MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI Etika Profesi

MAKALAH SEMINAR AKUNTANSI
“Etika Profesi dan Regulasi Sendiri”

OLEH

ANDI ST HANIAH P
A31113508

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2016

i

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang masih
senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya, tak lupa pula kami kirimkan
shalawat dan salam yang semoga selalu tercurah kepada junjungan Nabi besar
Muhammad SAW yang telah membawa kita dari cahaya kegelapan menuju
cahaya yang terang-benderang. Dan dengan rahmat-Nya pulalah hingga penulis

dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
Kami menyadari bahwa tugas dalam makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati sangat diharapkan
kritik dan saran dari para pembaca agar dalam pembuatan makalah selanjutnya
bisa memperbaiki kekurangan tersebut.
Wassalamu Alaikum Wr.Wb.
Makassar, 17 FEBUARI 2016

Penulis

ii

DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Profesi................................................................................2
B. Karakteristik Profesi............................................................................2
C. Pengertian Profesi Akuntan.................................................................3
D. Jenis-jenis Profesi Akuntan.................................................................4
E. Etika Profesi Akuntan.........................................................................5
F. Prinsip Etika Akuntan.........................................................................6
G. Kode Etik Profesi Akuntan .................................................................8
H. Regulasi dalam Rangka Penegakan Etika Kantor Akuntan Publik.....10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................................................13
Daftar Pustaka...............................................................................................14

iii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam prinsip akuntansi, etika akuntan harus lebih dijaga daripada
kepentingan perusahaan. Tanpa etika, profesi akuntansi tidak akan ada karena
fungsi akuntansi adalah penyedia informasi untuk proses pembuatan keputusan

bisnis oleh para pelaku bisnis. Informasi yang dihasilkan digunakan oleh
banyak stakeholder yang terlibat dalam perusahaan dan bukan didasarkan pada
beberapa pihak tertentu. Karena itu, bagi akuntan prinsip akuntansi adalah
aturan tertinggi yang harus diikuti. Kode etik dalam akuntansi pun menjadi
barang wajib yang harus mengikat profesi akuntan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian profesi?
2. Bagaimana karakteristik profesi?
3. Apakah profesi akuntan itu?
4. Apa jenis-jenis profesi akuntan?
5. Bagaimana etika profesi akuntan?
6. Bagaimana prinsip etika akuntan?
7. Bagaimana kode etik profesi akuntansi?
8. Bagaimana regulasi dalam rangka penegakan etika kantor akuntan publik?
C. Manfaat Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian profesi.
2. Untuk mengetahui karakteristik profesi.
3. Untuk mengetahui profesi akuntan.
4. Untuk mengetahui jenis-jenis profesi akuntan.
5. Untuk mengetahui etika profesi akuntan.

6. Untuk mengetahui prinsip etika akuntan.
7. Untuk mengetahui kode etik profesi akuntansi.
8. Untuk mengetahui regulasi dalam rangka penegakan etika kantor akuntan
publik.

1

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Profesi
Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian
atau keterampilan dari pelakunya. Biasanya sebutan profesi selalu dikaitkan
dengan pekerjaan atau jabatan yang dipegang oleh seseorang, akan tetapi tidak
semua pekerjaan atau jabatan dapat disebut profesi karena profesi menuntut
keahlian para pemangkunya. Hal ini mengandung arti bahwa suatu pekerjaan
atau jabatan yang disebut profesi tidak dapat dipegang oleh sembarangan
orang. Akan tetapi memerlukan suatu persiapan melalui pendidikan dan
pelatihan yang dikembangkan khusus untuk itu.
B. Karakteristik Profesi
Profesi mempunyai karakteristik sendiri yang membedakannya dari

pekerjaan lainnya. Daftar karakterstik ini tidak memuat semua karakteristik
yang pernah diterapkan pada profesi, juga tidak semua ciri ini berlaku dalam
setiap profesi. Bebarapa karakteristik profesi, yaitu:
1.

Keterampilan yang berdasar pada pengetahuan teoretis : Profesional
diasumsikan mempunyai pengetahuan teoretis yang ekstensif dan memiliki
keterampilan yang berdasar pada pengetahuan tersebut dan bisa diterapkan
dalam praktik.

2.

Asosiasi profesional : Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi
oleh para anggotanya, yang dimaksudkan untuk meningkatkan status para
anggotanya. Organisasi profesi tersebut biasanya memiliki persyaratan
khusus untuk menjadi anggotanya.

