TOKSISITAS SUBKRONIS TIMBAL (Pb) DALAM LIMBAH PADAT IPAL INDUSTRI KERTAS TERHADAP KARAKTERISTIK DARAH TIKUS Rattus

TOKSISITAS SUBKRONIS TIMBAL (Pb) DALAM LIMBAH PADAT IPAL INDUSTRI KERTAS TERHADAP KARAKTERISTIK DARAH TIKUS Rattus norvegicus

Rina S. Soetopo*; Ahmad Ridwan**; Suripto** * Peneliti kelompok lingkungan Balai Besar Pulp dan Kertas; ** Dosen pengajar di Departemen biologi ITB

SUBCHRONIC TOXICITY OF LEAD (Pb) IN PAPER INDUSTRY SOLID WASTE TO BLOOD CHARACTERISTICS OF RAT Rattus norvegicus

Abstract

The primary environmental problem associated with open dumping solid waste disposal is the leachate potency to contaminates ground and surface waters. Paper industry solid waste using mixture raw material with deinked pulp is contaminated by heavy metals. One of the heavy metals is lead (Pb) which is dominant in waste. The effects of subchronic toxicity of paper solid waste to blood characteristics of rat ( Rattus norvegicus ) have been done. Solid waste extract was administered to each individual rat by gavage through gastrointestinal tract at three different doses (350; 2500 and 5000 mg/kg body weight/day) and also positif control (0,5; 5,0; 50; 500; 5000 µg/kg body weight/day) and negatif control (water) daily during 90 days period.

Results showed that subchronic toxicity effect of lead in 5000 μg/kg body weight/day of paper industry solid waste caused reduction to blood δ-ALA-D activities, hemoglobin concentration and hematocrit value, but it was still in normal ranges.

Key words : solid waste, blood ALA-D activities, blood characteristic, blood lead

Intisari

Masalah lingkungan yang utama dari pembuangan limbah padat industri kertas secara open dumping adalah berpotensi mencemari air permukaan dan air tanah. Beberapa jenis logam berat terdapat dalam limbah padat industri kertas yang menggunakan bahan baku campuran dengan deinked pulp. Salah satu dari logam berat tersebut adalah timbal yang keberadaannya dalam limbah cukup tinggi. Penelitian toksisitas subkronis limbah padat industri kertas terhadap hewan percobaan tikus (Rattus norvegicus) telah dilakukan. Variasi perlakuan percobaan terdiri dari tiga perlakuan dosis ekstrak limbah yaitu 350; 2500 dan 5000 mg/kg berat badan/hari dan 5 dosis timbal nitrat sebagai kontrol positif yaitu 0,5; 5,0; 50; 500; 5000 μg/kg berat badan/hari serta kontrol negatif yang hanya mengandung air pelarut.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh toksisitas subkronis ekstrak limbah sludge IPAL industri kertas dosis 5000 mg/kg bb/hari menyebabkan penurunan aktivitas δ-ALA-D darah dan konsentrasi hemoglobin serta nilai hematokrit, tetapi penurunan tersebut masih dalam batas normal karakteristik darah tikus.

Kata kunci : limbah padat, aktivitas ALA-D darah, karakteristik darah, timbal dalam darah

PENDAHULUAN

tersebut berpotensi terjadi pencemaran air per- mukaan dan air tanah 5) .

Saat ini industri kertas di Indonesia di- Limbah padat IPAL industri kertas yang dalam hadapkan pada masalah penanganan dan pe-

proses produksinya menggunakan proses deinking, ngelolaan limbah padat yang merupakan hasil

umumnya mengandung logam pada konsentrasi yang samping dari Instalasi Pengolahan Air Limbah

cukup tinggi, sehingga berdasarkan Peraturan (IPAL). Jumlah limbah padat yang dihasilkan

Pemerintah No. 18 dan perubahannya No. 85 Tahun cukup besar berkisar antara 3 - 4 % dari kapasitas

1999 diklasifikasikan sebagai Bahan Berbahaya dan produksinya 19) . Penanganan dan pengelolaan Beracun (B3) dari sumber yang spesifik. Di dalam

limbah padat IPAL industri kertas umumnya peraturan tersebut dinyatakan bahwa penentuan sifat dibuang secara open dumping dilokasi sekitar

racun untuk identifikasi limbah, dilakukan dengan pabrik. Pembuangan limbah secara open dumping

uji TCLP (Toxicity Characteristic Leaching

BS, Vol. 40, No. 2, Desember 2005 : 63 - 76 Procedure) dan uji toksikologi. Uji TCLP

Tinjauan pustaka

dilakukan untuk menentukan besarnya aliran atau pergerakan kontaminan yang terkandung dalam

Sumber logam berat dalam limbah padat

limbah cair, padat maupun multifase 26) dan uji Industri kertas yang dalam proses produksinya

toksikologi dilakukan untuk mengetahui efek

melibatkan proses deinking dari bahan baku kertas toksik limbah terhadap mahluk hidup . bekas akan menghasilkan limbah padat yang Data analisis TCLP limbah padat IPAL dari 9

mengandung logam berat non esensial seperti timbal, industri kertas yang melakukan proses deinking

kadmium, kromium dan arsen 5). . Keberadaan logam menunjukkan bahwa beberapa pencemar logam

tersebut di dalam limbah padat IPAL, berasal dari non esensial terdapat di dalamnya. Konsentrasi tinta percetakan yang menempel pada kertas bekas logam timbal merupakan yang tertinggi dengan yang digunakan sebagai bahan baku untuk industri nilai maksimum 0,900 ppm, sedangkan kertas. Logam-logam tersebut terikat dalam senyawa konsentrasi maksimum logam non esensial kompleks logam-DTPA, dimana DTPA (Diethylene- lainnya adalah kadmium 0,220 ppm, kromium

triaminepentaacetic Acid) adalah suatu bahan kimia 0,170 ppm dan arsen 0,020 ppm . Logam non yang ditambahkan pada proses deinking. Selain esensial yang dimaksud dalam artikel ini adalah

berasal dari tinta percetakan, logam tersebut dapat logam logam yang tidak diperlukan dalam tubuh

juga berasal dari clay filler dan coatin 22) . Beberapa organisme, sehingga keberadaannya dalam tubuh

jenis logam yang terdapat dalam limbah padat IPAL dapat menyebabkan dampak negatif. industri kertas yang menggunakan proses deinking Senyawa timbal dapat masuk ke dalam tubuh adalah Fe, Ni, Cd, Pb, Cu, Cr, Al, Ba, Co, Hg, Zn manusia dan hewan mamalia melalui saluran

dan Mn .

pencernaan dan saluran pernafasan . Timbal

masuk ke dalam saluran pencernaan bersama

Pengaruh timbal terhadap kehidupan

dengan makanan dan minuman yang di-

konsumsi . Pada sistem peredaran darah, timbal Di alam, timbal tidak dapat terdegradasi, se-

hingga akan terakumulasi dan menjadi bahan pen- hematopoetik . Timbal menghambat beberapa

dapat mengganggu biosintesis heme dalam sistem

cemar yang dapat membahayakan kelangsungan aktivitas enzim yang berperan di dalam

hidup manusia dan mahluk hidup lainnya. Masuknya biosintesis heme. Salah satunya adalah enzim

timbal ke dalam tubuh sangat dipengaruhi oleh delta aminolevulinic acid dehydratase (δ-ALA-D)

banyak faktor, di antaranya adalah jalur masuknya yang merupakan enzim yang paling sensitif

timbal ke dalam tubuh dan sifat kimia timbal . Jalur terhadap timbal . Selain itu gangguan timbal

masuk timbal ke dalam tubuh manusia dan hewan menyebabkan pula rapuhnya sel eritrosit yang

mamalia dapat melalui saluran pernafasan dan berakibat memperpendek umur sel eritrosit serta

saluran pencernaan 24) .

