MOTIF MAHASISWA STIKOSA AWS MENULIS STATUS ATAU MENGGANTI DISPLAY PICTURE PADA BLACKBERRY MESSENGER ( BBM )

OLEH

EVA MAYASARI HIDAYANTI

06.11.3163

RENDY EKA SAPUTRA

09.21.3479

SEKOLAH TINGGI ILMU KOMUNIKASI AWS ( STIKOSA – AWS ) SEMESTER GASAL 2013 / 2014

Tabel 3.2.4. Kriteria Personal integrative needs Tabel 3.2.5. Kriteria Escapist needs Tabel 3.2.6. Kriteria Social Integrative needs Tabel 3.2.7. Kriteria Personal integrative needs Tabel 3.2.8. Kriteria Affective needs

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi komunikasi saat ini sudah berkembang melebihi ekspektasi manusia

sebelumnya. Banyak inovasi baru yang dimunculkan untuk memenuhi kebutuhan manusia akan teknologi dalam berkomunikasi. Banyaknya permintaan dan naiknya kebutuhan akan informasi serta keinginan untuk mempermudah komunikasi, menjadikan perusahaan – perusahaan teknologi berlomba – lomba menciptakan terobosan baru dalam berkomunikasi. Jika dahulu hanya cukup dengan sebutan handphone atau telepon genggam, kini istilah tersebut seakan tidak cukup untuk membendung keinginan dan kebutuhan manusia. Kehadiran smartphone atau telepon pintarlah yang menjadi primadona masyarakat saat ini.

Modernisasi yang disertai industrialisasi, urbanisasi dan peningkatan pendidikan, memaksa telpon khususnya handphone menjadi sesuatu yang umum dan urgent dalam masyarakat. Awalnya, mungkin alat komunikasi ini dilihat sebagai barang mewah. Tetapi karena liberalisasi di segala bidang khususnya liberalisasi pasar, handphone tidak lagi menjadi barang mewah. Saat ini hampir setiap keluarga, mungkin setiap individu, memiliki handphone. Fenomena smartphone merupakan buah dari perkembangan teknologi dan informatika yang semakin masif. Orang sering menamakan smartphone sebagai ponsel atau handphone cerdas. Disebut cerdas karena ponsel ini memiliki kemampuan tinggi dalam pengoprasinnya. Secara sederhana smartphone diartikan sebagai alat komunikasi yang mengintegrasikan antara perangkat komputer (PC) dan handphone, ditambah dengan sistem operasi tertentu.

Berbicara mengenai smartphone ada beberapa perusahaan telekomunikasi yang merajai pangsa pasar smartphone dunia. Salah satunya adalah perusahaan Blackberry ( dulu Research In Motion / RIM ). Semua orang saat ini seakan tidak asing dan akrab dengan smartphone besutan Mike Lazaridis dan Douglass Fregin ini. Blackberry merupakan handset yang dikenal dengan kepintarannya dalam menyajikan e-mail untuk bisa langsung masuk ke dalam smartphone layaknya menerima SMS atau Short Messages Service, dan hal ini disebut dengan fitur push e- Berbicara mengenai smartphone ada beberapa perusahaan telekomunikasi yang merajai pangsa pasar smartphone dunia. Salah satunya adalah perusahaan Blackberry ( dulu Research In Motion / RIM ). Semua orang saat ini seakan tidak asing dan akrab dengan smartphone besutan Mike Lazaridis dan Douglass Fregin ini. Blackberry merupakan handset yang dikenal dengan kepintarannya dalam menyajikan e-mail untuk bisa langsung masuk ke dalam smartphone layaknya menerima SMS atau Short Messages Service, dan hal ini disebut dengan fitur push e-

Kita dapat menggunakan Blackberry Messenger untuk berkomunikasi dengan pengguna yang mempunyai perangkat Blackberry. Layar daftar kontak dalam Blackberry Messenger terdiri atas kontak, kategori kontak, obrolan, dan grup Blackberry Messenger. Kita juga dapat mengirim pesan ke kontak kita, mengubah status dan gambar tampilan, serta mengorganisir kontak ke dalam kategori kontak. Selama obrolan, Anda dapat mengirim file seperti catatan suara dan lampiran kontak. Selain itu dalam Blackberry Mesengger kita juga bisa menuliskan pemikiran, pendapat, atau komentar kita dalam satu fitur Personal Message . dalam fitur ini kita bisa dengan mudah menuliskan pendapat – pendapat, komentar atau bahkan informasi tertentu. Karena secara otomatis fitur ini akan memunculkan notifikasi bagi pengguna perangkat blackberry yang ada dalam kontak Blackberry Messenger kita. Dari notofikasi tersebut orang – orang yang sudah ada dalam kontak BBM bisa membaca dan mengetahui informasi atau pendapat yang kita tuliskan.

Indonesia disebut - sebut sebagai salah satu negara terbesar pengguna perangkat Blackberry dan Blackberry Messenger tentunya. Hasil riset dari IDC menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan jumlah pengguna BlackBerry terbesar ketiga dunia tahun 2012. Jumlah pengguna BlackBerry di Indonesia hanya kalah dari AS dan Britania Raya. Sementara itu, ABI Research melalui datanya mengungkapkan bahwa pada tahun 2012, BlackBerry menguasai hampir 50% penjualan smartphone di Indonesia. Padahal, brand smartphone asal Kanada tersebut hanya mampu meraih 5,3% pasar smartphone dunia. Sebagian besar pengguna BlackBerry di Indonesia tertarik dengan fitur BlackBerry Messenger (BBM) yang memungkinkan untuk melakukan obrolan singkat (chat) secara real-time. Selain itu, hampir seluruh operator seluler di Indonesia menghadirkan paket murah khusus BlackBerry dengan harga mulai dari Rp2.000 per hari.

