BIMBINGAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK MELALUI KISAH-KISAH ISLAMI PADA SISWA-SISWI SD ISLAM SABILINA CIBUBUR

  

BIMBINGAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK

MELALUI KISAH-KISAH ISLAMI PADA SISWA-SISWI

SD ISLAM SABILINA CIBUBUR

  Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

  Gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos.I)

  

Oleh

Dwika Novriyanti Fajrien

NIM: 105052001741

  

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1430 H/2009 M

   

  

BIMBINGAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK

MELALUI KISAH-KISAH ISLAMI PADA SISWA-SISWI SD

ISLAM SABILINA CIBUBUR

  Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam

  (S. Sos.I) Pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Oleh:

  

Dwika Novriyanti Fajrien

105052001741

  Di bawah bimbingan :

   Dra. Asriati Jamil, M.Hum

NIP. 19610422 199003 2 001

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

  

1430 H/2009 M

 

LEMBAR PERNYATAAN

  Dengan ini saya menyatakan bahwa:

    1.

  Skripsi ini hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

  2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

  3. Jika di kemudian hari terbukti karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

  Jakarta, 17 Juni 2009 Dwika Novriyanti Fajrien

  

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

  Skripsi yang berjudul

  “Bimbingan Pembentukan Kepribadian Anak  

  Melalui Kisah-Kisah Islami Pada Siswa-Siswi SD Islam Sabilina telah

  diujikan dalam sidang Munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 25 Juni 2009. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos.I) pada Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

  Jakarta, 25 Juni 2009 Sidang Munaqasyah Ketua, Sekretaris,

  

Drs. Study Rizal LK, M.Ag Dra. Musfiroh Nurlaili H, MA

NIP. 19640428 199303 1 002 NIP. 19710412 2 00003 2 001

  Anggota, Penguji I, Penguji II,

  

Drs. M. Lutfi, MA Dra. Nasichah, MA

NIP. 19671005 199403 1 006 NIP. 19671126 199603 2 001

  Pembimbing,

  

Dra. Asriati Jamil, M.Hum

NIP. 19610422 199003 2 001

  ABSTRAK   Dwika Novriyanti Fajrien

  Bimbingan Pembentukan Kepribadian Anak Melalui Kisah-Kisah Islami Pada Siswa-Siswi SD Islam Sabilina Cibubur

  Cerita dapat membantu membentuk kepribadian anak. Karenanya, salah satu cara yang cukup efektif dalam menasihati anak adalah melalui cerita atau kisah. Hal ini cukup efektif, karena anak akan mampu menyerap dengan mudah gambaran tentang baik dan buruknya sesuatu hal melalui isi sebuah cerita.

  Metode mendidik kepribadian anak melalui kisah akan memberi kesempatan bagi anak untuk berpikir, merasakan, merenungi kisah tersebut, sehingga seolah ia ikut berperan dalam kisah tersebut. Adanya keterkaitan emosi anak terhadap kisah akan memberi peluang bagi anak untuk meniru tokoh-tokoh berakhlak baik dan berusaha meninggalkan perilaku tokoh-tokoh berakhlak buruk.

  Berkisah, bercerita maupun mendongeng sangat disukai oleh anak- anak maupun orang dewasa, karena dapat menstransfer nilai-nilai kehidupan yang terbukti kehebatannya. Banyak ilmu yang dapat kita serap ketika kita mendengarkan kisah.

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh bimbingan pembentukan kepribadian anak melalui kisah-kisah Islami di SD Islam Sabilina Cibubur.

  Untuk mengetahui bagaimana bimbingan pembentukan kepribadian anak melalui kisah-kisah Islami, dengan unsur-unsur pokok yang harus ditemukan sesuai dengan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian yang deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh siswa-siswi SD Islam Sabilina Cibubur melalui kisah-kisah Islami misalnya pada perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada sesuatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

  Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah, masing-masing subyek dalam penelitian ini memiliki kepribadian yang berbeda, namun terdapat persamaan dari ketiganya yaitu sama-sama mendapatkan bimbingan melalui kisah-kisah Islami yang dapat membentuk kepribadian pada dirinya masing-masing.

KATA PENGANTAR

  Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan

   

  segala karunia-Nya kepada kita semua, penggenggam kita semua dalam setiap kejadian dan peyempurna kebahagiaan. Alhamdulillah, segala puji bagi Dzat yang Maha Pemberi makna hidup kepada makhluknya, Dzat yang Maha Agung, Maha Bijaksana. Penulis dengan penuh keikhlasan hati bersyukur atas kehidupan yang diberi, potensi akal dan kasih sayang disertai dengan usaha yang sungguh-sungguh akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik.

  Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada manusia Agung pengusung cahaya Ilahi dan rahmat bagi seluruh alam, ialah Rasulullah Muhammad SAW yang membawa umat-nya menemui jalan Tuhan-nya. Kesejahtaraan dan keselamatan semoga selalu mengiringinya, keluarga, para sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman.

  Dengan penuh rasa kerendahan hati, penulis menyadari dan mengakui penulisan skripsi ini jauh dari kesempurna dan juga tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang tidak dapat penulis membalas pengorbanannya.

  Namun berkat do’a, bantuan serta dukungan yang begitu banyak dari berbagai pihak, Alhamdulillah akhirnya penulis dapat menyusun skripsi ini hingga selesai dengan judul “Bimbingan Pembentukan

  Kepribadian Anak Melalui Kisah-Kisah Islami Pada Siswa-Siswi SD Islam Sabilina Cibubur ”.