mempengaruhi pembentukan retikulosit. Timbal dapat masuk dalam tubuh melalui Sampai saat ini, pengaruh timbal yang

saluran pencernaan bersama dengan makanan dan terkandung dalam limbah padat IPAL industri

minuman yang dikonsumsi yang kemudian akan kertas terhadap hewan mamalia belum banyak

diabsorbsi di dalam usus halus 15) . Laju absorbsi diteliti. Atas dasar hal tersebut di atas, laporan

dipengaruhi oleh kondisi fisiologi individu yang penelitian ini menjelaskan pengaruh timbal yang

meliputi umur, status nutrisi dan kondisi puasa atau terkandung dalam limbah padat IPAL industri tidak. Absorbsi timbal pada anak-anak lebih tinggi kertas terhadap beberapa aspek fisiologis tikus dari pada orang dewasa. Pada anak umur 2 minggu (Rattus norvegicus) yang meliputi laju sampai 8 tahun sekitar 40-50% timbal yang masuk pertambahan berat badan, konsentrasi timbal

ke dalam tubuh dapat diabsorbsi di usus halus 30) . dalam darah, karakteristik darah yang meliputi jumlah sel darah merah, nilai hematokrit dan

Pada orang dewasa yang tidak dalam kondisi puasa, hanya sekitar 10% timbal yang masuk ke dalam

konsentrasi hemoglobin serta aktivitas enzim δ-

ALA-D darah dalam biosintesis heme. tubuh dapat diabsorbsi di usus halus , tetapi pada

orang dewasa dalam kondisi puasa, sekitar 60-80% timbal yang masuk ke dalam tubuh dapat diabsorbsi

usus halus 15)

Toksisitas Subkronis Timbal (Pb) dalam Limbah Padat IPAL … (Rina S. Soetopo, Ahmad Ridwan, Suripto)

Berdasarkan bentuk senyawanya, sifat kimia timbal pada gugus –SH sebagai sisi aktif dari timbal dapat dibedakan dalam dua bentuk yaitu

molekul enzim δ-ALA-D darah dan membentuk senyawa anorganik dan senyawa organik.

ikatan kovalen dengan atom sulfur 10) . Reaksi ikatan Beberapa senyawa timbal anorganik adalah timbal

enzim δ-ALA-D darah dengan timbal adalah sebagai klorida, timbal asetat, timbal nitrat, timbal sulfida,

berikut :

timbal fosfat dan timbal oksida 1) . Senyawa

timbal anorganik bersifat hidrofil, sehingga sulit + 2 E-SH + Pb E-S-Pb-S-E + 2 H menembus membran sel. Di dalam lambung dan

usus halus, absorbsi timbal anorganik tergantung

BAHAN DAN METODA

pada senyawa kimia nutrisi yang ada di dalamnya

27) . Lain halnya dengan senyawa timbal organik

Bahan

yang umumnya bersifat lipofil, sehingga lebih Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisiologi mudah menembus membran sel dan dapat masuk

Hewan, Departemen Biologi ITB Bandung pada ke dalam sistem peredaran darah. Terdapat

bulan Maret 2004 - Januari 2005. Bahan yang beberapa garam timbal yang dibentuk dengan

digunakan dalam penelitian ini adalah limbah padat asam organik, di antaranya adalah tetraetil-timbal

IPAL yang berasal dari industri kertas. Dalam proses

produksinya, industri kertas tersebut menggunakan organik mempunyai daya toksik yang jauh lebih

(Et 4 Pb) dan tetrametil-timbal (Me 4 Pb). Timbal

bahan baku kertas bekas dan melakukan proses besar dibanding dengan timbal anorganik .

penghilangan tinta (deinking) terhadap bahan baku Timbal yang masuk ke peredaran darah akan

tersebut.

didistribusikan ke seluruh tubuh dan akan Hewan percobaan yang digunakan adalah tikus berikatan dengan reseptor sel dari organ target.

(Rattus norvegicus) jantan galur Wistar berumur 4 Akumulasi timbal dalam tubuh dapat terjadi

minggu dengan berat badan rata-rata 79,88 ± 8,36 g. dalam darah, jaringan organ tubuh dan tulang .

Tikus diperoleh dari Laboratorium Hewan Dari timbal yang dapat diabsorbsi masuk ke

Departemen Biologi ITB Bandung. Jumlah tikus peredaran darah, sekitar 99% terdapat dalam sel

yang digunakan dalam percobaan ini adalah 90 ekor. eritrosit . Akumulasi timbal pada sel eritrosit

Sebelum digunakan sebagai hewan percobaan, tersebut dapat menyebabkan sel menjadi rapuh

semua tikus diadaptasikan selama 7 hari di dalam dan umur sel menjadi lebih singkat serta

ruang percobaan. Suhu ruang percobaan berkisar 22 - berpengaruh pada pembentukan retikulosit. Selain

28 o C dan kelembaban relatif 67 - 84 %. Hewan itu juga mengganggu aktivitas enzim δ-ALA-D

diberi pakan dan air minum secara berlebihan (ad darah dalam sintesis heme 7) . libitum). Pakan yang diberikan berupa pelet CP 551

yang diproduksi oleh PT Charoen Pokphand

Aktivitas δ-ALA-D darah

Indonesia.

Heme disintesis dari glisin dan suksinil

Metoda

koenzim A, dengan piridoksal fosfat sebagai kofaktor (12) . Timbal yang berada dalam darah

Penelitian dilakukan dengan menggunakan dapat mengganggu biosintesis heme. Heme

Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 9 merupakan komponen utama dari hemoglobin

perlakuan yang terdiri atas 3 perlakuan dosis ekstrak yang dibentuk dalam sistem hematopoetik.

limbah dan 5 perlakuan kontrol positif yang Timbal dalam sistem peredaran darah dapat

mengandung timbal dan kontrol negatif yang hanya mengganggu beberapa enzim yang berperan

mengandung pelarut (air). Jumlah tikus pada dalam biosintesis heme dan salah satunya adalah

masing-masing perlakuan adalah 10 ekor. Masing- enzim δ-ALA-D 7; 12) . Enzim δ-ALA-D me-

masing variasi perlakuan tersebut dapat dilihat pada rupakan enzim yang paling sensitif terhadap

Tabel 1.

timbal dan berperan pada tahap awal dari Penentuan 3 variasi perlakuan dosis ekstrak biosintesis heme yaitu mengkatalis dua molekul

limbah dilakukan berdasarkan nilai LD 50 yang Aminolevulinic Acid (ALA) menjadi satu mol

diperoleh dari uji toksisitas akut yaitu 11000 mg/kg porfobilinogen 24) . Keberadaan timbal dalam darah

b.b dan pendekatan dengan menggunakan formula dapat menurunkan aktivitas δ-ALA-D yang akan 6) Forbes . Sedangkan penentuan variasi dosis timbal

menyebabkan terhambatnya

sebagai kontrol positif, berdasarkan pada kisaran porfobilinogen dari substrat ALA 7; 12) .

pembentukan

konsentrasi timbal yang terkandung dalam limbah Mekanisme terhambatnya aktivitas δ-ALA-D

padat IPAL industri kertas yang menggunakan bahan darah oleh timbal dengan cara menempelnya

baku kertas bekas. .

