Pengaruh dpk, car, nim, roa dan ldr terhadap penyaluran kredit pada busn devisa dan busn non devisa yang terdaftar di bei - Perbanas Institutional Repository

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

  Penelitian ini terdapat penelitian terdahulu yang menjadi rujukan dalam pembahasan. Berikut ini diuraikan penelitian terdahulu antara lain :

1. I Gede Andi Suta Darmawan, Made Arie Wahyuni dan Anantawikrama Tungga Atmadja (2017)

  x pengaruh

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Capital Adequacy Ratio

  

(CAR), Non Performing Loan (NPL), Produk Domestik Bruto (PDB), dan Return On

Asset (ROA) terhadap penyaluran kredit perbankan (Studi Empiris pada Perusahaan

Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2015)

  . Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Capital Adequacy Ratio (CAR), Non

  (NPL), (PDB), dan (ROA)

Performing Loan Produk Domestik Bruto Return On Asset .

  Populasi yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 28 perusahaan perbankan, yang ditentukan dengan metode purposive sampling. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan tahunan perusahaan perbankan periode tahun 2013-2015. Dan sampelnya yang memenuhi kriteria dengan menggunakan teknik

  

purposive sampling . Teknik analisis data yang digunakan analisis regresi linear

berganda dengan bantuan program SPSS versi 20.

  x Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) x

  berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit. Non Performing

  

Loan (NPL) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit. Produk

  Domestik Bruto (PDB) berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit. Return On Asset (ROA) berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit. Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Produk Domestik Bruto (PDB), dan Return On Asset (ROA) secara simultan x berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit.

  Persamaan : 1) Capital Adequacy Ratio dan Return On Asset .

  Variabel yang digunakan adalah 2) Teknik analisis data yang digunakan menggunakan analisis regresi linier berganda.

  Perbedaan :

  1) Variabel yang digunakan pada peneliti terdahulu menggunakan Produk

  Domestik Bruto (PDB) sedangkan peneliti saat ini menggunakan Dana Pihak Ketiga (DPK), Net Interest Margin (NIM) dan Loan to Deposit Ratio (LDR).

  2) Periode yang digunakan pada peneliti terdahulu adalah 2013-2015 sedangkan peneliti saat ini menggunakan periode 2014-2016.

2. Dwinur Arianti, Rita Andini dan Rina Arifati (2016)

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh BOPO, NIM, NPL, dan CAR terhadap jumlah penyaluran kredit pada perusahaan perbankan yang go publik di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Variabel yang digunakan dalam dalam penelitian ini sebanyak 27 bank umum go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014. Dan sampelnya yang memenuhi kriteria sebanyak 20 bank go public pada tahun 2010-2014 dengan menggunakan teknik purposive

  

sampling . Teknik analisis data yang digunakan uji asumsi klasik, analisis regresi

berganda dan uji t serta uji F.

  Hasil dari penelitian ini menunjukkan ada pengaruh negatif seginifikan variabel

BOPO, NPL dan CAR terhadap penyaluran kredit pada perusahaan perbankan yang go

public. Ada pengaruh positif signifikan variabel NIM terhadap penyaluran kredit pada

perusahaan perbankan yang go public.

  Persamaan : x Variabel yang digunakan adalah Capital Adequacy Ratio dan Net Interest Margin.

  Perbedaan :

  1) Variabel yang digunakan pada peneliti terdahulu menggunakan BOPO sedangkan peneliti saat ini menggunakan DPK, ROA dan LDR.

  2) Periode yang digunakan pada peneliti terdahulu adalah 2010-2014 sedangkan peneliti saat ini menggunakan periode 2014-2016.

3. Zulcha Mintachus Sania dan Dewi Urip Wahyuni (2016)

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Permorming Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR) terhadap jumlah penyaluran kredit yang diberikan oleh bank-bank persero di Indonesia pada periode 2009-2014. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampel jenuh dan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi berganda, uji kelayakan model (uji F dan koefisien determinasi), uji hipotesis (uji t) serta menggunakan uji asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan uji autokolerasi.

  Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan, Dana Pihak Ketiga (DPK), Non Performing Loan (NPL), dan Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh signifikan terhadap jumlah penyaluran kredit yng diberikan oleh bank persero. Dana pihak ketiga (DPK) berpengaruh signifikan terhadap jumlah penyaluran kredit perbankan. Non Performing Ratio (NPL), Capital Adequacy

  

Ratio (CAR) tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah penyaluran kredit

perbankan.

  Persamaan :

  1) Variabel yang digunakan adalah Dana Pihak Ketiga, dan Capital Adequacy Ratio.

  2) Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi bergandan, uji t, dan uji F.

  Perbedaan :

  1) Variabel yang digunakan pada peneliti terdahulu tidak menggunakan variabel Net Interest Margin, Return On Asset dan Loan to Deposit Ratio.

  2) Sampel yang digunakan pada peneliti terdahulu menggunakan pada Bank

  Persero sedangkan peneliti saat ini menggunakan sampel pada BUSN Devisa dan BUSN Non Devisa.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran bank, dana pihak ketiga, capital adequacy ratio, dan loan to deposit ratio terhadap penyaluran kredit pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2015. Sampel dikumpulkan dengan menggunakan metode purposive

  

sampling dan menghasilkan 29 perusahaan. Teknik analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi berganda.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran bank, dana pihak ketiga,

  

Capital Adequacy Ratio dan Loan To Deposit Ratio secara bersama-sama

  berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2011-2015.Ukuran bank berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. Dana pihak ketiga berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh terhadap penyaluran kredit pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. Loan To Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015.

