EKONOMI POLITIK DAN PARADIGMA PEMBANGUNAN

EKONOMI POLITIK DAN PARADIGMA PEMBANGUNAN

  Prof. Dr. Didik J. Rachbini

I. Definisi Paradigm

  • A distinctive concept
  • A model
  • Pattern • Development paradigm (development model)

  II. PARADIGMA DAN SISTEM EKONOMI POLITIK LAMA SEP = fungsi (SDi), dimana, SEP = sistem ekonomi politik

  • SD1=sifat dasar pemilikan
  • SD2=inisiatif pembentukan badan usaha
  • SD3=insentif ekonomi
  • SD4=mekanisme pembentukan harga
  • SD5=kompetisi atau persaingan
  • SD6=struktur organisasi
  • SD7=jenis insentif/dorongan

EKONOMI POLITIK DAN PARADIGMA

  Sifat Dasar

  1. Pemilikan (SD1)

  2. Inisiatif pembentu kan badan usaha (SD2)

  3. Insentif ekonomi (SD3)

  4. Mekanism e harga (SD4)

  5. Kompetisi (SD5)

  6. Struktur Organisasi

  7. Insentif Kegiatan

  Kapitalisme Individu Individu Partnership Korporasi Profit sebagai Motif utama Pasar (S&D) Eksis Desentralisasi Matematik

  Sosialisme Industri dasar dimiliki negara, sisanya individu Usaha bersama pada industri dasar dan individu untuk lainnya Motif ekonomi dan nonekonomi Pemerintah/ birokrasi Ada bila negara mau Semi sentralisasi Sosialistik

  Komunisme Semua dimiliki negara Negara Insentif terbatas Negara Tidak ada Sentralisasi penuh Untuk Ideologi

  Campuran Individu dan negara Individu dan negara Ekonomi, sosial, politik Birokrasi hukum pasar Ada dan tidak Desentralisasi Gabungan

  

Kapitalisme

  1. Manusia merdeka, legal politis

  

2. Manusia merdeka, pekerja menjual tenaganya

kepada pemilik modal dengan kontrak

  3. Komoditi harganya ditentukan oleh mekanisme pasar dan invisible hand, dan

  4. Individu bekerja untuk mencari keuntungan maksimal.

  

Sosialisme-Komunisme

  • Peranan Pasar sangat minimal (dinolkan)
  • Kasus Indonesia dalam perebutan ideologi: sama rata sama rasa
  • Peranan negara sangat dominan
  • Tertutup • Hanya tersisa dua atau tiga negara di dunia

    yang tertutup: Korea Utara, Kuba dan Burma

  Cina: Komunis atau Kapitalis?

IV. Dua Pilar Paradigma:

  KAPITALISME SOSIALISME

STATE NIL ***

  MARKET ***

  Kebijakan Ekonomi PRIVATE GOAL PUBLIC GOAL STATE

  • MARKET ***

V. Kasus Rusia

  • Sekarang Rusia Kapitalisme ?
  • Transisinya dengan Prestroika membuat negara ini lemah
  • Negara super kuat antri makanan pokok roti
  • Integrasi nasional dikorbankan

  

V. EKONOMI PASAR SOSIAL

JERMAN

  • EPS/SME: kerangka teori atau pemikiran, yang mengkombinasikan kebebasan atau inisiatif individu dengan tanggung jawab sosial.
  • Wujudnya: UU persaingan, sistem asuransi sosial, dll
  • • Unsur inisiatif individu: untuk mengembangkan

    potensi dinamika ekonomi masyarakat (perlu

    pasar & prinsip persaingan yang sehat).
  • SME tidak mempraktekkan ekonomi liberal (kebebasan individu).
  • Prinsip kebebasan & kompetisi perlu diikuti tanggung jawab sosial
  • Wujudnya: melalui institusi, yang dapat menjamin kemakmuran masyarakat rentan
  • Golongan produktif diberi ruang gerak yang luas untuk mengembangkan potensi & kreativitasnya, sejalan dengan tanggung jawab sosial, yang semakin besar

PRINSIP EPS/SME

  (1) Kebebasan dan hakindividu (keputusan 

desentralisasi). Mekanisme pasar yang

efektif memacu kegiatan ekonomi secara lebih dinamis dan menghidupkan suasana persaingan (competition).

  (2) Persamaan sosial (social equality),  sebagian masyarakat yang kurang mampu

bersaing bisa mendapatkan kesempatan

sesuai kemampuannya. Subsidi berlebihan dihindari agar menciptakan free rider

  (3) Kebijakan siklus bisnis (business cycle policy) untuk kompetisi dan tujuan sosial, ada masa pasang (tabungan) dan ada masa surut kehidupan ekonomi.

  (4) Menjaga pertumbuhan ekonomi,  menciptakan sistem hukum & infrastruktur, menumbuhkan insentif yang rasional, memacu kreativitas dalam ekonomi, modernisasi fasilitas produksi & produktivitas.

  (5) Kebijakan struktural: mekanisme pasar, 

perubahan struktural, hindari hambatan untuk

memacu efisiensi & produktivitas. Misalnya pasar tenaga kerja tidak semata mekanisme pasar dan persaingan.

  (6) Market conformity atau competitive conformity. Kebijakan tidak saja ke arah social equality, tapi ekonomi yang seimbang & dinamika pertumbuhan. Market conformity tidak akan membunuh kegiatan yang kompetitif.

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

  

(1) Keamanan pekerja: menghindari PHK massal,

 proteksi hak-hak pekerja, yang dijamin oleh sistem hukum pada tingkat yang asasi.