BS, Vol. 40, No. 2, Desember 2005 : 63 - 76

Tabel 1 Variasi perlakuan dosis ekstrak limbah dan kontrol positif

Bahan

Perlakuan Ekstrak limbah

Dosis Pb

A B (µg/kg b.b/hari) Kontrol negatif *

Ekstrak limbah

Pb Nitrat

VII

(kontrol positif)

Ket : b.b: berat badan; A : dosis ( mg/kg b.b/hari ) ; B : kandungan timbal dalam ekstrak (μg )

Pemberian perlakuan dosis limbah dilakukan Data yang berdistribusi normal dan homogen dalam bentuk ekstrak dan perlakuan dosis timbal

dianalisis dengan statistik parametrik ANOVA dan dalam bentuk larutan senyawa timbal nitrat

terhadap data yang tidak berdistribusi normal dan Pb(NO 3 ) 2 . Pembuatan ekstrak limbah dilakukan

atau tidak homogen dianalisis dengan statistik non dengan metoda dingin dengan pelarut air. Seluruh

parametrik Kruskal Wallis. Terhadap hasil analisis dosis perlakuan diberikan dengan jarum gavage

yang menunjukkan adanya perbedaan yang nyata melalui lambung. Pemberian perlakuan dilakukan

(p<0,05), dilanjutkan dengan uji post hoc setiap hari selama 90 hari 18) dan selama comparison dari Tukey pada selang kepercayaan penelitian, tikus diberi pakan pelet komersil dan 25) 95% . Pengolahan data statistik dari seluruh data

air minum secara berlebihan. dilakukan dengan menggunakan software statistik Pengamatan dilakukan terhadap laju

yaitu Statistical Product and Service Solutions pertambahan berat badan setiap 1 minggu sekali;

(SPSS) series 10.0.

perubahan fisiologis tikus yang meliputi analisis darah setiap 2 minggu sekali. Parameter darah

HASIL DAN PEMBAHASAN

yang dianalisis adalah karakteristik darah (konsentrasi hemoglobin, jumlah sel eritrosit dan

Karakteristik limbah dan ekstraknya

nilai hematokrit) dan aktivitas δ-ALA-D darah Limbah dari industri kertas yang melakukan serta kandungan timbal dalam darah. Analisis proses deinking, umumnya lebih banyak

timbal dalam darah dan aktivitas -ALA-D mengandung logam timbal, kadmium, tembaga dan

kromium . Atas dasar hal tersebut, karakterisasi Nakagawa

dilakukan dengan metode tanpa HgCl 2 menurut

. Penentuan karakteristik darah limbah dibatasi hanya pada empat jenis logam dilakukan dengan metode teknologi resistensi tersebut. Karakteristik limbah dan ekstraknya dapat elektronik dan volumetric metering dengan

dilihat pada Tabel 2.

instrumen hematology analyzer Cell dyn 1700 Logam-logam yang terkandung dalam ekstrak yang pelaksanaannya dilakukan di Laboratorium

menunjukkan konsentrasi yang sangat rendah klinik Prodia Bandung

dibandingkan dengan yang terkandung dalam limbahnya. Konsentrasi timbal dalam limbah

Teknik pengolahan data

maupun dalam ekstraknya menunjukkan nilai tertinggi dibandingkan dengan tiga jenis logam

Pengolahan data konsentrasi timbal dalam lainnya. Timbal yang terkandung dalam limbah darah, aktivitas δ-ALA-D darah dan karakteristik

yang dapat larut dalam ekstraknya sangat kecil yaitu darah dilakukan dengan menggunakan analisis

hanya 126 µg/kg atau sekitar 0,07% dari total yang statistik. Pengolahan data diawali dengan uji

terkandung dalam limbah total. Rendahnya normalitas dan uji homogenitas dari masing-

konsentrasi timbal dalam ekstrak dapat disebabkan masing populasi data. Uji normalitas dilakukan

oleh kuatnya ikatan timbal dalam suatu senyawa dengan metode Kolmogorov-Smirnov dan uji

yang sulit larut dalam air. Hal tersebut dapat homogenitas menurut Mauchy .

dijelaskan dengan sifat kelarutan logam dalam air alami.

Toksisitas Subkronis Timbal (Pb) dalam Limbah Padat IPAL … (Rina S. Soetopo, Ahmad Ridwan, Suripto)

Tabel 2 Hasil analisis logam pada limbah dan rendah dibandingkan dengan yang diberi ekstraknya

perlakuan kontrol positif, tetapi pada kedua Nilai rata-rata

kelompok perlakuan tersebut sama-sama Parame

menunjukkan konsentrasi timbal rata-rata dalam ter

Limbah

Ekstrak limbah

total darah yang jauh lebih rendah dibandingkan

mg/kg

µg/l

µg/kg

dengan konsentrasi timbal yang diberikan setiap

hari selama 90 hari. Hal tersebut diketahui dari Pb

ekstrak*

limbah

42 21 persentase timbal yang masuk ke dalam darah Cu

10 5 kelompok tikus yang diberi ekstrak dosis 5000 Cr

72 mg/kg b.b/hari hanya 7,95% - 9,51% dari jumlah kumulatif timbal yang diberikan selama 56 hari dan

Keterangan : * Konsentrasi larutan ekstrak 2 g/ml

90 hari

Dalam penelitian ini terdapat 2 faktor utama Di alam, logam dapat bereaksi dengan ligan

yang menyebabkan rendahnya konsentrasi timbal pengkompleks anorganik yang ada dalam air, baik

dalam darah pada kelompok tikus yang diberi dari sumber alami maupun sumber pencemar.

ekstrak dosis 5000 mg/kg b.b/hari yaitu jalur Ligan pengkompleks anorganik yang dominan

masuknya timbal ke dalam tubuh dan sifat kimia

timbal dalam ekstrak limbah. Perlakuan pemberian Reaksi logam-ligan akan membentuk ion-ion

adalah Cl - , SO

4 , HCO 3 , F , sulfida dan fosfat.

timbal yang dilakukan pada penelitian ini adalah kompleks yang kelarutannya sangat tergantung

melalui saluran pencernaan. Absorbsi timbal melalui pada pH serta kepekatan dan jenis ligannya. Makin

saluran pencernaan, terutama terjadi di dalam usus asam pH dan makin pekat ligannya makin tinggi

halus dengan laju absorbsi sangat dipengaruhi oleh

tingkat kelarutannya 15) . tingkat kelarutannya dalam lemak . Makin tinggi Ikatan senyawa timbal dalam limbah padat

tingkat kelarutan senyawa timbal dalam lemak, IPAL industri kertas sangat dipengaruhi oleh

makin cepat laju absorbsinya melalui membran bahan kimia yang dipakai dalam proses produksi

bilayer fosfolipid pada saluran pencernaan. Timbal dan proses pengolahan air limbahnya.

yang masuk ke dalam tubuh melalui jalur saluran pencernaan hanya 10 % yang dapat diabsorbsi usus 24)