Salah satu populasi yang nantinya akan menjadi sasaran penelitian ini adalah mahasiswa khususnya mahasiswa STIKOSA AWS yang notabene mahasiswa komunikasi, dan tidak jauh – jauh dari segala aktivitas berkomunikasi. Mahasiswa dengan segala aktivitas dan kebutuhannya sudah bisa dikatakan tidak bisa terlepas dari alat komunikasi. Baik itu digunakan untuk benar –

Keberadaan fitur “ personal message “ pada BBM ini juga sering digunakan oleh kalangan mahasiswa. Nantinya penelitian ini akan melihat motif – motif mahasiwa stikosa aws untuk menuliskan pendapatnya atau pemikirannya dalam fitur “ personal message “ pada BBM. Fitur tersebut juga lazim dikenal dikalangan masyarakat Indonesia sebagai “ recent updates “. Pengguna BBM secara real-time bisa memperbarui informasi – informasi yang baru saja dituliskan dan disebarluaskan melalui fitur tersebut. biasanya pendapat – pendapat yang dituliskan tersebut berupa informasi – informasi atau berita penting. Namun tak jarang para pengguna BBM ini juga menuliskan hal – hal lain, seperti aktivitas saat itu, pemberitahuan lokasi tempat pengguna berada, mengomentari hal – hal tertentu, mencurahkan isi hati, berkeluh kesah, mengritisi hal – hal tertentu, aktualisasi diri atau bahkan hanya ingin memunculkan pendapat – pendapat tertentu dengan maksud untuk mendapatkan balasan atau umpan balik dari pembaca status tersebut. Maka banyak sekali motif yang mungkin muncul ketika seseorang menuliskan pendapatnya pada fitur “ personal message“ BBM.

Nantinya penelitian ini akan menggunakan metode penelitian kuantitatif, akan melihat motif – motif yang muncul dan paling banyak digunakan oleh mahasiswa Stikosa AWS dalam menuliskan pendapart maupun pemikirannya dalam fitur “ personal message “ pada BBM atau Blackberry Messenger.

1.2. Perumusan Masalah Perumusan masalah proposal penelitian ini adalah “ Apa motif mahasiswa STIKOSA AWS

menulis status atau mengganti display picture pada fitur BBM atau Blackberry Messenger ? “

1.3. Pembatasan masalah Sesuai dengan masalah penelitian yang telah dirumuskan, berikut ini peneliti

merumuskan pembatasan masalah penelitian. Hal ini dimaksudkan agar permasalahan yang diteliti menjadi jelas, terarah, dan tidak terlalu luas, sehingga dapat terhindar dari salah persepsi tentang masalah penelitian. Maka pembatasan masalah yang akan diteliti adalah : merumuskan pembatasan masalah penelitian. Hal ini dimaksudkan agar permasalahan yang diteliti menjadi jelas, terarah, dan tidak terlalu luas, sehingga dapat terhindar dari salah persepsi tentang masalah penelitian. Maka pembatasan masalah yang akan diteliti adalah :

Messenger

b. Media komunikasi yang diteliti adalah Smartphone ( BlackBerry )

c. Batasan orang yang diteliti adalah mahasiswa stikosa – AWS yang menggunakan smartphone BlackBerry

1.4. Tujuan dan Manfaat penelitian

1.4.1. Tujuan Penelitian Penelitian ini nantinya bertujuan untuk mengetahui motif – motif yang digunakan

mahasiswa stikosa aws dalam menuliskan status atau mengganti display picture pada fitur “ personal message “Blackberry Messenger atau BBM

1.4.2. Manfaat Penelitian

1.4.2.1. Manfaat Teoritis Proposal penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan atas sumbangan

dalam kajian ilmu komunikasi khususnya yang berkaitan dengan Motif Mahasiswa untuk Menggunakan Ponsel Pintar di Surabaya. untuk referensi yang berguna bagi penelitian selanjutnya.

1.4.2.2. Manfaat Praktis Dapat menjadi masukan bagi mahasiswa STIKOSA AWS dalam menggunakan alat

telekomunikasi khususnya smartphone Blackberry sehingga bisa memberikan dampak positif dan bisa menjadi sarana komunikasi yang sebenarnya.

1.5. Landasan Teori

1.5.1. Uses and Gratifications Telepon selular dan fasilitasnya yang berkembang dalam ranah telekomunikasi ini telah

menjadi lebih dai sekedar perangkat berbicara yang dapat dibawa kemana saja. Hal ini merupakan teknologi baru dalam konvergensi komunikasi dan informasi dengan berbagai layanan komunikasi interpersonal dan komunikasi massa yang luas, seperti paging, pesan singkat (SMS), pesan suara, update berita terbaru, e-mail, dan akses internet.

Model ini merupakan pergeseran focus dari tujuan komunikator ke tujuan komunikasi. model ini menentukan fungsi komunikasi massa dalam melayani khalayak. Pendekatan uses and gratification untuk pertama kali dijelaskan oleh Elihu Kats dalam effendi (1959)7 dalam suatu artikel sebagai reaksinya terhadap pernyataan Bernard Berelson (1959) bahwa penelitian komunikasi tampaknya akan mati. Kats menegaskan bahwa bidang kajian yang sedang sekarat itu adalah studi komunikasi massa sebagai persuasi. Dia menunjukan bahwa kebanyakan penelitian komunikasi sampai waktu itu diarahkan kepada penyelidikan efek kampanye persuasi pada khalayak. Model uses and gratification menunjukan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Jadi, bobotnya ialah pada khalayak yang aktif, yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus.

Model ini memulai dengan lingkungan sosial (social environment) yang menentukan kebutuhan individu. Lingkungan sosial tersebut meliputi cirri-ciri afiliasi kelompok dan cirri-ciri kepribadian, dalam hal Kebutuhan individu (individual’s needs) dikategorisasikan sebagai cognitive needs, affective needs, personal integrative needs, social integrative needs, dan escapist needs. Penjelasannya adalah sebagai berikut :

1. Cognitive needs (kebutuhan kognitif) Kebutuhan ini berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai

lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan; lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan;

2. Affective needs (kebutuhan afektive)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan, dan emosional. Dengan adanya hubungan antara pengalaman mereka akan sebuah kesenangan atau estetika serta pengalaman emosional individu, maka akan terwujud sebuah pengalaman baru ketika menggunakan sebuah media guna memenuhi kebutuhan. Contohnya pengalaman – Pengalaman yang sebelumnya pernah dimiliki oleh para mahasiswa ketika mereka menggunakan sebuah media untuk melakukan sebuah komunikasi.