  Persamaan : x

  Variabel yang digunakan adalah Dana Pihak Ketiga,

  Capital Adequacy Ratio dan Loan to Deposit Ratio.

  1) Variabel yang digunakan pada peneliti terdahulu tidak menggunakan variabel Net Interest Margin dan Return On Asset.

  2) Populasi yang digunakan pada peneliti terdahulu pada bank umum sedangkan peneliti saat ini pada BUSN Devisa dan BUSN Non Devisa.

  x

5. Erwin Siregar (2016)

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dana pihak ketiga dan CAR terhadap jumlah penyaluran kredit periode 2012-2014. Populasi yang digunakan adalah Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang ada di Kabupaten Bantul dan sampel dengan metode purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif, uji asumsi klasik, analisis regresi sederhana dan analisis regresi berganda.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dana pihak ketiga berpengaruh x x positif dan signifikan terhadap jumlah penyaluran kredit.CAR tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap jumlah penyaluran kredit.

  Persamaan :

  1) Variabel yang digunakan adalah Dana Pihak Ketiga dan Capital Adequacy Ratio.

2) Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda.

  Perbedaan :

  1) Varibel pada peneliti ini menggunakan Net Interest Margin, Return On Asset, dan Loan to Deposit Ratio.

  2) Periode yang digunakan peneliti terdahulu adalah 2012-2014 sedangkan periode yang digunakan peneliti saat ini adalah 2014-2016.

  3) Sampel yang digunakan pada peneliti terdahulu adalah pada BPR sedangkan peneliti saat ini pada BUSN Devisa dan BUSN Non Devisa.

1. Susan Pratiwi dan Lela Hindasah (2014)

  Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh variabel internal yaitu DPK, CAR, ROA, NIM dan NPL terhadap penyaluran kredit pada Bank Umum di Indonesia. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum selama periode penelitian pada Januari 2009 sampai Desember 2013. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa time series, total data bulanan sebanyak 60 data. Metode yang digunakan adalah metode Error Correction Model (ECM) dalam e-veiws untuk mengukur pengaruh variabel internal perbankan terhadap penyaluran kredit daam jangka panjang dan jangka pendek.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor internal (DPK, CAR, ROA, NIM dan NPL) yang dijadikan variabel independen memiliki pengaruh secara simultan dan signifikan terhadap penyaluran kredit. Variabel DPK mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit, sedangkan variabel CAR dan ROA keduanya variabel tidak mempunyai pengaruh dan bernilai negatif terhadap pennyaluran kredit. Dan variabel NIM bernilai positif dan tidak signifikan terhadap penyaluran kredit. Disisi lain, untuk variabel NPL memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit.

  Persamaan :

  Variabel yang digunakan adalah Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Return On Asset dan Net Interest Margin.

  Perbedaan :

  1) Variabel yang digunakan peneliti saat ini menggunakan Loan to Deposit Ratio.

  2) Periode yang digunakan peneliti terdahulu adalah 2009-2013 sedangkan peneliti saat ini adalah 2014-2016.

2. Febry Amithya Yuwono dan Wahyu Meiranto (2012)

  x Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan bukti tentang pengaruh Dana x Pihak Ketiga (DPK), Loan To Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Non x

  

Performing Loan, Return On Asset , dan Sertifikat Bank Indonesia terhadap

  penyaluran kredit. Penelitian ini menggunakan populasi seluruh perusahaan perbankan sebanyak 24 bank umum yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2007- 2010 dengan menggunakan data cross. Selanjutnya, dari data digunakan untuk analisis data dan pengujian hipotesis. Data yang didapatkan sebesar 63 data, yang diperoleh dari 21 bank yang telah memenuhi kreteria selama 3 tahun berturut-turut.

  Hasil penelitian ini memberikan bahwa deposito dari DPK, LDR menghasilkan positif yang signifikan terhadap penyaluran kredit. Sedangkan untuk rasio kecukupan modal, return on asset, Sertifikat Bank Indonesia tidak signifikan dan berdampak positif dan NPL tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap penyaluran kredit.

  Varibel yang digunakan adalah Dana Pihak Ketiga, Loan to Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio dan Return On Asset.

  Perbedaan :

  1) Peneliti terdahulu menggunakan variabel Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sedangkan peneliti saat ini menggunankan variabel Net Interest Margin.

  2) Periode yang digunkan pada peneliti terdahulu adalah pada 2007-2010 sedangkan peneliti saat ini menggunakan periode pada 2014-2016.

