PERBANDINGAN POLA ASUH ANAK PADA IBU YANG BEKERJA DAN YANG TIDAK BEKERJA DI DESA BLANG PAUH SA KECAMATAN KABUPATEN ACEH TIMUR

  

PERBANDINGAN POLA ASUH ANAK PADA IBU YANG BEKERJA DAN YANG

TIDAK BEKERJA DI DESA BLANG PAUH SA KECAMATAN KABUPATEN

ACEH TIMUR

1 Maulida

  1Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Bina Nusantara

  

ABSTRAK

Seorang ibu mempunyai peran vital dalam pengasuhan dan menjadi bagian terpenting dalam

setiap perkembangan sang anak. Ketika seorang ibu mempunyai peran ganda atau memiliki kesibukan

lain di luar tanggung jawab sebagai seorang ibu, secara tidak langsung dapat berdampak pada proses

pengasuhan yang di berikan. Seorang ibu yang bekerja akan membagi perhatian untuk pekerjaan dan

keluarga tentunya.

  Hal inilah yang menjadi tantangan seorang ibu ketika menjalankan peran ganda. Seorang ibu

dihadapkan pada sebuah tuntutan karir dan seharusnya tidak meninggalkan kewajiban utamanya sebagai

seorang pengasuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan pola asuh anak pada ibu yang

bekerja dan yang tidak bekerja di desa Blang Pauh Sa Kecamatan Julok Kabupaten Aceh Timur Tahun

2015.

  Desain Penelitian adalah deskriptif eksploratif. Penulisan dilakukan pada tanggal 12-20 Agustus

2015, dengan jumlah responden 34 orang dan alat pengumpulan data berbentuk kuesioner. Hasil

Penelitian diperoleh, Pola Asuh Demokratis dimana mayoritas ibu mempunyai pola Asuh demokratis

yaitu 14 responden (63,3%) dan ibu bekerja 12 responden mayoritas ibu mempunyai pola Asuh

demokratis yaitu 10 responden (83,3%). Dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan pola Asuh

demokratis Ibu pekerja dan tidak bekerja dengan P-value = 0,211. Pola Asuh Otoriter dimana mayoritas

ibu mempunyai pola Asuh otoriter yaitu 18 responden (81,8%) dan ibu bekerja 12 responden mayoritas

ibu mempunyai pola Asuh otoriter yaitu 10 responden (83,3%).Dapat disimpulkan bahwa tidak ada

perbedaan pola Asuh otoriter Ibu pekerja dan tidak bekerja. Dengan P-value = 0,649.

  Dan Pola Asuh Pesimif dimana mayoritas ibu mempunyai pola Asuh pesimif yaitu 15 responden

(68,2%) dan ibu bekerja 12 responden mayoritas ibu mempunyai pola Asuh demokratis yaitu 10

responden (83,3%). Dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan pola Asuh demokratis Ibu pekerja dan

tidak bekerja. Dengan P-value = 0,297. Diharapkan kemampuan keluarga terutama ibu menyediakan

waktu, perhatian dan dukungan terhadap anak agar dapat tumbuh kembang sebaik-baiknya secara fisik,

mental dan social Kata kunci : Pola Asuh, Anak Prasekolah, Ibu Bekerja PENDAHULUAN

  diharapkan. Salah satu sosok yang paling Keluarga merupakan suatu sistem berperan dalam pembentukan kepribadian kompleks yang di dalamnya terdapat ikatan tersebut tentunya adalah orang tua. Orang di antara anggotanya dan rasa saling tua menjadi pendamping utama dalam setiap memiliki. Di lingkungan keluarga inilah perkembangan anak-anak mereka. Orang tua terjadi proses pengasuhan demi menjadi contoh pertama dan yang paling terbentuknya pribadi yang matang untuk utama bagi anak. Orang tua melakukan dapat menjalani kehidupan sesuai yang

