View of Pemberdayaan Komoditas Rumput Laut “Algae” dan Perubahan Sosial Ekonomi Warga Desa di Pesisir Pantai Bentenan Kabupaten Minahasa Selatan
Pemberdayaan Komoditas Rumput Laut “Algae” dan Perubahan Sosial Ekonomi Warga Desa di Pesisir Pantai Bentenan Kabupaten Minahasa Selatan
Deitje Rompis*
Fakultas Ekonomi Universitas Klabat
The business utilization however affects social and economics’ component for the community lives. This was shown by the study for seaweed production over the enhances to design the factors of utilization
component as it affects to the social-economic factors of the households. Utilization component was comprised of the factors of, financing, raw materials (seeds for seaweed and tools), plantation and maintaining, reaping and storing, marketing and the government assistance. The forgoing factors were considered as variables for the study, that observed individually and collectively towards the social-economic factors. Such social-economic factors that considered as research variables, were, the congregational concern, communion, infrastructures, environment, educational level, health care, earnings, consumption, savings and investments. By the usage of interview and questionnaire, as research instrument with the total population N=40, the researcher specify the results of the study as following. The reaping and storing variable in general related to utilizing component in average value 4.475, standard deviation 0.056. However environment variable as well as the health level, respectively attained in value of 4.474 and 4.525, standard deviation 0.506 and 0.554, while towards saving 4.450 and investment 4.425, and standard deviation respectively 0.504 and 0.549. The result of Pearson product moment correlation noted that the value of financial variable towards the importance of plantation technology and the maintaining of the process of seaweed as r=0.59676. On the other hand, with regards to the variable for reaping and storing seaweed products as r=0.6985, while for the final processing r=04612 and towards the developments for the marketing link as r=0.6985, while for the final processing r=04612 and towards the developments for the marketing link as r=0.3411. The four matrix relationship were surpassing the relationship value as it based on the 95% significant level in degree of freedom 39, which stated to reject the null hypotheses. The study found that the increasing of real earnings of the households, after four (4) years period engaging the seaweed household business. That among thirty-one (31) respondents stated their changes in earnings of 186% from their earlier earnings annually Rp. 5.2 millions to Rp 33.6 millions. Probably to utilize the household business of seaweed in Bentenan affects their social-economics component.
Key words: seaweed business, seashore’s business, bentenan seaweed
PENDAHULUAN
Contoh sumber daya alam yang tidak Indonesia adalah Negara yang kaya
dapat diperbarui adalah minyak bumi, akan berbagai jenis sumber daya alam.
barang tambang atau mineral seperti Sumber daya alam adalah semua jenis
batubara, tembaga, nikel dan lain-lain. Desa kekayaan alam baik berupa benda mati
Bentenan terdiri dari 5 jaga dengan jumlah maupun benda hidup yang dimiliki oleh
penduduk kurang lebih 1.500 orang dimana suatu tempat yang dapat digunakan untuk
25% berusia 17-40 tahun. Usia ini sangat memenuhi kebutuhan hidup manusia.
produktif untuk berbagai jenis pekerjaan Sumber daya alam dapat dibedakan menjadi
termasuk nelayan dan petani. dua, yaitu sumber daya alam yang dapat
Mata pencaharian utama masyarakat diperbarui dan sumber daya alam yang tidak
desa Bentenan adalah nelaya dan petani. dapat diperbarui. Contoh sumber daya alam
Jumlah penduduk yang bekerja sebagai yang diperbarui adalah hewan liar maupun
nelayan 117 orang, petani 32 orang, petani piaraan, hutan dan tumbuhan lainnya.
penggarap 58 orang, wiraswasta 18 orang, *alamat korespondensi:
tukang 9 orang dan guru 8 orang. Desa [email protected]
Bentenan dikategorikan desa tertinggal
166 DEITJE ROMPIS
dengan pendapatan perbulan/orang masih di Winamo (1985) menyatakan bahwa bawah 2.000.000. Petani yang ada didesa
rumput laut telah mendapat tempat yang ini menanam berbagai jenis tanaman
sangat baik pada menu masyarakat Jepang. palawija dan yang lainnya terjun dalam
Sedangkan kandungan gizi rumput laut usaha selaku nelayan dengan menangkap
dalam setiap 100 gram bahan kering: ikan jenis deho dan malalugis.
karbohidrat 54,3-73,8%, protein 1,3-5,9%, Dalam
Ca, Na, I, larutan ester, serta vitamin A, B, meningkatkan taraf hidup masyarakat, maka
C, D dan E yang cukup tinggi (Hetty, 1987). penduduk desa Bentenan memanfaatkan
Lanjut Hidayat (1994), bangsa Rumawi sumber daya manusia dan sumber daya
memanfaatkan rumput laut sebagai bahan alam. Kedua potensi sumberdaya ini dapat
baku pembuatan kosmetik. Manisan rumput digunakan
laut yang dibuat dari jenis Eucheuma memperhatikan kelestarian lingkungan.
kesehatan dengan Sedangkan salah satu sumber daya alam
berguna
untuk
memperlancar system pencernaan. yang berpotensi untuk meningkatkan
Realisasi ekspor rumput laut Indonesia keadaan sosial ekonomi masyarakat adalah
pada tahun 2002 yang didukung Azis (2002) dengan pemberdayaan rumput laut yang ada
diperkirakan 18.000 ton atau masih jauh di di pesisir pantai Bentenan.
bawah ekspor Negara tetangga seperti Dari data goegrafis yang didatakan
Filipina yang setiap tahun mencapai 100.000 Biografis Statistik (2009) luas wilayah
ton. Rendahnya hasil ekspor rumput laut daratan Indonesia 1.904.569 km 2 dan luas Indonesia berkaitan dengan kemampuan wilayah perairan 3.292.100 km 2 atau 80% petani dalam mengembangkan komoditas
lebih luas dari daratannya. Dengan melihat tersebut. Kebutuhan bahan baku rumput keadaan wilayah Indonesia ini, maka
laut saat ini belum terpenuhi oleh produksi sumber daya alam di Indonesia cenderung
local. Dengan potensi lahan yang ada, Aziz lebih banyak terletak di perairan atau lautan
lebih lanjut mengemukakan bahwa produksi sehingga
masih berpeluang untuk ditingkatkan diperhatikan. Sumber daya alam yang
kapasitas ekspornya menjadi 25.000 ton per secara khusus dihasilkan oleh laut itu sendiri
tahun.
yang biasa dikenal dengan hasil laut seperti: Permintaan dunia terhadap jenis rumput ikan, kerang, rumput laut, karang dan
laut yang mengandung karagenan mencapai sebagainya (Simamarta, 1984).