3.

Pendidikan yang ekstensif : Profesi yang prestisius biasanya memerlukan

pendidikan yang lama dalam jenjang pendidikan tinggi.

4.

Ujian kompetensi : Sebelum memasuki organisasi profesional, biasanya
ada persyaratan untuk lulus dari suatu tes yang menguji terutama
pengetahuan teoretis.

5.

Pelatihan institutional : Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk
mengikuti pelatihan istitusional dimana calon profesional mendapatkan
2

pengalaman

praktis

sebelum


Peningkatan

keterampilan

menjadi

melalui

anggota

pengembangan

penuh

organisasi.

profesional

juga


dipersyaratkan.
6.

Lisensi : Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi
sehingga hanya mereka yang memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya.

7.

Otonomi kerja : Profesional cenderung mengendalikan kerja dan
pengetahuan teoretis mereka agar terhindar adanya intervensi dari luar.

8.

Kode etik : Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para
anggotanya dan prosedur pendisiplinan bagi mereka yang melanggar
aturan.

9.

Mengatur diri : Organisasi profesi harus bisa mengatur organisasinya

sendiri tanpa campur tangan pemerintah. Profesional diatur oleh mereka
yang lebih senior, praktisi yang dihormati, atau mereka yang berkualifikasi
paling tinggi.

10. Layanan publik dan altruisme : Diperolehnya penghasilan dari kerja
profesinya dapat dipertahankan selama berkaitan dengan kebutuhan publik,
seperti layanan dokter berkontribusi terhadap kesehatan masyarakat.
11. Status dan imbalan yang tinggi : Profesi yang paling sukses akan meraih
status yang tinggi, prestise, dan imbalan yang layak bagi para anggotanya.
Hal tersebut bisa dianggap sebagai pengakuan terhadap layanan yang
mereka berikan bagi masyarakat.
C. Pengertian Profesi Akuntan
Profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang menggunakan
keahlian di bidang akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik,
akuntan intern yang bekerja pada perusahaan industri, keuangan atau dagang,
akuntan yang bekerja di pemerintah, dan akuntan sebagai pendidik. Dalam arti
sempit, profesi akuntan adalah lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan
sebagai akuntan publik yang lazimnya terdiri dari pekerjaan audit, akuntansi,
pajak dan konsultan manajemen.
Profesi Akuntan biasanya dianggap sebagai salah satu bidang profesi

seperti organisasi lainnya, misalnya Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Supaya
dikatakan profesi ia harus memiliki beberapa syarat sehingga masyarakat
3

sebagai objek dan sebagai pihak yang memerlukan profesi, mempercayai hasil
kerjanya. Adapun ciri profesi adalah sebagai berikut:
1. Memiliki bidang ilmu yang ditekuninya yaitu yang merupakan pedoman
dalam melaksanakan keprofesiannya.
2. Memiliki kode etik sebagai pedoman yang mengatur tingkah laku
anggotanya dalam profesi itu.
3. Berhimpun

dalam

suatu

organisasi

resmi


yang

diakui

oleh

masyarakat/pemerintah.
4. Bekerja bukan dengan motif komersil tetapi didasarkan kepada fungsinya
sebagai kepercayaan masyarakat.
Persyaratan ini semua harus dimiliki oleh profesi Akuntan sehingga
berhak disebut sebagai salah satu profesi. Perkembangan profesi akuntansi
sejalan dengan jenis jasa akuntansi yang diperlukan oleh masyarakat yang
makin lama semakin bertambah kompleksnya.
D. Jenis-jenis Profesi Akuntan
Secara garis besar Akuntan dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Akuntan Publik (Public Accountants)
Akuntan publik atau juga dikenal dengan akuntan eksternal adalah
akuntan independen yang memberikan jasa-jasanya atas dasar pembayaran
tertentu. Mereka bekerja bebas dan umumnya mendirikan suatu kantor
akuntan. Yang termasuk dalam kategori akuntan publik adalah akuntan yang
bekerja pada kantor akuntan publik (KAP) dan dalam prakteknya sebagai
seorang akuntan publik dan mendirikan kantor akuntan, seseorang harus
memperoleh izin dari Departemen Keuangan. Seorang akuntan publik dapat
melakukan pemeriksaan (audit), misalnya terhadap jasa perpajakan, jasa
konsultasi manajemen, dan jasa penyusunan sistem manajemen.
2. Akuntan Intern (Internal Accountant)
Akuntan intern adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan
atau organisasi. Akuntan intern ini disebut juga akuntan perusahaan atau
akuntan manajemen. Jabatan tersebut yang dapat diduduki mulai dari Staf