  Dengan penuh rasa hormat dan takjub, penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini begitu banyak pihak yang memberikan bantuan, motivasi, teguran, semangat serta doa dan nasehat yang selalu mengiringi pembuatan skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada: 1.

  Drs. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Drs. Mahmud Jalal, MA selaku Pembantu Dekan bidang sarana dan prasarana, serta Drs. Study Rizal, MA selaku Pembantu Dekan bidang kemahasiswaan.

  2. Drs. M. Lutfi, M. Ag, selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam, serta Ibu Dra. Nasichah, M. Ag, selaku Sekretaris Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam.

  3. Segenap pimpinan karyawan dan staf-staf serta bapak/ibu dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang talah banyak memberikan bantuan, ilmu, dan pengalaman. Dan juga Perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, serta Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan fasilitas memadai atas buku-bukunya.

  4. Yang paling penulis cintai dan hormati yaitu Ayahanda Sumiratno, beserta Ibunda Siti Zulaeha yang telah rela mencurahkan kasih sayang kepada penulis sedari kecil. Serta segala pengorbanannya untuk ananda,

    berupa waktu, materi, tenaga, pikiran dan doa sehingga penulis mampu menyelesaikan kuliah dan meraih gelar sarjana.

  5.

  

  Dra. Hj. Asriati Jamil, M. Hum, selaku dosen pembimbing skripsi yang

  telah memberikan waktu, dan pikiran untuk memberikan bimbingan, arahan dan petunjuk kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

  Terima kasih banyak atas bimbingan yang diberikan kepada penulis, semoga skripsi ini akan bermanfaat bagi saya khususnya dan siapapun yang membacanya.

  6. Kakanda Utami dan Adik Tri, terima kasih atas motivasi dan doa kalian yang memberikan semangat kepada penulis.

  7. Bapak Drs. Azwar Chatib selaku Pembimbing Akademik Mahasiswa BPI 2005. Terima kasih atas arahan dan bimbingan bapak.

  8. Kepala Sekolah SD Islam Sabilina Bapak Agus Fatah terima kasih atas izinnya kepada penulis dalam melakukan penelitian di Sekolah yang bapak pimpin, serta memberikan banyak referensi dan pengalamannya kepada penulis.

  9. Ibu Rd. Dety Anggraeni, selaku wakil Kepala Sekolah yang sudah banyak meluangkan waktu untuk menemani penulis selama penelitian.

  Serta Bapak/Ibu guru dan murid-murid SD Islam Sabilina terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya dengan baik.

  10. Zulfahmi Yasir Yunan yang selalu memotivasi dan menjadi penyemangat dalam menyelesaikan skripsi ini, terima kasih atas waktu luangnya untuk menemani penulis ke tempat penelitian. Dan terima kasih juga atas pengertian dan perhatiannya kepada penulis.

  11.

  

  Ibu Susiani (Bu’le Ani) dan Bapak Toni (Le Yono), terima kasih

  banyak atas referensinya tentang Sekolah Sabilina. Serta atas doa dan perhatiannya kepada penulis.

  12. Sahabat-sahabat penulis Nissa dan Maya yang sama-sama berjuang membuat skripsi. Abid, Na, Karin terima kasih atas doa dan dukungannya serta selalu memberikan semangatnya kepada penulis.

  13. Kepada keluarga besar Bapak dan Ibu Prof. Dr. H. M Yunan Yusuf terima kasih atas doa dan dukungannya.

  14. Rekan-rekan BPI, khususnya BPI angkatan 2005, Laily, Jefri, Agus, Qory, Qiqy, Kasma, yang sama-sama berjuang dalam menyelesaikan skripsi. Antie, Ina, Yenni, Eneng, dan teman-teman lainnya yang menjadi motivator penulis dalam menyelesaikan karya kecil ini, terima kasih atas doanya.

  15. Terima kasih kepada Mas Ipul yang sudah banyak membantu dalam penulisan skripsi ini.

  16. Teman-teman KULFA CENTER yang selalu berjuang dan tetap bertahan dengan keadaan kita semoga perjuangan ini menghasilkan sesuatu yang bermanfaat nantinya. Amien, serta murid-murid penulis Sharen dan Risma yang dapat menghibur ketika penulis sedang jenuh terima kasih atas dukungannya.

17. Para sahabat dan kerabat, serta semua pihak yang tidak dapat penulis cantumkan satu-persatu terima kasih banyak atas doa dan dukungannya.

  Semoga bantuan dan kerjasama yang baik ini dibalas oleh Allah SWT,

    dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembacanya.

  Amien! Depok, 17 Juni 2009

  Penulis Dwika Novriyanti Fajrien

  

PENDAHULUAN

  A.

   Latar Belakang Masalah

  Lebih dari 25% total penduduk di dunia adalah anak-anak. Namun bukan tidak mungkin jumlah tersebut bisa menjadi salah satu anasir penentu masa depan bangsa. Karena kepribadian suatu bangsa tergantung dari kepribadian generasi mudanya. Menurut data yang ada, sekitar

   28 orang per tahun usia anak dan remaja mengakhiri masa frustrasinya akan

  

1

kehidupan dengan cara bunuh diri.