18.000-20.000 ton per tahun, dan 4.000 ton Hetty (1987) mengemukakan bahwa
berasal dari jenis Eucheuma. Jenis rumput laut mempunyai nilai ekonomi yang
Eucheuma dihasilkan juga di desa Bentenan. tinggi karena penggunaannya sangat luas
Eucheuma dari Bentenan kualitasnya baik dalam bidang industri kembang gula,
karena perairannya kurang berarus tetapi kosmetik, es krim, media cita rasa, saus,
ombaknya cukup tinggi disaat berangin. sutera, pengalengan ikan/daging, obat-
Peningkatan usaha budidaya rumput laut ini obatan dan batang besi untuk solder/las
tidak hanya penting untuk meningkatkan sedangkan Aprilani (1985) dalam sebuah
produksi, tetapi juga penting dalam makalah dan diskusi panel mengenai
penyediaan lapangan kerja, khususnya bagi produksi dan budidaya rumput laut
penduduk di sekitar tempat tersebut. Ini menyatakan bahwa rumput laut sebagai
sesuai dengan surat keputusan Presiden bahan mentah untuk membuat agar-agar di
Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1982 Indonesia dilakukan sejak tahun 1930
tentang pengembangan budidaya laut di dengan berdirinya pabrik pembuatan agar-
perairan Indonesia dan dalam rangka agar terbesar pertama di Kudus dan saat ini
menunjang program pemerintah untuk telah dibangun di beberapa kota lain seperti
meningkatkan ekspor non migas, maka Surabaya, Jakarta dan Ujung Pandang.
pengembangan rumput laut merupakan salah satu usaha untuk memanfaatkan perairan
Vol. 8, 2009 Pemberdayaan Komoditas Rumput Laut “Algae” 167
pantai semaksimal mungkin. pemberdayaan rumput laut, komponen Laode (1991) menyatakan bahwa selain
sosial dan komponen ekonomi di Desa jenis
Bentenan? Sejauh mana keterkaitan antar membudidayakan rumput laut
factor factor penelitian atas fenomena Gracileria sp di tambak. Disisi lain menurut
jenis
pemberdayaan komoditas rumput laut di Kartikaningtias, budidaya rumput laut di
Bentenan? dan Bagaimana perobahan tambak lebih banyak keuntungannya
pendapatan warga sebelum dan sesudah dibandingkan dengan di laut. Sebagai
program pemberdayaan kewiraswastaan pembanding Sadhori (1992) ada beberapa
rumput laut di desa Bentenan. manfaat yang dapat diperoleh dari usaha
Definisi Istilah. Pendanaan, adalah pembudidayaan rumput laut, antara lain:
dimaksud bagi pemberdayaan komoditas Usaha
rumput laut algae warga desa pesisir pantai Mempertahankan kelestarian sumber daya
meningkatkan
produksi.
Bentenan kabupaten Minahasa. Bahan baku hayati laut. Menciptakan lapangan kerja
dan peralatan, dimaksud bagi bahan baku baru yang bersifat padat kerja dan hanya
yang dibutuhkan untuk memberdayakan menggunakan
komoditas rumput laut algae warga desa Meningkatkan
teknologi sederhana.
pesisir pantai Bentenan kabupaten Minahasa Meningkatkan gizi. Meningkatkan devisa
penghasilan
nelayan.
yang meliputi bibit dan penyeleksiannya Negara.
serta peralatan yang digunakan untuk Melihat manfaat rumput laut yang
pengelolaaan komoditas rumput laut sangat besar dan luas, dan mempunyai
penanaman dan prospek yang baik sebagai salah satu
tersebut.
Teknik
pemeliharaan, dimaksud bagi teknik komoditas perdagangan, baik untuk
menanam komoditas rumput laut di pesisir memenuhi permintaan dalam dan luar
pantai Bentenan dan pengembangan negeri, maka perlu diadakan penelitian-
berbagai metode warga desa atas komoditas penelitian yang memberikan informasi dan
rumput laut dan pemeliharaannya. Teknik solusi dari kendala-kendala yang sedang
panen dan penyimpanan, dimaksud bagi dihadapi oleh pengusaha rumput laut di
cara maupun bentuk pekerjaan memanen Sulawesi Utara dan khususnya di desa
komoditas rumput laut algae warga desa Bentenan. Masalah secara umum adalah
pesisir pantai Bentenan dan teknik sejauhmana pengaruh adanya pemberdayaan
menyimpan produksi panen komoditas komoditas rumput laut “Algae” terhadap
rumput laut tersebut.
perobahan Sosial Ekonomi Masyarakat di Proses hasil akhir, adalah bentuk pesisir pantai Bentenan Kecamatan Belang
pekerjaan memproses hasil akhir produksi Kabupaten Minahasa? Secara terperinci
komoditas rumput laut algae yang masalah penelitian ini adalah sebagai
diberdayakan oleh warga desa Bentenan berikut: Bagaimana kondisi demografi
dalam studi pemberdayaan komoditas Tingkat Pendidikan Warga Desa Bentenan
rumput laut ini. Pemasaran, dimaksud bagi sebelum dan sesudah pemberdayaan
bentuk pemasaran komoditas rumput laut? Berapa Nilai rata-
pengembangan
komoditas rumput laut algae ketika rata dan deviasi standar factor factor
komoditas ini diberdayakan sebagai hasil penelitian terhadap ke tiga komponen studi kajian penyusun. Pembinaan
warga desa pengelola komoditas rumput laut pemerintah, adalah faktor perhatian
ketika kegiatan komoditas rumput laut pemerintah bagi warga desa pengelola
diberdayakan.
komoditas rumput laut untuk berpacu dalam Komunitas, adalah nilai sosial warga pergumulan pertumbuhan sosial ekonomi di
desa pesisir pantai Bentenan sebagai kabupaten
indikator perubahan status sosial ketika penyuluhan lapangan pertanian dan nelayan.
komoditas rumput laut diberdayakan di Amal ibadah, adalah faktor sosial budaya
wilayah ini. Membangun desa, adalah faktor
168 DEITJE ROMPIS
keberhasilan warga desa pesisir pantai
pantai Bentenan. Bentenan ketika nilai warga desa berubah
dikawasan pesisir
Pembelanjaan, adalah faktor pendukung sebagai akibat pemberdayaan komoditas
nilai ekonomi desa ketika warga desa rumput laut yang terlihat dari tingkat
memperlihatkan dorongan untuk belanja pembangunan desa itu berupa sarana
pendapatan akibat pertemuan umum desa, jalan dalam
oleh
adanya
diusahakannya komoditas rumput laut pedesaan, dll. Bina lingkungan, dimaksud
Bentenan. Simpanan, adalah sejumlah nilai bagi tingkat lingkungan bersih, sehat serta
perolehan warga desa Bentenan yang lingkungan rapih dan serasi sebagai akibat
ditabung setelah mengusahakan komoditas dari adanya kegiatan pemberdayaan
rumput laut. Investasi, adalah nilai komoditas rumput laut. Tingkat pendidikan,
ekonomis warga desa Bentenan setelah adalah tingkat pendidikan warga desa yang
berhasil mengelola rumput laut sebagai diperlihatkan oleh keberhasilan menuntut
ekonomi untuk ilmu anak didik warga desa di tingkat desa
sebagian
kegiatan
kegiatan pemberdayaan yang seterusnya mendukung pendidikan
memperluas
komoditas rumput laut itu maupun bagi lebih lanjut di tempat lainnya untuk
pengembangan usaha yang lainnya. dikontribusikan bagi wilayah setempat
tidak terdapat maupun bagi bangsa dan negara oleh adanya
Hipotesis. Ho:
keterkaitan antara satu dan lain variabel pemberdayaan komoditas rumput laut itu.
penelitian tentang pemberdayaan komoditas Tingkat kesehatan adalah tingkat
rumput laut dan pemberdayaan sosial kesehatan yang dicapai oleh warga desa
ekonomi masyarakat. Adanya pengaruh ketika bergumul dalam bidang kesehatan
pemberdayaan komoditas rumput laut manakala mengusahakan komoditas rumput
perobahan sosial ekonomi laut. Pendapatan (income) warga desa
terhadap
masyarakat desa Bentenan yang diukur adalah pendapatan warga desa sebagai
dengan pendapatan masyarakat desa akibat adanya pemberdayaan rumput laut
Bentenan.
