MAKALAH PENDI DIKAN PANCASILA PENGERTIAN

MAKALAH
PENDIDIKAN PANCASILA
“PENGERTIAN MACAM-MACAM IDEOLOGI
DUNIA SECARA FILSAFAT”

DI SUSUN OLEH :

ELIS HOPIPAH
Jurusan Analis Kesehatan
POLTEKKES KEMENKES BANTEN
TAHUN AJARAN 2018/2019

KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan bimbinganya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat dan sebaik mungkin.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi nilai dan tugas di mata
kuliahPendidikan Pancasila yang membahas tentang “Macam-macam Ideologi di
Dunia”
Harapan kami, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang berarti dalam
pengajaran Pendidikan Pancasila.Meskipun demikian, kami menyadari bahwa

susunan dan materi yang terkandung dalam makalah ini masih banyak
kekurangannya.Untuk itu, segala saran dan kritik sangat kami harapkan demi
perbaikan makalah ini.Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Tangerang, 23 agustus 2018

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................i
DAFTAR ISI ..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
A. Latar Belakang ..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................
A. Pengertian Idelogi .....................................................................................2
B. Ideologi-ideologi di Dunia ........................................................................2
1. Kapitalisme ................................................................................................3
2. Marxisme ...................................................................................................3
3. Sosialisme ..................................................................................................3
4. Komunisme ................................................................................................4

5. Anarkisme ..................................................................................................5
6. Fasisme .......................................................................................................6
7. Liberalisme .................................................................................................6
8. Konservatsme..............................................................................................7
9. Individualisme.............................................................................................8
10. Nasionalisme .............................................................................................8
11. Pancasila ....................................................................................................9
BAB III PENUTUP................................................................................................9
A. Kesimpulan .................................................................................................9
B. saran ............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................iii

BAB 1
PENDAHULUN
A. latar belakang masalah
Banyak macam ideologi di dunia ini. Hampir masing-masing negara
mempunyai ideologi tersendiri yang sesuai dengan negaranya.Karena ideologi
merupakan dasar atau ide atau cita-cita negaratersebut untuk semakin
berkembang dan maju. Namun, dengansemakinberkembangnya zaman,
ideologi negara tersebut tidak boleh hilang dan tetap menjadi pedoman dan

tetap tertanam pada setiap warganya.
Ideologi Negara Indonesia adalah Pancasila. Ideologi pancasila ini dijadikan
sebagai pandangan hidup bagi bangsa Indonesia dalam mengembangkan
negara Indonesia dalam berbagai aspek. Dengan ideologi inilah bangsa
Indonesia bisa mencapai kemerdekaan dan bertambah maju baik dari potensi
sumber daya alam maupun sumberdaya manusianya. Namun, dengan seiring
berjalannya waktu, semakin maju zaman, dan semakin maju teknologi seolaholah ideologi pancasila hanya sebagai pelengkap negara agar tampak bahwa
Indonesia merupakan sebuah negara yang merdeka dan mandiri. Banyak
tingkah laku baik kalangan pejabat maupun rakyatnya bertindak tidak sesuai
dengan ideologi pancasila. Ada beberapa faktor mengapa bangsa kita sedikit
melenceng dari ideologi pancasila. Selain berkembangnya ideologi-ideologi
luar atau selain pancasila tetapi juga bangsi Indonesia kurang mengerti
ideologinya bahkan tidak tahu sama sekali. Oleh karena itu penulis membuat
makalah ini dengan judul “Pancasila Sebagai Ideologi Nasional” agar kita
mengenal ideologi kita dan bertindak sesuai dengan ideologi kita.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian ideology?
2. Apa macam – macam ideologi Dunia?
C. Tujuan penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dalam

mata kuliah pendidikan pancasila.

