Situasi Kesakitan Demam Berdarah Dengue Kabupaten Cirebon

Hubungan kepadatan.. .(Lukaman, e t a[)

7.

8.

9.

Farmakn. 2007; Vol. 5 No. 3: hal .
t2-29.
Soegijanto S, Sustini F, Wirahjanto
A. Epidemiologi Demam Berdaroh
dengue. Edisi 2. Surabaya: Airlangga
University Press; 2006.
Lubis I. Peranan Nyamuk Aedes dan
Babi Dalam Penyebaran DHF dan JE
di Indonesia. Cermin Dunia
Kedoheran 1990; Vol. 60.

Canyon


D.

Advances

in

aegtpti Biodynamis and

Aedes
Vector

Capacity: Tropical Infectious and
Parasitic Diseases Unit, School of
Public Health and Tropical Medicine,
James Cook University; 2000.
10. Kristina, Ismaniah, Wulandari L.
Kajian Masalah Kesehatan : Demam
Berdarah Dengue. In: Balitbangkes,
editor.: Tri Djoko Wahono. 2004.,hal
I-9.

ll. Soegijanto S. Aspek Imunologi
Penyakit Demam Berdarah, dalam
Demam Berdurah Dengue Edisi 2.
Surabaya: Airlangga University
Press. Hal 4l -59.; 2006.
12. Hadinegoro, Rezeki S, Soegianto S,
Soeroso I Waryadi S. Tata Laksana
Demam Berdarah Dengue di
Indonesia. Jakarta: Ditjen PPM&PL
Depkes&Kesos R.I; 2001.

13. Recker M, Blyuss KB, Simmons CP,

et al. Immunological Serotype
Interactions and Their Effect on The
Epidemiological Pattern of Dengue.
Proc. R. Soc. 8.2009;Vol. 276:25412548.
14. Hakim L. Superiyatna H. Analisa
Situasi Kesakitan Demam Berdarah
Dengue Kabupaten Cirebon

PeriodeTah un 2006-2008. Aspirator.
2009;Vol. I No. 2:63-72.
15. Res RN. Epidemiologi Virus Dengue
di Provinsi jawa Barat Tahun 2008
(Tahap Penapisan Untuk Uji Serotipe
Virus). Laporan Penelitian: Loka
I itbang P2B2 Ciamis; 2009.
16. Dinas PU. Pedoman Umum Rumah
Sederhana Sehat. Jakarta:

Departemen Pekerjaan Umum RI;
2006.
17. Riyanto A. Penerapan Analisis
Multivariat Dalam Penelitian
Kesehatan. Bandung: Niftra Media
Press; 2009.
18. Gubler DJ. Epidemic Dengue
Hemorrhagic Fever as a Public
Health, Sosial and Economic
Problem in Tha 21st Century. Trends

Microbiol. 2002; Yol. 10, p. 100I 13.

53

VIRUS DENGUE : DASAR MOLEKULER, MEKANISME
MASUKNYA KE DALAM SEL TARGET SERTA
IMUNOPATHOGENE SIS YANG DITIMBULKANI\rYA
Triwibowo Ambar Garj ito'
,Balai Litban gp2B2Donggala, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian
Kesehatan R.I'

ABSTRACT
problem worldwide,
Dengue hemorrhagic fever is still one of the majol pu-blic health
presence
in ,ui'*ipical and tropical regions. The disease is caused by the
paricularly
'rf
virus is
Dengue

rlengue virus inyeciion (DENVs), member of the Flaviviridae family.
io*pi.rra by hree structural proteins (C, M, E) and seven non-slructural proteins'
Or{anization of the dengue virus genome is 5'-UTR-C-prM-E-NS1-NS2A-NS2B-NS3f'lSi,q-XSln-U'iS-Ufn3' ltltR-: unstranslated region; C; Capsid; PrM : Precursor
able to bind with
membrane; E : Envelope; NS : non-structural).Dengue virus will be
via
the hospes cell througi two ways, a. Virus bound to the receptors on the cell 'surface
entrv into the
anti-dingue antibodles that bound to the cell. Once attached, the virus
the viral
cell in ho *oyr, namely endocytosis/pinocytosis, and ; b. Fusion between
into the
envelope with the plasma mem'brane-followed release of the nucleocaps.id
these
killing
andcytopiasm of cells.Dengue virus can ciusing illness throu-Eh infecting
the cells to be
cells, or through stimilation of host immuie response that will cause
with DHF are
patients

most
induced. Pathogenesis studies have also shown that the
chimpanzees showed
caused by secida.ry infections. Studies hqve been conducted on
that during
infection
secondary
that the dengue viius serum titer was higher during
infiction. During the occurenci of secondary infection bl' t helerologous
primory
'serotype
to form viruso7 drngu, virus, antibodies can recognize the virus and bind
that is
antriidy io*ptixes. The complex will easier enter into the host cell rather than
In
,rroprilotrd yia mononucleir cells that have Fcy receptors, especially Macrofag'
replicate
will
virus
the

so
oddition, cross-reactive antibodies fail to neutralize the virus,
dependent enhancement
antibody
as
lcnown
is
in the other free cells. This phenomenon
(ADE).

