
Hubungan Antara Induksi Oksitosin Terhadap Ikterus Neonatorum Di RSUD Dr. M.
Soewandhie SurabayaHasil penelitian menunjukkan dari 44 responden terdapat 32 responden melakukan persalinan dengan induksi oksitosin dan 12 responden melakukan persalinan tanpa induksi oksitosin. Dari 32 responden yang melakukan persalinan dengan induksi oksitosin terdiri dari 22 bayi mengalami ikterus dan 10 bayi tidak mengalami ikterus. 12 responden yang melakukan persalinan tanpa induksi oksitosin terdiri dari 10 bayi tidak mengalami ikterus dan 2 bayi mengalami ikterus.
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chisquare didapatkan nilai kemaknaan ρ =0,002 dengan derajat kemaknaan (ρ < 0,05) dapat disimpulkan bahwa H
1
diterima yang artinya ada hubungan antara induksi oksitosin terhadap ikterus neonatorum di RSUD Dr. M. Soewandhie Surabaya.
Persalinan merupakan suatu proses fisiologis yang memungkinkan terjadinya serangkaian perubahan besar para calon ibu untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan lahir. Ini didefinisikan sebagai pembukaan serviks yang progresif, dilatasi, atau keduanya, akibat kontraksi rahim teratur yang terjadi sekurangkurangnya setiap lima menit dan berlangsung sampai 60 detik (Aprillia, 2010). Induksi persalinan ialah usaha agar persalinan mulai berlangsung sebelum atau sesudah kehamilan cukup bulan dengan cara merangsang timbulnya his (Prawirohardjo 2007 dalam Widyasari 2012).
Nyeri pada saat persalinan dapat menyebabkan hiperventilasi, kenaikan tekanan darah dan berkurangnya motilitas usus serta vesika urinaria. Persalinan yang diberikan drip oksitosin dapat menyebabkan pelepasan mediator kimia seperti prostaglandin, leukotrien, tromboksan, histamin, bradikinin, sebstansi P dan serotonin berlebih, mediator kimia tersebut dapat menyebabkan pelepasan hormon katekolamin dan steroid berlebih yang dapat menyebabkan hipoksia janin ataupun distres janin (Musyaffa, Ghinan, dkk., 2015). Hipoksia pada janin menyebabkan peningkatan eritropoesis. Eritropoesis diatur oleh hormon eritropoetin. Hormon ini juga memperpendek jumlah waktu yang diperlukan oleh pronomoblas untuk matang menjadi retikulosit sumsum dan selanjutnya juga pelepasan dari retikulosit ke dalam aliran darah. Eritropoetin dilepas sebagai respon terhadap hipoksia jaringan dan kadarnya diatur oleh mekanisme umpan balik. Peningkatan eritropoesis menyebabkan meningkatnya jumlah eritrosit yang lisis sehingga menyebabkan jumlah bilirubin indirek meningkat.
Hubungan Antara Pemberian ASI Terhadap Ikterus Neonatorum Di RSUD Dr. M.
Soewandhie SurabayaHasil penelitian menunjukkan dari 44 bayi sebanyak 33 bayi diberi ASI, 9 bayi diberi ASI + Formula, 2 bayi diberi Formula. Dari 33 bayi yang diberi ASI sebanyak 17 bayi mengalami ikterus dan 16 bayi tidak mengalami ikterus. Dari 9 bayi yang diberi ASI + Formula sebanyak 5 bayi mengalami ikterus dan 4 bayi tidak mengalami ikterus. Dari 2 bayi yang diberi formula keduanya mengalami ikterus.
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chisquare dalam program SPSS 16 didapatkan nilai kemaknaan ρ = 0,036 dengan derajat kemaknaan (ρ < 0,05) dapat disimpulkan bahwa H
1 diterima yang artinya ada hubungan antara pemberian ASI terhadap ikterus neonatorum di RSUD Dr. M. Soewandhie Surabaya.
Ikterus pada bayi yang mendapat ASI (breast milk jaundice) berkaitan dengan ekskresi pregnane3α,20βdiol ibu ke dalam ASI. Steroid ini menghambat konjugasi bilirubin dengan menghambat aktivitas glukuronil transferase. Susu sapi dan manusia tampaknya menghambat reabsorpsi bilirubin bebas, sedangkan susu dari ibu dengan anak yang mengalami ikterus tidak, dan bahkan mungkin meningkatkan reabsopsi. Pada ikterus ASI, kadar bilirubin serum meningkat mulai sekitar hari keempat setelah lahir hingga maksimum pada 15 hari. Apabila menyusui dilanjutkan, kadar tinggi akan menetap selama 10 hingga 14 hari lagi dan secara perlahan menurun dalam beberapa minggu. Kejadian kernikterus akibat fenomena ini (Leveno, 2009). Ikterus yang berhubungan dengan pemberian ASI disebabkan oleh pengikatan bilirubin indirek. Ada 2 jenis ikterus yang berhubungan dengan pemberian ASI, yaitu (1) Jenis pertama : ikterus yang timbul dini (hari kedua atau ketiga) dan disebabkan oleh asupan makanan yang kurang karena produksi ASI masih kurang pada hari pertama, dan (2) Jenis kedua : ikterus yang timbul pada akhir minggu pertama, bersifat familial disebabkan oleh komponen yang ada didalam ASI.