  Selama berpuluh-puluh tahun, orang sudah begitu yakin bahwa keberhasilan di masa depan sangat ditentukan oleh kepribadian anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepribadianlah yang membuat anak sukses hidupnya. Penelitian melaporkan, anak berusia 2-5 tahun, yang sering menonton film kartun yang menunjukkan kontak fisik, memiliki

  2 kecenderungan bersikap agresif di masa mendatang.

  Semakin sering anak usia sekolah menonton program televisi yang mempertontonkan kekerasan, semakin besar pula kecenderungan mereka untuk mempunyai tingkah laku anti-sosial. Misalnya agresif, tidak patuh, dan bermasalah di usia sekolah.

  Pada tingkat TK atau SD menjadi tempat pertama anak-anak 1 memperoleh pendidikan dasar, karena di tempat ini anak lebih cepat

  Neno Warisman, Makalah Seminar Kisah Antara Kisah dengan Kepribadian Anak Kita, (Depok: Hotel Bumi Wiyata 2008), h. 1. 2 mendapat pengaruh dan lebih mudah dibentuk pribadinya. Dalam cerita terdapat ide, tujuan, imajinasi, bahasa, dan gaya bahasa. Unsur-unsur tersebut berpengaruh dalam pembentukan pribadi anak. Dari sinilah

   

  tumbuh kepentingan untuk mengambil manfaat dari cerita di sekolah, pentingnya memilih cerita, dan bagaimana cara menyampaikannya pada anak. Oleh karena itu, penetapan pelajaran bercerita pada masa awal

  3 sekolah dasar adalah bagian terpenting dari pendidikan.

  Cerita dapat membantu membentuk kepribadian anak. Karenanya, salah satu cara yang cukup efektif dalam menasihati anak adalah melalui cerita atau kisah. Hal ini cukup efektif, karena anak akan mampu menyerap dengan mudah gambaran tentang baik dan buruknya sesuatu hal melalui isi sebuah cerita. Seiring berjalannya waktu, bahkan sampai berabad-abad, cerita rakyat masih selalu melekat dalam ingatan banyak orang. Hal ini dikarenakan cerita rakyat memiliki nilai tersendiri dibandingkan dengan cerita-cerita lainnya. Ada yang bersifat pendidikan moral bagi masyarakat tertentu, nilai sejarah, ataupun mitos. Dengan demikian, cerita-cerita ini selalu dipelihara dan disampaikan dari mulut ke mulut sebagai upaya penyampaian pesan yang terdapat di dalam masing-

  4 masing cerita.

  Tetapi sebagian dari isi cerita ada yang mengandung unsur-unsur negatif. Hal ini kecuali jika kita menghindarkan hal yang negatif atau 3 Abdul Aziz Abdul Majid, Mendidik Dengan Cerita, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), h. 4-5. 4 memperbaikinya, karena informasi yang terkandung dalam cerita akan berpengaruh pada pembentukan moral dan akal anak, dalam kepekaan rasa,

  5 imajinasi, dan bahasanya.

   

  Misalnya, cerita Malin Kundang Anak Durhaka, cerita ini begitu melekat dalam ingatan banyak orang. Bahkan para guru, orang bijak, dan orangtua selalu menyelipkan cerita ini di beberapa pesan moral yang mereka sampaikan kepada murid atau anaknya agar menjadi anak yang berbakti kepada orangtua dan tidak mendapatkan murka Tuhan. Bingkai cerita rakyat ini merupakan media bagi orangtua dahulu untuk memberikan pendidikan tertentu kepada masyarakat dan generasi berikutnya, memang efektif. Dalam perumusannya dari masing-masing cerita tersebut, orangtua dahulu memberikan bahasa khusus untuk sebuah larangan, pantangan, dan hal tabu, yaitu dengan ungkapan “pamali”, agar mereka tidak mendapatkan akibat

  6 buruk sebagaimana yang terdapat dalam cerita-cerita rakyat ini.

  Banyak hikmah dan pesan moral yang dapat diambil dan dijadikan pelajaran bagi anak, seperti kejujuran, kesalehan seseorang, mencintai sesama makhluk Tuhan. Kisah kepahlawanan, anak durhaka yang celaka, kesabaran, dan pengorbanan seorang pemimpin, ketulusan cinta kasih ibu, dan kerugian orang yang sombong. Sebagaimana ditekankan penyusun, sebuah kisah merupakan daya tarik dan bisa menjadi imajinasi anak dalam mencerna cerita.

  Kini cerita yang sarat akan nilai-nilai moral mulai tersingkir dengan banyaknya anak yang mengidolakan tokoh-tokoh kartun seperti Doraemon, 5 Majid, Mendidik Dengan Cerita, h. 4. Dora, Kapten Tsubasa hingga Spongebob. Televisi mengambil alih peran orang tua dan menjadi pencerita utamanya. Di Negeri Cina, ada sebuah provinsi yang masyarakatnya masih sarat dan kental memegang nilai-nilai

   

  7 Islam. Padahal, mereka adalah minoritas di negaranya.

  Berdasarkan salah satu sumber penyebabnya ternyata adalah karena kaum ibu di tempat itu seringkali menceritakan kisah atau bercerita kepada anak-anaknya setiap kali anak-anak akan beranjak tidur, para ibu dengan rutin menceritakan kisah para pejuang, tokoh-tokoh muslim pada anak-anak mereka. Hal ’kecil’ itu ternyata mampu membuat nila-nilai rabbaniah mengakar pada relung masyarakat agar selalu memegang nilai-nilai Islam.