Figure 1. Paradigma Pemberdayaan Komoditas Rumput Laut “Algae” dan Perobahan Nilai Sosial Ekonomi Warga Desa Pesisir Pantai Bentenan Kabupaten Minahasa.
Bahan baku/bibit dan peralatan
- Simpanan
- Teknik penanaman/ pemeliharaan
- Investasi
- Teknik panen dan penyimpanan - Proses hasil akhir SOSIAL
- Pemasaran
- Amal ibadah
- Pembinaan Pemerintah
- Komunitas - Membangun desa - Lingkungan - Tingkat pendidikan - Tingkat kesehatan
Vol. 8, 2009 Pemberdayaan Komoditas Rumput Laut “Algae” 169
Sosial Ekonomi Masyarakat Desa ilmu dan pengetahuan yang sudah diakui dan Bentenan. Sosial yaitu menyangkut segala disetujui oleh masyarakat. Jadi suatu sesuatu
atau perobahan yang diharapkan akan terjadi kemasyarakatan. Dipelajari sifat keadaan dan dalam hal pengetahuan, kecakapan, sikap dan pertumbuhan masyarakat atau kehidupan ketrampilan yang dilaksanakan melalui manusia dalam masyarakat seperti keadaan pekerjaan badan tubuh. kesehatan, gizi, ketrampilan dan pendidikan.
mengenai
masyarakat
Sebagai suatu tata lingkungan, laut Disisi lain ekonomi ialah pengetahuan dan secara luas di pahami merupakan perairan peneliti mengenai azas-azas penghasilan, yang berpotensi untuk digunakan dan produksi, distribusi, penghematan atau dimanfaatkan bagi kehidupan manusia dan menjalankan usaha masyarakat dipengaruhi perbaikan tingkat kesejahteraan hidup oleh aspek permodalan yang berfungsi dari masyarakat. Selain digunakan sebagai media modal sendiri ditambah dengan pinjaman atau untuk pelayaran/perhubungan laut, eksplorasi bantuan pihak lain, aspek menggunakan bahwa laut, keparawisataan dan pertahanan peralatan/teknologi modern dan peralatan keamanan, kawasan perairan ini mengandung tradisional (Abdullah, 2000).
berbagai sumber daya alam hayati dan nirhayati yang dapat dimanfaatkan sebesar-
Pendapatan yaitu harga jual barang/jasa
kemakmuran rakyat dikurangi biaya. Pendapatan mempengaruhi
kesehatan gizi, pendidikan, ketrampilan, Rumput Laut. Syarat-syarat pemilihan permodalan,
penggunaan
fasilitas
lokasi rumput laut jenis Euchema adalah modern/tradisional, teknologi modern, atau
sebagai berikut: substratnya harus stabil, perobahan sosial ekonomi masyarakat,
dasar perairan terdiri atas campuran karang sehingga pendapatan masyarakat dapat
mati dan karang kasar, terlindung dari ombak dijadikan ukuran untuk perubahan sosial yang kuat dan umumnya di daerah terumbu ekonomi masyarakat dalam hal ini
karang. Tempat dan lingkungannya tidak masyarakat desa Bentenan. Pendapatan
mengalami pencemaran. Perairan dilalui arus nelayan berasal dari dua sumber yang
tetap sepanjang tahun. Kecepatan arus 20-40 dikemukakan oleh Abdullah (2000), yaitu; (1)
meter tiap menit. Jauh dari mulut sungai. usaha penangkapan ikan di laut (dalam usaha Perairan tidak mengandung lumpur dan air tani) yang juga termasuk pendapatan dari jernih. Suhu air laut berkisar antara 27-30 0 C
sektor pertanian, perkebunan serta hasil dan bersalinitas antara 30-37 per mil.
tanaman pangan, dan (2) struktur usaha Rumput laut menurut Hidayat (1994)
pertanian/kenelayan seperti tukang, buruh, merupakan hasil perikanan yang bukan
pegawai serta jasa lainnya. Rumput laut berupa ikan, tetapi tanaman. Usaha budidaya dapat dikatakan sebagai sumber mata rumput laut sangat penting karena potensi pencaharian utama masyarakat. Oleh sebab rumput laut sangat popular sebagai komoditas itu peningkatan pendapatan nelayan/petani perdagangan, terlebih sebagai salah satu sangat terkait dengan jumlah hasil penanaman komoditas ekspor nonmigas yang mempunyai rumput laut.
yang cerah, dan Masyarakat nelayan dalam meningkatkan
prospek ekonomi
derdasarkan data ekspor Nasional (1990) penghasilan haruslah berbicara tentang faktor
dalam buku panduan ekspor rumput laut sosial dan ekonomi, kedua faktor tersebut
mengatakan bahwa kawasan perairan yang dapat diuraikan sebagai berikut: Kebutuhan
berada di pesisir pantai Minahasa ini sejak yang paling mendasar seseorang adalah 1980-an membudidayakan rumput laut makan, minum, dan perumahan (kebutuhan
Eucheuma Cottoni penghasil karagenan. primer) disamping rohaniah. Seseorang atau
Rumput laut dari Bentenan kualitasnya sangat masyarakat tertentu kebutuhan hanya
bagus karena perairan Bentenan kurang berpusat pada kebutuhan primer saja
berarus.
sedangkan bagi orang lain lebih banyak Syarat-syarat yang dikemukakan oleh ragamnya. pendidikan, pengalaman dan Leode M. (1991) bahwa pemilihan lokasi ketrampilan pendidikan adalah usaha rumput laut jenis Eucheuma adalah sebagai melakukan perubahan perilaku berdasarkan
170 DEITJE ROMPIS berikut: Substratnya harus stabil, dasar banyak manfaat bagi manusia, bahkan
perairan terdiri atas campuran karang mati kemanfaatan rumput laut ini telah dikenal dan karang kasar, terlindung dari ombak yang serta di pergunakan orang sejak ribuan tahun kuat dan umumnya di daerah terumbu karang. sebelum Masehi. Kemudian dilanjutkan oleh Tempat dan lingkungannya tidak mengalami Naryo (1992) bahwa rumput laut selain pencemaran. Perairan dilalui arus tetap sebagai agar-agar di Jepang rumput laut telah sepanjang tahun. Kecepatan arus 20-40 meter menjadi bahan makanan sejak zaman tiap menit. Jauh dari mulut sungai, perairan “Neolitik”. tidak mengandung lumpur dan airnya jernih,
Lebih lanjut Leode (1991) dari Sulut suhu air laut berkisar antara 27-30 0
bahwa selain jenis bersalinitas antara 30-37 per mil.