  “investasi dan komitmen dalam kehidupan anak” untuk memberikan tanggung jawab Maccoby & Mc loby (yang dikutip oleh dan perhatian (Brooks, 2011). Oleh karena Suparyanto, 2010) ada beberapa faktor yang itu, peran mempengaruhi pola asuh orang tua yaitu: orang tua dalam proses pengasuhan sangat sosial ekonomi, lingkungan sosial, penting terutama seorang ibu. pendidikan nilai-nilai agama yang dianut Pola asuh orang tua adalah suatu cara orang tua, kepribadian, jumlah anak. terbaik yang dapat ditempuh orang tua Berdasarkan uraian masalah diatas dalam mendidik anak sebagai perwujudan maka peneliti tertarik untuk melakukan dari rasa tanggung jawab kepada anak. penelitian dengan judul ” Perbandingan Pola Peran keluarga menjadi penting untuk Asuh Anak Prasekolah Pada Ibu Yang mendidik anak baik dalam sudut tinjauan Bekerja Dan Yang Tidak Bekerja Di Blang agama, tinjauan sosial kemasyarakatan Pauh Sa kecamatan Julok Kabupaten Aceh maupun tinjauan individu. Jika pendidikan Timur Tahun 2015 ”. keluarga dapat berlangsung dengan baik maka mampu menumbuhkan perkembangan METODE PENELITIAN kepribadian anak menjadi manusia dewasa Rumusan masalah dalam yang memiliki sikap positif terhadap agama, penelitian ini adalah bagaimana kepribadian yang kuat dan mandiri, potensi Perbandingan Pola Asuh Anak jasmani dan rohani serta intelektual yang Prasekolah Pada Ibu Yang Bekerja Dan berkembang secara optimal (Papalia, 2008). Yang Tidak Bekerja Di Blang Pauh Sa Hal ini dimungkinkan karena pola asuh kecamatan Julok Kabupaten Aceh Timur merupakan pola interaksi antara orang tua Tahun 2015? dan anak,yaitu bagaimana cara sikap atau perilaku orang tua saat berinteraksi dengan TUJUAN PENELITIAN anak,termasuk cara penerapan Tujuan Umum aturan,mengajarkan nilai atau Untuk mengetahui Perbandingan norma,memberikan perhatian dan kasih Pola Asuh Anak Prasekolah Pada Ibu sayang serta menunjukkan sikap dan Yang Bekerja Dan Yang Tidak Bekerja perilaku baik sehingga dijadikan panutan Di Blang Pauh Sa kecamatan Julok bagi anaknya (Suparyanto, 2010). Kabupaten Aceh Timur Tahun 2015

  Pola asuh orang tua ada tiga, yaitu:

  2. Tujuan Khusus demokratis, Otoriter, dan Permisif. Pola a. Perbandingan Pola Asuh demokratis asuh otoriter adalah gaya asuh yang Anak Prasekolah, Pada Ibu Yang menuntut anak mengikuti perintah orang tua, Bekerja Dan Yang Tidak Bekerja Di tegas, dan tidak memberi peluang anak Blang Pauh Sa kecamatan Julok untuk mengemukakan pendapat. Pola asuh Kabupaten Aceh Timur Tahun 2015 autoritatif adalah gaya asuh yang b. Perbandingan Pola Asuh otoriter memperlihatkan pengawasan ketat pada Anak Prasekolah Pada Ibu Yang tingkah laku anak, tetapi juga responsif, Bekerja Dan Yang Tidak Bekerja Di menghargai pemikiran, perasaan, dan Blang Pauh Sa kecamatan Julok mengikutsertakan anak dalam pengambilan Kabupaten Aceh Timur Tahun 2015 keputusan. Pola asuh permisif adalah gaya c. Perbandingan Pola Asuh permisif asuh yang mendidik anak secara bebas, anak Anak Prasekolah Pada Ibu Yang dianggap sebagai orang dewasa, diberi Bekerja Dan Yang Tidak Bekerja Di kelonggaran untuk melakukan hal yang Blang Pauh Sa kecamatan Julok dikehendaki (Papalia, 2008). Menurut Kabupaten Aceh Timur Tahun 2015

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan pola Asuh demokratis Ibu pekerja dan tidak bekerja. Dengan

  Sumber : Data Primer (Tahun 2015)

  2 Tidak 18 81,8% 4 18,2% 22 100% TOTAL 28 82,4% 6 17,6% 34 100%

  1 Ada 10 83,3% 2 16,7% 12 100%

  Positif Negatif

  Pola Asuh Otoriter Jumlah

  2. Pola Asuh Otoriter Tabel 2 : Pola Asuh Otoriter no Bekerja

  P-value = 0,211

  Penelitian telah dilakukan mulai tanggal 12-20 Agustus 2015, dengan jumlah responden yang berpartisipasi dalam penelitian sebanyak 34 orang, dimana penelitian dilakukan untuk mengetahui Perbandingan Pola Asuh