BAB II
PEMBAHASAN
A . Pengertian Ideologi
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri
diciptakan oleh Destus de Tracypada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan
“sains tentang ide“. Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif,
sebagai cara memandang segala sesuatu (bandingkan Weltanschauung), secara
umum (lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis
(lihat Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang
dominan pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan utama dibalik ideologi
adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif.
Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan
ide) yang diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini
menjadi inti politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah
ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit.
(definisi ideologi Marxisme).
Ideologi berasal dari kata idea (Inggris), yang artinya gagasan,
pengertian. Kata kerja Yunani oida = mengetahui, melihat dengan budi. Kata

“logi” yang berasal dari bahasa Yunani logos yang artinya pengetahuan. Jadi
Ideologi mempunyai arti pengetahuan tentang gagasan-gagasan, pengetahuan
tentang ide-ide, science of ideas atau ajaran tentang pengertian-pengertian
dasar. Dalam pengertian sehari-hari menurut Kaelan ‘idea’ disamakan artinya
dengan cita-cita.
B. Ideologi – ideology di Dunia
Pada pembahasan ini dikemukakan tentang beberapa ideologi besar, yaitu
ideology yang mempunyai pengaruh dan dampak yang sangat kuat kepada
masyarakat termasuk para penganutnya. Sebetulnya tidak mutlak pembahasan
ideologi besar, tetapi walaupun demikian pertimbangannya secara eksistensi
dalam kehidupan masyarakat menunjukkan eksis atau tidak eksistennya suatu
ideologi, pembahasan ini pula sebagai ilustrasi atau paparan historis ideologiideologi di dunia.
Ideologi dalam hal inilah tidak dipandang secara abstrak tetapi harus
mampu terukur terhadap kiprah eksistensinya, sehingga tidak heran apabila
Soekarno pernah mengatakan tentang perseteruan ideologi besar dunia. Beliau
mengutif mengemukakan: “Bertrand Russel pernah menulis, bahwa di dalam
sejarah manusia adalah dua dokumen historis yang sampai sekarang menguasai
alam-hati dan alam-fikirannya bagian-bagian besar dari umat manusia, dan
yang bersaingan hebat satu sama lain. Dan dokumen historis itu ialah
‘declaration of independence’ Amerika tulisan Thomas Jafferson, dan ‘Manifes

Komunis’ tulisan Karl Marx.” (Dibawah Bendera Revolusi. 1965. Hal: 329).

Untuk mengenal lebih lenjut tentang ideologi di dunia, berikut akan
dikemukakan beberapa faham di dunia, baik yang masih bertahan membasis di
masyarakat dunia maupun yang hanya tercatat dalam sejarah politik dunia.
1). Kapitalisme
Kapitalisme merupakan sebuah sistem yang mulai terinstitusi di Eropa sekitar
abad ke-16 sampai abad ke-19an, yaitu pada masa perkembangan perbankan
komersial Eropa. Menurut faham kapitalis, individu maupun kelompok dapat
bertindak sebagai suatu badan tertentu yang dapat memiliki maupun melakukan
perdagangan benda milik pribadi, terutama barang modal seperti tanah dan tenaga
manusia, pada sebuah pasar bebas di mana harga ditentukan oleh permintaan dan
penawaran, demi menghasilkan keuntungan di mana statusnya dilindungi oleh
negara melalui hak pemilikan serta tunduk kepada hukum negara atau kepada
pihak yang sudah terikat kontrak yang telah disusun secara jelas kewajibannya
baik eksplisit maupun implisit serta tidak semata-mata tergantung pada kewajiban
dan perlindungan yang diberikan oleh kepenguasaan feodal. Dengan demikian
kapitalisme sangat berkeyakinan meraih keuntungan dengan kekuatan
kepemilikan modalnya dan menghegemoni para pekerja atau konsumen untuk
selalu tunduk dan memberikan keuntungan terhadap para kapitalis. Negara yang

menganut paham kapitalisme adalah Inggris, Belada, Spanyol, Australia, Portugis,
dan Perancis.
2). Marxisme
Marx memandang suatu masyarakat komunis memiliki segala sesuatunya
untuk suatu kehidupan yang produktivitas dasarnya maksimal. Yang utama,
kebutuhan dasar untuk makan, tempat tinggal, dan pakaian akan disediakan oleh
masyarakat. Barang dan jasa akan diproduksi dengan cara tidak menggunakan
semua energi produktif orang-orang atau merusak motivasi mereka untuk menjadi
kreatif. Marx juga menyebutkan kenapa perilaku akan merubah sesuatu, sehingga
orang-orang akan berpartisipasi dengan sukarela dalam suatu sistem: setiap orang
akan bekerja bersama-sama untuk bagian dalam hari kerja sekarang ini. Marx
meyakini bahwa organisasi produksi yang rasional dalam suatu sistem komunis
akan mengatasi penurunan dan akan mengijinkan pemenuhan potensi sosial
orang-orang. Namun, dalam perkembangannya ajaran Marx atau Marxisme telah
menjadi pembenaran untuk sentralisasi kekuasaan negara ditangan penganut
Partai Komunis.
3). Sosialisme
Sosialisme merupakan merupakan reaksi terhadap revolusi industri dan akibatakibatnya. Awal sosialisme yang muncul pada bagian pertama abad ke-19 dikenal
sebagai sosialis utopia. Sosialisme ini lebih didasarkan pada pandangan
kemanusiaan (humanitarian). Paham sosialis berkeyakinan perubahan dapat dan