54

Jurnal Vektor Penyakit, Vol. V No.l, 2011 :56- 63

PENDAIIULUAN

terjadi setiap tahunnya. Saat ini, seluruh

Demam berdarah dengue sampai


saat

ini

masih menjadi salah

di

masalah kesehatan utama

satu

seluruh

duni4 khususnya di wilayah subtropis
dan tropis. Penyakit

ini disebabkan oleh

adanya infeksi virus dengue (DENVs),


virus berselubung kecil
merupakan anggota dari

yang

famili

Flaviviridae. Virus ini membawa suatu

genom RNA rantai tunggal yang
sederhana.l Sampai saat

ini

telah

dikenal empat serotipe (tipe) virus
dengue, yaitu DENV-I, DENV-2,


DENV-3 dan DENV-4.

Seluruhnya

ditularkan kepada manusia secara alami

melalui gigitan nyamrrk y4ng

berasal

dari genus Aedes, khususnya Aedes
aegtpti. Nyamuk ini berkembang biak
di sekitar tempat tinggal manusia yang
bersifat anthropophilic (lebih

suka

menggigit manusia daripada hewan).

Virus Denguc


I

(DENV)

diperkirakan telah mepginfeksi pada

kurang lebih 100 juta orang

setiap

tahunnya diseluruh duniq dengan 90Yo
penderitanya merupakan anak-anak di
bawah usia 15 tahtrn. Angka kematian
rata-rata akibat demam berdarah dengue

ini

mencapai 5Yo, dengan catatan

kematian berkisar 25.000 orang yang

wilayah tropis di dunia telah menjadi

daerah hiperendemis penyakit

fuIi,

dengan keempat serotipe virus yang

secara bersama..sama menyebar di
berbagai wilayah

di kawasah Amerika,

Asia Pasitik dan Afrika.s

Infeksi dari serotipe dengue
yang ada secara umum akan
menimbulkan manifestasi klinis yang
berbeda-beda terhadap penderita, yaitu

mulai dari demam ringan, demam
dengue atau yang dikenal sebagai
dengue fever (DF), sampai dengan
'
demam berdarah dengue, bahkan
sampai terjadi komplikasi dengan
shock, yang dikenal dengan dengue
shock syndrome (DSS) (lnnis. 1995).

Di

dalam perjalanannya msuk

kedalam sel hospes, yaitu manusia,
Virus dengue masuk ke dalam sel target

ini

difbsilitasi oleh sejumlah aktifitas

di dalam sel hospes. Sel
hospes menyediakan reseptor
yang te4adi

permukaan, menunjukkan a}tifitas

endositik, memdcu' sinyal untuk
penetrasi, trirrsport intraselular dan
sebagainya. Selain itu, virus akan
mengambil keuntungarl
tersebut untuk

lebih

dari

proses

meningkatkan

infeksinya.2

55

Di dalam review ini akan
dibahas lebih lanjut mengenai

Seluruh anggota

Flavivirus

mekanisme masuknYa r irus ke dalam

dikenal memiliki gruP ePitoP Pada
protein enveloPe Yang umum Yang

sel hospes, fusi dengan sel target dan

dapat menimbulk an cros s-reaction pada

pathogenesis yang ditimbulkannya.

saat dilakukan tes serologis. Sifat ini
secara nyata terbukti, khususnya pada

empat serotipe virus dengue. Infeksi

BAIIAN DAI\ METODE

Kajian dilakukan dengan

oleh satu serdtiPe dengue akan

melal

Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN DAN NASKAH SAWER TENTANG HIVAIDS MELALUI PELATIHAN JURU SAWER (Studi di Kecamatan Kalijati, Kabupaten Subang, Jawa Barat) Development Training Module and Manuscript Sawer About HIVAIDS Through Training Wedding Adviser (Study i

0 2 6

c: 3 hours after delivering) and breastfeeding - FAKTOR INFORMASI ASI DAN MP-ASI KAITANNYA DENGAN PRAKTIK PEMBERIAN ASI-EKSKLUSIF DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR (Studi di Kota Kupang dan Kabupaten Kupang)

0 0 12

Pengaruh Keberadaan Apoteker terhadap Mutu Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Wilayah Kabupaten Banyumas

0 1 10

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Tanaman Obat Suku Musi di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan

0 0 9

HOSPES PERANTARA DAN HOSPES RESERVOIR FASCIOLOPSIS BUSKI DI INDONESIA Studi Epidemiologi F. buski di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan Tahun 2002 dan 2010

0 1 10

Pemanfatan Rumah Tunggu Kelahiran di Puskesmas Adaut Kecamatan Selaru Kabupaten Maluku Tenggara Barat Tahun 2015

0 2 8

Deteksi Dini Kasus Demam Berdarah Dengue Berdasarkan Faktor Cuaca di DKI Jakarta Menggunakan Metode Zero Truncated Negative Binomial

1 3 8

Situasi Terkini Daerah Fokus Keong Hospes Perantara di Daerah Endemis Schistosomiasis di Sulawesi Tengah

0 1 8

Evaluasi Hasil Pengasapan (Thermal Fogging) Malathion 96 EC, Icon 25 EC dan Lorsban 480 EC terhadap Aedes aegypti dan Culex quinquefasciatus di Kabupaten Kebumen Jawa Tengah

1 2 9

SISTEM INFORMASI LINGKUNGAN SEBAGAI PENGEMBANGAN SISTEM KEWASPADAAN DINI MALARIA (Kajian di Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat)

0 1 10