  Anak Prasekolah Pada Ibu Yang Bekerja Dan Yang Tidak Bekerja Di Blang Pauh Sa kecamatan Julok Kabupaten Aceh Timur Tahun 2015, dimana di dapatkan data

  22 responden (100%) dimana mayoritas ibu mempunyai pola Asuh demokratis yaitu 14 responden (63,3%) dan ibu bekerja 12 responden mayoritas ibu mempunyai pola Asuh demokratis yaitu

  Sumber : Data Primer (Tahun 2015) Berdasarkan tabel diatas di dapat bahwa ibu tidak bekerja adalah

  2 Tidak 14 63,3% 8 36,4% 22 100% TOTAL 24 70,6% 10 29,4% 34 100%

  1 Ada 10 83,3% 2 16,7% 12 100%

  Positif Negatif

  Pola Asuh Demokratis Jumlah

  1. Pola Asuh Demokratis Tabel 1Pola Asuh Demokratis no Bekerja

  10 responden (83,3%). Berdasarkan tabel diatas di mempunyai pola Asuh otoriter dapat bahwa ibu tidak bekerja yaitu 10 responden (83,3%). adalah 22 responden (100%)

  Dapat disimpulkan bahwa dimana mayoritas ibu mempunyai tidak ada perbedaan pola Asuh pola Asuh otoriter yaitu

  18 otoriter Ibu pekerja dan tidak responden (81,8%) dan ibu bekerja bekerja. Dengan P-value = 0,649 12 responden mayoritas ibu

  3. Pola Asuh Pesimif

Tabel 5.3 : Pola Asuh Otoriter

  Pola Asuh Pesimif no Bekerja Jumlah

  Positif Negatif

  1 Ada 10 83,3% 2 16,7% 12 100%

  2 Tidak 15 68,2% 7 31,8% 22 100% TOTAL 25 73,5% 10 26,5% 34 100%

  Sumber : Data Primer (Tahun 2015) Berdasarkan tabel diatas di mayoritas ibu mempunyai pola Asuh dapat bahwa ibu tidak bekerja demokratis yaitu

  14 responden adalah 22 responden (100%) (63,3%) dan ibu bekerja

  12 dimana mayoritas ibu mempunyai responden mayoritas ibu mempunyai pola Asuh pesimif yaitu 15 pola Asuh demokratis yaitu 10 responden (68,2%) dan ibu bekerja responden (83,3%). 12 responden mayoritas ibu

  Dapat disimpulkan bahwa mempunyai pola Asuh demokratis tidak ada perbedaan pola Asuh yaitu 10 responden (83,3%). demokratis Ibu pekerja dan tidak

  Dapat disimpulkan bahwa tidak bekerja. Dengan P-value = 0,211 ada perbedaan pola Asuh demokratis Penelitian Hafizhoh (2011),

  Ibu pekerja dan tidak bekerja. Dengan Perbedaan Pola Asuh Anak oleh Ibu

  P-value = 0,297

  yang Bekerja dan Ibu yang Tidak Bekerja pada Suku Jawa di Desa

B. Pembahasan

  Kedai Damar Kecamatan Tebing

  1. Pola Asuh Demokratis Tinggi, dapat disimpulkan bahwa

  Berdasarkan tabel diatas di semua ibu baik ibu bekerja maupun dapat bahwa ibu tidak bekerja adalah ibu tidak bekerja menerapkan 22 responden (100%) dimana keempat pola asuh tersebut namun balita usia 4-5 tahun di TK kasih Ibu dalam persentase yang berbeda – Kabupaten Sidoarjo dengan sampel beda. Ibu bekerja cenderung lebih 55 orang ibu yang sebagai responden demokratis (94, 02 %) dan penelatar secara random sampling. Variabel (28, 80 %) dibandingkan ibu tidak Independet adalah Ibu bekerja dan bekerja yaitu, demokratis (92, 94 %) variabel dependent adalah pola Asuh dan penelantar (15, 22 %). anak balita usia 4-5 tahun. Uji Sedangkan ibu tidak bekerja statistik yang digunakan adalah uji cenderung lebih otoriter (52, 72 %) Chi Square (x2 test) dengan α = 0,05 dan permisif (34, 78 %) daripada ibu dan diperoleh perhitungan chi bekerja yaitu otoriter (51, 63 %) dan quadrat lebih besar dari pada tabel permisif (30, 44 %). (10,3> 5,99)dengan signifikasi p =