  Tabel 2.1 Hasil Matriks Penelitian Terdahulu

  

No Peneliti DPK CAR NIM ROA LDR

  1 I Gede Andi Suta S (-) S (+) - - - Darmawan, Made Arie Wahyuni, Anantawikrama Tungga Atmadja (2017)

  2

  • Dwinur Arianti, Rita Andini, S (+) S (+) - - Rina Arifati (2016)

  3 Zulcha Mintachus Sania, S S - - - Dewi Urip Wahyuni (2016)

  4 Adnan, Ridwan, Fildzah S (+) TS S (+) - - (2016)

  5 Erwin Siregar (2016) S (+) - TS - -

  • 6 Susan Pratiwi, Lela Hindasah S (+) TS TS TS

  (2014)

  7 Febry Amithya Yuwono, S (+) TS TS S (-) - Wahyu Meiranto (2012)

  Sumber : Berbagai penelitian terdahulu

  Keterangan : DPK : Dana Pihak Ketiga CAR : Capital Adequacy Ratio

  ROA : Return On Asset LDR : Loan to Deposit Ratio

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Teori Sinyal (Signalling Theory)

  Menurut Scoott (2012: 475) teori sinyal menjelaskan bahwa para manajer perusahaan yang memiliki informasi lebih baik mengenai perusahaannya akan terdorong untuk menyampaikan informasi tersebut kepada calon investor yang bertujuan agar perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan melalui suatu pelaporan dengan mengirimkan sinyal melalui laporan tahunannya. Teori ini menunjukkan adanya asimetri informasi antara manajemen perusahannya dengan pihak yang berkepentingan mengenai informasi-informasi tersebut.

  Implikasi pada penelitian ini teori sinyal akan menunjukkan informasi mengenai apa yang dilakukan manajer khususnya manajer kredit untuk menyampaikan pengaruh independen terhadap penyaluran kredit kepada debitur. Teori ini mengirim sinyal kepada debitur yang mengindikasikan bahwa perusahaan perbankan mampu menyalurkan kredit melalui beberapa faktor sehingga penyaluran kredit akan tepat pada sasaran. Pihak perbankan tidak dapat menyalurkan kredit kepada debitur tanpa melihat sinyal-sinyal yang diberikan oleh debitur dalam proses peminjaman dana karena debitur harus menjamin agar pokok pinjaman dan bunga dapat dilunasi sehingga perusahaan perbankan tidak terlalu menanggung risiko dengan adanya penyaluran kredit.

2.2.2 Bank

  Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut kepada masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir, 2004: 11).

  Di era modern, peran bank sangat besar dalam menciptakan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Hampir semua sektor usaha, yang meliputi sektor industri, perdagangan, pertanian, perkebunan, jasa dan perumahan sangat membutuhkan bank sebagai mitra dalam menjalankan transaksi keuangan. Dalam semua sektor usaha maupun individu pada masa kini dan masa depan tidak lepas dari sektor perbankan bahkan menjadi kebutuhan dalam menjalankan aktivitas keuangan dalam mendukung kelancaran usaha (Ismail, 2010 : 2).

  Menurut Ismail (2010: 4), menjelaskan fungsi utama bank sebagai berikut: 1. Menghimpun dana dari masyarakat

  Bank menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan. Masyarakat percaya bank merupakan tempat yang aman untuk melakukan investasi dan menyimpang dana (uang). Dengan menyimpan menyimpan uangnya dibank, nasabah juga akan mendapat keuntungan berupa return atas simpanannya yang

  2. Menyalurkan dana kepada masyarakat Kebutuhan dana oleh masyarakat, akan lebih mudah diberikan oleh bank apabila masyarakat yang membutuhkan dana dapat memenuhi semua persyaratan yang diberikan oleh bank. Menyalurkan dana merupakan aktivitas yang sangat penting bagi bank karena bank akan memperoleh pendapatan tas dana yang disalurkan.

  3. Pelayanan jasa perbankan Pelayanan jasa kepada nasabah merupakan fungsi bank yang ketiga. Berbagai jenis produk pelayanan jasa yang dapat diberikan oleh bank antara lain jasa pengiriman uang (transfer), pemindahbukuan, penagihan surat-surat berharga, kliring, Letter of Credit, inkaso, garansi bank dan pelayanan jasa lainnya.

  Produk pelayanan jasa bank yang ditawarkan kepada masyarakat merupakan aktivitas pendukung yang dapat diberikan oleh bank.

2.2.3 Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa dan Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Non Devisa

  Menurut Kasmir (2012, 11) menjelaskan bahwa bank umum atau yang lebih dikenal dengan nama bank komersil merupakan bank yang paling banyak beredar di Indonesia. Dalam praktiknya ragam produk tergantung dari status bank yang bersangkutan. Menurut status bank dibagi ke dalam dua jenis, yaitu bank umum devisa dan bank umum non devisa. Masing-masing status memberikan pelayanan yang berbeda. Bank umum devisa misalnya memiliki jumlah layanan jasa yang paling lengkap seperti dapat melakukan kegiatan yang berhubungan dengan jasa

  Menurut Kasmir (2012: 9), mengatakan bahwa kegiatan bank misalnya menghimpun dana. Kegiatan menghimpun dana merupakan kegiatan membeli dana dari masyarakat. Kegiatan ini dikenal juga dengan kegitan funding. Kedudukan atau status ini menunjukkan ukuran kemampuan bank dalam melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal maupun kualitas pelayanannya. Untuk memperoleh status tertentu diperlukan penilaian-penilaian dengan kriteria tertentu. Jenis bank dilihat dari segi status adalah sebagai berikut : a.

  Bank devisa Bank devisa merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi keluar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer keluar negeri, inkaso keluar negeri, travellers cheque, pembukuan dan pembayaran letter of credit dan transaksi lainnya. Persyaratan untuk menjadi bank devisa ini ditentukan oleh Bank Indonesia.

  b.

  Bank non devisa Bank non devisa merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya bank devisa. Jadi bank non devisa kebalikan daripada bank devisa, dimana transaksi yang dilakukan masih dalam batas-batas negara.

