Slide teori kekuasaan kewenangan 2016 ta (2)

Teori
Kekuasaan dan
Kewenangan
Tatap Muka #2

PEMBAGIAN
KEKUASAAN
Oleh: Ahmad Mustanir

SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU
POLITIK MUHAMMADIYAH RAPPANG
SIDRAP - 2016

PEMBAGIAN KEKUASAAN
Pembagian kekuasaan terdiri dari dua kata, yaitu
”pembagian” dan “kekuasaan”.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
pembagian
memiliki
pengertian
proses

menceraikan menjadi beberapa bagian atau
memecahkan (sesuatu) lalu memberikannya
kepada pihak lain.
Adapun kekuasaan adalah wewenang atas sesuatu
atau untuk menentukan (memerintah, mewakili,
mengurus dan sebagainya) sesuatu.

..................................Pembagian Kekuasaan
Secara harfiah pembagian kekuasaan adalah
proses menceraikan wewenang yang dimiliki oleh
negara untuk (memerintah, mewakili, mengurus
dan sebagainya) menjadi beberapa bagian
(legislatif, eksekutif dan yudikatif) untuk diberikan
kepada beberapa lembaga negara untuk
menghindari pemusatan kekuasaan (wewenang)
pada satu pihak atau lembaga

..................................Pembagian Kekuasaan
Para ahli pemerintahan mencoba mengusulkan pendapat
untuk membagi ataupun memisahkan kekuasaan,

walaupun pada prinsipnya tidak pernah secara keseluruhan
diikuti oleh para birokrat. Penggolongan itu adalah :
1) Eka Praja adalah apabila kekuasaan dipegang oleh suatu
badan. Bentuk ini sudah tentu diktator (autokrasi)
karena tidak ada balance (perimbangan) dalam era
pemerintahannya. Dalam golongan ini bisa muncul suatu
kerajaan absolut atau pemerintahan facisme.
2) Dwi Praja adalah apabila kekuasaan dipegang oleh dua
badan. Bentuk ini oleh Frank J. Goodnow dikategorikan
sebagai lembaga administratif (unsur penyelenggara
pemerintahan) dan lembaga politik (unsur pengatur
undang-undang)

..................................Pembagian Kekuasaan
3) Tri Praja adalah apabila kekuasaan dipegang oleh
tiga badan. Bentuk ini banyak diusulkan oleh para
pakar yang menginginkan demokrasi murni, yaitu
dengan pemisahan atas lembaga eksekutif,
legislatif dan yudikatif. Tokohnya Montesquieu dan
John Locke, serta yang agak identik Gabriel Almond.

4) Catur Praja adalah apabila kekuasaan dipegang
oleh empat badan. Bentuk ini baik apabila benarbenar dijalankan dengan konsekuen, bila tidak akan
tampak kemubaziran. Van Vollen Hoven pernah
mengkategorikan bentuk ini menjadi regeling,
bestuur, politie dan rechtsspraak

..................................Pembagian Kekuasaan
5) Panca Praja adalah apabila kekuasaan
dipegang oleh lima badan. Bentuk ini
sekarang dianut oleh Indonesia karena
walaupun dalam hubungan tampak enam
badan yaitu konsultatif, eksekutif, yudikatif,
legislatif, inspektif, federatif, namun dalam
kenyataannya konsultatif (MPR) anggotaanggotanya terdiri dari anggota legislatif
bahkan ketuanya sampai saat ini dipegang
oleh satu orang

SUPRA STRUKTUR DALAM TEORI
PEMBAGIAN KEKUASAAN
Pembagian kekuasaan dipandang dari pendekatan strukturalfungsional Gabriel A. Almond, yaitu:

1) Kekuasaan yang ditujukan kepada negara identik dengan
infrastruktur politik
2) Kekuasaan yang ada di dalam negara sama dengan
suprastruktur politik
Istilah Supra struktur politik berasal dari gabungan kata supra
artinya atas, struktur artinya bangunan atau tata hubungan, dan
politik artinya kekuasaan. Jadi suprastruktur politik merupakan
bangunan atau tata hubungan kekuasaan yang dipandang
sebagai pembagian kekuasaan secara horizontal fungsional yang
ada dalam negara yang bersangkutan, yaitu merupakan mesin
politik resmi, atau mesin politik formal, yaitu bidang kekuasaan
negara atau pemerintahan yang terdiri dari kekuasaan legislatif,
eksekutif dan yudikatif