Peneliti berasumsi kecukupan ASI menjamin kecukupan kalori dan cairan serta menurunkan risiko terjadinya ikterus neonatorum pada bayi. Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian dari Nursanti (2011) yang mengatakan terdapat perbedaan proporsi kejadian risiko terjadinya ikterus neonatorum anatar bayi yang mendapatkan kecukupan ASI baik dengan bayi yang mendapatkan kecukupan ASI kurang. Bayi yang mendapatkan kecukupan asupan ASI kurang mempunyai peluang 3,0 kali lebih besar untuk terjadi ikterus neonatorum dibandingkan dengan bayi yang mendapatkan kecukupan ASI yang baik.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
Induksi oksitosin dan pemberian ASI berhubungan dengan ikterus neonatorum di RSUD Dr. M. Soewandhie Surabaya.
Saran
Rumah Sakit meningkatkan pencegahan ikterus dengan membuat SPO tentang edukasi penatalaksanaan ikterus pada neonatus selama dirumah sehingga neonatus tidak mengalami ikhterus neonatorum.
DAFTAR PUSTAKA
Aprillia, Yesie. 2010. Hipnostetri: Rileks, Nyaman, dan Aman Saat Hamil de
Melahirkan. Jakarta: Gagas Media
Laveno, Kenneth J., et al. 2009. Obstetri Williams Edisi 21. Jakarta: EGC Musyaffa, Ghinan, dkk. 2015. Perbandingan Tingkat Nyeri lbu Bersalin yang Diberikan Drip oksitosin dengan yang Tidak Diberikan Drip Oksitosin.
Pendidikan Dokter, Gelombang 2, Tahun Akademik 20142015 Ningsih, W., Setiawati, E. M., & Rini, A. E. 2013. Hubungan Perubahan Berat Badan
Neonatus Dengan Kadar Bilirubin Hari Ketiga Dan Bilirubin Akhir Minggu
Pertama. Doctoral Dissertation, Faculty of Medicine Diponegoro University
Oktavia, Yunita. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny”S” Usia 5 Hari Dengan
Ikterus Neonatorum Di Rsu Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto. Laporan
Penelitian, Juli 2015 Rahmy, Dwi Atika. 2014. Hubungan Maturitas Bayi Dengan Kejadian Ikterus
Neonatorum Fisiologis Di Ruang Gayatri RSU Dr. Wahidin Sudiro Husodo Mojokerto. Laporan Penelitian, Mei 2014
Tazami, Reisa Maulidya, Mustarim, Shalahudden Syah. 2013. Gambaran Faktor Resiko
Ikterus Neonatorum pada Neonatus di Ruang Perinatologi RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2013. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan,
Unicersitas Jambi Utama, S. Y. 2007. Faktor Resiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Preeclampsia
Berat Pada Ibu Hamil Di RSD Raden Mattaher Jambi Tahun 2007. Jurnal Ilmiah
Universitas Batanghari Jambi. 8(2), 7179 Widyasari, Dian. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Ny. M GIPOA0 Umur 20
Tahun Dengan Induksi Pada kehamilan Serotinus Di RSUD DR Moewardi Surakarta. Program Pasca Diploma III Kebidanan Stikes Kusuma Husada
Surakarta: Karya Tulis Ilmiah dipublikasikan Yuliart, Nurheti. 2010. Keajaiban AslMakanan Terbaik untuk Kesehatan, Kecerdasan,
dan Kelincahan si Kecil. Yogyakarta: ANDI
Zamzara, Rezza F., Dwi Ernawati, Ari Susanti. 2015. Pengaruh Pijat Oksitosin
Terhadap Waktu Pengeluaran Kolostrum Ibu Post Partum Sectio Caesar, Jurnal
Ilmiah Kesehatan Vol. 8 No.2, Agustus 2015, diterbitkan UNUSA, ISSN : 1978 6743, hal 229241, 13 halaman. http://journal.unusa.ac.id/index.php/jhs/article/download/75/67 di unduh 1 Maret 2017 jam 03.30
PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL PEMAKALAH
SEMINAR KESEHATAN “HEALTH EVENTS FOR ALL”
LPPM STIKES CENDEKIA UTAMA KUDUS
A. Ketentuan Artikel
Artikel disusun sesuai format baku terdiri dari: Judul Artikel, Nama Penulis,
Abstrak(bahasa inggris), Intisari(bahasa Indonesia), Latar Belakang, Metode, Hasil dan Pembahasan, Kesimpulan dan Saran, Daftar Pustaka.