2.2.4 Kredit

  Kredit berasal dari kata credere yaitu bahasa Italia yang artinya percaya, jadi orang yang mendapat kredit dari bank berarti orang tersebut dipercaya oleh piutang bagi bank atau lembaga keuangan bukan bank, maka pelunasannya (repayment) merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh debitur terhadap utangnya, hal ini dianggap dapat meminimalkan risiko kredit macet dapat dihindarkan.

  Pengertian kredit berdasarkan pasal 1 ayat 11 UU No 10 tahun 1998 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Kasmir (2014 : 85) kredit adalah kepercayaan pemberi kredit kepada penerima kredit bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi si penerima kredit berarti menerima kepercayaan, sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar kembali pinjaman tersebut sesuai dengan jangka waktunya.

1. Unsur-Unsur Kredit

  Ismail, (2010: 94), menjelaskan unsur-unsur kredit antara lain : a. Kreditor

  Kreditor merupakan pihak yang memberikan kredit (pinjaman) kepada pihak lain yang mendapat pinjaman. Pihak tersebut bisa perorangan atau badan usaha. Bank yang memberikan kredit kepada pihak peminjam merupakan kreditor. b.

  Debitur Debitur merupakan pihak yang membutuhkan dana atau pihak yang mendapat pinjaman dari pihak lain.

  c.

  Kepercayaan (Trust) Kreditur memberikan kepercayaan kepada pihak yang menerima pinjaman (debitur) bahwa debitur akan memenuhi kewajibannya untuk membayar pinjamannya sesuai dengan jangka waktu tertentu yang diperjanjikan.

  d.

  Perjanjian Perjanjian merupakan suatu kontrak perjanjian atau kesepakatan yang dilakukan antara bank (kreditur) dengan pihak peminjam (debitur).

  e.

  Risiko Setiap dana yang disalurkan oleh bank selalu mengandung adanya risiko tidak kembalinya dana. Risiko merupakan kemungkinan kerugian yang akan timbul atas penyaluran kredit bank.

  f.

  Jangka waktu Jangka waktu merupakan lamanya waktu yang diperlukan oleh debitur untuk membayar pinjamannya kepada kreditur.

  g.

  Balas jasa Imbalan atas dana yang disalurkan oleh kreditor, maka debitur akan membayar seumlah uang tertentu sesuai dengan perjanjian.

2. Fungsi Kredit

  Ismail (2010: 96), menerangkan fungsi kredit antara lain : b.

  Kredit merupakan alat yang dipakai untuk memanfaatkan idle fund c. Kredit dapat menciptakan alat pembayaran yang baru d. Kredit sebagai alat pengendali harga e. Kredit dapat mengaktifkan dan meningkatkan manfaat ekonomi yang ada.

3. Prinsip Dasar Pemberian Kredit

  Ismail (2010: 112), menjelaskan prinsip-prinsip dasar pemberian kredit sebagai berikut : a.

  Prinsip 5 C 1)

  Character

  Character menggambarkan watak dan kepribadian calon debitur. Bank

  perlu melakukan analisis terhadap karakter calon debitur, tujuannya adalah untuk mengetahui bahwa calon debitur mempunyai keinginan untuk memenuhi kewajiban membayar pinjamannya sampai dengan lunas.

  2) Capacity

  Analisis terhadap capacity ditujukan untuk mengetahui kemampuan calon debitur dalam memenuhi kewajibannya sesuai jangka waktu kredit. Bank perlu mengetahui dengan pasti kemampuan calon debitur tersebut. Kemampuan keuangan calon debitur sangat penting karena merupakan sumber utama pembayaran kembali kredit yang diberikan oleh bank.

  3) Capital

  Capital atau modal yang perlu disertakan dalam objek kredit perlu

  dilakukan analisis yang lebih mendalam. Modal merupakan jumlah modal yang dimiliki oleh calon debitur atau berapa banyak dana yang akan diikutsertakan dalam proyek yang dibiayai oleh calon debitur. 4)

  Collateral

  Collateral merupakan jaminan/agunan yang diberikan oleh calon

  debitur atas kredit yang diajukan. Agunan merupakan sumber pembayaran kedua, artinya apabila debitur tersebut tidak dapat membayar angsurannya dan termasuk dalam kredit macet, maka bank dapat melakukan eksekusi terhadap angunan.

  5) Condition of economy Condition of economy merupakan analisis kondisi perekonomian.

  Beberapa analisis yang perlu dilakukan terkait dengan condition of

  economy adalah kebijakan pemerintah. Apabila kebijakan pemerintah

  sering berubah, maka hal ini juga akan sulit bagi bank untuk melakukan analisis condition of economy.

  b.

  Prinsip 5 P 1)

  Party (Golongan) Bank mencoba melakukan penelitian terhadap beberapa golongan yang terdiri dari golongan yang sesuai dengan character, capacity, capital.

  Bank akan melihat ketiga prinsip tersebut dalam mengambil keputusan harus dianalisis oleh bank sebelum memutuskan kredit yang diajukan calon debitur.

  2) Pupose (Tujuan)

  Purpose lebih difokuskan terhadap tujuan penggunaan kredit yang

  diajukan oleh calon debitur. Bank akan melihat dan melakukan analisis terhadap tujuan kredit tersebut dengan mengaitkannya dengan beberapa aspek sosial lainnya. Kredit yang digunakan tidak sesuai dengan tujuan akan berdampak negatif pada kelangsungan kredit tersebut.

