HUBUNGAN MOTIVASI DAN SELF EFFICACY DENGAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA POKOK BAHASAN KOLOID

HUBUNGAN MOTIVASI DAN SELF EFFICACY DENGAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA POKOK BAHASAN KOLOID

Usman 1 , Iis Intan Widyowati 2 , Muhammad Ikhsan 3 , Indah Intan Permatasari N.S. 4

Usman.sains@gmail.com 1 , Ichsan@uwgm.ac.id 2 , indahintan93@gmail.com 3

Universitas Mulawarman Samarinda 1,2,4 Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda 3

ABSTRACT

Motivation and self efficacy closely related with wilness of student to study and having good result in studying. The study learning mode that could spur motivation & self efficacy is inquiry learning mode. This research is suppose to: (1) Determine relation between motivation and study result by using inquiry learning mode. (2) Determine relation between self efficacy and study result by using inquiry learning mode. (3) Determine relation between motivation and self efficacy with study result by using inquiry learning mode.

This research was being held at SMA Negeri 5 Samarinda in 2014/2015 academic year by using associative quantitative method. This research sample determinated by purposive sampling technique. The amount of samples were 32 students of XI IPA 1 class as research samples.

The Analysis result shows that the average percentation of motivation overall is 72,96%. The Analysis result shows that the average percentation of self efficacy overall is 77,27%. Motivation and study result has middle degree correlation (0,495), self efficacy and study result has middle degree correlation (0,501), and also relation between motivation and self efficacy with study result has middle correlation degree (0,537). The significance statistic result of biserial correlation by using F test is 5,267. It means that F test = 5,267> F table =3,33. This result means that motivation and self efficacy have positive relation, with the expected result these two factors could work together in studentselves to helping them to get the good result in study.

Keywords: Motivation, Self Efficacy, Study Result, Inqiury

ABSTRAK

Motivasi dan self efficacy berkaitan erat dengan keinginan siswa untuk belajar dan memiliki hasil yang baik dalam belajar. Modus belajar studi yang bisa memacu motivasi & self efficacy adalah modus belajar penyelidikan. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Menentukan hubungan antara motivasi dan hasil belajar dengan menggunakan model belajar inkuiry. (2) Menentukan hubungan antara self efficacy dan hasil belajar dengan menggunakan model belajar inkuiry (3) Menentukan hubungan antara motivasi dan self efficacy dengan hasil belajar dengan menggunakan model belajar inkuiry

Penelitian ini diadakan di SMA Negeri 5 Samarinda di 2014/2015 tahun akademik dengan menggunakan metode kuantitatif asosiatif. Sampel penelitian ini ditentukan dengan teknik purposive sampling. Jumlah sampel 32 siswa dari XI IPA 1 kelas sebagai sampel penelitian.

Hasil analisis menunjukkan bahwa persentase rata-rata motivasi keseluruhan adalah 72,96%. Hasil analisis menunjukkan bahwa persentase rata-rata self efficacy keseluruhan adalah 77,27%. Motivasi dan hasil belajar memiliki tingkat korelasi tengah (0.495), self efficacy dan hasil belajar memiliki tingkat korelasi tengah (0.501), dan juga hubungan antara motivasi dan self efficacy dengan hasil penelitian memiliki tingkat korelasi tengah (0537). Hasil signifikansi statistik korelasi biserial dengan menggunakan uji F adalah 5.267. Ini berarti bahwa Fhitung = 5.267> Ftabel = 3,33. Hasil ini berarti bahwa motivasi dan self efficacy memiliki hubungan yang positif, dengan hasil yang diharapkan dua faktor ini bisa membantu mereka untuk mendapatkan hasil yang baik dalam belajar

Keywords: Motivasi, Self Efficacy, Hasil belajar, Inkuiri

PENDAHULUAN

Model pembelajaran inkuiri adalah Setiap individu pasti akan berusaha

model pembelajaran berbasis diskusi dan untuk mendapatkan hasil yang sebaik-

siswa langsung meneliti dan menguji baiknya. Untuk bisa mencapai hasil belajar

hipotesis yang telah mereka buat dengan dan prestasi yang baik, setiap siswa harus

rangkaian kegiatan praktikum. Model memiki keyakinan dan dorongan baik dari

pembelajaran ini dianggap efektif untuk dalam diri sendiri maupun dari luar untuk

meningkat pemahaman siswa, terlebih lagi bias mencapai apa yang diinginkan. Dalam

siswa yang akan langsung menguji teori hal pembelajaran dapat dikatakan setiap

dengan praktikum di laboratorium.Maka siswa dituntut untuk selalu sempurna dalam

dari itu, model pembelajaran ini digunakan setiap aspek. Kesadaran dan keyakinan

untuk mengajarkan siswa bahwa pelajaran terhadap pentingnya belajar diyakini

koloid bukan hanya pelajaran membosankan menunjang

dan penuh hafalan tetapi juga materi yang mendapatkan hasil yang lebih baik.

menyenangkan dan mudah untuk dipahami. Faktor-faktor

Diharapkan terdapat hubungan yang positif sangat mempengaruhi kegiatan dan hasil

psikologi diyakini

dan signifikan antara motivasi dan self belajar siswa. Banyak

efficacy dengan hasil belajar yang psikologi yang dapat mempengaruhi hasil

faktor-faktor

menggunakan model pembelajaran inkuiri. belajar, antaranya intelegensi, keyakinan diri dan motivasi (baik dari dalam diri sendiri

METODE PENELITIAN

maupun dari luar). Penting sekali bagi siswa Teknik pengambilan sampel pada untuk memahami dirinya sendiri, untuk

penelitian ini adalah dengan teknik mengetahui apa yang dia kehendaki, apa

sampling , yaitu teknik yang dia inginkan, dan apa yang ingin dia

purposive

sampel berdasarkan capai. Faktor psikologis yang menurut

pengambilan

pertimbangan tertentu. Teknik ini adalah penulis sangat berpengaruh dalam kegiatan

teknik pengambilan sampel yang anggota dan hasil belajar seorang siswa adalah

sampelnya dipilih dari guru secara sengaja motivasi dan self efficacy.

atas dasar pertimbangan pengetahuan dan Motivasi belajar dapat diketahui

keyakinan guru dari sekolah objek terbagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik

penelitian.Sampel dalam penelitian ini dan ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah

adalah kelas XI IPA 1 SMA Negeri 5 motivasi

samarinda yang berjumlah 32 siswa. sendirisedangkan motivasi ekstrinsik adalah

yang berasal

dari

diri

Instrumen penelitian yang digunakan motivasi yang berasal dari luar individu.

dalam penelitian ini adalah angket Motivasi ini berasal dari lingkungan dan

efficacy sertahasilbelajar orang-orang sekitar dan cenderung berasal

motivasidanself

yang merupakan data utama. Adapun dari orang-orang yang terdekat, missal orang

dokumentasi dan lembar observasi sebagai tua, saudara, dan teman.Self efficacy adalah

data pelengkap.