Naskah maksimal 8 halaman, tulisan times new roman ukuran 12 font, ketikan 1 spasi , diketik dalam 1 kolom, jarak tepi 3 cm, dan ukuran kertas A4. Naskah menggunakan bahasa Indonesia baku, setiap kata asing diusahakan dicari padanannya dalam bahasa Indonesia baku, kecuali jika tidak ada, tetap dituliskan dalam bahasa aslinya dengan ditulis italic.
B. Format Penulisan Judul Naskah
Judul ditulis secara jelas dan singkat dalam bahasa Indonesia yang menggambarkan isi pokok/variabel, maksimum 20 kata. Judul diketik dengan huruf Book Antique, ukuran font 13, bold UPPERCASE, center, jarak 1 spasi.
Nama Penulis
Meliputi nama lengkap penulis utama tanpa gelar dan anggota, disertai nama institusi/instansi, alamat institusi/instansi, kode pos, PO Box, dan email penulis. Data Penulis diketik dengan huruf Times New Roman, ukuran font 11, center, jarak 1spasi
Abstrak dan Intisari
Ditulis dalam bahasa inggris dan bahasa Indonesia, dibatasi 250300 kata dalam satu paragraf, bersifat utuh dan mandiri.Tidak boleh ada referensi. Abstrak terdiri dari: latar belakang, tujuan, metode, hasil analisa statistik, dan kesimpulan. Disertai kata kunci/keywords. Intisari dalam Bahasa Indonesia diketik dengan hurufTimes New Roman, ukuran font 11, jarak 1 spasi. Abstrak Bahasa Inggris diketik dengan huruf Times New
Roman, ukuran font 11, italic, jarak 1spasi.
Latar Belakang
Berisi informasi secara sistematis/urut tentang: masalah penelitian, skala masalah, kronologis masalah, dan konsep solusiyang disajikan secara ringkas dan jelas.
Metode Penelitian
Berisi tentang: jenis penelitian, desain, populasi, jumlah sampel, teknik sampling, karakteristik responden, waktu dan tempat penelitian, instrumen yang digunakan, serta uji analisis statistik yang digunakan disajikan dengan jelas.
Hasil dan Pembahasan
Hasil penelitian hendaknya disajikan secara berkesinambungan dari mulai hasil penelitian utama hingga hasil penunjang yang dilangkapi dengan pembahasan. Hasil dan pembahasan dapat dibuat dalam suatu bagian yang sama atau terpisah. Jika ada penemuan baru, hendaknya tegas dikemukakan dalam pembahasan. Nama tabel/diagram/gambar/skema, isi beserta keterangannya ditulis dalam bahasa Indonesia dan diberi nomor sesuai dengan urutan penyebutan teks. Satuan pengukuran yang digunakan dalam naskah hendaknya mengikuti sistem internasional yang berlaku.
Simpulan dan Saran
Kesimpulan hasil penelitian dikemukakan secara jelas.Saran dicantumkan setelah kesimpulan yang disajikan secara teoritis dan secara praktis yang dapat dimanfaatkan langsung oleh masyarakat.
Ucapan Terima Kasih(apabila ada)
Apabila penelitian ini disponsori oleh pihak penyandang dana tertentu, misalnya hasil penelitian yang disponsori oleh KEMENRISTEK DIKTI, DINKES, dsb.
Daftar Pustaka
Sumber pustaka yang dikutip meliputi: jurnal ilmiah, skripsi, tesis, disertasi, dan sumber pustaka lain yang harus dicantumkan dalam daftar pustaka. Sumber pustaka disusun berdasarkan sistem Harvard.Jumlah acuan minimal 10 pustaka (diutamakan sumber pustaka dari jurnal ilmiah yang uptodate 10 tahun sebelumnya). Nama pengarang diawali dengan nama belakang dan diikuti dengan singkatan nama di depannya. Tanda “&” dapat digunakan dalam menuliskan namanama pengarang, selama penggunaannya bersifat konsisten. Cantumkan semua penulis bila tidak lebih dari 6 orang. Bila lebih dari 6 orang, tulis nama 6 penulis pertama dan selanjutnya dkk. Daftar Pustaka diketik dengan huruf Times New Roman, ukuran font 12, jarak 1 spasi.