4

biasa sampai dengan Kepala Bagian Akuntansi atau Direktur Keuangan.
Tugas mereka adalah menyusun sistem akuntansi, menyusun laporan
keuangan kepada pihak-pihak eksternal, menyusun laporan keuangan kepada
pemimpin perusahaan, menyusun anggaran, penanganan masalah perpajakan
dan pemeriksaan intern.
3. Akuntan Pemerintah (Government Accountants)
Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada lembagalembaga pemerintah, misalnya di kantor Badan Pengawas Keuangan dan
Pembangunan (BPKP), Badan Pengawas Keuangan (BPK).
4. Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik adalah akuntan yang bertugas dalam pendidikan
akuntansi, melakukan penelitian dan pengembangan akuntansi, mengajar,
dan menyusun kurikulum pendidikan akuntansi di perguruan tinggi.
E. Etika Profesi Akuntan
Etika profesi akuntansi merupakan suatu ilmu yang membahas perilaku
perbuatan baik dan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran
manusia terhadap pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan
terhadap suatu pengetahuan khusus sebagai Akuntan. Dalam etika profesi,
sebuah profesi memiliki komitmen moral yang tinggi yang biasanya
dituangkan dalam bentuk aturan khusus yang menjadi pegangan bagi setiap
orang yang mengembangkan profesi yang bersangkutan. Aturan ini merupakan
aturan main dalam menjalankan atau mengemban profesi tersebut yang
biasanya disebut sebagai kode etik yang harus dipenuhi dan ditaati oleh setiap
profesi. Menurut Chua dkk (1994) menyatakan bahwa etika profesional juga
berkaitan dengan perilaku moral yang lebih terbatas pada kekhasan pola etika
yang diharapkan untuk profesi tertentu.
Setiap profesi yang memberikan pelayanan jasa pada masyarakat harus
memiliki kode etik yang merupakan seperangkat moral-moral dan mengatur
tentang etika professional (Agnes, 1996). Pihak-pihak yang berkepentingan
dalam etika profesi adalah akuntan publik, penyedia informasi akuntansi dan

5

mahasiswa akuntansi (Suhardjo dan Mardiasmo, 2002). Di dalam kode etik
terdapat muatan-muatan etika yang pada dasarnya untuk melindungi
kepentingan masyarakat yang menggunakan jasa profesi. Terdapat dua sasaran
pokok dalam dua kode etik ini yaitu Pertama, kode etik bermaksud melindungi
masyarakat dari kemungkinan dirugikan oleh kelalaian baik secara disengaja
maupun tidak disengaja oleh kaum profesional. Kedua, kode etik bertujuan
melindungi keseluruhan profesi tersebut dari perilaku-perilaku buruk orang
tertentu yang mengaku dirinya profesional (Keraf, 1998).
Adapun faktor – faktor yang menyebabkan pelanggaran etika, yaitu:
1. Kebutuhan individu, contohnya korupsi karena alasan ekonomi
2. Tidak ada pedoman, karena area “abu-abu”, sehingga tak ada panduan
3. Perilaku dan kebiasaan individu contohnya kebiasaan yang terakumulasi
tak dikoreksi
4. Lingkungan yang tidak etis, contohnya pengaruh dari komunitas
5. Perilaku dari komunitas, contohnya efek primordialisme yang kebablasan
F. Prinsip Etika Akuntan
Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi aturan etika, yang
mengatur pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota. Prinsip Etika
disahkan oleh Kongres dan berlaku bagi seluruh anggota, sedangkan Aturan
Etika disahkan oleh Rapat Anggota Himpunan dan hanya mengikat anggota
Himpunan yang bersangkutan. Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi
yang dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk oleh Himpunan setelah
memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak berkepentingan
90lainnya, sebagai panduan dalam penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan
untuk membatasi lingkup dan penerapannya.
Prinsip etika yang tercantum dalam kode etik akuntan Indonesia adalah
sebagai berikut:
1. Tanggung Jawab Profesi