persepsi seseorang terhadap dirinya sendiri untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

Analisis Data

1. Pengolahan Data Angket βˆ‘π‘Œ 2 = Jumlah kuadrat Y

a. Penskoran data angket menggunakan 𝑛 =jumlah data skala Likert

b. Menguji signifikan dengan uji t

Jawaban Nilai

Keterangan: Opsi A

Opsi B

3 t = Nilai t hit

Opsi C

2 r = Koefisien korelasi 2 Opsi D

1 r = Kuadrat koefisien korelasi n = Jumlah data

Tabel 1. Skor Skala Likert

c. UjiHipotesisKorelasiganda Perhitungan persentase Motivasi

= Skor yang diperoleh

skor maksimal x 100

Keterangan:

c. PerhitunganPersentaseSelf Efficacy 𝑅 π‘₯ 1 π‘₯ 2 𝑦 = Korelasi antara variabel Skor

Total

X 1 dengan variabel X 2 secara

bersama-sama = Skor yang diperoleh

x 100

dengan variabel Y

skor maksimal

π‘Ÿ π‘₯ 1 𝑦 =Korelasi Product Moment antara X 1 dan Y

2. Pengolahan Nilai Akhir

Nilai akhir π‘₯ 1 𝑦 =Korelasi Product Moment NA = 20% P1 +20% P2 + 20% P3 +

a.

antara X 2 dan Y 40% UH

π‘Ÿ π‘₯ 1 π‘₯ 2 = Korelasi Product Moment Keterangan :

antara X 1 dan X 2 NA

= Nilai Akhir P

= Post-test

d. Interpretasi Koefisien Korelasi

UH = Ulangan Harian

b. Interpretasi kriteria hasil belajar

Interpretasi Nilai

80 –100 Sangat Tinggi

0.00-0.199

Sangat rendah

0 –40 Sangat Rendah Tabel 2. Interpretasi kriteria Hasil

0.60-0.799

Kuat

SangatKuat belajar

0.80-1.000

Tabel 3. Interpretasi koefisien korelasi

3. Pengujian hipotesis

HASIL PENELITIAN DAN

a. Uji hipotesa menggunakan korelasi

PEMBAHASAN

Product Moment.

1. Kegiatan Pembelajaran π‘Ÿ π‘₯𝑦

Penelitian ini merupakan penelitian 𝑛 βˆ‘ π‘‹π‘Œ βˆ’ βˆ‘ 𝑋 βˆ‘ π‘Œ

korelasi dimana penelitian dilakukan =

√{𝑛 βˆ‘ 𝑋 2 βˆ’ (βˆ‘ 𝑋) untuk mengetahui hubungan antara 2 }{𝑛 βˆ‘ π‘Œ 2 βˆ’ (βˆ‘ π‘Œ) 2 } motivasi dan self efficacy dengan hasil keterangan:

r belajar kimia siswa. Populasi dalam xy = Koefisien korelasi

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas βˆ‘ π‘‹π‘Œ= Jumlah skor X dan Y

XI IPA SMAN 5 Samarinda tahun ajaran βˆ‘X 2 = Jumlah skor kuadrat X 2014/2015. Selanjutnya dalam penentuan XI IPA SMAN 5 Samarinda tahun ajaran βˆ‘X 2 = Jumlah skor kuadrat X 2014/2015. Selanjutnya dalam penentuan

menggunakan model teknik purposive sampling

dengan

inkuiri, banyaknya pengambilan

yaitu

pembelajaran

prosedur kerja membuat beberapa siswa pertimbangan tertentu atas dasar

sampel

berdasarkan

bingung, sedangkan pada pertemuan mempunyai suatu karakteristik. Dalam

kedua, persentase siswa merupakan hal ini guru mata pelajaran kimia di

persentase paling tinggi dari semua sekolah objek penelitian menyarankan

pertemuan, hal ini dikarenakan siswa untuk mengambil kelas XI IPA 1 dengan

yang telah beradaptasi dengan kegiatan alasan-alasan tertentu, maka sampel yang

pembelajaran yang menggunakan model digunakan dalam penelitian ini adalah

inkuiri dari awal sampai akhir. Selain itu, siswa kelas XI IPA 1 SMAN 5

kegiatan praktikum pada pertemuan Samarinda.

kedua dapat digolongkan praktikum paling mudah jika dibandingkan dari

pertemuan pertama dan ketiga, sehingga pembelajaran inkuiri dipantau oleh 2

Terlaksananya

tahap-tahap

siswa lebih santai dan tidak terburu-buru. orang observer tiap pertemuan. Observasi

Pada pertemuan ketiga, persentase dilakukan kepada kegiatan guru dan

kegiatan siswa dalam melaksanakan kegiatan siswa. Pelaksanaan proses

kegiatan inkuiri merupakan persentase pembelajaran inkuiri dapat dilihat pada

paling rendah, dikarenakan tingkat Gambar

1 kesulitan praktikum pada pertemuan

Persentase Keterlaksanaan KBM

ketiga merupakan yang paling sulit dan

membutuhkan banyak tenaga dan waktu.

Selain itu, pada pertemuan ketiga

bertepatan dengan adanya sosialisasi

guru

yang diadakan suatu lembaga bimbingan

Siswa

belajar sehingga siswa cenderung berharap bahwa pertemuan ketiga

sebaiknya ditiadakan, akan tetapi

0% Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

berdasarkan pertimbangan guru sekolah, pertemuan ketiga harus tetap diadakan

Gambar 1. Grafik Persentase kbm dan membuat siswa terburu-buru sehingga

membuat siswa tidak Berdasarkan gambar 1 dapat

konsentrasi dan fokus terhadap pelajaran. diketahui bahwa persentase kegiatan

siswa pertemuan pertama 81% dan Berdasarkan fakta dan hasil pengamatan,

menurut peneliti pertemuan kedua 83% hal ini

menunjukkan bahwa sikap siswa berdasarkan penilaian dari observer, terhadap model pembelajaran inkuiri

penerapan model pembelajaran inkuiri dalam pembelajaran memiliki beberapa

masuk kategori sangat baik. Persentase kegiatan siswa dipertemuan ketiga

kelebihan, yakni dapat membuat proses sebesar 77% yang menandakan bahwa

belajar menjadi menyenangkan dan tidak monoton karena siswa mendapat

sikap siswa dalam

mengikuti

pembelajaran model inkuiri tergolong pengalaman langsung daripada harus baik. Persentase kegiatan siswa pada

diajarkan oleh guru secara keseluruhan. Kelemahan dari model pembelajaran ini

pertemuan pertama dan kedua sama-sama berada pada kriteria sangat baik

adalah tidak efisien dalam soal waktu, walaupun persentase pertemuan pertama

karena membutuhkan waktu yang lama untuk praktikum, melatih siswa untuk

sedikit lebih rendah. Hal ini disebabkan pada pertemuan pertama sikap siswa

berhipotesis dan menemukan serta cenderung

beradaptasi

melakukan

menghubungkan hasil praktikum dengan kosep materi yang sebenarnya.