C dan mengemukakan
Eucheuma, SULUT juga membudidayakan Dalam
pengetahuan rumput laut di tambak dari jenis Gracileria dijelaskan oleh Sadhori Naryo (1992) rumput sp., Menurut Kartikaningtias “Budidaya laut lebih dikenal dengan ganggang yang rumput laut ditambak lebih banyak dalam bahasa Inggris disebut Sea Weeds.
dunia
ilmu
keuntungan dibandingkan budidaya rumput Pemberian nama rumput laut ini sebenarnya l aut di laut”. Rumput laut (ganggang) kurang tepat, karena secara botanis ganggang termasuk jenis tanaman yang sederhana atau tidak termasuk dalam golongan rumput tingkat rendah, karena tanaman ini tidak (graminae).
Nama ganggang sendiri mempunyai akar, batang, daun dan bunga sebenarnya berasal dari bahasa Jawa yang yang khusus. Ganggang (rumput laut) pada menamakan semua tumbuhan air dengan dasarnya memiliki klasifikasi warna yakni: sebutan ganggang. Karena rumput laut sudah Hijau
(Chorophyceae) , Biru Hijau menjadi istilah umum maka yang berkenaan (Cyanophyceae),
ganggang coklat dengan algae tersebut telah digunakan istilah (Pheaphyceae) dan merah (Rhodiphyceae). rumput laut.
(Chlorophyccae) “Rumput laut atau sea weeds merupakan Ganggang ini berwarna hijau karena tidak
Ganggang
Hijau
hasil perikanan yang bukan berupa ikan, mempunyai zat warna (pigmen) lain, kecuali tetapi hanya tanaman. Usaha budidaya ini hanya Chlorophyl yang berwarna hijau sangat penting oleh sebab mengingat potensi sebagai satu-satunya sel warna yang ada. rumput laut sangat popular sebagai komoditas Ganggang hijau merupakan sumber makanan perdagangan, terlebih sebagai salah satu alami pokok bagi ikan- ikan. Ganggang Biru komoditas ekspor nonmigas yang mempunyai Hijau (Cyanophyceae). Ganggang biru hijau prospek ekonomi yang cukup cerah (Hidayat, yang banyak terdapat ialah jenis Gloeucapsa 1994). Dalam dunia ilmu pengetahuan sesuai yang bersel-sel tunggal dan bentuknya apa yang ditulis oleh Sri (1985), bahwa bundar. Sel ganggang ini mengeluarkan bahasa latin dari rumput laut dikenal sebagai lendir yang dipergunakan untuk saling “Algae”, dan diperkuat dengan pendapat yang melekat antara satu dengan yang lain. Satu menyatakan bahwa
bangsa Romawi kelompok dari ganggang biru hijau biasanya menyebut rumput laut dengan nama terdiri dari 2-8 sel yang saling melekat. “FUKUS”.
Lendir yang dikeluarkan sebagai pembungkus Lebih jelas lagi dikemukakan dalam sel tersebut berlapis-lapis dan pada umumnya bahasa Jepang manfaat rumput laut “Funoran, sering berwarna.
Ganggang Coklat Nori, Kombu, Fucoidin, Fucosterol sama (Phaeophyceae). Ganggang coklat biasanya dengan jenis carrageenan. Selain Indonesia ada yang batangnya mengeras, ada pula yang dan Jepang, Bangsa Romawi juga sudah mempunyai alat penempal seperti jenis labi- sekitar 65 tahun sebelum Masehi telah labi (Turbinari conoedes) dan Ribbon Kelp mengenal rumput laut. Menurut Hidayat (Laminaria) .
Ganggang coklat (1994) bangsa Romawi memanfaatkan (Phaeophyceae ) yang diantaranya adalah : rumput laut sebagai bahan baku pembuatan Mcrocystis pyrifera, Ecklonia, Warck, kosmetika.
Nereocystis Leutkeana, Sorgasaum, Fucus, Soegiarto (1985) menjelaskan tentang Lomenturia, Chondrus crispus, Chara, manfaat dari rumput laut, dalam makalah Delesseria
sanguinea, Polysiphonia, diskusi panel produksi dan budidaya rumput Eonilithan Reinboldi, Eucheuma muricatum laut. Hakekatnya rumput laut mempunyai (Anonimous, 1991).
Vol. 8, 2009 Pemberdayaan Komoditas Rumput Laut “Algae” 171
Semua ganggang yang sudah disebutkan data dengan menggunakan rumus korelasi diatas hampir semua ditemukan di daerah dari persamaan stockhastik: tingkat II Minahasa. Rumput laut telah lama
a. nilai rata - rata
dikenal orang sebagai bahan makanan. xi X=Σ
(1) Orang-orang Yunani kuno dan orang Romawi membawa rumput laut sebagai bekal pada
b. rangking nilai rata-rata dan nilai korelasi waktu mengadakan pelayanan mengarungi
matrix Pearson
samudera. Di negeri Cina rumput laut telah dimanfaatkan sebagai makanan sejak Ke
t untuk uji perbedaan nilai hasil kaisaran Shen Hung., kira-kira tahun 2700
tahun SM dan dianggap sebagai jenis (2) makanan istimewa sehingga pantas untuk
disajikan kepada kaisar. Di Jepang rumput
c. Nilai korelasi matrix momen Produk laut telah menjadi bahan makanan sejak
Pearson
zaman Neolitik. Di Jepang rumput laut menu yang sangat baik untuk dimakan seperti (3)
Hijiki, Nori, Wakama, Arama, Tengusa,
Kumbu dan sebagainya. Sp = sum of produk; SSx = sumsquare Ketidakpastian lingkungan adalah dari variabel X; SSy = sumsquare dari kondisi lingkungan eksternal yang dapat variabel Y. (Nazir, 1988), Untuk menentukan mempengaruhi operasionalisasi perusahaan. taraf signifikan digunakan uji 95% Di dukung oleh ketidakpastian lingkungan ini
merupakan teori kotinjensi yang dipelopori oleh Burn dan Stalker dalam. Dalam
Hasil
Pembahasan Penelitian.
penelitian ini Burn dan Stalker dalam Gambaran
Desa Bentenan. mencoba mengidentifikasikan tipe struktur Berdasarkan data monografi Kecamatan
Umum
dan praktek manajemen yang tepat untuk Belang memiliki luas 18000 ha yang tersebar berbagai kondisi yang lingkungannya di 15 Desa , yang didatangi peneliti Tahun berbeda.