3. Personal integrative needs (kebutuhan pribadi secara integrative)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individual. Hal-hal tersebut diperoleh dari hasrat akan harga diri. Kebutuhan ini berhubungan dengan sebuah kepercayaan atau kredibilitas individu akan sebuah status didalam ruang lingkup setiap individu. Contohnya, Kebutuhan para mahasiswa dalam memperkuat kredibilitas dan rasa percaya diri, demi aktualisasi diri terhadapa status mereka masing-masing di setiap kelompok individu

4. Social Integrative needs (kebutuhan sosial secara integrative)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman, dan dunia. Hal-hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk berafiliasi. . Kebutuhan ini erat kaitannya berhubungan dengan membangun hubungan komunkasi antara keluarga, teman secara global sehingga memperkuat jaringan komunikasi secara bebasa tanpa ada batasan. Contohnya, para mahasiswa dalam membangun dan memperkuat komunikasi mereka dengan keluarga dan teman secara global dan tanapa da batasan demi terjalinnya sebuah hubungan tali komunikasi secara jauh dan dekat.

5. Escapist needs (kebutuhan pelepasan)

Kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan, dan hasrat akan keanekaragaman. Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi sebuah ketegangan dengan mencari sebuah hiburan demi melepas sebuah kepenatan ataupun kebosanan pada setiap individu. Contohnya, para mahasiswa ketika ingin melepasa sebuah ketegangan ataupun kebosanan, pada umumnya pada setiap individu mencari sebuah hiburan bersifat entertainment.

Ada beberapa penggunaan media gratification yaitu :

1. Diversion (pengalihan) - melarikan diri dari rutinitas, masalah dan pelepasan emosional

2. Personal Relationship (Hubungan pribadi) – kegunaan sosial dari informasi dalam percakapan, pengganti media untuk persahabatan

3. Personal Identify or Individual Psychology (identitas pribadi atau psikologi individu) - penguatan nilai atau keyakinan, pemahaman diri, eksplorasi realitas, dan sebagainya

4. Surveillance (Pengawasan) - informasi mengenai sesuatu hal yang mungkin akan berpengaruh terhadap sesuatu atau akan membantu seseorang melakukan atau mencapai sesuatu

1.5.2. Smartphone Smartphone adalah sebuah ponsel yang di dalamnya dilengkapi dengan aplikasi dan juga

dapat untuk mengakses internet. Smartphone menyediakan beberapa layanan antara lain: suara digital, pesan teks, email, web browsing, kamera video, pemutar lagu MP3, melihat video dan juga melakukan panggilan video. Selain fungsi tersebut, smartphone juga dapat menjalankan berbagai aplikasi, mengubah pikiran ponsel menjadi layaknya komputer. Untuk saat ini, belum ada definisi standar mengenai smartphone, namun bagaimana sebuah ponsel disebut smartphone dapat dilihat dari: sistem operasinya, software, akses internet, qwerty keyboard atau layar sentuh, juga pesan dalam bentuk email. (Pcmag.com, Smartphone definition, 2010 & Cellphones.about.com, What is a Smartphone, 2011). Dalam hal ini, iPhone termasuk salah satu jenis smartphone yang memiliki kecanggihan sistem, yakni touch screen, resolusi kamera yang tinggi, video dengan kualitas HD (high definition), fitur geo-tagging, dan fitur terbarunya yaitu siri natural language commands and dictation. Dengan kecanggihan sistem yang dimiliki iPhone dapat untuk mengakses internet. Smartphone menyediakan beberapa layanan antara lain: suara digital, pesan teks, email, web browsing, kamera video, pemutar lagu MP3, melihat video dan juga melakukan panggilan video. Selain fungsi tersebut, smartphone juga dapat menjalankan berbagai aplikasi, mengubah pikiran ponsel menjadi layaknya komputer. Untuk saat ini, belum ada definisi standar mengenai smartphone, namun bagaimana sebuah ponsel disebut smartphone dapat dilihat dari: sistem operasinya, software, akses internet, qwerty keyboard atau layar sentuh, juga pesan dalam bentuk email. (Pcmag.com, Smartphone definition, 2010 & Cellphones.about.com, What is a Smartphone, 2011). Dalam hal ini, iPhone termasuk salah satu jenis smartphone yang memiliki kecanggihan sistem, yakni touch screen, resolusi kamera yang tinggi, video dengan kualitas HD (high definition), fitur geo-tagging, dan fitur terbarunya yaitu siri natural language commands and dictation. Dengan kecanggihan sistem yang dimiliki iPhone

1.6. Metode Penelitian

1.6.1. Metode dan Jenis Penelitian Peneliti akan menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan merujuk teori uses and

gratifications khususnya spada smartphone. Dalam hal ini bukan hanya motif orang-orang dalam penggunaan teknologi komunikasi bergerak saja yang dapat diteliti, namun juga perilaku masyarakat dalam menggunakan teknologi komunikasi bergerak dari waktu ke waktu juga dapat dieksplorasi lebih mendalam (2004). Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan kuesioner sebagai instrumen pengumpulan datanya (Kriyantono, 2009). Indikator yang dipakai kategori gratifications terkait penulisan status dan mengganti display picture pada BBM, yaitu permanent access, entertainment, social interaction, attraction, connection, dan fashion/status.

1.6.2. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono. 2005 : 90). Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek yang diteliti itu.

Yang menjadi populasi atau sample dari penelitian ini adalah mahasiswa stikosa - AWS yang mengikuti mata kuliah Statistik di malam hari atau kelas extention dan tentunya menggunakan smartphone BlackBerry.