seyogyanya dilakukan dengan cara-cara damai dan demokratis. Paham sosialis
juga lebih luwes dalam hal perjuangan perbaikan nasib buruh secara bertahap.
Istilah sosialisme mencakup berbagai jenis teori ekonomi dan sosial, mulai dari
teori yang menyerukan pemilikan publik dari monopoli kekayaan alam tertentu
sampai teori sepenuhnya Marxis. Banyak jenis sosialisme yang mempunyai
kesamaan dalam seruan mereka akan kepemilikan dan kontrol bersama, paling
tidak terhadap beberapa alat produksi tertentu. Orang-orang sosialis berpendapat

bahwa keperluan bersama akan terpenuhi dengan baik melalui pembagian kerja
dan pembagian yang adil dari hasil kerja tersebut. Mereka menambahkan gagasan
tentang pembagian ekonomis dalam konsep politis yang sederajat. Mereka yang
kecewa dengan kondisi sosial yang diakibatkan oleh revolusi industri, seperti
dapat ditemukan dalam beberapa tulisan penulis perancis dan inggris abad ke-19
mulai yang mempertanyakan keadilan dan validitas sistem kapitalis. Di Perancis
kembali pada revolusi tahun 1781 dan pada Francois Babeuf (1760-1797) yang
berpendapat bahwa semua orang mempunyai hak yang sama pada kekayaan diatas
bumi ini. Gagasan bahwa persamaan politik tidak mencukupi bahwa paling tidak
harus ada tingkat persamaan ekonomi tertentu menyebar alam pemikiran perancis
ketika dampak teknologi dirasakan di Benua Eropa. Henri Saint Simon (17601825), aristokrat yang bertempur dengan Lafayette di Amerika, menyarankan
bahwa hak waris seharusnya dihapuskan, bahwa setiap orang seharusnya bekerja,

dan bahwa resep bagi distribusi hasil-hasil produksi adalah “dari tiap-tiap orang
menurut kemampuannya, untuk setiap orang menurut kebutuhannya”
Ajaran tentang Ideologi Sosialisme yaitu :
1. Menciptakan masyarakat sosialis yang dicita-citakan dengan kejernihan dan
kejelasan argument, bukan dengan cara-cara kekerasan dan revolusi.
2. Permasalahan seyogyanya diselesaikan dengan cara demokratis.
Adapun tokoh dan pemikir kaum sosialisme, diantaranya: Francois-Noel Babeuf
(1760-1797), seorang inspirator bagi kaum sosialis aliran keras, Saint-Simon,
Robert Owen (1771-1858), Charles Fourier (1772-1837), seorang sosialis yang
paling utopis, dan seorang feminisme radikal, Etienne Cabet (1788-1856), seorang
pengacara, Louis-Auguste Blanqui (1805-1881), seorang revolusioner yang
hendak mencapai sosialisme melalui pemberontakan kaum buruh. Negara yang
menganut Ideologi Sosialisme adalah negara-negara di Eropa Barat seperti Kuba
dan Venezuela.
4). Komunisme
Komunisme adalah salah satu ideologi di dunia, selain kapitalisme dan ideologi
lainnya. Komunisme lahir sebagai reaksi terhadap kapitalisme di abad ke-19, yang
mana mereka itu mementingkan individu pemilik dan mengesampingkan buruh.
Secara umum komunisme sangat membatasi agama pada rakyatnya, dengan
prinsip agama dianggap candu yang membuat orang berangan-angan yang