6

Ketika melaksanakan tanggungjawabnya sebagai seorang profesional,
setiap anggota harus mempergunakan pertimbangan moral dan juga
profesional didalam semua aktivitas/kegiatan yang dilakukan..
2. Kepentingan Publik
Setiap anggota harus senantiasa bertindak dalam krangka memberikan
pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan yang diberikan publik,
serta menunjukkan komitmennya sebagai profesional.
3. Integritas
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya
pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang melandasi
kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi anggota
dalam menguji keputusan yang diambilnya. Integritas mengharuskan
seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang.
Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan
pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan
perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau
peniadaan prinsip.
4. Objektivitas
Tiap

individu

anggota

berkeharusan

untuk

menjaga

tingkat

keobyektivitasnya dan terbebas dari benturan-benturan kepentingan dalam
menjalankan tugas kewajiban profesionalnya.
5. Kompetensi dan Sifat Kehati-hatian Profesional
Tiap anggota harus menjalankann jasa profesional dengan kehati-hatian,
kompetensi dan ketekunan serta memiliki kewajiban memepertahankan
keterampilan profesional pada tingkatan yang dibutuhkan guna memastikan
bahwa klien mendapatkan manfaat dari jasa profesional yang diberikan
dengan kompeten berdasar pada perkembangan praktek, legislasi serta
teknik yang mutahir.
6. Kerahasiaan
Anggota

harus

menghormati

kerahasiaan

informasi

selama

melaksanakan jasa profesional dan juga tak boleh menggunakan ataupun
mengungkapkan informasi tersebut jika tanpa persetujuan terlebih dahulu

7

kecuali memiliki hak ataupun kewajiban sebagai profesional atau juga
hukum untuk mengungkapkan informasinya.
7. Perilaku Profesional
Tiap anggota wajib untuk berperilaku konsisten dengan reputasi yang
baik dan menjauhi kegiatan/tindakan yang bisa mendiskreditkan profesi.
8. Standar Teknis
Anggota harus menjalankan jasa profesional sesuai standar tehknis dan
standard proesional yang berhubungan/relevan. tiap tiap anggota memiliki
kewajiban melaksanakan penugasan dari klien selama penugasan tersebut
tidak berseberangan dengan prinsip integritas dan prinsip objektivitas.
G. Kode Etik Profesi Akuntansi
Kode etik akuntan merupakan norma dan perilaku yang mengatur
hubungan antara auditor dengan para klien, antara auditor dengan sejawatnya
dan antara profesi dengan masyarakat. Kode etik akuntan Indonesia
dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi seluruh anggota, baik yang
berpraktek sebagai auditor, bekerja di lingkungan usaha, pada instansi
pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan. Lembaga yang menaungi
profesi akuntan di Indonesia adalah Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
Secara garis besar kode etik dan perilaku professional, yaitu:
1. Kontribusi untuk masyarakat dan kesejahteraan manusia
Prinsip mengenai kualitas hidup semua orang menegaskan kewajiban
untuk melindungi hak asasi manusia dan menghormati keragaman semua
budaya. Sebuah tujuan utama profesional komputasi adalah untuk
meminimalkan konsekuensi negatif dari sistem komputasi, termasuk
ancaman terhadap kesehatan dan keselamatan.
2. Hindari menyakiti orang lain
Konsekuensi cedera, seperti hilangnya informasi yang tidak diinginkan,
kehilangan harta benda, kerusakan harta benda, atau dampak lingkungan
yang tidak diinginkan.
3. Bersikap jujur dan dapat dipercaya

8

Kejujuran merupakan komponen penting dari kepercayaan. Tanpa
kepercayaan suatu organisasi tidak dapat berfungsi secara efektif.
4. Bersikap adil dan tidak mendiskriminasi
Nilai – nilai kesetaraan, toleransi, menghormati orang lain, dan prinsip –
prinsip keadilan yang sama dalam mengatur perintah.
5. Hak milik yang temasuk hak cipta dan hak paten
Pelanggaran hak cipta, hak paten, rahasia dagang dan syarat – syarat
perjanjian lisensi dilarang oleh hukum di setiap keadaan.
6. Memberikan kredit yang pantas untuk property intelektual
Komputasi profesional diwajibkan untuk melindungi integritas dari
kekayaan intelektual.
7. Menghormati privasi orang lain
Komputasi dan teknologi komunikasi memungkinkan pengumpulan dan
pertukaran informasi pribadi pada skala yang belum pernah terjadi
sebelumnya dalam sejarah peradaban.
8. Kepercayaan
Prinsip kejujuran meluas ke masalah kerahasiaan informasi setiap kali
salah satu telah membuat janji eksplisit untuk menghormati kerahasiaan
atau, secara implisit, saat informasi pribadi tidak secara langsung berkaitan
dengan pelaksanaan tugas seseorang.
Dalam dunia lembaga akuntansi, ada yang namanya kode etik profesi
akuntansi, seorang akuntan profesional harus memiliki Etika Profesi
Akuntansi. di Indonesia, kode etik ini di gawangi oleh organisasi profesi
akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia ( IAI ).
Adapun tujuan dari kode etik profesi akuntan ini diantaranya, yaitu:
1. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
3. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi
4. Untuk meningkatkan mutu profesi.
5. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi
6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.