1.6.3. Teknik Sampling

Teknik penarikan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Karena sudah ditentukan sampel yang akan dipilih adalah dari populasi mahasiswa STIKOSA AWS yang menggunakan smartphone Blackberry.

1.6.4. Sampel Sampel untuk proposal penelitian ini adalah mahasiswa STIKOSA – AWS yang

menggunakan smartphone BlackBerry dan menggunakan aplikasi BBM.

1.6.5. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam

kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan itu menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Arikunto, 1995:134). Instrumen ini merupakan saran yang bisa diwujudkan dalam bentuk benda. Misalnya pedoman wawancara (interview guide), daftar cocok (checklist), angket (kuesioner) dan lain-lain. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah angket (kuesioner).

Peneliti akan menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa STIKOSA – AWS yang mengikuti mata kuliah Statistik di malam hari. Kuesioner merupakan suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner juga cocok digunakan bila responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Pengertian lain dari kuesioner adalah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden. Tujuan penyebaran angket untuk mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pernyataan (Kriyantono, 2006, p.95).

1.6.6. Variabel Penelitian dan Operasional Konsep

1.6.6.1. Variabel Penelitian

Pada dasarnya variabel penelitian segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2008, p.38). Variabel adalah konsep atau konstruk yang mempunyai sifat yang berlainan (Kriyantono, 2008:20). Atau dengan kata lain, variabel adalah konsep yang diberi lebih dari satu nilai (Singarimbun), 1995:25). Penelitian ini menggunakan hubungan asimetris, dimana satu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Tipe hubungan asimetris yang digunakan adalah hubungan antara stimulus dan respons. Hubungan seperti ini merupakan salah satu tipe hubungan kausal dan umumnya diteliti dalam ilmu-ilmu eksakta, psikologi, dan pendidikan (Singarimbun, 1995:53).

1.6.6.2. Operasional Konsep Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu konstruk

atau variabel dengan cara memberikan arti spesifikasi kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.

Adapun yang bisa diukur dalam proposal penelitian ini nantinya adalah sebagai berikut :

1. Diversion (pengalihan) - melarikan diri dari rutinitas, masalah dan pelepasan emosional

2. Personal Relationship (Hubungan pribadi) – kegunaan sosial dari informasi dalam percakapan, pengganti media untuk persahabatan

3. Personal Identify or Individual Psychology (identitas pribadi atau psikologi individu) - penguatan nilai atau keyakinan, pemahaman diri, eksplorasi realitas, dan sebagainya

4. Surveillance (Pengawasan) - informasi mengenai sesuatu hal yang mungkin akan berpengaruh terhadap sesuatu atau akan membantu seseorang melakukan atau mencapai sesuatu

1.6.6.3. Indikator Variabel Indikator adalah menunjukkan atau menyatakan sesuatu yang menjadi petunjuk bagi

subvariabel atau dimensi atau variabel itu sendiri (Arikunto, 1995:181 dalam Kriyantono, 2006:119). Dengan kata lain, indikator merupakan alat untuk mengukur variabel, subvariabel atau dimensi atau variabel itu sendiri (Arikunto, 1995:181 dalam Kriyantono, 2006:119). Dengan kata lain, indikator merupakan alat untuk mengukur variabel,

1.6.7. Hipotesis Riset Dalam proposal penelitian yang mengambil rumusan masalah “ Apa motif mahasiswa

STIKOSA AWS menulis status atau pemikirannya pada fitur personal message BBM atau Blackberry Messenger ? “ ini maka bisa dirumuskan hipotesis penelitiannya adalah sebagai berikut :

Ho : Ada kaitan antara penulisan status atau mengganti display picture BBM dan umpan balik / tanggapan dari pembaca status BBM

Ha : Tidak ada kaitan antara penulisan status atau mengganti display picture BBM dan umpan balik / tanggapan dari pembaca status BBM

1.6.8. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kampus STIKOSA AWS dengan periode waktu penelitian 2

minggu

1.6.9. Teknik Pengumpulan Data Di dalam penelitian ini, teknik yang digunakan untuk mengumpulksn data adalah :

1. Kuesioner Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang harus diisi oleh responden atau disebut juga

angket (Kriyantono, 2008 : 94). Metode angket atau kuesioner adalah suatu metode untuk mendapatkan data yang berisi pertanyaan tertulis yang dibagikan kepada subjek angket (Kriyantono, 2008 : 94). Metode angket atau kuesioner adalah suatu metode untuk mendapatkan data yang berisi pertanyaan tertulis yang dibagikan kepada subjek

a. Subyek adalah orang yang paling mengetahui tentang dirinya sendiri

b. Jawaban yang diberikan subyek kepada peneliti adalah benar

c. Intrepretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepadanya adalah sama dengan yang dimaksud peneliti (Hadi, 2004:177).

Selain itu, alasan lainnya adalah untuk mendapatkan data yang sesuai dengan yang diinginkan peneliti, responden bebas memberikan jawaban tanpa intervensi peneliti, dan data didapat lebih cepat dan serempak.

2. Dokumenter Dokumenter merupakan teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data sekunder.

Data sekunder adalah data yang tidak di dapat langsung dari lapangan. Data sekunder dikumpulkan melalui sumber-sumber informasi kedua, seperti perpustakaan, pusat pengolahan data, internet dan lain-lain.

1.6.10. Pengukuran Cronbach yang dikutip oleh Mehren (1973) mendefinisikan pengukuran sebagai suatu

prosedur yang sistematis untuk mengamati perilaku seseorang dan menggambarkannya dengan bantuan skala numerik atau sistem pengkategorian. Hamalik (1989), menyatakan bahwa kualitas dan kuantitas hasil pengukuran itu banyak bergantung pada jenis dan mutu alat ukur yang digunakan. Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pengukuran adalah suatu prosedur yang sistematis untuk memperoleh informasi data kuantitatif baik data yang dinyatakan dalam bentuk angka maupun uraian yang akurat, relevan, dan dapat dipercaya terhadap atribut yang diukur dengan alat ukur yang baik dan prosedur pengukuran yang jelas dan benar.