  Lantas, bagaimana dengan Indonesia? alih-alih bercerita tentang rasul, sahabat, atau tokoh muslim, kita dan anak-anak mungkin tidak lagi “mengenal cerita ‘Si kancil Curi Ketimun’. Tetapi lebih paham dengan judul Si Tansil

  Cur i Triliyun”. Buktinya sekarang, otak kancil masih merajalela. Tanpa sadar kita sering dididik untuk menjadi licik, bukan cerdik.

  Tambah lagi, cerita-cerita rakyat pada umumnya sangat kentara dengan nilai-nilai syirik, ujar Wuntat Wawan Sembodo, S.Ag. seorang pencerita asal Yogyakarta yang kerap diundang ke berbagai tempat untuk

  8 bercerita di depan anak-anak.

  Menurut pakar dongeng Riris Sarumpaet, dongeng bermanfaat bagi orangtua sebagai pendongeng, dan tentu saja untuk anak sebagai pendengar.

  Selain itu, dari berbagai cara untuk mendidik anak, dongeng merupakan cara 7 Neno Warisman, Bercerita, Sudahkah Anda Membiasakannya?, artikel diakses pada 27 yang ampuh dan efektif untuk memberikan human touch atau sentuhan

  

9

manusiawi dan sportivitas bagi anak.

  Bahkan, di dalam al- Qur’an pun kita dapat menemukan beberapa

   

  kisah, seperti kisah para Nabi dan Rasul. Begitu pentingnya cerita sehingga Allah swt, memerintahkan kepada Rasul-Nya, Muhammad saw, untuk menceritakan tentang kisah Nabi dan Rasul terdahulu. Allah swt berfirman dalam surat Maryam ayat 41 :

  

⧫  ◆

⧫   ⧫⧫

  

  Artinya:

  “Ceritakanlah (hai Muhammad) kisah Ibrahim di dalam Al-Kitab (Al- Qur’an ini. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan lagi seorang Nabi.”

  Metode mendidik kepribadian anak melalui kisah akan memberi kesempatan bagi anak untuk berpikir, merasakan, merenungi kisah tersebut, sehingga seolah ia ikut berperan dalam kisah tersebut. Adanya keterkaitan emosi anak terhadap kisah akan memberi peluang bagi anak untuk meniru tokoh-tokoh berakhlak baik dan berusaha meninggalkan perilaku tokoh-tokoh berakhlak buruk.

  Sedangkan Islam mengajarkan kita mengambil ikhtibar, nasihat dan pelajaran dari kisah-kisah al- Qur’an, agar kisah-kisah tersebut menjadi penghalang dari terjerumusnya kita ke dalam kesalahan-kesalahan. Allah berfirman dalam Al- 9 qur’an surat Yusuf ayat 111:

  

⬧⬧   ⬧

◆  ⧫ 

⧫ ⧫ ⧫◼ ◆⧫

   

⬧◆ ⧫⬧  ⧫✓⧫

⧫ ⬧◆ → 

➔◆ ◆❑◆◆ ❑⬧

⧫❑⬧ 

  Artinya : ”Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran

  bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al- Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.”(QS. Yusuf [12]: 111)

  Kisah-kisah dalam al-Q ur’an merupakan nasihat yang paling penting, yang Allah berikan kepada kita, agar kita dapat mengambil pelajaran dari kehidupan umat-umat yang terdahulu. Juga agar kita mengetahui bahwa Allah adalah Maha kuasa atas segala sesuatu, dan Allah Maha Penyayang terhadap kita, sebab Dialah yang mendekatkan petunjuk dan bimbingan kepada kita dalam pola yang sangat sederhana dan sesuai dengan akal manusia. Selain itu, juga agar semua pihak mengetahui bahwa al-Q ur’an menjelaskan tentang segalanya.

  Cerita atau kisah mempunyai kekuatan dan daya tarik tersendiri dalam menarik simpati anak, perasaannya aktif. Hal ini dapat memberi gambaran bahwa cerita atau kisah disenangi banyak orang, cerita dalam al-Quran bukan hanya sekedar memberi hiburan, tetapi untuk direnungi, karena cerita dalam al-Quran memberi pengajaran kepada manusia.

  Dapat dipahami bahwa cerita dapat melunakkan hati dan jiwa anak didik, cerita tidak hanya sekedar menghibur tetapi dapat juga menjadi nasehat, memberi pengaruh terhadap akhlak dan perilaku anak, dan terakhir kisah atau

   

  cerita merupakan sarana ampuh dalam pendidikan, terutama dalam pembentukan kepribadian anak. Hal ini dikarena anak mulai dapat mendengarkan cerita sejak ia dapat memahami apa yang terjadi di sekelilingnya, dan mampu mengingat apa yang disampaikan orang

  10 kepadanya.

  Berdasarkan latar belakang dan pokok pikiran di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian secara mendalam dan sekaligus dijadikan pembahasan skripsi dengan judul

  “Bimbingan Pembentukan Kepribadian Anak Melalui Kisah-Kisah Islami Pada Siswa-Siswi SD Islam Sabilina Cibubur. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

  Agar pembahasan skripsi ini lebih terarah maka penulis membatasi masalah pada bimbingan pembentukan kepribadian anak melalui kisah- 10 kisah Islami di SD Islam Sabilina Cibubur.