kegiatan inkuiri terlebih untuk membuat dan mengajukan hipotesis. Selain itu,

2. Motivasi Belajar

Motivasi merupakan faktor siswa untuk belajar. Selama proses penggerak maupun dorongan yang dapat

belajar mengajar, model pembelajaran memicu timbulnya rasa semangat dan

inkuiri membuat siswa dituntut untuk juga mampu merubah tingkah laku

terus belajar dan menggali referensi, jika manusia atau individu untuk menuju

tidak maka siswa tersebut akan kalah pada hal yang lebih baik untuk dirinya

bersaing dengan siswa lain. Hal ini sendiri (Sardiman, 1986).Persentase

menyebabkan keberanian siswa untuk setiap indikator pada motivasi intrinsik

terus mencoba dan belajar tergolong dapat dilihat dari gambar 2

dalam nilai yang tinggi yaitu 83,59%

82.42 dan membuat siswa menjadi kompetitif

70 antarsesama teman yang ditunjukkan (% 60 dengan nilai indikator kompetitif yang

e n 50 40 P e rs 30 20 tinggi yaitu 82,42%. Ini menunjukkan

10 bahwa sifat berani dan kompetitif siswa

0 sangat tinggi dengan diberlakukannya

model pembelajaran inkuiri pada materi

ti

ra koloid. Indikator keberanian sangat

tinggi disebabkan karena materi koloid

dengan model pembelajaran inkuiri

membuat siswa lebih bereksperimen dan menghubungkan

hasil praktikum Gambar 2. Persentase Setiap Indikator

dengan materi koloid, dikarenakan para siswa

yang melakukan Dapat dilihat dari gambar 2 bahwa

sendiri

praktikum sehingga siswa lebih berani indikator minat cukup tinggi dengan

dalam mengambil keputusan. Indikator nilai 75,39%, hal ini dikarenakan

kompetitif juga sangat tinggi karena dengan melalui model pembelajaran

model pembelajaran inkuiri menjadikan inkuiri, selama proses pembelajaran

siswa ingin berkompetisi dengan siswa menaruh minat yang besar

kelompok lainnya dan ingin terus terhadap pelajaran kimia khususnya

berkompetisi dengan teman-teman materi koloid yang mana materi ini

kelompoknya saat pengambilan nilai biasanya merupakan materi yang sering

individu seperti post-test. Keberanian diabaikan oleh guru dan dianggap

siswa sejalan dengan kemandirian membosankan oleh siswa. Minat

siswa, akan tetapi dengan nilai mengarahkan siswa terhadap pelajaran

kemandirian siswa 71,48% yang lebih kimia atas dasar rasa senang. Adapun

rendah jika dibandingkan dengan indikator perasaan senang memiliki nilai

keberanian disebabkan pada proses 67,97%. Nilai indikator perasaan sennag

belajar mengajar masih ada beberapa lebih rendah dibandingkan dengan

siswa yang tidak mandiri dalam indikator minat dikarenakan cara

mengerjakan tugas LKS maupun post- pandang yang berbeda dari cara

test . Keberanian dan sikap kompetitif mengajar guru. Pada kegiatan belajar

siswa dapat menuntun siswa agar mengajar ada siswa yang sangat senang

bersikap dominan. Sikap kompetitif dan jika guru lebih menjadi teman tapi ada

berani erat kaitannya dengan indikator juga yang tidak terlalu menyukai hal

dominan dimana siswa ingin terlihat tersebut, walaupun begitu hal itu tidak

menonjol jika dibandingkan dengan membuat kemauan siswa untuk belajar

Walaupun indikator menjadi turun. Hal ini dapat dilihat dari

siswa lain.

kompetitif siswa mampu mengarahkan indikator kemauan siswa yang tergolong

siswa untuk dominan terhadap siswa cukup tinggi dengan nilai 79,29%.

lain, akan tetapi perasaan tidak enak hati Kemauan siswa dengan nilai yang baik

untuk terus menjawab dan takut untuk dapat disebabkan karena kesadaran

disebut teman yang sombong bisa membuat nilai dominan siswa menurun disebut teman yang sombong bisa membuat nilai dominan siswa menurun

inkuiri, keberadaan keluarga dinilai 71,87%. Adapun nilai terendah dari

sangat penting untuk menunjang hasil motivasi intrinsik siswa kelas XI IPA 1

belajar siswa. Jika keluarga siswa lebih adalah Nilai konsentrasi dengan nilai

kepedulian terhadap 65,23%. Nilai indikator konsentrasi

menunjukkan

pendidikan siswa, siswa akan cenderung paling rendah diantara indikator lain

lebih bersemangat dan termotivasi dapat disebabkan oleh pembelajaran

dengan kegiatan belajar mengajar dengan inkuiri yang mengharuskan siswa

menggunakan model inkuiri. Hal ini berkelompok sehingga pada saat

disebabkan karena keluarga adalah kegiatan belajar mengajar berlangsung

orang-orang terdekat siswa terutama banyak siswa yang cenderung berbicara

orang tua yang dapat menumbuhkan selain membicarakan topik pelajaran

semangat dengan kasih sayang dan dengan kelompoknya, selain itu

membantu siswa menyelesaikan tugas. praktikum yang lebih relax membuat

Jika siswa tidak mendapat kepedulian siswa cenderung santai sehingga kurang

dari keluarga, siswa akan cenderung konsentrasi,

malas dan tidak akan tertarik belajar sebaliknya, perasaan senang, minat,

dengan menggunakan model inkuiri kemandirian siswa justru lebih tinggi

dimana model ini membutuhkan karena model pembelajaran yang

semangat individu. Adanya nilai yang dilakukan secara praktikum membuat

baik dari indikator keluarga, dapat siswa lebih senang dan lebih relax dalam

disimpulkan bahwa siswa menunjukkan proses belajar mengajar. Adapun nilai

keluarga adalah hal yang sangat penting rata-rata dari seluruh indikator motivasi

dalam pendidikan mereka. intrinsik yaitu 74,65% dengan kriteria

Faktor dengan nilai tinggi setelah sedang. Hal ini menunjukkan bahwa

keluarga adalah faktor sekolah dengan motivasi intrinsik siswa kelas XI IPA 1

nilai 71,87%. Sekolah yang memberikan SMA Negeri 5 Samarinda tahun ajaran

fasilitas yang baik dan guru yang selalu 2014/2015 sangat tinggi dengan

siswanya akan digunakannya model pembelajaran

memperhatikan

mendorong motivasi siswa untuk rajin inkuiri pada pokok bahasan ini.

belajar dan mendapatkan nilai yang Selain

tinggi. adanya model pembelajaran motivasi

motivasi

intrinsik,

inkuiri membuat guru akan selalu aktif memengaruhi siswa.Persentase motivasi

berinteraksi dengan siswa dan diharapkan ekstrinsik siswa dapat dilihat dari

guru lebih perhatian dan peduli dengan gambar 3.

kondisi siswa, selain itu guru dan sekolah bisa bekerjasama dalam membuat

72 71.87 71.87 71.74 fasilitas belajar yang lebih baik, karena

71.6 71.48 model inkuiri dengan kegiatan praktikum ) 71.4 membuat sekolah harus berupaya lebih,

n 71.2 e 71 demi mewujudkan siswa yang aktif dan P e rs 70.8 70.6 bermotivasi. Sekolah yang menginginkan

70.4 nilai siswanya tinggi namun tidak

70.2 memberikan perhatian baik secara materi

maupun moriil, tidak akan bermanfaat.