1.6.11. Teknik Analisis data

1.6.11.1 Uji Validitas dan Reliabilitas 1.6.11.1.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur kevalidan suatu kuesioner. “Validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur (kuesioner) yang digunakan dapat mengukur apa yang ingin diukur” (Singarombun, 1995:124). Suatu kuesioner dikatakan valid apabila pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut. Dalam penelitian ini menggunakan uji validitas internal. Sebab setiap bagian dari instrumen mendukung tujuan instrumen secara keseluruhan yaitu mengungkap data dari variabel yang dimaksud.

1.6.11.1.2 Uji Reliabilitas “Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur

dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat ukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat ukur tersebut reliabel. Atau dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat ukur di dalam mengukur gejala yang sama” (Ardianto, 2011:189). Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan metode Cronbach Alpha. Nilai Cronbach Alpha selanjutnya dievaluasi, apabila r-Alpha > 0.60, maka alat ukur dinyatakan reliabel atau dapat dinyatakan bahwa hasil pengukuran relatif konsisten apabila dilakukan pengukuran ulang pada waktu berlainan. Sebaliknya apabila r-Alpha < 0,60 maka alat ukur dinyatakan tidak reliabel.

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

2.1. STIKOSA – AWS Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Surabaya (STIKOSA-AWS) merupakan salah satu

perguruan tinggi tertua di Indonesia. Dengan fokus pendidikan komunikasi, STIKOSA-AWS merupakan salah satu "kawah candradimuka" para praktisi di bidang juralistik, penyiaran dan pertelevisian di Indonesia. Banyak lulusan STIKOSA-AWS yang telah menjadi praktisi profesional di beberapa lembaga pers dan penerbitan di Indonesia. Stikosa AWS terletak di jalan Nginden Intan Timur I/18 Surabaya Jawa Timur.

Stikosa AWS memiliki 3 program studi yang bisa dipilih mahasiswa, yakni Jurnalistik, Broadcasting dan Public Relations.

2.2. BlackBerry BlackBerry merupakan produk ponsel yang dihasilkan oleh Research In Motion atau RIM.

Namun kini RIM telah resmi mengganti namanya menjadi BlackBerry. BlackBerry juga merupakan sebuah layanan yang dihasilkan oleh operator telekomunikasi. Blackberry memiliki sejumlah fitur andalan, diantaranya push email, blackberry messenger, browsing internet. Blackberry pertama kali diperkenalkan pada tahun 1997 oleh perusahaan di Kanada, yaitu Research In Motion. Kemampuannya menyampaikan informasi melalui jaringan data nirkabel menjadi sebuah terobosan baru dalam komunikasi. Sementara itu Blackberry masuk ke Indonesia pada pertengahan Desember 2004 oleh operator selular Indosat.

Indosat menyediakan layanan BlackBerry Internet Service dan Blackberry Enterprise Server. Beberapa waktu kemudian menyusul operator – operator lainnya juga mendukung layanan untuk menggunakan fitur – fitur pada BlackBerry ini.

Awalnya Blackberry hanya bisa diakses melalui smartphone Blackberry saja. namun dengan adanya BlackBerry connect memungkinkan smartphone lain mengakses Blackberry

2.3. BlackBerry Messenger ( BBM ) Salah satu fitur andalan Blackberry adalah BlackBerry Messenger atau BBM. BlackBerry

Messenger adalalah program pengirim pesan instan yang disediakan untuk para pengguna smartphone BlackBerry. Aplikasi ini menagdopsi kemampuan fitur ataua ktivitas yang populer di kalangan pengguna perangkat telepon genggam. Layanan blackberry messenger ini dibuat khusus bagi pemilik Blackberry untuk berkomunikasi antarpengguna.

Cara yang digunakan untuk bhsia saling berkomunikasi antarpemilik perangkat adalah dengan menggunakan ketersediaan Personal Identification Number atau PIN. PIN ini keberadaannya eksklusif karena hanya ada satu PIN untuk satu BlackBerry. Sehingga tidak akan ada PIN yang sama antarpengguna BlackBerry yang lain.

Blackberry Messenger dapat menampilkan kontak dan personal messages atau di Indonesia lazim disebut dengan status dari masing – masing pengguna. Selain menggunakan PIN untuk bisa saling berkomunikasi, bisa juga menggunakan alamat email untuk menambahkan kontak teman sehingga bisa saling berkomunikasi. Dengan ini pengguna bisa dengan leluasa, kapanpun dan berapa kalipun mengganti status atau bahkan mengganti display picture yang kita sukai. Karena status dan foto yang kita unggah akan secara real-time bisa dilihat oleh pengguna lainnya.

Dalam Blackberry messenger pengguna juga dapat membuat percakapan grup. Pengguna dapat melakukan percakapan dengan beberapa orang dalam waktu yang bersamaan. Untuk membuat satu grup percakapan, pengguna harus mengundang beberapa kontak untuk ikut bergabung dalam percakapan grup tersebut. dengan fitur Blackberry Messenger Group ini pengguna juga dapat mengomentari beberapa item yang telah dibagi sebelumnya.

Dengan Blackberry Messenger, pengguna juga bisa berbagi foto, dokumen, suara, kontak telepon sampai dengan ukuran 6 MB. Pengiriman berkas atau files melalui BlackBerry Messenger bisa lebih cepat dan mudah.

Pengguna BlackBerry bisa dengan mudah menggunakan fitur – fitur yang ada dalam BlackBerry Messenger. Terutama dalam mengganti status, mengganti display picture atau bahkan saling berkomentar terkait topik bahasan yang ditentukan dan disepakati. Tidak semua pengguna BlackBerry Messenger ini memiliki maksud dan tujuan yang sama ketika menuliskan status atau mengganti display picture pada perangkat Blackberry-nya. Sehingga bisa saja banyak motif yang muncul ketika pengguna melakukan hal tersebut. motif – motif itulah yang nantinya akan dilihat sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan kepada mahasiswa Stikosa AWS.