  Abdul Aziz Abdul Majid, Mendidik Dengan Cerita, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

  2. Perumusan Masalah

  Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk bimbingan melalui cerita tentang kisah-kisah Islami dalam rangka

   

  membentuk kepribadian anak? C.

   Tujuan dan Manfaat Penelitian

  1. Tujuan penelitian

  Secara umum tujuan penelitian adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh bimbingan pembentukan kepribadian anak melalui kisah-kisah Islami di SD Islam Sabilina Cibubur.

2. Manfaat penelitian

  Diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat secara teoritis, yaitu memberikan sumbangan wawasan keilmuan khususnya bimbingan dan penyuluhan Islam mengenai pembentukan kepribadian anak. Dan manfaat praktis, yaitu memberikan gambaran dan informasi kepada para orang tua agar dapat memberikan waktu luang kepada anak-anaknya untuk selalu mendongengkan sebuah cerita atau kisah.

D. Metodologi Penelitian 1. Metode Penelitian

  Untuk mengetahui bagaimana bimbingan pembentukan kepribadian anak melalui kisah-kisah Islami, dengan unsur-unsur pokok yang harus ditemukan sesuai dengan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian yang deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh siswa-siswi SD

   

  Islam Sabilina Cibubur melalui kisah-kisah Islami misalnya pada perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada sesuatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

  11 alamiah.

  Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Lexy. J. Moleong, pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

  12 yang diamati.

  Menurut Hesti R. Wijaya (1996) penelitian kualitatif akan lebih diuntungkan karena disainnya lebih fleksibel dan berkembang dalam proses penelitiannya, dan juga lebih bisa menjelaskan, memberikan

  13

  pengertian, serta pemahaman yang mendalam. Oleh karena itu Poerwandari (2001) menyatakan:

  “hal-hal yang membutuhkan pemahaman

  14 11 mendalam dan khusus sangat sulit diteliti dengan pendekatan kuantitatif Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2007), cet. ke-23, h. 6. 12 13 Ibid., h. 4.

  Wijaya, Hesti R. Penelitian Berperspektif Gender dalam Jurnal Analisis Sosial:

Analisis Gender dalam Memahami Persoalan Perempuan, Edisi 4/November, (Bandung: Akatiga,

1996), h. 4. 14

  Adapun tehnik pendekatan kualitatif yang digunakan yaitu studi kasus. Yang didefinisikan sebagai kasus yaitu fenomena khusus yang hadir dalam suatu konteks yang terbatasi (bounded contcxt). Kasus itu dapat berupa individu, kelompok kecil, organisasi, komunitas, atau bahkan suatu bangsa (Poerwandari, 2001).

  Penelitian ini berupa penelitian deskriptif yang bertujuan menggambarkan suatu keadaan atau suatu fenomena tertentu berdasarkan data-data yang diperoleh. Dalam penelitian ini peneliti berupaya semaksimal mungkin untuk mendapatkan gambaran lengkap mengenai proses pembentukan kepribadian anak melalui kisah-kisah Islami.

  2. Subjek dan Objek Penelitian

  Subjek dalam penelitian ini, diambil 3 (tiga) orang siswa secara acak dengan variasi kelas yang berbeda. Terpenuhinya variasi ini diharapkan dapat menggambarkan jawaban atas permasalahan penelitian dengan baik. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah bimbingan pembentukan kepribadian anak melalui kisah-kisah Islami pada siswa- siswi SD Islam Sabilina Cibubur.

  3. Teknik Pengumpulan Data

  Berdasarkan permasalahan penelitian dan data-data yang dibutuhkan, maka penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 15

   

15 Kasus yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kasus pembentukan kepribadian anak melalui kisah-kisah Islami.

  a.

  Observasi Observasi yaitu aktifitas pengamatan meliputi kegiatan pemusatan

  16 perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan alat indera.

   

  Dalam penelitian ini, observasi dilakukan dengan cara mengamati kegiatan yang dilakukan oleh subjek yang berhubungan dengan kisah- kisah Islami.

  b. Wawancara (interview) Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna

  17

  dalam suatu topik tertentu. Wawancara ini dilakukan karena peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subyektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara terstruktur, yaitu wawancara yang pertanyaannya akan diajukan telah ditetapkan dan disusun oleh peneliti sendiri secara jelas dan terinci dalam suatu bentuk catatan.

  c.

  Dokumentasi Data-data yang diperoleh dari lapangan yang berhubungan dengan masalah penelitian, baik dari sumber dokumen formal, buku-buku, artikel dan lain sebagainya.

  4. Teknik Analisis Data 16 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.

  Yang dimaksud dengan teknik analisa data adalah suatu proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan

  18

  diinterpretasikan. Menurut Bogdan & Biklen yang dikutip oleh Lexy J

   

  Moleong mengemukakan bahwa teknik analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milah menjadi bahan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang akan

  19 diceritakan kepada orang lain.

  Teknik yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai, yaitu dari data yang terkumpul kemudian dijabarkan dengan memberi interpretasi untuk kemudian diambil kesimpulan akhir.