Konsentrasi timbal dalam darah

dan sisanya akan terbuang bersama dengan feses . Sifat kimia timbal yang terikat dalam senyawa

Hubungan antara lamanya pemberian ekstrak anorganik, umumnya bersifat hidrofil dan lebih polar dengan konsentrasi timbal rata-rata dalam darah

dibandingkan dengan timbal yang terikat dalam tikus dapat dilihat pada Gambar 1. Secara umum,

senyawa organik, sehingga senyawa anorganik lebih data menunjukkan bahwa kisaran konsentrasi

sulit larut dalam lemak 12) . Timbal yang terkandung timbal rata-rata dalam darah pada kelompok tikus

dalam limbah, umumnya berasal dari tinta yang yang diberi perlakuan ekstrak jauh lebih rendah menempel pada bahan baku kertas bekas, sehingga dibandingkan dengan kelompok tikus yang diberi diperkirakan timbal tersebut terikat dalam senyawa perlakuan kontrol positif (timbal nitrat). Kisaran anorganik yang bersifat hidrofil yang sulit konsentrasi timbal rata-rata dalam darah tikus menembus membran sel 26) . Di dalam usus halus,

yang diberi perlakuan ekstrak dosis 350 - 5000 tingkat absorbsi timbal anorganik sangat rendah dan mg/kg b.b/hari adalah 0 - 4,58 µg/dl jauh lebih

rendah dibandingkan dengan yang diberi untuk dapat terabsorbsi, tergantung pada senyawa kimia nutrisi yang ada di dalamnya. Beberapa

perlakuan kontrol positif yang mengandung komponen nutrisi yang mengandung natrium sitrat, timbal 50; 500 dan 5000 µg/kg b.b/hari. Konsentrasi timbal rata-rata dalam darah asam askorbat, asam amino, vitamin D, protein,

lemak dan laktosa dapat berikatan dengan timbal dan tikus yang diberi perlakuan kontrol positif

dapat meningkatkan absorbsi timbal masuk ke tersebut berkisar antara 1,49 - 19,80 µg/dl,

peredaran darah (26) . Kandungan protein dan lemak sedangkan dalam darah tikus pada kontrol

dalam pakan yang diberikan pada tikus dalam negatif tidak terdeteksi adanya timbal.

penelitian ini adalah protein 20%, lemak 4,5%. Walaupun konsentrasi timbal rata-rata dalam

Pakan tersebut berupa pelet CP 551 yang diproduksi darah tikus yang diberi perlakuan ekstrak jauh

oleh PT Charoen Pokphand Indonesia. lebih

BS, Vol. 40, No. 2, Desember 2005 : 63 - 76

Perlakuan ekstrak limbah IPK

Perlakuan timbal

0 14 28 42 56 70 84 98 0 14 28 42 56 70 84 98 Kontrol negatif Lama pemberian perlakuan, hari

Lama pemberian perlakuan, hari Kontrol negatif

Pb 0.5 ug/kg bb/hr ekstrak limbah,350 mg/kg bb/hr

ekstrak limbah,2500 mg/kg bb/hr

Pb 50 ug/kg bb/hr ekstrak limbah,5000 mg/kg bb/hr

Pb 5 ug/kg bb/hr

Pb 500 ug/kg bb/hr

Pb 5000 ug/kg bb/hr

Gambar 1. Hubungan lamanya pemberian perlakuan ekstrak dan kontrol positif terhadap konsentrasi timbal dalam darah tikus

Konsentrasi timbal rata-rata dalam darah b.b/hari adalah 0,64 µg (Tabel 1). Oleh karena selang tikus yang diberi perlakuan ekstrak dosis 5000

waktu pemberian perlakuan ekstrak dilakukan setiap mg/kg b.b/hari menunjukkan adanya peningkatan

hari dan lebih kecil dibandingkan dengan waktu sampai 3,41 ± 0,62 µg/dl pada hari ke-56,

paruh timbal dalam darah, maka pada akhir tiap kemudian menurun sampai tidak terdeteksi pada

selang pemberian perlakuan ekstrak dosis 5000 hari ke-70 dan meningkat kembali sampai 4,58 ±

mg/kg b.b/hari kemungkinan masih terdapat 0,39 µg/dl pada hari ke-90. Dari data tersebut

sejumlah timbal dalam tubuh, sehingga terjadi menunjukkan bahwa konsentrasi timbal dalam

peningkatan konsentrasi timbal dalam darah. darah tikus yang diberi perlakuan ekstrak dosis

Walaupun peningkatannya sangat kecil, 5000 mg/kg b.b/hari secara terus menerus selama

konsentrasi timbal dalam darah tikus yang diberi

90 hari sangat rendah dan keberadaannya cende- perlakuan ekstrak dosis 5000 mg/kg b.b/hari mulai rung berfluktuasi. Kecenderungan tersebut

terdeteksi pada hari ke-56 sebesar 3,41 ± 0,62 µg/dl. tampak juga pada pemberian perlakuan kontrol

Karena timbal dalam darah mempunyai waktu paruh, positif yang mengandung timbal 50; 500 dan

maka bersamaan dengan meningkatnya konsentrasi 5000 µg/kg b.b/hari. Kisaran konsentrasi timbal

timbal dalam darah, timbal juga akan tereliminasi. rata-rata dalam darah pada perlakuan kontrol

Kecepatan peningkatan konsentrasi timbal dalam positif tersebut adalah 1,49 -19,80 µg/dl.

darah dipengaruhi oleh sifat kimia timbal. Daya Adanya kecenderungan berfluktuasinya

absorbsi timbal anorganik dalam tubuh sangat lambat konsentrasi timbal rata-rata dalam darah tikus

dan kemungkinan jumlah yang dapat terabsorbsi di yang diberi perlakuan ekstrak dosis 5000 mg/kg

usus halus persatuan waktu tidak konstan, sehingga b.b/hari sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor

keberadaan timbal dalam darah akan menurun yaitu waktu paruh timbal dalam darah, selang

kembali. Terjadinya penurunan konsentrasi timbal waktu pemberian perlakuan dan besarnya dosis

dalam darah tikus yang diberi perlakuan ekstrak yang diberikan. Waktu paruh timbal darah 28 – 36

dosis 5000 mg/kg b.b/hari tampak pada hari ke-70. hari 24) .

Mutschler menyatakan bahwa apabila waktu Pada penelitian ini, selang pemberian

paruh lebih besar dari selang waktu pemberian perlakuan adalah satu hari dan kandungan timbal

perlakuan suatu senyawa, maka pada akhir tiap dalam perlakuan ekstrak dosis 5000 mg/kg

selang pemberian dosis masih terdapat sejumlah

Toksisitas Subkronis Timbal (Pb) dalam Limbah Padat IPAL … (Rina S. Soetopo, Ahmad Ridwan, Suripto)

senyawa tersebut dalam tubuh 16) . Pada pemberian banding berganda Tukey, menunjukkan bahwa laju dosis selanjutnya akan menyebabkan konsentrasi

pertambahan berat badan rata-rata tikus yang diberi senyawa tersebut dalam darah lebih tinggi

perlakuan ekstrak dosis 5000 mg/kg b.b/hari lebih dibandingkan dengan saat pemberian dosis

kecil dan berbeda nyata dengan kontrol negatif sebelumnya. Pada waktu yang bersamaan jumlah

maupun kontrol positifnya. Sampai hari ke 42, laju senyawa yang dieliminasi persatuan waktu juga

pertambahan berat badan rata-rata tikus yang diberi meningkat Hal tersebut akan terjadi terus sampai

perlakuan ekstrak dosis 5000 mg/kg b.b/hari lebih kondisi setimbang atau konsentrasi steady state.