membatasi rakyatnya dari pemikiran yang rasional dan nyata Komunisme
merupakan faham dari perkembangan pemikiran Marxisme. Dalam pandangan
Marx terdapat beberapa yang menandai transisi dari Kapitalisme menuju
Komunisme yang sebenarnya pencapaian dan konsolidasi supremasi politik oleh
kaum proletariat, sosialisasi alat-alat produksi, dan akhirnya masyarakat Komunis.
Langkah pertama adalah membawa kaum proletariat pada posisi kelas yang
berkuasa dengan merampas kontrol negara. Pemerintahan oleh proletariat harus
menggantikan pemerintahan Borjuis. Paham komunis lahir sebagai bentuk reaksi
atas perkembangan masyarakat kapitalis. Masyarakat kapitalis merupakan hasil
dari suatu ideologi ideologi liberal. Berkembangnya liberalisme sebagai awal
munculnya kapitalisme, mengakibatkan penderitaan rakyat kecil sehingga
komunisme muncul sebagai reaksi atas penindasan terhadap rakyat kecil oleh
kalangan kapitalis yang didukung oleh pemerintah. Memandang bahwa hakikat,

kebebasan dan hak individu itu tidak ada. Ideologi komunisme mendasarkan pada
sebuah keyakinan bahwa manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial saja.
Manusia pada hakikatnya adalah sekumpulan relasi sehingga yang mutlak adalah
komunitas dan bukan individualitas. Dalam kaitannya dengan negara, bahwa
negara dianggap sebagai manifestasi dari manusia sebagai makhluk sosial.
Mengubah masyarakat secara revolusioner (perubahan secara cepat) harus

berakhir dengan kemenangan kaum proletar. Sehingga pada gilirannya
pemerintahan negara harus dipegang oleh orang-orang yang meletakan
kepentingannya pada kelas proletar. Demikian juga dengan hak asasi manusia
dalam negara hanya berpusat pada hak kolektif sehingga hak individual pada
hakikanya tidak ada. Atas dasar pamahaman ini sebenarnya komunisme adalah
anti demokrasi dan hak asasi manusia. Komunisme: manusia pada hakikatnya
adalah hanya sebagai makhluk sosial, manusia pada hakikatnya adalah merupakan
sekumpulan relasi, sehingga yang mutlak adalah komunitas dan bukannya
individualitas, hak milik pribadi tidak ada, karena hal itu akan menimbulkan
kapitalisme. Dengan demikian hak milik individu harus diganti dengan hak milik
kolektif, individualisme diganti dengan sosialisme komunis, suatu kebaikan hanya
pada kepentingan demi keuntungan kelas masyarakat secara keseluruhan dan
negara adalah manifestasi dari manusia sebagai makhluk sosial, mengubah
masyarakat secara revolusioner harus berakhir dengan kemenangan proletar.
Pemerintah negara harus dipegang oleh orang-orang yang meletakan kepentingan
pada kelas proletar. Selain itu negara yang menganut komunisme bersifat atheis
bahkan bersifat antitheis, sehingga melarang dan menekan kehidupan agama.
Adapun ciri pokok pertama ajaran komunisme adalah sifatnya yang ateis, tidak
mengimani Allah. Orang komunis menganggap Tuhan tidak ada, kalau ia berpikir
Tuhan tidak ada. Akan tetapi, kalau ia berpikir Tuhan ada, jadilah Tuhan ada.
Maka, keberadaan Tuhan terserah kepada manusia.
Ciri pokok kedua adalah sifatnya yang kurang menghargai manusia sebagai
individu. Manusia itu seperti mesin. Kalau sudah tua, rusak, jadilah ia rongsokan
tidak berguna seperti rongsokan mesin. Komunisme juga kurang menghargai
individu, terbukti dari ajarannya yang tidak memperbolehkan ia menguasai alatalat produksi.
Negara yang masih menganut komunisme adalah Tiongkok, Vietnam, Korea
Utara, Kuba dan Laos.
5). Anarkisme
Istilah anarkisme berasal dari bahasa Yunani an-archos yang artinya tanpa
pemimpin. Orang-orang anarkis percaya bahwa pengesahan atas penggunaan
pemaksaan oleh negara adalah bukan solusi tetapi masalah dalam masyarakat.
(Hendry J. Schmandt. 2005. hal 76). Sedangkan Anarkis berarti orang yang
mempercayai dan menganut anarki. Sedangkan isme sendiri berarti faham atau
ajarannya Jadi, secara keseluruhan Anarkisme yaitu sesuatu faham yang
mempercayai bahwa segala bentuk negara, pemerintahan, dengan kekuasaannya
adalah lembaga-lembaga yang menumbuh suburkan penindasan terhadap
kehidupan, oleh karena itu negara, pemerintahan, beserta perangkatnya harus
dihilangkan/dihancurkan. Anarkisme adalah sebuah sistem sosialis tanpa
pemerintahan. Anarkis adalah teori politik yang bertujuan untuk menciptakan