BAB III ANALISIS DATA

3.1. Penyajian Data Dalam bab III ini, peneliti akan menyajikan analisis data dari hasil kuisoner tentang “

Motif Mahasiswa Stikosa AWS Menulis Status atau Mengganti Display Picture pada fitur BlackBerry Messenger atau BBM. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 20 Desember 2013. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 30 orang dari 100 mahasiswa Stikosa AWS dengan rentang usia 18 – 26 tahun.

Dalam penelitian ini deskripsi responden dapat diidentifikasi sebagai berikut :

Tabel 3.1

Identitas responden berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Frequency

Percent

Laki - Laki

Sumber : Kuisioner 20 Desember 2013

Berdasarkan data yang diperoleh, sebanyak 46, 67 % responden berjenis kelamin laki- laki. Sedangkan sisanya yakni 53,33 % berjenis kelamin perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa Stikosa AWS yang memiliki handset atau smartphone BlackBerry berjenis kelamin perempuan.

Tabel 3.1.1.

Identitas responden berdasarkan usia

Usia

Frequency

Percent

18 Tahun

19 Tahun

20 Tahun

Sumber : Kuisioner 20 Desember 2013

Berdasarkan tabulasi diatas, mahasiswa Stikosa AWS yang menggunakan smartphone BlackBerry dan menggunakan fitur BlackBerry Messenger atau BBM paling banyak berusia 21 Tahun dengan presentasi 0, 44 %. Sementara pengguna BlackBerry dan BBM di rentang usia 18,

19, 20 dan 25 tahun masing – masing 1 orang dengan presentase 0,03 %. Untuk usia 23 dan 26 tahun masing – masing dimiliki oleh 2 orang responden. Responden dengan usia 22 tahun berjumlah 4 orang, dan responden dengan usia 24 tahun berjumlah 5 orang. Maka total responden berdasarkan usia ini adalah 30 orang.

3.2. Deskripsi Motif Responden Dalam menggunakan smartphone Blackberry dan fitur Blackberry Messenger atau BBM,

seseorang memiliki motif tersendiri dalam menggunakannya. Ada empat kriteria yang bisa digunakan sebagai alat ukur motif menggunakan fitur pada BlackBerry Messenger seperti dalam penelitian ini adalah menuliskan status atau mengganti display picture pada BBM. Lima kriteria tersebut adalah cognitive needs, affective needs, personal integrative needs, social integrative needs, dan escapist needs. Dan dibawah ini akan dideskripsikan 8 ( delapan ) pertanyaan yang mewakili masing - masing criteria.

Tabel 3.2.1 Kriteria Personal integrative needs

1. Setiap satu hari saya menulis status atau mengganti display picture pada BBM RATING

PERCENT SS

Keterangan : SS ( Sangat Setuju ), S ( Setuju ), RG ( Ragu – Ragu ), TS ( Tidak Setuju ), STS ( Sangat Tidak Setuju )

Pada pernyataan pertama kuisioner yang masuk dalam kriteria Personal integrative needs terlihat responden dengan jumlah 10 orang memilih rating Setuju. Untuk 23kriteria Sangat Setuju, hanya dua ( 2 ) orang responden yang memilih motif ini dalam menulis status dan mengganti display picture. Responden yang masih ragu – ragu akan pernyataan pertama ini berjumlah 7 ( tujuh ) orang. Sementara 6 ( enam ) orang memilih tidak setuju akan pertanyaan nomor satu ini. Dan 5 ( lima ) orang ternyata Sangat Tidak Setuju akan pernyataan ini.

Tabel 3.2.2

Kriteria Affective needs

2. Saya menulis status atau mengganti display picture karena sesuai dengan keadaan atau situasi pada saat itu

RATING

PERCENT SS

Keterangan : SS ( Sangat Setuju ), S ( Setuju ), RG ( Ragu – Ragu ), TS ( Tidak Setuju ), STS ( Sangat Tidak Setuju )

Untuk pernyataan nomor 2 ini, sebanyak 14 responden memilih setuju. 6 ( enam ) orang masih ragu – ragu akan pilihannya, 4 ( empat ) orang memilih sangat setuju dan 4 ( empat ) lainnya tidak setuju akan pernyataan nomor 2 ini. Sedangkan yang memilih sangat tidak setuju akan pernyataan ini berjumlah 2 ( dua ) orang. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa Stikosa AWS memiliki motif menulis status atau mengganti display picture karena memang sesuai dengan keadaan atau situasi di sekitarnya pada saat itu. Kedekatan atau proc\ximity antara pengguna BBM dan lingkungan bisa memunculkan motif seseorang untuk menuliskan pendapatnya pada kolom personal message dan akan mengunggahnya dalam bentuk foto agar lebih meyakinkan teman – teman yang ada dalam kontak BBM miliknya.

Tabel 3.2.3

Kriteria Cognitive needs

3. Saya menulis status atau mengganti display picture untuk memberi informasi pada teman – teman di kontak BBM Saya

RATING

PERCENT SS

Keterangan : SS ( Sangat Setuju ), S ( Setuju ), RG ( Ragu – Ragu ), TS ( Tidak Setuju ), STS ( Sangat Tidak Setuju )

Pernyataan nomor 4 ini mengarah pada motif seseorang khususnya mahasiswa Stikosa AWS untuk memberikan informasi kepada teman – teman di kontak BBM melalui media BlackBerry. Terlihat sebanyak 14 orang setuju untuk memilih motif memberikan informasi kepada teman – temannya di BBM. 3 ( tiga ) orang memilih sangat setuju. 7 ( tujuh ) orang masih ragu – ragu akan tindakan yang dilakukannya. 4 ( empat ) orang menganggap dirinya tidak menuliskan status atau mengganti display picture sebagai sarana untuk memberikan informasi. Sedangkan 2 ( dua ) orang memilih sangat tidak setuju. Ini menunjukan bahwa mahasiswa Stikosa AWS menulis status atau mengganti display picture untuk memberikan informasi pada teman atau kerabatnya di kontak BBM.