  3) Payment (Pembayaran kembali)

  Sebelum memutuskan permohonan kredit nasabah, maka yang perlu dilakukan oleh bank adalah mengitung kembali kemampuan calon nasabah dengan melakukan estimasi terhadap pendapatan dan biaya. 4)

  Profitability (Kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan)

  Profitability tidak terbatas pada keuntungan calon debitur akan tetapi

  juga keuntungan yang aka dicapai oleh bank apabila kredit tersebut diberikan. Bank akan menghitung jumlah keuntungan yang dicapai oleh calon debitur dengan adanya kredit dari bank. 5)

  Protection (Perlindungan) Proteksi merupakan upaya perlindungan yang dilakukan bank dalam rangka berjaga-jaga apabila calon debitur tidak dapat memenuhi kewajibannya. Untuk melindungi kredit tersebut maka bank meminta jaminan kebendaan kepada nasabah. c.

  Prinsip 3 R 1)

  Return

  Return diartikan sebagai hasil usaha yang dicapai oleh perusahaan calon

  debitur. Bank perlu melakukan analisis terhadap hasil yang akan dicapai oleh calon debitur. Analisis tersebut dilakukan dengan melihat hasil yang telah dicapai sebelum mendapat kredit dari bank, kemudian melakukan estimasi terhadap usaha yang mungkin akan dicapai setelah mendapat kredit. 2)

  Repayment

  Repayment diartikan sebagai kemampuan perusahaan calon debitur untuk melakukan pembayaran kembali kredit yang telah dinikmati.

  Bank perlu melakukan analisis terhadap kemampuan calon debitur dalam mengelola usahanya.

  3) Risk Bearing Ability

  Risk bearing ability merupakan kemampuan calon debitur untuk

  menanggung risiko apabila terjadi kegagalan dalam usahanya. Salah satu pertimbangan untuk meyakini bahwa calon debitur akan mampu menghadapi risiko ketidakpastian yaitu dengan melihat struktur permodalannya.

2.2.5 Penyaluran Kredit

  Menurut Riva’i et al., 2007: 110 mengemukakan bahwa kredit merupakan suatu penyerahan barang, jasa atau uang dari satu pihak (kreditor atau pemberi pengutang/borrower) dengan janji membayar dari penerima kredit kepada pemberi kredit pada tanggal yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.

  Penyaluran kredit adalah penyediaan uang atau tagihan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi kewajibannya setelah jangka waktu tertentu. Penyaluran kredit dapat mempengaruhi perkembangan modal karena hasil dari penyaluran kredit bank memperoleh pendapatan bunga yang cukup tinggi. Sehingga hal ini dapat meningkatkan laba dan akhirnya modal. Pengukuran penyaluran kredit dapat dirumuskan dari total penyaluran kredit yang ada di laporan keuangan perusahaan (Febrianto dan Muid, 2013) sebagai berikut :

  Jumlah kredit yang disalurkan = Ln (jumlah kredit yang disalurkan)

2.2.6 Indikator Yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Perbankan 1. Dana Pihak Ketiga (DPK)

  Dana merupakan hal terpenting bagi sebuah perusahaan, termasuk bagi bank. Kagiatan operasional bank baru dapat dilakukan jika dana telah tersedia. Oleh karena itu, setiap bank berusaha untuk mengumpulkan dana semaksimal mungkin, namun dengan cost of money yang wajar. (Hasibuan, 2001:56). x

  Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah dana yang dihimpun masyarakat yang merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank. (Dendawijaya, 2005: 47). Bagi sebuah bank, Dana Pihak Ketiga merupakan darah dalam tubuh bank dan persoalan yang paling utama. Tanpa sebuah dana, bank tidak dapat dana tersebut berupa giro, deposito, dan tabungan. Dengan semakin tingginya dana yang bisa dihimpun masyarakat, maka akan meningkatkan jumlah penyaluran kredit yang diberikan oleh bank.

  Menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank atau dana yang bersumber dari pihak ketiga dan dihimpun oleh sektor perbankan adalah sebagai berikut : a.

  Tabungan b. Deposito berjangka c. Giro d. Sertifikat deposito.

  Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, bank memerlukan sujumlah dana. Dana tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber yaitu dari bank itu sendiri, dari masyarakat luas dan dari lembaga lainnya. (Kasmir, 2012:66). Dana yang bersumber dari masyarakat luas atau Dana Pihak Ketiga merupakan sumber dana terpenting bagi bank (Kasmir, 2014:47). Hal tersebut dikarenakan hampir 80%-90% dana yang dikelola oleh bank berasal dari Dana Pihak Ketiga.

  (Dendawijaya, 2005:49). Pengukuran Dana Pihak Ketiga menurut Febrianto dan Muid (2013) adalah :

  Total Dana Pihak Ketiga = Ln (Giro + Tabungan + Deposito) x

  x

2. Ratio (CAR) Capital Adequacy

  (CAR) adalah rasio kinerja bank untuk mengukur

  Capital Adequacy Ratio atau mengasilkan risiko, contohnya kredit yang diberikan (Kasmir, 2012 : 136). Tingkat dana atau modal bank yang cukup dapatmenciptakan rasa aman kepada calon ataupun pemilik dana. Jika para calon atau pemilik dana merasa aman, maka rasa kepercayaan akan timbul sehingga dana yang dapat dihimpun oleh bank juga semakin besar dan tentu akan berdampak pada kegiatanoperasional bank.