masyarakat tanpa hirarkis (baik dalam politik, ekonomi, maupun sosial). Para
anarkis berusaha mempertahankan bahwa anarki, ketiadaan aturan-aturan, adalah
sebuah format yang dapat diterapkan dalam sistem sosial dan dapat menciptakan
kebebasan individu dan kebersamaan sosial. Anarkis melihat bahwa tujuan akhir
dari kebebasan dan kebersamaan sebagai sebuah kerjasama yang saling
membangun antara satu dengan yang lainnya. Orang-orang anarkis memperluas
pemberontakan mereka terhadap dominasi dari bidang teknologi. Orang-orang
anarkis yang modern tidak menolak teknologi, tetapi mereka melihat teknologi
sebagai suatu fenomena yang berbahaya yang harus digunakan dengan hati-hati
pada tingkat pengijinan kontrol individu dan pemeliharaan nilai-nilai
kemanusiaan.
6). Fasisme
Istilah fasisme membangkitkan kenangan tentang Adolf Hitler dan Benito
Mussolini dan gambaran tentang kediktatoran totaliter di negara Jerman, Italia dan
Jepang selama Perang Dunia II. Fasisme merupakan gabungan dari rasisme,
nasionalisme, dan otoritarisme yang berpusat pada suatu keyakinan mistis
terhadap superioritas sekelompok orang tertentu. Definisi ini diilustrasikan
dengan fasisme di negara Jerman dengan doktrinnya tentang superioritas bangsa
Arya dan keyakinan pada prinsip kediktatoran Fuhrer yang absolut, (hal 168).
Orang-orang fasis percaya bahwa setiap orang mempunyai tingkat kemampuan
yang berbeda-beda. Intinya yaitu bahwa setiap orang harus melakukan usaha yang
terbaik untuk setiap tugas yang diberikan oleh negara kepadanya, (hal 171).
Fasisme berusaha menggabungkan suatu seruan terhadap persatuan dengan
otoritarianisme. Dalam impian orang-orang fasis hanya terdapat solidaritas tetapi
tidak terdapat persamaan, Fascis ini merupakan simbol daripada kekuasaan
pejabat pemerintah.
Negara yang menganut paham faiisme adalah Italia, Jerman dan Jerman.
7). Liberalisme
Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas,
dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak
adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Liberalisme
menghendaki adanya, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi pasar yang
mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang relatif bebas, dan suatu sistem
pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap
pemilikan individu. Oleh karena itu paham liberalisme lebih lanjut menjadi dasar
bagi tumbuhnya kapitalisme.
Orang-orang liberal klasik bertindak berdasarkan keyakinan bahwa setiap orang
berbagi kapasitas untuk berpikir dan menuntut atas haknya dalam kebebasan
berekspresi. Setiap orang mampu untuk berpikir dan tidak ada seorangpun yang
lebih cocok untuk mengatur seseorang selain dirinya sendiri.
Ideologi liberal berpangkal pada pemikiran, bahwa manusia pada hakikatnya
adalah makhluk individu yang bebas (liberty). Menurut paham liberalisme,
manusia merupakan pribadi yang utuh dan lengkap dan terlepas dari manusia
lainnya. Manusia sebagai individu mempunyai potensi yang senantiasa berjuang
untuk dirinya sendiri. Dalam pengertian inilah maka dalam hidup masyarakat
bersama akan menyimpan potensi konflik, manusia akan menjadi ancaman bagi