Tabel 3.2.4

Kriteria Personal integrative needs

4. Saya menulis status atau mengganti display picture untuk aktualisasi diri atau memamerkan hal tertentu pada teman – teman di kontak BBM

RATING

PERCENT SS

Keterangan : SS ( Sangat Setuju ), S ( Setuju ), RG ( Ragu – Ragu ), TS ( Tidak Setuju ), STS ( Sangat Tidak Setuju )

Terlihat pada hasil frekuensi yang muncul untuk pernyataan nomor 4 ini, ada 9 orang memilih setuju sedangkan 9 orang juga tidak setuju akan pernyataan ini. 2 ( dua ) orang sangat setuju dan

2 ( dua ) lainnya sangat tidak setuju. Dan ternyata 8 ( delapan ) orang menganggap dirinya belum mengetahui atau masih ragu akan motif untuk aktualisasi diri ini. ini berarti sebagian setuju bahwa dirinya menulis status atau mengganti display picture untuk aktualisasi diri dan sebagian lainnya tidak setuju bahwa jika disebut menggunakan BBM untuk aktualisasi diri atau pamer akan sesuatu .

Tabel 3.2.5

Kriteria Escapist needs

5. Saya menulis status atau megganti display picture pada BBM sebagai pengalihan diri dari kebosanan atau rutinitas

RATING

PERCENT SS

Keterangan : SS ( Sangat Setuju ), S ( Setuju ), RG ( Ragu – Ragu ), TS ( Tidak Setuju ), STS ( Sangat Tidak Setuju )

Sebanyak 12 orang setuju akan motif untuk pengalihan diri dari kebosanan atau rutinitas. Hal ini menunjukkan juga bahwa kejenuhan akan sesuatu atau rutinitas memacu seseorang khususnya mahasiswa Stikosa AWS untuk menuliskan status atau mengganti display picture. Dengan melakukan hal tersebut ada sedikit pelepasan emosi dan pelepasan sedikti beban akan kewajiban – kewajiban yang dilakukan pada saat itu. Sementara itu sebanyak 10 ( sepuluh ) orang masih ragu – ragu apakah status – status dan foto yang diunggah tersebut adalah sebagai bentuk pengalihan diri dari rutinitas atau melarikan diri dari rasa bosan yang dialami. 4 orang memilih sangat setuju, 3 orang tidak setuju dan 1 orang memilih sangat tidak setuju.

Tabel 3.2.6

Kriteria Social Integrative needs

6. Saya menulis status atau mengganti display picture untuk berkomunikasi atau mengobrol dengan teman – teman di kontak BBM

RATING

PERCENT SS

Keterangan : SS ( Sangat Setuju ), S ( Setuju ), RG ( Ragu – Ragu ), TS ( Tidak Setuju ), STS ( Sangat Tidak Setuju )

Selain di kolom chat, ternyata kolom personal message dan kolom foto juga bisa dijadikan alat untuk berkomunikasi antarteman di kontak BBM. Hal ini terlihat dari 13 orang yang memilih setuju akan pernyataan ini. 2 orang memilih sangat setuju akan pernyataan yang berkaitan dengan kebutuhan sosial ini. 6 orang masih ragu – ragu. 6 orang juga ternyata tidak setuju jika menulis status atau mengganti display picture sebagai sarana untuk berkomunikasi atau mengobrol. Hal ini mungkin merupakan keputusan masingt – masing 6 orang ini bahwa penulisan status atau mengganti display picture tidak dilakukan sebagai alat bantu mengobrol dengan teman di kontak BBM. Sedangkan 3 orang memilih sangat tidak setuju.

Kriteria Personal integrative needs

7. Saya menulis status atau mengganti display picture untuk memberitahukan pada teman – teman kontak BBM saya tentang isi hati atau kondisi saya saat itu

RATING

PERCENT SS

Keterangan : SS ( Sangat Setuju ), S ( Setuju ), RG ( Ragu – Ragu ), TS ( Tidak Setuju ), STS ( Sangat Tidak Setuju )

Salah satu motif menuliskan status atau mengganti display picture adalah untuk memberitahukan akan isi hati atau yang sedang dialami saat itu. dan ternyata 13 orang ragu – ragu akan dirinya termasuk yang menggunakan status dan foto untuk memberitahu keadaan mereka saat itu. 8 orang ternyata tidak setuju akan hal ini. hanya 2 dan 5 orang saja yang sangat setuju dan setuju akan pernyataan ini. dan 2 orang sangat tidak setuju dan menganggap dirinya tidak melakuka hal tersebut untuk memberitahukan kondisinya saat itu.

Tabel 3.2.8

Kriteria Affective needs

8. Saya menulis status atau mengganti display picture sekadar iseng atau tanpa alasan

Keterangan : SS ( Sangat Setuju ), S ( Setuju ), RG ( Ragu – Ragu ), TS ( Tidak Setuju ), STS ( Sangat Tidak Setuju )

Motif iseng atau tanpa alasan juga termasuk dalam kriteria affective needs. Karena meskipun tanpa alasan atau hanya sekadar iseng juga merupakan representasi pengalaman emosional individu akan sebuah kesenangan. Namun dalam tabel terlihat 9 orang ragu – ragu akan keisengan dirinya dalam menulis status atau mengganti display picture. 7 orang justru sangat setuju bahwa dirinya menulis status dan mengganti display picture sebagai keisengan blakan dan tanpa alasan. 8 orang setuju akan hal ini. sedangkan 3 orang tidak setuju dan 3 lainnya bahkan sangat tidak setuju bahwa dirinya menulis status atau mengganti display picture untuk keisengan belaka dan tanpa alasan.