2004 dimana desa Bentenan berada, bahwa Kecamatan Belang terdiri dari: Desa
METODE PENELITIAN
Mangkit, Borgo, Belang, Buku, Beringin, Tababo, Watuliney, Minanga, Minanga satu,
Metode yang digunakan dalam penelitian Tatengesan, Makalu, Tumbal, Molompar, ini adalah metode survai. Survai yang Bentenan dan Wioi. Sedangkan desa dimaksud
eksplanasi Bentenan sendiri berada di pesisir pantai sebagaimana survai yang bertujuan untuk Bentenan dengan luas 800 ha, dengan luas menguji satu atau lebih hipotesis, atau lebih lahan kegiatan rumput laut sebesar 110 ha. umum lagi menjelaskan hubungan di antara
adalah
survai
Aspek Sosial Masyarakat. Tingkat variabel – variabel yang diteliti. Survai Pendidikan. Jumlah kepala keluarga menurut dilaksanakan dengan membatasi sampai tingkat pendidikan ketika lokasi desa dengan jalan mengumpulkan informasi dari Bentenan didatangi peneliti seperti terlihat sebagian populasi, yang diharapkan akan dalam Tabel 1 dibawah ini. Responden memperoleh data faktural yang secara tidak/tamat SD 17 orang (42.5%); tamatan representatif dapat dipertanggungjawabkan. SLTP 12 orang (30%); tamatan SLTA 6 Teknik pengumpulan data dalam penelitian orang (15%) dan tamatan Perguruan Tinggi 5 ini adalah observasi, wawancara, angket.
orang (12.5%). Dari tabel tersebut diatas Tujuan observasi, wawancara dan kuesioner diperoleh informasi bahwa tingkat pendidikan ini menjaring data untuk menemukan dan tidak akan mempengaruhi tingkat kehidupan menjelaskan
pemberdayaan komoditas masyarakat sebagai akibat bertambahnya rumput laut dan perubahan nilai sosial pengetahuan dan ketrampilan. ekonomi di warga desa Bentenan.
Teknik Analisa Data. Teknik analisa
172 DEITJE ROMPIS Tabel 1. Tingkat Pendidikan Responden dapat diwujudkan dengan meningkatkan
Warga Desa Bentenan pengetahuan dan ketrampilan seseorang ketika ia mengawali kegiatan hidup
No Tingkat pendidikan
Jumlah
kesehariannya. Tingginya tingkat pendidikan
1. Tidak /Tamat SD
formal yang dimiliki seseorang, akan
2. Tamat SLTP
meningkatkan produktivitas kerja yang
3. Tamat SLTA
selanjutnya berpengaruh pada peningkatan
4. PT (perguruan
hasil. Tingkat pendidikan juga berpengaruh tinggi) kepada penyerapan informasi tentang Total
perlunya perubahan dan penerimaan gagasan
baru dalam mengelola usaha. Hasil penelitian menunjukkan
sebagian besar tingkat Peningkatan
pendidikan responden adalah tidak tamat diwujudkan
dengan
meningkatkan
sekolah dasar (SD).
pengetahuan dan ketrampilan. Namun peningkatan kualitas ini hakekatnya hanya
2.2. Lokasi dan Jenis Pekerjaan Responden Tabel 2. Data Responden Menurut Jenis Pekerjaan Dan Lokasi Kegiatan
Total No Uraian
Pekerjaan Utama Pekerjaan Sampingan
1. Kegiatan d i i Laut - Nelayan
2. Kegiatan Non Laut - Petani
4 0.10 - Pegawai
5 2.5 - Tukang
5 2.5 - Pedagang/wiras
Dari tabel 2 ini terlihat, bahwa dari 40 pada instansi pemerintah. Wiraswasta yang Responden yang diwawancarai dan diberi dimaksud adalah usaha jaring dan usaha angket menunjukkan sebagian besar kegiatan pembuatan perahu dan kapal ikan. Dari hasil mata pencaharian utama mereka di lokasi laut tersebut diatas menunjukkan, bahwa sumber yakni sebanyak 2k atau 55 % dan yang pendapatan utama masyarakat di daerah lainnya mengambil lokasi kegiatan non laut.
penelitian bergantung pada hasil rumput laut. Di daerah penelitian potensi mata pencaharian
2. 3. Pendapatan Perbulan Responden di Luar hampir tidak bervariasi, artinya sebagian
Rumput Laut
besar masyarakat
mempunyai
mata
pencaharian di laut. Dari hasil pengamatan Tabel 3. Penghasilan Perbulan Responden ternyata masyarakat pesisir pantai Bentenan
diluar Rumput Laut ada juga yang mencari usaha tambahan selain No Tingkat Pendapatan
Responden % mata pencaharian di laut. Usaha tambahan ini
perbulan yaitu berupa usaha sebagai pedagang atau 1. 1.000.000
16 kk
7.6 pokok. Hal ini dilakukan untuk menambah
untuk warung kebutuhan sembilan bahan 2. 1 – 2 juta
19 kk
2.0 pendapatan keluarga. Usaha pertanian yang
3 2 – 3 juta keatas
5 kk
40kk dilakukan oleh masyarakat adalah kopra,
Jumlah
usaha pertukangan meliputi tukang kayu yang Tabel 3, menjelaskan pendapatan membuat perabot rumah, perahu, dan tukang perbulan responden di luar rumput laut dapat
bangunan. Pegawai yang dimaksud adalah dilihat responden yang berpenghasilan
pegawai negeri sipil seperti guru dan pegawai
Vol. 8, 2009 Pemberdayaan Komoditas Rumput Laut “Algae” 173
1.000.000 berjumlah 16 kk atau 6.4% dari 40 didukung dengan peningkatan taraf hidup responden yang diteliti, begitu juga dengan masyarakat. Sebab yang dapat merasakan 19kk responden yang berpenghasilan 1 – 2 manfaat hasil dari rumput laut adalah petani juta berada pada 7.6% , sedangkan yang atau nelayan yang memiliki modal cukup berpenghasilan dari 2-3 juta keatas berjumlah besar. 5kk yaitu 2.0% penghasilan yang didapat
Teknik Produksi Rumput Laut. perbulan. Disisi lain kita melihat penghasilan Pemilihan Lokasi yang Memenuhi Syarat.
yang didapat responden lewat hasil rumput Berdasarkan pengamatan yang diperoleh di laut, seperti terlihat dalam Tabel 4 dibawah lapangan menunjukkan lokasi yang cocok ini.