kecil dan berbeda nyata dengan perlakuan kontrol Pada data yang diperoleh pada penelitian ini, efek

negatif. Terjadinya penurunan laju berat badan rata- perlakuan ekstrak terhadap konsentrasi timbal

rata tikus yang diberi perlakuan ekstrak dosis 5000 dalam

mg/kg b.b/hari merupakan salah satu indikasi kecenderungannya secara jelas, karena frekuensi

darah belum

dapat

diketahui

terjadinya stress terhadap tikus tersebut. Menurut terjadinya fluktuasi konsentrasi timbal dalam

Campbell (2000), terjadinya penurunan berat badan darah belum terlalu tampak dan masih sedikit. 3) merupakan indikasi ringan terhadap stress .Di dalam

interval waktu saat mengalami stress, metabolisme

Laju pertambahan berat badan

tubuh cenderung meningkat, yang akan diikuti dengan kebutuhan energi yang meningkat pula, sehingga

Hubungan lamanya pemberian ekstrak dengan

berat badan menurun.

laju pertambahan berat badan rata-rata dapat dilihat Secara fisiologis, reaksi awal tubuh terhadap pada Gambar 2. Secara umum, laju pertambahan stress adalah aktifnya hormon epinefrin yang akan berat badan rata-rata dari minggu ke minggu merangsang sel hati melepaskan glukosa sebagai berikutnya menunjukkan kenaikan, baik pada tikus yang diberi perlakuan ekstrak, perlakuan kontrol 13) energi untuk aktivitas selulernya . Selain itu Lu

positif maupun kontrol negatif. Laju pertambahan (1995) juga menyatakan bahwa menurunnya laju berat badan rata-rata cenderung sama pada semua

pertambahan berat badan rata-rata yang sifatnya perlakuan yang makin menurun sejalan dengan

sementara lebih disebabkan oleh efek biologis yang bertambahnya umur tikus. Laju pertambahan berat 12) bersifat adaptasi daripada bersifat toksik . Atas dasar

badan rata-rata tikus pada kontrol negatif hal tersebut di atas, penurunan laju pertambahan berat menunjukkan lebih tinggi dibandingkan dengan

badan rata-rata tikus yang diberi perlakuan ekstrak perlakuan ekstrak maupun kontrol positif

dosis 5000 mg/kg b.b/hari yang hanya terjadi selama Hasil analisis ANOVA repeated measures

42 hari, dapat diklasifikasikan sebagai efek biologis menunjukkan bahwa efek variasi lama pemberian

yang bersifat adaptasi terhadap ekstrak yang masuk perlakuan ekstrak terhadap laju pertambahan berat

dalam tubuhnya.

badan rata-rata berbeda nyata (p<0,05). Hasil uji

Perlakuan ekstrak limbah

Perlakuan timbal

Lama pemberian perlakuan (hari) Kontrol negatif

Lama pemberian perlakuan(hari)

Pb 0.5 ug/kg bb/hr 2500mg/kg bb/hr

350mg/kg bb/hr

Kontrol negatif

5000mg/kg bb/hr

Pb 5 ug/kg bb/hr

Pb 50 ug/kg bb/hr

Pb 500 ug/kg bb/hr

Pb5000 ug/kg bb/hr

Gambar 2. Hubungan lamanya pemberian perlakuan ekstrak dan kontrol positif terhadap laju pertambahan berat badan rata-rata

BS, Vol. 40, No. 2, Desember 2005 : 63 - 76

Pengaruh lama pemberian ekstrak limbah

darah pada tikus yang diberi ekstrak tidak berbeda nyata dengan tikus yang diberi perlakuan kontrol

1. Terhadap aktivitas δ-ALA-D darah

negatif dan kontrol positif. Walaupun secara statistik tidak berbeda nyata, aktivitas rata-rata δ-ALA-D

Hubungan lamanya pemberian perlakuan darah pada tikus yang diberi ekstrak mengalami ekstrak terhadap aktivitas rata-rata enzim δ-ALA-

penurunan. Makin tinggi dosis ekstrak yang

D darah tikus dapat dilihat pada Gambar 3. diberikan menunjukkan adanya kecenderungan Aktivitas rata-rata δ-ALA-D darah pada semua

makin menurunnya aktivitas rata-rata δ-ALA-D perlakuan, baik yang diberi perlakuan ekstrak

darah.

maupun perlakuan kontrol positif menunjukkan Terjadinya penurunan aktivitas rata-rata δ-ALA- fluktuasi pada kisaran antara 90,05 - 140,40 nmol

D darah yang dialami oleh tikus yang diberi ekstrak, PBG/ml sel eritrosit/jam. Kisaran aktivitas rata-

indikasi adanya rata δ-ALA-D darah per 2 minggu selama 90 hari

kemungkinan

merupakan

kontaminan timbal dalam darah. Kisaran konsentrasi pada tikus yang diberi perlakuan ekstrak dosis 350

timbal rata-rata dalam darah tikus yang diberi sampai 5000 mg/kg b.b/hari adalah 102,29 -

ekstrak dosis 350 - 5000 mg/kg b.b/hari selama 90 125,12 nmol PBG/ml sel eritrosit/jam, pada dosis

hari berkisar antara 0-4,578 µg/dl. Schetinger et al. kontrol positif yang mengandung timbal antara 0,5

(1999), Goulart et al. (2001) dan Klaassen (2001) sampai 5000 µg/kg b.b/hari adalah 90,05 - 133,11

menyatakan bahwa mekanisme terhambatnya nmol PBG/ml sel eritrosit/jam dan pada kontrol

aktivitas enzim δ-ALA-D oleh timbal dengan cara negatif adalah 113,29 –140,40 nmol PBG/ml sel

menempelnya timbal pada gugus –SH sebagai sisi eritrosit/jam.

aktif dari molekul enzim δ-ALA-D darah dan Hasil analisis ANOVA repeated measures

membentuk ikatan kovalen dengan atom sulfur. N menunjukkan bahwa aktivitas rata-rata δ-ALA-D

Perlakuan ekstrak limbah IPK

Perlakuan timbal

0 14 28 42 56 70 84 98 0 14 28 42 56 70 84 98 Lama pemberian perlakuan, hari

Lama pemberian perlakuan, hari Kontrol negatif

Pb 0.5 ug/kg bb/hr Kontrol negatif

ekstrak limbah,350 mg/kg bb/hr

Pb 50 ug/kg bb/hr ekstrak limbah,2500 mg/kg bb/hr

Pb 5 ug/kg bb/hr

Pb 5000 ug/kg bb/hr ekstrak limbah,5000 mg/kg bb/hr

Pb 500 ug/kg bb/hr

Gambar 3. Hubungan lamanya pemberian perlakuan ekstrak dan kontrol positif terhadap aktivitas rata-rata δ-ALA-D darah

Toksisitas Subkronis Timbal (Pb) dalam Limbah Padat IPAL … (Rina S. Soetopo, Ahmad Ridwan, Suripto)

Perlakuan ekstrak limbah IPK

Perlakuan timbal

Lama pemberian perlakuan, hari

Kontrol negatif

Lama pemberian perlakuan,hari

ekstrak limbah,350 mg/kg bb/hr ekstrak limbah,2500 mg/kg bb/hr

Kontrol negatif

Pb 0.5 ug/kg bb/hr

ekstrak limbah,5000 mg/kg bb/hr

Pb 50 ug/kg bb/hr

Pb 5 ug/kg bb/hr

Pb 5000 ug/kg bb/hr Gambar 4. Hubungan lamanya pemberian perlakuan ekstrak dan kontrol positif

Pb 500 ug/kg bb/hr

terhadap konsentrasi hemoglobin rata-rata.