BAB IV KESIMPULAN

4.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan pada mahasiswa Stikosa AWS terkait dengan

motif mahasiswa Stikosa AWS menulis status atau mengganti display picture pada BlackBerry Messenger atau BBM adalah sebagai berikut,

1. Secara umum mahasiswa Stikosa AWS masih dalam rentang usia 21 tahun

2. Secara umum mahasiswa Stikosa AWS menulis status atau mengganti display picture setiap hari pada fitur BBM. Hal ini merupakan representasi dari motif kebutuhan personal

secara integratif. Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kredibilitas, kepercayaan, stabilitas, dan status individual. Hal-hal tersebut diperoleh dari hasrat akan harga diri

3. Secara umum mahasiswa Stikosa AWS menulis status atau mengganti display picture sesuai dengan keadaan atau situasi pada saat personal tersebut berada. Ini merupakan

kebutuhan secara afektif. Afektif berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif ini mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Hal ini juga berkaitan dengan pengalaman masing – masing individu khususnya mahasiwa yang menggunakan fitur pada BlackBerry Messenger. Dengan adanya hubungan antara pengalaman mereka akan sebuah kesenangan atau estetika serta pengalaman emosional individu, maka akan terwujud sebuah pengalaman baru ketika menggunakan sebuah media guna memenuhi kebutuhan.

4. Secara umum, mahasiswa Stikosa AWS menggunakan Blackberry Messenger, dalam hal ini adalah menulis status dan mengganti display picture adalah sebagai saran

menyampaikan informasi pada teman yang ada dalam kontak BBM masing – masing individu. Ini merupakan motif secara kognitif. Kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan; juga memuasakan rasa penasaran kita dan dorongan untuk penyelidikan kita

5. Secara umum, mahasiswa Stikosa AWS menulis status atau mengganti display picture pada BBM nya adalah sebagai aktualiasasi diri atau hanya untuk memamerkan sesuatu yang terjadi pada dirinya. Hal ini merupakan motif kebutuhan secara personal dalam 5. Secara umum, mahasiswa Stikosa AWS menulis status atau mengganti display picture pada BBM nya adalah sebagai aktualiasasi diri atau hanya untuk memamerkan sesuatu yang terjadi pada dirinya. Hal ini merupakan motif kebutuhan secara personal dalam

6. Mayoritas mahasiswa Stikosa AWS menulis status atau mengganti display picture untuk melarikan diri dari kebosanan atau rutinitas yang sedang dijalani. Dalam presentase

terlihat bahwa secara umum, masing – masing individu melakukan hal ini dengan alasan tersebut. Kebutuhan ini berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan, dan hasrat akan keanekaragaman. Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi sebuah ketegangan dengan mencari sebuah hiburan demi melepas sebuah kepenatan ataupun kebosanan pada setiap individu.

7. Dalam tabel dinyatakan bahwa, secara umum mahassiwa stikosa AWS ini menuliskan status atau mengganti display picture digunakan sebagai sarana untuk berkomunikasi atau

mengobrol dengan teman – teman yang ada dalam kontak blackberry messenger atau BBM nya. Ini menjadi fenomena tersendiri di Indonesia khususnya bagi mahasiwa Stikosa AWS. Motif ini termasuk dalam kebutuhan social secara integrtif. Artinya motif ini menjadi representasi mahasiswa Stikosa AWS dalam bersosialisai dengan sesamanya.

8. Secara umum, mahasiswa Stikosa AWS masih ragu – ragu atau belum bisa memastikan tentang motif menuliskan status atau mengganti display picture sebagai sarana untuk

menunjukkan isi hati atau menceritakan kondisi dan keadaan pribadinya kepada teman – teman yang ada dalam kontak BBM nya.

9. Ragu – ragu atau belum memastikan juga menjadi pilihan mahasiwa Stikosa AWS secara umum untuk motif menulis status dan mengganti display picture dengan alasan iseng atau

tanpa alasan apapun. Ini artinya meskipun mahasiwa Stikosa AWS menulis atau mengganti display picture tanpa maksud dan tujuan apapun, mahasiwa Stikosa AWS belum bisa memastikan tentang motif atau tujuan dari perilaku tersebut. Meski demikian ini juga merupakan kebutuhan secara afektif masing – masing mahasiwa Stikosa AWS.

10. Dengan demilkian motif mahasiswa stikosa AWS dalam menulis status atau mengganti display picture pada BBM adalah sebagai kebutuhan affective, cognitive escapist, dan

social integrative need

4.2. Saran Berdasarkan kesimpulan yang dilakukan sebelumnya, maka bisa direkomendasikan hal – hal sebagai berikut :

1. Bagi mahasiswa Stikosa AWS

Hendaknya menuliskan status atau mengganti display picture pada BBM difungsikan sebagaimana mestinya. Bukan menjadi sarana untuk mengobrol atau saling berkomunikasi antarteman dalam BBM, karena sebenarnya sudah ada fitur chats dalam BBM yang memang sejatinya digunakan untuk berkomunikasi, bertukar informasi, mengirim pesan, data atau dokumen – dokumen lainnya.

Selain itu jangan terlalu menjadikan status BBM atau mengganti display picture sebagai media untuk memberitahukan isi hati atau kejadian – kejadian yang sedang dilalui, karena bisa saja memunculkan persepsi berbeda atau bahkan memunculkan niatan tidak baik dari orang lain.

Jika menuliskan status atau mengganti display picture sebagai sarana untuk mengalihkan rutinitas atau kebosanan, hendaknya tidak dilakukan secara sering, karena mungkin saja justru bisa menghambat aktivitas atau malah menjadikan aktivitas yang sebenarnya malah terbengkalai.

Sampaikanlah informasi yang benar – benar akurat dan bisa dipertanggungjawabkan ketika membagi informasi atau berita kepada teman – teman pada kontak BBM. Karena akan sangat membantu sekali jika informasi – informasi yang diberikan bsioa bermanfaat dan benar adanya.