Keluarga Sekolah

Lingkungan Nilai Rata-

rata

Sekolah yang menuntut nilai yang baik dari siswa harus mengiringi usaha siswa

Gambar 3. Motivasi Ekstrinsik dengan dengan mencukupi fasilitas Jika dilihat dari gambar 3 faktor

belajar dan juga dukungan moral. Guru harus mengenal karakter siswa. Jika

keluarga memberikan motivasi ekstrinsik yang paling tinggi daripada indikator

siswa mendapat nilai buruk secara motivasi ekstrinsik lainnya dengan nilai

kontinu, disinilah tugas guru untuk mempelajari masalah siswa tersebut, jika kontinu, disinilah tugas guru untuk mempelajari masalah siswa tersebut, jika

akan motivasi dari luar, sehingga dengan harus bekerjasama dengan wali kelas dan

pembelajaran ini guru BK. Adanya perhatian seperti itu,

adanya

model

diharapkan siswa lebih terbuka terhadap mampu memberikan siswa rasa diterima

orang tua seperti bertanya jika ada hal oleh orang sekitarnya dan menumbuhkan

yang susah dan juga terbuka terhadap rasa sayang kepada guru serta semangat

guru dan teman-teman sehingga untuk belajar lagi walaupun nilai yang

membuat suasana belajar tidak kaku dan didapat masih cenderung rendah.

menyenangkan. Dorongan- Faktor dengan nilai tinggi yang

justru

dorongan dan dukungan yang positif dari terakhir adalah faktor lingkungan dengan

berbagai aspek dari luar diharapkan juga nilai 71,48%. Faktor lingkungan

akan meningkatkan motivasi dari dalam memberikan pengaruh yang tinggi

diri siswa dan akan membuat siswa yang terhadap

sebelumnya kurang bersemangat menjadi pembelajaran inkuiri membuat isswa

individu yang lebih termotivasi untuk harus selalu

berinteraksi dengan

belajar.

lingkungan terutama

Berdasarkan hasil pengolahan data sekelomppoknya dengan kata lain

teman-teman

dengan menghitung rata-rata dari nilai- lingkungan adalah tempat berinteraksi

nilai indikator motivasi yang telah paling besar setiap siswa. Teman-teman

dijabarkan di atas yaitu motivasi intrinsik yang baik akan membuat siswa menjadi

dan ekstrinsik didapatkan nilai rata-rata baik juga dan sebaliknya jika teman-

secara keseluruhan yaitu 73,19%. Dari teman siswa cenderung berpikir dan

hasil yang telah didapatkan, dapat bertindak negatif maka siswa juga akan

diketahui bahwa model pembelajaran terikut arus. Dilihat dari nilai persentase,

inkuiri dapat menjadikan motivasi lingkungan memberikan nilai yang

memiliki kategori sedang. Hal ini tinggi, dapat dikatakan lingkungan

bahwa model terutama

menunjukkan

pembelajaran inkuiricukup menunjang memberikan pengaruh yang tinggi dan

teman-teman

siswa

keberadaan motivasi baik dari dalam baik pada siswa, dengan melihat teman

maupun dari luar diri siswa sehingga yang mendapat nilai baik akan memicu

memiliki peran yang penting dalam siswa untuk mendapat nilai yang baik.

membantu siswa untuk berusaha Selain itu, teman dengan sikap belajar

mendapatkan hasil yang baik. yang teratur

diharapkan mampu

3. Self Efficacy

membantu siswa

Self efficacy siswa diukur dengan pengetahuannya, misalnya mengajak

menggali

menggunakan angket self efficacy yang siswa belajar, mengajak siswa mencari

disusun berdasarkan 3 indikator self referensi atau sekedar mengajak siswa

efficacy dengan nilai yang dapat dilihat bersaing mendapatkan nilai tinggi saat

darigambar 4 berikut. ulangan. Teman dan lingkungan seperti inilah yang mampu membuat siswa

termotivasi untuk mendapatkan ilmu dan

nilai yang lebih lagi.

sen Nilai-nilai indikator motivasi 70 ekstrinsik diatas mendapatkan nilai rata-

Per 65

rata dari seluruh indikator motivasi ekstrinsik yaitu 71,74%. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi yang berasal dari luar diri siswa berada pada kategori yang tinggi. Tingginya kategori ini dapat dikatakan bahwa dorongan dari

Gambar 4. indikator self efficacy

pembelajaran luar sangat berpengaruh terhadap siswa.

Selama

Model pembelajaran inkuiri membantu

berlangsung,

model pembelajaran model pembelajaran

dalam mengerjakan tugas (gigih). Hal akhir yang akhirnya membuat siswa

ini dikarenakan model pembelajaran lebih yakin dan percaya diri bahwa

inkuiri dengan konsep pembelajaran siswa dapat menyelesaikan tugas

yang berorientasi pada kegiatan dengan tingkat kesulitan berbeda,

eksperimen membuat siswa merasa dikarenakan siswa sendiri yang

bahwa percobaan yang dilakukan harus melakukan dan mengalami. Dapat

berhasil agar bisa mendapatkan data dilihat pada gambar 4.4 bahwa indikator

yang baik yang akan dijadikan acuan level memiliki nilai 73,43% yang masuk

untuk menyimpulkan dan mengaitkan dalam kategori sedang. Hal ini berarti

dengan teori, maka dari itu siswa keyakinan siswa akan kemampuan yang

optimis bahwa kegiatan eksperimen dimilikinya dalam menyelesaikan tugas

yang mereka lakukan akan sukses dengan tingkat kesulitan yang berbeda

walaupun banyak hambatan. Hal ini tergolong tinggi. Selama proses

menyebabkan siswa bertahan untuk pembelajaran dengan menggunakan

mengerjakan percobaan dan post test model inkuiri, siswa dilatih agar selalu

dengan ketahanan yang tinggi, sehingga berpandangan

dapat dikatakan siswa menjadi gigih. mengerjakan tugas dan melihat tugas yang sulit sebagai tantangan, karena