Dengan adanya hambatan timbal terhadap Hasil analisis ANOVA repeated measures aktivitas δ-ALA-D darah akan menyebabkan

menunjukkan bahwa konsentrasi rata-rata porfobilinogen tidak dapat diproduksi dari

hemo-globin pada tikus yang diberi perlakuan substrat ALA, akibatnya adalah konsentrasi ALA

ekstrak tidak berbeda nyata dengan yang diberi dalam urin dan plasma meningkat. Pada manusia,

kontrol negatif. Walaupun secara statistik tidak penghambatan aktivitas enzim δ-ALA-D terjadi

berbeda nyata, konsentrasi hemoglobin rata-rata pada konsentrasi darah 5-50 µg /dl . Menurut pada tikus yang diberi ekstrak, cenderung Lu (1995), penurunan aktivitas rata-rata δ-ALA-

D darah mulai tampak pada konsentrasi timbal menurun, terutama pada pemberian ekstrak dosis

darah 10 µg/dl dan menurut Toro dan Ackermann 5000 mg/kg b.b/hari pada hari ke 90. Terjadinya (1975) pada konsentrasi 10 - 50 µg/dl 12 & 28) .

penurunan konsentrasi hemoglobin rata-rata, kemungkinan merupakan indikasi adanya

2. Karakteristik darah

kontaminan timbal dalam darah yang dapat mengganggu biosintesis heme yang merupakan

a. Konsentrasi hemoglobin

komponen utama dari hemoglobin 14) .

Menurut Goyer et al. (1975) dan Lu (1995),

b. Jumlah sel eritrosit dan nilai hematokrit

keberadaan timbal dalam sistem peredaran darah dapat mengganggu aktivitas δ-ALA-D yang

Hubungan lamanya pemberian perlakuan ekstrak berperan

dan kontrol positif terhadap jumlah sel eritrosit rata- Hubungan lamanya pemberian perlakuan ekstrak

rata dan nilai hematokrit rata-rata dapat dilihat pada terhadap konsentrasi hemoglobin rata-rata dapat

Gambar 5. Pada gambar tersebut tampak bahwa grafik dilihat pada Gambar 4. Pada penelitian ini,

jumlah sel eritrosit rata-rata cenderung sama dengan konsentrasi hemoglobin rata-rata pada kelompok

grafik nilai hematokrit rata-rata. Kecenderungan yang tikus yang diberi perlakuan ekstrak dosis 350 -

sama dari 2 parameter tersebut disebabkan karena 5000 mg/kg b.b/hari selama

hematokrit merupakan perbandingan jumlah sel

90 hari berkisar antara 14,67 - 17,27 g/dl, pada eritrosit rata-rata terhadap volume darah total, tikus yang diberi perlakuan kontrol positif

sehingga ke-2 parameter tersebut dapat saling berkisar antara 14,73 - 16,87 g/dl. dan kisaran

mempengaruhi. Pada penelitian ini, kisaran jumlah sel pada kontrol negatif 15,60 - 17,20 g/dl.

eritrosit rata-rata pada tikus yang diberi perlakuan ekstrak dosis 350 - 5000 mg/kg b.b/hari adalah 6,58 - 8,32 M/µl, perlakuan dosis kontrol positif yang

BS, Vol. 40, No. 2, Desember 2005 : 63 - 76

mengandung timbal 0,5 - 5000 µg/kg b.b/hari kontrol negatif dan kontrol positif (p<0,05). Kisaran adalah 6,23 - 7,78 M/µl dan kontrol negatif 6,86 -

nilai hematokrit rata-rata pada tikus yang diberi 8,03 M/µl.

perlakuan ekstrak dosis 350 - 5000 mg/kg b.b/hari Hasil analisis multivariete ANOVA repeated

adalah 41,00 - 48,73 %, pada perlakuan kontrol positif measures menunjukkan jumlah sel eritrosit rata-

yang mengandung timbal antara 0,5 - 5000 µg/kg rata pada tikus yang diberi ekstrak berbeda nyata

b.b/hari adalah 38,60 – 46,80 % dan kontrol negatif dengan tikus yang diberi perlakuan kontrol negatif

43,93 - 48,00% . Terjadinya penurunan jumlah sel dan kontrol positif (p<0,05). Jumlah sel eritrosit

eritrosit rata-rata dan nilai hematokrit rata-rata dalam rata-rata pada tikus yang diberi ekstrak mengalami

darah yang dialami oleh tikus yang diberi ekstrak, penurunan. Makin tinggi dosis ekstrak yang

kemungkinan merupakan indikasi adanya kontaminan diberikan menunjukkan jumlah sel eritrosit rata-

timbal dalam darah. Mugahi dan Heidari (2003) rata yang cenderung menurun.

menyatakan bahwa 99% timbal dalam darah terdapat Sejalan dengan menurunnya jumlah sel

dalam sel eritrosit dan sisanya 1% berada dalam eritrosit rata-rata, nilai hematokrit rata-rata per

plasma. Tingginya konsentrasi timbal rata-rata dalam satuan waktu juga menunjukkan penurunan. Hasil

darah, dapat menyebabkan sel eritrosit rapuh dan analisis multivariete ANOVA repeated measures

mudah pecah dan juga dapat menyebabkan menunjukkan bahwa nilai hematokrit rata-rata

terganggunya proses eritropoiesis dalam sumsum darah tikus yang diberi ekstrak berbeda nyata

tulang (Marcus & Schwartz, 1987). dengan kelompok tikus yang diberi perlakuan

Perlakuan ekstrak limbah IPK

Perlakuan timbal

krit to

Lama pemberian perlakuan,hari Lama pemberian perlakuan, hari

Pb 0.5 ug/kg bb/hr Kontrol negatif

Kontrol negatif

Pb 50 ug/kg bb/hr ekstrak limbah,2500 mg/kg bb/hr

ekstrak limbah,350 mg/kg bb/hr

Pb 5 ug/kg bb/hr

ekstrak limbah,5000 mg/kg bb/hr

Pb 500 ug/kg bb/hr

Pb 5000 ug/kg bb/hr

Gambar 5. Hubungan lamanya pemberian perlakuan ekstrak dan kontrol positif

terhadap jumlah sel eritrosit rata-rata dan nilai hematokrit rata-rata

Toksisitas Subkronis Timbal (Pb) dalam Limbah Padat IPAL … (Rina S. Soetopo, Ahmad Ridwan, Suripto)