5. Teknik Penulisan

  Dalam penulisan ini peneliti menggunakan teknik penulisan yang didasarkan pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi” Yang diterbitkan oleh CeQDA (Center For Quality Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

E. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara ringkas tentang susunan penulisan ini. Untuk memudahkan arah

18 Masri Singarimbun dan Sofian Efendi, Metode Penelitian Survai, (Jakarta: LP3ES,

  pembahasan maka penulis membagi penulisan ini menjadi 5 (lima) bab, terdiri atas: BAB I PENDAHULUAN

   

  Memuat latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

  BAB II TINJAUAN TEORI Pada bab ini penulis mengemukakan tentang bimbingan, meliputi: pengertian bimbingan, bentuk bimbingan, serta metode bimbingan. Kemudian dilanjutkan dengan pembahasan tentang kepribadian, Anak. Serta pembahasan mengenai kisah-kisah Islami.

  BAB III PROFIL SD ISLAM SABILINA CIBUBUR Pada bab ini penulis akan membahas tentang SD Islam Sabilina, terdiri atas: sekilas yayasan Sabilina, identitas sekolah, visi dan misi sekolah, kurikulum pendidikan, komponen siswa, serta sarana dan prasarana.

  BAB IV TEMUAN DAN ANALISA DATA Pada bab ini berisi tentang temuan data dan analisis pelaksanaan bimbingan pembentukan kepribadian anak melalui kisah-kisah Islami pada siswa-siswi SD Islam Sabilina Cibubur.

  BAB V PENUTUP

  Berisi tentang kesimpulan mengenai hasil penelitian mengenai temuan-temuan dalam penelitian yang dianggap penting dan saran yang berkaitan dengan penelitian tersebut.

   

BAB II TINJAUAN TEORI

    A.

   Bimbingan

  1. Pengertian Bimbingan

  Pengertian bimbingan yang lebih formulatif adalah bantuan yang diberikan kepada individu agar dengan potensi yang dimiliki mampu mengembangkan diri secara optimal dengan jalan memahami diri, memahami lingkungan, mengatasi hambatan guna menentukan 20 rencana masa depan yang lebih baik.

  Dewa Ketut Sukardi menjelaskan, “Bimbingan adalah suatu proses yang diberikan kepada seseorang agar dapat mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki, mengenal diri sendiri, mengatasi persoalan sehingga ia dapat menentukan sendiri jalan hidupnya secara 21 bertanggung jawab tanpa tergantung pada orang lain.”

  Mc Daniel menjelaskan, bimbingan adalah bagian dari proses layanan yang diberikan kepada individu guna membantu mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam

  20 M. Umar dan Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung: Pustaka Setia, 1998), h.

  9. 21 Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah, (Surabaya: Usaha membuat pilihan-pilihan, rencana-rencana, dan interpensi-interpensi 22 yang diperlukan untuk menyesuaikan diri yang baik.

  Sementara itu, Jones Staffire dan Stewart menjelaskan,

   

  bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu dalam membuat pilihan-pilihan dan penyesuaian-penyesuaian yang bijaksana.

  Bantuan itu berdasarkan atas prinsip demokratis yang merupakan tugas dan hak setiap individu untuk memilih jalan hidupnya sendiri sejauh 23 tidak mencampuri hak orang lain.

  Dari definisi yang dikutip di atas, dapat diambil beberapa penjelasan, yaitu: a)

  Bimbingan adalah suatu bantuan yang diberikan pada setiap orang yang mengalami perkembangan. Sehingga tidak benar orang yang menganggap bahwa bimbingan hanya diberikan bagi orang yang hanya bermasalah saja, tapi bimbingan berlaku bagi setiap individu, pada setiap fase, dan dimana saja.

  22 23 Ibid., h. 95.

  Prayitno dan Eman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), cet. ke-1. h. 94. b) Bimbingan dilakukan secara berkesinambungan, tidak cukup sekali saja diberikan, karena bimbingan memiliki tujuan yang pasti, bukan kegiatan yang dilakukan secara kebetulan saja, tanpa ada aturan

   

  main yang berlaku dan bimbingan memberikan alternatif-alternatif dalam memecahkan masalah yang sedang dihadapi oleh klien.

2. Bentuk Bimbingan

  Berbagai bentuk-bentuk bimbingan telah berkembang mengikuti perkembangan tuntunan hidup manusia dalam masyarakat yang semakin meningkat tuntunan hidupnya. Yang demikian itu, berdampak pula pada kehidupan mental spiritual mereka yang semakin ruwet (kompleks), tidak sederhana dan tidak pula semakin meredakan batin, bahkan sebaliknya semakin meningkatkan ketegangan jiwa.

  Untuk menolong meredakan ketegangan-ketegangan tersebut, maka bimbingan mengarahkan pada bentuk-bentuk yang dapat dilihat dari segi bidangnya, menurut H. M. Arifin diantaranya adalah: 1.

  Bimbingan dan Penyuluhan bidang Vokasional (Vocational Guidance and Counseling) .

  Yaitu bimbingan dan penyuluhan yang berhubungan dengan masalah jabatan, pekerjaan, atau kekayaan yang perlu dipilih oleh murid (terbimbing) sesuai dengan bakat dan kemampuan masing- masing untuk masalah sekarang maupun masalah masa 24 mendatang.

  Dengan kata lain, bimbingan tersebut adalah membantu

   

  individu untuk bisa melihat problematika yang dihadapi oleh terbimbing dalam mencari pekerjaan dan melakukan pekerjaan itu sesuai dengan kemampuan dan bakat yang dimiliki, serta sesuai dengan petunjuk Allah swt. Hal ini harus mendapat perhatian dari orang-orang yang bersangkutan agar dikemudian hari tidak mengakibatkan frustasi serta kegagalan dalam pelaksanaan tugas hidupnya.