optimis

dalam

Indikator self efficacy yang walaupun materi kimia yang dipelajari

ketiga yaitu generality mendapat skor tergolong materi yang mudah namun

81,83% yang masuk dalam kriteria jika materinya berupa hafalan, siswa

tinggi. Indikator ini menilai seseorang akan malas dan merasa sukar untuk

dengan keyakinan yang tinggi akan dipahami. Akan tetapi dengan model

merasa mampu melakukan tugas yang inkuiri

lebih baik walaupun dengan situasi yang eksperimen,

yang berbasis

kegiatan

berbeda dan mampu mengatasi segala berpandangan optimis, karena jika tidak,

sesuatu dengan efektif. Nilai pada hasil praktikum siswa akan gagal. Dapat

indikator ini dapat diartikan bahwa dikatakan bahwa model pembelajaran

siswa dapat menyikapi situasi yang inkuiri menjadikan siswa mampu

berbeda dengan baik dan berpikir positif merencanakan

walaupun sedang melakukan kesalahan. belajar, berpandangan optimis dalam

pelajaran

sebelum

Selama proses pembelajaran, model mengerjakan tugas-tugas sekolah, dan

pembelajaran inkuiri mampu membuat melihat tugas yang sulit sebagai

siswa berusaha untuk mencari jalan tantangan.

keluar ketika praktikum atau tugas yang dikerjakan gagal dan dapat mengatasi

Indikator sef efficacy yang segala sesuatu dengan efektif. Selain kedua yaitu strength mendapat skor

menyikapi sesuatu yang berbeda dengan 76,56% yang masuk dalam kriteria

baik dan berpikir positif, pada saat tinggi. Indikator ini menilai keyakinan

kegiatan belajar mengajar berlangsung, seseorang akan ketahanan yang

model pembelajaran inkuiri juga melatih dimilikinya dalam melakukan tugas atau

siswa untuk selalu mencari situasi baru dapat dikatakan gigih. Selama proses

yang dapat bermanfaat untuk kegiatan belajar mengajar, siswa kelas XI IPA 1

belajar yang membuat siswa suka SMAN 5 Samarinda dapat dikatakan

mencari referensi tertentu sebelum memiliki ketahanan yang tinggi dalam

materi akan dipelajari, hal ini berbeda mengerjakan

dengan model pembelajaran lain yang menggambarkan

tugas

yang

membuat siswa cenderung malas siswamemiliki

bahwa

para

mencari referensi yang akhirnya kegiatan yang dilakukan akan sukses,

keyakinan

bahwa

membuat siswa hanya bergantung pada berkomitmen dalam menyelesaikan

guru (teacher oriented), sehingga siswa tugas walaupun ada hambatan, serta

harus selalu β€˜disuapin’ pelajaran agar harus selalu β€˜disuapin’ pelajaran agar

inkuiri.

siswa berpikir positif bahwa apa yang Rata-rata hasil belajar siswa kelas telah

XI IPA 1 setelah melakukan kegiatan merupakan guru untuk cara belajar yang

dilalui melalui praktikum

pembelajaran menggunakan model baik karena dengan model pembelajaran

pembelajaran inkuiri ini, konsep yang tadinya abstrak menjadi konkrit dengan usaha siswa

Pada pertemuan pertama sendiri

siswa memperoleh nilai rata-rata 78 bimbingan dan bantuan guru. Adanya

sedangkan pada pertemuan kedua 68 nilai-nilai indikator self efficacy yang

dan pertemuan ketiga 70. Adapun nilai baik seperti yang telah dijelaskan, model

ulangan harian siswa adalah 70. pembelajaran berbasis kegiatan yang

Nilai pada pertemuan pertama berorientasi pada siswa dapat terus

merupakan nilai paling tinggi diantara dilakukan oleh guru, agar self efficacy

pertemuan lain dikarenakan materi siswa kedepannya dapat berkembang.

pertemuan pertama lebih mudah yaitu Jika dilihat dari pembahasan

materi membedakan larutan, koloid, yang telah dijabarkan diatas dapat

dan suspensi serta jenis-jenis koloid. dikatakan bahwa dengan menggunakan

Pembelajaran inkuiri membuat siswa model pembelajaran inkuiri, siswa akan

lebih mudah untuk membedakan memiliki self efficacy yang sangat tinggi

ketiga jenis sistem dispersi tersebut karena siswa akan belajar melakukan

dengan diadakannya praktikum selain proses pembelajaran dengan keyakinan

itu juga materi pada pertemuan diri dan merasa harus berhasil mulai dari

pertama merupakan contoh materi awal sampai akhir.

yang hasil pengamatannya dapat Berdasarkan hasil pengolahan

langsung dijadikan data yang data dengan menghitung rata-rata dari

dikaitkan dengan materi di referensi nilai-nilai indikator self efficacy yang

sehingga siswa hanya cukup melihat telah dijabarkan di atas yaitu level,

hasil praktikum dan mencocokkan strength, dan generality didapatkan nilai

konsep materi sebenarnya. Maka dari rata-rata secara keseluruhan yaitu

itu, siswa lebih mudah untuk 77,27%. Dari hasil yang telah

mencocokkan dan mengaitkannya didapatkan, dapat diketahui bahwa

antara data hasil praktikum dan model pembelajaran inkuiri dapat

konsep yang ada pada referensi. Oleh membuat siswa memiliki keyakinan diri

Pemahaman siswa yang tinggi terhadap dirinya sendiri. Hal

karenanya,

terhadap praktikum cenderung lebih ini dikarenakan model pembelajaran

besar sehingga pada saat mengerjakan inkuiri membuat siswa ikut aktif dalam

soal juga lebih mudah untuk siswa. proses pembelajaran mulai dari

Nilai pada pertemuan kedua persiapan hingga akhir, sehingga siswa

merupakan nilai terendah dari semua merasa dirinya sangat paham dengan

Pertemuan kedua materi yang dipelajari. Oleh karena itu,

pertemuan.

membahas sifat-sifat koloid yang model pembelajaran inkuiri dapat

abstrak. Sedangkan pembelajaran dikatakan sangat menunjang self

inkuiri dengan berbasis kegiatan efficacy siswa untuk mendapatkan hasil

membuat siswa belajar yang baik.

praktikum

mendapatkan hasil pengamatan yang

4. HasilBelajar Kimia Siswa konkrit. Maka dari itu materi ini Hasil belajar kimia siswa yang

siswa untuk digunakan ini adalah hasil belajar

mengharuskan

mengkonkritkan sesuatu yang abstrak, kognitif. Hasil belajar yang diperoleh

walaupun praktikum yang dilakukan adalah hasil belajar siswa setelah siswa

praktikum sederhana melaksanakan

tergolong

pembelajaran

sehingga membutuhkan daya serap yang lebih tinggi.oleh krena itu, siswa sehingga membutuhkan daya serap yang lebih tinggi.oleh krena itu, siswa

yang didapat adalah 70. Nilai ulangan Sifat-sifat koloid tidak dapat dilihat

tersebut termasuk dalam kategori yang secara langsung dengan praktikum

tinggi walaupun tidak termasuk hasil menggunakan model inkuiri sehingga

yang maksimal. Adanya model pada saat pemahaman materi siswa

pembelajaran inkuiri membuat siswa harus mengaitkan antara poin satu

terbantu untuk memahami materi- dengan

materi yang telah dipelajari tanpa mengaitkannya

harus mengandalkan β€˜text book pertama. Selain itu, soal-soal pada

terhadap

materi

minded’, hal inilah yang menjadikan posttest dibuat berdasarkan penalaran

siswa tidak perlu susah payah pada hasil praktikum dan referensi.