manusia lainnya yang menurut istilah Thomas Hobbes disebut homo homini lupus
(manusia menjadi srigala bagi manusia lainnya). Negara menurut liberalisme
harus tetap menjamin kebebasan individu, dan untuk itu manusia secara bersamasama mengatur negara.
Dalam hal hubungan agama dengan negara menurut liberalisme, negara harus
memberikan kebebasan bagi warganya untuk memeluk agama dan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing, bahkan bebas
untuk tidak bertuhan (atheis) sekalipun. Selain itu, ada pemisahan antara nilainilai agama dengan negara, nilai-nilai agama tidak boleh dicampuradukan dengan
nilai-nilai duniawi atau kenegaraan, keputusan dan ketentuan kenegaraan terutama
peraturan perundang-undangan sangat ditentukan oleh kesepakatan individuindividu sebagai warga negaranya. Ciri-cirinya adalah Manusia pada hakikatnya
adalah makhluk individu yang bebas, manusia merupakan pribadi yang utuh dan
lengkap dan terlepas dari manusia lainnya, manusia sebagai individu memiliki
potensi yang senantiasa berjuang untuk dirinya, negara harus tetap menjamin
kebebasan bagi warganya untuk memeluk dan beribadah sesuai dengan agama dan
keyakinannya dan negara bersifat sekuler, yakni memisahakan urusan beragama
dengan urusan bernegara.
Liberalisme dianut oleh negara-negara di berbagai benua.
Benua amerika: Amerika Serikat, Argentina, Bolivia, Brazil, Cili, Cuba,
Kolombia, Ekuador, Honduras, Kanada, Meksiko, Nikaragua, Panama, Paraguay,
Peru, Uruguay, Venezuela Aruba, Bahamas, Republik Dominika, Greenland,
Grenada, Kosta Rika, Puerto Rico Suriname.
Benua eropa: Albania, Armenia, Austria, Belgia, Bulgaria, Kroasia, Cyprus,
Republik Cekoslovakia, Denmark, Estonia, Finlandia, Perancis, Jerman, Yunani,
Hungaria, Islandia, Italia, Latvia, Lithuania, Luxembourg, Macedonia, Moldova,
Netherlands, Norwegia, Polandia, Portugal, Romania, Rusia, Serbia Montenegro,
Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, Switzerland, Ukraina dan United Kingdom
Belarusia, Bosnia-Herzegovina, Kepulauan Faroe, Georgia, Irlandia dan San
Marino.
Benua Asia: India, Iran, Israel, Jepang, Korea Selatan, Filipina, Taiwan, Thailand,
Turki Myanmar, Kamboja, Hong Kong, Malaysia dan Singapura.
Kepulauan Oceania: Australia dan Selandia Baru.
Benua Afrika: Mesir, Senegal dan Afrika Selatan, Aljazair, Angola, Benin,
Burkina Faso, Mantol Verde, Côte D'Ivoire, Equatorial Guinea, Gambia, Ghana,
Kenya, Malawi, Maroko, Mozambik, Seychelles, Tanzania, Tunisia, Zambia dan
Zimbabwe.
8). konservatsme
Konservatisme adalah sebuah filsafat politik yang mendukung nilai-nilai
tradisional. Istilah ini berasal dari kata dalam bahasa Latin, conservāre,
melestarikan; "menjaga, memelihara, mengamalkan". Karena berbagai budaya
memiliki nilai-nilai yang mapan dan berbeda-beda, kaum konservatif di berbagai
kebudayaan mempunyai tujuan yang berbeda-beda pula. Sebagian pihak
konservatif berusaha melestarikan status quo, sementara yang lainnya berusaha
kembali kepada nilai-nilai dari zaman yang lampau, Orang-orang konservatif
memusatkan konsentrasi mereka pada pembentukan institusi-institusi sosial dan