  Menurut Herman (2011: 94), modal yang cukup berdasarkan rasio modal saja tidak dapat mencegah terjadinya kegagalan suatu bank. Kerugian operasi dan kerugian investasi harus segera diserap atau ditutupi dengan laba yang mencukupi, bila suatu bank ingin bertahan dan bersaing. Ada delapan faktor terkait yang dipakai untuk memperkuat perkiraan kecukupan modal adalah sebagai berikut : 1.

  Kualitas manajemen 2. Likuiditas aset 3. Riwayat laba dan riwayat laba yang ditahan 4. Kualitas dan sifat kepemilikan 5. Potensi perubahan struktur aset 6. Kualitas prosedur operasi 7. Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan keuangan 8. Beban untuk menutupi biaya penempatan.

  Perhitungan Capital Adequacy Ratio didasarkan pada prinsip bahwa setiap penanaman yang mengandung risiko harus disediakan jumlah modal sebesar persentase terhadap jumlah penanamannya. Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/1/PBI/2006 dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/26/PBI/2008 tanggal 30 Oktober 2008, menetapkan bahwa kewajiban penyediaan modal minimum. Ketentuan tersebt mengatur bahwa penyediaan modal minimum bank diukur dari persentase tertentu terhadap Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR), yaitu sebesar 8% dari Aktiva Tertimbang Menurut Risiko.Perhitungan Capital Adequacy

  Ratio menurut Dendawijaya, (2005: 123) adalah :

  Modal Bank =

  Aktiva Tertimbang Menurut Risiko × 100% 3.

   Net Interest Margin (NIM) Net Interest Margin (NIM) adalah indikator untuk menunjukkan tingkat

  efisiensi operasional suatu bank (Taswan, 2010: 117). Menurut Kasmir (2012: 44) menyatakan bahwa tingkat kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melaksanakan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik yang sesuai dengan peraturan bank yang berlaku. Sebuah bank dapat dikatakan memiliki keuntungan atau margin bunga bersih cukup tinggi apabila nilai rasio Net Interest Margin berada di kisaran minimal 1,5%-2%.

  Pendapatan bunga bersih diperoleh dengan melihat laporan laba rugi pos pendapatan (beban) bunga bersih. Pendapatan bunga bersih adalah selisih pendapatan bunga dan beban bunga bank pada periode perhitungan. Dalam perhitungannya, nilai rata-rata produktif diperoleh dari nilai rata-rata jumlah total aktiva produktif yang diperhitungkan adalah aktiva produktif yang menghasilkan pendapatan bunga.

  Menurut Taswan (2010, 120) mengatakan bahwa Net Interest Margin (NIM) dapat bermakna ganda yaitu Net Interest Margin yang tinggi merupakan bahwa biaya intermediasi bank relatif tinggi. Semakin tinggi nilai rasio Net Interest

  

Margin (NIM) yang dihasilkan menunjukkan semakin efektif dan efisiennya

  manajemen bank dalam menghimpun dan mengelola dana ke dalam aktoiva produktif sehingga menghasilkan bunga bersih yang tinggi. Sementara itu di sisi efisiensi, bank mampu meminimalkan pengeluaran biaya bunga yang ditekan dalam aktifitas penghimpun dana. Pendapatan dapat dimaksimalkan sementara biaya bunga mampu ditekan serendah rendahnya, maka tingkat laba dan rasio Net Interest Margin akan naik sehingga tingkat profotabilitas bank akan semakin baik.

  Menurut Taswan (2010: 134) Net Interest Margin (NIM) yang umum digunakan terdiri dari tiga macam yaitu :

  1. Net Interest Margin (NIM) dalam rupiah merupakan perbedaan antar semua hasil bunga dengan biaya bunga, hal ini dapat digunakan untuk menilai kemampuan bank menutupi semua biaya bunganya.

  2. Net Interest Margin (NIM) dalam presentase merupakan total pendapatan bunga bersih (hasil bunga dikurangi biaya bunga) dibagi dengan jumlah dengan jumlah aktiva produktif bank. Net Interest Margin (NIM) dalam presentase sangat membantu untuk menilai perubahan tren dalam margin tingkat bunga dengan membandingkan margin bunga bank lainnya.

  3. Net Spread merupakan perbedaan antara interest return (hasil bunga dibagi dengan aktiva produktif) dan interest cost (biaya bunga dibagi dengan dana- dana yang berbiaya). Spread merupakan indikator yang cukup akurat untuk menilai baik buruknya kinerja suatu bank.

  Rasio Net Interest Margin mencerminkan kualitas dari aktiva produktif yang dimiliki bank. Rasio Net Interest Margin yang positif menunjukkan bahwa kualitas aset produktif bank tersebut masih baik sehingga mampu menghasilkan laba bunga. Rasio ini menunjukkan kemampuan earning assets dalam menghasilkan pendapatan bunga. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut :

  Pendapatan bunga bersih (NIM) =

  Rata − rata aktiva produktif × 100% 4.

   Return On Assets (ROA) Return On Assets (ROA) digunakan untuk mengukur kemampuan

  manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Laba merupakan tujuan utama dalam usaha, termasuk dalam perusahaan perbankan.