9

8. Menentukan baku standar

H. Regulasi Dalam Rangka Penegakan Etika Kantor Akuntan Publik
Setiap orang yang melakukan tindakan yang tidak etis maka perlu adanya
penanganan terhadap tindakan tidak etis tersebut. Tetapi jika pelanggaran
serupa banyak dilakukan oleh anggota masyarakat atau anggota profesi maka
hal tersebut perlu dipertanyakan apakah aturan-aturan yang berlaku masih perlu
tetap dipertahankan

atau

dipertimbangkan

untuk

dikembangkan

dan

disesuaikan dengan perubahan dan perkembangan lingkungan.
Secara umum kode etik berlaku untuk profesi akuntan secara
keselurahan kalau melihat kode etik akuntan Indonesia isinya sebagian besar
menyangkut profesi akuntan publik. Padahal IAI mempunyai kompartemen
akuntan pendidik, kompartemen akuntan manajemen disamping kompartemen
akuntan publik. Perlu dipikir kode etik yang menyangkut akuntan manajemen,
akuntan pendidik, akuntan negara (BPKP, BPK, pajak).
Kasus yang sering terjadi dan menjadi berita biasannya yang
menyangkut akuntan publik. Kasus tersebut bagi masyarakat sering diangap
sebagai pelanggaran

kode

etik,

padahal

seringkali

kasus

tersebut

sebenarnya merupakan pelanggaran standar audit atau pelanggaran terhadap
SAK.

Terlepas

dari

hal

tersebut

diatas

untuk

dapat

melakukan

penegakan terhadap kode etik ada beberapa hal yang harus dilakukan dan
sepertinya masih sejalan dengan salah satu kebijakan umum pengurus IAI
periode 1990 s/d 1994, yaitu :
1. Penyempurnaan kode etik yang ada penerbitan interprestasi atas kode etik
yang ada baik sebagai tanggapan atas kasus pengaduan maupun keluhan dari
rekan akuntan atau masyarakat umum. Hal ini sudah dilakukan mulai dari
seminar pemutakhiran kode etik IAI, hotel Daichi 15 juni 1994 di Jakarta
dan kongres ke-7 di Bandung dan masih terus dansedang dilakukan oleh
pengurus komite kode etik saat ini.

10

2. Proses

peradilan

baik

dewan pertimbangan

oleh

profesi

badan
dan

pengawas

tindak

profesi

lanjutnya

maupun

(peringatan

tertulis, pemberhentian sementara dan pemberhentian sebagai anggota IAI).
3. Harus

ada

suatu

bagian

dalam

IAI

yang

mengambil

inisiatif

untuk mengajukan pengaduan baik kepada badan pengawasan profesi
atas pelanggaran kode etik meskipun tidak ada pengaduan dari pihak
lain tetapi menjadi perhatian dari masyarakat luas.
Di Indonesia,

melalui

PPAJP



Dep.

Keu.,

pemerintah

melaksanakan regulasi yang bertujuan melakukan pembinaan dan pengawasan
terkait dengan penegakkan etika terhadap kantor akuntan publik. Hal ini
dilakukan sejalan dengan regulasi yang dilakukan oleh asosiasi profesi
terhadap anggotanya. Perlu diketahui bahwa telah terjadi perubahan
insitusional dalam asosiasi profesi AP. Saat ini, asosiasi AP berada di bawah
naungan Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI). Sebelumnya asosiasi AP
merupakan

bagian

dari

Institut Akuntan

Indonesia

(IAI),

yaitu

Kompartemen Akuntan Publik.
Perkembangan

terakhir

dunia

internasional

menunjukkan

bahwa

kewenangan pengaturan akuntan publik mulai ditarik ke pihak pemerintah,
dimulai

dengan

Amerika

Serikat

yang

membentuk Public

Company

Accounting Oversight Board (PCAOB). PCAOB merupakan lembaga semi
pemerintah yang dibentuk berdasarkan Sarbanes Oxley Act 2002. Hal ini
terkait