menghafal sehingga siswa cenderung Oleh karena data pengamatan yang

merasa dipermudah dengan adanya dihasilkan pada kegiatan praktikum

pemahaman-pemahaman konsep pada model

saat praktikum di pertemuan- merupakan hasil konkrit yang dapat

pembelajaran

inkuiri

pertemuan sebelumnya. Jika dengan dilihat secara nyata sedangkan

model pembelajaran inkuiri yang lebih materinya merupakan sesuatu yang

menyenangkan dan juga siswa terjun abstrak sehingga membuat nilai rata-

langsung di proses pembelajaran rata pada pertemuan nilai terendah

membuat nilai siswa tidak terlalu dari semua pertemuan. Maka dari itu

maksimal maka ditakutkan hasil yang seharusnya pada materi ini diberikan

didapat tidak lebih baik dari saat ini. media pembelajaran lain seperti adobe

jika materi koloid yang hanya flash guna menunjang pemahaman

dilakukan dengan metode presentasi konsep siswa dan mengembangkan

atau metode ceramah. imajinasi terhadap hal-hal yang

Dari penjelasan diatas dapat berkaitan dengan konsep yang

disimpulkan bahwa hasil belajar yang abstrak.

diperoleh siswa belum maksimal. Hal Nilai pada pertemuan ketiga

ini terjadi karena kemampuan siswa memiliki rata-rata 70, tergolong dalam

beragam sehingga tidak semua siswa nilai yang tinggi walaupun berbeda

dapat memahami materi dengan baik jauh dari nilai pada pertemuan

bahkan ada siswa yang tidak bisa pertama yaitu 78. Materi pada

persamaan reaksi. pertemuan

membuat

Pelaksanaan model pembelajaran pembuatan

inkuiri di kelas XI IPA 1 terkendala pembelajaran inkuiri membuat siswa

koloid.

Model

waktu pelaksanaan karena proses dapat mempraktikkan secara langsung

pengumpulan data membutuhkan beberapa cara pembuatan koloid

waktu yang lama sehingga siswa sehingga siswa lebih paham daripada

terburu-buru dalam mengolah data. harus hanya β€˜text book minded’ dan

Secara keseluruhan hasil belajar kimia juga walaupun praktikum yang

siswa kelas XI IPA 1 menggunakan dilakukan lebih sulit untuk dilakukan

model pembelajaran inkuiri pada tapi tetap lebih mudah untuk dipahami

materi inkuiri rata-rata siswa memiliki daripada materi di pertemuan kedua.

nilai dengan kriteria tinggi (71). Namun rata-rata nilai pertemuan ketiga tidak terlalu tinggi seperti pertemuan pertama karena cara

5. Hubungan Motivasi dan Hasil Belajar kondensasi tidak dapat dilakukan

hipotesis untuk praktikum

Pengujian

mengetahui hubungan positif antara fasilitas sehingga siswa diminta untuk

karena

keterbatasan

motivasi dengan hasil belajar kimia memahami sendiri materi yang tidak

siswa melalui model pembelajaran pernah mereka lakukan walaupun

inkuiri menggunakan korelasi product tetap dengan bantuan penjelasan guru.

moment. Dari data hasil uji statistik moment. Dari data hasil uji statistik

dapat diketahui walaupun motivasi motivasi dengan hasil belajar kimia

siswa tergolong tinggi baik motivasi berkriteria sedang yang artinya dengan

intrinsik maupun motivasi ekstrinsik nilai korelasi tersebut, motivasi dapat

untuk mendapatkan hasil belajar yang membantu siswa mencapai hasil belajar

dengan diadakannya yang memuaskan walaupun tidak secara

memuaskan

pembelajaran dengan model inkuiri keseluruhan dikarenakan nilai koefisien

dikarenakan siswa terjun langsung penentu motivasi dengan hasil belajar

untuk melihat apa yang dipelajari, akan hanya sebesar 24,5% dengan kriteria

tetapi hal ini tidak serta-merta membuat rendahnya yang artinya bahwa motivasi

hasil belajar yang didapatkan oleh siswa belajar berkontribusi menentukan hasil

menjadi tinggi juga. Rata-rata hasil belajar sebesar 24,5%. Ini berarti bahwa

belajar siswa yang didapatkan walaupun masih ada faktor lain selain motivasi

dengan kategori tinggi yaitu 71, akan pada diri siswa sebesar 75,5%.

tetapi jika dilihat pada kenyataannya, Rendahnya nilai kontribusi motivasi

nilai tersebut hanya memiliki nilai lebih siswa menjadikan motivasi menjadi

tinggi 1 (satu) poin dari nilai standar faktor yang sering diabaikan oleh

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). individu ketika ingin mencapai sesuatu.

Hal ini dikarenakan meskipun siswa Faktor motivasi yang berada pada Kp

termotivasi untuk belajar, materi koloid 24,5% menandakan bahwa model

yang dipelajari membuat siswa kesulitan pembelajaran

untuk menghubungkan materi yang ada meningkatkan motivasi siswa sebesar

inkuiri

dapat

di praktikum dengan materi yang ada 24,5%. Walaupun motivasi memiliki

pada konsep referensi. Selain itu, hubungan positif dan berpengaruh

dengan diadakannya pembelajaran terhadap hasil belajar, namun dengan

dengan model inkuiri ini, konsentrasi nilai kontribusi yang kecil, Akan tetapi

siswa terhadap pelajaran yang menjadi dengan

fokus utama termasuk dalam kategori diharapkan siswa lebih menaruh

yang rendah yaitu 65,23% dikarenakan perhatian lebih lagi terhadap motivasi

siswa harus berkelompok sehingga pada untuk dirinya sendiri.

belajar mengajar Model pembelajaran yang diberikan

saat

kegiatan

berlangsung banyak siswa cenderung guru perlu menunjang motivasi belajar

berbicara selain membicarakan topik siswa. Model pembelajaran yang dapat

pelajaran dengan kelompoknya, selain meningkatkan motivasi siswa contohnya

itu praktikum materi koloid yang relax adalah model pembelajaran inkuiri.