.................Supra Struktur Dalam Teori Pembagian Kekuasaan

.................Supra Struktur Dalam Teori Pembagian Kekuasaan

Pembagian kekuasaan PERTAMA kali bersumberkan pada
pendapat John Locke dalam bukunya Two Treaties of

Government yang terbit tahun 1690, yang mengusulkan
kekuasaan di dalam negara itu dibagi dalam organ-organ
negara yang mempunyai fungsi yang berbeda.
Menurutnya agar pemerintah tidak sewenang-wenang,
maka harus ada pembedaan pemegang kekuasaan ke
dalam tiga macam kekuasaan, yaitu:
1) Kekuasaan legislatif (membuat undang-undang)
2) Kekuasaan eksekutif (melaksanakan undang-undang)
3) Kekuasaan federatif (melakukan hubungan diplomatik
dengan negara-negara lain)
Pendapat John Locke inilah yang mendasari muncul teori
pembagian kekuasaan sebagai gagasan awal untuk
menghindari adanya pemusatan kekuasaan (absolut)

.................Supra Struktur Dalam Teori Pembagian Kekuasaan

KEDUA
bersumberkan
pada
pendapat

Montesquieu yang teorinya disebut Trias Politica.
Dalam bukunya L’esprit des Lois 1748. Menurutnya
untuk tegaknya negara demokrasi perlu diadakan
pemisahan kekuasaan negara ke dalam tiga organ,
yaitu :
1) Kekuasaan legislatif (membuat undangundang)
2) Kekuasaan eksekutif (melaksanakan undangundang)
3) Kekuasaan yudikatif (mengadili bila terjadi
pelanggaran atas undang-undang)

.................Supra Struktur Dalam Teori Pembagian Kekuasaan

Perbedaan konsep John Locke dan Montesquieu :
1) Menurut John Locke kekuasaan eksekutif merupakan
kekuasaan yang mencakup kekuasaan yudikatif
karena mengadili itu berarti melaksanakan undangundang, sedangkan kekuasaan federatif (hubungan
luar negeri) merupakan kekuasaan yang berdiri
sendiri.
2) Menurut
Montesquieu

kekuasaan
eksekutif
mencakup kekuasaan federatif karena melakukan
hubungan luar negeri itu termasuk kekuasaan
eksekutif, sedangkan kekuasaan yudikatif harus
merupakan kekuasaan yang berdiri sendiri dan
terpisah dari eksekutif. Kenyataan sejarah bahwa cara
pembagian
kekuasaan
yang
dikemukakan
Montesquieu yang lebih diterima.

.................Supra Struktur Dalam Teori Pembagian Kekuasaan

Dalam teori pembagian kekuasaan menurut John
Locke atau Montesquieu, ternyata ada dua aspek
penafsiran, yaitu pertama yang disebut “Separation of
Power” dan yang kedua “Distribution of Power”.
Konsep Separation of Power diartikan sebagai

pemisahan secara tegas fungsi legisltif, eksekutif dan
yudikatif. Oleh karena lembaga politik tersebut
menjalankan fungsinya masing-masing maka tidak
terjadi overlapping dalam menjalankan fungsinya.
Ketiga lembaga ini memiliki kekuasaan yang sama
kuat dan tidak ada celah untuk saling mencampuri,
sehingga akan terjadi keseimbangan dalam kekuasaan
“Balance of Power”.

.................Supra Struktur Dalam Teori Pembagian Kekuasaan

Konsep Distribution of Power diartikan sebagai
pembagian kekuasaan, yaitu bahwa masing-masing
lembaga politik mendapat porsi atau bobot tugas
yang sama atau seimbang, atau juga mungkin
pembagian kekuasaan tidak seimbang antara
kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif. Apabila
dalam pembagian kekuasaan cenderung lembaga
legislatif yang lebih besar atau lebih kuat di sebut
legislatif heavy. Sedangkan apabila pembagian

kekuasaan cenderung eksekutif yang lebih besar atau
lebih kuat disebut executive heavy

CP : 0812 4163 143
BBM: 542E137D
FB: Ahmad Mustanir
tweeter:@ahmadmustanir
line id: ahmadmustanir
Path: Ahmad Mustanir
email: ahmadmustanir74@gmail.com
ahmadmustanir74@yahoo.co.id

Terima

kasih