   (2) Partisipasi pekerja: ikut menentukan arah produksi, memaksimalkan kontribusi terhadap perusahaan

(3) Kompensasi material: kebijakan perlindungan

   akibat berbagai masalah ekonomi, kecelakaan, keadaan sosial yang kritis, bahkan karena bencana alam.

  .(4) Subsidi pembangunan rumah 

rakyat sebagai kebutuhan mendasar,

melalui keuangan publik, keringanan pajak golongan bawah

  • (5) Asuransi sosial: orang tua, kaum invalid, dan golongan rentan
  • (6) Kesejahteraan keluarga (basis sistem sosial): tambahan jaminan anak-anak

  MASALAH KITA: KEMISKINAN DAN KORUPSI

I. EKONOMI INDONESIA GDP LIMA NEGARA BESAR 2030 (Trilyun US$)

  30

  25

  20

  15

  10

5 China USA EU India Indonesia

  Kemiskinan (BPS)

  40.00

  36.80

  35.00

  30.00

  25.00

  20.00

  15.00

  10.00

  3.48

  5.00 Pap ont engah engah el Pap ua ua B or

ar ar tar ar im at

at a ta a at bi ta

  • M al gk G uk u o B u al AD ul NT at ar T NT im ar ar tar R N at Lam Ben ogy a T es es pung aw aw es er es at at ant ant i T i S es at i T al enggar D Jaw im im
  • I J aw aw ak el Jam n R el

    a S er er uk

    Jaw Jaw ul D

    an at at

    a T a B

    ur at an i B i U an iau a U a B u U a a u M tar ten ar an B an T ia aua an T an S Ban ant ant ur li gk engah el ak a B KI itung Ba J Sul Sul Sul aw Sum Sul Sul Sum Sum Kep im im Kal Kal Kal Kal Ban 2009

    • Hingga 2010, persentase kemiskinan di Papua mencapai 36.80% dari total penduduk dan menjadi tingkat kemiskinan tertinggi di 33 provinsi. Sementara

  Tabel 7. Rata-rata Luas Lahan Yang Dikuasai Rumah Tangga Pertanian dan Penggunaan Lahan ( Ha) ST 93 Lahan Lahan Untuk Pertanian Lahan Bukan Untuk Pertanian Lahan Yang Wilayah Pertanian yang Rumah dan Lahan Lahan Jumlah Dikuasai Sawah Bukan Sawah Jumlah Dikuasai

  Pekarangan Tidur Lainnya Jawa

  0.47

  0.19

  0.19

  

0.38

  0.03

  0.00

  0.00

  0.03

  0.41 Luar Jawa

  1.20

  0.23

  0.91

  

1.14

  0.06

  0.10

  0.00

  0.06

  1.30 Indonesia

  0.80

  0.21

  0.51

  

0.72

  0.05

  0.04

  0.00

  0.09

  0.81 Sumber : BPS ST = Sensus Pertanian Tahun 1993 Tabel 8. Persentase RT Pengguna Lahan dan Golongan Luas Lahan yang Dikuasai Tahun 2003 Golongan Luas Lahan yang Dikuasai (Ha) Wilayah < 0.5 0.5 - 0.99

  Jumlah 1.00 - 1.99 2.00 - 2.99 ≥ 3.00 Jawa

  40.92

  9.61

  3.51

  0.67

  0.42

  55.13 Luar Jawa

  14.18

  9.35

  10.81

  5.87

  4.64

  44.85 Nasional

  55.10

  18.96

  14.32

  6.54 5.06 100.00 Sumber : BPS ST = Sensus Pertanian Tahun 2003 Unemployment Indonesia dan ASEAN

Tenaga Kerja Informal dan Formal Berdasarkan Status di Indonesia, 2008 &2009 (juta)

  2,9% 3,9% 10,3%

  Se pa ruh Se k t or I ndut ri Tum buh N e gat if & M e nde k at i N ol

  Pengilangan minyak bumi Makanan, minuman dan tembakau Barang lainnya Semen dan barang galian bukan logam

  Pupuk, kimia dan barang dari karet Alat angkutan, mesin dan peralatannya

  • 0,2% 0,0% 0,2% 1,4% 2,3% 2,6%
  • >4,8%
  • 8% -4% 0% 4% 8% 12% Gas alam cair Barang kayu dan barang dari kayu lainnya Logam dasar besi dan baja Tekstil, barang kulit dan alas kaki Kertas dan barang cetakan
Starting Business Jumlah prosedur Jumlah hari Biaya (% dari Modal Minimal (% memulai memulai pendapatan per dari pendapatan per bisnis bisnis kapita) kapita) Singapura

  3 3 0,7 Thailand

  3 3 6,3 Indonesia

  9

  60 26 59,7 Kambodia

  9 85 138,4 36,3 Malaysia

  9 11 11,9 Timor-Leste

  10 83 4,1 202,9 Vietnam

  11 50 13,3 Filipina

  15 52 28,2 5,5 Rata-rata OECD 5,7 13 4,7 15,5 Asia Pasifik 8,1 41,1 25,8 21,3 Corruption Index of Indonesia & Other Countries

  Source : www.transparency.org, 2010

  Bribery of 15 Public Institution 10% 14% 14% 15% 17% 21% 21% 30% 30% 32% 33% 33% 34% 41% 48%

  0% 20% 40% 60% 80% 100% MUI (n=177) BPOM (n=387) Pajak Nasional (n=2005) Depkes (n=598) Pajak Daerah (n=2159) Angkasa Pura (n=357) DepHukHam (n=431) Pengadilan (n=204) Pelindo (n=425) Badan Pertanahan Nasional (n=518) Pemda kota (n=1857) DLLAJR (n=774) Kantor Imigrasi (n=363) Bea dan Cukai (n=423) Polisi (n=1218)