untuk penanaman rumput laut adalah
2. 4. Pendapatan Perbulan Responden dari kedalaman perairan antara 1 sampai 3 meter. Hasil Rumput Laut
Kedalaman perairan ini memang cukup merata di desa Bentenan. Penyediaan Bibit
Berdasarkan Tabel 4. Penghasilan Perbulan Responden pengalaman para nelayan/petani rumput laut dari Hasil Rumput Laut
yang ada di daerah ini bibit yang paling cocok No Tingkat
sampai saat ini adalah Gymnogangnes Sp, Pendapatan
Responden %
Gracilaria Sp, Eucheuma Cottonii, Eucheuma perbulan
Spinosum, dan Gladium Sp. Rumput laut
13 kk
5.2 pada prinsipnya hanyalah memanfaatkan sifat
2. 1 – 2 juta
17 kk
6.8 vegetatif dari jenis tanaman, oleh karena itu
4.0 pembibitan dapati dilakukan dengan cara Jumlah
3. 2 – 3 juta keatas 10 kk
40kk
memperbanyak tanaman melalui stek atau potongan-potongan tallus tanaman. Menurut pengalaman dari para nelayan/petani rumput
Terlihat kemajuan pendapatan perbulan laut pemilihan bibit yang baik yakni bibit responden yang didapat lewat hasil tanaman harus muda, bersih segar agar penanaman rumput laut seperti pendapatan memberikan pertumbuhan yang optimum. 1.000.000 berjumlah 13kk yaitu 5.2%, untuk Alat-Alat yang Digunakan. Tali, penghasilan 1-2 juta berjumlah 17kk yaitu biasanya ada dua jenis yang dipergunakan, 6.8% sedangkan yang berpenghasilan 2-3 juta yaitu tali nilon yang berukuran 3m – 5m. keatas berada pada 4.0%. Dapat dilihat Sedangkan tali rapiah di gunakan untuk perbedaan yang sangat berarti antara mengikat bibit. Pelampung, biasanya dapat penghasilan yang didapat lewat hasil rumput digunakan untuk menahan berat bibit rumput laut, dan pendapatan diluar hasil rumput laut. laut. Plampung yang digunakan biasanya Ekonomi Masyarakat. Pendapatan adalah gabus, bambu, botol bekas (aqua) keluarga dari hasil pemanfaatan laut dan non botol sampu. Patok, yaitu kayu berukuran 2-3 laut. Pendapatan total keluarga di hitung meter yakni kayu bakau yang lazim dipakai berdasarkan
oleh para nelayan/petani rumput laut. pemanfaatan laut ditambah dengan hasil Cara Penanaman. Penanaman rumput pemanfaatan non laut. Tingkat pendapatan laut berarti suatu kegiatan dimasukkannya keluarga berbeda satu dengan yang lainnya, bibit rumput laut kedalam air dilokasi dengan hal ini disebabkan oleh karena jenis mata menggunakan berbagai metode yakni metode pencaharian, besarnya produksi dan harga lepas dasar dan metode apung. Cara jual. Perbedaan yang lainnya di daerah Pemeliharaan. Memelihara rumput laut penelitian untuk menolong ekonomi keluarga. berarti mengawasi terus menerus konstruksi Pendapatan utama dari keluarga sebagian tanamannya, pemeliharaan dilakukan pada besar diperoleh dari kegiatan di laut yaitu saat menjelang ombak besar maupun saat laut nelayan/petani rumput laut, juragan perahu.
tenang.
Rumput laut yang dikembangkan di desa Proses Pemanenan. Pada
tahap Bentenan sekarang ini memang mengalami pemanenan ini, perlu dipertimbangkan cara peningkatan, tetapi peningkatan ini tidak
174 DEITJE ROMPIS dan waktu yang tepat agar diperoleh hasil maka penyusun mengemukakan hasil temuan
yang sesuai dengan permintaan pasar secara dan pembahasan seperti berikut (lihat tabel 5 kuantitas dan kualitas. Tanaman rumput laut dan figur 2) bahwa dari ke-17 variabel yang biasa di panen oleh masyarakat berumur penelitian secara rinci telah dikelompokkan
2 sampai 3 bulan. Disamping usia panen, pada ke-3 komponen penelitian yakni cara panen pun sangat beragam. Ada petani komponen pemberdayaan kewiraswastaan rumput laut yang memanen hasil dengan cara usaha rumput laut, dampak sosial dan dampak dipetik. Cara ini dilakukan dengan ekonomi. memisahkan cabang-cabang dari tanaman
Dari pendekatan tim peneliti pada induknya. Selanjutnya tanaman induk ini responden n=40 dari variabel pemberdayaan dipergunakan kembali untuk penanaman responden memberi nilai 4.475 yang berikutnya. Sebelum dipanen maka perlu diinterpretasikan sebagai sangat setuju atas disiapkan adalah: Tenaga kerja, tenaga kerja masalah teknis panen lihat Tabel 5 dan keluarga atau mengambil dari orang lain penyimpanan
dalam komponen kemudian membayarnya dalam sekali panen.
pemberdayaan usaha rumput laut dengan Keranjang plastik atau karung, yakni deviasi baku (SD=0.56) disusul oleh digunakan untuk tempat hasil rumput laut.
kebutuhan pendanaan yang menempati urutan Perahu yang digunakan adalah perahu yang ke-2 dengan nilai 4.300 sebagai interpretasi dinamakan bolotu khususnya untuk menanam setuju dengan deviasi baku (SD= 0.516). rumput laut. Pisau untuk memotong tali Namun bahan baku antara lain seperti bibit, pengikat (rapiah). Lokasi penjemuran atau bahan penunjang pemrosesan dan peralatan para-para yang dibuat dari bambu. Gudang dipandang mendukung pemberdayaan usaha tempat penyimpanan rumput laut setelah rumput laut ini dengan respons 4.300 sebagai kering. Persiapan ini maksudkan untuk setuju, deviasi baku (SD=0.464). menjaga hasil rumput laut yang berkualitas.
Figure 2, menjelaskan secara keseluruhan Pemasaran. Pemasaran merupakan salah nilai rata-rata dan standar deviasi dari ketiga satu faktor yang sangat penting untuk komponen penelitian, tentang pemberdayaan menentukan bagi para petani/nelayan rumput rumput laut di desa Bentenan adalah seperti laut. Karena pada saat pasar dalam keadaan terlihat bahwa dari ketiga komponen lesu para petani/nelayan akan sulit penelitian, komponen yang paling menunjang meningkatkan produksinya. Pemasaran pemberdayaan adalah komponen ekonomi dilakukan di tempat lokasi rumput laut di desa dengan nilai rata-rata 4.1650 dengan standar Bentenan. Analisis Data dan Pembahasan. deviasi sebesar 0.2441, menyusul komponen Berdasarkan uraian terdahulu menyangkut sosial dengan nilai 4.0638 standar deviasi konsep dasar mengenai pemberdayaan usaha 0.2765, sedangkan komponen pemberdayaan kelompok tani nelayan (enterpreneurship) di sendiri dengan nilai rata-rata 3.9194 standar desa Bentenan kecamatan Belang terhadap deviasi 0.3080. imbas pada komponen sosial dan ekonomi
Vol. 8, 2009 Pemberdayaan Komoditas Rumput Laut “Algae” 175
Tabel 5. Nilai Rata-rata dan Deviasi Standard Variabel Pemberdayaan Rumput Laut di Bentenan
Interpretasi: Sangat tidak setuju (STS) 1-1.9; Tidak Setuju (TS) 2.0-2.7; Rata Rata (2.9-3.8); Setuju (S) 3.9 – 4.5; Sangat Setuju (SS) 4.6-5.0
Figure 2. Nilai Rata-rata dan Deviasi Standard Ke Tiga Komponen
Figure 3. Pemberdayaan Warga Desa Bentenan
Pember
Sosial
Ekonomi Average
Nilai Rata-rata dan Deviasi Standar ke Tiga Komponen Penelitian Pemberdayaan Rumput Laut di Desa Bentenan
No. Variabel
Rata-rata Deviasi
Standard Interpretasi 1.