  0,000< α. Hasil penelitian Pola asuh adalah kemampuan perkembangan balita usia 4-5 tahun keluarga untuk menyediakan waktu, dengan asuhan ibu bekerja sebanyak perhatian dan dukungan terhadap 24 balita (68,6%) pola asuh yang anak agar dapat tumbuh kembang baik pada balita. sebaik-baiknya secara fisik, mental dan social

  Asumsi peneliti bahwa ibu tidak memaksa keinginan ibu dan Asumsi peneliti, ibu-ibu yang keluarga kepada anak. Keluarga atau bekerja masih mempunyai waktu ibu senantiasa membimbing anak, mendampingi dan mendidik anak, saat anak bermain dalam keluarga agar anak dapat mandiri nantinya dan saat anak bermain dengan teman dan ibu tidak memberi hukuman sebayanya. pada anak dengan memukul dan mencubit.

  3. Pola Asuh Pesimif Berdasarkan tabel diatas di

  2. Dukungan Otoriter dapat bahwa ibu tidak bekerja Berdasarkan tabel diatas di adalah

  22 responden (100%) dapat bahwa ibu tidak bekerja dimana mayoritas ibu mempunyai adalah

  22 responden (100%) pola Asuh pesimif yaitu 15 dimana mayoritas ibu mempunyai responden (68,2%) dan ibu bekerja pola Asuh otoriter yaitu

  18 12 responden mayoritas ibu responden (81,8%) dan ibu bekerja mempunyai pola Asuh demokratis 12 responden mayoritas ibu yaitu 10 responden (83,3%). mempunyai pola Asuh otoriter yaitu 10 responden (83,3%). Dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan pola Asuh

  Dapat disimpulkan bahwa demokratis Ibu pekerja dan tidak tidak ada perbedaan pola Asuh bekerja. Dengan P-value = 0,297 otoriter Ibu pekerja dan tidak bekerja. Dengan P-value = 0,649 Yusiana (2012). Populasi dalam penelitian ini adalah semua

  Penelitian Supartini (2013), orang tua dan anak-anak di TK Populasi dalam penelitian ini yaitu

  Dharma Wanita Kelurahan Bangsal seluruh ibu yang bekerja atau ibu Kediri. Menggunakan total yang tidak bekerja yangg memiliki sampling, diperoleh 132 responden yang memenuhi criteria inklusi. Independen variabelnya adalah pola asuh orang tua sedangkan dependen variabelnya adalah tingkat kreativitas anak-anak. Data dikumpulkan dengan mengPgunakan wawancara terstruktur dan kuesioner. Data-data tersebut dianalisa menggunakan uji statistik lambda dengan tingkat kemaknaan ρ = 0.05. Hasilnya menunjukkan kemaknaan ρ = 0,028, yang berarti Ho ditolak, sehingga terdapat hubungan antara tingkat kreativitas anak dan pola suh orang tua di TK Dharma Wanita Kelurahan Bangsal Kediri. Pola asuh orang tua otoritatif mengoptimalkan tingkat kreativitas anak. Selanjutnya penelitian disarankan untuk menganalisa faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkat kreativitas anak yang belum dipelajari di penelitian sekarang ini. Faktor- faktor tersebut adalah usia, pendidikan orang tua, ketersediaan fasilitas dan waktu yang dihabiskan.

  Asumsi peneliti bahwa karena anak masih kecil, terkadang ibu memberi kebebasan pada anak walaupun keluarga terus-menurus mengawasi. Ibu tidak merasakan bahwa anak merupakan beban dalam kehidupan, tetapi anugrah. Karena sibuk bekerja dan memberesi rumah, sehingga beberapa ibu mempunyai waktu luang sedikit dengan anaknya.