dengan

turunnya

kepercayaan

masyarakat

terhadap

lemahnya regulasi yang dilakukan oleh asosiasi profesi, terutama sejak
terjadinya kasus Enron dan Wordcom yang menyebabkan bangkrutnya Arthur
Andersen sebagai salah satu the Big-5, yaitu kantor akuntan publik besar
tingkat dunia. Sebelumnya, kewenangan asosiasi profesi sangat besar, antara
lain:
1. pembuatan standar akuntansi dan standar audit;
2. pemeriksaan terhadap kertas kerja audit; dan
3. pemberian sanksi.
Dengan kewenangan asosiasi yang demikian luas, diperkirakan bahwa
asosiasi profesi dapat bertindak kurang independen jika terkait dengan

11

kepentingan anggotanya. Berkaitan dengan perkembangan tersebut, pemerintah
Indonesia melalui Rancangan Undang-Undang tentang Akuntan Publik (Draft
RUU AP, Depkeu, 2006) menarik kewenangan pengawasan dan pembinaan ke
tangan

Menteri

Keuangan,

disamping

tetap

melimpahkan

beberapa

kewenangan kepada asosiasi profesi.
Dalam RUU AP tersebut, regulasi terhadap akuntan publik diperketat
disertai dengan usulan penerapan sanksi disiplin berat dan denda administratif
yang

besar,

terutama

dalam

hal

pelanggaran

penerapan

Standar

Profesional Akuntan Publik (SPAP). Di samping itu ditambahkan pula sanksi
pidana kepada akuntan publik palsu (atau orang yang mengaku sebagai akuntan
publik)

dan

kepada akuntan publik yang

Seluruh regulasi

tersebut

pelaporankeuangan,

dimaksudkan
meningkatkan

melanggar
untuk

penerapan

meningkatkan

SPAP.
kualitas

kepercayaan publik serta

melindungikepentingan publik melalui peningkatan independensi auditor dan
kualitas audit.

12

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian
atau keterampilan dari pelakunya. Biasanya sebutan profesi selalu dikaitkan
dengan pekerjaan atau jabatan yang dipegang oleh seseorang, akan tetapi tidak
semua pekerjaan atau jabatan dapat disebut profesi karena profesi menuntut
keahlian para pamangkunya. Profesi mempunyai karakteristik sendiri yang
membedakannya dari pekerjaan lainnya.
Profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang menggunakan
keahlian di bidang akuntansi, Jenis-jenis akuntan terbagi atas akuntan publik,
akuntan intern, akuntan pemerintah, dan akuntan pendidik. Akuntan memiliki
prinsip dan kode etik dalam menjalani profesinya sebagai seorang akuntan.

13

DAFTAR PUSTAKA
Agus Suparto. (2010). Sosialisai Profesi Akuntan Publik dalam Seminar
Sosialisai Profesi Akuntan Publik dan Perkembangan Standar Akuntansi Terkini.
Yogyakarta: PPAJP Kemenkeu.
Institut Akuntan Publik Indonesia. (2010). “IAPI Menolak Materi RUU
Akuntan Publik”. Jakarta: Press Release.
https://tugasmap.wordpress.com/2013/09/20/pengaruh-regulasi-undang-undangakuntan-publik-terhadap-profesi-akuntan-publik-di-indonesia/

(Diakses

pada

tanggal 18 Febuary 2016)
http://hestiavriani.blogspot.co.id/2015/01/tugas-3-jasa-akuntan-publik.html
(Diakses pada tanggal 18 Febuary 2016)
http://m-fahli.blogspot.co.id/2014/11/kode-etik-profesi-akuntansi.html

(Diakses

pada tanggal 18 Febuary 2016)
https://cahayababel.wordpress.com/2011/10/10/profesi-akuntansi/(Diakses

pada

tanggal 17 febuary 2016)
http://tipsmotivasihidup.blogspot.co.id/2013/02/pengertian-regulasi-sendirisetelah.html(Diakses pada tanggal 17 febuary 2016)
http://nichonotes.blogspot.co.id/2015/01/etika-profesi-akuntansi-kodeetik.html(Diakses pada tanggal 17 febuary 2016)
https://shuumalik.wordpress.com/2013/01/28/pengertian-etika-profesi-akuntansi/
(Diakses pada tanggal 17 febuary 2016)
http://xsaelicia.blogspot.co.id/2012/11/etika-dalam-kantor-akuntanpublik.html(Diakses pada tanggal 17 febuary 2016)

14