Menurut Rober (2000), konsentrasi timbal lebih rendah dan berbeda nyata terhadap perlakuan rata-rata dalam darah 50 – 80 μg/dl menyebabkan

kontrol negatif (p<0,05). Pada Tabel 3 menunjukkan jumlah sel eritrosit rata-rata berkurang dan

bahwa makin tinggi konsentrasi timbal dalam darah mempengaruhi pembentukan retikulosit dan

makin rendah konsentrasi hemoglobin rata-rata, tetapi menurut Ruslijanto (1984) kadar timbal darah

kecenderungan tersebut hanya terjadi pada tikus yang lebih besar dari 40 μg/dl dapat menyebabkan nilai

diberi perlakuan ekstrak. Lain halnya dengan tikus hemoglobin lebih kecil dari 13 g/dl. Pada

yang diberi perlakuan kontrol positif, kecenderungan penelitian ini, konsentrasi timbal rata-rata dalam

tersebut tidak terjadi. Adanya perbedaan efek timbal darah masih jauh di bawah 40 μg/dl.

dalam darah terhadap konsentrasi hemoglobin pada kelompok tikus yang diberi perlakuan ekstrak dengan

Pengaruh toksisitas subkronis ekstrak ter-

yang diberi perlakuan kontrol positif, memperkuat

hadap karakteristik darah dan aktivitas ALA-D

pernyataan yang telah disebutkan di atas yaitu bahwa efek yang terjadi pada tikus yang diberi ekstrak bukan

Pengaruh toksisitas subkronis perlakuan hanya disebabkan oleh kandungan timbal yang ekstrak dan kontrol positif terhadap aktivitas rata-

terkandung di dalamnya, tetapi juga oleh komponen rata δ-ALA-D darah dan karakteristik darah tikus

pencemar lain yang terkandung dalam limbah. dapat dilihat pada Tabel 3. Hasil analisis ANOVA

Sejalan dengan menurunnya konsentrasi hemo- menunjukkan bahwa aktivitas rata-rata δ-ALA-D

globin pada kelompok tikus yang diberi ekstrak 5000 pada tikus yang diberi perlakuan ekstrak dosis

mg/kg b.b/hari, terjadi pula penurunan nilai 2500 dan 5000 mg/kg b.b/hari lebih rendah dan

hematokrit. Hasil analisis ANOVA menunjukkan berbeda nyata terhadap perlakuan kontrol negatif

bahwa nilai hematokrit rata-rata pada tikus yang (p<0,05). Konsentrasi timbal dalam darah tikus

diberi perlakuan ekstrak dosis 5000 mg/kg b.b/hari yang diberi perlakuan ekstrak dosis 2500 dan 5000

lebih rendah dan berbeda nyata terhadap perlakuan mg/kg b.b/hari masing-masing adalah 3,78 dan

kontrol negatif (p<0,05). Telah diketahui bahwa nilai 4,24 μg/dl. Kisaran konsentrasi timbal tersebut

hematokrit menunjukkan perbandingan antara jumlah tidak berbeda nyata dengan konsentrasi timbal ( 16) sel eritrosit rata-rata terhadap volume darah total .

dalam darah pada tikus yang diberi perlakuan Namun dalam penelitian ini, jumlah sel eritrosit rata- kontrol positif yang mengandung timbal 0,5 dan 5

rata pada tikus yang diberi perlakuan ekstrak limbah μg, tetapi efek yang terjadi terhadap aktivitas δ-

5000 mg/kg b.b/hari tidak menunjukkan perbedaan ALA-D darah adalah berbeda. Perlakuan ekstrak

yang nyata.

dosis 2500 dan 5000 mg/kg b.b/hari serta Adanya perbedaan pengaruh perlakuan ekstrak perlakuan kontrol positif yang mengandung timbal

dosis 5000 mg/kg b.b/hari terhadap masing-masing 500 μg dan 5000 μg memberikan efek yang tidak

parameter karakteristik darah (konsentrasi hemo- berbeda nyata terhadap penurunan aktivitas δ-

globin dan nilai hematokrit menurun dan berbeda ALA-D.

nyata, tetapi jumlah sel eritrosit tidak berbeda nyata), Adanya perbedaan efek perlakuan ekstrak

hal tersebut kemungkinan hanya disebabkan oleh dosis 2500 dan 5000 mg/kg b.b/hari dengan

sensitivitas yang berbeda, karena kisaran nilai dari perlakuan kontrol positif yang mengandung timbal

masing-masing parameter tersebut masih dalam 0,5 dan 5 μg terhadap aktivitas δ-ALA-D,

kisaran nilai normal darah tikus (Tabel .3). Kisaran kemungkinan disebabkan oleh timbal dan

normal konsentrasi hemoglobin, nilai hematokrit dan komponen pencemar lainnya yang terkandung

jumlah sel eritrosit dalam darah tikus adalah berturut- dalam limbah yang juga memberi kontribusi sifat

turut 14 - 20 g/dl; 36 - 48 % dan 7,2 - 9,6 M/μl (31) . toksik. Menurunya aktivitas ALAD darah pada

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan kelompok tikus yang diberi perlakuan ekstrak

bahwa pemberian perlakuan ekstrak dosis 2500 dan dosis 2500 dan 5000 mg/kg b.b/hari

5000 mg/kg b.b/hari menyebabkan penurunan mempengaruhi biosintesis heme yang akan

aktivitas δ-ALA-D, sedangkan pengaruhnya terhadap mengakibatkan terhambatnya proses pembentukan

karakte-ristik darah menyebabkan penurunan hemoglobin. Namun pengaruh yang tampak

konsentrasi hemoglobin dan nilai hematokrit darah terhadap pembentukan hemoglobin, hanya pada

yang masih dalam kisaran normal. Hal tersebut dapat kelompok tikus yang diberi perlakuan ekstrak 5000

dijelaskan bahwa perlakuan ekstrak dosis 2500 dan mg/kg b.b/hari.

5000 mg/kg b.b/hari menyebabkan terjadinya Hasil analisis ANOVA menunjukkan bahwa

penurunan aktivitas δ-ALA-D darah yang konsentrasi hemoglobin rata-rata pada tikus yang

berpengaruh terhadap biosintesa hemoglobin, diberi perlakuan ekstrak dosis 5000 mg/kg b.b/hari

sehingga menyebabkan penurunan konsentrasi

BS, Vol. 40, No. 2, Desember 2005 : 63 - 76

Tabel 3. Pengaruh toksisitas subkronis perlakuan ekstrak dan kontrol positifnya

terhadap aktivitas δ-ALA-D darah dan karakteristik darah tikus

Konsentrasi

Aktivitas

Karakteristik darah

erithrosit Hematokrit Perlakuan

Pb-darah

Dosis

δ-ALA-D Hemoglobin

% Kontrol

µg/dl

16,46 ± 0,99 7,39 ± 0,45 45,06 ± 2,04 (mg/kg b.b/hari) 2500 3,78 ± 0,16

16,30 ± 0,10 7,36 ± 0,61 42,67 ± 0,09 (µg/kg b.b/hari) 5,0 4,46 ± 0,22

Keterangan : - nilai rata-rata ± S.D (n=10), - nilai yang diikuti tanda* menunjukkan berbeda nyata terhadap kontrol (p<0,05) (1) : satuan nmol PBG/ml darah /jam

hemoglobin dalam darah. Penurunan konsentrasi

KESIMPULAN

hemoglobin dalam darah tersebut masih dalam kisaran normal, yang artinya tidak mengganggu

1. Timbal yang terkandung dalam limbah sludge konsentrasi oksigen yang didistribusikan ke

yang dapat larut air dalam ekstraknya sangat seluruh tubuh, sehingga proses metabolisme

kecil yaitu hanya 126 µg/kg dari 175,2 mg/kg aerobik dalam mitokondria sel tidak terganggu.

atau sekitar 0,07% dari total yang terkandung Dengan

dalam limbah sludge total. konsentrasi oksigen ke dalam tubuh, maka proses

2. Hasil penelitian pengaruh pemberian pembentukan sel eritrositpun akan terjadi sesuai

dengan jumlah sel eritrosit yang hancur karena perlakuan ekstrak limbah sampai dosis 5000 mg/kg b.b/hari secara terus menerus selama

masa aktifnya yang terbatas yaitu sekitar 120 hari.