dan memiliki materi yang mudah Model pembelajaran ini membuat siswa

membuat siswa cenderung bersikap merasa senang dikarenakan materi yang

santai sehingga kurang konsentrasi dipelajari bukan hanya berdasarkan

dalam memahami pelajaran. Hal inilah ceramah dari guru, namun siswa sendiri

yang membuat hasil belajar yang yang

didapat memiliki hubungan yang sedang walaupun tetap mendapat bimbingan

melakukan

pembelajaran

dengan hasil belajar pada pokok bahasan dan penjelasan dari guru. Selain itu

koloid yang menggunakan model model pembelajaran ini membuat siswa

pembelajaran inkuiri. tidak harus duduk dan mendengarkan

Hal ini sesuai dengan hasil uji yang biasanya membuat siswa merasa

statistik korelasi X 1 dan Y menggunakan cepat bosan apalagi berhadapan dengan

uji t dimana Nilai t tab(0,05;30) = 2,042 maka, materi yang secara keseluruhan

t hit =3,591 > t tab =2,042, sehingga Ha merupakan hafalan konsep. Selain itu,

diterima (H 0 ditolak) maka dapat siswa kelas XI IPA 1 memiliki banyak

disimpulkan bahwa terdapat hubungan kesempatan untuk aktif dan insiatif

positif dan signifikan antara motivasi mengerjakan prosedur kerja dan LKS.

belajar dan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran belajar dan hasil belajar dengan menggunakan model pembelajaran

nilai posttest dan ulangan harian siswa, 2014/2015. Hal ini menunjukkan bahwa

selain itu model pembelajaran ini motivasi berpengaruh terhadap hasil

membuat siswa melatih diri untuk belajar kimia siswa.

membuat perencanaan tentang apa yang akan dilakukan baik dalam mencari

ada siswa lagi yang berjalan ke referensi untuk pelajaran keesokan hari, kelompok lain. Sehingga pada saat

maupun berencana dan bekerjasama postest kedua dilaksanakan, para siswa

untuk menyiapkan bahan bersama tidak terlalu mengalami kesulitan.

teman kelompok.

6. HubunganSelf Model pembelajaran inkuiri akan Efficacy denganHasilBelajar

melatih siswa untuk memiliki keyakinan Pengujian hipotesis kedua yaitu

akan ketahanan yang dimilikinya dalam

tugas. Siswa yang Efficcacy) dengan Y (hasil belajar)

membuktikan hubungan antara X 2 (Self

melakukan

melakukan kegiatan belajar sendiri menggunakan

tanpa banyak dibantu oleh guru moment .Koefisien korelasi (r x2y ) antara

korelasi

product

diharapkan yakin dan bertanggung self efficacy dengan hasil belajar

jawab akan keberhasilannya dan optimis menunjukkan nilai positif yakni 0,501

bisa mendapat nilai akhir yang baik. yang tergolong nilai korelasi yang

Adanya pembelajara n dengan cara β€˜self sedang, nilai ini mengartikan bahwa self

service ’ yang diterapkan oleh model efficacy berhubungan dengan hasil

pembelajaran inkuiri membuat siswa belajar secara positif . Dapat dikatakan,

berkomitmen dalam menyelesaikan dengan adanya self efficacy akan

tugas walaupun ada hambatandan membuat hasil belajar menjadi baik

berkeyakinan akan ketahanan dalam walaupun nilai koefisien penentu (Kp)

mengerjakan tugas (gigih) karena siswa hanya 25,1%. Nilai koefisien penentu

merasa dia harus bersaing dengan tersebut mengartikan, kontribusi self

temannya dan tidak ada yang bisa efficacy terhadap hasil belajar siswa

membantu.

tergolong rendah. Jadi jika dilihat antara Proses belajar mengajar nilai koefisien korelasi dengan nilai

seperti yang dilakukan saat koefisien penentu, dapat disimpulkan

penelitian, mampu membuat siswa bahwa walaupun hanya terdapat 25,1%

melatih diri untuk tidak takut dan self efficacy pada diri siswa, kontribusi

panik saat melakukan kesalahan saat tersebut

percobaan dan melatih siswa untuk berhubungan dan memengaruhi hasil

mengatasi segala sesuatu dengan belajar. Tidak adanya self efficacy siswa

efisien, karena model pembelajaran dapat berakibat siswa tidak yakin akan

ini mengharuskan siswa berpacu hasil belajar yang didapat dan siswa

dengan waktu sehingga tidak ada cenderung pasrah dengan hasil yang

waktu untuk bermain dan bermalas- didapat. Model pembelajaran inkuiri

Konsep eksperimen dapat membangkitkan 25,1% self

malasan.

membuat siswa yakin apa yang efficacy siswa, sehingga siswa harus

dipelajari merupakan guru yang lebih fokus dan yakin terhadap diri

baik karena siswa sendiri yang sendiri lagi jika ingin berhasil dalam

melakukan percobaan sehingga pembelajaran.

siswa akan selalu mengingat proses- Model pembelajaran inkuiri dapat

proses pembelajaran mulai dari nol dikatakan membuat siswa memiliki

sampai akhir.

keyakinan diri

dilihat dari hasil membantu proses belajar siswa dengan

penelitian dapat diketahui walaupun baik. Adanya model ini membuat siswa

self efficacy siswa tergolong tinggi berpandangan optimis bahwa siswa

untuk mencapai hasil belajar yang dapat mengerjakan tugas praktikum

memuaskan, akan tetapi tidak memuaskan, akan tetapi tidak

dan hubungan antara data yang pada diri siswa, yang ditunjukkan

didapat dengan model inkuiri dengan hasil belajar dengan nilai 71

dengan referensi. Hal inilah yang yang akhirnya membuat hubungan

membuat self efficacy siswa self efficacy dan hasil belajar berada

memiliki hubungan dengan tingkat pada tingkat sedang. Pada self

sedang dengan hasil belajar pada efficacy siswa dapat dilihat pada

pokok bahasan koloid yang tabel 3 indikator level merupakan

menggunakan model pembelajaran indikator dengan nilai paling rendah

inkuiri.

yang mengartikan bahwa siswa Hal ini sesuai dengan hasil uji memiliki keyakinan pada dirinya

statistik korelasi X 2 dengan Y akan kemampuan yang dimilikinya

menggunakan uji t dimana nilai dalam menyelesaikan tugas dengan

t tab(0,05;30) = 2,042 maka, t hit =3,663 > tingkat kesulitan yang berbeda

t tab =2,042, sehingga Ha diterima (H 0 walaupun dengan nilai paling

ditolak) maka dapat disimpulkan rendah diantara indikator-indikator

bahwa terdapat hubungan positif self efficacy lainnya. Hal ini

dan signifikan antara self efficacy disebabkan

belajar dengan pembelajaran inkuiri yang berbasis

menggunakan model pembelajaran kegiatan praktikum pada pokok

inkuiri pada pokok bahasan koloid bahasan koloid membuat siswa

di SMAN 5 Samarinda tahun ajaran harus belajar dengan tingkat

2014/2015. Hal ini menunjukkan pemahaman materi yang berbeda.