  KESIMPULAN

  Penelitian telah dilakukan mulai tanggal 12-20 Agustus 2015, dengan jumlah responden yang berpartisipasi dalam penelitian sebanyak 34 orang, dimana penelitian dilakukan untuk mengetahui Perbandingan Pola Asuh Anak Prasekolah Pada Ibu Yang Bekerja Dan Yang Tidak Bekerja Di Blang Pauh Sa kecamatan Julok Kabupaten Aceh Timur Tahun 2015, dimana di dapatkan data

  1. Pola Asuh Demokratis dimana

  mayoritas ibu mempunyai pola Asuh demokratis yaitu 14 responden

  (63,3%) dan ibu bekerja

  12 responden mayoritas ibu mempunyai pola Asuh demokratis yaitu 10 responden (83,3%). Dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan pola Asuh demokratis Ibu pekerja dan tidak bekerja. Dengan P-

  value = 0,211

  2. Pola Asuh Otoriter dimana

  mayoritas ibu mempunyai pola Asuh otoriter yaitu 18 responden (81,8%) dan ibu bekerja 12 responden mayoritas ibu mempunyai pola Asuh otoriter yaitu 10 responden (83,3%).Dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan pola Asuh otoriter Ibu pekerja dan tidak bekerja. Dengan P-value = 0,649

  3. Pola Asuh Pesimif dimana mayoritas ibu mempunyai pola Asuh pesimif yaitu 15 responden (68,2%) dan ibu bekerja

  12 responden mayoritas ibu mempunyai pola Asuh demokratis yaitu 10 responden (83,3%). Dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan pola Asuh demokratis Ibu pekerja dan tidak bekerja. Dengan

  P-value = 0,297 SARAN

  4. Bagi Responden Hendaknya para ibu yang mempunyai anak usia prasekolah dalam masa-masa awal perkembangan sosialnya untuk aktif Djawahir. (2009). Data monografi. Desa mengikuti rutinitas anak baik dalam Guntur, kecamatan Bener, kabupaten keluarga maupun dengan teman Purworejo keadaan semester II. sebaya Gaib, P. A. (2011). Happy Working Mom

  5. Bagi Institusi Pendidikan Kiat-kiat Praktis Merawat Penelitian ini dapat bermanfaat danMengasuh Anak untuk Ibu sebagai sarana untuk menerapkan Bekerja . Jakarta: PT. Gramedia teori dan ilmu yang telah diperoleh Pustaka Utama. di tempat kuliah terutama tentang Gunarsa, S.

  D. (2000). Psikologi kegiatan posyandu dan dapat Perkembangan Anak dan Remaja . Jakarta: menjadi bahan informasi untuk PT. dijadikan referensi bagi Tbk Gunung Mulia. pengembangan ilmu pengetahuan Hurlock, E.

  B. (1991). Psikologi dan pemberian konseling kepada Perkembangan : Suatu Pendekatan keluarga dan masyarakat sepanjang rentang kehidupan .

  6. Bagi Peneliti Selanjutnya Penerjemah Istiwidayanti dkk.

  Hendaknya dilakukan penelitian Jakarta: Erlangga. yang lebih lanjut dengan variabel Kiong, M. (2010). Siapa Bilang Ibu Bekerja yang lebih banyak dengan analisis Tidak Bisa Mendidik Anak dengan multivariat, dan dengan cakupan Baik?. Jakarta: Progressio tempat penelitian yang lebih luas Publishing

  7. Bagi Peneliti. Notoatmodjo, S. (2003). Metode Penelitian Penelitian ini dapat bermanfaat Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. sebagai sarana untuk menerapkan Papalia, Diane, E.Dkk. 2008. Human teori dan ilmu yang telah diperoleh Development (Psikologi Perkembangan)

  Edisi 9 . Jakarta: Kencana Prenada

  di tempat kuliah terutama tentang

  Media Group

  pola Asuh Anak Prasekolah Pujosuwarno, S. (1994). Perkembangan

  Anak . Jakarta: Erlangga, Gelora Aksa Pratama.

DAFTAR PUSTAKA

  Soetjiningsih, (2002). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC. Alimul, (2003). Konsep dan Penerapan

  Yusuf, S. (2011). Psikologi Perkembangan Metodologi Penelitian, Jakarta :

  Anak dan Remaja . Bandung: PT

  Salemba Medika Remaja Rosda Karya. Arikunto, Suharsimi (1998), Prosedur

  Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, PT. Rineka Cipta, Jakarta Brooks, J. (2011). The Process of Parenting.

  Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan

  Islam , (Yogyakarta:Pustaka pelajar

  offset, 1996), Cet. I, Desmita. (2007). Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.