politis yang akan menghasilkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan yang
terdapat pada setiap kepribadian yang berbeda. Mereka memandang masyarakat
sebagai suatu jaringan rencana, otoritas dan keyakinan tertentu yang timbul dari
kebiasaan, perbedaan kemampuan, dan pembatasan pada rasionalitas manusia.
Daripada memandang individu-individu sebagai alat pemikiran kepentingan
pribadi, orang-orang konservatif lebih berpendapat bahwa orang-orang telah
menghabiskan hidupnya untuk berjuang karena adanya dorongan kemauan yang
besar. Kebebasan akademis merupakan konsep yang relatif untuk orang-orang
konservatif, dan kebenaran yang utama tentang kebudayaan tidak boleh disangkal
dengan pengajaran “yang salah”.
9). indivisualisme
Kaum individualis dikenal sejak jaman konservatif. Dalam masyarakat yang
ideal dari konservatif individualis, terdapat pajak yang kecil, kesejahteraan yang
minimal dan tidak ada wajib militer. Tidak ada keyakinan atau agama yang
dipaksakan. Milik pribadi tidak dapat diganggu gugat.
Mereka para konservatif individualis meyakini akan kebebasan secara individual.
Alasannya didasarkan karena menurutnya setiap individu sangat berbeda dan
unik. Karena pemahaman yang menempatkan kepentingan individu sebagai yang
utama, maka mereka cenderung menginginkan minimalisasi peran pemerintahan,
sebagai tujuan politik utama. Dengan demikian konservatif individualis lebih
memandang pemindahan bahwa kekuasaan pemerintahan harus memberikan
bantuan yang riil terhadap kepentingan pribadi sifat manusia.
Para Individualis akan benar-benar membatasi kemampuan pemerintah dalam
menggunakan kekuasaan politiknya. Mereka memandang pemerintah sebagai
sarana dimana bisnis yang besar bisa memperoleh suatu posisi. Mereka akan
memperkenalkan kompetisi kedalam sistem sekolah tingkat dasar dan menengah.
Mendorong kompetisi antara sekolah-sekolah akan menghasilkan kualitas yang
lebih tinggi. Konservatif individualis percaya pada ketidaksempurnaan. Dan
mereka percaya bahwa harapan terbaik untuk kehidupan manusia terletak pada
kebebasan individual.
10). Nasionalisme
Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan
kedaulatan
sebuah
negara (“nation”) dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk
sekelompok manusia. Para kaum nasionalis berasumsi bahwa negara adalah
berdasarkan beberapa “kebenaran politik” (political legitimacy). Bersumber dari
teori romantisme yaitu “identitas budaya”, debat liberalisme yang menganggap
kebenaran politik adalah bersumber dari kehendak rakyat, atau gabungan kedua
teori itu.
Ikatan nasionalisme tumbuh di tengah masyarakat saat pola pikirnya mulai
merosot.Perasaan nasionalistik adalah kuat sehingga diberi lebih keutamaan
mengatasi hak universal dan kebebasan. Penyelenggaraan sebuah “national state”
adalah suatu argumen yang ulung, seolah-olah membentuk kerajaan yang lebih
baik dengan tersendiri. Contohnya nasionalisme Turki dan Belgia.

11). pancasila
Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, Manusia pada hakikatnya
adalah makhluk individu dan makhluk sosial, Manusia merupakan bagian dari
seluruh anggota masyarakat organis, Mengutamakan kepentingan masyarakat
sebagai suatu kesatuan, Semua golongan berada dalam kesatuan masyarakat yang
integral dalam naungan negara, Negara tidak memihak satu golongan atau kelas
yang kuat, kepentingan dan keselamatan hidup bangsa seluruhnya sebagai suatu
kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan perlu diutamakan
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
ideologi berarti ide-ide atau gagasan yang menjadi akar atau pondasi suatu
kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat luas di berbagai bidang kehidupan. Bisa
diartikan juga ideologi sebagai arah dasar suatu sistem atau aturan yang ada atau
berlaku. Dan ada beberap macam ideologi dunia, diantaranya; Kapitalisme,
Marxisme, Sosialisme, Komunisme, Anarkisme,Fasisme, Liberalisme,
Konservatsme, Individualisme, Nasionalisme, dan Pancasila.
B. SARAN
Saat ini banyak sekali orang menyalahgunakan ideologi. Banyak ideologi yang
digunakan untuk menghasut masyarakat luas agar mendukung seseorang untuk
menjadi pemimpin atau penguasa. Maka dari itu janganlah begitu mudah
menerima sebuah ideologi, namun berpikirlah terlebih dahulu apakah ideologi itu
sesuai dengan keadaan masyarakat saat itu atau tidak..
Saat ini banyak sekali orang menyalahgunakan ideologi. Banyak ideologi yang
digunakan untuk menghasut masyarakat luas agar mendukung seseorang untuk
menjadi pemimpin atau penguasa. Maka dari itu janganlah begitu mudah
menerima sebuah ideologi, namun berpikirlah terlebih dahulu apakah ideologi itu
sesuai dengan keadaan masyarakat saat itu atau tidak.

DAPTAR PUSTAKA
http://www.isomwebs.com/2012/makalah-perbandingan-ideologi-pancasiladan-komunis/
http://kampusbaca.blogspot.com/2010/12/tugas-makalah-ideologi.html
http://id.scribd.com/doc/69740255/Ideologi-di-dunia
http://masterblog-information.blogspot.com/2012/02/kelebihan-dankekurangan-idiologi-di.html
diakses tanggal 28 Oktober 2012