  Alasan pencapaian laba perbankan dapat berupa kecukupan dalam memenuhi kewajiban pemegang saham, penilaian kinerja pimpinan, dan dapat meningkatkan daya tarik terhadap investor untuk menanamkan modalnya. Return On Assets merupakan faktor internal dalam melaksanakan penyaluran kredit yang dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dalam perbankan. Laba yang tinggi membuat bank mendapat kepercayaan dari masyarakat yang memungkinkan bank untuk menghimpun modal yang lebih banyak sehingga bank memperoleh kesempatan meminjamkan dengan lebih luas. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP, 2004 Return On Asset dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

  Laba sebelum pajak = × 100%

  Total aset 5.

   Loan to Deposit Ratio (LDR) Loan to Deposit Ratio (LDR) digunakan sebagai rasio yang dapat

  menunjukan kerawanan satu kemampuan bank. Dalam hal ini bank dituntut untuk menyediakan kemampuan dalam membayar kembali ketika deposan menarik kembali dananya. Sehingga mengakibatkan semakin tinggi Loan To Deposit

  

Ratio pada suatu bank maka akan mengakibatkan semakin rendahnya likuiditas

  yang bersangkutan karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar, sebaliknya jika semakin rendahnya Loan To Deposit Ratio pada suatu bank maka akan mengakibatkan semakin tingginya likuiditas yang bersangkutan.

  Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio antara kredit yang diberikan dan

  dana pihak ketiga ditambah modal sendiri. Oleh karena itu, manajemen bank perlu memelihara Loan to Deposit Ratio yang dapat meningkatkan kesehatan bank (Riva’i, 2007: 281). Hal ini menunjukan pengaruh pada kemampuan kredit pada suatu bank, karena jika semakin tinggi Loan To Deposit Ratioyang ada maka kemampuan dalam kredit yang telah disalurkan oleh bank juga semakin tinggi x dalam membayar kewajiban jangka pendeknya, dan sebaliknya jika semakin rendah x

  

Loan to Deposit Ratio yang ada maka kemampuan kredit yang telah disalurkan oleh

x

  bank juga semakin rendah dalam membayar kewajiban jangka pendeknya. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/11/DPNP tanggal 31 Maret 2010 rumus Loan to

  Total kredit =

  Total dana pihak ketiga × 100%

2.2.7 Keterkaitan Antar Variabel 1. Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) Terhadap Penyaluran Kredit Perbankan

  Dana pihak ketiga (DPK) adalah dana yang dihimpun dari masyarakat yang merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank (Dendawijaya, 2005 : 47). Dana-dana yang dihimpun dari masyarakat akan disalurkan kembali oleh bank kepada masyarakat yang membutuhkan dana tersebut dalam bentuk penyaluran kredit. Pertumbuhan dana pihak ketiga akan mengakibatkan pertumbuhan kredit yang pada akhirnya Loan to Deposit Ratio juga akan meningkat.

  Dana Pihak Ketiga (DPK) diperoleh bank dari masyarakat yang kelebihan dana, yang kemudian menyimpan dana tersebut di bank. Dana tersebut dapat disimpan di bank dalam bentuk deposito, tabungan, dan giro. Oleh bank, dana tersebut tidak hanya dipendam saja, tetapi harus di salurkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana dalam bentu kredit. Semakin banyak dana yang dapat dihimpun. Dari masyarakat, maka kemungkinan kredit yang dapat disalurkan jugasemakin besar yang berarti akan berdampak akan pendapat bank (Pandia, 2012:1). Hal inilah yang mengindikasikan bahwa jumlah DPK yang berhasil diperoleh bank dapat berpengaruh terhadap jumblah penyaluran kredit.

  Berpengaruhnya Dana Pihak Ketiga terhadap penyaluran kredit juga Andi et al. (2017), Zulcha et al. (2016), Adnan et al. (2016), Erwin Siregar (2016),

  

Susan dan Lela (2014), dan Febry et al. (2012). Hasil penelitian tersebut

  menunjukkan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit.

2. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Penyaluran Kredit Perbankan

  Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kinerja bank untuk mengukur x

  kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan. (Dendawijaya 2005 : 121). Capital Adequacy Ratio merupakan faktor internal dalam bank dalam menentukan penyaluran kredit perbankan. Capital Adequacy Ratio ditentukan x menggunakan perbandingkan dengan kewajiban penyediaan modal minimum sebesar 10%. Jika Capital Adequacy Ratio tinggi maka akan meningkatkan sumber x daya finansial untuk perkembangan usaha perusahaan, dan mengantisipasi kerugian yang akan diterima dari penyaluran jumlah kredit. Jumlah Capital Adequacy Ratio x yang tinggi akan membuat kepercayaan diri pada bank dalam melakukan penyaluran kredit. Oleh sebab itu, jika kecukupan modal yang dimiliki oleh suatu bank tinggi maka jumlah penyaluran kredit yang akan diberikan dapat meningkat.

  Berpengaruhnya Capital Adequacy Ratio terhadap penyaluran kredit juga didukung oleh penelitian terdahulu yaitu penelitian yang dilakukan oleh Dwinur et al. (2016) dan Zulcha et al. (2016). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa

Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit.