bahwa self efficacy mempengaruhi Dapat diketahui materi pertama

hasil belajar siswa. yang

7. HubunganMotivasidanSelf membedakan larutan, suspensi, dan

merupakan

materi

Efficcay denganHasilBelajar koloid serta penggolongan koloid

Pengujian hipotesis ketiga yaitu tergolong materi yang mudah.

membuktikan hubungan antara X 1 Materi kedua merupakan sifat

(motivasi) dan X 2 (Self Efficcacy) dengan koloid yang membuat siswa harus

belajar) menggunakan menghubungkan

(hasil

korelasiganda. Koefisien korelasi (r x1x2y ) pengamatan dan mengkonkritkan

data

hasil

antara motivasi, self efficacy, dan hasil serta

belajar memiliki nilai positif yakni 0,537 referensi termasuk materi yang

menyesuaikan

dengan

dengan nilai koefisien penentu 28,8% rumit dan ketiga materi pembuatan

dengan kriteria cukup. Nilai korelasi koloid yang termasuk materi rumit.

yang ditunjukkan dengan angka 0,537 Tingkat kesulitan materi yang

menunjukkan bahwa hubungan antara berbeda antara sub-pokok bahasan

motivasi dan self efficacy dengan hasil satu dengan lainnya yang dilakukan

belajar sedang, namun nilai yang dengan pembelajaran yang berbasis

diperoleh lebih tinggi jika dibandingkan praktikum merupakan faktor nilai

hubungan antara motivasi dengan hasil level siswa juga cenderung lebih

belajar atau self efficacy dengan hasil rendah daripada nilai indikator

belajar saja. Tingginya nilai korelasi lainnya. Nilai level yang lebih

dikarenakan variabel motivasi dan self rendah inilah yang membuat siswa

efficacy yang bekerjasama pada diri memiliki nilai fluktuatif dimana

siswa mampu membangun diri siswa agar nilai post test pertama merupakan

siswa yakin dapat memperoleh hasil yang nilai paling tinggi dikarenakan

lebih baik. Artinya bahwa motivasi mudahnya sub pokok bahasan dan

belajar dan self efficcacy berkontribusi prosedur

cukup menentukan hasil belajaryang sedangkan pertemuan kedua dan

praktikum

inkuiri,

ditunjukkan dengan nilai koefisien ketiga

cenderung

menurun

penentu sebesar 28,8%. Dengan nilai Kp

28,8%,Walaupun sama-sama berkriteria siswa mendapatkan hasil belajar yang rendah, namun saat motivasi dan self

baik pada pokok bahasan koloid dengan efficacy berhubungan dengan hasil

model pembelajaran belajar dengan masing-masing nilainya

menggunakan

hanya dengan tingkat sendiri, menyebabkan nilai yang didapat

walaupun

hubungan yang sedang.

Hal ini sesuai dengan hasil uji hanya berkontribusi 24,5% dan antara X 2 statistik korelasi antara X 1 dan X 2 dengan dengan Y hanya 25,1%, akan tetapi jika

tergolong rendah antara X 1 dengan Y

Y menggunakan uji F dimana nilai

F tab(0,05;2;30) = 3,33 maka, F hit =5,875 > sama berkontribusi terhadap hasil belajar

variabel X 1 dan X 2 bergabung bersama-

F tab =3,33, sehingga Ha diterima (H 0 siswa, nilai yang didapat menjadi naik

ditolak) maka dapat disimpulkan bahwa hingga 28,8%. Hal ini dikarenakan

terdapat hubungan positif dan signifikan motivasi seseorang tidak bisa dilepaskan

antara motivasi belajar dan self efficacy dari self efficacy, begitu pula self efficacy

menggunakan model seseorang tidak bisa dilepaskan dari

dengan

pembelajaran inkuiri pada pokok bahasan motivasi, karena keduanya saling

koloid di SMAN 5 Samarinda tahun mempengaruhi.

ajaran 2014/2015. Berdasarkan hasil uji Siswa dengan motivasi yang tinggi,

statistik, terdapat hubungan antara namun tidak ada keyakinan diri,

motivasi dan self efficacy melalui model membuat hasil belajar yang didapat tidak

pembelajaran inkuiri dengan hasil belajar akan maksimal. Dikarenakan, walaupun

siswa pada pokok bahasan koloid kelas dengan motivasi dari berbagai indikator

XI IPA 1 SMA Negeri 5 Samarinda, memiliki nilai yang tinggi namun siswa

karena pada proses pembelajaran inkuiri, yang tidak dapat memiliki self efficacy

siswa dapat secara aktif untuk mengikuti yang juga tinggi membuat siswa akan

kegiatan pembelajaran, keaktifan dan selalu merasa menganggap mudah

kontribusi terhadap pelajaran mampu sesuatu, sehingga materi koloid yang

membangkitkan motivasi dan self pada dasarnya mudah dan hanya berupa

efficacy siswa untuk terus belajar dan teori tanpa hitungan membuat siswa akan

berlatih. Model pembelajaran ini menganggap remeh pelajaran itu

membuat motivasi dan self efficacy pada sehingga

siswa berkontribusi secara baik untuk pembelajaran inkuiri. Begitupun siswa

membantu siswa mendapatkan hasil dengan self efficacy yang tinggi, tapi

belajar yang baik pula. tidak mendapat motivasi dari manapun, siswa tersebut akan kehilangan percaya

KESIMPULAN

diri yang lama-kelamaan akan menggerus

keyakinan diri siswa tersebut untuk Berdasarkan hasil penelitian, mendapatkan

dan pembahasan, memuaskan,

hasil

belajar yang

analisa

data

kesimpulan yang diambil adalah: dengan model inkuiri membutuhkan

dimana

pembelajaran

1. Terdapat hubungan positif antara keyakinan diri yang baik walaupun

motivasi dengan hasil belajar siswa materi yang dipelajari termasuk topik

melalui model pembelajaran inkuiri yang mudah seperti koloid. Maka dari itu,

pada pokok bahasan koloid di kelas guru

XI IPA 1 SMA Negeri 5 Samarinda pembelajaran yang mudah seperti koloid

harus mengusahakan

agar

tahun ajaran 2014/2015 dengan tidak dianggap β€˜remeh’ oleh siswa

tingkat hubungan sedang yaitu sehingga

sebesar 0,495. pembelajaran inkuiri yang membutuhkan

digunakanlah

model

2. Adanya hubungan positif antara self praktikum dan juga melatih siswa agar

efficacy dengan hasil belajar siswa memiliki

melalui model pembelajaran inkuiri mendapatkan hasil belajar yang baik.

pada pokok bahasan koloid di kelas Maka dari itu motivasi dan self efficacy

XI IPA 1 SMA Negeri 5 Samarinda saling membantu dan berkontribusi agar

tahun ajaran 2014/2015 dengan tahun ajaran 2014/2015 dengan

Kurikulum Berbasis Kompetensi.

3. Motivasi dan self efficacy dengan Buku 1 dan 2 . Bandung: Bina hasil belajar siswa melalui model