2. Bimbingan dan Penyuluhan dalam bidang Pendidikan (Education Guidence and Counseling).

  Yaitu pemberian bantuan bimbingan yang menyangkut tentang pengambilan keputusan mengenai lapangan studi yang akan dipilih, dalam hal ini ada hubungan dengan kurikulum di 25 sekolah-sekolah atau perguruan tinggi serta fasilitasnya.

  Seperti kita ketahui pendidikan pada hakekatnya merupakan upaya untuk mengarahkan pada perkembangan manusia agar menuju ke arah yang baik, bukan ke arah yang buruk. Sebagaimana Aunur Rahim Faqih merumuskan bahwa pendidikan adalah upaya 24 mengarahkan perkembangan kepribadian (aspek psikologi dan

  M. Arifin, Teori-teori Konseling Agama dan Umum, (Jakarta: Golden Terayon, 1996), cet. ke-3, h. 17. 25 psikofisik) manusia sesuai dengan hakekat manusia menjadi insan kamil, dalam rangka mencapai tujuan akhir kehidupannya, yaitu kebahagian hidup di dunia dan akhirat.

3. Bimbingan dan Penyuluhan dalam Bidang Kesehatan Jiwa (Mental Health Counseling).

  Yaitu suatu bimbingan atau nasehat yang bertujuan untuk menghilangkan faktor-faktor yang menimbulkan gangguan jiwa klien, sehingga dengan demikian akan memperoleh ketenangan hidup rohaniah yang sewajarnya sebagaimana yang diharapkan. 26 4. Bimbingan dan Penyuluhan Keagamaan

  Yaitu bimbingan dan penyuluhan yang diberikan kepada seseorang yang bersifat keagamaan yang bertujuan untuk membantu problema perseorangan dengan melalui keimanan menurut agamanya.

  Dengan menggunakan pendekatan keagamaan dalam bimbingan tersebut, klien dapat diberi insight (kesadaran terhadap adanya hubungan sebab akibat dalam problema yang dialami) dalam pribadinya yang dihubungkan dengan nilai keimanannya yang mungkin pada saat itu telah lenyap dalam jiwa klien.

  3. Metode Bimbingan

  26 M. Arifin, Teori-teori Konseling Agama dan Umum, (Jakarta: Golden Terayon, 1996),  

  Dalam pengertian harfiah metode adalah jalan yang harus dilakukan untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, pengertian hakiki dari metode adalah segala sarana yang digunakan untuk mencapai

   

  tujuan yang diinginkan baik sarana tersebut baik berupa fisik maupun 27 non fisik. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan, dan sebagainya), yakni cara kerja yang tersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu 28 kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.

  Adapun metode bimbingan menurut M. Arifin adalah : 1.

  Wawancara Yaitu salah satu cara memperoleh fakta-fakta kejiwaan yang dapat dijadikan bahan pemetaan tentang bagaimana sebenarnya hidup kejiwaan anak bimbingan pada saat tertentu yang memerlukan bantuan, sehingga memudahkan konselor dalam memberikan bimbingan.

2. Metode Group Guidance (Bimbingan Secara Kelompok)

  Yaitu cara pengungkapan jiwa serta pembinaannya melalui kegiatan kelompok-kelompok seperti ceramah, diskusi, dan 27 sebagainya. Metode ini menghendaki setiap anak bimbing 28 Arifin, Teori-teori Konseling Agama dan Umum, h. 19.

  Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Departemen Pendidikan

dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), cet. ke-1, h. 580- melakukan hubungan timbal balik dan teman-temannya dan bergaul melalui kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi peningkatan pembinaan pribadi masing-masing.

    3.

  Metode Non-Direktif (cara yang tidak mengarah) Metode ini dibagi menjadi 2 macam, yaitu:

  a. Client centered, yaitu pembimbing bersikap memperhatikan dan klien lebih aktif.

  b. Metode edukatif , pembimbing lebih banyak memberikan motivasi-motivasi yang bersikap persuasif.

  4. Metode psikoanalitis, dengan pengungkapan pikiran perasaan dari klien yang tidak lagi disadari.

  5. Metode direktif, pemberian bantuan atau bimbingan secara langsung dan klien lebih bersikap pasif.

  6. Metode sosiometri, ialah salah satu cara yang digunakan untuk mengetahui hubungan sosial terbimbing.

  Salah satu komponen yang paling penting dalam proses pelaksanaan bimbingan khususnya di lembaga pendidikan adalah metode yang diterapkan. Metode bimbingan juga berfungsi sebagai penunjang kelancaran program pembinaan dan pendidikan yang pelaksanaannya berdasarkan atau pendekatan individual atau kelompok.

  Metode yang diterapkan harus sesuai dengan sifat pelayanan berdasarkan pendekatan-pendekatan psikologis dan sosial cultural yang mungkin menjadi sumber pokok-pokok problem yang dihadapi.

  Dalam penerapannya, ada beberapa metode yang lazim dipakai dalam bimbingan dimana sasarannya adalah mereka yang berada dalam kesulitan mental spiritual disebabkan oleh faktor-faktor

   

  kejiwaan dari dalam dirinya sendiri. Pada penulisan ini bimbingan dilihat sebagai proses komunikasi.