Pendanaan Bahan Baku/bibit dan peralatan Teknik penanaman/pemeliharaan Teknik panen dan penyimpanan Proses hasil akhir Pemasaran Pembinaan Pemerintah Amal Ibadah Komunitas Membangun Desa Lingkungan Tingkat Pendidikan Tingkat Kesehatan Pendapatan Pembelanjaan Simpanan Investasi
Setuju S. Setuju Rata-rata
S. Setuju Setuju Setuju
Rata-rata Setuju Setuju Setuju
S.Setuju Setuju S.Setuju Setuju Setuju Setuju Setuju
06-psr 07-pp Value
06-psr 07-pp 0.000
Variabel Pemberdayaan
176 DEITJE ROMPIS
Sedangkan secara terperinci tentang deviasi baku (SD=0.554). faktor –faktor dalam setiap komponen
Figur 4 lebih lanjut menampilkan faktor ditampilkan
lingkungan sebagai keberhasilan warga desa mengemukakan bahwa proses hasil akhir
pesisir pantai Bentenan dengan respons adalah faktor penentu ke-4 dengan nilai
sangat setuju adanya pemberdayaan usaha 4.050 diinterpretasikan sebagai setuju
rumput laut di desa Bentenan, dengan dengan deviasi baku (SD=0.904). Disisi
deviasi baku (SD=0.506). Lanjut, lain responden (lihat figur 3) masih
responden mengakui bahwa infrastruktur mengharapkan model pemasaran produksi
desa Bentenan telah menjadi kenyataan oleh yang dapat mengangkat harga penerimaan
adanya kegiatan usaha rumput laut yang produksi rumput laut dengan nilai 3.925
disebut sebagai faktor membangun desa, sebagai setuju dengan deviasi baku
dengan deviasi standart 0.554. Figur 5 lebih (SD=0.859) begitu
lanjut menerangkan faktor komunitas yang pemerintah hendaknya terlihat pada
pula pembinaan
meningkat dalam jajaran keluarga di desa pengembangan pemberdayaan kegiatan
oleh adanya usaha rumput laut sehingga kewiraswastaan dibidang usaha rumput laut
terlihat sebagai contoh adanya arisan dan masyarakat desa pesisir pantai ini dengan
bentuk-bentuk pertemuan lainnya di desa respons 3.850 sebagai setuju dengan nilai
meningkat dengan nilai 4.25 yang deviasi baku (SD=0.736).
diinterpretasikan sebagai setuju dengan penanaman dan pemeliharaan kegiatan
Teknik
deviasi baku (SD=0.63) terlebih faktor usaha tani nelayan perlu diberdayakan
sosial amal ibadah ternyata meningkat dengan nilai 3.775 diinterpretasikan sebagai
ketika tim penyusun mendekati responden rata-rata dengan nilai deviasi baku
oleh hasil nyata usaha rumput laut sebagai (SD=0.974). Tabel 5 merinci dampak
faktor amal ibadah dengan niali 4.225, sebagai hasil nyata yang diberikan oleh
diinterpretasikan sebagai setuju dengan nilai komponen
(SD=0.557), tingkat dikemukakan dalam Figur 5 bahwa tingkat
pendidikan sebagai salah satu dampak sosial kesehatan keluarga di desa pesisir pantai
merupakan kontribusi selama warga desa telah didukungs dengan adanya usaha
menggeluti usaha rumput laut dengan nilai rumput laut keluarga dengan nilai 4.525
4.175 interpretasi setuju nilai deviasi baku sebagai sangat setuju respons ke-40
(SD=0.446).
pengusaha rumput laut di desa itu dengan
Figure 4. Nilai Rata-Rata Komponen Sosial Warga Desa Bentenan
Nilai rata-rata Komponen Sosial
08-ai
km
md
lgk
tpd
tks
1 2 3 4 5 6 Value 4.225 4.250 4.275 4.475 4.175 4.525
Vol. 8, 2009 Pemberdayaan Komoditas Rumput Laut “Algae” 177
Sekitar komponen ekonomis, faktor laut ini nilai deviasi baku (SD=549). simpanan disepakati responden dengan
Sedangkan faktor pembelanjaan barang interpretasi setuju dengan nilai rata-rata 4.450
kebutuhan konsumsi keluarga disetujui merupakan faktor utama langkah maju
meningkat seiring dengan perkembangan komponen ekonomi bagi warga desa akibat
usaha rumput laut di desa (consumption) mengusahakan rumput laut ini dengan deviasi
dengan nilai 4.375 sebagai setuju dengan baku (SD=0.504) lihat figur 4. Figur 4 lebih
deviasi baku (SD=0.540). Figur 5 akhirnya lanjut memperlihatkan perlunya warga desa
menekankan faktor pendapatan warga desa memberdayakan usaha rumput laut dengan
meningkat oleh usaha pemberdayaan rumput merespons setuju karena sebagai akibat nilai
laut dengan nilai 4.30 dengan interpretasi investasi telah dimulai karena usaha rumput
setuju dan nilai deviasi baku (SD=0.580)
Figure 5. Komponen Pemberdayaan Ekonomi Warga Desa Bentenan
Pemberdayaan Ekonomi
Kaitan faktor-faktor sosial dan ekonomi seiring dengan pengembangan pemasaran oleh adanya pemberdayaan usaha rumput laut
produk rumput laut menurut persepsi Algae ditampilkan lewat korelasi matriks
responden dengan nilai r=0.4754. Selain Tabel 4 yakni bagi korelasi matriks antar
dibenarkan secara pribadi oleh perkembangan variabel penelitian pemberdayaan komoditas
komunitas warga dengan kata lain sambil rumput laut Algae berikut dibawah ini.
berkumpul, warga desa ini telah mengajukan bahwa amal ibadah sebagai sebuah faktor
usulan-usulan untuk membangun desa. sosial warga desa berkaitan erat dengan
Seterusnya tentang tingkat pendidikan pembinaan pemerintah dengan nilai r
seiring dengan terhitung 0.3233 diatas nilai Tabel r=0.304
didapati berkembang
pengembangan teknologi dan pemeliharaan untuk derajat bebas 39 pada tingkat
usaha rumput laut Algae di desa Bentenan signifikansi 95%. Suasana komunitas warga
dengan nilai r=0.3878 begitu pula tingkat desa setelah pemberdayaan didapati nilai
pendidikan ini berkorelasi positif terhadap kaitan proses hasil akhir produk rumput laut
proses hasil akhir produk rumput laut dan dengan nilai r dihitung 0.5621 dan faktor
pemasarannya dengan nilai r masing-masing pemasaran (lihat Tabel 4) dengan nilai r
0.5493 dan 0.3694 yang melewati batas dicari 0.4617 pada tingkat signifikansi 95%
ambang nilai r Tabel Person r=0.304 pada yang menolak hipotesa 0. Selebihnya
derajat bebas 39 untuk tingkat signifikansi suasana
95%. Namun tingkat kesehatan sebagai faktor pemberdayaan amal ibadah memberi
sosial dibenarkan ketika dana mendukung kontribusi berarti dengan nilai r=0.40546.
dalam penelitian ini dengan nilai r=0.3315. Faktor membangun desa dalam komponen
Semuanya ini mengakibatkan tindakan sosial disisi lain berkembang sangat berarti
penolakan hipotesa 0.