3. Pengaruh Net Interest Margin (NIM) Terhadap Penyaluran Kredit Perbankan

  Net Interest Margin (NIM) adalah indikator untuk menunjukkan tingkat

  efisiensi operasional suatu bank (Taswan, 2010: 117). Semakin tinggi nilai rasio

  

Net Interest Margin (NIM) yang dihasilkan menunjukkan semakin efektif dan

  efisiennya manajemen bank dalam menghimpun dan mengelola dana ke dalam aktoiva produktif sehingga menghasilkan bunga bersih yang tinggi. Sementara itu di sisi efisiensi, bank mampu meminimalkan pengeluaran biaya bunga yang ditekan dalam aktifitas penghimpun dana. Pendapatan dapat dimaksimalkan sementara biaya bunga mampu ditekan serendah rendahnya, maka tingkat laba dan rasio Net

Interest Margin akan naik sehingga tingkat profotabilitas bank akan semakin baik.

  Menurut Taswan (2010, 120) mengatakan bahwa Net Interest Margin (NIM) dapat bermakna ganda yaitu Net Interest Margin yang tinggi merupakan bahwa biaya intermediasi bank relatif tinggi. Semakin tinggi nilai rasio Net Interest

  

Margin (NIM) yang dihasilkan menunjukkan semakin efektif dan efisiennya

  manajemen bank dalam menghimpun dan mengelola dana ke dalam aktoiva produktif sehingga menghasilkan bunga bersih yang tinggi. Sementara itu di sisi efisiensi, bank mampu meminimalkan pengeluaran biaya bunga yang ditekan dalam aktifitas penghimpun dana. Pendapatan dapat dimaksimalkan sementara biaya bunga mampu ditekan serendah rendahnya, maka tingkat laba dan rasio Net Interest Margin akan naik sehingga tingkat profotabilitas bank akan semakin baik.

  Berpengaruhnya Net Interest Margin terhadap penyaluran kredit juga al. (2016). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa Net Interest Margin (NIM) berpengaruh signifikan dan bernilai positif terhadap penyaluran kredit.

4. Pengaruh Return On Asset (ROA) Terhadap Penyaluran Kredit Perbankan

  Return On Asset (ROA) digunakan untuk mengukur kemampuan

  manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Laba merupakan tujuan utama dalam usaha, termasuk dalam perusahaan perbankan.

  Alasan pencapaian laba perbankan dapat berupa kecukupan dalam memenuhi kewajiban pemegang saham, penilaian kinerja pimpinan, dan dapat meningkatkan daya tarik terhadap investor untuk menanamkan modalnya. Return On Asset merupakan faktor internal dalam melaksanakan penyaluran kredit yang dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dalam perbankan. Laba yang tinggi membuat bank mendapat kepercayaan dari masyarakat yang memungkinkan bank untuk menghimpun modal yang lebih banyak sehingga bank memperoleh kesempatan meminjamkan dengan lebih luas.

  Menurut (Dendawijaya 2005 : 49) menyebutkan bahwa pemberian kredit x pada suatu perbankan yang didapatkan dari dana –dana yang dihimpun dari masyarakat mencapai 80% - 90%, sehingga membuktikan sebagian besar kegiatan x x usaha untuk mendapatkan profitabilitas dihasilkan dari penyaluran kredit. Oleh sebab itu, jika Return On Asset dalam perbankan menunjukan nilai yang tinggi maka profitabilitas yang dimiliki semakin meningkat, sehingga kemampuan x perbankan dalam melakukan penyaluran kredit juga dapat semakin meningkat.

  Berpengaruhnya Return On Asset terhadap penyaluran kredit juga didukung oleh penelitian terdahulu yaitu penelitian yang dilakukan olehI Gede Andi et al.

  (2017). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa Return On Assets (ROA) berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit.

5. Pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR) Terhadap Penyaluran Kredit Perbankan

  Loan to Deposit Ratio (LDR) digunakan sebagai rasio yang dapat

Dokumen yang terkait

Pengaruh likuiditas, kualitas aset, sensitivitas pasar, dan efisiensi terhadap profitabilitas pada busn devisa go public - Perbanas Institutional Repository

0 0 17

Pengaruh likuiditas, kualitas aset, sensitivitas pasar, dan efisiensi terhadap profitabilitas pada busn devisa go public - Perbanas Institutional Repository

0 0 13

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Pengaruh likuiditas, kualitas aset, sensitivitas pasar, dan efisiensi terhadap profitabilitas pada busn devisa go public - Perbanas Institutional Repository

0 0 11

Pengaruh likuiditas, kualitas aset, sensitivitas pasar, dan efisiensi terhadap profitabilitas pada busn devisa go public - Perbanas Institutional Repository

0 2 24

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan - Pengaruh likuiditas, kualitas aset, sensitivitas pasar, dan efisiensi terhadap profitabilitas pada busn devisa go public - Perbanas Institutional Repository

0 0 8

BAB I PENDAHULUAN 1.1 - Kinerja keuangan perbankan dan pengaruhnya terhadap non performing loan pada bank umum konvensional devisa yang terdaftar di bei periode 2013-2017 - Perbanas Institutional Repository

0 0 10

Analisis pengaruh bopo, car, ldr terhadap kinerja keuangan perbankan yang terdaftar di bei - Perbanas Institutional Repository

0 0 17

Analisis pengaruh bopo, car, ldr terhadap kinerja keuangan perbankan yang terdaftar di bei - Perbanas Institutional Repository

0 0 16

Pengaruh dpk, bopo dan car terhadap penyaluran Kredit pada bank devisa yang terdaftar di bei - Perbanas Institutional Repository

0 0 31

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh dpk, car, nim, roa dan ldr terhadap penyaluran kredit pada busn devisa dan busn non devisa yang terdaftar di bei - Perbanas Institutional Repository

0 0 9