90 hari adalah sebagai berikut : Telah diketahui bahwa produksi sel eritrosit

dikontrol oleh mekanisme umpan balik negatif - Konsentrasi timbal dalam darah tikus yang sensitif terhadap jumlah oksigen dalam

sangat rendah dan keberadaannya cen- jaringan melalui darah . Nilai hematokrit masih

derung berfluktuasi pada kisaran kon- dalam kisaran normal, artinya jumlah retikulosit

sentrasi yang jauh lebih rendah daripada yang berada dalam peredaran darah tidak

kontrol positifnya.

berpengaruh nyata terhadap jumlah sel eritrosit

yang ada pada sistem peredaran darah, sehingga - Terjadi penurunan laju pertambahan tidak berpengaruh dalam suplai oksigen dan

berat badan sampai hari ke 42 yang lebih metabolisme aerobik sel .

disebabkan oleh efek biologis yang Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa

bersifat adaptasi.

konsentrasi timbal dalam darah tikus yang diberi perlakuan ekstrak dosis 2500 dan 5000 mg/kg

- Konsentrasi timbal dalam ekstrak b.b/hari masing-masing adalah 3,78 dan 4,24

limbah sludge menyebabkan penurunan μg/dl. Nilai tersebut masih jauh dibawah 40

aktivitas δ-ALA-D darah dan μg/dl. Menurut Ruslijanto (1984) kadar timbal

konsentrasi hemoglobin serta nilai dalam darah lebih besar dari 40 μg/dl dapat

hematokrit darah, tetapi penurunan menyebabkan nilai hemoglobin lebih kecil dari 13

tersebut masih dalam batas normal g/dl dan menurut Rober (2000), konsentrasi

karakteristik darah tikus. timbal dalam darah 50 - 80 μg/dl menyebabkan

jumlah sel eritrosit berkurang dan mempengaruhi pembentukan retikulosit.

Toksisitas Subkronis Timbal (Pb) dalam Limbah Padat IPAL … (Rina S. Soetopo, Ahmad Ridwan, Suripto)

SARAN

10. Kelada, S., Shelton, E., Kaufmann, R.B. & Khoury, J.K. 2001. δ-Aminolevulinic Acid

Penentuan toksisitas subkronis limbah IPAL Dehydratase genotype and lead toxicity. industri kertas, sangat kompleks dan memerlukan

American Journal of Epidemiology. 154 (1): 1- waktu yang sangat lama serta memerlukan biaya

yang tidak sedikit. Untuk mengetahui sifat

11. Klassen, C.D. 2001. Toxicology The Basic subkronis suatu limbah, sebaiknya diawali dengan th Science of Poisons. 6

ed. The McGraw-Hill penelurusan sumber kontaminan logam di dalam

Companies. USA. 827-833. limbah, kemudian terhadap sumbernya tersebut

12. Lu, F.C. 1995. Basic Toxicology, Fundamentals, dilakukan penentuan sifat kelarutannya dalam air

target organs and Risk assesment. Hemisphere (hidrofil) dan dalam lemak (lipofil). Bila

publishing corporation. 346-370. kecenderungannya lebih bersifat hidrofil, tidak

13. Martini, F.H. 1998. Fundamentals of Anatomy perlu dilakukan uji toksisitas subkronis. Tetapi

and Physiology. Fouth Edition. Prentice Hall, bila lebih bersifat lipofil, maka dilakukan uji

Inc. New Jersey. 647-650.

subkronis dengan pengamatan lebih difokuskan

14. Mugahi, M.N. & Heidari, Z. 2003. Effects of pada kandungan logam dalam darah, yang

Chronic Lead Acetate Intoxication on Blood kemudian dihubungkan dengan waktu paruhnya

Indices of Male Adult Rat. DARU. 11(4): 147- dalam darah untuk mengetahui ada tidaknya

akumulasi logam.

15. Mushak, P. 1991. Gastro-intestinal Absorption of Lead in Children and Adults. Overview of

DAFTAR PUSTAKA

Biological and Biophysico-chemical Aspects. Chemical Speciation and Bioavailability 3: 87-

1. Agency for Toxic and Disease Registry

(ATSDR). 1999. Toxicology Profile for Lead.

16. Mutschler, E. 1999. Dinamika obat. Public Health Service, U.S. Department of

Farmakologi dan Toksikologi (terjemahan). health and Human Service. Atlanta.

Edisi ke 5. Penerbit ITB. Bandung. 700-740.

2. Campbell, N.A., Reece, J.B. & Mitchell, L.G.

17. Nakagawa, H., Sato, T & Kubo, H. 1995. 1999. Biology. Fifth edition. Benjamin

Method Not Requiring Mercuric Chloride for Ocummings. San Francisco.

Determination of Activity of δ-Aminolevulinic

3. Campbell, N.A., Mitchell, L.G. & Reece, J.B. Acid Dehydratase in Blood of Carp Cyprinus 2000. Biology Concepts and Connections.

carpio. Fish.Sci. 61(1): 97-99. Addison Wesley Longman, Inc. San

18. Organization for Economic Cooperation and Francisco.

Development (OECD) TG-408. 1998. Sub

4. Connell, D.W. & Miller, G.J. 1995. Chemistry Chronic Oral Toxicity Test-Repeated Dose and Ecotoxicology of Pollutan. Willey

90-day Toxicity Study in Rodents. Interscience Publication. 342-386.

19. Purwati, S. Rina. S. Soetopo. 2001. Kajian

5. Ferguson, K. 1991. Environmental Solution Karakteristik Lumpur IPAL-IPK berkaitan for the Pulp and Paper Industry. Miller

Dengan Peraturan Pengelolaan Limbah B-3. Freeman. San Fransisco. 171-176.

Prosiding Seminar Teknologi Selulosa. Balai

6. Forbes, V.E. & Forbes, T.L. 1994. Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Ecotoxicology in Theory and Practice.

Selulosa. Bandung. 85-95. Chapman & hall. London. 110-112.

20. Rober, D.R. 2000. Toxicology of Heavy Metals.

7. Goyer, R.A., Kuhn, C. & Davis, G.L. 1975. Departemen of Chemical Pathology. The Environmental Pathology. Academic Press.

Chinese university of Hongkong. New York. 23-29.

21. Robinowitz, M.B. & Wettherill, G.W., &

8. Grandjean, P. 1984. Biological Effects of Kopple, J.D. 1976. Kinetic Analysis of Lead Organolead Compounds. Florida CRC Press.

Metabolisme in Healthy Human. J.Lab.Clin 98-100.

Inves. 58. 265-270

9. Hodson, P.V., Blunt, B.R., Spry, D.J. &

22. Richardson et al., 1992, The environmental Austen, K.1977. Evaluation of Erythrocyte δ -