178 DEITJE ROMPIS
Tabel 6. Korelasi Matrix Pemberdayaan Komoditas Rumput Laut “Algae” dan Perubahan Nilai Sosial Ekonomi Warga Desa Pesisir Pantai Bentenan Kabupaten Minahasa
08-ai 09-km 01-pdn
01-pdn 02-bbp
0,1516 -0,0603 12-tpd
0,0221 -0,0184 14-pdtan
-0,0926 -0,3633 17-ivs
17-ivs 10-md
10-md 11-lgk
n = 100 Tingkat Signifikansi 95% db=99 r = 0.304 Legenda Variabel:
01 – Pdn Pendanaan; 8 – ai Amal Ibadah; 14 – pdtan Pendapatan; 02 – bbp Bahan baku/bibit dan peralatan; 9 - km Komunitas; 15 – pmlj Pembelanja; 03 – tek Teknik penanaman/pemeliharaan;
10 - md Mebangun Desa ; 16 – smp Simpanan; 04 – tpp Teknik panen dan penyimpanan; 11 – lgk Lingkungan; 17 – ivs Investasi; 05 – pha Proses hasil akhir; 12 – tpd Tkt Pendidikan; 06 – psr Pemasaran; 13 – tks Tkt Kesehatan; 07 – pp Pembinaan Pemerintah.
dalam Tabel 4 dari komponen sosial sebagai pegangan
Komponen ekonomi
pendapatan
investasi ini terlihat sangat berarti didukung didukung oleh kondisi kesehatan dari
responden
hanya
oleh tingkat pendidikan dengan nilai komponen sosial dengan nilai r=0.3713.
r=0.3162 warga terdidik lebih kenal faktor Variabel simpanan didapati sebaliknya
investasi untuk memperluas teknologi bertentangan secara berarti terhadap budaya
penanaman dan pemeliharaan begitu pula komunitas warga dengan nilai r=-0.304
bagi investasi hasil akhir dan perluasan adalah melewati batas ambang nilai Tabel
sarana pemasaran. Pengaruh variabel r=-0.304 pada derajat bebas 39 pada tingkat
pemberdayaan ternyata mendukung faktor- signifikansi 95%. Namun faktor investasi
ekonomi yang warga desa dalam Tabel 4 didukung oleh
mengakibatkan oleh penelitian ini pada teknik menaman dan memelihara komoditas
derajat bebas=39 untuk tingkat signifikansi rumput laut dengan nilai r=0.3271 dan
95% hipotesa 0 ditolak. Bahwa terdapat perhatian mengembangkan proses hasil
variabel-variabel akhir produksi rumput laut selain
keterkaitan
antara
pemberdayaan terhadap variabel-variabel dipengaruhi oleh faktor pengembangan
sosial dan ekonomi warga desa Bentenan. pemasaran dengan niali r=0.3952. Lanjut
Vol. 8, 2009
Pemberdayaan Komo ditas Rumput Laut “Algae” 179
Tabel 7. Korelasi Matriks Komponen Algae dan Perubahan Sosial Ekonomi Penelitian Pemberdayaan Rumput
Masyarakat di Pesisir Pantai Bentenan Laut Bentenan
Kabupaten Minahasa dan kelengkapan
uraian pendahuluan permasalahan konsep
variable 21Pembe
22Sosi
23Ekon
21- Pembe
1 dasar dan paradigma. Dengan hasil
22 - Sosi 0,9545
1 pembahasan atas pendekatan dilokasi dan
23 - Ekon 0,9433
1 kajian atas hasil-hasil penelitian ini, maka
N = 40
penyusn menguraikan kesimpulan dan saran
r = 0.304
seperti berikut ini.
A = 5%
Secara keseluruhan korelasi matriks KESIMPULAN memperlihatkan nilai r pemberdayaan
komoditas rumput laut terhadap komponen Secara keseluruhan
responden sosial dan ekonomi dengan nilai r masing-
wiraswasta dan objek komoditas rumput laut masing 0.9549 dan 0.9433 (lihat Tabel 7)
sedangkan antar variabel pendukung di Bentenan rata-rata tamat dan tidak tamat komponen sosial pada komponen ekonomi
SD. Namun untuk mengembangkan usaha di pedesaaan pengusaha ini hendaknya
nilai r dicari 0.9936 sedangkan Tabel yang
ketrampilan seiring sama untuk derajat bebas 39 tingkat
mengembangkan
dengan pengetahuan yang dibutuhkan. signifikansi 95% hanya menuntut nilai
rumput laut secara Sebelum dan Sesudah. Beda pendapatan
r=0.304. Beda Pendapatan Responden
Pewiraswasta
keseluruhan didominasi oleh unit kepala keluarga (KK) nelayan, namun berhubung
Responden Pewiraswasta Rumput Laut di hasil akhir produksi rumput laut yang
Desa Bentenan sebelum dan sesudah menarik maka tidak menutup kemungkinan
program pemberdayaan
dikemukakan
melalui Tabel 8 berikut dibawah ini. warga desa dengan usaha kegiatan non kelautan
bergabung dengan pewiraswasta rumput laut. Mereka itu
akan
terdiri dari unit pengusaha petani, pegawai, Tabel 8. Beda Pendapatan Responden
pedagang/wiraswasta maupun Sebelum dan Sesudah Program
tukang,
Pemberdayaan
lainnya. Secara keseluruhan responden di Rumput Laut Di Desa Bentenan
Kewiraswastaan
lokasi penelitian memperoleh dalam sebulan diantara Rp 1-2 juta menyusul yang lainnya t-Test: Paired Two Sample for Means berpendapatan sampai dengan Rp 1 juta
Description Sebelum
Responden lebih lanjut, setelah
produk rumput laut
Observations
30 30 memperoleh ketambahan antara Rp 1-2 juta.
Pearson Correlation
Yang lainnya selain tambahan oleh sebab
Hypothesized Mean
Difference
usaha rumput laut Rp 1 juta, walaupun Df 29 setelah diberdayakan produk rumput laut
Alpha
hanya sebagian yang memperoleh tambahan
t Stat 17.199
pendapatan Rp 2-3 juta maupun lebih,
t Critical one-tail
namun pengembangan usaha produk rumput
t Critical two-tail