B. Kepribadian 1. Pengertian Kepribadian

  Kepribadian berasal dari kata “Personality” dalam bahasa Inggris yang berasal dari kata “Personal” dalam bahasa Latin yang berarti kedok atau topeng. Yaitu tutup muka yang sering dipakai oleh pemain-pemain panggung, yang maksudnya untuk menggambarkan 29 perilaku, watak atau pribadi seseorang.

  Pengertian kepribadian, adalah sebuah konsep yang sukar dimengerti dalam psikologi, meskipun istilah ini digunakan sehari- 30 hari. Di bawah ini akan dikemukakan sederetan definisi dari berbagai sarjana, sekedar untuk menggambarkan beberapa luasnya pengertian yang dicakup oleh istilah tersebut.

  Menurut teori psikologi, dikemukakan oleh Fillmore H.Sandfprd, bahwa kepribadian adalah sesuatu yang unik dari sifat-sifat seseorang

  29 Agus Sujanto, dkk., Psikologi Kepribadian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), cet . ke-9. h.10. 30 Sarlito W. Sarwono, Pengantar Umur Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 2003), cet.

  31

  yang berlangsung lama. Dapat diambil kesimpulan bahwa kepribadian merupakan suatu sifat yang menjadikannya sebagai ciri tersendiri dari orang lain yang tercermin melalui tingkah laku, cara berbicara, berfikir,

    dan lain-lain.

  Setelah kita memahami pengertian tentang kepribadian, maka untuk selanjutnya bagaimana membentuk kepribadian itu. Yang jelas bahwa kepribadian seseorang itu tidak dapat terbentuk dengan hanya sekaligus jadi dan dengan cara yang mudah. Oleh karena itu, pembentukan kepribadian merupakan suatu proses akhir dari perkembangan itu kalau berlangsung dengan baik akan menghasilkan suatu kepribadian yang harmonis. 32 Kepribadian disebut juga dengan watak atau karakter. Untuk menciptakan kepribadian seseorang hendaknya sudah kita mulai sejak dalam kandungan, kemudian berkembang pertumbuhannya dalam lingkungan keluarga. Hali ini disebabkan karena semua pengalaman dilalui anak baik yang didengar, dilihat, dirasakan serta pendidikan yang diterimanya dari orang tuanya, apakah secara sengaja atau tidak 33 akan menjadi bagian dari kepribadian itu.

  31 32 Sujanto, Psikologi Kepribadian, h. 11.

  Sumadi Suryabrata, Psikologi Kepribadian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998), cet. ke-8, h. 1. 33 Baihaqi, Metodologi Dakwah Pada Kehidupan Remaja, (Jakarta: Ditjen Bimas Islam

  Dalam Islam, sitilah kepribadian lebih dikenal dengan term al- 34

  syakhsh Abdul Mujib menyebutkan bahwa yang berarti “pribadi”.

  Kepribadian dalam psikologi Islam adalah integrasi sistem kalbu, akal

    35

  dan nafsu manusia yang menimbulkan tingkah laku. Definisi ini mengemukakan bahwa kepribadian merupakan integrasi dari tiga komponen daya nafsani. Pertama kalbu (fitrah ilahiyah) sebagai aspek supra kesadaran manusia yang memiliki daya emosi (rasa), kedua akal

  (fitrah Insaniyah) sebagai aspek kesadaran manusia yang memiliki daya

  kognisi (cipta) dan ketiga, nafsu (fitrah Hawaniyah) sebagai aspek prasadar atau bawah sadar manusia yang memiliki daya konasi (karsa).

  Sementara Netty Hartati dkk menambahkan kepribadian dalam Islam banyak definisi yang dikemukakan oleh ahli, diantaranya Al-ghazali 36 menyebutnya dengan khalq, Ali Rajab menyebutnya dengan Al-thub.

  2. Faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian

Dokumen yang terkait

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian - PENGARUH PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN IPA MADRASAH IBTIDAIYAH SWASTA NURUL FADHILAH BANDAR SETIA - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 18

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Deskripsi Data Penelitian - PENGARUH PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN IPA MADRASAH IBTIDAIYAH SWASTA NURUL FADHILAH BANDAR SETIA - Repository UIN Sumatera Ut

0 0 16

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - PENERAPANAN AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN KPR DI BANK BRI SYARIAH KC. S. PARMAN - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 10

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Perbankan Syariah - PENERAPANAN AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN KPR DI BANK BRI SYARIAH KC. S. PARMAN - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 13

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Bank BRI Syariah - PENERAPANAN AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN KPR DI BANK BRI SYARIAH KC. S. PARMAN - Repository UIN Sumatera Utara

0 0 19

PENGARUH ISLAM DAN KEBUDAYAAN MELAYU TERHADAP KESENIAN MADIHIN MASYARAKAT BANJAR

1 4 16

ANALISIS DANA TALANGAN HAJI PADA BANK MEGA SYARIAH CABANG PEKANBARU MENURUT HUKUM ISLAM

0 0 24

PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MTsN BANJARMASIN SELATAN Oleh : Istiqamah1 Abstrak - Tarbiyah Islamiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam

0 0 20

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK DENGAN METODE CERITA BERGAMBAR PADA MATERI BENDA HIDUP DAN TAK HIDUP KELAS 1 MIN 9 BANJAR

0 0 10

KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM DI AMERIKA

0 1 8